BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Menurut perhitungan

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1.
Simpulan
Menurut perhitungan weighted average cost of capital yang telah dilakukan, maka pada
periode 1995 atau sebelum IPO sampai 1996 atau periode setelah IPO, terbukti keputusan IPO
dual interlisting PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk berhasil secara langsung menekan biaya
modal perusahaan dilihat pada tahun 1995 dimana periode sebelum melakukan IPO dual
interlisting WACC PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah sebesar 5.9% dan menurun pada
tahun 1996 setelah melakukan keputusan IPO dual interlisting WACC turun menjadi 5.3%.
Perusahaan juga dianggap mampu menekan biaya modal jangka panjang dan menciptakan
struktur modal yang optimal dengan keputusan IPO dual interlisting di NYSE, biaya modal
meningkat tipis dan cenderung stabil dimana pada tahun 1995 biaya modal berada pada angka
5.9% dan pada tahun 2011 berada pada angka 8%, perusahaan tidak dapat langsung menekan
biaya modalnya secara keseluruhan hingga 2011, tetapi perusahaan dirasa dapat menekan total
biaya modalnya dimana peningkatan liabilitas jangka panjang yang besar tidak diiringi dengan
peningkatan biaya modal sebesar peningkatan liabilitas jangka panjangnya, dikarenakan
pembiayaan dengan modal sendiri porsinya semakin besar sehingga menciptakan struktur yang
baik dan perusahaan dapat menciptakan peningkatan keuntungan yang tinggi di tahun-tahun
berikutnya. Sehingga keputusan PT. Telkomununikasi Indonesia Tbk, untuk tetap listing di
NYSE dirasa penulis merupakan keputusan yang tepat, terlebih terdapat beberapa manfaat yang
tidak dapat dirasakanTelkom jika memutuskan untuk delisting di NYSE yaitu:
1. Perluasan distribusi pemegang saham kedalam bursa terbaik dan terbesar menurut jumlah
emiten dan total kapitalisasi pasarnya, sehingga risiko dapat ditekan dan berdampak pada
tingkat pengembalian yang di harapkan investor berkurang dan menekan biaya modal.
2. Akses terhadap pasar modal terbesar dunia dengan tingkat likuiditas yang tentunya lebih
besar.
3. Akses terhadap habitat investor terbesar di dunia yang merupakan “kolam”
berkumpulnya pemodal-pemodal besar.
4. Meningkatkan keyakinan investor asing dengan tercukupinya syarat-syarat untuk
menembus pasar modal internasional yang memiliki persyaratan yang lebih ketat.
5. Memberikan landasan yang lebih kuat bagi perusahaan untuk mengajukan pinjaman
maupun penawaran saham kedepannya
6. Peningkatan standar dalam proses bisnis dan tata kelola korporat seiring dengan standar
kualitas yang disyaratkan NYSE yang harus di patuhi PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk.
7. Meningkatkan kemunkinan kerja sama internasional yang dapat dilakukan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Dan kendala atas persyaratan yang tertulis pada NYSE500, dirasa cukup berat untuk Telkom
penuhi, yaitu:
1. Pengajuan penarikan kembali saham dari NYSE harus disepakati oleh 2/3 dari
keseluruhan pemegang saham beredar dan
2. Kurang dari 10% dari pemegang saham individual yang keberatan dari penarikan ini
(NYSE(1995))
Dilihat dari keseluruhan kinerja IPO dual interlisting perusahaan, PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk yang menyebabkan menejemen perusahaan dapat mencapai struktur modal yang
optimal dengan penggabungan unsur biaya saham atau modal sendiri, saham preferen dan hutang
jangka panjang yang tidak mengganggu keseimbangan dalam struktur untuk menciptakan
pengembalian atau return dari modal yang telah digunakan sehingga memaksimumkan nilai
saham.
V.2.
Saran
V.2.1. Saran Penelitian Selanjutnya
Dari penelitian yang dilakukan penulis dengan objek PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk,
penulis menyadari bahwa ada berbagai ketidaksempuranaan sehingga penelitian ini alangkah
baiknya disusul penelitian-penelitian lain yang diharapkan:
1. Dapat pula mengukur efek-efek interlisting lain diluar efek terhadap biaya modal seperti
efek visibilitas dan efek terhadap return perusahaan.
2. Dapat menggunakan objek perusahaan yang dapat dibedakan antara peristiwa IPO dan
interlistingnya sehingga dapat dikenali secara terpisah yang mana efek IPO dan efek
interlisting.
3. Dapat menggunakan objek perusahaan yang relatif lebih independen dari kepentingankepentingan lain yang tidak terkait langsung dengan growth
perusahaan seperti
kepentingan pemerintah demi mendukung implementasi kebijakan-kebijakan yang
dibuatnya, seperti yang ada pada PT.Telekomunikasi Indonesia.
V.II.2. Saran Untuk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Penulis merasa keputusan dual inter listing efektif dalam perannya untuk menekan biaya
modal dan membentuk struktur modal yang baik, melihat apabila perusahaan tidak lagi listing di
NYSE dapat meningkatkan risiko perusahaan dimana listing di dua bursa atau lebih dapat
memberikan penyebaran risiko perusahaan, terlebih Telkom dapat mengakses bursa besar seperti
NYSE yang lebih ketat dalam peraturan sehingga perusahaan dapat menciptakan perlindungan
hukum yang lebih baik kepada investor yang dapat meningkatkan standar performa
perusahaan.serta merasakan keuntngan-keuntungan lainnya.
Download