ABSTRAK Menara antena BTS (Base Transceiver Station) ditempatkan pada seluruh wilayah kelurahan di kota Medan dengan jumlah keseluruhan hampir mencapai 5.000 antena. Antena-antena tersebut dibangun oleh operator-operator telepon selular pada tempat yang berdekatan dengan pemukiman, pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit bahkan pada rumah ibadah. Antena BTS memancarkan sinyal gelombang medan elektromagnetik (EMF, Electromagnetic Field)) yang dapat mencapai radius 3 sampai 9 km. Bila power density (PD) dari EMF tersebut melampaui nilai ambang batas (4,5 watt/m2 untuk frekuensi 900 MHz. dan 9 watt/m2 untuk frekuensi 1800 MHz.), maka akan menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan hidup yang berada pada coverage area (CA) BTS tersebut. Lebih dari 80 % antena-antena BTS di kota Medan berada di atas nilai ambang batas pada jarak sampai dengan sekitar 100 meter dari antena BTS. Sementara Peraturan daerah kota Medan tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tidak mengatur pembangunan antena BTS yang melindungi lingkungan hidup dari paparan radiasi EMF antena BTS. Oleh sebab itu peneliti melakukan perlindungan lingkungan hidup khususnya kesehatan masyarakat dari efek negatif radiasi EMF yaitu dengan melakukan pemodelan topologi antena BTS berbasis ramah lingkungan di kota Medan. Pemodelan dilakukan dalam bentuk matematis dengan menggunakan Mixed-Integer Linear Programming (MILP). Model tersebut menggabungkan masalah pemilihan lokasi BTS (BTSL), masalah ketersediaan Frequency Channel Assigment (FCA), dan koneksi BTS ke jaringan yang semuanya berbasis nilai ambang batas power density sehingga ramah terhadap lingkungan hidup khususnya terhadap kesehatan masyarakat pada area CA BTS. Model yang diperoleh ini dapat meminimalkan biaya, jaminan koneksitas, dan perlindungan lingkungan hidup secara penuh terhadap bahaya radiasi EMF antena BTS. Model ini dapat memberikan kontribusi sebagai masukan kepada pemerintah kota Medan untuk membuat sebuah regulasi dalam menata menara antena BTS telepon seluler berbasis ramah lingkungan di kota Medan. Kata kunci : antena BTS, power density, lingkungan hidup, MILP. i Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Antenna tower BTS (Base Transceiver Station) is placed on the entire territory of the village in the city of Medan with a total of nearly 5,000 antennas. These antennas were built by telephone cellular operators I n the space close to residential areas, shopping centers, schools, hospitals and even houses of worship. BTS antenna emits a signal of Electromagnetic Field (EMF) wave that can reach a radius of 3 to 9 km. When the power density (PD) of the EMF exceeded the threshold value (4.5 watts / m2 for a frequency of 900 MHz, and 9 watts / m2 for a frequency of 1800 MHz.), It will have a negative effect on the environment which are in the coverage area (CA) of BTS. More than 80 % of antennas of base stations in the city of Medan is above the threshold value at a distance of about 100 meters away from BTS antennas. While the Regulation of Spatial Plan of medan city does not regulate the BTS antenna development that protects the environment from exposure to EMF radiation BTS antennas. So researchers do environmental protection, especially public health, from the negative effects of EMF radiation that is by modeling the topology of the antenna BTS based on Eco-Friendly in the city of Medan. Modelling done in mathematical form by using Mixed-Integer Linear Programming (MILP). The model incorporates the BTS site selection problem (BTSL), Channel Frequency availability problems assigment (FCA), and the connection to the network base stations, all based power density threshold value that is safer to the environment, especially on public health in the CA of BTS. The model is to minimize the costs, guarantees connectivity, and full protection of the environment against the dangers of EMF radiation BTS antennas. This model can contribute to the Medan city government to create a regulation in managing the environmental based BTS antenna tower-of cellular phone. Keywords : BTS antenna, power density, environment, MILP. ii Universitas Sumatera Utara