BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Metode ini memusatkan pada penyelidikan terhadap cara manusia memaknai kehidupan sosial mereka, serta bagaimana manusia mengepresikan pemahaman mereka melalui bahasa, suara, perumpamaan, gaya pribadi, maupun ritual sosial.1Peneliti yang menggunakan paradigma interpretif menantang gagasan bahwa realitas sosial adalah sesuatu yang kita terima begitu saja, sesuatu “ diluar sana” yang membentuk tindakan masyarakat. Peneliti interpretif meyakini teori kontruktivisme sosial ( social contructivism) yang mengemukakan gagasan bahwa “realitas” yang kita gali ini terbentuk dari waktu ke waktu melalui proses komunikasi, interaksi kita dengan orang-orang disekitar kita, dan sejarah kita bersama.2 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah penelitian kualitatif bertumpu pada berbagai aliran, tradisi, atau orientasi yang mementingkan pengembangan dan penyusunan teori dengan ditandai oleh strategi induktif empiris. Adapun rancangan kualitatif senantiasa berakar pada empiris, 1 Daymont Cristine, Immy Holloway, Metode Metode Riset Kualitatif dalam Public Relation& Marketing Communications, Yogyakarta : PT. Bentang Pustaka, 2008, Hal 5 2 Ibid Hal 6 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/ walaupun dapat diilhami dari berbagai tradisi dan orientasi pemikiran yang berbeda-beda. 3 Metode studi fenomenologi adalah metode yang dipilih oleh peneliti sebagai bidang filsafat modern. Fenomenologi menyelidiki pengalaman, kesadaran, yang berkaitan dengan pertanyaan seperti : bagaimana pembagian atara subjek (ego) dengan objek (dunia) muncul dan bagaimana sesuatu hal didunia ini diklasifikasikan. Sejak para peneliti sejarah lebih banyak mendalami kesadaran para pelaku sejarah (maupun kesadaran dirinya), beberapa ahli sejarah kemudia berbalik ke metode fenomenologis yang ternyata banyak membantu mereka.4 Tokoh filsafat fenomenologi yang terkenal adalah Edmund Husserl (18591938). Fenomenologi dalam arti luas adalah filsafat yang berpegang pada motto Husserl, “ kembali kepada berbagai hal itu sendiri”, yang dapat diartikan sebagai deskripsi yang bisa dipercaya dan tak menyimpan tentang kesadaran-kesadaran. Jadi fenomenologi pada prinsipnya adalah suatu metode : 1. Instiusi langsung sebagai sumber utama pengetahuan 2. Studi intuitif atas esensi-esensi. Metode ini dipungut oleh berbagai orientasi filosofi yang secara bersama disebut gerakan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi memusatkan perhatian pada pengalaman subyektif. Pendekatan ini berhubungan dengan pandangan pribadi mengenai dunia dan penafsiran mengenai berbagai kejadian yang dihadapinya. Pendekatan 3 Suyanto Bagong, Sutina. Metode Penelitian Soasial.2007 hal 177 Moleong J. Lexy. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Hal 14. 4 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ tersebut mencoba memahami kejadian fenomenal yang dialami individu tanpa adanya beban prakonsepsi. Pendekatan fenomenologis meliputi yaitu :5 1. Pengamatan, yaitu suatu replika dari benda diluar manusia yang intarpsikis, dibentuk berdasarkan rangsang-rangsang dari obyek. 2. Imajinasi, yaitu suatu perubahan (act) yang melihat suatu obyek yang absen atau sama sekali tidak ada melalui suatu isi psikis atau fisik yang tidak memberikan dirinya sebagai diri melainkan sebagai representasi dari hal yang lain. Dunia imajinasi berdasarkan aktivitas suatu kesadaran. 3. Berfikir secara abstrak. Bidang yang sangat penting dalam hidup psikis manusia ialah pikiran abstrak. Aristoteles berpendapat bahwa pikiran abstrak berdasarkan pengamatan : tak ada hal yang dapat dipikirkan yang tidak dulu menjadi bahan pengamatan). Dengan menghilangkan ciri-ciri khas (abstraksi) terjadi kumpilan ciri-ciri umum, yaitu suatu ide yang dapat dirumuskan dalam suatu definisi. 4. Merasa/ menghayati. Merasa ialah gejala lain dari kesadaran mengalami. Pengalaman tidak disadari dengan langsung, sedangkan perasaan biasanya disadari. Merasa ialah gejala yang lebih dekat pada diri manusia daripada pengamatan atau imajinasi. Teori yang penulis gunakan adalah lebih fokus terhadap teori fenomenologi dari Alfred Schutz dikenal sebagai ahli fenomenologi yang paling menonjol dan membawa fenomeologi keadaan ilmu sosial. Bagi schutz tugas 5 http://wangmuba.com/2009/04/20/filsafat-ilmu-dalam-psikologi-fenomenologi/ 31 http://digilib.mercubuana.ac.id/ fenemenologi adalah menggabungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman, makna dan kesadaran. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkapkan makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Metode fenomenologi menurut polkinghorme, menggambarkan arti sebuah pengalaman hidup untuk beberapa orang tentang sebuah konsep atau fenomena. Orang-orang yang terlibat dalam menangani sebuah fenomena melakukan eksplorasi terhadap struktur kesadaran pengalaman hidup manusia.6 Dengan demikian penelitian berdasarkan metode Alfred Schutz bermaksud mengungkapkan konsep atau fenomena berdasarkan pengalaman seseorang. Penelitian fenomenologi berusaha mencari pengalaman seseorang dalam membangun makna tentang atau fenomena secara subyektif. Sedangkan menurut Husserl : peneliti fenomenologis berusaha mencari tentang hal-hal yang perlu (essensial), struktur invariant (esemsi), atau arti pengalaman yang mendasar dan menekankan pada intensitas kesadaran dimana pengalaman terdiri dari hal-hal yang tampak dari luar dan hal-hal yang berbeda dalam kesadaran masing-masing berdasarkan memori, image, dan arti. Fenomologis mencari pemahaman seseorang dalam membangun makna dan konsep yang intersubjektif.7 6 J.W Creswell, Qualitative inquire and Research Design : Chosing among five Traditions, Zed Book, London, 1998 7 Ibid, hal 52 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.3. Subyek Penelitian Dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber sangat penting, bukan sekedar memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi, karena itu ia disebut informan ( orang yang memberi informasi atau sumber data) atau juga subyek yang diteliti, karena ia bukan saja sebagai sumber data melainkan juga aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian kali ini yakni terbagi menjadi dua key informan yaitu informan inti dalam penelitian, antara lain informan yang tergabung dalam komunitas Indorunners seperti Yomi Wardhana dan Thea Rizkia yaitu pendiri dari komunitas Indorunners pertama kali atau founder . Sedangkan informan pendukung yaitu informan dari anggota komunitas Indorunners yang aktif dalam komunitas tersebut. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.8 Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperoleh adalah sebagai berikut: 8 Nazir Mohammad, metode Penelitian, Bahasa Indonesia. 1998. Hal 221 33 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3.3.1. Data Primer Data primer yakni data yang didapat secara langsung tanpa adanya perantara. Pada data primer, peneliti bisa mengetahui secara jelas apa yang hendak diteliti tanpa perlu referensi tambahan lain. a. Wawancara Mendalam Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah teknik wawancara, secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relativ lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.9 Wawancara adalah percakapan antara periset ( seseorang yang berharapan mendapat informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi tentang suatu objek). Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.10 Wawancara dilakukan bebas dan terhindar dari kesan formal, pertanyaan yang akan diajukan dibuat dalam bentuk daftar pertanyaan terbuka, namun dalam pelaksanaannya ada beberapa pertanyaan yang tidak perlu lagi ditanyakan karena sudah diperoleh pada jawaban sebelumnya, ataupun sudah diungkapkan pada saat ramah tamah dengan subjek penelitian. 9 Bungin Burhan, penelitian Kualitatif. Jakarta : kencana, 2007. 108 Kriyantono Rahmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2006. Hal 65 10 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/ b. Observasi Partisipatif Observasi atau pengamat adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti selinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra serta dibantu dengan panca indra lainnya. 11 sedangkan observasi partisipasi atau partisipasi bermula dari penelitianpenelitian Antropologi sosial. Dalam hal ini, pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung bersama informan, merasakan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan.12 Observasi partisipatif adalah penelitian terlibat dalam dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data. Artinya peneliti terlibat langsung dalam kegiatan mencari data yang diperlukan melalui pengamatan. Melalui observasi partisipatif, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajan dan sampai mengetahui pada tingkay makna dari setiap perilaku atau gejala yang muncul. Menurut Stainback observasi partisipan dapat digolongkan menjadi empat yaitu : partisipasi pasif, partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi yang lengkap. 