wakaf dalam perspektif hukum islam

advertisement
WAKAF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
Taufiq (Fakultas Hukum Universitas Pekalongan)
Abstract
Waqf is a legal act in the field of law material that has long known by the public Isalam Indonesia,
as a form of social and religious. Although endowments as a highly recommended act in Islam, its
implementation should be based on harmonious terms of endowments. Besides relating to waqf
land ownership should heed government regulation number 28 of 1997 and Law no. 41 year 2004
about endowments.
Legality of waqf in Islam contained in the Qur'an and Al-Hadith and the results of ijtihad, as
contained in the Qur'an Surah Al-Hajj: 77, Ali Imron: 92. In the Qur'an-mail Ali Imron: 92,
property diwakafkan more mainstream is a well-loved treasures, the treasure which has a value of
more benefit when compared with other treasures owned by Wakif. At first waqf in Islam is when
Umar getting a piece of land in Khaibar. Umar asked the Prophet Muhammad,: Are orders to me in
connection with this land that you can, "replied Muhammad peace be upon him, if you like, hold
the
land
and
you
sedekahkan
benefits.
(HR,
Buchori
Muslim).
Although endowments are highly recommended in Islam, but it should not be done indefinitely,
endowments should not be done all the property belonging to diwakafkan, because it would be
detrimental to the heirs, according to the Islamic waqf justified only a third of the properties.
Keywords: Endowments in the Perspective of Islamic Law
Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah,
PENDAHULUAN
Wakaf
merupakan
suatu
perbuatan hukum dalam lapangan
Aliyah dan Perguruan Tinggi yang
berasal dari harta wakaf.
hukum kebendaan yang sudah cukup
Fenomena ini menunjukkan
lama dikenal oleh masyarakat Islam
betapa tinggi semangat umat Islam
Indonesia, umat Islam Indonesia
terdahulu
yang memiliki kepedulian sosial
melakukan
keagamaan
banyak
memajukan pengetahuan keagamaan
melaksanakan ajaran wakaf, hal ini
serta sosial ekonomi umat Islam
terbukti dengan banyak berdirinya
sebagai penduduk terbesar Negara
tempat
Republik Indonesia.
sudah
ibadah
seperti
mushola,
masjid, tempat pendidikan pondok
di
negeri
syiar
Wakaf
ini
Islam
untuk
dan
kemanfaatannya
pesantren yang tersebar di seluruh
banyak dirasakan oleh masyarakat,
wilayah
karenanya
Republik
Indonesia,
sekolah-sekolah keagamaan seperti
berkepentingan
pemerintah
untuk
mengatur
62
pelaksanaan wakaf agar dilakukan
kekayaan yang berupa tanah milik
sesuai dengan syariat Islam, untuk
dan
kepentingan
pemerintah
selama-lamnya untuk kepentingan
mengeluarkan regulasi di bidang
peribadatan atau keperluan umum
wakaf, diantaranya melalui Peraturan
lainnya sesuai dengan ajaran agama
Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1997
Islam”.
ini
melembagakannya
untuk
tentang Pelaksanaan wakaf tanah hak
Wakaf didalam pasal 1 ayat
milik dan undang-undang nomor 41
(1) Undang-undang nomor 41 tahun
tahun 2004 tentang “wakaf”.
2004, diartikan “sebagai perbuatan
Mengingat arti pentingnya
wakaf
hukum wakaf untuk memisahkan
dalam
kehidupan
sosial
dan/atau menyerahkan sebagian harta
dan
keagamaan,
maka
benda miliknya untu dimanfaatkan
penulis melalui tulisan ini akan
selamnya atau jangka waktu tertentu
mengkaji “wakaf” dalam hukum
sesuai dengan kepentingannya gua
Islam.
keperluan
ekonomi
kesejahteraan
PENGERTIAN WAKAF
Istilah wakaf berasal dari
bahasa Arab, yang secara gramatikal
berarti
“menahan”,
ibadah
sedangkan
menurut istilah syara “kata wakaf”
berarti menahan dan memberikan
manfaatnya pada jalan Allah SWT1
umum
dan/atau
menurut
syari’ah”.
