V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

advertisement
V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ALIRAN
PERDAGANGAN IMPOR
5.1 Faktor-faktor yang Memengaruhi Aliran Perdagangan Impor Bawang
Merah Indonesia
5.1.1 Pemilihan Kesesuaian Model
Pemilihan kesesuaian model dilakukan dengan melakukan uji Chow dan
uji Hausman. Hasil pengujian dengan menggunakan uji Chow menunjukkan
probabilitas yang lebih kecil dari taraf nyata 5 persen. Hal ini berarti sudah cukup
bukti untuk menolak H0 dimana H0 merupakan model pooled least squared.
Setelah itu juga dilakukan pengujian dengan uji Hausman dimana probabilitasnya
lebih besar dari taraf nyata sehingga sudah cukup bukti untuk menolak H0 dan H0
merupakan model Random Effect. Berdasarkan hasil tersebut diketahui model
estimasi terbaik untuk mengetahui fakto-faktor yang memengaruhi aliran
perdagangan impor bawang merah Indonesia adalah dengan menggunakan model
efek tetap (fixed effect). Setelah model tersebut dipilih selanjutnya akan dilakukan
pengujian asumsi untuk mendapatkan model persamaan yang terbebas dari
masalah yang sering dijumpai dalam analisis regresi seperti Multikolinearitas,
Heteroskedastisitas dan Autokorelasi.
Indikasi terjadinya multikolinearitas dapat ditunjukkan dengan nilai Rsquared yang tinggi tetapi variabel independen banyak yang tidak berpengaruh
pada variabel dependen. Dari tujuh variabel independen yang dianalisis, dengan
R-squared sebesar 98,25 persen, hanya terdapat satu variabel yang tidak
signifikan. Hal ini berarti model sudah terbebas dari masalah multikolinearitas.
Pengujian asumsi selanjutnya, yaitu uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Hasil estimasi model dalam penelitian ini diberikan perlakuan cross - section
SUR, sehingga asumsi adanya heteroskedastisitas dan autokorelasi dapat
diabaikan.
5.1.2 Hasil Estimasi dan Interpretasi Model
Model estimasi terbaik yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap
faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan komoditas bawang merah
adalah dengan menggunakan efek tetap (fixed effect). Berdasarkan hasil estimasi
56
diketahui nilai koefisisien determinasi (R-squared) yang diperoleh sebesar 98,25
persen menunjukkan bahwa sebesar 98,25 persen keragaman impor bawang
merah dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangkan sisanya 1,75
persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model.
Tabel 5.1 Hasil Pendugaan Parameter Faktor-faktor yang Memengaruhi
Aliran Perdagangan Impor Bawang Merah Indonesia
Variabel
LNPOPJ
LNPOPI
LNPM
LNJE
LNGDPJ
LNGDPI
LNER
C
Koefisien
Std. Error
-7,982748
0,684535
-113,0607
8,670249
-2,531801
0,084126
15,21394
1,197638
16,03484
1,167134
22,28454
1,496306
0,218203
0,282733
1148,548
112,0012
Fixed Effect (Cross)
t-statistik
-11,66157
-13,04007
-30,09524
-12,70328
13,73864
14,89304
0,771762
10,25478
Thailand
India
Vietnam
Malaysia
China
Philippines
Netherlands
USA
Australia
R-squared
Prob (Fstat)
Prob.