3.3.2. Data Skunder Merupakan pengumpulan data yang diperlukan dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi. Dalam hal ini penulis mendapatkan sejumlah data yang 11 12 Burhan Bungin. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. 2007 hal 115 Ibid. 116 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/ diperlukan dengan cara melakukan studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku literature komunikasi, buku-buku teknologi komunikasi, internet attau surat kabar yang berkompeten dan berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Penelitian dengan menggunakan cara ini dilaksanakan untuk memperoleh berbagai teori, sehingga dapat memberikan pengertian secara teoritis mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian ini. 3.4. Teknik analisis data Analisis data kualitatif merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis catatan-catatan hasil observasi, wawancara, studi kepustakaan, guna memperdalam pemahaman peneliti tentang temuan-temuan yang diperoleh berdasarkan permasalahan dari peristiwa atau fenomena yang sedang diteliti. Pemahaman dilakukan secara kompratif atau hasil wawancara dengan informan, studi kepustakaan serta dengan membandingkan denagan hasil observasi. Alur teknis analisis data mengacu kepada Creswell, yang dalam hal ini merekomendasikan teknik analisis data dengan pendekatan Stevic-Collaizzi-Keen, yang seringkali digunakan dalam suatu fenomenologi ( Creswell, 1998: 147), dimana tahapan-tahapannya sebagai berikut: 1. Peneliti medeskripsikan secara menyeluruh pengalamaannya sendiri ( his or her own experience) tentang peristiwa atau fenomena yang menjadi topik penelitian. 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2. Peneliti menemukan pertanyaan-pertanyaan (statements) dalam wawancara mendalam tentang bagaimana orang-orang memahami topik. Buatlah daftar-daftar pertanyaan ( list of statement) yang signifikan (horisonalisasi data) dan perlakuan setiap pernyataan memiliki nilai yang setara, serta kembangkan daftar pertanyaan tersebut diaras dengan tidak melakukan pengulangan ataupun tumpang tindih. 3. Pernyataan-pernyataan tersebuy kemudian dikelompokan ke dalam unit-unit bermakna ( meanings unit), dan peneliti merinci unit-unit tersebut dan menuliskan sebuah penjelasan teks (textural description) tentang pengalamannya secara seksama, termasuk contoh-contoh. 4. Selanjutnya peneliti merefleksikannya dengan pemikiran sendiri dan menggunakan variasi imajinatif ( imaginative variation) atau deskripsi struktural ( structural description), mencari seluruh makna yang mungkin (all possible meanings) dan menggunakan perspektif yang devergen (divergen perspective), mempertimbangkan kerangka rujukan tentang gejala atau fenomena, serta mengkrontruksikan bagaimana gejala tersebut dialami. 5. Peneliti kemudian mengkronstruksikan seluruh penjelasannya tentang makna (meaning) dan esensi (essense) atau hakekat dari pengalamannya. 6. Proses tersebut merupakan langkah awal peneliti untuk mengungkapkan pengalamannya, yang kemudian diikuti dengan 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ pengalaman masing-masing partisipan. Setelah semua itu dilakukan, maka tulislah sebuah deskripsi gabungan ( composite description). ( creswell, 1998: 147-150). 3.5. Teknik Pemeriksaan Absahan Data Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk memenuhi kebutuhan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzim membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.13 Triangulasi yang saya gunakan pada riset saya yaitu triangulasi metode dan triangulasi sumber, triangulasi metode yaitu dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi 13 Ibid. 330-331 38 http://digilib.mercubuana.ac.id/ tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan.14 Sedangkan triangulasi sumber data yaitu menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal. Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan – perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan cara membandingkan dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan mengeceknya dengan berbagai sumber data. Hal ini dilakukan agar data hasil penelitian bersifat akurat dan terjadinya ke-validan data.15 14 15 Ibid. 330-331 Ibid. 332 39 http://digilib.mercubuana.ac.id/