lDaialah llrniab ISSN O85+,\, 0728 AGFTIPLIJS $oedtman, S.A.A. Tartdala, and IuI. Ono : SAGO MABKETING PRACTICES AI{D PROBLEMS : A Survey of Two Sago Growing Villages in Squtheast Sulawesi Nt Wayon Srt Sultarttnl : EVOLUSI KROMOSOM PADA KELADI HIAS (Catadiat spp) Asntah dan Andt l(haerunt B.: PENGARUH WAI(TU APLII(ASI VA MKORIZA DAI-AIvI MENGENDALIKAI{ PEI.IYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusorium Axysporuml PADA TOMAI Horaptn Haltd H.: NILAI PERDAGANGAN TANAlvLra\N ' SAPI AUSTRALIAN COMMERCIAL BERBEDA JENIS YAT.IG CROSS DARI KEI.AI{IN Stttt Atda Adha Tartdalo dan Bahart : PAI.IGSA (SHARE/ PENGELUARAN DAhI ELASTISITAS HARGA SENDIRI BEBERAPA KELOMPOK PANGAT.I DI SULAWESI TENGGA116\ Iil,IKKUIAU dAN LO OdE SOIdI : PENGELOMPOIGT.I HASIL PRODUI$I KOMODITI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DAtl AI,IALISIS KELOMPOK IUI. TUfoIIa : PENGARUH BOKASHI JERAMI PADI TERHADAP SIFAT KIMA TANAI-I SAWAFI DA}.I HASIL TANAIvIAN PADI (Oryza sotiuo L.) La Ode Baq : PENGARUH PENGGUNAAI.I SEMEN CAIR, SEMEN BEKU DARI SAPI SAPI PO TERHADAP PERSENTASE AT.IGKA KEBUNTINGAI{ Hamsoh don Astesto, E.F : PENGGUNAAN FORMALIN UNTUK PENGOBAIAN PEI.IYAI{T KUru II{AI{ (Argulus indicus) DAII KUTU JARUM (Lernaea cyprinaceo) PADA II(Al,l MASKOKI (Corossius aurstus Linnoeus) TAf.lAlI SERTA Amtnuddtn ltfione l(andort: FLUKTUASI SUHU DAl.f M PRODUI{SI CABAI MERAFI (Copsicum annum L.) PADA LAHA}I KERING BERIKUM KERING YAT.IG DIBERI BERBAGAI JENIS MUISA IJsman iront., Srl Wdodo, Irhom dan Slamet Hartono : STRAIEGI AtlH FUNGSI KAWASAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERLUASAN LAHAN USAHATANI KAKAO RAI(YAil PADA KAWASAI.I HUTAI'{ TAMAI{ NASIONAL RAUTA AOPA WAf,UMOHAI SULAWESI TENGGARA Baharuddtn lulappangadJa dan Zulkarnoln : OPTIMTISnSI POLA PENGGUNMI.I LAHAN UNTUK PENGENDALIAN EROSI DI DAS RORAYA PROPINSI SULAWESI TENGGARA BALI DAT.I DAF'IAR ISI Halqma;t SAGO MARKETING PRACTICES AND PROBLEMS: Growing Villages in Southeast Sulawesi Saediman, S.A,A. Taridala, and M. Ono A Suney of Two Sago- .01 * 07 EVOLUSI KROMOSOM PADA KELADI HIAS (Caladiaz spp) Ni Wayan Sri Suliortini 08-11 VA MIKORIZA DALAM PENGARUH WAI(TU APLII(ASI IVTENGENDALIKAN PENYAKIT LAYT] FUSARIUM (Fusarium oxltsporum) PADA TANAMAN TOMAT R Asniah dan Andi Khaeruni NILAI 12-17 PERDAGINGAN SAPI .4USTRALIAN COMMERCIAI, CROSS DAF.I JENIS KELAMIN YANG BERBEDA Harapin Hafid H. 18-24 PANGSA (SHA RE) PENG ELUARAA' DAN E LA STI SMAS HARGA BEBERAPA KELOMPOK PANGAN DT SUT,AWESI TENGGARA Sitti Aida.Adlta Taridalo dan lhhari PENGELOII1POKAN HASIL PRODTJKSI SULAWESI TENGGARA DENGAN KOMODITI MENGGT]NAKAN KOMPONEN UTAMA DAN ANAI,ISIS KELOMPOK Mskulau dan La Ode Saidi S ENDIRI 25 -32 PERTANIAN ANALISIS 33-39 PENGARUH BOKASHI JERAMI PADI TERIIADAP SIFAT KIIVIIA TANAH SAWAH DAN HASIL'IANAMAN PA:DI (Oryzt sativa L.) M. Tufaila 40-46 PENGARTJH PENC,GT]NAAN SEMEN CAIR, SEMEN BEKU DARI SAPI BALI DAN SAPI P.O TERHADAP PERSENTASE ANGKA KEBU]YTINGAN La Ode lht 47-53 PENGGUNAAN FORMALIN UNTUK PENGOBI\TAN PENYAKIT KTITU IKAN (,4rgzlus indicus) DAN KUTU JARUM (Lernoea cyprinacea\ PADA IKAN MASKOKI (Carassius aurstus Linnaeus) HamsahdanAsteria,E.F... 54-59 FLTJKTUASI SUHU DAN KELEMBABAN TANAH SERTA PROD('KSI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) PADA LAHAN KERING BERIKLIM KERING YANG DIBERI BERBAGAI JENIS MT]LSA Aminuddin Mane Kandari 60-66 STRATEGI ALIH FUNGSI KAWASAN DAN FAKTOR-F'AKTOR YANG MEMPENGARTJHI PERLUASAN LAIIAN USAHAT.