PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN KECUKUPAN ZAT GIZI MIKRO DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD NEGERI PABELAN 1 KARTASURA Disusun Oleh: DARIS CYNTHIA ROSA DEWI J 310 090 047 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 1 2 HUBUNGAN KECUKUPAN ZAT GIZI MIKRO TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD NEGERI PABELAN 1 KARTASURA Daris Cynthia Rosa Dewi (J310 090 047) Pembimbing : Endang Nur W, SST., M.Si.Med Rustiningsih, SKM, M.Kes *Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] ABSTRAK DARIS CYNTHIA ROSA DEWI. J 310 090 047 HUBUNGAN KECUKUPAN ZAT GIZI MIKRO TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD NEGERI PABELAN 1 KARTASURA Pendahuluan : Kekurangan vitamin C, zat besi dan zinc sering terjadi secara simultan karena 4 faktor yang sangat mendasar. Faktor pertama, kemiskinan membatasi seseorang untuk memilih makanan; kedua, faktor ekologi yang tidak menguntungkan; ketiga adalah interaksi yang sinergis dan metabolisme tubuh yang pada akhirnya kekurangan salah satu mikronutrien ini akan memicu kekurangan mikronutrien yang lain; keempat, infeksi parasit, penurunan nafsu makan, dan penurunan absorsbi zat gizi yang pada akhirnya berakibat pada penurunan status mikronutrien dalam tubuh. Tujuan : Menganalisis hubungan antara kecukupan zat gizi mikro terhadap status gizi anak di SD Negeri Pabelan 1 Kartasura. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Sampel yang diambil adalah siswa Kelas III, IV dan V sebanyak 49 orang dengan teknik kuota sampling. Hasil dianalisis dengan uji statistik korelasi pearson product moment dan rank spearman. Hasil : Siswa dengan status gizi normal sebanyak 65,3%, sebagian besar asupan zat gizi mikro dalam kategori kurang yaitu asupan vitamin C 89,8%, zat besi 89,8% dan zinc 91,8%. Berdasarkan hasil uji statistik tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi (p=0,158), ada hubungan antara asupan zinc dengan status gizi (p=0,016) dan tidak ada hubungan antara asupan vitamin C dengan status gizi (p=0,943). Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi, ada hubungan antara asupan zinc dan tidak ada hubungan asupan vitamin C dengan status gizi pada anak pada siswa SD Negeri Pabelan 1 Kartasura. Kata kunci : Zat Besi, Zinc, Asupan Vitamin C, Status Gizi Kepustakaan : 29 : 2000-2013 iii 3 HUBUNGAN KECUKUPAN ZAT GIZI MIKRO TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD NEGERI PABELAN 1 KARTASURA Daris Cynthia Rosa Dewi (J310 090 047) Pembimbing : Endang Nur W, SST., M.Si.Med Rustiningsih, SKM, M.Kes *Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] ABSTRACT Introduction: Lack of vitamin C, iron and zinc often occur simultaneously because the 4 factors those are fundamental. The first factor, poverty restricts a person to choose food; second, unfavorable ecological factors; The third is a synergistic interaction and metabolism that eventually one micronutrient deficiency will trigger other micronutrient deficiencies; fourth, parasitic infections, decreased appetite, and a decrease absorsbtion nutrients which ultimately result in a decrease in the body's micronutrient status. Objective: To analyze the relationship between micronutrient adequacy contribution to the nutritional status of children at the elementary school Pabelan 1 Kartasura. Methods: This study used cross sectional method. Samples