vika yuniar C14052363

advertisement
TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN
HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN
ORGAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus
VIKA YUNIAR
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT
KELANGSUNGAN HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH
DAN KERUSAKAN ORGAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus
Adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis laintelah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, November 2009
VIKA YUNIAR
C14052363
RINGKASAN
VIKA YUNIAR. Toksisitas Merkuri (Hg) Terhadap Tingkat Kelangsungan
Hidup, Pertumbuhan, Gambaran Darah dan Kerusakan Organ pada Ikan Nila
Oreochromis niloticus. Dibimbing oleh KUKUH NIRMALA.
Masalah pencemaran lingkungan terutama masalah pencemaran air
mendapat perhatian yang besar dari pemerintah, karena air merupakan salah satu
unsur penting bagi makhluk hidup dan kehidupan. Sejalan dengan meningkatnya
industrialisasi, konsentrasi unsur logam berat di dalam perairan juga meningkat,
sehingga memungkinkan tercapainya tingkat konsentrasi toksik bagi kehidupan
akuatik. Salah satu logam berat yang terus meningkat konsentrasinya adalah
Merkuri. Merkuri masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui
beberapa jalan, yaitu saluran pernapasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit.
Merkuri yang masuk dalam tubuh organisme air tidak dapat dicerna, dan merkuri
dapat larut dalam lemak. Logam yang larut dalam lemak mampu untuk
melakukan penetrasi pada membran sel, sehingga akhirnya ion-ion logam merkuri
akan menumpuk (terakumulasi) di dalam sel dan organ-organ lain. Akumulasi
terbesar terdapat pada hati dan ginjal.
Salah satu jenis hewan yang direkomendasikan oleh EPA (Environmental
Protection Agency) sebagai hewan uji adalah Oreochromis niloticus, karena ikan
tersebut memenuhi persyaratan yaitu penyebarannya cukup luas, banyak
dibudidayakan, mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mentolerir lingkungan
yang buruk dan mudah dipelihara di laboratorium. Dalam kondisi normal, ikan
berinteraksi dengan lingkungannya. Aspek yang sangat penting akibat dari
adanya perubahan lingkungan yaitu melalui gambaran darah dan pengamatan
jaringan dari insang, hati dan ginjal yang terganggu karena kedua indikator
tersebut menggambarkan suatu perubahan sejalan dengan perubahan yang terjadi
pada sistem lingkungan.
Ikan nila Oreochromis niloticus yang diperiksa berjumlah 12 ekor sesuai
dengan banyaknya perlakuan dan ulangan. Setiap ikan diukur dan dicatat panjang
dan bobotnya serta diambil darahnya dibawah tulang vertebrae. Setelah itu ikan
diambil organ insang, hati dan ginjal untuk dibuat preparat histologi. Data tingkat
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan gambaran darah dianalisis dengan metode
RAL kemudian di uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan. Sedangkan pada
hasil kerusakan jaringan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
konsentrasi merkuri, maka semakin rendah tingkat kelangsungan hidup dan
pertumbuhan. Merkuri berpengaruh terhadap struktur mikroanatomi insang, hati
dan ginjal serta gambaran darah ikan nila (Oreochromis niloticus). Insang ikan
nila mengalami hipertropi, hiperplasia, hemoragi, tengaliaktasis, deskuamasi dan
edema. Sedangkan pada hati dan ginjal ikan nila terjadi kongesti hingga nekrosis.
Hipertropi dan hiperplasia merupakan jenis kerusakan akibat bertambahnya
ukuran dan komponen dalam jaringan atau sel. Hemoragi, kongesti, tengaliektasis
dan edema merupakan gangguan akibat terganggunya sirkulasi darah. Nekrosis
merupakan kelainan akibat adanya gangguan pada metabolisme tubuh, sedangkan
deskuamasi dan edema merupakan hancurnya bentuk – bentuk lamella insang
akibat dari renggangnya jaringan epitel sehingga tidak berbentuk lagi. Kerusakan
jaringan ini, termasuk dalam tingkatan ringan sampai sedang.
Adanya paparan Hg pada media tempat hidup ikan mengakibatkan
terjadinya anemia pada ikan sehingga nilai hematokrit, hemoglobin dan eritrosit
pada masing-masing perlakuan cenderung menurun. Namun, jumlah sel darah
putih cenderung meningkat. Meningkatnya sel darah putih tersebut dikarenakan
ikan nila meningkatkan respon imun dan ikan dapat mempertahankan diri
terhadap pengaruh paparan Hg.
TOKSISITAS MERKURI (Hg) TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN
HIDUP, PERTUMBUHAN, GAMBARAN DARAH DAN KERUSAKAN
ORGAN PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus
VIKA YUNIAR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
Judul Skripsi
: Toksisitas Merkuri (Hg) Terhadap Tingkat Kelangsungan
Hidup, Pertumbuhan, Gambaran Darah dan Kerusakan
Organ Pada Ikan Nila Oreochromis niloticus
Nama Mahasiswa
: Vika Yuniar
Nomor Pokok
: C14052363
Disetujui,
Pembimbing I
Dr. Kukuh Nirmala
NIP. 196106251987031001
Mengetahui
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof. Dr. Indra Jaya, M. Sc
NIP 196104101986011002
Tanggal Lulus :
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..
i
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….............
ii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………
iii
I. PENDAHULUAN…………………………………………………………....
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….