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,4427
0,0000
8,380599
15,60498
6,188951
10,03516
15,57669
7,449297
-28,80708
-17,40212
-17,02647
Weighted Statistic
0,982584
Sum squared resid
0.000000
Durbin Watsonstat
Unweighted Statistics
0,849338
Sum squared resid
1,389422
R-squared
Durbin Watsonstat
Sumber: Lampiran 4
Catatan: Signifikan pada taraf nyata 1 persen
85,15533
2,174253
65,86102
Pada hasil uji normalitas (Tabel 5.2) probabilitas Jarque Bera lebih besar
dari pada taraf nyata yang digunakan (0,542755 > 0,05). Berdasarkan hal tersebut
maka residual dalam model ini dapat dikatakan sudah menyebar normal. Dalam
uji kriteria statistik untuk pelanggaran multikolinearitas, model ini juga
disimpulkan tidak mengalami pelanggaran tersebut. Hal ini karena data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan penggabungan dari data time series
dan cross-section, sehingga dapat mengurangi multikolinearitas. Selain itu dari
57
hasil estimasi, terlihat nilai R-squared yang cukup besar sedangkan variabel yang
tidak signifikan yaitu nilai tukar riil rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Model Faktor-faktor yang Memengaruhi
Aliran Perdagangan Impor Bawang Merah Indonesia
Model
Jarque-Bera
Probability
Aliran Impor Bawang Merah
1,222194
0,542755
Sumber: Lampiran 5
Nilai Durbin Watsonstat dari hasil pengolahan data adalah sebesar 2,17. Hal
ini berarti nilai Durbin Watsonstat tersebut berada di antara 1,55-2,46, maka model
yang diestimasi telah terbebas dari masalah autokorelasi. Sedangkan untuk
masalah heteroskedastisitas, dari hasil estimasi terlihat bahwa Sum Squared Resid
pada Weighted Statistics lebih besar dari Sum Squared Resid pada Unweighted
Statistics. Hal ini berarti model sudah terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
Selain itu, dengan menggunakan pembobotan Cross-Section SUR, masalah
autokorelasi dan heteroskedastisitas dapat disimpulkan sudah teratasi. Selanjutnya
akan dilakukan interpretasi pengaruh masing-masing faktor atau variabel terhadap
aliran perdagangan impor komoditas bawang merah. Probabilitas pada variabel
populasi negara pengekspor untuk komoditas bawang merah sebesar 0,0000. Hal
tersebut menunjukkan pengaruh nyata (signifikan) pada taraf nyata satu persen
terhadap aliran impor komoditas bawang merah Indonesia, dengan parameter
bertanda negatif (tidak sesuai dengan hipotesis penelitian).
Menurut Yuniarti (2007), populasi digunakan untuk mengukur ukuran
suatu negara. Suatu negara yang memiliki ukuran yang lebih besar menunjukkan
bahwa negara tersebut mempunyai produksi yang lebih beragam dan cenderung
untuk memenuhi kebutuhannnya sendiri (inwardly oriented), sehingga besarnya
populasi diperkirakann mempunyai hubungan yang negatif dengan perdagangan.
Namun di sisi lain besarnya populasi juga dapat menunjukkan potensi pasar yang
besar, sehingga populasi dapat berpengaruh positif. Ketidaksesuaian hasil estimasi
output dengan hipotesis penelitian menjadi indikasi, peningkatan populasi negara
asal impor menyebabkan negara tersebut mempunyai produksi yang lebih
beragam dan cenderung untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga
peningkatan populasi negara asal sebesar satu persen, akan mengurangi volume
impor bawang merah sebesar 7,98 persen (ceteris paribus).
58
Jumlah populasi negara Indonesia sebagai negara pengimpor memiliki
pengaruh negatif (tidak sesuai dengan hipotesis penelitian) dan menunjukkan nilai
probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini berarti variabel populasi berpengaruh nyata
(signifikan) terhadap volume impor komoditas bawang merah Indonesia. Kondisi
ini menunjukkan semakin besar populasi penduduk Indonesia sebesar satu persen
maka akan menurunkan volume impor komoditas bawang merah sebesar 113,06
persen (ceteris paribus). Peningkatan populasi Indonesia dalam hal ini
menunjukkan kecenderungan produksi bawang merah untuk pemenuhan
kebutuhan dalam negeri semakin besar.
Dugaan parameter dari variabel harga impor memiliki pengaruh negatif
(sesuai dengan hipotesis penelitian) dan menunjukkan nilai probabilitas sebesar
0,0000. Hal ini berarti bahwa variabel harga impor berpengaruh nyata (signifikan)
terhadap volume impor komoditas bawang merah
Indonesia. Kondisi ini
menunjukkan dengan adanya kenaikan harga impor komoditas bawang merah
sebesar satu persen akan menurunkan volume impornya sebesar 2,53 persen
(ceteris paribus).