taken are students of class III, IV and V as many as 49 people with quota sampling technique. Results were analyzed by statistical test Pearson product moment correlation and Spearman rank. Results: Students with a normal nutritional status as much as 65.3%, averaging 89.8% iron intake in the poor category, the average intake of zinc 91.8% in the poor category, and the average intake of vitamin C 89.8 % in the poor category. Based on the test there is relationship between iron intake and nutritional status (p = 0.158), there is correlation between zinc intake and nutritional status (p = 0.016) and there is no relationship between vitamin C intake and nutritional status (p = 0.943). Conclusion: There is no relationship between iron intake and nutritional status, there is a relationship between zinc intake and no association of vitamin C intake and nutritional status in children at elementary school students Pabelan 1 Kartasura. Keywords Bibliography : Iron, Zinc, Vitamin C intake, Nutritional Status : 29: 2000-2013 iv terhadap PENDAHULUAN total konsumsi sehari masih rendah. Sumbangan makanan Anak merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa jajanan depan energi dan protein masih rendah, yang perhatian perlu mendapat khusus. Adanya anak karena anak sekolah terhadap Sekolah peningkatan dan perbaikan kualitas mengkonsumsi hidup anak merupakan salah satu jajanan upaya bagi beragam dan dalam jumlah / porsi kelangsungan hidup suatu bangsa. yang kurang. Berpedoman pada Kualitas hidup anak dapat dilihat dari Program PMT-AS, makanan jajanan status kesehatan melalui keadaan diharapkan mempunyai mutu gizi status gizi yang baik. Status gizi kurang lebih 200-300 kkal untuk anak merupakan satu dari delapan menyumbangkan kurang lebih 15- tujuan yang akan dicapai dalam 20% terhadap total konsumsi energi. Millenium Oleh yang penting Development Goals jenis Dasar tradisional karena itu makanan yang perlu kurang adanya (MDGs) 2015 yang diadopsi dari informasi yang memadai bagi siswa PBB Tahun 2000 (Todaro, 2005). tentang pemilihan makanan jajanan Menurut data yang sehat dan bergizi. Riset Kekurangan Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 gizi menjadi usia masalah yang umum di negara- IMT/U) negara berkembang. Masalah gizi adalah 11,2%, terdiri dari 4,0% utama di Indonesia didominasi oleh sangat kurus. masalah gizi kurang yaitu Kurang Sedangkan prevalensi nasional anak Energi Protein (KEP), Anemia Besi, usia sekolah gemuk adalah 18,8%, Gangguan terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat Yodium (GAKY) dan kurang Vitamin gemuk (obesitas) 8,8%. Salah satu A (KVA). Disamping itu juga terdapat penyebab anak masalah gizi mikro lainya seperti adalah rendahnya pengetahuan gizi defisiensi zinc. Defisiensi zinc dan pada vitamin A banyak dialami oleh anak prevalensi sekolah nasional kurus kurus anak (menurut dan 7,2% malnutrisi anak-anak. pada Anak sekolah Akibat Kekurangan makanan sekolah (Gibney, et al., 2008). jajanan yang kandungan gizinya Defisiensi vitamin C, baik, sehingga sumbangan energi dan zinc sering terjadi pada populasi dan protein dari makanan jajanan gizi kurang. Selain itu juga dapat belum biasa memilih 1 besi gangguan dan mental zinc rendah dan kenaikan berat anak, serta badan pada tingkat baik. Setelah anemia yang menerima perkembangan motorik mennyebabkan suplemetasi zinc merupakan penyakit penyertaan