PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan bahan pangan asal ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama sebagai protein hewani yang diperlukan untuk memelihara jaringan tubuh, mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Selain kaya akan protein daging juga mengandung lemak, mineral serta zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Daging telah dikenal dan dipandang sebagai bahan pangan dengan kandungan gizi yang cukup tinggi dan komposisinya lengkap. Zat gizi dalam daging mudah dicerna dan diabsorpsi oleh tubuh sehingga fungsi tubuh berjalan secara optimal. Kambing adalah salah satu jenis ternak sumber daging yang disukai oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena daging kambing mempunyai rasa yang enak dan aroma khas serta protein dengan mutu tinggi. Harga daging kambing masih relatif tinggi, sehingga tingkat konsumsi daging kambing di Indonesia rendah. Pengembangan berbagai teknik pengolahan daging menjadi produk olahan yang memiliki kandungan dan kualitas protein yang baik dan harganya relatif terjangkau, diharapkan dapat meningkatkan tingkat konsumsi daging. Daging dapat diolah dengan cara digoreng, dipanggang (sate), dikukus atau diolah menjadi produk lain seperti bakso, abon, daging panggang, sosis, dendeng. 1 Dari berbagai macam produk daging olahan yang berada di Indonesia, daging diolah menjadi beraneka ragam disesuaikan dengan keinginan masyarakat. Salah satu pengolahan daging yang populer di Indonesia adalah dibuat menjadi sate. Pengolahan sate dilakukan dengan dibakar, atau dapat disebut daging bakar. Daging bakar merupakan daging yang dimasak dengan cara dibakar atau dipanggang. Tentunya disertai berbagai bumbu yang akan membuat daging bakar menjadi lebih enak. Sate merupakan daging yang dipotong kecil-kecil dan ditusuk pada tusukan bambu yang dimasak dengan cara dibakar atau dipanggang menggunakan arang, batok kelapa atau bahkan menggunakan pemanggangan dengan bahan baku gas. Sate sangat terkenal di Indonesia. Sate dapat dimakan dengan nasi atau lontong dijadikan lauk atau sekedar makanan selingan. Faktor penting dalam pemasakan adalah lama pemasakan karena dapat mempengaruhi kualitas daging. Menurut Soeparno (2009) lama pemasakan dapat mempengaruhi kualitas daging karena kandungan nutrien berubah. Semakin lama pemasakan dan semakin tinggi suhu yang digunakan dapat menyebabkan perubahan fisik dalam daging. Kadar air merupakan faktor mutu yang penting karena berpengaruh terhadap kualitas daging seperti keempukan, tekstur dan juiciness. Nanas (Ananas Comosus) merupakan salah satu jenis buah yang umum dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Mempunyai 2 sifat yang mudah rusak dan busuk sehingga tidak tahan lama disimpan. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, lebih jauh dimanfaatkan dalam industri pengolahan buah nanas untuk pembuatan selai, jelly serta proses lainya. Bromelin adalah enzim yang diekstra dari buah nanas. Bromelin diisolasi dari buah nanas dengan menghancurkan daging buah nanas untuk mendapatkan ekstrak kasar enzim bromelin. Bromelin tergolong kelompok enzim protease sulfihidril, merupakan glukoprotein. Buah nanas yang muda maupun yang tua mengandung enzim bromelin (Winarno, 1983). Bromelin dapat melarutkan atau memecah jaringan kolagen dengan cara hidrolisis. Hidrolisis kolagen dapat terjadi karena enzim bromelin mengkatalis molekul protein komplek menjadi senyawa sederhana yaitu peptida dan asam amino, dengan gugus sulfihidril protease menghidrolisis ikatan arginin-alanin dan arginin-glutamine pada protein daging (Anam et al, 2003). Hidrolisis yang terjadi dengan enzim proteolitik adalah putusnya ikatan peptida dari substrat, di mana enzim proteolitik dalam reaksi bertugas sebagai katalisator yang bersifat spesifik (Hastuti, 2001). Dengan adanya hidrolisis protein penyusun jaringan ikat kolagen mengakibatkan tingkat atau jumlah jaringan kolagen dalam daging yang alot menjadi lebih lunak dan peningkatan protein terlarut dari daging kambing. 3 Berdasarkan uraian diatas maka pemanfaatan enzim bromelin dari buah nanas diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik dan jumlah protein terlarut daging kambing. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan sensoris sate daging kambing dengan level penambahan ekstrak nanas dan lama pembakaran yang berbeda. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diproleh kualitas sate daging kambing yang memiliki kandungan gizi, kualitas fisik dan karakteristik sensoris yang lebih baik dan dapat diterima oleh konsumen, serta dapat digunakan sebagai penganekaragaman pangan. 4