BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, kemajuan di bidang teknologi, persaingan yang semakin ketat antar perusahaan satu dengan yang lain, dan situasi perekonomian negara yang tidak menentu, mendorong manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan mampu menjaga aktifitas operasinya tetap stabil dan berkembang, sehingga tujuan perusahaan dapat terpacai dan dapat menumbuhkan kepercayaan bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan, seperti pelanggan, investor, kreditur,dll. Perusahaan membutuhkan modal yang besar untuk membiayai keperluan operasionalnya baik dari penjualan saham, hutang maupun dari laba perusahaan agar dapat bertahan di persaingan global tersebut. Apabila pembiayaan didasarkan pada laba perusahaan, maka pada saat itu manajer perusahaan dituntut untuk menghasilkan laba yang dapat menutupi segala kekurangan yang mungkin digunakan untuk keperluan operasionalnya maupun untuk membiayai hutang. Salah satu bentuk informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan perusahaan adalah laporan keuangan. Namun terkadang laporan keuangan dibuat tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya untuk mencapai target yang 1 2 diharapkan. Hal ini disebabkan didalam perusahaan itu sendiri terdapat berbagai kepentingan yang tidak selalu sama bagi pihak principal (investor) maupun pihak agen (manajemen). Menurut Sari (2010), para pemegang saham tentu menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya manajer perusahaan bisa saja bertindak untuk memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri. Oleh karena itu besar kemungkinan terjadi konflik kepentingan di antara meraka. Boediono (2005) mencatat banyak skandal keuangan atas laporan keuangan di perusahaan publik yang terjadi di Indonesia pada periode 1998 sampai dengan 2001, seperti PT. Lippo Tbk dan PT. Kimia Farma Tbk. Skandal ini merupakan awal mula dari terdektesi adanya manipulasi. Konflik kepentingan tersebut dapat memicu para manajer melakukan manajemen laba demi terwujudnya target laba. Walaupun pada dasarnya tujuan dari manipulasi laba untuk menghindari adanya kerugian, mendapatkan kompensasi, mencapai target laba, dan memenuhi ramalan analis (analyst forecast). Menurut Scott dalam Aprilia (2010), manajemen laba adalah tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan dan atau nilai pasar perusahaan. Ada 2 manajemen laba menurut Roychowdhury dalam Oktorina dan Hutagol (2007) yaitu manajemen laba berbasis akrual dan manajemen laba riil. Kedua manajemen laba tersebut mempunyai kriteria tersendiri walaupun samasama manipulasi laba. 3 Manajemen akrual dilakukan pada akhir periode ketika manajer mengetahui laba sebelum direkayasa sehingga dapat mengetahui berapa besar manipulasi yang diperlukan agar target laba tercapai. Namun, Oktorina dan Hutagol (2007) menyebutkan bahwa manipulasi akrual dibatasi oleh GAAP dan manipulasi akrual di tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, manipulasi ini dapat terdeteksi oleh auditor, investor ataupun badan pemerintah sehingga dapat berdampak pada harga saham bahkan menyebabkan kebangkrutan atau kasus hukum. Ewert dan Wagenhofer (2005) dalam Aprilia (2010) menyebutkan bahwa manajemen laba melalui akrual dibatasi oleh operasi bisnis dan manipulasi akrual pada periode sebelumnya. Manajemen laba akrual juga harus ditempatkan pada akhir tahun fiskal atau kuarter dan perusahaan menghadapi ketidakpastian apakah perlakuan akuntasi tersebut diperbolehkan oleh auditor pada saat itu Oleh karena itu, terdapat cara lain yang sering dilakukan oleh manajer untuk mengatur laba yaitu dengan memanipulasi aktivitas riil (real activities manipulation) melalui penurunan arus kas operasi, pengurangan biaya diskresioner dan overproduction. Ketiga manipulasi ini dapat terjadi disepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target laba tertentu, menghindari kerugian, mencapai target analyst forecast. Graham et al. (2005) menemukan bahwa manajer lebih memilih aktivitas manajemen laba riil dibandingkan dengan manajemen laba berdasarkan akrual. Hal ini sejalan dengan Zang dalam Aprilia (2010) menyatakan bahwa manajer lebih menyukai manipulasi aktivitas riil dibandingkan akrual, akan tetapi manajer tetap mempertahankan kedua teknik 4 tersebut untuk mencapai target laba yang diinginkan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2010) mengenai manipulasi aktivitas riil banyak yang memusatkan pada aktivitas investasi, seperti pengurangan biaya penelitian dan pengembangan. Terdapat bukti yang konsisten terhadap usaha-usaha perusahaan untuk mencegah kerugian melalui penawaran diskon harga untuk meningkatkan penjualan secara temporer, overproduction untuk harga pokok penjualan lebih rendah, dan mengurangi pengeluaran-pengeluaran diskresioner secara agresif untuk meningkatkan margin. Penelitian mengenai manajemen laba melalui aktivitas riil ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu oleh Oktorina dan Hutagol (2007) yang berhasil menemukan bukti bahwa perusahaan melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2010) walaupun berhasil menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan Right Issue dan terdaftar di BEI terindikasi melakukan manipulasi aktivitas riil melalui arus kas kegiatan operasi namun, tidak terindikasi melalui biaya produksi dan biaya diskresioner. Salah satu pemicu adanya manajemen laba yaitu dengan adanya asimetri informasi. Asimetri informasi ini ada ketika salah satu pihak memiliki informasi yang lebih besar yaitu biasanya para manajer, karena manajerlah yang mengetahui seluk beluk perusahaan, dimana ini semua akan memberikan peluang bagi para manajer untuk melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. 