{NI KAKAO RAKYAT PADA KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL RI\WA AOPA WATT]MOIIAI SULAWESI TF,NGG,{RA Usmtn Rianse, Sri Widotlo, Irlrum dan Slamet Harlono . OPTIMALISASI POLA PENGGT]NAAN LAIIAN TJNTTJK PENGENDALIAN EROSI DI DAS RORAYA PR.OVINSI SULAWESI TI'NGGARA Ilalnruddin Mappungadja dun Zulkarnuin AGRIPLUS, Volume 16 l{omor : 01 tanuari 2006 ISSN 08i4-0128 67 -74 75-84 PANGSA (SHARE) PENGELUARAN DAN ELASTISITAS HARGA SENDIRI BEBERAPA KELOMPOK PANGAN DI SULAWESI TENGGARAI) Oleh : Sini Aidu Adha Turidula dun Rahari2) ABSTRACT This research is aimed to analyze food demand system in Sulawesi Tenggara using the 2002's National Socio-Economic Survey (SUSENAS) data. Using an Almost Ideal Demand System (AIDS), the food demand parameters and own-price elasticities were estimated. The result show that at 2W2 the expenditure shares on rice (carbohydrat-food) in Sulawesi Tenggara are higher than others. This result indicating that the welfrre of the society is low. The analysis found too that the own-price elasticity sign for a number of food groups in general is negative. Kew words: AIDS, demand, expenditure, own-price elasticity. PENDAHULUAN Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya, baik moral maupun material, baik kebutuhan pentlng maupl.rn tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Kebuhrhan pokok atau kebutuhan dasar (ba.sic human need:s) dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat pentlng guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdri dari kebutuhan atau konsumsi individu (pangan, perumahan, pakaian) maupun keperluan pelayanan sosial tertentu (air minum, sanitasi, transportasi" kesehatan dan pendidikan). Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat asasi" yang bila tidak dipenuhi akan menyebabkan kelaparan dan bila terus berlanjut akan menyebabkan bahkan pada kematian pada individu, kelompok yang lebih besar, misalnya masyarakat di suatu negara. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha untuk menghasilkan bahan pangan kebutuhannya tersebut (S. Aida A. Taridala, 1999). Menurut Rachman dan Erwidodo (1974), pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat mendasar, karena merupakan sumber energi yang diperlukan manusia untuk mempertahankan hidup. Karena itu adalah wajar apabila di banyak negara pemerintah memberikan perhatian yang cukup besar pada masalah ,) Dibiayai dana proyek SP4 Jurusan So.sek t) MasingMasing Staf Pengalar Jutasan yang berkaitan dengan pangan, bark dari srsr permintaan maupun penawaran. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek penawaran dan senngkali mendapat perhatian adalah tingkat harga, produksi, ketersediaan pangan dan distribusrnya kepada konsumen. Sedangkan dari sisi permintaan, berbagai aspek yang dapat dSadikan indikator oleh pengambil keputusan antara lain adalah tingkat pendapatan konsu-men, tingkat harga pangan, serta respon konsumen terhadap permintaan pangan tersebut apabila terjadi perubahan trngkat pendapatan dan atau penurunan harga dari pangan tersebut Permasalahan pangan dr Indonesra sangat relevan untuk dika.yi, terlebrh setelah terjadinya krisrs moneter pada Tahun 1997 yang terjadi secara nasional, dimana sampai sekarang perekonomian Indonesia belum pulih sepenuhnya dari berbagai krisis yang melanda kehidupan rakyat dan Bangsa Indonesia. Salah satu indikator dari pentingnya mengkali masalah pangan tersebut adalah dengan n.emperhatikan data yang dipublikasikan oleh Pusat Statistik dimana pada Tahun 1990 pangsa (share) pengeluaran pangan terhadap total pengeluaran rumahtangga di Indonesia Bro masih cukup turggi, yaitu sekitar 67% wrtuk rumahtangga pedesaan dan 5l% untr-rk rumahtangga di perkotaan. lni menunjukkan bahwa trngkat kesejahteraan masyarakat Indonesia umumnya masih rendah, terlebrh Pertanian Fahltas Pertanian I|nhalu Tahun 2004 Sosek Perlanian Fakultas Pertanian (Jniversitas Haluoleo, Kendari t< 26 Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga... Taridala dan Bahari yang tinggal di daerah pedesaan. Sebagai pembanding, pangsa pengeluaran pangan rumahtangga di Amerika Senkat dan Jepang pada Tahun 1975 masing-masing adalah 