Variabel jarak ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap volume impor
bawang merah Indonesia (tidak sesuai dengan hipotesis penelitian) dan
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel jarak ekonomi berpengaruh nyata (signifikan) terhadap aliran impor
komoditas bawang merah Indonesia. Kondisi tersebut juga menggambarkan
bahwa dengan meningkatnya jarak ekonomi sebesar satu persen akan
meningkatkan volume impor bawang merah Indonesia sebesar 15,21 persen
(ceteris paribus). Ketidaksesuaian hasil estimasi output dengan hipotesis
penelitian disebabkan karena adanya komisi perdagangan dari suatu transaksi.
Adanya komisi transaksi yang diberikan kepada perantara (broker) akan
memengaruhi transaksi perdagangan internasional. Hal ini disebabkan, semakin
tinggi nilai perdagangannya maka semakin tinggi juga komisi transaksi yang
diterima oleh perantara (broker).
GDP riil negara asal impor bawang merah Indonesia memiliki pengaruh
positif terhadap volume impor bawang merah Indonesia (sesuai dengan hipotesis
penelitian) dan menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini berarti
59
variabel GDP riil negara asal berpengaruh nyata terhadap volume impor bawang
merah Indonesia. Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya GDP riil
negara asal impor sebesar satu persen akan meningkatkan volume impor bawang
merah Indonesia sebesar 16,03 persen (ceteris paribus).
Sama halnya dengan GDP riil negara asal, variabel GDP riil Indonesia
memiliki pengaruh positif terhadap volume impor bawang merah (sesuai dengan
hipotesis penelitian) dan menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini
berarti variabel GDP riil Indonesia berpengaruh nyata (signifikan) terhadap
volume impor bawang merah Indonesia. Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan
meningkatnya GDP riil Indonesia sebesar satu persen akan meningkatkan volume
impor bawang merah Indonesia sebesar 22,28 persen (ceteris paribus).
Selanjutnya variabel nilai tukar pada estimasi hasil output memiliki
pengaruh positif terhadap volume impor komoditas bawang merah Indonesia
(sesuai dengan hipotesis penelitian) dan menunjukkan nilai probabilitas sebesar
0,4427. Hal ini berarti bahwa variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata (tidak
signifikan) terhadap volume impor bawang merah Indonesia. Kondisi ini
menunjukkan bahwa nilai tukar tidak memengaruhi aliran perdagangan impor
komoditas bawang merah Indonesia.
Dari hasil estimasi (Tabel 5.1) terdapat Fixed Effect (Cross) yang
memperlihatkan pembeda dari setiap cross section (negara). Terlihat bahwa India
memiliki nilai pembeda paling tinggi. Hal ini berarti volume impor bawang merah
Indonesia dari India memiliki rata-rata perubahan paling tinggi, yaitu sebesar
15,60498. Sedangkan Netherlands memiliki efek yang paling kecil, sehingga
dapat dikatakan volume impor komoditas bawang merah Indonesia dari
Netherlands memiliki rata-rata perubahan paling kecil yaitu sebesar -28,80708.
5.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Aliran Perdagangan Impor Kentang
Indonesia
5.2.1 Pemilihan Kesesuaian Model
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji Chow diperoleh nilai
statistik sebesar 2,575815 dengan nilai probabilitas lebih besar dari taraf nyata
lima persen. Hal ini berarti sudah cukup bukti untuk tidak tolak H0, dimana H0
60
dalam uji Chow adalah model Pooled Least Squared. Pengujian dengan uji
Hausman tidak dapat dilakukan karena jumlah variabel yang diteliti lebih besar
dari jumlah cross section (negara)nya. Kondisi ini pada akhirnya menunjukkan
bahwa model estimasi terbaik untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
aliran impor komoditas bawang merah Indonesia adalah dengan menggunakan
model pooled least squared. Dari tujuh variabel independen yang dianalisis,
dengan R-squared sebesar 86,20 persen, hanya terdapat satu variabel yang tidak
signifikan. Hal ini berarti model sudah terbebas dari masalah multikolinearitas.