5 Penelitian mengenai pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba juga telah dilakukan oleh Halim, dkk (2005) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi asimetri informasi, semakin tinggi kemungkinan penggunaan manajemen laba. Hasil tersebut didukung oleh Sari (2010) dan Andariati (2007). Penelitian sebelumnya sudah konsisten, sehingga penelitian ini bertujuan untuk memperkuat penelitian sebelumnya dan akan memfokuskan pada manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil. Selain itu, manajemen laba ada karena para manajer termotivasi melakukannya. Salah satu motivasi manajer melakukan manjemen laba adalah untuk mendapatkan kompensasi yang besar. Dengan adanya insentif yang diberikan kepada para manajer akan memacu para manajer untuk mengelola laba perusahaan demi tercapainya target yang diharapkan. Selain itu dengan adanya penentuan rencana kompensasi bonus ini akan meningkatkan kinerja para manajer untuk menghasilkan laba yang besar. Penelitian mengenai pengaruh bonus plan terhadap manajemen laba juga dilakukan oleh Palestin (2007) yang menemukan pengaruh bonus plan terhadap manajemen laba. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Achmad,dkk (2007), Novrianto (2008), dan Astuti (2004) tidak menunjukan adanya pengaruh bonus plan terhadap manajemen laba. Maka dari itu, pada penelitian ini ingin memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Palestin. 6 Untuk meminimalisir terjadinya manajemen laba dibutuhkan mekanisme corporate governance, dimana salah satu faktor dari corporate governance ini dapat meminimalisir manajemen laba yaitu kepemilikan manajerial. Semakin banyak kepemilikan manajemen maka kepentingan antara manajemen dan para pemegang saham semakin selaras, sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Penelitian mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba telah dilakukan oleh Ujiyantho dan Bambang (2007) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Iqbal dan Nurul (2007), Suryani (2010), Palestin (2007) dan Boediono (2005). Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh, yaitu Novriyanto (2008) dan Astuti (2004) yang tidak menemukan pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memperkuat penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Ujiyantho dan Bambang (2007), Iqbal dan Nurul (2007), Suryani (2010), Palestin (2007) dan Boediono (2005) serta penelitian ini akan memfokuskan pada manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil. Penelitian mengenai manajemen laba riil ini sangat menarik untuk diteliti karena belum banyak penelitian yang membahas mengenai manajemen laba riil. Selain itu penelitian ini ingin membuktikan apakah hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba berbasis akrual akan sama dengan hasil penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba riil. Berdasarkan 7 latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengangkat dan membahas permasalahan tersebut dengan judul “ANALISIS PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BONUS PLAN TERHADAP MANAJEMEN LABA MELALUI AKTIVITAS RIIL”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah perusahaan diduga melakukan manajemen laba riil melalui penurunan arus kas operasi ? 2. Apakah perusahaan diduga melakukan manajemen laba riil melalui overproduction? 3. Apakah perusahaan diduga melakukan manajemen laba riil melalui pengurangan biaya diskresioner ? 4. Apakah asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui penurunan arus kas operasi? 5. Apakah asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui overproduction? 6. Apakah asimetri informasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui pengurangan biaya diskresioner? 7. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba melalui penurunan arus kas operasi? 8 8. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba melalui overproduction? 9. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba melalui pengurangan biaya diskresioner? 10. Apakah bonus plan berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui penurunan arus kas operasi? 11. Apakah bonus plan berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui overproduction? 12. Apakah bonus plan berpengaruh positif terhadap manajemen laba melalui pengurangan biaya diskresioner? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan memperoleh bukti empiris tentang: 1. Adanya manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur melalui penurunan arus kas operasi, overproduction, dan pengurangan biaya diskresioner. 2. Pengaruh asimetri informasi terhadap manajemen laba riil melalui penurunan arus kas operasi, overproduction, dan pengurangan biaya diskresioner. 3. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba riil melalui penurunan arus kas operasi, overproduction, dan pengurangan biaya diskresioner. 9 4. Pengaruh bonus plan terhadap manajemen laba riil melalui penurunan arus kas operasi, overproduction, dan pengurangan biaya diskresioner. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat di bidang teoritis. a. Memberikan tambahan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang memengaruhi manajemen laba melalui aktivitas riil pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat memperkaya riset akuntansi khususnya tentang manajemn laba. b. Acuan referensi untuk penelitian-penelitian di masa yang akan datang. 2. Manfaat di bidang praktis. a. Bagi manajer perusahaan Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman mengenai alat manipulasi manajemen laba melalui aktivitas riil. b. Bagi investor dan kreditur Penelitian ini diharapkan memberikan masukan terkait dengan pengambilan keputusan baik keputusan investasi, kredit maupun keputusan sejenis lainnya. c. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian empiris di bidang akuntansi bagi pengembangan di masa yang akan datang.