BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk
hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities, maupun perusahaan swasta.
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan
yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan
semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat
berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar
(tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan sahamsaham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai
jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000: hal 4). Dilihat dari
pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga
merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan
menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.
1
Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang
memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial
assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk
2
mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalui pasar sekunder).
2. Manfaat Pasar Modal
Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten,
pemerintah.Menurut Sawidji, 2009 mengenai manfaat pasar modal:
a. Manfaat bagi Perusahaan (emiten)
Masalah utama yang bisa dihadapi setiap perusahaan untuk
mengembangkan
usahanya
adalah”permodalan”.
Walaupun
dunia
perbankan dan lembaga keuangan lainnya telah menyediakan dan
membuka kesempatan kepada setiap pengusaha untuk memperoleh
fasilitas modal, namun tidak semua perusahaan dapat memperoleh
kesempatan tersebut.Hambatan utama biasanya menyangkut jaminan atau
agunan.Keterbatasan jaminan
yang dimiliki perusahaan
memaksa
terbukannya pasar bagi produk usahanya maupun kelonggaran yang
memberikan
pemerintah
manfaatkan.Keadaan
tidak
tersebut
tidak
dapat
sepenuhnya
sedikit
menutup
mereka
kesempatan
berkembangnya perusahaan kecil dan menengah. Di lain pihak, jenis
usaha tersebut akan dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang
kuat permodalannya. Akhirnya, pengusaha dengan skala kecil terpaksa
mengalihkan usahannya ke bidang lain berhubung tidak kuat bersaing
dengan perusahaan besar. Dengan berkembanya pasar modal di Indonesia,
tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan besar dan kuat untuk memperoleh
3
modal, baik berupa equity maupun obligasi, sejak deregulasi pasar modal
Indonesia bulan Desember 1987 yang lalu, pemerintah telah membuka
kemungkinan bagi perusahaan kecil dan menengah untuk memanfaatkan
pasar modal dalam pasar sekunder di luar bursa efek Indonesia yaitu bursa
Paralel atau OTC.
Kesempatan
ini
masih
belum
dimanfaatkan
oleh
pengusaha
Indonesia.Di luar negeri seperti Singapura dan Malaysia, para pengusaha
kecil
menengah
telah
memanfaatkan
pasar
modal
didalam
mengembangkan perusahaanya dan berhasil dengan baik.
b. Manfaat bagi Investor
Bila selama ini para pemodal relatif terbatas menanamkan dananya di
bank, dengan perkembangan pasar modal di Indonesia yang menerbitkan
saham, obligasi dan sekuritas, jelas membuka kesempatan lebih
mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimilikinya. Memang bisa saja,
pemodal tersebut menanamkan uangnya dalam membentuk investasi
langsung, tapi perlu melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang
sektor
investasi
apakah
prospeknya
menguntungkan
dan
siapa
partnernya.Sedangkan investasi dalam bentuk saham dan obligasi, tidak
memerlukan penelitian yang rumit. Sebab perusahaan yang telah go public
tersebut telah mempunyai track record sebelumnya. Terlebih-lebih lagi
ada pihak-pihak yang telah meneliti mengenai keadaan keuangan dan
prospek usaha perusahaan tersebut untuk masa yang akan datang. Dalam
4
hal demikian ini, pemodal tersebut tidak perlu dipusingkan dibandingkan
bila melakukan investasi secara langsung, yang penting adalah
menetapkan pemilihan saham yang akan dibeli dan pada harga berapa bila
saham tersebut diperdagangkan oleh penjamin emisinya bersama-sama
dengan emitennya.
c. Manfaat bagi Pemerintah
Dengan berkembangnya pasar modal, perusahaan-perusahaan menjual
sahamnya di bursa efek, hal ini akan sejalan dengan tujuan pemerataan
hasil pembangunan, membuka kesempatan kerja, dan tidak kalah
pentingnya adalah mengurangi ketegangan sosial di kalangan masyarakat.
Dana yang diperoleh perusahaan yang go public dapat dipergunakan
untuk memperluas jaringan usaha, baik yang telah ada maupun usaha
baru. Kondisi demikian jelas akan membuka kesempatan kerja. Di lain
pihak, dengan dimilikinya saham-saham oleh pemodal perorangan,
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas memiliki saham yang
selama ini dimiliki oleh keluarga tertentu maupun pengusaha-pengusaha
kaya saja. Keadaan demikian ini secara politis akan dapat mengurangi
ketegangan sosial dalam masyarakat. Manfaat lain dari perkembangan
pasar modal ini adalah pendayagunaan secara optimal dana yang dimiliki
oleh masyarakat yang dimanfaatkan dalam mendorong pembangunan.
Keterbatasan
pembiayaan
pembangunan
dari
sektor
pemerintah
diharapkan dapat dipengaruhi dari masyarakat atau swasta sendiri.
