WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Taufiq (Fakultas Hukum Universitas Pekalongan) Abstract Waqf is a legal act in the field of law material that has long known by the public Isalam Indonesia, as a form of social and religious. Although endowments as a highly recommended act in Islam, its implementation should be based on harmonious terms of endowments. Besides relating to waqf land ownership should heed government regulation number 28 of 1997 and Law no. 41 year 2004 about endowments. Legality of waqf in Islam contained in the Qur'an and Al-Hadith and the results of ijtihad, as contained in the Qur'an Surah Al-Hajj: 77, Ali Imron: 92. In the Qur'an-mail Ali Imron: 92, property diwakafkan more mainstream is a well-loved treasures, the treasure which has a value of more benefit when compared with other treasures owned by Wakif. At first waqf in Islam is when Umar getting a piece of land in Khaibar. Umar asked the Prophet Muhammad,: Are orders to me in connection with this land that you can, "replied Muhammad peace be upon him, if you like, hold the land and you sedekahkan benefits. (HR, Buchori Muslim). Although endowments are highly recommended in Islam, but it should not be done indefinitely, endowments should not be done all the property belonging to diwakafkan, because it would be detrimental to the heirs, according to the Islamic waqf justified only a third of the properties. Keywords: Endowments in the Perspective of Islamic Law Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, PENDAHULUAN Wakaf merupakan suatu perbuatan hukum dalam lapangan Aliyah dan Perguruan Tinggi yang berasal dari harta wakaf. hukum kebendaan yang sudah cukup Fenomena ini menunjukkan lama dikenal oleh masyarakat Islam betapa tinggi semangat umat Islam Indonesia, umat Islam Indonesia terdahulu yang memiliki kepedulian sosial melakukan keagamaan banyak memajukan pengetahuan keagamaan melaksanakan ajaran wakaf, hal ini serta sosial ekonomi umat Islam terbukti dengan banyak berdirinya sebagai penduduk terbesar Negara tempat Republik Indonesia. sudah ibadah seperti mushola, masjid, tempat pendidikan pondok di negeri syiar Wakaf ini Islam untuk dan kemanfaatannya pesantren yang tersebar di seluruh banyak dirasakan oleh masyarakat, wilayah karenanya Republik Indonesia, sekolah-sekolah keagamaan seperti berkepentingan pemerintah untuk mengatur 62 pelaksanaan wakaf agar dilakukan kekayaan yang berupa tanah milik sesuai dengan syariat Islam, untuk dan kepentingan pemerintah selama-lamnya untuk kepentingan mengeluarkan regulasi di bidang peribadatan atau keperluan umum wakaf, diantaranya melalui Peraturan lainnya sesuai dengan ajaran agama Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1997 Islam”. ini melembagakannya untuk tentang Pelaksanaan wakaf tanah hak Wakaf didalam pasal 1 ayat milik dan undang-undang nomor 41 (1) Undang-undang nomor 41 tahun tahun 2004 tentang “wakaf”. 