7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kondiloma Akuminata Kondiloma akuminata (KA) adalah penyakit menular seksual kulit yang disebabkan oleh Human PapillomaVirus (HPV). Tipe 6 dan 11 merupakan 90% penyebab terjadinya KA (CDC, 2011). 2.2 Etiologi dan Patogenesis Kondiloma Akuminata Penyebab dari KA adalah Human PapillomaVirus (HPV) yang merupakan DNA Papovavirus yang bermultiplikasi di nukleus dari sel epitel yang terinfeksi. Lebih dari 60 jenis Human PapillomaVirus (HPV) yang telah diketahui dan lebih dari 20 jenis Human PapillomaVirus (HPV) menginfeksi genitalia. Human PapillomaVirus (HPV) tipe 6 dan 11 yang paling sering, selain itu juga tipe 16, 18, 31, 33, bahkan tipe ini berkaitan erat dengan intraepithel neoplasia dan squamous cell cacinoma (SSC) yang invasif (Murtiastutik,2008). Sel basal merupakan tempat pertama infeksi HPV sehingga setelah inokulasi melalui trauma kecil, virus HPV akan masuk sampai lapisan sel basal epitel. Agar dapat menimbulkan infeksi, HPV harus mencapai epitel yang poten. Sesuai dengan pembelahan sel basal, virus HPV akan bergerak ke lapisan epidermis yang lebih atas. Hanya lapisan epidermis dibagian atas lapisan basal yang dapat berdiferensiasi pada tahap lanjut, yang dapat mendukung replikasi virus. Gen virus pada lapisan ini diperlukan untuk menghasilkan capsid protein dan kumpulan virus. Sesudah itu terjadi pelepasan virus bersama dengan sel epitel yang deskuamasi, kemudian virus baru akan menginfeksi lapisan basal yang lain. Waktu yang dibutuhkan mulai dari infeksi HPV sampai pelepasan virus baru Universitas Sumatera Utara 8 adalah 3 minggu (masa inkubasi KA 3 minggu sampai 8 bulan). Pada infeksi virus pertahanan tubuh diperankan oleh T helper dan T sitotoksik. Pada infeksi HPV menunjukkan lesi yang lebih lebar dan mudah kambuh (Murtiastutik, 2008). 2.3 Gejala Klinis Kondiloma Akuminata Masa inkubasi berlangsung antara 1 – 8 bulan, rata-rata selama 2 – 3 bulan. KA sering timbul di daerah sekitar vulva, dinding vagina, perineum, fourchette posterior dan leher uterus. Selain itu, juga dapat berkembang di mulut atau tenggorokan, terutama pada pelaku oro genital seks. Penyakit ini terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya di daerah genitalia eksterna. Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis. Pada wanita di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang pada porsio uteri. Pada wanita yang banyak mengeluarkan fluor albus atau wanita yang hamil pertumbuhan penyakit lebih cepat (Handoko, 2010). KA dapat berkembang selama kehamilan karena perubahan imunitas dan peningkatan suplai darah (Eassa BI, Bakr AA,2011). Kelainan dapat muncul dalam bentuk klinis atau subklinis (laten). Bentuk klinis menyebabkan gangguan emosional dan fisik pada pasien karena ibu harus melahirkan secara sectio caesaria akibat dari kondiloma akuminata yang menutup jalan lahir dan persalinan secara normal akan menimbulkan risiko kontaminasi HPV pada bayi (Eassa BI, Bakr AA,2011). Kondiloma akuminata (KA) pada umumnya asimtomatis. Semua bergantung pada ukuran dan letak lesi, karena dapat menyebabkan rasa sakit, perdarahan dan dispareunia. KA biasanya berbentuk flat, papular, dan tumbuh Universitas Sumatera Utara 9 dibagian mukosa genital. KA juga bisa terjadi di daerah anogenital epithelium atau didalam saluran anogenital (serviks, vagina, uretra, perineum, dan skrotum) dan dapat terjadi dengan hubungan anal seks. (CDC,2011). Tanda dan gejala yang sering timbul pada penderita KA adalah: a. Bintil kecil berwarna abu-abu, merah muda atau agak kemerahan pada alat kelamin dan tumbuh secara cepat. b. Beberapa bintil berkembang saling berdekatan, hampir menyerupai bunga kol. c. Panas di sekitar alat