gizi mengalami peningkatan berat badan buruk pada tingkat baik. Defisiensi zinc ataupun sebaliknya yaitu anemia yang berlanjut menyebabkan dapat mengganggu gizi buruk (Nasution, 2004). Anak anak menjadi yang meningkatkan risiko diare dan infeksi gizi buruk mengalami buruk dan Zat besi sangat diperlukan dan zinc yang rendah pada hati dan Beberapa gizi saluran nafas (Nasution, 2004). penurunan konsentrasi serum zinc otot. pertumbuhan dalam pembentukan darah yaitu penelitian menunjukkan bahwa defisiensi besi untuk dan pada Kelebihan zat besi disimpan sebagai penurunan protein feritin dan hemosiderin di zinc berpengaruh pertumbuhan, akibat mensintesis nafsu makan dan memburuknya dalam sistem kekebalan tubuh terhadap belakang, dan selebihnya di simpan berbagai penyakit infeksi. Besi dan dalam limfa dan otot. Kekurangan zinc mempunyai peran penting pada zat sejumlah metabolisme terjadinya penurunan kadar feritin dibutuhkan untuk dan yang pertumbuhan hati, hemoglobin. besi sumsum akan diikuti tulang menyebabkan dengan penurunan optimal, fungsi imun dan kognitif, kejenuhan transferin serta kapasitas kerja (Kurnia dkk, peningkatan protoporfirin. Keadaan 2010). yang terus berlanjut menyebabkan anemia zinc akan menurunkan dan menekan besi, kadar sistem imun. Zinc dibutuhkan untuk turun pembentukan (Almatsier, 2009). Defisiensi vitamin C, besi dan dan aktivasi T- merah yang di bawah Zinc limposit, yang merupakan bagian darah dimana mikro membantu akan defisiensi hemoglobin nilai merupakan yang atau normal zat gizi mempengaruhi dkk, metabolisme besi. Zinc berinteraksi 2010). Berdasarkan laporan Golden, dengan besi baik secara langsung meskipun anak gizi buruk mendapat maupun tidak langsung. Interaksi rehabilitasi berupa formula susu, tidak langsung antara zinc dan besi mereka tetap memiliki konsentrasi dapat terjadi melalui peran zinc mencegah infeksi (Kurnia 2 protein untuk termasuk protein pengangkut besi faktor yaitu transferin. Peranan zinc yang menguntungkan; bekerja semua interaksi dalam metabolisme merah akhirnya dalam sintesis berbagai hampir metabolisme pada tubuh, pembentukkan sel darah memilih makanan; kedua, yang tidak ekologi ketiga yang sinergis dan yang pada tubuh kekurangan salah mikronutrien anhidrase esensial untuk menjaga kekurangan mikronutrien yang lain; keseimbangan keempat, infeksi parasit, penurunan basa. Zinc makan, akan satu dengan membantu enzim karbonik asam ini adalah membantu enzim karbonik anhidrase nafsu merangsang produksi HCl lambung absorsbi zat gizi yang pada akhirnya yang mampu meningkatkan kadar berakibat pada penurunan status hemoglobin (Linder (2006) dalam mikronutrien dalam tubuh. Menurut dewi, 2008). WHO (2004) merupakan Zat gizi mikro yang juga dan memicu penurunan defisiensi satu dari zinc 10 faktor berperan dalam pembentukan sel penyebab kematian pada anak-anak darah merah adalah vitamin C. di negara sedang berkembang, dan Vitamin intervensi zinc mampu mengurangi C pembentukan sukar menghambat hemosiderin dimobilisasi yang 63% jumlah kematian pada anak untuk (Jones, et al., 2003). membebaskan besi bila diperlukan. International Adanya vitamin C dalam makanan Consultative Group (2004) defisiensi yang memudahkan zinc dapat menyebabkan 40% anak reduksi zat besi ferri menjadi ferro menjadi malnutrisi (stunting yaitu yang lebih mudah diserap usus tinggi halus. kurang). dikonsumsi Absorpsi zat besi