2004, diartikan “sebagai perbuatan Mengingat arti pentingnya wakaf hukum wakaf untuk memisahkan dalam kehidupan sosial dan/atau menyerahkan sebagian harta dan keagamaan, maka benda miliknya untu dimanfaatkan penulis melalui tulisan ini akan selamnya atau jangka waktu tertentu mengkaji “wakaf” dalam hukum sesuai dengan kepentingannya gua Islam. keperluan ekonomi kesejahteraan PENGERTIAN WAKAF Istilah wakaf berasal dari bahasa Arab, yang secara gramatikal berarti “menahan”, ibadah sedangkan menurut istilah syara “kata wakaf” berarti menahan dan memberikan manfaatnya pada jalan Allah SWT1 umum dan/atau menurut syari’ah”. Pengertian wakaf sebagaimana yang dirumuskan didalam pasal 1 ayat (1) Undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang “wakaf” lebih luas apabila dibandingkan dengan pengertian wakaf yang dirumuskan Menurut pasal 1 ayat (1) dalam pasal 1 ayat (1) Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1997. Tahun 1997 dirumuskan “Wakaf Perbedaan luas cakupan pengertian adalah yang wakaf dari ketentuan aturan wakaf memisahkan sebagian dari harta tersebut disebabkan karena ketentuan perbuatan hukum wakaf yang tertuang dalam Peraturan 1 Chairuman Pasaribu-Suhrawardi K.Lubis, “Hukum Perjanjian Dalam Islam”, pen. Sinar Grafika, Jakarta. Cet. Kedua, 1996, halaman 104. Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1997 diperuntukan terbatas pada 63 pengaturan wakaf tanah milik, sedangkan rumusan pengertian wakaf hukum memisahkan harta benda dari yangtertuang dalam Undang-undang kepemilikan untuk dikeluarkan dari Nomor : 41 Tahun 2004 cakupannya lalulintas sangat luas, tidak sekedar wakaf sebagai harta yang berdiri sendiri tanah milik, tetapi wakaf dalam yangdigunakan untuk kepentingan bentuk harta benda baik harta benda peribadatan lainnya dijalan Allah bergerak maupun harta benda yang SWT. hukum dan dijadikan tidak bergerak. Pada awal mulanya secara historis harta benda wakaf itu berupa METODOLOGI PENELITIAN tanah atau segala sesuatu yang Metode Penelitian yang digunakan berhubungan dengan tanah, baik dalam penelitian ini adalah library tanah research (studi pustaka) pewrtanian daratan, maupun sehingga wajar tanah apabila dalam rumusan pengertian wakaf yang tertuang dalam Peraturan PEMBAHASAN LEGALITAS WAKAF Menurut syariat Islam segala Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1997 hanya menunjuk pada wakaf tanah perbuatan milik, mu’amalah akan tetapi dalam ibadah harus maupun ada dasar tidak legalitasnya atau dasar hukumnya, terbatas pada tanah, wakaf dapat baik yang bersumber pada Al-qur’an berupa harta benda tidak bergerak (kitabullah) seperti tanah dan lainnya, juga dapat Rasulullah Muhammad Saw (al- berupa hewan ternak seperti kuda, hadits) atau hasil ijtihad (Al-aqlu/Ar- sapi, kerbau maupun harta benda ro’yu). Sumber hukum inilah yang bergerak lainnya seperti uang. menjadi landasan umat Islam untuk Dari rumusan melakukan perbuatan hukum dalam ta’rif/pengertian wakaf sebagaimana lapangan ibadah maupun mu’amalah. perkembangannya beberapa wakaf terurai diatas, dapat disimpulkan bahwa wakaf merupakan perbuatan Wakaf hukum maupun sebagai yang sunnah perbuatan berdimensi 64 hablumminallah hablumminannas, dan ayat 92, dapat diartikan harta yang bersumberkan diwakafkan lebih afdol/utama adalah pada Al-qur’an dan Al-hadits. harta yang sangat dicintai, yang Didalam Al-qur’an, Allah berfirman berarti harta tersebut mempunyai yang artinya : nilai manfaat yang lebih apabila “Dan berbuatlah kebajikan, supaya dibandingkan kamu mendapat kemenangan” (Al- lainnya yangdimiliki oleh wakif. Haj:77) 2 dengan harta-harta Sabda Rasulullah saw yang artinya : Perintah berbuat kebajikan dalam “Sesungguhnya surat Al-Haj ayat 77 mengandung mendapatkan sebidang arti yangluas, dan dapat diartikan khaibar, Umar