BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi Koperasi

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Koperasi
Koperasi merupakan salah satu bentuk usaha yang sesuai dengan
ketentuan
Undang-Undang
kesempatan
sehingga
yang
Dasar
1945.
seluas-luasnya
benar-benar
dan
mampu
Koperasi
ditingkatkan
mewujudkan
harus
diberi
pembinaannya
peranan
dalam
pembangunan. Koperasi sudah selayaknya menduduki tempat yang
paling penting dalam sistem perekonomian.
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah Badan
Usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai
gerakan
ekonomi
rakyat
yang
berdasarkan
atas
asas
kekeluargaan.
Tujuan
koperasi
adalah
untuk
memajukan
kesejahteraan
anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. sedangkan fungsi dan peranan koperasi
adalah sebagai berikut :
8
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional koperasi.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama atas dasar kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi. (Baswir, 2000)
2.2 . Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan dimana laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang
dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas,
laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. (IAI, 2004 : 2).
Pendapat lain mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan
output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah
yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya yang merupakan
salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping
sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban
9
(accountability) serta menggambarkan indikator kesuksesan suatu
perusahaan dalam mencapai tujuannya (Harahap, 2000 : 121).
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan,
merupakan
suatu
ringkasan
dari
transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan
keuangan
ini
dibuat
oleh
manajemen
dengan
tujuan
untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
para pemilik perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang berupa
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan bentuk laporan
lainnya, dimana laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen de ngan
tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya oleh para pemilik perusahaan sekaligus berfungsi sebagai
alat untuk mengetahui posisi dan kemajuan perusahaan dari segi
keuangan (Baridwan, 2000 : 17).
2.2.1
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukk an
apa
yang
telah
dilakukan
manajemen
10
atau
pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipergunakan kepadanya (IAI,
2004:4).
Pendapat lain mengatakan tujuan laporan keuangan yaitu harus
menyajikan informasi sebagai berikut :
1) Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan
pemakai
lainnya
dalam
membuat
keputusan
untuk
investasi,
pemberian kredit dan keputusan lainnya.
2) Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial
dan
pemakai
lainnya
untuk
menaksir
jumlah,
waktu,
dan
ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang
berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan uang yang
berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat -surat
berharga atau pinjaman-pinjaman.
3) Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim,
atas sumber-sumber tersebut dan pengaruh dari transaksi-transaksi,
kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumbersumber dari klaim atas sumber-sumber tersebut (Baridwan, 2000:3).
2.2.2
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Ada empat
karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan yaitu dapat dipahami,
relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.
11
1) Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.
2) Relevan
Agar
bermanfaat,
informasi
harus
relevan
untuk
memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3) Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi
memiliki
kualitas
andal
jika
bebas
dari
pengertian
yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
4) Dapat dibandingkan
Pemakai
harus
dapat
memperbandingkan
laporan
keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
memperbandingkan
laporan
keuangan
antar
perusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian
12
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus
dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode
perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. (IAI,
2004 : 7).
2.2.3
Pengertian Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan
pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan
keuangan koperasi juga merupakan bagian dari sistem pelaporan
keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi meliputi Neraca,
Perhitungan Sisa Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi
Ekonomi Anggota dan Catatan Atas Laporan Keuangan. (IAI, 2004:27).
Istilah perhitungan sisa hasil usaha sebagai pengganti istilah
laporan laba rugi, dikarenakan manfaat dari usaha koperasi tersebut
tidak semata-mata diukur dari laba, tapi lebih ditekankan pada manfaat
bagi anggota. Oleh karena itu koperasi tidak menggunakan istilah laba
atau rugi melainkan sisa hasil usaha. Perhitungan sisa hasil usaha harus
dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota.
2.2.4
Pengertian Penggabungan Usaha
Setiap perusahaan pasti menginginkan adanya perkembangan
usaha yang sedang dijalankan. Salah satu cara yang sering ditempuh
adalah dengan penggabungan usaha. Melalui penggabungan usaha dapat
diperoleh adanya kepastian mengenai daerah pemasaran, sumber baha n
13
baku atau penghematan biaya melalui penggunaan fasilitas dan sarana
yang lebih ekonomis dan efisien.
Penggabungan usaha merupakan penyatuan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu
perusahaan
menyatu
dengan
(unity
with)
perusahaan
lain
atau
memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain
(IAI, 2004 : 22). Pendapat lain mengatakan bahwa penggabungan usaha
terjadi apabila dua perusahaan atau lebih membentuk satu organisasi
tunggal untuk menjalankan usaha. (Drebin, 2000 : 237).