dalam lipat bila ada vitamin badan Nutrition berdasarkan umur Hasil survei yang dilakukan bentuk non heme meningkat empat kali Zinc Menurut di SDN 1 Pabelan pada bulan C November (Almatsier, 2009). sebanyak Kekurangan vitamin C, zat 2013 22% dari yang 53 anak membawa besi dan zink sering terjadi secara bekal yang tidak membawa bekal simultan karena 4 faktor yang sangat 74% mendasar. pertama, membeli makanan jajanan di luar kemiskinan membatasi seseorang lingkungan sekolah, juga banyak Faktor 3 sehingga anak sekolah METODE PENELITIAN siswa yang mengkonsumsi makanan Metode jajanan yang tidak mengenyangkan penelitian ini seperti aneka chiki, es sirup, sosis menggunakan metode observasional tetapi kadang- kadang juga membeli dengan rancangan survey Cross nasi. Meskipun ada sebagian anak Sectional yang mengkaji tentang yang sudah mengkonsumsi jajanan hubungan kecukupan zat gizi mikro yang dengan status gizi pada siswa SD mengenyangkan seperti Negeri Pabelan 1 Kartasura. biskuit, somay, empek-empek, roti. jajan Hasil dilihat dari uang saku anak SD yaitu didapatkan antara Rp.3000 – Rp.5000 sebanyak ditambahkan 72% meskipun ada yang membawa 10%, uang saku Rp.2000 sebanyak 20% dibulatkan menjadi 39 sampel. Pada dan ada juga yang membawa uang penelitian ini sampal yang digunakan saku lebih dari Rp.5000 sebanyak sebesar 8%. Sebagian besar dari siswa siswi sampling dari daftar absensi siswa selalu menghabiskan uang sakunya kelas III, IV dan V yang memenuhi meskipun ada beberapa anak yang kriteria inklusi. Sebagian siswa yang perhitungan 34,91 lost maka sampel kemudian follow sebesar didapatkan 49 dengan cara 38,40 kouta menyisakan uang jajannya. Hasil survey gizi langsung yang dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN pada tahun 2013 prevalensi anak A. Gambaran sekolah dasar di SD Negeri Pabelan Penelitian Umum Lokasi 1 sebanyak 36% dari 53 siswa kelas Sekolah dasar yang digunakan 3, 4, 5 yang mengalami status gizi dalam penelitian ini adalah SD N kurang. Pabelan 1 yang beralamat di Jln. maka untuk Berdasarkan data tersebut Ahmad Yani No. 219, Pabelan, perlu Kartasura. dilakukan mengetahui penelitian Karyawan di SD N Pabelan 1 berjumlah 14 orang, “hubungan kecukupan zat gizi mikro dengan dengan 11 guru, satu status gizi anak di SD Negeri sekolah, satu penjaga dan satu Pabelan 1 Kartasura”. pengurus perpustakaan. kepala Jumlah siswa pada tahun 2015 sebanyak 119 siswa. Fasilitas yang terdapat di SD N Pabelan 1 ini antara lain : 6 4 ruangan kelas, satu ruang guru, satu umur, asupan vitamin c, asupan zinc ruang satu dan status gizi. satu 1. Jenis Kelamin kepala perpustakaan, sekolah, satu UKS, Distribusi mushola, satu kamar mandi guru, subjek penelitian satu kamar mandi siswa dan satu berdasarkan jenis kelamin dapat lapangan (Profil sekolah, 2015). dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Subjek Menurut Jenis Kelamin Kegiatan belajar mengajar di SD N Pabelan 1 dimulai pukul 07.00 sampai 12.30 WIB untuk Kelas 3 Jenis kelamin Laki – laki Perempuan Jumlah sampai 6 sedangkan untuk Kelas 1 dan 2 pukul 07.00 sampai 11.00 WIB. Istirahat diadakan dua kali istirahat siswa Persentase (%) 46.9 53.1 Berdasarkan hasil penelitian yaitu pukul 09.00 dan 11.00 WIB, waktu Jumlah (n) 23 26 49 dapat diketahui bahwa sebagian biasanya digunakan untuk bermain lari-larian, besar duduk-dudukan perempuan 53,1% dari keseluruhan dan membeli subjek