Keausan (wear) adalah hilangnya materi dari permukaan benda padat sebagai akibat dari gerakan mekanik. Keausan umumnya dianalogikan sebagai hilangnya materi sebagai akibat interaksi mekanik dua permukaan yang bergerak slidding dan dibebani. Ini merupakan fenomena normal yang terjadi jika dua permukaan saling bergesekan, maka akan ada keausan atau perpindahan materi yang terjadi antara dua benda yang bergesekan. Contohnya uang logam manjadi tumpul setelah lama dipakai akibat bergesekan dengan kain dan jari manusia. Pensil mejadi tumpul akibat bergesekan dengan kertas, jalan kerena menjadi legok atau tumpul akibat digelindingi oleh roda kereta terus menerus.. Hanya makhluk hidup (sendi tulang) yang tidak rusak akibat keausan disebabkan memilki kemampuan penyembuhan diri. Dengan pertumbuhan. Namun ada juga organ yang tidak punya kemampuan pulih, misalnya gigi. Studi tentang keausan secatra sistematik dihampat oleh dua faktor utama yaitu; 1. Adanya sejumlah mekanisme proses keausan yang bekerja terpisah. 2. Kesulitan mengukur jumlah kecil materi yang terlibat. Kesulitan ini dapat diatas menggunakan teknik penelusuran (tracer techniques) isotop radioaktif yang memungkinkan pengukuran jumlah kecil. Dikenal ada jenis keausan 4 jenis keausan yaitu sebagai berikut : 1. a. Adhesive wear Adhesive wear adalah jenis yang paling umum, timbul apabila terdapat gaya adesi kuat diantara dua materi padat. Apabila dua permukaan ditekan bersama maka akan terjadi kontak pada bagian yang menonjol. Apabila digeser maka akan terjadi penyambungan dan jika geseran dilanjutkan akan patah. Dan jika patahan tidak terjadi pada saat penyambungan maka yang timbul adalah keausan. Keausan adesi tidak diinginkan karena dua alasan : 1. Kehilangan materi pada akhirnya membawa pada menurunnyanya unjuk kerja suatu mekanisme. 2. Pembentukan partikel keausan pada pasangan permukaan slidding yang sangat rapat dapat menyebabkan mekanisme terhambat atau bahkan macet, padahal umur peralatan masih baru. Keausan adesi beberapa kali lebih besar pada kondisi tanpa pelumasan dibandingkan kondisi permukaan yang diberikan pelumas dengan baik. Faktor yang menyebabkan adhesive wear : Kecenderungan dari material yang berbeda untukmembentuk larutan padat atau senyawa intermetalik. Kebersihan permukaan. Jumlah keausan melalui mekanisme adhesif ini dapat dikurangi dengan cara ,antara lain : Menggunakan material keras. Material dengan jenis yang berbeda, misal berbeda struktur kristalnya. 1. b. Keausan abrasi (abrasive wear) Keausan abrasi (abrasive wear) terjadi apabila permukaan yang keras bergesekan dengan permukaan yang lebih lunak., meninggalkan goresan torehan pada permukaan lunak. Abrasi juga bisa disebabkan oleh patahan partikel keras yang bergeser diantara dua permukaan lunak. Fragmen abrasif yang ada dalam fluida mengalir cepat juga dapat menyebabkan tertorehnya permukaan, jika membentur permukaan pada kecepatan tingiii. Karena keausan abrasi terjadii oleh adanya partikel lebih keras dari permukaan masuk sistem, maka pencegahannya adalah dengan mengeliminasi komtaminan keras. 1. c. Keausan korosif Keausan korosif terjadi setiap kali gas atau cairan kimia mengenai permukaan yang dibiarkan terbuka oleh proses pergeseran. Biasanya, ketika permukaan, produk korosi (seperti platina) cenderung tinggal di permukaan, sehingga memperlambat laju korosi. Tapi, jika pergeseran terus menerus terjadi, aksi geser menghilangkan endapan permukaan yang seharusnya melindungi terhadap korosi lebih lanjut, yang dengan demikian terjadi lebih cepat. Permukaan yang telah mengalami keausan korosif umumnya memiliki matte, penampilan relatif lancar. 1. d. Kelelahan permukaan Kelelahan permukaan biasanya ditemukan pada benda yang menggunakan tekanan tinggi misalnya gerakan rolling, seperti yang dari roda logam pada trek atau bantalan bola bergulir di mesin. Tekanan menyebabkan retakan dibawah permukaan untuk membentuk baik bergerak atau komponen stasioner. Retakan ini tumbuh, partikel besar yang terpisah dari permukaan dan kemudian terjadi pitting. Surface fatigue adalah bentuk paling umum dari keausan yang mempengaruhi elemen bergulir seperti bantalan atau gigi. Meskipun proses keausan umumnya dianggap sebagai berbahaya, dan dalam situasi praktis kebanyakan begitu, memiliki beberapa manfaat praktis juga. Sebagai contoh, banyak metode menghasilkan permukaan pada objek diproduksi tergantung pada keausan abrasif, di antaranya pengamplasan, lapping dan polishing. Sumber : http://ftkceria.wordpress.com/2012/04/28/uji-keausan-wear/ http://www.agussuwasono.com/artikel/mechanical/521-pelumasan-dan-teknologinya.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17503/3/Chapter%20II.pdf http://rifai124.student.umm.ac.id/files/2010/02/BAB-4-SIFAT-MATERIAL.pdf http://www.agussuwasono.com/artikel/mechanical/521-pelumasan-dan-teknologinya.html