siaran pers ojk turunkan uang muka pembiayan kendaraan

advertisement
NO.SP-56/DKNS/OJK/07/2015
SIARAN PERS
OJK TURUNKAN UANG MUKA PEMBIAYAN KENDARAAN BERMOTOR
BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN
Jakarta, 3 Juli 2015. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung Pemerintah
dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengeluarkan kebijakan
penurunan uang muka pembiayaan kendaraan bermotor. Kebijakan ini dikeluarkan
untuk dapat meningkatkan kembali pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor dan
secara makro dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pada
triwulan I tahun 2015, penjualan kendaraan bermotor mencatat pertumbuhan negatif
masing-masing sebesar -15,36% untuk penjualan mobil dan sebesar -17,27% untuk
penjualan motor.
Kebijakan tersebut ditetapkan melalui 2 Surat Edaran yaitu:
a. Surat Edaran OJK Nomor 19/SEOJK.05/2015 tentang Besaran Uang Muka (Down
Payment) Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bagi Perusahaan Pembiayaan; dan
b. Surat Edaran OJK Nomor 20/SEOJK.05/2015 tentang Besaran Uang Muka (Down
Payment/Urbun) Pembiayaan Kendaraan Bermotor Untuk Pembiayaan Syariah;
yang mulai berlaku sejak tanggal 30 Juni 2015.
Melalui paket peraturan tersebut, OJK menurunkan besaran uang muka
pembiayaan kendaraan bermotor bagi Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Pembiayaan
Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) Perusahaan Pembiayaan, mulai dari 5% s.d.
10%. Rincian yang secara lengkap disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Kebijakan ini juga diharapkan dapat mendorong pengembangan industri
pembiayaan syariah agar dapat berkontribusi secara lebih optimal terhadap
-2-
pertumbuhan ekonomi nasional. Penyesuaian nilai uang muka pembiayaan yang
berbeda bagi pembiayaan syariah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan
pembiayaan kendaraan bermotor oleh Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS.
Selain itu, penyesuaian besaran uang muka pembiayaan kendaraan bermotor
bagi Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS perlu
dilaksanakan secara proporsional dan terukur agar tidak meningkatkan risiko atas
pembiayaan kendaraan bermotor. Dengan demikian, penurunan besaran uang muka
pembiayaan kendaraan bermotor hanya diterapkan bagi Perusahaan Pembiayaan yang
memiliki pengelolaan risiko pembiayaan yang baik, yaitu memiliki rasio NPF atau rasio
Aset Produktif Bermasalah atas piutang pembiayaan atau Aset Produktif kendaraan
bermotor kurang dari 5%.
Jangka waktu penyesuaian besaran uang muka kendaraan bermotor berdasarkan
rasio NPF atau rasio Aset Produktif Bermasalah ditinjau setiap semesteran berdasarkan
data laporan bulanan periode bulan Juni dan bulan Desember.
Dalam menghitung besaran uang muka, perhitungan nilai jual kendaraan setelah
dikurangi dengan diskon dan potongan harga lainnya. Selain itu, diatur pula bahwa
pembayaran asuransi, pembayaran cicilan pertama, biaya administrasi dan pembayaran
lainnya yang dibayarkan oleh debitur/konsumen tidak dihitung sebagai komponen
dalam penghitungan uang muka.
***
Informasi lebih lanjut:
Yusman
Kepala Departemen Pengawas IKNB 1A
Telpon (021)1500655
Email [email protected].
www.ojk.go.id
Download