Pengujian asumsi selanjutnya, yaitu uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi. Hasil estimasi model dalam penelitian ini diberikan perlakuan cross
- section SUR, sehingga asumsi adanya heteroskedastisitas dan autokorelasi dapat
diabaikan.
5.2.2 Hasil Estimasi dan Interpretasi Model
Model estimasi terbaik yang digunakan untuk melakukan
analisis
terhadap faktor-faktor yang memengaruhi aliran impor komoditas kentang adalah
dengan menggunakan model pooled least squared dengan pembobotan crosssection SUR.
Tabel 5.3 Hasil Pendugaan Parameter Faktor-faktor yang Memengaruhi
Aliran Perdagangan Impor Kentang Indonesia
Variabel
Koefisien
Std. Error
t-statistik
Prob.
LNPOPJ
0,587957
0,315190
1,865404
0,0713
LNPOPI
-174,1103
56,43556
-3,085117
0,0042
LNPM
-1,646935
0,424858
-3,876435
0,0005
LNJE
4,169129
0,487108
8,558943
0,0000
LNGDPJ
0.856034
0,449762
1,903306
0,0660
LNGDPI
46.39378
12,24298
3,789419
0,0006
LNER
-0.041100
0,164419
-0,249974
0,8042
C
2071.357
767,9340
2,697311
0,0111
Weighted Statistic
R-squared
0,862025
Sum squared resid
38,96356
Prob (Fstat)
0.000000
Durbin Watsonstat
2,126516
Unweighted Statistics
R-squared
0,693156
Sum squared resid
111,0123
Durbin Watsonstat
2,544835
Sumber: Lampiran 7
Catatan: Signifikan pada taraf nyata 10 persen
61
Berdasarkan uji-t dapat dilihat bahwa variabel-variabel yang berpengaruh
nyata terhadap volume impor kentang Indonesia adalah populasi negara asal
impor dan populasi Indonesia, harga impor, jarak ekonomi, GDP riil Indonesia,
dan GDP riil negara asal impornya. Berdasarkan hasil estimasi diketahui nilai
koefisisien determinasi (R-squared) yang diperoleh sebesar 86,20 persen
menunjukkan bahwa sebesar 86,20 persen keragaman impor bawang merah dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangkan sisanya 13,80 persen
dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Pada hasil uji normalitas (Tabel
5.2) probabilitas Jarque Bera lebih besar dari pada taraf nyata yang digunakan
(0,385458 > 0,05). Berdasarkan hal tersebut maka residual dalam model ini dapat
dikatakan sudah menyebar normal.
Dalam uji kriteria statistik untuk pelanggaran multikolinearitas, model ini
juga disimpulkan tidak mengalami pelanggaran tersebut. Hal ini karena data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan penggabungan dari data time series
dan cross-section, sehingga dapat mengurangi multikolinearitas. Selain itu dari
hasil estimasi, terlihat nilai R-squared yang cukup besar sedangkan variabel yang
tidak signifikan hanyalah nilai logaritma natural dari nilai tukar antara rupiah
dengan dolar Amerika Serikat.
Tabel 5.4 Hasil Uji Normalitas Model Faktor-faktor yang Memengaruhi
Aliran Perdagangan Impor Kentang Indonesia.
Model
Jarque-Bera
Probability
Aliran Impor Kentang
1,906646
0,385458
Sumber: Lampiran 8
Nilai Durbin Watsonstat dari hasil pengolahan data adalah sebesar 2,12. Hal
ini berarti nilai Durbin Watsonstat tersebut berada di antara 1,55-2,46, maka model
yang diestimasi telah terbebas dari autokorelasi. Sedangkan untuk masalah
heteroskedastisitas, dari hasil estimasi terlihat bahwa Sum Squared Resid pada
Weighted Statistics lebih kecil dari Sum Squared Resid pada Unweighted
Statistics. Hal ini berarti terdapat indikasi adanya masalah heteroskedastisitas
pada model. Namun, dengan menggunakan pembobotan Cross-Section SUR,
masalah autokorelasi dan heteroskedastisitas dapat disimpulkan sudah teratasi.