bertanya kepada sebagai suatu Umar telah tanah di perbuatan yang Rasulullah saw; “apakah perintah- manfaat atau mu kepada-ku yang berhubungan kemaslahatan, baik manfaat bagi dengan tanah yangaku dapat ini ?” kepentingan agama maupun manfaat jawab beliau “Jika engkau suka, bagi kepentingan umat. Dan wakaf tahanlah merupakan sedekahkan mengandung perbuatan kebajikan, tanh itu dan manfaatnya”. engkau Maka karenanya wakaf sangat dianjurkan dengan petunjuk beliau itu lalu untuk dilaksanakan oleh umat Islam, Umar sebagaimana dalam surat Ali-Imron dengan perjanjian tidak boleh dijual ayat 92 yang artinya : tanahnya, tidak boleh diwariskan “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yangsempurna), sedekahkan (diberikan) dan manfaatnya tidak boleh dihibahkan” (HR. Buchori Muslim)4 menafkahkan Menurut H. Sulaiman Rasyid, sebagian harta yang kamu cintai” peristiwa yang tertuang dalam hadits (Ali-Imron:92)3 tersebut diatas merupakan permulaan sebelum kamu Ketentuan harta yang wakaf dalam masyarakat Islam, dan dinyatakan dalam surat Ali-Imron menurut Imam Syafi’i; “sesudah itu 80 (delapan puluh) orang sahabat di 2 Bahtiar Surin, Adz-Dzikraa jilid Angkasa, Bandung, 1991, hal. 1414 3 Bahtiar Surin,Adz-Dzikraa jilid 1, Angkasa, Bandung, 1991, hal. 247 4, 4 M. Nashirudin Al-Albani, Ringkasan Shohih Muslim dalam terjemah Elly Latifah, Gema Insani, Jakarta, 2005, halaman. 473 65 Madinah terus mengorbankan harta mereka dijadikan wakaf. Berdasarkan 5 bentuk ibadah memiliki kelebihan yang luar biasa apabila firman Allah dibandingkan dengan bentuk ibadah SWT dan sabda Rasulullah saw lainnya. sebagimana terurai diatas, jelaslah Rasulullah bahwa wakaf suatu perbuatan hukum artinya : yang “Dari sangat yang dianjurkan untuk Abu saw bersabda Hurairah, yang bahwa dilakukan oleh umat Islam sebagai Rasulullah saw bersabda :”Bila bentuk perwujudan ibadah maliyah manusia mati, maka terputuslah (ibadah untuk amalnya kecuali dari tiga perkara : Islam. sedekah jariyah, ilmu bermanfaat untuk atau anak soleh yang mendo’akan dengan kepentingan harta) agama Peruntukan wakaf kepentingan bisa tempat ibadah, kepadanya.” (HR. Muslim, Abu pendidikan, perjuangan penegakan Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i )6 agama Islam, ekonomi masyarakat Hadits tersebut mengandung Islam dan lain-lainnya. Wakaf dapat arti bahwa wakaf merupakan salah dikatakan satu diantara 3 (tiga) amal ibadah pula sebagai suatu perbuatan hukum yang mengadung yang dua pahalanya meskipun wakif (orang dimensi, perwujudan yaitu sebagai hablumminallah dan tidak akan pernah putus yang berwakaf) telah meninggal hablumminannas. Hal ini disebabkan dunia, karena wakaf tidak hanya sekedar yangdiwakafkan terus dimanfaatkan perbuatan oleh ibadah, hukum tetapi yang juga bernilai sekaligus asalkan masyarakat harta atau benda penerima wakaf, seperti masjid atau tempat untuk ibadah atau lembaga pendidikan, kemaslahatan umat manusia. Oleh sepanjang masih digunakan untuk karena manfaat wakaf sangat besar mendirikan bagi ibadah mengandung nilai kemaslahatan sosial umat atau sholat, lainnya, mengaji maka dan pahala masyarakat, maka wakaf sebagai 5 H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2010, halaman 340. 6 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Al-Ma’arif, Bandung, 1987, halaman. 