1994) Bagarmana dengan rumahtangga di Karena banyaknya pengamatan yang kosong, sehingga dalam penelitian ini terdapat 12 pangarL dimana kelompok pangan l2 ini di dalamnya termasuk kelompok pangan 13,14 dan Seluruh rumahtangga yang dijadikan Sulawesi Tenggara?. Berdasarkan hal-hal yang dikemuka- sampel dalam survey tersebut yang berjumlah 36874 rumahtangga diambil 'dan diolah kan di atas, aspek yang akan drkaji dalam penelitian ini adalah bagarmana alokasi pangsa pengeluaran pangan terdistribusi diantara berbagai kelompok pangan yang datanya dalam penelitian ini. Untuk menghindari adanya pengarnatan yang kosong 12.76% dan22.28Yo (Rachman dan Erwidodo, akibat adanya rumahtangga yang tidak mengkonsumsi salah satu kelompok komoditas, mengikuti cara yang dilaicukan Rachmat dan Erwidodo (1993), maka rumahtangga dikelompokkan menjadi safi Primary Sampling Unrt (PSU) atau blok. Dengan demikian unit analisis bukan lagi rumahtangga melainkan PSU. Pendugaan model AIDS dengan menggunakan PSU menghasilkan dugaan yang lebih sesuai dengan teon permintaan dibandingkan dengan pemakaian unit analisa dikonsumsi rumahtangga dan apabila teqadi perubahan harga, bagaimana respon permintaan rumahtangga terhadap pangan yang dikonsumsi Penelrtian rni bertujuan menghitung alokasi pangsa r.mtuk: (l) pengeluaran pangan dari berbagai kelompok pangan yang dikonsumsi rumahtangga pada tahun 2002, (2) menduga sistem permintaan pangan dan menghitung elastisrtas permintaan (harga sendrri) berbagai kelompok pangan yang dikonsumsi rumahtangga di Sulawesi Tenggara tahun 2002. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengambil keputusan di Sulawesi Tenggara untuk drjadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan rumahtangga. Dalam penelitian ini, sejumlah 36874 rumahtangga yang menjadi responden, dibagi menjadi 72 blok sensus. Sebanyak 16 blok sensus ada di daerah perkotaan, sedangkan sisanya berada di daerah pedesaan Sulawesi Tenggara. Dalam setrap blok sensus, terdm kebgakan di bidang pangan. atas 16 rumatrtangga. Penghitungan pangsa pengeluaran masing-masing kelompok pangan dihitung ter- METODE PENELITIAN ini hadap total pengeluaran trntuk Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder berupa data Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) untuk rumahtangga di Sulawesi Tenggara Tahun 2002 yang diterbitkan oleh Badan Statistik (dahulu Bro sistem permrrtaan pangan dan elastisitas permrntaan digunakan model permintaan Almost ldeal Demand System (AIDS). Model rri dikenlbangkan Deaton dan Muellbauer (1980). Model AIDS dianggap sebagai model Pusat Pusat Statistik). Data tersebut berupa data konsumsi dan pargeluaran rumahtangga untuk 15 kelompok pangan, yaitu (t) kelompok padipadian, (2) yang paling cocok digunakan unhrk umbi-umbian, (3) ikan, (4) daging, (5) telur dan susu, (6) sa-yuran, (7) kacang-kacangan, (8) buah-buahan, (9) mrnyak dan lemak, (10) bahan minuman, (11) bumbu-bumbu, (12) konsumsi lain, (13) makanan dan minuman ladi, (14) minuman mengan-dung alkohol dan kelompok pangan (15) tembakau dan sirih. AGRIPLAS,YoIume 16 Nomor makanan. Karena tidak tersedianya data menganai pendapatan rumahtangga, maka nrlai pendapatan tersebut didekati (diproksi) dari tingkat pengeluaran rumahtangga. Untuk menduga menganalisis, sistem permintaan pangan, karena fungsi ini dikenal sangat fleksibel, karena dapat digunakan untuk menguji restriksi-resfiksi secara statistik sepertr simetri, homogenitas, aditivitas, homotheticity dan adding-up; menjavrab aksioma pilihan secara tepat; membuat agregasi : 01 Januad 2(M6 ISSN0854-0128 darl 27 Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga... Taridala dan Bahari konsumen, mudah diestimasi; serta mempunyai bentuk fungsi yang konsisten dengan total pengeluaran makanan dan hasil analisis dengan