di hutan rawa gambut desa Dadahup

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Garnbut rnerupakan tanah yang rnengadung bahan organik lebih dari 30%
dan tehentuk dari hasil dekornposisi bahan-bahan organik seperti daun, ranting,
sernak belukar yang berlangsung dalam kecepatan larnbat dan dalarn suasana
anaerob pada daerah cekungan-cekungan di daerah periernbahan, rawa, dan di
daerah antara sungai besar (Wahyunto et a/. 2005; Suryadiputra etal. 2005).
Hutan rawa garnbut rnerupakan ekosistem lahan basah yang terbentuk di
atas tanah gambut dan rnemiliki karakteristik ekosistern yang unik. Ekosistern
rawa garnbut rnerniliki kondisi perairan yang ekstrirn dibandingkan dengan
perairan lainnya yang dicirikan dengan warna perairan hitam, derajat keasaman
(pH) dan konsentrasi oksigen rendah (Ng et a/. 1994; Bearnish et al. 2003). Di
Indonesia, luas hutan rawa garnbut sekitar 20,6 juta ha (52,6% dari luas rawa
garnbut dunia), dan tersebar di pulau Surnatera, Kalirnantan, Sulawesi dan
Papua. Khusus di pulau Kalirnantan, hutan rawa gambut ini tersebar luas di
Provinsi Kalirnantan Tengah (52,18% dari total luas rawa di Kalirnantan atau
14,5% dari total luas rawa di Indonesia) (Wahyunto etal. 2005).
Pada tahun 1995, pemerintah Republik Indonesia rnenetapkan Provinsi
Kalirnantan Tengah sebagai daerah kegiatan pengembangan lahan gambut
(PLG) sejuta hektar. Pelaksanaan kegiatan yang berupa konversi lahan garnbut
rnenjadi lahan pertanian, perkebunan dan permukirnan serta pernbangunan
saluran irigasi pertanian rnernberikan pengaruh besar terhadap ekosistem rawa
gambut. Darnpak yang ditirnbulkan kegiatan ini adalah penurunan kerapatan
vegetasi rawa dan terjadinya kekeringan di lahan gambut akibat aliran keluar air
rawa melalui saluran irigasi pertanian yang tidak terkendali. Hal ini berakibat
pada penurunan fungsi hidrologis dan ekologis rawa garnbut (Boehm dan Siegert
2001; Suryadiputra et al. 2005), dan pada tahun 2007 melalui lnstruksi Presiden
(INPRES) Nomor 2 dilakukan upaya perbaikan berupa pengelolaan dan
pernanfaatan lahan garnbut untuk budidaya (20% dari luas PLG) dan selebihnya
untuk konsewasi.
Salah satu daerah yang terkena pengaruh dari kegiatan PLG sejuta hektar
adalah Desa Dadahup. Daerah ini berada di daerah aliran Sungai Mangkatip dan
di sekitarnya tersebar luas ekosistern hutan rawa garnbut. Sebelurn kegiatan
PLG dirnulai, rawa-rawa gambut Desa Dadahup merupakan daerah produksi ikan
dan benih ikan terbesar di Kalirnantan Tengah. Namun setelah pelaksanaan
kegiatan PLG dirnulai, produksi ikan menjadi rnenurun dan benih ikan sudah
sangat sulit diternukan di daerah ini (kornunikasi pribadi). Selanjutnya dinyatakan
pula bahwa ikan betok (Anabas testudineus, Farnili Anabantidae) yang
merupakan salah satu jenis ikan konsurnsi yang paling digernari oleh rnasyarakat
sudah sulit diperoleh pada hasil tangkapan nelayan di Desa Dadahup.
Seperti halnya rawa pada urnurnnya, fluktuasi rnuka air di rawa gambut
dipengaruhi oleh sungai yang mengalir di sekitar rawa tersebut. Pada rnusim
hujan, tinggi rnuka air sungai akan meningkat, menyebabkan peningkatan rnuka
air rawa gambut. Hal ini berpengaruh kepada peningkatan unsur hara yang
rnasuk bersarna lirnpasan air sungai. Oleh karena itu, sungai rnernberikan
pengaruh terhadap kehidupan organisrne di perairan rawa garnbut. Selain
fluktuasi muka air, vegetasi rawa juga berperan besar dalarn ekosistern rawa
gambut. Vegetasi rawa berperan sebagai surnber rnakanan bagi organisme di
perairan, ternpat rneletakkan telur bagi ikan-ikan yang rnernijah di daerah rawa
dan juga sebagai ternpat perlindungan ikan-ikan rnuda (Utorno dan Asyari 1999;
Wardoyo 2006).