Berdasarkan
uraian
di
atas,
dapat
disimpulkan
bahwa
penggabungan usaha merupakan usaha untuk menggabungkan dua
perusahaan atau lebih membentuk satu organisasi tunggal yang
mencerminkan satu
entitas ekonomi
yang menjalankan ke giatan
usahanya.
2.2.5
Bentuk Penggabungan Usaha
Drebin (2000) menyatakan penggabungan usaha dapat dilakukan
dengan 2 (dua) cara yaitu merger dan konsolidasi.
a. Merger
Merger terjadi dengan perolehan langsung harta benda satu atau
beberapa
perusahaan
oleh
perusahaan
lain.
Perusahaan
yang
mengambil alih harta benda perusahaan lain tetap mempertahankan
identitasnya dan meneruskan operasinya sebagai kesatuan usaha
14
yang lebih besar dimana perusahaan yang harta bendanya diambil
alih dibubarkan dan harus melepaskan identitasnya.
b. Konsolidasi
Konsolidasi terjadi apabila sebuah perusahaan diorganisir (didirikan)
secara khusus untuk memperoleh aktiva dan menanggung kewajiban
dua buah perusahaan atau lebih yang telah ada sebelumnya.
Selanjutnya sebuah perusahaan baru berdiri dan perusahaan yang ada
sebelumnya dibubarkan. (Drebin, 2000 : 237).
Sedangkan menurut Suparwoto (2001) menyatakan bahwa
penggabungan badan usaha dapat dilakukan melalui 3 bentuk yaitu :
1) Merger
Penggabungan badan usaha yang berbentuk merger ini salah satu
diantara
perusahaan
yang
bergabung
akan
hidup
terus
dan
mengambil alih semua aktiva dan utang perusahaan yang lain.
Perusahaan yang hidup terus tersebut harus berbentuk perseroan
terbatas. Jadi di dalam merger ini minimal satu diantara perusahaan
yang melakukan penggabungan badan usaha harus berbentuk
perseroan terbatas (PT).
2) Konsolidasi
Konsolidasi ini semua perusahaan yang melakukan penggabungan
badan
usaha
menyerahkan
semua
aktiva
bersihnya
kepada
perusahaan yang baru, yang dibentuk dalam penggabungan badan
usaha tersebut. Di dalam konsolidasi ini diantara perusahaan yang
melakukan penggabungan badan usaha tidak dituntut adanya
15
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas, karena akan didirikan
perusahaan baru yang berbentuk perseroan terbatas.
3) Hubungan Afiliasi
Masing-masing perusahaan masih tetap hidup dan tetap menjalankan
kegiatan operasional akan tetapi salah satu akan menguasai
perusahaan yang lain. (Suparwoto, 2001 : 4)
2.2.6
Akuntansi Penggabungan Usaha
Dalam penggabungan usaha terdapat dua metode akuntansi
untuk
mencatat
penggabungan
usaha
yaitu
metode
penyatuan
kepemilikan dan metode pembelian.
a. Metode Penyatuan Kepemilikan
Metode
ini
mengasumsikan
bahwa
kepemilikan
perusahaan-
perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif
tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Pada metode
penyatuan kepemilikan, aktiva dan kewajiban dari perusahaanperusahaan yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan
sebesar nilai bukunya, sehingga tidak menimbulkan goodwill yang
baru.
b. Metode Pembelian
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan
usaha merupakan suatu transaksi yang memungkinkan suatu entitas
memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang
memperoleh/membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban
yang ditanggung sebesar nilai wajarnya. Biaya untuk memperoleh
16
perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama
seperti pada transaksi yang lain. Setiap kelebihan biaya perolehan
atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke
goodwill. (Beam dan Amir Abadi Jusuf, 2000 : 4).
Mengenai semua penggabungan usaha, pengungkapan yang
harus
dibuat
dalam
laporan
keuangan
pada
periode
terjadinya
penggabungan usaha adalah sebagai berikut :
1) Nama dan penjelasan tentang perusahaan yang bergabung.
2) Metode akuntansi yang digunakan untuk penggabungan usaha
tersebut
3) Tanggal efektif penggabungan usaha untuk tujuan akuntansi.
4) Operasi atau kegiatan usaha yang telah diputuskan untuk dijual atas
dihentikan akibat penggabungan usaha tersebut. (IAI, 2004 : 22.23)
2.2.7
Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan
keuangan
konsolidasi
disajikan
untuk
memenuhi
kebutuhan informasi keuangan yang meliputi posisi keuangan, hasil
usaha dan arus kas dari suatu kelompok perusahaan yang secara
ekonomis
merupakan
satu
kesatuan
usaha.