berjenis kelamin makanan ringan. Umumnya aktivitas subjek dalam penelitian. yang dilakukan oleh sebagian besar 2. Umur dan IMT (Indeks Masa siswa termasuk dalam Tubuh) kategori aktivitas fisik ringan. Mata pelajaran Umur subjek dalam penelitian olahraga dilaksanakan satu minggu ini berusia 8 sampai 13 tahun. Umur sekali selama 2 jam. Selain kegiatan minimal belajar mengajar juga ada kegiatan maksimal non Pengukuran akademik yaitu pramuka. subjek 8 subjek tahun, 13 status umur tahun. gizi Kegiatan ini dilakukan tiap satu menggunakan Indeks Masa Tubuh minggu sekali yaitu hari jumat untuk (IMT). Nilai IMT minimal subjek 11,7 Kelas 4, 5 dan 6. IMT maksimal subjek 24,1. Distribusi B. Karakteristik Subjek subjek penelitian berdasarkan IMT dapat dilihat pada Tabel 2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD N Pabelan 1 sebanyak 57 siswa dari Kelas 3, 4 dan 5. Karakteristik subjek dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, 5 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Subjek Menurut IMT (Indeks Massa Tubuh) sebanyak 89,8% dan kategori cukup 10,2%. Kurangnya asupan zat besi pada siswa karena sebagian besar Persentase (%) 65.3 34.7 100 siswa mendapatkan asupan zat besi Tabel 2, masih dalam kategori asupan zat sebagian besar subjek penelitian besi yang kurang. Zat besi yang ada memiliki nilai IMT dalam kategori dalam serelia atau kacang kacangan baik sebesar 65,3% dan dalam dan kategori tidak baik 34,7%. dikonsumsi. Siswa yang asupan zat 3. Asupan Zat Besi besinya Kategori IMT N Baik Tidak baik Total 32 17 49 Berdasarkan dari lauk pauk seperti ayam dan telur, meskipun tergolong dalam ketersediaan biologik tinggi tetapi sayuran baik jarang konsumsinya sekali tidak Pada penelitian ini, kategori hanya dari lauk pauk saja, tetapi asupan zat besi dibagi menjadi 3 juga disertai dengan serelia, kacang- menurut yaitu kacangan, sayuran atau beberapa kurang jika jumlah asupan zat besi jenis buah. Jumlah besi dalam tubuh <100%, cukup jika jumlah asupan manusia berhubungan dengan berat zat besi 100% dan lebih jika jumlah badan, kondisi fisiologi seperti usia, asupan >100%. Distribusi subyek kelamin, penelitian berdasarkan asupan zat pertumbuhan (Devi, 2012). besi siswa SD N Pabelan 1 dapat 4. Asupan Zinc Menkes (2013) dilihat pada Tabel 3. kehamilan dan masa Pada penelitian ini, kategori Tabel 3 Distribusi Subjek Penelitian Menurut Asupan Zat Besi asupan zinc dibagi menurut Menkes menjadi (2013) 3 yaitu kurang jika jumlah asupan zinc Kategori Asupan Zat Besi Cukup Kurang Total N Persentase (%) 5 44 49 10.2 89.8 100 <100%, cukup jika jumlah asupan zinc 100% dan lebih jika jumlah asupan >100%. Distribusi subyek penelitian berdasarkan asupan zinc siswa SD N Pabelan 1 dapat dilihat Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa semua pada Tabel 4. subjek penelitian memiliki frekuensi asupan zat besi kategori kurang yaitu 6 5. Vitamin C Tabel 4 Distribusi Subjek Penelitian Menurut Asupan Zinc Kategori Asupan Zinc Cukup Kurang Total N Persentase (%) 4 45 49 8.2 91.8 100 Pada penelitian ini, kategori asupan vitamin c dibagi menjadi 3 menurut Menkes (2013) yaitu kurang jika jumlah asupan vitamin c <100%, cukup jika jumlah asupan vitamin c 100% dan lebih jika jumlah Berdasarkan Tabel 4 dapat subjek asupan >100%. Distribusi subyek penelitian memiliki frekuensi asupan penelitian berdasarkan asupan zinc zinc kategori kurang