BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Manajemen kearsipan arsip dinamis aktif dan inaktif di Kantor Kecamatan Tengaran belum berjalan dengan baik dan perlu ditinjau ulang. Hal ini terbukti dari angka kecermatan yang melebihi 3% dan lama waktu penemuan kembali arsip lebih dari 1 menit. 2. Kantor Kecamatan Tengaran menggunakan filling sistem kearsipan sistem nomor/ kode klasifikasi, pemberian kode klasifikasi belum diterapkan pada semua dokumen yang akan diarsipkan. 3. Penataan arsip dinamis inaktif di Kantor Kecamatan Tengaran belum mengikuti Pedoman Bahan Bimbingan Teknis Kearsipam Dinamis yang telah disediakan oleh Kabupaten Semarang. 4. Peminjaman arsip di Kantor Kecamatan Tengaran tidak dicatat dalam formulir peminjaman arsip. 5. Filling cabinet tidak mencukupi kebutuhan dan 3 lacinya rusak sehingga Seksi Tata Pemerintahan dan seksi Pembangunan, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa tidak menggunakan Filling Cabinet arsip aktif hanya di tumpuk di bawah dan sisi meja kerja. Peralatan untuk menyimpan arsip inaktif juga masih kurang, dilihat dari penuh sesaknya arsip yang ada di almari kayu untuk menyimpan arsip dinamis inaktif. 87 Belum adanya tempat khusus untuk menyimpan arsip membuat ruang kerja menjadi kurang tertata dengan rapi. 6. Pegawai Kantor Kecamatan Tengaran yang mendapatkan penyuluhan tentang kearsipan hanya pegawai yang menangani arsip inaktif dan pegawai tersebut tidak segera menyalurkan kepada pegawai lain. 7. Jadwal retensi arsip sudah dibuat tetapi tidak ditepati. 8. Pegawai kearsipan merangkap sebagai seksi Tata Pemerintahan sehingga tidak dapat berkonsentrasi penuh dalam penanganan arsip di Kantor Kecamatan Tengaran. 9. Perawatan arsip di Kantor Kecamatan Tengaran sangat kurang, arsip tampak berdebu, terlipat-lipat dan tidak terawat. 10. Pegawai tidak dapat menentukan kapan arsip harus dipindah dari arsip dinamis aktif ke inaktif dan kapan harus dimusnahkan / diserahkan kepada kantor arsip nasional. Hal ini mengakibatkan volume arsip dari tahun ketahun akan semakin banyak. Semakin banyak arsip akan semakin mempersulit penemuan kembali arsip. Peralatan yang terbatas akan berdampak pada peletakan arsip yang tidak sesuai pada tempatnya. Pemusnahan arsip belum pernah dilakukan di Kantor Kecamatan Tengaran sejak tahun 1999. 88 5.2. Saran 1. Sebaiknya pihak Kecamatan Tengaran meninjau ulang manajemen kearsipan di Kantor Kecamatan Tengaran. 2. Pemberian kode klasifikasi arsip sebaiknya diterapkan untuk semua dokumen yang hendak diarsipkan. 3. Sebaiknya penataan arsip dinamis inaktif mengikuti Pedoman Bahan Bimbingan Teknis Kearsipan Dinamis yang telah disediakan oleh Kabupaten Semarang. 4. Peminjaman arsip sebaiknya dicatat dalam formulir peminjaman arsip agar arsip yang tidak ada dalam file dapat ditemukan keberadaannya. 5. Sebaiknya tempat serta peralatan penyimpanan arsip dinamis aktif dan inaktif lebih diperhatikan lagi. Kantor Kecamatan Tengaran hendaknya membuat usulan kepada Kabupaten untuk penyediaan tempat khusus untuk penyimpanan arsip karena lemari arsip dan filing cabinet berada di ruang kerja pegawai. 6. Ada baiknya pegawai kearsipan yang mendapatkan penyuluhan tentang kearsipan segera menyebarkan ilmu yang didapat kepada rekan kerja. 7. Jadwal retensi arsip yang sudah dibuat harus ditepati agar tempat untuk menyimpan arsip dapat digunakan untuk menyimpan arsip yang baru, sehingga ruangan terlihat lebih rapi dan arsip juga lebih mudah untuk ditemukan. 8. Kantor Kecamatan Tengaran hendaknya membuat usulan kepada Kabupaten untuk menyediakan pegawai yang khusus menangani 89 kearsipan dan tata usaha Kantor Kecamatan Tengaran, karena selama ini pegawai yang menangani kearsipan memiliki pekerjaan ganda sehingga tidak dapat berkonsentrasi dalam pengelolaan kearsipan. 9. Ada baiknya perawatan arsip lebih diperhatikan agar arsip tidak rusak. 10. Sebaiknya pegawai kearsipan mempelajari tentang kearsipan lebih mendalam agar dapat menentukan kapan arsip harus dipindah dari arsip dinamis aktif ke inaktif dan kapan harus dimusnahkan / diserahkan kepada kantor arsip nasional. 90