153 66 kebaikannya terus mengalir untuk hukum wakif. beragama Islam) Umat Islam terdahulu dalam tarih (sejarah) perbuatan telah hukum yang kalau dipaksa) Syarat obyek wakaf : 8 1. Kekal kemanfatannya untuk kemajuan dan kemaslahatan umat yang bukan 2. Kehendak sendiri (tidak sah melakukan wakif (meskipun zatnya manfaatnya dapat (bila diambil, zat dirasakan hingga saat ini, alangkah barang itu tidak rusak/habis, indahnya seperti tanah) kehidupan sosial masyarakat apabila pada saat ini para 2. Kepunyaan yang aghniyanya mau berwakaf untuk mewakafkan, kepentingan ibadah sosial, maka musya (bercampur dan tidak kesenjangan dapat dipisahkan dari yang sosial dapat diminimalisir dan akan tercipta suatu lain) masyarakat yang baldatun toyyibatun Obyek warobbun ghofur. hal yang harus dipenuhi sebelum itu dilakukan. Syarat wakaf berarti sesuatu yang harus dipenuhi sebelum wakafitu dilakukan, baik mengenai wakif, obyek/harta benda yangdiwakafkan maupun penerima wakaf. Syarat wakaf (orangyang berwakaf) 1. Berhak kebaikan/berhak (bercampur) dengan harta benda lainnya, asalkan harta itu milik wakif secara syar’i dapat yang artinya : “Umar telah berkata kepada Nabi saw; “Sesungguhnya saya mempunyai 100 (seratus) saham di belum pernah saya mempunyai harta yang lebih saya berbuat cintai dari pada itu. Sesungguhnya berbuat saya menyedekahkannya”, Ibid, hal 341 diwakafkan, dalam hal ini Rasulullah bersabda Khaibar, 7 7 musya berdiri sendiri dan tidak terpisahkan Syarat menurut syar’i, suatu hukum wakaf merupakan harta wakaf yang tidak SYARAT WAKAF perbuatan walaupun 8 bermaksud jawab Nabi Ibid, hal 341 67 saw; “engkau tahan pokoknya dan persyaratan nazhir sebagaimana sedekahkanlah dimaksud pasal 10 ayat (1) UU buahnya”. (HR. Nosya’i dan Ibnu Majah)9 Seratus disebutkan No. 41 Tahun 2004. saham dalam yang hadits Umar b. Organisasi yang dibidang bergerak sosial, tersebut di atas adalah musya atau kemasyarakatan, harta yang tidak berdiri sendiri atau keagamaan. pendidikan, dan atau harta yang bercampur dengan harta Dan apabila yang menjadi nazhir yang lainnya. sebuah Menurut pasal 10 ayat (1) badan hukum, maka berdasarkan pasal 10 ayat (3) UU Undang-undang Nomor : 41 Tahun Nomor 41 2004, hukum yang menjadi nazhir harus untuk menjadi nazhir Tahun 2004, badan (penerima wakaf) harus memenuhi memenuhi syarat-syarat : syarat-syarat : a. Pengurus badan hukum yang a. Warga Negara Indonesia bersangkutan b. Beragama Islam persyaratan nazhir perseorangan c. Dewasa sebagaimana dimaksud pada ayat d. Amanah (1) UU No. 41 Tahun 2004. e. Mampu secara jasmani dan rohani; dan f. Tidak b. Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan terhalang melakukan perbuatan hukum perundang-undangan c. Badan hukum yang bersangkutan dalam pasal 10 ayat (1) UU Nomor bergerak 41 pendidikan, 2004 untuk nazhir perseorangan, akan tetapi apabila yang menjadi nazhir itu organisasi disyaratkan : a. Pengurus bersangkutan 9 Ibid, hal. 342 yang berlaku. Persyaratan sebagaimana dimaksud Tahun memenuhi yang memenuhi sosial, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam. Menurut Sayyid Sabiq wakaf terhadap organisasi dibidang ahli dzimmah, seperti orang-orang nasrani diperbolehkan; sebagaimana diperbolehkannya sedekah kepada mereka. Sofiyah 68 binti Huyyai isteri Nabi saw, telah diserahkan mewakafkan menyatakan harta ini saya wakafkan, kepada saudaranya seketika wakif yang Yahudi.10 dan penerima wakaf