kelamin. d. Nyeri, perdarahan dan rasa tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual. Bentuk KA dibagi menjadi 3 guna penegakan diagnosis secara klinis, yaitu (Zubier, 2003) : 1. Bentuk akuminata Sering dijumpai di daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan berjonjot seperti jari. Kutil bentuknya kecil (berdiameter 1 – 2 mm), namun dapat berkembang dalam kelompok yang lebih besar dan banyak. Jika berkembang dalam jumlah banyak bisa menyerupai bunga kol. 2. Bentuk papul Kelainan berupa papul dengan permukaan halus dan licin, multipel dan menyebar. Terdapat di daerah dengan keratinisasi sempurna (batang penis, vulva bagian lateral, perianal dan perineum). 3. Bentuk datar (flat) Universitas Sumatera Utara 10 Berbentuk bintil sangat kecil yang jarang bisa dilihat dengan mata telanjang. Untuk mendiagnosisnya, diberikan larutan asam asetat pada daerah yang dicurigai terdapat bintil KA. Selanjutnya pemeriksaan dapat ditegakkan dengan menggunakan mikroskop khusus (colposcope). Gambar 1. Kondiloma akuminata Gambar2. 2. Kondiloma akuminata Gambar Kondiloma akuminata pada wanita 2.4 pada pria Transmisi 2.4.1 Transmisi Seksual Secara Hubungan Kelamin a. Genito-genital b. Orogenital c. Anogenital 2.4.2 Transmisi Non Seksual a. Perinatal yakni penularan dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan saat kelahiran ataupun setelah lahir. Universitas Sumatera Utara 11 Penularan KA dapat melalui transmisi perinatal, dari ibu dengan KA ke neonatus sehingga mengakibatkan external genital wart dan papillomatosis laring (Murtiastutik,2008). Transmisi HPV dari ibu ke bayi jarang terjadi, namun dapat menyebabkan terjadinya respiratory papillomatosis yang dapat mengakibatkan kematian atau morbiditas seumur hidup pada anak (Schwartz DB, et al,1988). Infektivitas HPV genital dari ibu sehubungan dengan papiloma pada anak rendah, namun risiko penularan dari ibu ke anak dengan perkembangan penyakit pada anak diperkirakan 1 berbanding 80 (Eassa BI, Bakr AA,2011). b. Penggunaan alat cukur secara bersama-sama (khusunya jika terluka dan menyisakan darah di alat cukur) c. Dapat menular melalui alat-alat, handuk, pakaian yang terkontaminasi dengan penyebab penyakit dan dipakai secara bersamaan. 2.5 Epidemiologi 2.5.1 Dsitribusi dan Frekuensi Kondiloma Akuminata a. Berdasarkan Orang Di Amerika Serikat dari 122 juta penduduk berusia 15 – 49 diperkirakan lebih dari 1% yang menderita KA dan 2% yang subklinis. Di Swedia, dengan menggunakan metode PCR, ditemukan prevalensi KA akibat infeksi VPH tipe 6 atau 16 pada 84% pria yang datang di klinik IMS (Hakim, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Murtiastutik dkk (2011) menunjukkan hasil bahwa penderita KA Universitas Sumatera Utara 12 paling banyak terdapat pada umur 25-44 tahun sebesar 54,9% sedangkan untuk umur 15-24 tahun sebesar 40,5% diikuti dengan jenis kelamin penderita terbanyak adalah perempuan sebesar 67,8% dan pria 29,2% b. Berdasarkan Waktu Jumlah penderita KA menunjukkan kenaikan mulai tahun 2011 – 2013. Tahun 2011 jumlah penderita 453.000 penderita, tahun 2012 turun menjadi 353.000 penderita di tahun 2013 kembali mengalami kenaikan 404.000 penderita (CDC,2014). Kasus baru KA menyerang 5,5 – 6,2 juta penduduk AS setiap tahunnya, tahun 2005 sebanyak 20 juta penduduk AS terinfeksi KA dan diperkirakan 80 juta penduduk telah terinfeksi KA pada waktu sebelumnya, ini berarti 75% penduduk AS umur seksual aktif terinfeksi KA (Koutsky LA, Kiviat NB,2002). c. Berdasarkan Tempat Penyakit ini berkembang luas diseluruh dunia, namun masih banyak negara yang tidak melakukan pencatatan dan pelaporan yang baik mengenai penyakit menular seksual termasuk infeksi ini. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa infeksi hanya terjadi di negara dengan sistem pencatatan dan pelaporan data yang baik. Di Belgia, prevalensi KA pada wanita sebesar 11%, di Amerika Serikat sebesar 20% pada mahasiswa putri, di Italia 36% dan Spanyol sebesar 46% pada tahanan wanita. Prevalensi tertinggi KA adalah pada PSK, PSK berisiko tinggi terinfeksi KA karena biasanya PSK berumur muda dan mempunyai kebiasaan Universitas Sumatera Utara 13 promiskuitas. Prevalensi KA pada PSK di Meksiko sebesar 43%, di Jepang 48% dan di Calcuta, India sebesar 63% (Amo J, Gonzalez, Losana, et al,2005). 2.5.2 Determinan Kondiloma Akuminata a. Faktor Host Kondiloma akuminata (KA) dapat menginfeksi baik laki-laki maupun perempuan. Tidak dibedakan namun biasanya asimtomatis. Risiko untuk terkena infeksi ini akan lebih besar pada orang yang suka berganti-ganti pasangan seksual. Penyakit ini juga memperbesar risiko untuk dapat menderita penyakit infeksi menular seksual lainnya apabila penderitanya tidak diobati dengan baik. Prevalensi infeksi HPV dalam bentuk KA sekitar 1% pada orang dewasa aktif secara seksual. Sekitar 15% dari kelompok yang terinfeksi mengalami infeksi subklinis atau laten dan setidaknya 80% sudah terinfeksi dengan satu atau lebih jenis HPV genital. Tingkat tertinggi frekuensi infeksi terjadi pada kelompok dewasa usia 18 – 28 tahun. Selama 20 tahun terakhir prevalensi penyakit ini menunjukkan angka pertumbuhan yang konstan termasuk pada wanita hamil (Schwartz DB, et al,1988). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprilianingrum (2006) pada kelompok WPS dengan (OR 5,6 CI 95% 1,70-18,43) menunjukkan bahwa umur ≤20 tahun berisiko 5,6 kali lebih besar untuk terinfeksi KA dibandingkan dengan umur >20 tahun. Risiko seorang perempuan tertular KA dari partner seksualnya adalah sebesar 30% (Mayo,2005). Seorang PSK yang berganti-ganti pasangan seks berisiko terinfeksi KA sebesar 10,10 kali; 95% CI : 3,24 – 31, untuk tiap partner seks baru dalam jangka Universitas Sumatera Utara 14 waktu satu bulan (Moscicki A, Hills N, Shiboski S,2001). Penelitian pada PSK yang berkunjung ke klinik IMS di Madrid, Spanyol, diperoleh prevalensi KA sebesar 53% pada kelompok umur muda (<20 tahun) dengan tingkat risiko terinfeksi KA sebesar 2,3; 95% CI : 1,7 – 3,2 (Amo J, Gonzalez, Losana, et al,2005). b. Faktor Agent Penyebab dari KA adalah Human PapillomaVirus (HPV) yang merupakan DNA Papovavirus yang bermultiplikasi di nukleus dari sel epitel yang terinfeksi. Lebih dari 60 jenis Human PapillomaVirus (HPV) yang telah diketahui dan lebih dari 20 jenis Human PapillomaVirus (HPV) menginfeksi genitalia. Human PapillomaVirus (HPV) tipe 6 dan 11 yang paling umum menyebabkan kondiloma akuminata. c. Faktor Lingkungan Hampir semua infeksi genitalis akibat HPV ditularkan melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat umum terjadi dikalangan WPS maupun laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan WPS penderita KA. Hampir semua hubungan seks dilakukan dengan tidak aman dan terlibat hubungan promiskuitas. Faktor ekonomi, lingkungan, sosial budaya dan norma-norma dalam masyarakat (agama, kepercayaan, kebiasaan) dapat mempengaruhi perilaku kelompok individu, baik perilaku seksual maupun perilaku yang berhubungan dengan kebiasaan tertentu. Bila lingkungan memberikan peluang pada perilaku seksual yang “permisiveness” maka kelompok masyarakat yang seksual aktif Universitas Sumatera Utara 15 akan cenderung melakukan promiskuitas, sehingga akan meningkatkan penyebaran kondiloma akuminata dalam masyarakat (Irianto, 2014). 