1 PENDAHULUAN Latar Belakang Protein hewani

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan akan protein hewani
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya kesadaran manusia terhadap
pentingnya kebutuhan protein hewani, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani
dalam tubuh manusia, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat
dimanfaatkan adalah susu sapi.
Negara Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki berbagai macam
sapi perah impor yang sangat berpotensi dalam pengembangan dan peningkatan
produktivitas peternakan Indonesia. Berbagai macam faktor yang mempengaruhi
produktivitas susu yang dihasilkan oleh banyaknya ternak diantaranya adalah
faktor lingkungan dan faktor genetik dari masing-masing individu ternak juga
memegang peranan sangat tinggi terhadap kandungan susu, produktivitas
reproduksi sapi, serta produksi susu. Konsumsi akan susu di Indonesia pada tahun
2014 hanya berkisar 30 liter/tahun dengan tingkat produksi 19,67 liter per ekor
per hari. Menurut Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
tahun 2014, apabila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, konsumsi susu
masyarakat Indonesia hanyalah 11 – 12 liter per kapita pertahun, jauh tertinggal
jika dibandingkan dengan negara lainnya seperti Malaysia yang mencapai 36,2 kg
per kapita per tahun, Thailand 22,2 kg per kapita per tahun dan Philiphina 17,8 kg
per kapita per tahun.
1
2
Secara umum sapi perah yang ada di Indonesia merupakan sapi keturunan
Friesian Holstein (FH), usaha peternakan sapi perah Friesian Holstein (FH) di
Indonesia sendiri pada umumnya terdapat pada daerah dengan ketinggian lebih
dari 800 m dpl, ditujukan untuk penyesuaian lingkungan yang dibutuhkan oleh
sapi ini, menurut penelitian yang dilakuan oleh Siregar (2008), kemampuan
berproduksi sapi Friesian Holstein ditentukan juga pada daerah pemeliharaannya,
semakin tinggi tempat pemeliharaannya maka semakin tinggi pula jumlah
produksi susu yang dihasilkan. Seperti halnya di Indonesia terdapat beberapa
daerah yang telah dijadikan sebagai sentral produksi susu sapi perah, seperti
daerah BBPTUHPT Baturraden dan Boyolali. Selain ditemukan adanya perbedaan
tingkat produksi susu diantara kedua daerah tersebut, juda dapat ditemukan
adanya faktor manajemen pemeliharaan yang berpengaruh terhadap produksi susu
sapi perah.
Sapi yang berkualitas baik dapat diperoleh dengan memperhatikan faktor
peeliharaan yang baik serta dapat melalui seleksi terhadap sifat - sifat tertentu dari
ternak tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi susu adalah dengan
memperbaiki mutu genetik. Peningkatan mutu genetik merupakan upaya dalam
program pemuliaan untuk meningkatkan frekuensi gen yang menguntungkan
terutama pada sifat
- sifat kuantitatif sapi perah. Beberapa variasi genetik
ditemukan pada sebagian besar protein susu dan menunjukan pengaruh pada
produksi susu dan komposisi susu serta secara tidak langsung akan mempengaruhi
hasil pengolahan susu seperti keju, yoghurt dan lain – lain. Gen penyandi terutama
kappa kasein yang terdapat di dalam protein susu disebabkan karena adanya
3
variasi genetik dimana variasi tersebut mampu diwariskan berdasarkan hukum
Pewarisan Mendel sederhana non dominan (Otaviano dkk., 2005).
Variasi gen penghasil protein susu dari sapi perah secara umum telah
diketahui. Namun, apakah variasi gen yang mengkode protein susu ini dapat
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produksi susu yang dihasilkan oleh sapi
perah masih belum diketahui secara mendalam. Hal tersebut dapat memberikan
peluang untuk melakukan penelitian terhadap perbaikan mutu genetik dari variasi
gen yang mengkode protein susu dan memperbaiki produktifitas sapi perah bibit
unggul di Indonesia.
Karakteristik terhadap frekuensi gen yang mengkode protein susu
diharapkan dapat mengontrol gen utama pembentuk protein susu dan produktifitas
ternak sapi perah, untuk mengembangkan produktifitas ternak sapi perah
Indonesia dalam prosedur penelitian dan pengenalan metode analisa terhadap
protein susu dan memberikan nilai positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Teknik
elektroforesis
mampu
memberikan
pengaruh
besar
terhadap
perkembangan penelitian di bidang biologi molekuler, rekayasa genetika, maupun
di bidang biokimiawi. Berawal dari permasalahan yang ada terutama kualitas susu
dan produktifitas ternak sapi perah, penelitian terhadap gen penyandi protein susu
secara molekuler perlu dilaksanakan terutama untuk mempercepat peningkatan
kualitas dan kuantitas produktifitas sapi perah, serta pengadaan bibit sapi perah
unggul guna meningkatkan nilai kesejahteraan di Indonesia.
4
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi gen penyandi pada protein
susu terutama gen κ-kasein terhadap produksi susu sapi perah di daerah
BBPTUHPT Baturraden dan kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan ataupun
sebagai marker dalam penentuan gen penyandi kappa kasein pada sapi perah yang
mempengaruhi kualitas susu sehingga dapat memperbaiki tingkat produktivitas
susu dari sapi perah tersebut serta dapat dilakukan perbaikan seleksi bibit unggul
sapi perah di Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
bahan referensi bagi peneliti – peneliti yang membutuhkannya.
Download