Pengertian wakaf sebagaimana yang
dirumuskan didalam pasal 1 ayat (1)
Undang-undang nomor 41 tahun
2004 tentang “wakaf” lebih luas
apabila
dibandingkan
dengan
pengertian wakaf yang dirumuskan
Menurut pasal 1 ayat (1)
dalam pasal 1 ayat (1) Peraturan
Peraturan Pemerintah Nomor 28
Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1997.
Tahun 1997 dirumuskan “Wakaf
Perbedaan luas cakupan pengertian
adalah
yang
wakaf dari ketentuan aturan wakaf
memisahkan sebagian dari harta
tersebut disebabkan karena ketentuan
perbuatan
hukum
wakaf yang tertuang dalam Peraturan
1
Chairuman Pasaribu-Suhrawardi K.Lubis,
“Hukum Perjanjian Dalam Islam”, pen.
Sinar Grafika, Jakarta. Cet. Kedua, 1996,
halaman 104.
Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1997
diperuntukan
terbatas
pada
63
pengaturan
wakaf
tanah
milik,
sedangkan
rumusan pengertian wakaf
hukum memisahkan harta benda dari
yangtertuang dalam Undang-undang
kepemilikan untuk dikeluarkan dari
Nomor : 41 Tahun 2004 cakupannya
lalulintas
sangat luas, tidak sekedar wakaf
sebagai harta yang berdiri sendiri
tanah milik, tetapi wakaf dalam
yangdigunakan untuk kepentingan
bentuk harta benda baik harta benda
peribadatan lainnya dijalan Allah
bergerak maupun harta benda yang
SWT.
hukum
dan
dijadikan
tidak bergerak.
Pada awal mulanya secara
historis harta benda wakaf itu berupa
METODOLOGI PENELITIAN
tanah atau segala sesuatu yang
Metode Penelitian yang digunakan
berhubungan dengan tanah, baik
dalam penelitian ini adalah library
tanah
research (studi pustaka)
pewrtanian
daratan,
maupun
sehingga
wajar
tanah
apabila
dalam rumusan pengertian wakaf
yang
tertuang
dalam
Peraturan
PEMBAHASAN
LEGALITAS WAKAF
Menurut syariat Islam segala
Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1997
hanya menunjuk pada wakaf tanah
perbuatan
milik,
mu’amalah
akan
tetapi
dalam
ibadah
harus
maupun
ada
dasar
tidak
legalitasnya atau dasar hukumnya,
terbatas pada tanah, wakaf dapat
baik yang bersumber pada Al-qur’an
berupa harta benda tidak bergerak
(kitabullah)
seperti tanah dan lainnya, juga dapat
Rasulullah Muhammad Saw (al-
berupa hewan ternak seperti kuda,
hadits) atau hasil ijtihad (Al-aqlu/Ar-
sapi, kerbau maupun harta benda
ro’yu). Sumber hukum inilah yang
bergerak lainnya seperti uang.
menjadi landasan umat Islam untuk
Dari
rumusan
melakukan perbuatan hukum dalam
ta’rif/pengertian wakaf sebagaimana
lapangan ibadah maupun mu’amalah.
perkembangannya
beberapa
wakaf
terurai diatas, dapat disimpulkan
bahwa wakaf merupakan perbuatan
Wakaf
hukum
maupun
sebagai
yang
sunnah
perbuatan
berdimensi
64
hablumminallah
hablumminannas,
dan
ayat 92, dapat diartikan harta yang
bersumberkan
diwakafkan lebih afdol/utama adalah
pada Al-qur’an dan Al-hadits.
harta yang sangat dicintai, yang
Didalam Al-qur’an, Allah berfirman
berarti harta tersebut mempunyai
yang artinya :
nilai manfaat yang lebih apabila
“Dan berbuatlah kebajikan, supaya
dibandingkan
kamu mendapat kemenangan” (Al-
lainnya yangdimiliki oleh wakif.
