BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Daging ayam merupakan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan utama mayoritas
masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena harga daging ayam dapat
dijangkau oleh masyarakat luas. Daging ayam mengandung protein yang tinggi
serta berlemak rendah. Murtidjo (2003) memaparkan bahwa daging ayam juga
memiliki tekstur yang lebih halus dan lebih lunak jika dibandingkan dengan
dagingsapi dan ternak lain sehingga lebih mudah dicerna. Namun, sebelum
mendapatkan mutu daging ayam yang baik dan layak untuk dimakan oleh
masyarakat, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi mutu daging
ayam tersebut.
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam budidaya ayam
pedaging komersil diantaranyapengelolaan pemeliharaan, pemberian pakan,
pencegahan dan penanggulangan terhadap penyakit, pengangkutan, pemotongan,
dan faktor-faktor lain.
Pakan merupakan faktor yang berperan sangat besar dalam keberhasilan
suatu usaha budidaya ayam. Menurut Ahmad (2009), pakan merupakan sumber
nutrisi utama bagi ternak. Komponen utama penyusun pakan adalah biji-bijian
seperti jagung.
Biji-bijian umumnya mengandung air, karbohidrat, protein
termasuk enzim, lemak, mineral, dan vitamin sehingga bahan pakan tersebut
mudah tercemari cendawan. Bahan pakan lainnya yang biasa digunakan sebagai
penyusun ransum adalah bungkil kedelai, tepung tulang, dedak, polar putih,
bungkil kelapa, garam, vitamin, mineral, antelmintik, pemacu pertumbuhan, dan
tepung ikan. Pakan yang baik mempunyai kandungan nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan ternak, palabilitas tinggi, imbuhan pakan tepat, dan bebas dari cemaran
mikroba patogen.
Pakan juga dapat berperan sebagai salah satu media terjadinya penyebaran
penyakit mikal pada ayam. Suska (2007) menjelaskan bahwa kandidiasis
merupakan salah satu penyakit yang umum ditemukan dalam peternakan ayam.
Kandidiasis biasanya menular ke ayam sehat karena memakan pakan atau
meminum air minum yang tercemar oleh C. albicans. Penyakit ini biasanya
2
menyerang saluran pencernaan terutama tembolok, dan kadang-kadang rongga
mulut, esofagus, dan proventrikulus.
Candida merupakan salah satu khamir
yang secara normal berada di
sistem pencernaan manusia dan hewan yang sehat.
Namun, jika khamir ini
terdapat dalam tubuh dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan penyakit
yang disebut kandidiasis (Candidiasis). Penyakit ini mungkin saja menyerang
ternak ayam yang diakibatkan oleh sanitasi peternakan yang sangat buruk atau
akibat ayam sering diberi antibiotika terus-menerus (Fadilah dan Polana 2004).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hastiono (1987), pemberian
antibiotika ke dalam pakan sebagai imbuhan pakan (feed additive)dapat
merangsang pertumbuhan dan meningkatkan jumlah khamir secara sangat nyata
dalam tembolok ayam pedaging. Hal ini disebabkan oleh adanya kemampuan
khamir menggunakan antibiotika untuk merangsang pertumbuhannya.
Selain antibiotika, anticendawan juga merupakan salah satu bahan
tambahan yang dicampurkan ke dalam pakan ayam.
Salah satu contoh
anticendawan yang biasa ditambahkan dalam pakan adalah nistatin. Menurut
Tabbu (2000), pemberian nistatin dalam pakan ayam dapat menurunkan jumlah
Candida dalam saluran pencernaan ayam sehingga dapat mencegah terjadinya
kandidiasis. Selain itu, Fadilah dan Polana (2004) juga memaparkan bahwa
pemberian nistatin pada pakan juga dapat mencegah serta menekan terjadinya
kasus aspergillosis. Maka dari itu, pemberian anticendawan secara berkala
dipercaya dapat menurunkan jumlah kasus mikosis.
Namun, dibalik upaya mengambil manfaat dari penggunaan antibiotika
dan anticendawan, perlu dipertimbangkan juga dampak yang akan muncul dari
penggunaan antibiotika dan anticendawan.
Salah satunya adalah munculnya
spesies-spesies yang tahan terhadap obat-obat anticendawan. Oleh karena itu
pemberian anticendawan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah
maupun menekan terjadinya
mikosis, perlu dilakukan
kajian
terhadap
anticendawan pada organ pencernaan ayam untuk melihat kemungkinan
diperolehnya Candida yang telah tahan terhadap anticendawan,terutama
anticendawan yang sering digunakan dalam budidaya ayam pedaging.
3
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai spesies C.
albicans yang berada di pasar tradisional dan tempat pemotongan ayam yang
tahan terhadap obat-obatanticendawan.
Hipotesis
H0
: Ada beberapa spesies C. albicans dari pasar tradisional dan tempat
pemotongan ayam yang tahan terhadap obat-obatanticendawan
H1
: Tidak ditemukan spesies C. albicans dari pasar tradisional dan
tempat
pemotongan
obatanticendawan
ayam
yang
tahan
terhadap
obat-
Download