harus jelas, Penulis lebih cenderung syarat-syarat dalam arti kepada siapa harta itu nazhir/penerima wakaf sebagaimana diwakafkan harus jelas dan tegas yang ditentukan dalam pasal 10 ayat disebutkan, misalkan harta ini saya (1) UU Nomor 41 Tahun 2004 yang wakafkan pada Amir. mensyaratkan nazhir harus beragama RUKUN WAKAF Islam, muatan ketentuan wakaf yang tertuang dalam UU No. 4 Tahun 2004 merupakan hasil ijtihad dari ulama Indonesia, mensyaratkan nazhir harus beragama islam ini sesuai dengan tujuan disyariatkannya wakaf adalah untuk memanfaatkan harta benda pada jalan Allah SWT, yangdiantaranya untuk masjid, pondok pesantren atau pendidikan Islam. Secara syar’i suatu perbuatan hukum mewakafkan harta benda, agar perbuatan hukum wakaf itu dinyatakan sah sebagai wakaf disyaratkan penyerahan harta untuk wakaf tidak dibatasi jangka waktunya, artinya bahwa harta itu diwakafkan untuk selama-lamanya, penyerahan harta wakaf harus dilakukan secara tunai tanpa syarat, artinya harta yang diwakafkan harus 10 Ibid, hal. 164-165 Menurut syar’i, rukun adalah suatu yang harus dipenuhi ketika suatu ibadah dan atau perbuatan hukum itu dilaksanakan. Rukun wakaf berarti suatu hal yang harus ada atau dipenuhi ketika wakaf dilaksanakan. merupakan Rukunwakaf tolak ukur untuk menentukan secara hukum sah atau tidaknya wakaf. Adapun menjadi rukun wakaf yang adalah berupa:11 a. Ada orang yang berwakaf b. Ada obyek/harta benda yang diwakafkan c. Ada tempat berwakaf (orang yang menerima wakaf) d. Lafad wakaf/ikrar wakaf Setiap rukun wakaf harus memenuhi syarat-syarat wakaf sebagaimana terurai di atas, apabila 11 Ibid, hal. 341-342 69 rukun tidak memenuhi syarat yang oleh karena itu secara syar’i obyek telah ditentukan, maka wakaf secara wakaf adalah harta benda yang tidak syar’i tidak sah, misalnya wakif akan rusak zatnya bila diambil disyaratkan harus orang yang berhak manfaatnya. berbuat hukum. Ada orang yang Menurut pasal 16 Undang- berwakaf, tetapi orang yang wakaf undang Nomor : 41 Tahun 2004, (wakif) ternyata bukan orang yang harta benda yang dapat dijadikan berhak berbuat hukum, maka secara sebagai obyek wakaf dapat berupa syar’i wakafnya tidak sah. Syarat dan benda tidak bergerak dan tidak rukun bergerak. Harta benda tidak bergerak wakaf kesatuan merupakan satu tidak dapat yang dapat berupa : dipisahkan. Wakaf disamping harus a. Hak atas tanah sesuai dengan memenuhi syarat dan rukun wakaf ketentuan peraturan perundang- yang ditentukan syar’i, wakaf juga undangan yang berlaku baik yang harus dilaksanakan sesuai dengan sudah ketentuan terdaftar. peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia maupun yang undang Nomor 14 Tahun 2004 sebagaimana tentang huruf a ; Peraturan Pemerintah Nomor ; 28 Tahun 1977 tentang “perwakafan tanah milik, Peraturan Menteri Agama Nomor : 1 Tahun 1978 tentang peraturan berdiri susun sesuai dengan ketentuan yang berlaku; wakaf diberikan untuk waktu yang lama atau untuk waktu yang tidak terbatas, pada d. Hak atas tanah satuan rumah Nomor : 28 Tahun 1997. syar’i, dimaksud tanah berkaitan dengan tanah; peraturan Secara diatas c. Tanaman dan benda lain yang pelaksanaan Peraturan Pemerintah OBYEK WAKAF (MAUFUK) belum b. Bangunan atau bagian bangunan seperti yang tertuang dalam Undang“wakaf”, yang perundang-undangan e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari’ah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 