Haj:77)
2
dengan
harta-harta
Sabda Rasulullah saw yang artinya :
Perintah berbuat kebajikan dalam
“Sesungguhnya
surat Al-Haj ayat 77 mengandung
mendapatkan sebidang
arti yangluas, dan dapat diartikan
khaibar, Umar bertanya kepada
sebagai
suatu
Umar
telah
tanah
di
perbuatan
yang
Rasulullah saw; “apakah perintah-
manfaat
atau
mu kepada-ku yang berhubungan
kemaslahatan, baik manfaat bagi
dengan tanah yangaku dapat ini ?”
kepentingan agama maupun manfaat
jawab beliau “Jika engkau suka,
bagi kepentingan umat. Dan wakaf
tahanlah
merupakan
sedekahkan
mengandung
perbuatan
kebajikan,
tanh
itu
dan
manfaatnya”.
engkau
Maka
karenanya wakaf sangat dianjurkan
dengan petunjuk beliau itu lalu
untuk dilaksanakan oleh umat Islam,
Umar
sebagaimana dalam surat Ali-Imron
dengan perjanjian tidak boleh dijual
ayat 92 yang artinya :
tanahnya, tidak boleh diwariskan
“Kamu
sekali-kali
tidak
sampai
kepada kebajikan (yangsempurna),
sedekahkan
(diberikan)
dan
manfaatnya
tidak
boleh
dihibahkan” (HR. Buchori Muslim)4
menafkahkan
Menurut H. Sulaiman Rasyid,
sebagian harta yang kamu cintai”
peristiwa yang tertuang dalam hadits
(Ali-Imron:92)3
tersebut diatas merupakan permulaan
sebelum
kamu
Ketentuan
harta
yang
wakaf dalam masyarakat Islam, dan
dinyatakan dalam surat Ali-Imron
menurut Imam Syafi’i; “sesudah itu
80 (delapan puluh) orang sahabat di
2
Bahtiar Surin, Adz-Dzikraa jilid
Angkasa, Bandung, 1991, hal. 1414
3
Bahtiar Surin,Adz-Dzikraa jilid 1,
Angkasa, Bandung, 1991, hal. 247
4,
4
M. Nashirudin Al-Albani, Ringkasan
Shohih Muslim dalam terjemah Elly Latifah,
Gema Insani, Jakarta, 2005, halaman. 473
65
Madinah terus mengorbankan harta
mereka dijadikan wakaf.
Berdasarkan
5
bentuk
ibadah
memiliki
kelebihan yang luar biasa apabila
firman
Allah
dibandingkan dengan bentuk ibadah
SWT dan sabda Rasulullah saw
lainnya.
sebagimana terurai diatas, jelaslah
Rasulullah
bahwa wakaf suatu perbuatan hukum
artinya :
yang
“Dari
sangat
yang
dianjurkan
untuk
Abu
saw
bersabda
Hurairah,
yang
bahwa
dilakukan oleh umat Islam sebagai
Rasulullah saw bersabda :”Bila
bentuk perwujudan ibadah maliyah
manusia mati, maka terputuslah
(ibadah
untuk
amalnya kecuali dari tiga perkara :
Islam.
sedekah jariyah, ilmu bermanfaat
untuk
atau anak soleh yang mendo’akan
dengan
kepentingan
harta)
agama
Peruntukan
wakaf
kepentingan
bisa
tempat
ibadah,
kepadanya.”
(HR.