yaitu sebanyak siswa SD N Pabelan 1 dapat dilihat 91,8% dan kategori cukup 8,2%. pada Tabel 5. diketahui bahwa semua Tabel 5 Distribusi Subjek Penelitian Menurut Asupan Vitamin C Kurangnya asupan zinc pada siswa karena sebagian besar siswa N Persentase (%) ketersediaan biologik tinggi tetapi Kategori Asupan Vitamin C Cukup Kurang Lebih 1 44 4 2.0 89.8 8.2 masih dalam kategori asupan zinc Total 49 100 mendapatkan asupan zat besi dari lauk pauk seperti ayam dan telur, meskipun tergolong dalam yang kurang. Zinc yang ada dalam Berdasarkan Tabel 5 dapat serelia atau kacang kacangan jarang sekali dikonsumsi. Siswa diketahui yang vitamin hanya dari ayam dan telur saja, 2,0% atau kacang-kacangan, hati, kerang meningkatkan menunjang Zinc juga indera yaitu dan kategori lebih 8,2%. asupan vitamin c pada siswa karena sebagian besar siswa mendapatkan enzim, menjaga kadar gula darah, kulit, kurang yaitu sebanyak 100%. Kurangnya dan pencium, mendukung aktivitas 200 pembentukan kategori asupan vitamin c kategori kurang tubuh, perasa c subjek penelitian memiliki frekuensi penting, kekebalan subjek sebanyak 89,8%, kategori cukup tetapi juga disertai dengan serelia daging. semua penelitian memiliki frekuensi asupan asupan zinc baik konsumsinya tidak dan bahwa asupan zat besi dari lauk pauk dan seperti ayam dan telur, meskipun penyembuhan luka (Devi, 2012). tergolong dalam ketersediaan biologik tinggi tetapi masih dalam 7 kategori asupan vitamin c yang Berdasarkan Tabel 6 diketahui kurang. Vitamin c yang ada dalam bahwa siswa yang memiliki status pangan sekali gizi baik dengan asupan zat besi dikonsumsi. Sumber vitamin C pada cukup yaitu sebesar 60% dan status umumnya terdapat di dalam pangan gizi tidak baik dengan asupan zat nabati buah besi kurang sebesar 65,9%. Dari terutama yang asam, seperti jeruk, hasil penelitian banyak siswa yang nanas, rambutan, papaya dan tomat. mengkonsumsi Vitamin C juga banyak terdapat di kurang dalam sayuran daun-daunan dan misalnya kebanyakan siswa makan kol. Vitamin c penting dalam tubuh, siomay dan snack-snack ringan. nabati yaitu sebagai sayur koenzim mencegah jarang dan atau infeksi, kofaktor, makanan mengandung yang zat besi Berdasarkan hasil yang telah mencegah diuji diketahui bahwa p value penyakit jantung dan kanker, dan sebesar 0,158 yang berarti tidak ada mengabsorbsi kalsium. hubungan antara hubungan asupan C. Hubungan antara Asupan Zat zat besi dengan status gizi siswa Besi dengan Status Gizi Asupan frekuensi zat besi makanan yang pada SD N 1 Pabelan. Hasil meliputi penelitian ini tidak sejalan dengan sering penelitian yang dilakukan Kurnia dkk dikonsumsi individu. Jumlah besi (2010) dalam tubuh manusia berhubungan defisiensi besi dengan berat badan, kondisi fisiologi pertumbuhan seperti usia, kelamin, kehamilan, sehingga dan status gizi dengan zat besi, akibat masa pertumbuhan (Devi, menunjukkan bahwa berpengaruh pada atau ada status hubungan gizi, antara 2012). Hubungan antara asupan zat penurunan besi dengan status gizi pada anak memburuknya SD N Pabelan 1 sebagai berikut : tubuh terhadap berbagai penyakit Tabel 6 Distribusi Asupan Zat Besi berdasarkan Status Gizi infeksi. Adapun karena faktor lain Asupan Zat Besi Cukup Kurang Baik N % 3 60 29 65,9 Status Gizi Tidak baik n % 2 40 15 34,1 Total makan sistem dan kekebalan yaitu peneliti tidak melihat atau P Value mencantumkan zat gizi makro dalam % n 5 44 nafsu hasil penelitian sehingga menjadi kurangnya dalam pembahasan. 