70 Benda bergerak yang dapat dijadikan sebagai obyek wakaf seperti barang-barang tanggungan (borg). (maufuk) berdasarkan pasal 16 ayat Harta benda wakaf (obyek (3) Undang-undang Nomor : 41 wakaf) apabila dikaitkan dengan Tahun 2004 adalah benda bergerak tujuan wakaf dapat diklasifikasikan yang menjadi :12 tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi : 1. Harta benda yang dipisahkan dari a. Uang pemilikan dijadikan sebagai harta b. Logam mulia agama. Wakaf dalam konteks ini, c. Surat berharga dapat d. Kendaraan bangunan seperti semen, batu, e. Hak atas kekayaan intelektual besi, dan pada intinya bahan f. Hak sewa bangunan yang dapat bertahan g. Benda bergerak lain sesuai berupa tanah, dalam jangka waktu yang lama. dengan ketentuan syari’ah dan Seperti peraturan madrasah/sekolah, perundang-undangan yang berlaku. Wakaf yang pembangunan pesantren sebagaimana dan masjid, pondok kepentingan lainnya untuk kepentingan agama yang ditentukan dalam pasal 16 ayat (3) UU Nomor 41 Tahun 2004 bahan Islam. 2. Harta benda yang dipisahkan dari diantara Fuqoha (ahli hukum Islam) pemilikan ada yang tidak sependapat. Fuqoha diperuntukan yang tidak setuju uang sebagai obyek kekayaan wakaf antara lain Sayyid Sabiq. hasilnya untuk Menurut Sayyid Sabiq, tidak sah agama Islam. mewakafkan apa yang rusak dengan mewakafkan sebuah bangunan dimanfaatkannya harta wakaf, seperti pertokoan kepada suatu lembaga uang, lilin, makanan, minuman, dan atau apa dikelola secara syar’i yanghasil yang cepat rusak, tidak diperbolehkan pula mewakafkan apa yang tidak boleh diperjualbelikan kemudian untuk tersendiri, badan keuntungannya 12 menjadi yang kepentingan Misalnya tertentu, untuk dipergunakan Ibid, hal. 163 71 kepentingan sekeluarga dengan wakif agar umat Islam, seperti fakir miskin, digunakan oleh ulama atau ustad anak-anak yatim, anak-anak itu bersama keluarganya dan terlantar dan kepentingan tidak boleh dipindah tangankan, /pembinaan atau untuk membantu pengembangan sebidang sawah untuk diambil manfaatnya agama Islam. 3. Harta mewakafkan benda yang status bagi anggota keluarga yang tidak pemilikannya tetap berada pada mampu si pemilik, akan tetapi hasilnya pendidikan anak keturunannya. digunakan untuk yang sesuai kemanfaatan dengan syari’at BATASAN Firma, kemudian badan usaha itu dikelola secara syar’i, beberapa persen (%) dari hasil keuntungannya digunakan untuk membangun rumah sakit atau untuk membangun badan usaha baru, yang hasil keuntungannya dugunakan untuk kepentingan umat Islam, seperti untuk modal usaha fakir miskin atau pengusaha lemah, bea siswa dan sebagainya. 4. Harta benda keluarga yang diperuntukan bagi suatu keluarga tertentu. Wakaf dalam konteks ini, misalnya mewakafkan keperluan PEMBERIAN WAKAF Islam. Wakaf dalam bentuk ini dapat berupa PT, CV, PD dan untuk Wakaf merupakan perbuatan yang sangat dilaksanakan dianjurkan oleh umat untuk Islam, karena wakaf sangat bermanfaat bagi kepentingan pengembangan dan pembinaan agama Islam serta sangat bermanfaat bagi kemaslahatan umat Islam. pelaksanaan Meskipun wakaf demikian tidak boleh berlebihan, dalam arti bahwa wakif tidak boleh memberi wakaf yang dapat merugikan ahli wariswakif itu sendiri, misalnya wakif mewakafkan seluruh harta bendanya untuk anak laki-laki, sedangkan untuk anak yang perempuan tidak diberi wakaf. Rasulullah