Muslim,
Abu
pendidikan, perjuangan penegakan
Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i )6
agama Islam, ekonomi masyarakat
Hadits tersebut mengandung
Islam dan lain-lainnya. Wakaf dapat
arti bahwa wakaf merupakan salah
dikatakan
satu diantara 3 (tiga) amal ibadah
pula
sebagai
suatu
perbuatan hukum yang mengadung
yang
dua
pahalanya meskipun wakif (orang
dimensi,
perwujudan
yaitu
sebagai
hablumminallah
dan
tidak
akan
pernah
putus
yang berwakaf) telah meninggal
hablumminannas. Hal ini disebabkan
dunia,
karena wakaf tidak hanya sekedar
yangdiwakafkan terus dimanfaatkan
perbuatan
oleh
ibadah,
hukum
tetapi
yang
juga
bernilai
sekaligus
asalkan
masyarakat
harta
atau
benda
penerima
wakaf, seperti masjid atau tempat
untuk
ibadah atau lembaga pendidikan,
kemaslahatan umat manusia. Oleh
sepanjang masih digunakan untuk
karena manfaat wakaf sangat besar
mendirikan
bagi
ibadah
mengandung
nilai
kemaslahatan
sosial
umat
atau
sholat,
lainnya,
mengaji
maka
dan
pahala
masyarakat, maka wakaf sebagai
5
H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Sinar
Baru Algensindo, Bandung, 2010, halaman
340.
6
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Al-Ma’arif,
Bandung, 1987, halaman. 153
66
kebaikannya terus mengalir untuk
hukum
wakif.
beragama Islam)
Umat Islam terdahulu dalam
tarih
(sejarah)
perbuatan
telah
hukum
yang
kalau dipaksa)
Syarat obyek wakaf : 8
1. Kekal
kemanfatannya untuk kemajuan dan
kemaslahatan
umat
yang
bukan
2. Kehendak sendiri (tidak sah
melakukan
wakif
(meskipun
zatnya
manfaatnya
dapat
(bila
diambil,
zat
dirasakan hingga saat ini, alangkah
barang itu tidak rusak/habis,
indahnya
seperti tanah)
kehidupan
sosial
masyarakat apabila pada saat ini para
2. Kepunyaan
yang
aghniyanya mau berwakaf untuk
mewakafkan,
kepentingan ibadah sosial, maka
musya (bercampur dan tidak
kesenjangan
dapat dipisahkan dari yang
sosial
dapat
diminimalisir dan akan tercipta suatu
lain)
masyarakat yang baldatun toyyibatun
Obyek
warobbun ghofur.
hal yang harus dipenuhi sebelum
itu
dilakukan.
Syarat wakaf berarti sesuatu yang
harus dipenuhi sebelum wakafitu
dilakukan, baik mengenai wakif,
obyek/harta benda yangdiwakafkan
maupun penerima wakaf.
Syarat wakaf (orangyang berwakaf)
1. Berhak
kebaikan/berhak
(bercampur) dengan harta benda
lainnya, asalkan harta itu milik wakif
secara
syar’i
dapat
yang artinya :
“Umar telah berkata kepada Nabi
saw;
“Sesungguhnya
saya
mempunyai 100 (seratus) saham di
belum
pernah
saya
mempunyai harta yang lebih saya
berbuat
cintai dari pada itu. Sesungguhnya
berbuat
saya
menyedekahkannya”,
Ibid, hal 341
diwakafkan,
dalam hal ini Rasulullah bersabda
Khaibar,
7
7
musya
berdiri sendiri dan tidak terpisahkan
Syarat menurut syar’i, suatu
hukum
wakaf
merupakan harta wakaf yang tidak
SYARAT WAKAF
perbuatan
walaupun
8
bermaksud
jawab
Nabi
Ibid, hal 341
67
saw; “engkau tahan pokoknya dan
persyaratan nazhir sebagaimana
sedekahkanlah
dimaksud pasal 10 ayat (1) UU
buahnya”.
(HR.
