BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional telah lama digunakan baik di negara berkembang maupun negara maju. Menurut WHO (1992), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal maupun obat tradisional. Dukungan WHO terhadap konsep back to nature dibuktikan dengan adanya rekomendasi untuk menggunakan obat tradisional atau herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tumbuhan berkhasiat obat hanya berdasarkan pengalaman dan keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikut dan penggunaannya telah dilakukan nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu (Sari, 2006). Salah satu tumbuhan obat yang telah dikenal sejak zaman dahulu adalah sikkam (Bischofia javanica Blume) yang digunakan sebagai pewarna alami pada anyaman rotan dan bambu (Bachheti, et al., 2013). Oleh Harmida, dkk., (2011) menyebutkan masyarakat Desa Lawang Agung Kab. Lahat Sumatera Selatan menggunakan ekstrak daun sikkam untuk mengobati diare. Sari kulit batang juga digunakan sebagai antidiare (Pradhan dan Badola, 2008). Kandungan senyawa aktif beberapa tanaman obat seperti golongan tanin, flavonoid, alkaloid, saponin dan steroid/triterpenoid bertanggung jawab atas khasiat antidiare (Otshudi, et al., 1 Universitas Sumatera Utara 2000). Tanin bersifat sebagai antibakteri dan menciutkan dinding usus (Nurdjanah dan Christina, 2005; Ajaib dan Khan, 2012). Senyawa flavanoid dan terpenoid juga dapat berkhasiat sebagai antidiare (Otshudi, et al., 2000) selain itu, tumbuhan ini dapat juga berkhasiat sebagai antileukimia dan antiinflamasi (Sutharson, et al., 2009). Diare didefenisikan sebagai suatu keadaan peningkatan kecepatan pengosongan usus besar dan peningkatan kandungan air pada feses. Ciri-ciri diare umumnya ditandai dengan frekuensi defekasi yang melebihi frekuensi normal, konsistensi encer, bersifat akut dan kronis (Suharyono, 1991). Diare akut ditandai dengan adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, Shigella sp, Salmonella sp, virus, amuba dan oleh toksin bakteri antara lain Staphylococcus aureus, Clostridium welchii yang mencemari makanan, sedangkan diare kronis terkait dengan gangguan gastrointestinal (Jeejeebhoy, 1977). Berdasarkan uraian di atas maka pada penelitian dilakukan pengujian efek antidiare ekstrak etanol kulit batang sikkam terhadap tikus yang diiduksi oleum ricini menggunakan metode defekasi. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. apakah simplisia dan ekstrak etanol kulit batang sikkam dapat ditentukan karakteristiknya? b. apakah serbuk simplisia dan ekstrak etanol kulit batang sikkam dapat ditentukan golongan senyawa kimianya? c. apakah ekstrak etanol kulit batang sikkam mempunyai efek antidiare dan berapa dosis optimal yang sesuai bila dibandingkan dengan loperamid HCl? 2 Universitas Sumatera Utara 1.3 Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah: a. karakteristik simplisia dan ekstrak etanol kulit batang sikkam dapat ditentukan dengan melakukan karakterisasi. b. serbuk simplisia dan ekstrak etanol kulit batang sikkam dapat ditentukan golongan seyawa kimianya dengan melakukan skrining fitokimia. c. ekstrak etanol kulit batang sikkam mempunyai efek antidiare dan dosis optimal yang diperoleh sebanding dengan loperamid HCl. 1.4 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol kulit batang sikkam. b. skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol kulit batang sikkam. c. efek antidiare ekstrak etanol kulit batang sikkam dan dosis optimal bila dibandingkan dengan loperamid HCl. 1.5 Manfaat Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dalam usaha pemanfaatan tumbuhan sikkam sebagai obat antidiare bagi masyarakat Indonesia. 3 Universitas Sumatera Utara 1.6 Kerangka Pikir Penilitian Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Kulit batang sikkam Simplisia kulit batang sikkam Karakteristik simplisia Makroskopik, Kadar air, Kadar sari larut etanol, Kadar sari larut air, Kadar abu total, Kadar abu tidak larut asam Skrining fitokimia alkaloida, flavanoid, glikosida, tanin, saponin, steroid/triterpenoid Maserasi dengan etanol 80% Ekstrak etanol kulit batang sikkam Saat mulai terjadinya diare Konsistensi feses Tikus + oleum ricini Diare menurun Frekuensi diare Loperamid HCl Lama terjadi diare Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian 4 Universitas Sumatera Utara