bersabda yang artinya : sebuah rumah untuk seorang ulama atau ustad yang masih 72 “Tidak ada yangdirugikan dan tidak karena itu menurut hukum Islam ada wakafnya orangyangsedang dipandang seperti yang merugikan di dalam Islam”13 Wakaf hanya merugikan disahkan 1/3 (sepertiga) dari harta kepentingan ahli waris, menurut yang dimiliki, apabila lebih dari 1/3 Sayyid Sabiq berdasarkan hadits (sepertiga) maka harus seijin ahli tersebut diatas, maka wakafnya batal. waris, Wakaf yang merugikan ahli waris, mengijinkan atau tidak setuju, maka menurut Sayyid Sabiq orang yang wakafnya tidak sah, tetapi kalau berwakaf (wakif) seperti ini berarti wakaf itu 1/3 (sepertiga) tidak perlu tidak ingin mendekatkan diri kepada ijin ahli waris, wakaf orang yang Allah ingin sakit SWT. dunia dapat langsung dilaksanakan. SWT, menentang yang wasiat, sakit bahkan hukum dia Allah kalau atau dilaksanakan yang serupa mendasarkan waris yang kemudian Karena wakaf yang merugikan ahli waris ahli tidak meninggal Di dalam shabih Muslim itu, diriwayatkan Saad bin Abi Waqqash nafsu ra, berkata kepada Rasulullah saw; atau wakaf thogut (setan). ya Rasulullah anda lihat sendiri saya Wakaf yangtidak merugikan sedang sakit parah, sedangkan saya ahli waris adalah sebagaimana hibah orang berharta tetapi tidak ada yang dan wasiat, yaitu 1/3 (sepertiga) dari mewarisi saya kecuali seorang anak keseluruhan harta yang dimiliki oleh wanita. wakif (orang yang wakaf). Islam sedekahkan 2/3 (duapertiga) harta mengajarkan kepada umatnya agar saya meninggalkan ahli waris yang kuat. “jangan”, Wakaf yang tidak terbatas atau “Bagaimana kalau saya sedekahkan wakaf terhadap seluruh harta yang ½ (separuhnya) ?, “beliau menjawab, dimiliki, itu sama halnya dengan “jangan”. Sepertiga saja, sepertiga meninggalkan ahli waris yang lemah. sudah banyak, kata Rasulullah, kau Hal tidak tinggalkan ahli waris mu dalam dibenarkan oleh hukum Islam, oleh keadaan kaya itu lebih baik, dari 13 pada kau tinggalkan mereka dalam yang demikian Sayyid Sabiq, op.cit, hal. 172 ini Bagaimana ? “Rasulullah ia kalau saya menjawab, tanyakan lagi, 73 keadaan miskin, lalu mereka meminta-minta kesana kemari. Mendasakan pada hadits tersebut di atas, jelaslah bahwa wakaf atau perbuatan sedekah meskipun ibadah maliyah yangsangat dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulnya, tetapi tidak boleh berlebihan, jangan sampai wakaf ataupun sedekah menjadi sebab terlantarnya ahli waris atau keluarga, karenanya dalam hal ini hukum Islam membatasi jumlah harta yang diwakafkan oleh wakif sebesar 1/3 (sepertiga) DAFTAR PUSTAKA 14 dari keseluruhan harta wakif, dan yang demikian ini merupakan suatu yang diajarkan Rasulullah saw pada para sahabatnya. Bahtiar Surin, Adz-Dzikraa jilid 4, Angkasa, Bandung Chairuman Pasaribu-Suhrawardi K.Lubis, “Hukum Perjanjian Dalam Islam”, pen. Sinar Grafika, Jakarta. Cet. Kedua, 1996. H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2010. M. Nashirudin Al-Albani, Ringkasan Shohih Muslim dalam terjemah Elly Latifah, Gema Insani, Jakarta, 2005 M. Nashirudin Al-Albani, “Muhtashor Shohih Muslim” dalam terjemah Elly Lathifah, S.Pd. Gema Insani, Jakarta 2005. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, AlMa’arif, Bandung, 1987 14 M. Nashirudin Al-Albani, “Muhtashor Shohih Muslim” dalam terjemah Elly Lathifah, S.Pd. Gema Insani, Jakarta 2005. 74 75