Nosya’i dan Ibnu Majah)9
Seratus
disebutkan
No. 41 Tahun 2004.
saham
dalam
yang
hadits
Umar
b. Organisasi
yang
dibidang
bergerak
sosial,
tersebut di atas adalah musya atau
kemasyarakatan,
harta yang tidak berdiri sendiri atau
keagamaan.
pendidikan,
dan
atau
harta yang bercampur dengan harta
Dan apabila yang menjadi nazhir
yang lainnya.
sebuah
Menurut pasal 10 ayat (1)
badan
hukum,
maka
berdasarkan pasal 10 ayat (3) UU
Undang-undang Nomor : 41 Tahun
Nomor 41
2004,
hukum yang menjadi nazhir harus
untuk
menjadi
nazhir
Tahun
2004,
badan
(penerima wakaf) harus memenuhi
memenuhi syarat-syarat :
syarat-syarat :
a. Pengurus badan hukum yang
a. Warga Negara Indonesia
bersangkutan
b. Beragama Islam
persyaratan nazhir perseorangan
c. Dewasa
sebagaimana dimaksud pada ayat
d. Amanah
(1) UU No. 41 Tahun 2004.
e. Mampu
secara
jasmani
dan
rohani; dan
f. Tidak
b. Badan hukum Indonesia yang
dibentuk sesuai dengan peraturan
terhalang
melakukan
perbuatan hukum
perundang-undangan
c. Badan hukum yang bersangkutan
dalam pasal 10 ayat (1) UU Nomor
bergerak
41
pendidikan,
2004
untuk
nazhir
perseorangan, akan tetapi apabila
yang menjadi nazhir itu organisasi
disyaratkan :
a. Pengurus
bersangkutan
9
Ibid, hal. 342
yang
berlaku.
Persyaratan sebagaimana dimaksud
Tahun
memenuhi
yang
memenuhi
sosial,
kemasyarakatan,
dan/atau keagamaan Islam.
Menurut Sayyid Sabiq wakaf
terhadap
organisasi
dibidang
ahli
dzimmah,
seperti
orang-orang nasrani diperbolehkan;
sebagaimana
diperbolehkannya
sedekah kepada mereka. Sofiyah
68
binti Huyyai isteri Nabi saw, telah
diserahkan
mewakafkan
menyatakan harta ini saya wakafkan,
kepada
saudaranya
seketika
wakif
yang Yahudi.10
dan penerima wakaf harus jelas,
Penulis lebih cenderung syarat-syarat
dalam arti kepada siapa harta itu
nazhir/penerima wakaf sebagaimana
diwakafkan harus jelas dan tegas
yang ditentukan dalam pasal 10 ayat
disebutkan, misalkan harta ini saya
(1) UU Nomor 41 Tahun 2004 yang
wakafkan pada Amir.
mensyaratkan nazhir harus beragama
RUKUN WAKAF
Islam, muatan ketentuan wakaf yang
tertuang dalam UU No. 4 Tahun
2004 merupakan hasil ijtihad dari
ulama
Indonesia,
mensyaratkan
nazhir harus beragama islam ini
sesuai dengan tujuan disyariatkannya
wakaf adalah untuk memanfaatkan
harta benda pada jalan Allah SWT,
yangdiantaranya
untuk
masjid,
pondok pesantren atau pendidikan
Islam.
Secara syar’i suatu perbuatan
hukum mewakafkan harta benda,
agar perbuatan hukum wakaf itu
dinyatakan
sah
sebagai
wakaf
disyaratkan penyerahan harta untuk
wakaf
tidak
dibatasi
jangka
waktunya, artinya bahwa harta itu
diwakafkan untuk selama-lamanya,
penyerahan
harta
wakaf
harus
dilakukan secara tunai tanpa syarat,
artinya harta yang diwakafkan harus
10
Ibid, hal. 164-165
Menurut syar’i, rukun adalah
suatu yang harus dipenuhi ketika
suatu ibadah dan atau perbuatan
hukum
itu
dilaksanakan.
Rukun
wakaf berarti suatu hal yang harus
ada atau dipenuhi ketika wakaf
dilaksanakan.
merupakan
Rukunwakaf
tolak
ukur
untuk
menentukan secara hukum sah atau
tidaknya
wakaf.