5
3. Jenis-Jenis Pasar Modal
Berdasarkan fungsinya, pasar modal dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu: pasar perdana dan pasar sekunder.
a. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh
perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui
bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan harga emisi, sehingga
perusahaan yang menerbitkan emisi hanya memperoleh dana dari
penjualan tersebut. Pasar perdana merupakan penawaran saham pertama
kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang telah ditetapkan
oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut diperdagangkan di
pasar sekunder.
b. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar
perdana berakhir.Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan
berdasarkan kurs efek tersebut.Naik turunnya kurs suatu efek ditentukan
oleh daya tarik menarik antara permintaan dan penawaran efek
tersebut.Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi
6
pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk
penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa,
jangka waktunya tidak terbatas.
Terdapat 2 (dua) tempat terjadinya pasar sekunder, yaitu: bursa reguler
dan bursa paralel. Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa
Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES). Sedangkan bursa
paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang
terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang
diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efekefek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena
pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat
tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
B. Ukuran Perusahaan (Size)
1. Pengertian
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan
mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi
barang dan jasa yang akan dijual (salvatore, 2005).Semula teori perusahaan
didasarkan maksud tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang
atau jangka pendek. Akan tetapi, berdasarkan pengamatan perusahaan
seringkali mengorbankan laba jangka pendek untuk meningkatkan laba masa
7
depan atau jangka panjang. Karena baik keuntungan jangka pendek maupun
jangka panjang sangat penting, teori perusahaan (Theory of the Firm) sekarang
mempostulatkan bahwa maksud dan tujuan utama perusahaan adalah untuk
memaksimumkan kekayaan dan nilai perusahaan (Value Of the Firm). Hal ini
dicerminkan dari nilai sekarang dan keuntungan perusahaan yang diharapakan
di masa depan.
Menurut Agnes Sawir (2004) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai
determinan dan struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan
yang berbeda.
1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan
memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya
kekurangan akses kepasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi
maupun saham.
2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar menawar dalam kontrak
keuangan. Perusahaan besar biasanya memilih pendanaan dari berbagai
betuk hutang termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan
dibandingkan dengan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar
jumlah yang digunakan, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak
standar hutang.
8
Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan penjualan, total aktiva,
tenaga kerja dan lain-lain. Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur
pendanaan perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan
memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil.
Kebutuhan akan pendanaan yang lebih besar memiliki kecenderungan dalam
laba.Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih
banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan
dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran
perusahaan
sering
dijadikan
indikator
bagi
kemungkinan
terjadinya
kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih
besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan
usahanya.
2. Nilai Perusahaan
Menurut Michelle Suharli (2006) dalam penilaian perusahaan mengandung
unsur proyeksi, asuransi, perkiraan dan jugdement. Nilai perusahaan
bergantung pada karakteristik operasional dan keuangan dari perusahaan yang
dia mengambil alih. Beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan
untuk memperkirakaan nilai perusahaan sebagai berikut :
1. Nilai Buku
Nilai buku perlembar saham atau book value share (BVS) digunakan
untuk mengukur nilai Shareholder Equity atas setiap saham, dan besarnya
9
nilai BVS dihitung dengan cara membagi total shareholder equity dengan
jumlah saham yang beredar . adapun komponen dari share holder equity
yaitu agio saham (paid up capital in excess of par value) dan laba di tahan
retained earning.
2. Nilai Appraisal
Nilai apprasial suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan
appraisal independen. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal
sangat beragam bagaimana nilai ini sering dihubungkan dengan
biaya.Penempatan metode ini sering tidak mencukupi dengan sendirinya
dengan nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil secara
keseluruhan.Nilai pasar sahamsebagaimana dinyatakan dalam kuotasi
pasar modal adalah pendekatan-pendekatan lain untuk memperkirakan
nilai bersih dari suatu bisnis.Apabila saham di daftarkan dalam bursa
sekuritas utama dan secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan
dapat dibangun berdasarkan nilai pasar.Pendekatan nilai pasar adalah salah
satu yang paling sering dipergunakan dalammenilai perusahaan besar.
Bagaimana nilai ini dapat berubah secara cepat. Faktor analisis
berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan dengan
sentimen masyarakat dan keputusan pribadi.
10
3. Nilai Arus Kas
Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat
mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang
menawarkan sebagai hasil merger dan akuisisi. Nilai sekarang dari arus
kas ini kemudian akan di tentukan dan akan menjadi jumlah maksimum
yang harus di bayar oleh perusahaan yang di targetkan. Pembayaran awal
kemudian dapat di kurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari
merger.
Sedangkan menurut Hartomo (2000;79) terdapat tiga jenis penilaian yang
berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market
value) dan nilai intristik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham
menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di
pasar saham dan nilai intristik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Ukuran perusahaan (size) mempunyai pengaruh yang berbeda dengan nilai
perusahaan. Dalam hal ini size perusahaan dapat dilihat dari total asset yang
dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar pihak manajemen
lebih leluasa dalam menggunakan asset yang ada diperusahaan tersebut
(Michelle Suharli, 2006).