Laporan
keuangan
konsolidasi adalah suatu laporan keuangan dari suatu group perusahaan
yang disajikan sebagai satu kesatuan ekonomi (IAI, 2004 : 4). Pendapat
lain mengatakan bahwa laporan keuanan konsolidasi merupakan laporan
keuangan yang disusun dengan mengabaikan status yuridis dan lebih
menitikberatkan pada segi ekonomisnya. (Suparwoto, 2001 : 42).
17
Berdasarkan uraian di atas, laporan keuangan konsolidasi adalah
laporan
keuangan
yang
merupakan
hasil
penggabungan
laporan
keuangan yang disusun dengan mengabaikan status yuridis dan
mencerminkan suatu group perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi.
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang
dikendalikan oleh induk perusahaan. Pengendalian dianggap ada apabila
induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung
(melalui anak perusahaan), lebih dari 50 persen hak suara pada suatu
perusahaan. Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50 persen
atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada apabila dapat dibuktikan
adanya salah satu kondisi berikut ini menurut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No 4 :
1) Mempunyai hak suara yang lebih dari 50 persen berdasarkan suatu
perjanjian dengan investor lain.
2) Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansia l
dan operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian.
3) Mampu
menunjuk
atau
memperhatikan
mayoritas
pengurus
perusahaan.
4) Mampu mengusai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila :
1) Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena saham anak
perusahaan dibeli dengan tujuan untuk dijual atau dialihkan dalam
jangka pendek.
18
2) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang
sehingga mempengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam
mentransfer dana kepada induk perusahaan. (IAI, 2004 : 4.2).
2.2.8
Prosedur Konsolidasi
Mengenai penyusunan laporan keuangan konsolidasi, laporan
keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan digabungkan satu
persatu dengan menjumlahkan unsur-unsur yang sejenis dari aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban. Agar laporan keuangan
konsolidasi dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok
perusahaan tersebut sebagai satu kesatuan ekonomi, maka perlu
dilakukan langkah-langkah berikut :
1) Mengeliminasi semua rekening timbal balik
Eleminasi ini dilakukan melalui jurnal eleminasi. Jurnal eleminasi
tidak
perlu
diposting
dan
hanya
diperlukan
dalam
rangka
penyusunan laporan keuangan konsolidasi saja.
2) Menyusun kertas kerja
Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan konsolidasi
biasanya
disusun
kertas
kerja
terlebih
dahulu.
Kertas
kerja
diperlukan untuk memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasi. Kertas kerja ini dipakai untuk mengkoordinir semua
informasi yang diperlukan dalam rangka penyusunan laporan
keuangan konsolidasi.
19
3) Menyusun laporan keuangan konsolidasi
Angka-angka dalam laporan keuangan konsolidasi bersumber dari
kertas kerja laporan keuangan konsolidasi (Suparwoto, 2001 : 42).
Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No 4 yaitu :
1) Saldo nilai tercatat (carrying amount) penyertaan induk perusahaan
pada masing-masing anak perusahaan dieleminiasi dengan ekuitas
anak perusahaan yang menjadi bagian induk perusahaan.
2) Saldo antar perusahaan dan transaksi antar perusahaan dalam
kelompok perusahaan tersebut, termasuk penjual an beban dan
dividen harus dieleminasi seluruhnya.
3) Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi (unrealized profits)
yang berasal dari transaksi antar perusahaan yang harus dieleminasi.
4) Hak minoritas dalam laba bersih disajikan sebagai pengurang da ri
laba bersih konsolidasi untuk mendapatkan jumlah laba bersih yang
menjadi hak pemegang saham induk perusahaan.
5) Hak minoritas dalam aktiva bersih disajikan tersendiri dalam neraca
konsolidasi, diantara ekuitas dan kewajiban. Hak minoritas dalam
aktiva bersih terdiri dari :
a. Suatu jumlah pada saat terjadinya penggabungan usaha, yang
dihitung dengan cara ditentukan dalan PSAK No. 22 tentang
akuntansi penggabungan usaha.
b. Bagian pemegang saham minoritas atas perubahan ekuitas
yang
terjadi
setelah
(IAI,2004:4).
19
tanggal
penggabungan
usaha
Agar para pengguna laporan keuangan konsolidasi dapat
memahami hubungan antara perusahaan-perusahaan dalam suatu group,
maka pengungkapan atas hal-hal berikut harus dilakukan :
a.