Adapun
menjadi
rukun
wakaf
yang
adalah
berupa:11
a. Ada orang yang berwakaf
b. Ada obyek/harta benda yang
diwakafkan
c. Ada tempat berwakaf (orang
yang menerima wakaf)
d. Lafad wakaf/ikrar wakaf
Setiap rukun wakaf harus
memenuhi
syarat-syarat
wakaf
sebagaimana terurai di atas, apabila
11
Ibid, hal. 341-342
69
rukun tidak memenuhi syarat yang
oleh karena itu secara syar’i obyek
telah ditentukan, maka wakaf secara
wakaf adalah harta benda yang tidak
syar’i tidak sah, misalnya wakif
akan rusak zatnya bila diambil
disyaratkan harus orang yang berhak
manfaatnya.
berbuat hukum. Ada orang yang
Menurut pasal 16 Undang-
berwakaf, tetapi orang yang wakaf
undang Nomor : 41 Tahun 2004,
(wakif) ternyata bukan orang yang
harta benda yang dapat dijadikan
berhak berbuat hukum, maka secara
sebagai obyek wakaf dapat berupa
syar’i wakafnya tidak sah. Syarat dan
benda tidak bergerak dan tidak
rukun
bergerak. Harta benda tidak bergerak
wakaf
kesatuan
merupakan
satu
tidak
dapat
yang
dapat berupa :
dipisahkan. Wakaf disamping harus
a. Hak atas tanah sesuai dengan
memenuhi syarat dan rukun wakaf
ketentuan peraturan perundang-
yang ditentukan syar’i, wakaf juga
undangan yang berlaku baik yang
harus dilaksanakan sesuai dengan
sudah
ketentuan
terdaftar.
peraturan
perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia
maupun
yang
undang Nomor 14 Tahun 2004
sebagaimana
tentang
huruf a ;
Peraturan
Pemerintah Nomor ; 28 Tahun 1977
tentang “perwakafan tanah milik,
Peraturan Menteri Agama Nomor : 1
Tahun
1978
tentang
peraturan
berdiri
susun sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
wakaf
diberikan untuk waktu yang lama
atau untuk waktu yang tidak terbatas,
pada
d. Hak atas tanah satuan rumah
Nomor : 28 Tahun 1997.
syar’i,
dimaksud
tanah
berkaitan dengan tanah;
peraturan
Secara
diatas
c. Tanaman dan benda lain yang
pelaksanaan Peraturan Pemerintah
OBYEK WAKAF (MAUFUK)
belum
b. Bangunan atau bagian bangunan
seperti yang tertuang dalam Undang“wakaf”,
yang
perundang-undangan
e. Benda tidak bergerak lain sesuai
dengan ketentuan syari’ah dan
peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
70
Benda bergerak yang dapat
dijadikan
sebagai obyek wakaf
seperti barang-barang tanggungan
(borg).
(maufuk) berdasarkan pasal 16 ayat
Harta benda wakaf (obyek
(3) Undang-undang Nomor : 41
wakaf) apabila dikaitkan dengan
Tahun 2004 adalah benda bergerak
tujuan wakaf dapat diklasifikasikan
yang
menjadi :12
tidak
bisa
habis
karena
dikonsumsi, meliputi :
1. Harta benda yang dipisahkan dari
a. Uang
pemilikan dijadikan sebagai harta
b. Logam mulia
agama. Wakaf dalam konteks ini,
c. Surat berharga
dapat
d. Kendaraan
bangunan seperti semen, batu,
e. Hak atas kekayaan intelektual
besi, dan pada intinya bahan
f. Hak sewa
bangunan yang dapat bertahan
g. Benda
bergerak
lain
sesuai
berupa
tanah,
dalam jangka waktu yang lama.
dengan ketentuan syari’ah dan
Seperti
peraturan
madrasah/sekolah,
perundang-undangan
yang berlaku.
Wakaf
yang
pembangunan
pesantren
sebagaimana
dan
masjid,
pondok
kepentingan
lainnya untuk kepentingan agama
yang ditentukan dalam pasal 16 ayat
(3) UU Nomor 41 Tahun 2004
bahan
Islam.