11
C. Price Book Value(PBV)
1. Pengertian Price Book Value
Price book value (PBV) yaitu rasio untuk membandingkan harga
pasar
sebuah saham dengan nilai buku sebenarnya. Harga pasar adalah harga saham
yang terjadi di bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar
sedangkan nilai buku adalah nilai yang dicatat pada saat saham di jual oleh
perusahaan atau jumlah yang dikembalikan pada saat perusahaan mengalami
kebangkrutan (Jogiyanto, 2003).
Maka dengan mengetahui nilai pasar dan nilai buku maka pertumbuhan
perusahaan dapat diketahui. Perusahaan yang tumbuh yang memiliki rasio
lebih dari satu berarti pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut
lebih besar dari nilai buku.
Rasio harga saham tardapat nilai buku perusahaan atau price bookvalue
(PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif
terhadap jumlah modal yang diivenstasikan. PBV yang tinggi mencerminkan
harga saham, yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham, semakin
berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan
perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada
pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Agus
Sartono,2001).
12
Secara sederhana menyatakan bahwa price bookvalue (PBV) merupakan
rasio pasar (market ratio) yang di gunakan untuk mengukur kinerja harga
pasar tehadap nilai bukunya.
Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut :
Ps
PBV =
x 100 %
BVS
Dimana :
PBV = Price To Book Value
Ps = Harga Pasar
BVS = Book Value per Share
BVS di gunakan untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap
saham dan besarnya nilai BVS di hitung dengan cara membagi total
shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar.
2. Keunggulan Rasio Price Book Value (PBV)
Menurut Domodaran (2001) rasio PBV mempunyai beberapa keunggulan
sebagai berikut:
1. Nilai buku mempunyai ukuran intitif yang relatif stabil yang dapat di
perbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan
13
metode discounted cash flow dapat menggunakan price to book value
sebagai perbandingan.
2. Nilai buku memberikan standarakuntansi yang konsisten untuk semua
perusahaan.
PBV
dapat
di
perbandingkan
antaraperusahaan-
perusahaanyang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.
3. Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif yang tidak bisa di nilai
dengan price value ratio (PBV).
D. Rasio Kewajiban Per Ekuitas (Debt to Equity Ratio)
(Menurut Robert Ang dalam Eva , 2010) Rasio kewajiban per ekuitas dapat di
ukur dengan membandingkan antara total kewajiban dan total ekuitas (modal)
perusahaan. Dalam rangka mengukur resiko, perhatian kreditor jangka panjang
terutama di tujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Meskipun demikian
mereka tidak dapat mengabaikan pentingnya keseimbangan antara proporsi aktiva
yang didanai oleh pemilik perusahaan. Rasio ini juga dapat memberikan gambaran
mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat
resiko tak tertagih suatu hutang.
Rasio ini menunjukan jumlahnya jumlah aktiva yang di danai oleh pemilik
perusahaan.Kreditor jangka panjang pada umumnhya menyukai angka rasio
kewajiban perekuitas.Makin kecil angka rasio semakin besar jumlah aktiva yang
di danai oleh pemilik perusahaan.
14
DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage
(penggunaan hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki
perusahaan. Secara matematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut :
Total Kewajiban
DER =
x 100 %
Total Ekuitas
E. Penelitian Sebelumnya
Berbagai penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi price book value. Penelitian tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Soliha dan Taswan (2002) melakukan penelitiaan pengaruh insider ownership,
kebijakan hutang, tingkat profitabilitasdan firm size terhadap price book value.
Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang telah go public sejak
tahun 1993 sampai tahun 1997 di bursa efek Indonesia dengan sampel 95
Perusahaan. Hasil penelitian adalah size berpengaruh positif dan signifikan
terhadap price book value sedangkan kebijakan hutang berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap price book value.
2. Ekayana (2007) menguji tentang pengaruh insider ownership, kebijakan
hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan yang di
proxikan oleh price book value. Objek dari penelitian ini yaitu perusahan
manuakturyang listing di BEI 2001-2005. Hasil penelitian ini mengemukakan
15
kebijakan hutang yang diwakilkan oleh debt to equity Ratio dan ukuran
perusahaan yang diwakilkan oleh total asset berpengaruh positif dan signifikan
terhadap price book value.
3. Eva eko hidayati (2010) menguji tentang pengaruh DER,DPR,ROE dan Size
terhadap PBV perusahaan manufaktur yang listing di BEI 2005-2007. dari
penelitian ini dilihat Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Price
book value sedangkan debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap price
book value.
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teoritis dan hasil penelitian sebelumnya, maka kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
SIZE
PBV
DER
Gambar 2.1.
Skema Kerangka Penelitian
16
17
Download