menggurakan model AIDS. data pengeluaran rumahtangga yang diketahui. Oleh karena Pangsa Pengeluaran Pangan itu model ini telah banyak Besarnya pangsa atau proporsi pengeluaran untuk komoditas tertentu terhadap pengeluaran total rumahtangga diaplikasikan oleh para peneliti, baik di luar negeri (antara larr lihat D. Heian dan C.R. Wessells, 1988; H.C. Knipscheer, L.D. Hill dan B.L. Dixon, 1982 G. Moschini dan K.D. Meilke, 1989; J.L. Park, R.B. Holcomb, Kellie C. Raper dan Oral C. Jr., 1996; T. Teklu dan sangat ditentukan oleh besamya pendapatan rumahtangga dan harga dari komoditas itu sendni. Karena itu komoditas yang harganya relatif mahal akan lebih besar pangsa S.R. Johnson, 1986) maupun di dalam negeri (antara lain L.A. Daud, 1986; Ni P.M. Dewi, 1995; Harianto,1994; Sri U. Koentjoro, 1984; Handewi P.S. Rachman dan Erwidodo, 1994; pengeluarannya dibandingkan komoditas lain yang harganya lebih murah. LA.P. Utari, 1996). Bentuk model AIDS yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk fungsi W) adalah sebagai berikut: Wi pangsa (share, : Tabel 1. Pangsa (Share) Pengeluaran RataRata Kelompok Komoditas Makanan terhadap Total Pengeluaran Makarran oi * I y,t log P: + 0r log M/P. Persamaan di atas drkenal dengan Aproksimasi Lrnear dan No. Almost ldeal Demand System (LAIAIDS), dimana : MIP adalatr pendapatan dibagi dengan indeks harga P. Indeks harga P didefinisikan sebagai: log P ao + +o,s ak tog (P k) f b to s(p)rog(p k) kkj I)imana: W1: Bagian dari anggaran (budget I perhitungan : 6 2 7 5 1l Kacang-Kacangan Buah-Buahan Minyak dan Lemak Bahan Minuman Bumbu-Bumbuan 12 Lain-Lain 22 Total 100 5 J 5 3 Dari Tabel 1 tampak bahwa kelompok dan konsumsi barang lain yang proporsi pengelu4rannya paling besar melrputi masingmasing 22o/o dari total pengeluaran makanan untuk rumahtangga konsumen di Sulawesi Tenggara.. Dari hasil ini dapat dikatakan merupakan komoditas Koefisien kelompok komoditas ke-I; C; : Koefisien regresi harga agregat untuk kelompok komoditas ke-j. bahwa rumahtangga di Sulawesi Tenggara tingkat kesejahteraannya masih rendah, sebab sebagian besar pengeluarannya ditr.rjukan unhrk memenuhi kebutuhan akan pangan pokolq yaitu padi-padian sebagai sumber IIASIL DAN PEMBAHASAN ini akan dibahas karbohidrat. Beberapa mengenai pangsa (share, bagian) patgeluaran masing-masing kelompok komoditas terhadap AGRIPLUS, Volume 16 Nomor Sayuran 22 4 padi-padian regresi harga agregat untuk Pada bagian l5 l0 Pangsa pengeluaran untuk masing-masing komoditas; C;1 Ikan Daging Telur dan Susu 9 elastisitas harga (sendiri) dilalckan dengan menggunakan rumus : qj = (crfiV) - 1. I)imana: bi Koefisien pengeluaran riil : 3 8 komoditas ke1; Y : Pendapatan nominal (pengeluaran riil); P : Indeks harga. rumahtangga, Wi Umbi-Umbian '1 masing untuk intersep, harga unit komoditas dan pengeluaran riil; Pj = Harga unit ini, Padi-Padian 2 5 6 share) yang digunakan unhrk komoditas ke-I; o; yij, Fi: Parameter model LAIAIDS masing- Kelompok Komoditas Pangsa (%l I 4 II Dalam penelitian Pangsa pengeluaran untuk 12 kelompok komoditas yang diteliti ditampilkan dalam Tabel l. hasil penelitian terdahulu sejalan dengan hasil penelitian ini, antara lain yang dilakukan Harianto (1996), : 01 Januari 2006 fSSN 0854-0128 28 Taridala dan Bahari Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga... Rachman dan Erwidodo (199a) dan Aida Taridala (1999). Ketiga penelitian tersebut secara umum menunjukkan bahwa pangsa pengeluaran untuk komoditas padi-padian (dengan beras sebagai jenis komoditas yang paling banyak dikonsumsi) adalah yang terbesar dibandingkan pangsa pengeluaran untuk (kelompok) pangan lainnya, yaitu Analisis Parameter Dugaan Pada bagian kelompok komoditas yang diteliti serta besarnya nilai elastisitas harga sendiri. Nilai-nilai koefisien parameter mencapai lebih dari 