2. Harta benda yang dipisahkan dari
diantara Fuqoha (ahli hukum Islam)
pemilikan
ada yang tidak sependapat. Fuqoha
diperuntukan
yang tidak setuju uang sebagai obyek
kekayaan
wakaf antara lain Sayyid Sabiq.
hasilnya
untuk
Menurut Sayyid Sabiq, tidak sah
agama
Islam.
mewakafkan apa yang rusak dengan
mewakafkan sebuah bangunan
dimanfaatkannya harta wakaf, seperti
pertokoan kepada suatu lembaga
uang, lilin, makanan, minuman, dan
atau
apa
dikelola secara syar’i yanghasil
yang
cepat
rusak,
tidak
diperbolehkan pula mewakafkan apa
yang tidak boleh diperjualbelikan
kemudian
untuk
tersendiri,
badan
keuntungannya
12
menjadi
yang
kepentingan
Misalnya
tertentu,
untuk
dipergunakan
Ibid, hal. 163
71
kepentingan
sekeluarga dengan wakif agar
umat Islam, seperti fakir miskin,
digunakan oleh ulama atau ustad
anak-anak
yatim,
anak-anak
itu bersama keluarganya dan
terlantar
dan
kepentingan
tidak boleh dipindah tangankan,
/pembinaan
atau
untuk
membantu
pengembangan
sebidang
sawah untuk diambil manfaatnya
agama Islam.
3. Harta
mewakafkan
benda
yang
status
bagi anggota keluarga yang tidak
pemilikannya tetap berada pada
mampu
si pemilik, akan tetapi hasilnya
pendidikan anak keturunannya.
digunakan untuk
yang
sesuai
kemanfaatan
dengan
syari’at
BATASAN
Firma, kemudian badan usaha itu
dikelola secara syar’i, beberapa
persen
(%)
dari
hasil
keuntungannya digunakan untuk
membangun rumah sakit atau
untuk membangun badan usaha
baru, yang hasil keuntungannya
dugunakan untuk
kepentingan
umat Islam, seperti untuk modal
usaha
fakir
miskin
atau
pengusaha lemah, bea siswa dan
sebagainya.
4. Harta
benda
keluarga
yang
diperuntukan bagi suatu keluarga
tertentu. Wakaf dalam konteks
ini,
misalnya
mewakafkan
keperluan
PEMBERIAN
WAKAF
Islam. Wakaf dalam bentuk ini
dapat berupa PT, CV, PD dan
untuk
Wakaf merupakan perbuatan
yang
sangat
dilaksanakan
dianjurkan
oleh
umat
untuk
Islam,
karena wakaf sangat bermanfaat bagi
kepentingan
pengembangan
dan
pembinaan agama Islam serta sangat
bermanfaat bagi kemaslahatan umat
Islam.
pelaksanaan
Meskipun
wakaf
demikian
tidak
boleh
berlebihan, dalam arti bahwa wakif
tidak boleh memberi wakaf yang
dapat merugikan ahli wariswakif itu
sendiri, misalnya wakif mewakafkan
seluruh harta bendanya untuk anak
laki-laki, sedangkan untuk anak yang
perempuan tidak diberi wakaf.
Rasulullah bersabda yang artinya :
sebuah rumah untuk seorang
ulama atau ustad yang masih
72
“Tidak ada yangdirugikan dan tidak
karena itu menurut hukum Islam
ada
wakafnya
orangyangsedang
dipandang
seperti
yang
merugikan
di
dalam
Islam”13
Wakaf
hanya
merugikan
disahkan 1/3 (sepertiga) dari harta
kepentingan ahli waris, menurut
yang dimiliki, apabila lebih dari 1/3
Sayyid Sabiq berdasarkan hadits
(sepertiga) maka harus seijin ahli
tersebut diatas, maka wakafnya batal.
waris,
Wakaf yang merugikan ahli waris,
mengijinkan atau tidak setuju, maka
menurut Sayyid Sabiq orang yang
wakafnya tidak sah, tetapi kalau
berwakaf (wakif) seperti ini berarti
wakaf itu 1/3 (sepertiga) tidak perlu
tidak ingin mendekatkan diri kepada
ijin ahli waris, wakaf orang yang
Allah
ingin
sakit
SWT.
dunia dapat langsung dilaksanakan.