1.2 Tujuan……………………………………………………………………..
.
1
1
3
II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..…....
2.1 Karakteristik logam berat………………………………………………….
2.2 Kandungan logam berat dalam air………………………………………...
2.3 Logam Berat Merkuri………………………………………………….......
2.4 Toksisitas Merkuri Terhadap Organisme………………………………….
2.5 Histologi………………………………..……………….............................
2.5.1 Jaringan Insang…………………………………………………....
2.5.2 Organ Hati………………………………………………………....
2.5.3 Organ Ginjal…………………………………………………….....
2.6 Gambaran Darah…………………………………………………………..
2.7 Kualitas Air………………………………………………………………..
2.7.1 Suhu……………………………………………………………….
2.7.2 Oksigen Terlarut…………………………………………………..
2.7.3 Nilai pH…………………………………………………………....
2.7.4 Amonia………………………………………………………….....
2.7.5 Alkalinitas…………………………………………………………
2.7.6 Kesadahan…………………………………………………………
4
4
6
7
9
12
13
14
19
19
22
22
22
23
24
24
25
III. METODE PENELITIAN…………………………………………………...
3.1 Waktu dan Tempat………………………………………………………...
3.2 Alat dan Bahan…………………………………………………………….
3.3 Metode Penelitian…………………………………………………………
3.3.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji…………………………………….
3.3.2 Uji Pendahuluan…………………………………………………...
3.3.3 Uji Akut……………………………………………………………
3.3.4 Uji Subkronik……………………………………………………...
3.3.5 Parameter yang Diamati…………………………………………...
3.3.5.1 Tingkat Kelangsungan Hidup…………………………………
3.3.5.2 Pertambahan Bobot……………………………………………
3.3.5.3 Penghitungan Parameter Gambaran Darah……………………
3.3.5.4 Pembuatan Preparat Histopatologi………………………….....
3.4 Kualitas Air………………………………………………………………..
3.5 Analisa Data……………………………………………………………….
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................
4.1 Hasil……………………………………………………………………….
26
26
26
27
27
28
29
30
31
31
31
31
34
35
35
36
36
4.1.1 Uji Pendahuluan…………………………………………………...
4.1.2 Uji Akut…………………………………………………………....
4.1.2.1 Tingkat Kelangsungan Hidup (%)………………………….....
4.1.3 Uji Sub Kronik…………………………………………………….
4.1.3.1 Tingkat Kelangsungan Hidup…………………………………
4.1.3.2 Pertumbuhan…………………………………………………..
4.1.4 Parameter Gambaran Darah……………………………………….
4.1.4.1 Kadar Hematokrit……………………………………………..
4.1.4.2 Kadar Hemoglobin…………………………………………….
4.1.4.3 Jumlah Sel Darah Merah………………………………………
4.1.4.4 Jumlah Sel Darah Putih……………………………………….
4.1.5 Kerusakan Organ…………………………………………………..
4.1.6 Kualitas Air……………...…………………………………...........
4.2 Pembahasan………………………………………………………………..
4.2.1 Uji Akut……………………………………………………………
4.2.2 Uji Sub Kronik…………………………………………………….
4.2.2.1 Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan……………...
4.2.3 Gambaran Darah…………………………………………………..
4.2.4 Kerusakan Organ…………………………………………………..
4.2.5 Kualitas Air………………………………………………………..
36
37
37
38
38
39
40
40
41
42
43
45
51
52
52
53
53
54
57
62
V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………
64
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….......
65
LAMPIRAN……………………………………………………………………..
69
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Standar baku mutu air terhadap logam berat................................................
2.
8
Nilai konsentrasi, jumlah ikan dan lama perlakuan pada tiap-tiap uji ….....
… 30
3.
Jumlah kematian ikan pada uji pendahuluan ............................................
4.
Jumlah kematian ikan pada uji akut ……………………………………...
38
39
5.
Kerusakan organ pada pengamatan hari ke 10…………………................ 47
6.
Kerusakan organ pada pengamatan hari ke 20…………………………… 49
7.
Kerusakan organ pada pengamatan hari ke 30…………………………… 51
8.
Kisaran parameter kualitas air pada setiap perlakuan……………………. 53
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Proses yang terjadi bila logam berat masuk ke lingkungan laut (EPA,
1973 dalam Destiany, 2007)……………………….…………………...
6
2. Diagramatik pola-pola bioakumulasi suatu bahan kimia Xenobiotik
dalam suatu makhluk hidup perairan (Connel, 1995)………………….
3. Bagian dari lamella insang (Destiany, 2007)…..………………………
4. Mikroanatomi hati ikan bandeng normal (Alifia dan Djawad, 2000)…
5. Diagram alir tahap penelitian………………………………………………
11
15
16
29
6. Persentase kematian ikan nila (Oreochromis niloticus) selama 96 jam
yang telah terpapar Hg…………………………………………………
39
7. Derajat kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus) pada uji
sub kronik……………………………………………………………....
8. Laju pertumbuhan ikan nila selama uji sub kronis (30 hari)…………...
9. Kadar hematokrit selama perlakuan (%)……………………………….
10. Kadar hemoglobin selama perlakuan (g %)……………………………
11. Jumlah sel darah merah selama perlakuan……………………………..
12. Jumlah sel darah putih selama perlakuan………………………………
40
41
42
43
44
45
Download