Daftar anak perusahaan (yang signifikan) yang antara lain
mencakup : nama, tempat kedudukan, persentase pemilikan
dan persentase hak suara (apabila berbeda dengan persentase
pemilikan).
b.
Alasan
untuk
tidak
mengkonsolidasikan
suatu
anak
perusahaan.
c.
Sifat hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan
yang
menyebabkan
induk
perusahaan
dapat
melakukan
pengendalian terhadap anak perusahaan meskipun hak suara
induk perusahaan, baik langsung maupun tidak langsun g 50
persen atau kurang. (IAI, 2004 : 4,5)
2.2.9 Penelitian Sebelumnya
Penelitian terdahulu yang erat kaitannya dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Payanta (2001) meneliti tentang ”Pengaruh keputusan merger
dan
akuisisi
terhadap perubahan
kinerja
perusahaan publik
di
Indonesia”. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari dua
segi, yaitu analisis laporan keuangan maupun dari segi fulktuasi harga
saham. Tehnik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan
alat statistik uji t. Hasilnya menunjukkan tidak terdapat perbedaan
20
kinerja
yang signifikan untuk periode
sebelum
dan sesudah
konsolidasi dan akuisisi baik sari segi harga saham. Persamaan
penelitian yang dilakukan oleh Payanta (2001) dengan penelitian yang
peneliti laksanakan adalah sama-sama meneliti usaha yang telah
melakukan penggabungan usaha. Perbedaannya adalah Payanta (2001)
meneliti perbedaan kinerja keuangan dengan menggunakan rasio
keuangan
sedangkan
keuangan
antara
penelitian
induk
ini
meneliti
persahaan
dengan
perbedaan
anak
kinerja
perusahaan
menggunakan laporan keuangan konsolidasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Higma Nur Aguistingsih (2002)
tentang ”Analisis kinerja dan karakteristik keuangan perusa haan yang
merger dan akuisis di Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh karakteristik merger dan akuisisi terhadap
kinerja dan karakteristik keuangan perusahaan sebelum dan sesudah
peristiwa merger dan akuisisi. Hasil dari penelitian ini adalah dalam
jangka panjang menunjukkan adanya perbedaan kinerja saham yang
signifikan. Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah
sama-sama meneliti usaha yang telah melakukan penggabungan usaha.
Adapun perbedaannya adalah dalam penelitian yang dilakukan oleh
Higma Nur Agustingsih (2002) menggunakan rasio keuangan dan
fluktuasi harga saham sedangkan dalam penelitian ini kinerja keuangan
dilihat dari laporan keuangan konsolidasi antara induk perusahaan
dengan anak perusahaan.
21
Yulia Trisnawati (2003), meneliti tentang ”Penerapan laporan
keuangan konsolidasi pada KUD. Pedungan di Denpasar”. Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
kesesuaian
prosedur
penyusunan laporan keuangan konsolidasi KUD Pedungan dengan
PSAK. Variabel yang dibahas adalah laporan keuangan, laporan
keuangan cabang, laporan keuangan konsolidasi. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik analisis kuantitatif.
Hasil dari penelitian
menunjukkan laporan keuangan konsolidasi pada KUD Pedungan
sesuai dengan PSAK. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang
penulis
lakukan
melakukan
adalah
penggabungan
sama-sama
usaha
meneliti
dengan
usaha
yang
menggunakan
telah
laporan
keuangan konsolidasi. Adapun perbedaannya adalah tempat penelitian
yang dilakukan oleh Yulia Trisnawati (2003) di KUD Pedungan
Denpasar sedangkan yang dilakukan sekarang adalah pada KUD
Kerambitan.
2.3 Kerangka Pemikiran
KUD Kerambitan selama ini telah menyusun laporan keuangan
konsolidasi antara induk dengan anak perusahaannya. Dalam menyusun
laporan keuangan konsolidasi, pusat koperasi dan unit -unitnya harus
memperhatikan prinsip pokok dan prosedur yang dijalankan agar sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 4 ataupun
teori-teori mengenai laporan keuangan konsolidasi.
22
Gambar 2.1: Penerapan Laporan Keuangan Konsolidasi Pada KUD
Kerambitan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Anak Perusahaan
Laporan Keuangan
Induk Perusahaan
Laporan Keuangan
Konsolidasi
Menurut PSAK No. 4
Menurut Koperasi
Dibandingkan
Sesuai
Tidak Sesuai
Dilanjutkan
Revisi
Sumber : Data diolah
23
Download