Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka pembangunan sarana dan prasarana sangat diperlukan. Sebelum melaksanakan suatu perencanaan struktur dibutuhkan penyelidikan tanah baik penyelidikan tanah di lapangan maupun di laboratorium. Adapun jenis-jenis penyelidikan tanah di lapangan yang umum dilakukan antara lain pengujian DCP (Ducth Cone Penetrometer), bor mesin, pengujian penetrasi dengan SPT (Standard Penetration Test), piezocone, shear vane test, tes pit, inclinometer dan piezometer. Sedangkan untuk jenis-jenis pengujian tanah di laboratorium antara lain meliputi pengujian berat isi, berat jenis, kadar air, hidrometer, analisa saringan, atterberg limit, triaxial, unconfined dan direct shear. Untuk penyelidikan tanah di lapangan seperti pengujian sondir dan penetrasi dengan SPT, data yang dihasilkan memang dapat dengan cepat diketahui tetapi pengujian tersebut membutuhkan mobilisasi serta persiapan alat yang cukup lama. Sedangkan untuk penyelidikan tanah di laboratorium seperti triaxial biasanya juga memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk itu dibutuhkan suatu metode atau jenis penyelidikan tanah lainnya yang dapat memberikan hasil data yang cepat dan akurat. Salah satu metode atau jenis penyelidikan tanah yang akan diteliti adalah dengan menggunakan alat georadar. Pada awalnya georadar umumnya digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu material seperti pipa yang ada di dalam tanah atau dapat juga digunakan untuk mendeteksi suatu rongga atau ruangan seperti bunker di dalam tanah. Prinsip kerja alat georadar adalah dengan cara mengirimkan pulsa gelombang elektromagnetik (EM) dari pemancar (Transmiter Tx) dan diterima oleh penerima (Receiver Rx) yang keduanya diletakan dan ditarik di permukaan tanah. Obyek atau target bawah permukaan akan memantulkan gelombang tersebut kembali ke permukaan sebagai gelombang pantul seperti dalam metoda seismik pantul (refleksi), sementara sisa energinya diteruskan menembus perlapisan batuan/tanah lebih dalam lagi. I- 1 I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah melakukan pemodelan perkerasan jalan dengan perkerasan lentur (flexible pavement) dengan kondisi tanah dasar yang kompaksi dengan kadar air yang berbeda. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui pencitraan dari georadar terhadap jalan untuk kondisi tanah dasar yang dikompaksi dengan berat jenis dan kadar air yang berbeda. I.3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dilakukan dengan membuat lubang dengan ukuran (10,0m x 0,4m x 0,7m) sebanyak 2 lajur, lalu pada lubang lajur I tersebut dibagi menjadi 10 (sepuluh) petak ukuran (0,5 x 0,4 x 0,7)m kemudian diisi dengan tanah lempung dari Cibitung (TL) dengan kadar air dan berat jenis yang berbeda. Lajur II juga di bagi 10 (sepuluh) petak ukuran (0,5 x 0,4 x 0,7)m kemudian diisi dengan tanah lempung berpasir pasir dari Cibodas (TLP) dengan kadar air yang berbeda pula. Diatas lapisan tanah tersebut akan dihamparkan pasir setebal 10 cm. Diatas lapisan pasir dibuat lapisan perkerasan lentur. Setelah pemodelan tersebut siap dilakukan pencitraan dengan georadar. I.4. Sistematika Pembahasan Sistematika dari penulisan tesis ini adalah sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN Berisi gambaran umum penelitian, latar belakang permasalahan, maksud dan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika pembahasan. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi beberapa teori penunjang yang diperlukan dalam menganalisis penelitian ini terutama yang berkaitan dengan kompaksi, CBR (California Bearing Ratio), DCP (Dynamic Cone Penetrometer) dan perkerasan jalan serta alat georadar. I- 2 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi uraian metodologi penelitian yang akan dilakukan untuk mendapatkan pencitraan menggunakan alat georadar. 4. BAB IV ANALISIS DATA Berisi evaluasi atau analisis data yang dihasilkan dari georadar. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan hasil penelitian serta saran guna tindak lanjut penelitian berikutnya yang dapat dikembangkan. I- 3