SWT,
menentang
yang
wasiat,
sakit
bahkan
hukum
dia
Allah
kalau
atau
dilaksanakan
yang
serupa
mendasarkan
waris
yang kemudian
Karena wakaf yang merugikan ahli
waris
ahli
tidak
meninggal
Di dalam shabih Muslim
itu,
diriwayatkan Saad bin Abi Waqqash
nafsu
ra, berkata kepada Rasulullah saw;
atau wakaf thogut (setan).
ya Rasulullah anda lihat sendiri saya
Wakaf yangtidak merugikan
sedang sakit parah, sedangkan saya
ahli waris adalah sebagaimana hibah
orang berharta tetapi tidak ada yang
dan wasiat, yaitu 1/3 (sepertiga) dari
mewarisi saya kecuali seorang anak
keseluruhan harta yang dimiliki oleh
wanita.
wakif (orang yang wakaf). Islam
sedekahkan 2/3 (duapertiga) harta
mengajarkan kepada umatnya agar
saya
meninggalkan ahli waris yang kuat.
“jangan”,
Wakaf yang tidak terbatas atau
“Bagaimana kalau saya sedekahkan
wakaf terhadap seluruh harta yang
½ (separuhnya) ?, “beliau menjawab,
dimiliki, itu sama halnya dengan
“jangan”. Sepertiga saja, sepertiga
meninggalkan ahli waris yang lemah.
sudah banyak, kata Rasulullah, kau
Hal
tidak
tinggalkan ahli waris mu dalam
dibenarkan oleh hukum Islam, oleh
keadaan kaya itu lebih baik, dari
13
pada kau tinggalkan mereka dalam
yang
demikian
Sayyid Sabiq, op.cit, hal. 172
ini
Bagaimana
?
“Rasulullah
ia
kalau
saya
menjawab,
tanyakan
lagi,
73
keadaan
miskin,
lalu
mereka
meminta-minta kesana kemari.
Mendasakan
pada
hadits
tersebut di atas, jelaslah bahwa
wakaf
atau
perbuatan
sedekah
meskipun
ibadah
maliyah
yangsangat dianjurkan oleh Allah
SWT dan Rasulnya, tetapi tidak
boleh berlebihan, jangan sampai
wakaf ataupun
sedekah menjadi
sebab terlantarnya ahli waris atau
keluarga, karenanya dalam hal ini
hukum Islam membatasi jumlah
harta yang diwakafkan oleh wakif
sebesar
1/3
(sepertiga)
DAFTAR PUSTAKA
14
dari
keseluruhan harta wakif, dan yang
demikian ini merupakan suatu yang
diajarkan Rasulullah saw pada para
sahabatnya.
Bahtiar Surin, Adz-Dzikraa jilid 4,
Angkasa, Bandung
Chairuman
Pasaribu-Suhrawardi
K.Lubis,
“Hukum
Perjanjian Dalam Islam”,
pen. Sinar Grafika, Jakarta.
Cet. Kedua, 1996.
H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam,
Sinar Baru Algensindo,
Bandung, 2010.
M. Nashirudin Al-Albani, Ringkasan
Shohih
Muslim
dalam
terjemah Elly Latifah, Gema
Insani, Jakarta, 2005
M.
Nashirudin
Al-Albani,
“Muhtashor
Shohih
Muslim” dalam terjemah
Elly Lathifah, S.Pd. Gema
Insani, Jakarta 2005.
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, AlMa’arif, Bandung, 1987
14
M. Nashirudin Al-Albani, “Muhtashor
Shohih Muslim” dalam terjemah Elly
Lathifah, S.Pd. Gema Insani, Jakarta 2005.
74
75
Download