Kondisi ekstrirn di hutan rawa garnbut rnenyebabkan keragarnan jenis
organisrne (khususnya ikan) yang hidup di dalarn perairan rnenjadi sedikit.
Beberapa jenis ikan yang dapat hidup di perairan ini yaitu ikan dari farnili
Belontiidae, Anabantidae, Ophiocephalidae, Bagridae dan Siluridae. Selain
kornposisi jenis .ikan, kondisi perairan ini juga rnernengaruhi ketersediaan
rnakanan bagi ikan. Keberadaan vegetasi di rawa garnbut rnenjadi faktor penting
terhadap ketersediaan makanan di perairan. Ketersediaan organisrne rnakanan
di perairan rnernberikan pengaruh terhadap pernanfaatan surnberdaya rnakanan
dan juga berpengaruh pada keberadaan ikan-ikan di perairan (Kornatsu et a/.
2000).
Dalarn upaya pengelolaan surnberdaya perikanan diperlukan inforrnasiinforrnasi biologis rnengenai surnberdaya ikan tersebut, yang salah satunya ialah
inforrnasi rnengenai rnakanan dan keterkaitan antara ketersediaan organisrne
rnakanan dengan keberadaan ikan-ikan di hutan rawa garnbut. lnforrnasi biologis
tentang ikan-ikan di rawa garnbut rnasih kurang dan terbatas pada inforrnasi
rnengenai kornposisi dan distribusinya (Roberts 1989; Kottelat ef a/. 1993; Nelson
1994; Ng et al. 1994; Bearnish et al. 2003).
Perurnusan Masalah
Adanya perubahan fungsi hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah
berupa pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan dan pemukiman
masyarakat serta pembangunan saluran irigasi memberikan pengaruh terhadap
kualitas dan kuantitas perairan serta sumberdaya hayati (komunitas ikan dan
organisme makanan) yang hidup di ekosistex tersebut. Pembukaan lahan
menyebabkan vegetasi rawa sebagai penyedia makanan bagi biota perairan
(khususnya ikan) juga menjadi berkurang dan seiring dengan itu komunitas ikan
akan berkurang.
Selain pennasalahan di atas, vegetasi; hidromorfometrik rawa; kualitas air;
plankton; dan perifiton secara variasi temporal akan memengaruhi kualitas
habitat pada kondisi tinggi air yang berbeda. Selain itu, kondis~siap tumbuh ikan
sangat ditentukan oleh keberadaan plankton dan perifiton (sebagai makanan
bagi ikan), serta komunitas ikan di perairan. Keberadaan beberapa jenis ikan
dominan di perairan tidak terlepas dari kesuksesan strategi adaptasi yang
dilakukan oleh kelompok ikan tersebut. Pada kondisi kualitas habitat yang
berbeda terkait dengan tinggi muka air, akan memengaruhi tingkat pernanfaatan
makanan oleh komunitas ikan yang pada akhimya akan memengaruhi
keberadaan dan pertumbuhan ikan di perairan. Untuk lebih jelasnya, analisis
komponen dari kerangka pendekatan masalah tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan komposisi makanan, strategi
pola makanan tiga spesies ikan dominan (sepat layang, Trichogasfer leerii; sepat
rawa, T. trichopterus; dan seluang, Rasbora dusonensis) dan mengkaji
keterkaitan antara jenis
makanan ikan-ikan dominan tersebut dengan
ketersediaan jenis makanan di perairan hutan rawa gambut Desa Dadahup
melalui analisis selektivitas makanan, luas dan tumpang tindih relung makanan.
1
Vegetasi
Kualitas habitat (Kualitas
air. plankton & perifiton)
pada waktu air sunct
(Juli - Oktober)
I
-
I
I
I
I
Hidromorfometrik
Keberadaan &
Pertumbuhan
ikan
Kualitas air
.-
~
Plankton dan
Perifiton
Jenis ikan dominan
L
-
- - - - - - - - -- - -
Kekradaan &
Periurnbuhan
Kualilas habitat (Kualitas
air. plankton & perifiton)
pads waktu air naik
(November Desember)
-
Gambar 1 Skema pendekatan masalah
I
I
I
I
I
I
I
Download