20%. Dari hasil analisis terdapat hal yang menarik, yain-r kelompok pangan "konsumsi lain" yang di dalamnya adalah pangan seperti kerupuk, mie, bubur bayr, makanan dan minuman jadi serta tembakau dan siril\ 'mengambil' pangsa pengeluaran yang sama besamya dengan pangal pokok. Apakah pangan yang termasuk dalam kelompok ini dan uji statistik R2 (koefisien determinasi) yang diperoleh dari analisis Model Persamaan AIDS menggunakan metode SUF* (seemengly u nre late d re gres s i on) dengan memberlakukan restrrksi (pembatasan) adding-up, homogenitas dm simetri, disajikan padaTabel2. Koefisien determinasi (R2) tertimbang dari model sistem AIDS yang dipakai dalarn penelitian ini adalah sebesar 0.55. hi berartr bahwa model persamaan yang digunakan kurang bagrs, sebab hanya 55Yo dari vanasi pangsa pengeluaran komoditas yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel harga dan hasrl sama pentingnya dengan pangan pokok padipadian? Sebenamya, "kedudukannya" tidak szura penting, tetapr kecenderungan yang terjadi saat lni nampaknya konsumsi tembakau (merupakan jenis 'pangan' dalam kelompok ini yang nilai nominal pengeluarannya paling besar) menjadi'wajib' dikonsumsi. Demikian juga dengan jenis pangan jadi lainny4 saat ini pengeluaran rumahtangga sebagai indepe ndent variable. Berdasar hal lni, argumen yang dapat diberikan adalah terdapat variabel lain, selain variabel harga dan pengeluaran yang mungkin mempengaruhi pangsa pengeluararr suatu komoditas tetapi tidak dimasukkan ke dalam model persamaan" misalnya variabel-variabel konsumsinya mengambil proporsi yang cukup besar ini akan dibahas mengenai hasil analisis yang diperoleh dengan menggunakan Model AIDS, yaitu yang menyangkut variabel-variabel apa saja yang berpengaruh terhadap permintaan unhrk setiap dari total , pengeluaran makanan konsumen, bila dibandingkan dengan pangsa pengeluaran kelompok pangan larnnya (kecuali ikan) yang pangsa pengeluarannya karakteristrk responden. Aida Taridala (1999) memasukkan variabel-variabel karakteristik responden dalam penelitian yang dilalatkan untuk menganalisis sistem permintaan komoditas sagu dan beberapa kelompok pangan lainnya di Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data prrmer. Hasil penelitiannya menunjukkan nilai-nilai R2 dari setiap model persamaan yang digunakan semuanya di atas kurang dari l0%. Pangsa pengeluaran terbesar kedua adalah untuk konsumsi kelompok pangan ikan, yang mencapai l5% dari total pengeluaran rumahtangga untuk makanan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Harianto ( 1996) yang mendapatkan hasil perhitungan pangsa pengeluaran untuk ikan sebesar 12060A. Nilai ini merupakan pangsa pengeluaran terbesar kedua setelah pangsa pengeluaran untuk beras. Hal ini dapat terjadi karena data yang digunakan sama, yaitu data 0.60. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa variabel-variabel karakteristik responden, seperti 'umur, pendidrkan, jumlah anggota keluarga, dan lainlain berpurgaruh terhadap permintaan, suatu kelompok komoditas. Dalam penelitian ini variabel karakteristik SUSENAS. responden tidak dimasukkan ke dalam model persamaan AIDS karena data tersebut tidak terdapat secera lengkap dalam data SUSENAS yang digunakan. AGRIPLUS,YoIume 16 Nomor : 01 Januari 2006 ISSN08544U8 29 Taridala dan Bahari Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga... Tabel 2. Hasil Pendugaan Fungsi Pangsa Pengeluaran Kelompok Komoditas Makanan dengan Metode SUR Komoditts Variabel Padi"padian Umbi-umbian Ikan Koefisien t Koefisien 1 Koefisipp t ____D_ryUg.'I'elur&susu Sayuran Koefisipn t Koe lisier! t Koefisien -tftrc!d!as{ss--A.i19:--?219-".0.q2"-"91q1 **L2Jt-.-2-XJ*.--9,q20 -- --!-.gii q,({o ! ?{ -- - q,q.ll ,- gely!yyt_it"gt*,,__n.qi. _.njgg- -1ro,ti bero _ggq7_ _q2J8 0:0lg 0::110 0004 0266 00u IIrg Bhn Minurnan -0.06 -1.106 {.036 -1.194 0.095' 2.862 4.021 -{).