100 100 0,158 Kekurangan *: Uji Correlation Pearson Product Moment besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa 8 Berdasarkan Tabel 7 diketahui lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, kebugaran bahwa siswa yang memiliki status kemampuan gizi baik dan tidak baik dengan menurunnya tubuh, menurunnya kerja, menurunnya kekebalan tubuh asupan zinc cukup dan gangguan penyembuhan luka. dan status gizi tidak baik dengan Di asupan zinc kurang sebesar 66,7%. samping itu kemampuan sebesar 50% menurun. Dari hasil penelitian siswa banyak Pada anak-anak kekurangan besi mengkonsumsi makanan yang tidak menimbulkan mengandung zinc, rata-rata siswa mengatur suhu tubuh apatis, mudah menurunnya banyak kemampuan untuk berkonsentrasi ringan. tersinggung, mengkonsumsi snack Berdasarkan hasil yang telah dan belajar. Salah satu akibatnya adalah lemahnya peningkatan berat diuji badan yang pada akhirnya akan sebesar 0,016 yang berarti ada mempengaruhi hubungan antara hubungan asupan status gizinya bahwa p value zinc dengan status gizi siswa pada (Almatsier, 2004). D. Hubungan diketahui antara SD N Pabelan 1. Hasil penelitian ini Asupan sejalan Zinc dengan Status Gizi dengan dilakukan Asupan zinc meliputi frekuensi penelitian Kurnia dkk yang (2010) makanan yang sering dikonsumsi menunjukkan bahwa defisiensi zinc individu.Jumlah zinc dalam tubuh berpengaruh pada manusia berhubungan dengan berat atau gizi, badan, kondisi fisiologi seperti usia, hubungan antara status gizi dengan kelamin, masa zat besi, akibat penurunan nafsu Ada makan dan memburuknya sistem tidaknya hubungan antara asupan kekebalan tubuh terhadap berbagai zinc dengan status gizi pada anak penyakit infeksi. kehamilan, pertumbuhan (Devi, dan 2012). status pertumbuhan sehingga ada SD N Pabelan 1 sebagai berikut : Zinc mempunyai peran penting Tabel 7 Distribusi Asupan Zinc berdasarkan Status Gizi pada sejumlah metabolisme dan Status Gizi Total Baik Tidak baik n n % N % optimal, fungsi imun dan kognitif, Asupan Zinc Cukup 2 50 Kurang 30 66,7 2 15 50 33,3 4 45 dibutuhkan P value % 100 100 pertumbuhan serta kapasitas kerja. Defisiensi zinc akan menurunkan dan menekan 0,0 16 sistem imun. Zinc dibutuhkan untuk *: Uji Correlation Pearson Product Moment 9 untuk pembentukan dan aktivasi Berdasarkan hasil yang telah T- limposit, yang merupakan bagian diuji darah sebesar 0,943 yang berarti tidak ada merah yang membantu antara p value vitamin c dengan status gizi siswa Asupan Vitamin C dengan Status Gizi pada Asupan penelitian frekuensi bahwa hubungan antara hubungan asupan mencegah infeksi. E. Hubungan diketahui Vitamin makanan C meliputi yang SD N Pabelan ini 1. sejalan Hasil dengan penelitian yang dilakukan oleh Faisal sering dikonsumsi individu.Jumlah vitamin c Muhammad dalam tubuh manusia berhubungan fungsi vitamin C berperan dalam dengan berat badan, kondisi fisiologi penyembuhan luka, patah tulang, seperti usia, kelamin, kehamilan, pendarahan dan pendarahan gusi. Dengan demikian masa 2012). Ada pertumbuhan tidaknya (Devi, menyatakan bawah menyebabkan hubungan bahwa kulit, tidak adanya antara asupan vitamin c dengan hubungan status gizi pada anak SD N Pabelan terhadap status gizi IMT/U. selain itu 1 sebagai berikut : disebabkan karena peneliti tidak Tabel 8 Distribusi Asupan Vitamin C berdasarkan Status