NAB/Unit : AUM: Rp Rp Oktober 2016 2,457.65 42,941,951,151.24 Reksa Dana Saham Fund Fact Sheet Profil Manajer Investasi Tujuan Investasi PT BNI Asset Management adalah salah satu perusahaan efek terbesar di Indonesia yang melakukan kegiatan usaha sebagai manajer investasi yang memiliki pengalaman sejak 12 April 1995 dan merupakan anak perusahaan dari PT BNI Securities (99.90%). PT BNI Asset Management telah mendapat ijin usaha sebagai Manager Investasi dari BapepamLK (No. KEP-05/BL/MI/2011 tanggal 7 Juli 2011). Saat ini, PT BNI Asset Management mengelola 100 (seratus) produk Reksa Dana. Investasi jangka panjang dengan mengoptimalkan potensi pendapatan dari instrumen saham, baik dari apresiasi harga maupun pendapatan deviden. Investasi akan diutamakan untuk saham yang mempunyai fundamental ekonomi dan likuiditas transaksi yang baik. Profil Risiko Investasi Kebijakan Investasi - Tingkat Risiko - Potensi Imbal Hasil - Minimum 80% pada efek saham - Maksimum 20% pada efek kas dan/ atau efek lain : Tinggi : Tinggi Alokasi Aset Ekuitas Menurut Sektor Industri BNI-AM Dana Berkembang VS Benchmark* Telecommunication Services, 6% 30% 25% Materials, 5% Consumer Staples & Health Care, 30% Real Estate, 11% 20% 15% 10% Financials, 17% Consumer Industrials, 13% Discretionary, 15% 5% 0% -5% Kinerja Bulanan Reksadana Kinerja Bulanan Benchmark* Kinerja Reksadana Kinerja Benchmark* * Benchmark : JCI Index Tabel Kinerja Bulanan Kinerja Reksa Dana Pada Tanggal Alokasi Dana Investasi Periode Periode Reksadana Benchmark* Nov-15 -2.15% -0.20% 1 Bulan -0.86% Dec-15 7.53% 3.30% 3 Bulan -1.68% 3.96% Jan-16 0.16% 0.48% 6 Bulan 8.06% 12.07% 1 Tahun 20.19% 21.71% Sejak Awal Tahun 14.23% 18.06% Feb-16 2.36% 3.38% Reksadana Mar-16 3.26% 1.56% Apr-16 -0.15% -0.14% May-16 0.70% -0.86% Top 5 Efek Dalam Portofolio Jun-16 6.09% 4.58% Saham ASII Jul-16 2.87% 3.97% Saham BBNI Aug-16 1.58% 3.26% Kas & Deposito Saham BBRI Sep-16 -2.36% -0.40% Saham Saham INDF Saham TLKM Oct-16 -0.86% 1.08% 98% 10/31/2016 Benchmark* 1.08% 2% Laporan Manajer Investasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan Oktober 2016 ditutup pada level 5,423 atau menguat sebesar 1.08% (MoM). Sepanjang bulan Oktober 2016, investor asing mencatatkan total jual bersih sebesar Rp 2.29 triliun di pasar saham. Di sisi lain, pasar obligasi yang dicerminkan oleh Indonesia Composite Bond Index (ICBI) ditutup di level 213.26 atau melemah sebesar 0.95% (MoM). Hingga akhir September, kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) tercatat sebesar Rp 675,6 triliun atau turun Rp 9.35 triliun dari posisi akhir September sebesar Rp 684.98 triliun. Tingkat imbal hasil pemerintah bertenor 10 tahun di bulan Oktober ditutup di level 7.21% atau naik dari posisi September pada level 7.02%. Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap USD terdepresiasi sebesar 0.05% ke level 13,048 per Dollar AS. Dari domestik, BI kembali menurunkan tingkat suku bunga acuan (7DRR) ke level 4.75% menyusul masih terjaganya stabilitas makro ekonomi terutama inflasi yang terkendali sesuai target. Inflasi bulan Oktober tercatat sebesar 0.1% (MoM) dan 3.31% (YoY). Sementara terkait perkembangan terkait tax amnesty, total dana tebusan hingga akhir September 2016 sebesar Rp 98 triliun (59% dari target), dana deklarasi Rp 3.740 triliun (94% dari target), dan dana Repatriasi Rp 143 triliun (14% dari target). Dari eksternal, GDP China di 3Q’16 tercatat tumbuh di level 6.7% atau stabil dalam tiga kuartal terakhir. Sementara itu, GDP AS bertumbuh sebesar 2.9% atau jauh diatas ekspektasi yang hanya sebesar 2.5%. Membaiknya pertumbuhan GDP AS ini kembali menguatkan spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya di akhir tahun. Ke depan, Kami memandang kondisi pada semester II-2016 akan relatif lebih baik dengan katalis sbb: (1) Belanja pemerintah yang lebih agresif khususnya sektor infrastruktur (2) Kebijakan pemerintah yang akomodatif untuk pertumbuhan (pro-growth) seperti paket stimulus ekonomi 1 sd 13, (3) tren penurunan suku bunga seiring terjaganya stabilitas makroekonomi. Hingga akhir tahun 2016, Kami memprediksi 7DRR akan berada di level 4.75%, yield obligasi 10 tahun 7.00%, dan level Rupiah/dolar di Rp 13,200-Rp 13,500,-. Risiko yang patut dicermati tahun 2016 adalah berlanjutnya kenaikan suku bunga The Fed di tahun ini dan berlanjutnya perlambatan ekonomi China. Investasi Pada Reksa Dana Rekening Pembelian - Tanggal Penawaran : 1 Oktober 1996 - Minimum Investasi : Rp 100.000,- Perhitungan NAB/Unit : Harian - Bank CIMB Niaga Cabang Graha Niaga, Jakarta a/c : 064-01-11052-00-9 a/n : BNI-AM DANA BERKEMBANG - Bank BNI Cabang Jakarta Pusat a/c : 0020210775 Biaya Investasi - Pembelian : Maksimum 1.5% per Transaksi - Penjualan kembali : Nihil - Pengalihan : Maksimum 0,5% Biaya Pengelolaan Bank Kustodi - Manajer Investasi : Maksimum 1,80% per Tahun - Bank Kustodian : Maksimum 0,20% per Tahun - PT BANK CIMB NIAGA TBK PT BNI Asset Management Chase Plaza Lantai 6 Jl. Jend. Sudirman Kav.21, Jakarta - 12920 Telp : (021) 2996 9646 Fax : (021) 2996 9647 Email : [email protected] www.bni-am.co.id Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Investasi melalui reksa dana mengandung resiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja serupa dimasa yang akan datang. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana dapat naik atau turun sesuai dengan pergerakan harga pasar portofolio reksa dana yang bersangkutan. Sumber Data : Bloomberg & BNI Asset Management