(6{J -{).031' -l .125 4.(X)2 t 0-,!gl 0.5e1 -0.l0-l PgngeluaranRiil {.1_98 -1.576 {.039 4."561 0.1381 1.797_ -0.407. -5,503 4.010 -0.232 0,056. I150 Keterangan : * : berpengaruh nyata pada o:0 1 0 ... ... Tabel 2 lanjutan. Komodit _ q_ s_ Bhn minuman Telur & susu Xoefrsien t Koensien t Koefisien t KocfisiJn r Koelisicn t ntgrygp 4t17 4672 4 r03 4!166 -_""9!52_ --lqry*_.*9_992_ :1,9?l_ _ g,L2,l "-!:94 ().5-10 -0.017 -o.1oe o.o72 t.3ez 0.010 {) 0t{) .o ir,r' -o rxti -ri i>: ... -l-rar_g1r9d1p9{jgll _Harga umbi-umbian __ _o.w4' 2.22o___{qq6_:!15J_g_,gqq3 _ _,0.] 6 -o.(x).r. -t i44 -o.(xx)z -o.l 19 Variabel Kac-kacangan Buah-buahan Illinyak+lemak - H-- - o ixr: 1x51 rr rxri ririrz --f580 HargaSavuran _ 0.018' 2.109 0.010 0.582 {.001 {.108 00ll 0.uJ5 Lt05 0.815 -toot"-0-.002 l->64 { ()()ot -o. ir-r,r -o.0u),r r).297 Ugglf-esgqg,-E9r9ct1ssl*.* Harga B'rqh 0.001 0.151 0.0151 1.866 4.004 -t.t77 0001 0.299 _0.005. -t.tt26 -_{_,}I -{)r)le. -20Jll -0rxre -l )lu _lZ,t_--,t-_q0? -i-{9rCeMiny-C!_+_l=Sfn+!_ _ _,,---0_043__0-3J -1.078 {.009 0.015 0.783 0.003 0.434 0.018. t.652 0.013' L925 _It3ss9!nMi""t 4r --0424 - 0004 0l6e-o-oos--o:siHarc_"_B9,np11_-l_o0s oox- l 58t - 00lj- Tgg Harga Kons. Lain 4.020* -l.790 0.036 t.471 0.001 0.054 0.o22r 1.628 0.014' 1.666 Pengeluaran Riil {.041' -z.ot5 0.02s 0.s67 4.015 4.e65-"- o.itit--'-o761'-oitod- 0561 Keterangan : * : berpengaruh nyata pada o : 0.10 pengaruhi Dari Tabel 2 nampak bahwa sebagian variabel-variabel besar harga komoditas tidak sifat komoditas rri dalam hubungannya dengan komoditas lain, yaitu sebagai pelengkap (komplemen) bila nilainya berpengaruh terhadap pangsa pengeluaran masing-masing komoditas yang diteliti, hanya beberapa diantaranya yang memiliki pengaruh negatif dan sebagai komoditas nyata (signifcant) pada taraf kepercayaan sebesar 90% atau pada tingkat kesalahan o:0.01. Pada umumnya variabel harga kelompok komoditas berpengaruh nyata terhadap permintaan untuk masing-maslng komoditas tersebut, dengan nilai positif atau negatif. Tanda positif atau negatif untuk koefisien variabel harga silang akan mem- Peubah pengeluaran (merupakan proksi pendapatan rumahtangga) umumnya AGRIPLaS, Volume 16 Nomor pengganti (substitusi) bila nilainya positif. tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan masing-masing kelompok komoditas. hanya permintaan kelompok pangan ikan, daging dan kacang-kacangan yang dipengaruhi secara nyata oleh besarnya rumahtangga. : 01 Januari 2U)6 ISSN 0854-0128 pengeluaran ttJ Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga... Taridala dan Bahari Dari hasil ini dapat drkatakan bahwa Nilai elastisitas harga sendiri yang diperoleh dapat dipergunakan untuk mengetahui kelompok pangan sumber protein dan lemak permintaannya dipengaruhi oleh besar pendapatan rumahtangga konsumen, tetapi dengan pengaruh yang berbeda : variabel besar pendapatan berpengaruh negatif terhadap permrrtaan daging dan kacangkacangan, tetapi pengaruhnya positif terhadap permintaan ikan. Artinya, bila pendapaan konsumen menrngkat maka permintaan terhadap daging dan kacang-kacangan akan berkurang, sedangkan permurtaan ikan akan meningkat. Hal ini dapat dimengerti karena akibat dari perubahan harga terhadap permintaan komoditas tersebut. Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai elastisitas harga sendiri dari kelompok komoditas yang diteliti umumnya bertanda negatit meskipun terdapat satu nilai elastisias harga. sendiri yang bertanda positif. Ini tidak sesuai dengan harapan, seharusnya nilai-nilai elastisitas harga sendiri seluruhnya bertanda negatif. Tanda positif dari nilai elastisitas harga sendiri untuk kelompok padi-padian memberi arti bahwa bila terjadi kenaikan harga komoditas harga ikan di daerah Sulawesi Tenggara relatrf lebih murah dibandingkan dengan daging dan kacang-kacangan, sehngga bila terjadi peningkatan pergeluaran (pendapatan) maka rumahtangga lebrh memilrh untuk memng- katkan konsumsi terhadap komoditas Seperti diketahui, daerah ini tersebut, maka pangsa pengeluarannya akan meningkat. lni merupakan sesuatu yang tidak sesuai dengan teori. Kondisi ini akan terjadi bila belum dipenuhinya kebunrhan mrnimal dari pangan sumber karbohidrat oleh rumahtangga responden, sehingga meskipun harga kelompok pangan tersebut naik, rumahtangga tetap melakukan pembelian dengan jumlah rkan. memihki sumberdaya perikanan laut yang sangat kaya, baik dalam ragam maupun kuantitas. Dalam kehidupan sehari-hari, rumahtangga di daerah rni memrllkr kebrasaan mengkonsumsi ikan sebagai lauk, terutama pada saat makan siang yang tetap. Dengan demikian Nilai elastisitas negatif menunjukkan dan makan malam. bahwa komoditas-komoditas tersebut adalah barang normal yang permintaannya beraratt negatif, yaitu bila harga komoditas tersebut naik, akan menyebabkan permintaannya turun. Begitupm sebalilny4 bila harganya turun maka akan terjadi kenaikan jumlah permintaan terhadap komoditas tersebut yang besarnya Hasil Perhitungsn Elastisitas Harga Sendiri Nilai-nilai koefisien regresi yang telah diperoleh sebelumnya, digunakan untuk menghitung elastisitas permintaan harga sendiri. Hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. dan Pendapatan (Pengeluaran) Sistem Permintaan Kelompok Pangan Padi-padian terhadap barang-barang kebutuhan pokok akan semakin kurang responsif (nilai elastisitas makin kecil). Kondisi ini dapat terjadi karena kebutuhan akan komoditas tersebut, seperti makanan pokok sumber karbohidrat, dianggap Elastisitas harea sendiri 0.50 -0.48 Umbi-umbian Ikan -o.17 Daging Telur & susu -0.49 -0.78 -0.10 -0.55 -0.70 Sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Minyak & lemak Bahan minuman Bumbu sesuai dengan besamya nilai elastisitas tersebut. Semakin tinggi tingkat pendapatan sebuah rumahtangga, maka permrntaannya Elastrsitas Harga Sendiri Kelompok pangan pangsa pengeluaran tntuk komoditas tersebut akan meningka! pada saat harganya meningkat. telah dipenuhi. -0.64 Selain kelompok padi-padian, nilai elastisitas'kelompok pangan lainnya berada diantara -0.10 (sayuran) sampai -1 07 (buahbuahan). Nilai-nilai yang bertanda negatif ini sesuai dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya, meskipun dengan besaran yang -0 60 berbeda (Daud, 1986; Rachman -t.07 AGRIPLAS, Yolume 16 Nomor : 01 Januari 2M6 ISSN 0854-0128 dan 3l Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga... Taridala dan Bahari variabel lain seperti karakteristrk responden, misalnya umur, pendidikarl jurnlah anggota keluarga dan lain-lain dan (b) Bila dilihat dari besamya pangsa pengeluaran untuk padr- Erwidodo, 1994; Harianto, 1996). Dari nilainilai elastisitas tersebut empak bahwa kelompok sayuran dan ikan menunjukkan nilai yang paling kecil (-0.10 dan -0.17) dibandingkan dengan kelompok pangan lainnya. kri padian yang masih sangat besar dibandingkan komoditas lainnya, maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tenggara masih rendah. Seharusnya pemerintah membantu masyarakat secara riil, unfirk memudahkan masyarakat dalam mengakses pangan, misalnya dengan pemantauan dan pengatwan harga. Dalam skala yang lebrh luas, pemerintah harus menyediakan lapangan kerja dan memberi kesempatan kerja yang lebih besar pada masyarakat untuk memperbaiki taraf hidupnya, agar mereka lebih mampu memenuhi kebutuhannya. berarti bahwa kedua kelompok mr permintaannya kurang elastis dibandingkan dengan kelompok pangan lainnya. Kelompok minyak dan lemak pernintaannya adalah yang paling elastis (-1.07) dibanding kelompok pangan lain, sehingga bila harganya meningkat sebesar lo/o maka permintaannya akan turun sebesar 1.07%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bila terjadi perubahan harga (naik atau turun), respon rumahtangga terhadap permintaan komoditas muryak dan lemak akan lebih besar dibandingkan komoditas lainnya yang dianalisis dalam penelitiart ini. DAFTAR PUSTAKA KESIMPTJLAN DAN SARAN Daud, L.A. 1986. Kajian Sistem Permurtaan Makanan Penting di Indonesia : Suatu Penerapan Mdel llmost Ideal Demand Sstem (AIDS) dengan Data SUSENAS 1981. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasarjan4 Institut Pertanian Bogor. Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah bahwa : (a) Dari 12 kelompok komoditas yang diteliti, padi-padian dan "konsurnsi lain" merupakan kelompok pangan dengan pangsa pengeluaran terbesar yaihr masing-masing sebesar 22o/o, kemudian Bogor. diikuti komoditas ikan sebesar l5%, Deaton, M. dan J. Muellbauer. 1980. An Almost Ideal Demand System. American Economic Review 70 (3) : 312-326. sedangkan unnrk komoditas lainnya, nilai pangsa pengeluarannya dibawah l0o , (b) Model persamaan sistem yang digunakan masih kurang baitq ini dapat dilihat dari nilai Rj yang hanya bemilai 0.55. Dari hasil analisis pararneter dugaan nampak bahwa umunnya P.M. 1995. Analisis Permintaan Telur Ayam Ras oleh Beberapa Kelompok Konsumen di Kotamadya Denpasar. Tesis Magister Sains. Fakultas Pascasarjana, Dewi, Ni Institut Pertanian Bogor. Bogor. harga setiap kelompok komoditas berpengaruh nyata terhadap pangsa pengeluaran masing- Harianto. 1994. An .Empiical Analysis of Food Demand in Indonesia : A Cross-Sectional masing komoditas tersebut. Variabel pengeluaran riil umumnya tidak berpengaruh Sndy Ph.D. Dissertation, Univenity. Victoria. nyata terhadap pangsa pengeluaran komoditas lain, kecuali untuk kelompok pangan sumber protern dan lemak permintaannya dipengarutri oleh besar pendapatan rumahtangga konsumen dan (c) Nilai elastisitas permintaan (harga) sendiri umumnya sesuai dengan teori, yaitu bertanda negatif. Berdasarkan hasil analisis, beberapa saran yang dapat diberikan adalah (a) Untuk memperbaiki nilai R2, sebaiknya dimasukkan AGRIPLUS, Yolume 16 Nomor La Trobe Heian, D. Dan C.R. Wessels. 1988. The Demand for Dairy Products : Stnrcture, Prediction, and Decomposition. Amencan Joumal of Agricultural Economics 70 Q) 219-288. J.M. dan RE. Quandt. 1988. : A Mathematical Approach, Third Mition. McGraw-Hill Henderson, Microeconomics Theory Intemational Book Company. Tokyo. : 01 Januari 2006 ISSN 0854-0128 32 Taridala dan Bahari Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga... Kousoyiannis, A 1978. Theory of Econometrics : An Introductory Exposition of Econometric Methds, Second Edition. Ilarper and Row Publisher, Inc. New York. Lipsey, R. G., P.N.'Courant, D.D. Purvis dan P.O. Steiner, 195. Pengantar Mikoekonomi, Mochini, G. Dan K.D. Meilke. 1989. Modelling the Pattern of Stnrcnral Change in U.S. Meat Demand. American Joumal of Agricultural (2) 253-261. Rachman, Ilandewi P.S. dan Erwidodo. 1994. Kajian Sistem Perminaan Pangan Pascasa{ana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Teklu, T. Dan S.R Johnson. 1986. A Review Edisi Kesepuluh. Binarupa Aksara. Jakara. Economics 71 A. 1999. Analisis Permintaan Sagu (lr,Ietroxylon sp.) dan Bahan Pangan Terpilih di Sulawesi Tenggara (Studi Kasus di Kendari). Tesis ll4agister Sains. Fakulas Taridala S. Aida di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi 13 (2) : 72-89. AGRIPLUS,VoInme 16 Nomor of Theory and Fod Demand Sudies on Indonesia. Departement of Rgriculrural Economics, University of Missouri. Missouri. Utari, I.A.P. 1996. Analisis Konsumsi Pangan Sumber ProEin Hewani Rumahtangga di Propinsi Bali. Tesis I\{agister Sains. Fakultas Pascasa{ana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. : 0I lanuari 2006 ISSN01544I29