Tabel 5.3 menunjukkan variabel populasi negara pengekspor memiliki
pengaruh positif terhadap volume impor kentang Indonesia (sesuai dengan
62
hipotesis penelitian) dan menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0713. Hal
tersebut berarti variabel populasi negara pengekspor berpengaruh nyata
(signifikan) terhadap volume mpor komoditas kentang Indonesia. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa dengan meningkatnya populasi negara pengekspor sebesar
satu persen, akan meningkatkan volume impor kentang Indonesia sebesar 0,58
persen (ceteris paribus). Hal ini juga berarti untuk komoditas kentang,
peningkatan populasi negara pengekspor akan memengaruhi potensi pasarnya
menjadi lebih besar.
Berbeda dengan variabel populasi negara pengekspor, populasi Indonesia
memiliki pengaruh negatif (tidak sesuai dengan hipotesis penelitian) terhadap
volume impor komoditas kentang Indonesia dan menunjukkan nilai probabilitas
sebesar 0,0042. Hal ini berarti variabel populasi Indonesia berpengaruh nyata
(signifikan) terhadap volume impor komoditas kentang Indonesia. Tanda negatif
pada koefisien populasi kentang menunjukkan peningkatan populasi Indonesia
akan meningkatkan produksi kentang yang digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan dalam negeri.
Variabel harga impor memiliki pengaruh negatif terhadap volume impor
komoditas kentang Indonesia (sesuai dengan hipotesis penelitian) dan
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0005. Hal ini berarti variabel harga
impor berpengaruh nyata (signifikan) terhadap volume impor komoditas kentang
Indonesia. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya harga
impor komoditas kentang sebesar satu persen, akan menurunkan volume impor
kentang Indonesia sebesar 1,64 persen (ceteris paribus).
Variabel jarak ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap volume impor
kentang Indonesia (tidak sesuai dengan hipotesis penelitian) dan menunjukkan
nilai probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jarak
ekonomi berpengaruh nyata (signifikan) terhadap aliran impor komoditas kentang
Indonesia. Kondisi ini menunjukkan peningkatan satu persen jarak ekonomi akan
meningkatkan 4,16 persen volume impor komoditas kentang Indonesia.
Ketidaksesuaian hasil estimasi output dengan hipotesis penelitian disebabkan
kondisi yang sama dengan impor bawang merah yaitu adanya komisi perdagangan
dari suatu transaksi. Komisi perdagangan ini akan memperoleh keuntungan yang
63
semakin besar, jika nilai transaksi perdaganngan internasional mengalami
kenaikan.
GDP riil negara asal impor kentang Indonesia memiliki pengaruh positif
terhadap volume impor kentang Indonesia (sesuai dengan hipotesis penelitian)
dan menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0660. Hal ini berarti variabel GDP
riil negara asal berpengaruh nyata terhadap volume impor kentang Indonesia.
Koefisien GDP riil yang bertanda positif menunjukkan peningkatan satu persen
GDP riil negara asal akan meningkatkan volume impor kentang Indonesia sebesar
0,85 persen (ceteris paribus).
Sama halnya dengan GDP riil negara asal, variabel GDP riil Indonesia
memiliki pengaruh positif terhadap volume impor kentang (sesuai dengan
hipotesis penelitian) dan menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0006. Hal ini
berarti variabel GDP riil Indonesia berpengaruh nyata (signifikan) terhadap
volume impor kentang Indonesia. Kondisi ini menunjukkan bahwa dengan
meningkatnya GDP riil Indonesia sebesar satu persen akan meningkatkan volume
impor kentang Indonesia sebesar 46,39 persen (ceteris paribus).
Setelah itu variabel nilai tukar pada estimasi hasil output memiliki
pengaruh negatif terhadap volume impor komoditas kentang Indonesia (tidak
sesuai dengan hipotesis penelitian) dan menunjukkan nilai probabilitas sebesar
0,8042. Hal ini berarti bahwa variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata (tidak
signifikan) terhadap volume impor bawang merah Indonesia. Kondisi ini
menunjukkan bahwa nilai tukar bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi
aliran perdagangan impor komoditas kentang Indonesia.
Download