2.6 Pencegahan Pencegahan KA dapat dilakukan dengan beberapa pencegahan, antara lain: (Daili,2007) 2.6.1 Pencegahan Primer Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya agar orang sehat tetap sehat atau mencegah orang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer merupakan hal yang paling penting, terutama dalam merubah perilaku. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain : a. Pendidikan moral, agama dan seks b. Menjaga kebersihan alat kelamin c. Tidak melakukan seks pada usia dini (WHO,2005) Remaja harus menghindari melakukan hubungan seksual di usia dini karena kondisi ini sangat rentan dengan terjadinya infeksi serviks yang nantinya dapat menyebabkan PID, infertilitas, dan kehamilan ektopik. d. Melakukan vaksinasi untuk penderita HPV dengan tipe 16 dan 18. e. Menghindari berganti-ganti pasangan seksual f. Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal, dan oral dengan orang yang terinfeksi. g. Segera memeriksakan diri dan melakukan konseling ke dokter atau petugas kesehatan apabila mengalami tanda dan gejala penyakit menular seksual. Universitas Sumatera Utara 16 2.6.2 Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder ditujukan kepada penderita yang sudah terinfeksi KA. Cara yang dapat dilakukan ialah dengan : a. Diagnosa Kondiloma Akuminata (KA) 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik Ditemukannya tanda berupa kelainan kulit yang berbentuk akuminata, papul, ataupun datar didaerah perineum ataupun gland penis pada laki-laki, pada perempuan dibagian vulva dan bagian lainnya. KA dapat diketahui melalui pemeriksaan pap smear, test IVA, bahkan disaat pemeriksaan kandungan. 3. Pemeriksaan penunjang seperti sitologi, test asetat, colposcope. b. Pengobatan Pengobatan yang benar meliputi pemilihan obat yang tepat serta dosis yang adekuat dan sesuai anjuran dokter dan melakukan tindak lanjut secara teratur. Pengobatan KA dilakukan dengan (WHO,2003) : 1. Secara kimia dengan pemberian gel podophyllotoxin 0.5% atau dengan pemberian krim imiquimod 5%, asam trikloroasetat (TCA) 80% - 90% (CDC,2010). 2. Secara fisik dilakukan dengan cryotherapy dengan nitrogen cair, karbon dioksida padat, atau cryoprobe. Ulangi setiap 1-2 minggu. Universitas Sumatera Utara 17 Selain itu dapat juga melakukan tindakan electrosurgery/kauterisasi (pembedahan), surgical removal. Pada wanita hamil tidak semua terapi di atas dapat digunakan, pilihan terapi yang dapat diberikan antara lain krioterapi, elektrokauterisasi, terapi laser, dan asam trikloroasetat. c. Sebelum penyakit dinyatakan sembuh dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual. Lebih baik lagi apabila dilakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasangan seksualnya. d. Penjelasan pada pasien dengan baik dan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan pengobatan dan pencegahan karena infeksi menular seksual dapat menular kembali dan dapat terjadi komplikasi apabila tidak diobati secara tuntas. e. Pasien hendaknya diberikan edukasi mengenai risiko komplikasi dari infeksi KA. 2.6.3 Pencegahan Tersier Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan cara : a. Adanya usaha rehabilitasi dengan pelatihan dan keterampilan pada wanita pekerja seksual yang meninggalkan pekerjaan sebagai pekerja seksual. b. Penindakan serius tentang larangan prostitusi. Universitas Sumatera Utara 18 2.7 Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep pada penelitian tentang karakteristik penderita Kondiloma Akuminata di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : KARAKTERISTIK PENDERITA KONDILOMA AKUMINATA (KA) 1. Sosiodemografi Umur Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan Daerah Tempat Tinggal 2. Keluhan Utama 3. Sifat Lesi 4. Letak Lesi 5. Penyerta Penyakit Infeksi Seksual 6. Jenis Penyakit Infeksi Seksual Penyerta 7. Penatalaksanaan Medis Universitas Sumatera Utara