Gizi Asupan Status Gizi Total p Vitamin value Baik Tidak baik C N % N % N % Cukup 0 0 1 100 1 00 Kurang 31 70,5 13 29,5 44 100 0,943 Lebih 1 25 3 75 4 100 *: Uji Correlation Rank Spearman menambahkan kekurangan zat gizi F. Keterbatasan Penelitian Tidak dianalisis data pendukung seperti zat gizi makro, data sosial pendidikan baik dengan asupan vitamin c ekonomi orang keluarga, tua, dan lingkungan subjek sehingga tidak kurang sebesar 70,5% dan status diketahui dengan asupan pengaruh faktor lain terhadap status gizi. vitamin c lebih sebesar 75%. Dari hasil penelitian banyak siswa yang KESIMPULAN DAN SARAN mengkonsumsi makanan yang tidak Kesimpulan mengandung vitamin c, rata –rata 1. Sebagian besar siswa SD N siswa lebih banyak mengkonsumsi Pabelan 1 Kartasura mempunyai snack ringan. status gizi tidak baik yaitu 34,7%. 10 C sehingga hasilnya kurang maksimal. bahwa siswa yang memiliki status gizi tidak baik vitamin makro di dalam hasil penelitian Berdasarkan Tabel 8 diketahui gizi asupan dan 2. Asupan zat besi subjek masuk Perlu adanya penelitian lebih dalam kategori kurang sebesar lanjut dengan memperhatikan faktor- 89,8% faktor lain seperti zat gizi makro, 3. Asupan data zinc subjek masuk sosial ekonomi dalam kategori kurang sebesar pendidikan orang 91,8% lingkungan subjek. keluarga, tua, dan 4. Asupan vitamin C subjek masuk dalam kategori kurang 89,8% 5. Tidak ada hubungan DAFTAR PUSTAKA antara Almatsier, Sunita.. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. asupan zat besi dengan status gizi 6. Ada hubungan antara asupan Depkes zinc dengan status gizi 7. Tidak ada hubungan antara vitamin C dengan status gizi Saran Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Penerbit Buku Kompas. Jakarta. 1. Bagi Sekolah Perlunya penyuluhan dengan pengadaan gizi cara kepada pihak Kementrian Kesehatan RI. 2013. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593/MENKES/SK/XI/2005 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Direktorat Bina Gizi. siswa sekolah mengumpulkan siswa diaula sekolah kemudian petugas gizi memberi penyuluhan bekerja sama dengan puskesmas mengenai asupan mineral mikro(zat besi, zinc dan vitamin c) Kurnia, P,Sarbini Dwi, Rahmawaty Setyaningrum., 2010. Efek Fortifikasi Fe dan Zn Pada Biskuit yang Diolah Dari Kombinasi Tempe dan Bekatul Untuk Meningkatkan Kadar Albumin Anak Balita Kurang Gizi dan Anemia. Volume 5 Nomor 2 edisi oktober 2010. Surakarta. [diakses pada 10 Januari 2013]. dengan media power point dan media poster. Siswa perlu meningkatan asupan makan yang mengandung zat besi, zinc dan vitamin c hingga memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan. 2. Bagi Penelitian Lanjut 11 RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta. Masyarakat, Universitas Sumatra Utara; p. 1-5. Sarah salim halaman 12. Maria C Linder, 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme, Universitas Indonesia, Jakarta. Michael Todaro M.P, Smith S, C .2005. Economic Development.9 th Edition Pearsen, Addision Wesley. J. Gibney, 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC, Jakarta. [UNICEF/WHO] United Nations Children’s Fund/World Health Organization, Low Birthweight: Country, Regional and Global Estimates (New York: UNICEF, 2004) Nasution E. 2004. Efek Suplementasi Zinc dan Besi Pada Pertumbuhan Anak. Sumatra Utara: Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas kesehatan 12