lDaialah llrniab - Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo

advertisement
lDaialah llrniab
ISSN O85+,\, 0728
AGFTIPLIJS
$oedtman, S.A.A. Tartdala, and IuI. Ono : SAGO MABKETING PRACTICES AI{D
PROBLEMS : A Survey of Two Sago Growing Villages in Squtheast Sulawesi
Nt Wayon Srt Sultarttnl : EVOLUSI KROMOSOM PADA KELADI HIAS (Catadiat spp)
Asntah dan Andt l(haerunt B.: PENGARUH WAI(TU APLII(ASI VA MKORIZA DAI-AIvI
MENGENDALIKAI{ PEI.IYAKIT LAYU FUSARIUM (Fusorium Axysporuml PADA
TOMAI
Horaptn Haltd H.: NILAI PERDAGANGAN
TANAlvLra\N
'
SAPI AUSTRALIAN COMMERCIAL
BERBEDA
JENIS
YAT.IG
CROSS DARI
KEI.AI{IN
Stttt Atda Adha Tartdalo dan Bahart : PAI.IGSA (SHARE/ PENGELUARAN DAhI
ELASTISITAS HARGA SENDIRI BEBERAPA KELOMPOK PANGAT.I DI SULAWESI
TENGGA116\
Iil,IKKUIAU dAN LO OdE SOIdI : PENGELOMPOIGT.I HASIL PRODUI$I KOMODITI
PERTANIAN SULAWESI TENGGARA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS
KOMPONEN UTAMA DAtl AI,IALISIS KELOMPOK
IUI. TUfoIIa : PENGARUH BOKASHI JERAMI PADI TERHADAP SIFAT KIMA TANAI-I
SAWAFI DA}.I HASIL TANAIvIAN PADI (Oryza sotiuo L.)
La Ode Baq : PENGARUH PENGGUNAAI.I SEMEN CAIR, SEMEN BEKU DARI SAPI
SAPI PO TERHADAP PERSENTASE AT.IGKA KEBUNTINGAI{
Hamsoh don Astesto, E.F : PENGGUNAAN FORMALIN UNTUK PENGOBAIAN
PEI.IYAI{T KUru II{AI{ (Argulus indicus) DAII KUTU JARUM (Lernaea cyprinaceo) PADA
II(Al,l MASKOKI (Corossius aurstus Linnoeus)
TAf.lAlI SERTA
Amtnuddtn ltfione l(andort: FLUKTUASI SUHU DAl.f M
PRODUI{SI CABAI MERAFI (Copsicum annum L.) PADA LAHA}I KERING BERIKUM
KERING YAT.IG DIBERI BERBAGAI JENIS MUISA
IJsman iront., Srl Wdodo, Irhom dan Slamet Hartono : STRAIEGI AtlH FUNGSI
KAWASAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERLUASAN LAHAN
USAHATANI KAKAO RAI(YAil PADA KAWASAI.I HUTAI'{ TAMAI{ NASIONAL RAUTA
AOPA WAf,UMOHAI SULAWESI TENGGARA
Baharuddtn lulappangadJa dan Zulkarnoln : OPTIMTISnSI POLA PENGGUNMI.I
LAHAN UNTUK PENGENDALIAN EROSI DI DAS RORAYA PROPINSI
SULAWESI TENGGARA
BALI
DAT.I
DAF'IAR ISI
Halqma;t
SAGO MARKETING PRACTICES AND PROBLEMS:
Growing Villages in Southeast Sulawesi
Saediman, S.A,A. Taridala, and M. Ono
A Suney of Two
Sago-
.01
*
07
EVOLUSI KROMOSOM PADA KELADI HIAS (Caladiaz spp)
Ni Wayan
Sri
Suliortini
08-11
VA MIKORIZA DALAM
PENGARUH WAI(TU APLII(ASI
IVTENGENDALIKAN PENYAKIT LAYT] FUSARIUM (Fusarium oxltsporum)
PADA TANAMAN TOMAT
R
Asniah dan Andi Khaeruni
NILAI
12-17
PERDAGINGAN SAPI .4USTRALIAN COMMERCIAI, CROSS DAF.I
JENIS KELAMIN YANG BERBEDA
Harapin Hafid H.
18-24
PANGSA (SHA RE) PENG ELUARAA' DAN E LA STI SMAS HARGA
BEBERAPA KELOMPOK PANGAN DT SUT,AWESI TENGGARA
Sitti Aida.Adlta Taridalo dan lhhari
PENGELOII1POKAN
HASIL PRODTJKSI
SULAWESI TENGGARA DENGAN
KOMODITI
MENGGT]NAKAN
KOMPONEN UTAMA DAN ANAI,ISIS KELOMPOK
Mskulau dan La Ode Saidi
S
ENDIRI
25
-32
PERTANIAN
ANALISIS
33-39
PENGARUH BOKASHI JERAMI PADI TERIIADAP SIFAT KIIVIIA TANAH
SAWAH DAN HASIL'IANAMAN PA:DI (Oryzt sativa L.)
M. Tufaila
40-46
PENGARTJH PENC,GT]NAAN SEMEN CAIR, SEMEN BEKU DARI SAPI BALI
DAN SAPI P.O TERHADAP PERSENTASE ANGKA KEBU]YTINGAN
La
Ode
lht
47-53
PENGGUNAAN FORMALIN UNTUK PENGOBI\TAN PENYAKIT KTITU
IKAN (,4rgzlus indicus) DAN KUTU JARUM (Lernoea cyprinacea\ PADA IKAN
MASKOKI (Carassius aurstus Linnaeus)
HamsahdanAsteria,E.F...
54-59
FLTJKTUASI SUHU DAN KELEMBABAN TANAH SERTA PROD('KSI CABAI
MERAH (Capsicum annum L.) PADA LAHAN KERING BERIKLIM KERING
YANG DIBERI BERBAGAI JENIS MT]LSA
Aminuddin Mane Kandari
60-66
STRATEGI ALIH FUNGSI KAWASAN DAN FAKTOR-F'AKTOR YANG
MEMPENGARTJHI PERLUASAN LAIIAN USAHAT.{NI KAKAO RAKYAT
PADA KAWASAN HUTAN TAMAN NASIONAL RI\WA AOPA WATT]MOIIAI
SULAWESI TF,NGG,{RA
Usmtn Rianse, Sri Widotlo, Irlrum dan Slamet Harlono
.
OPTIMALISASI POLA PENGGT]NAAN LAIIAN TJNTTJK PENGENDALIAN
EROSI DI DAS RORAYA PR.OVINSI SULAWESI TI'NGGARA
Ilalnruddin Mappungadja dun Zulkarnuin
AGRIPLUS, Volume 16 l{omor
:
01
tanuari 2006 ISSN 08i4-0128
67
-74
75-84
PANGSA (SHARE) PENGELUARAN DAN ELASTISITAS HARGA SENDIRI
BEBERAPA KELOMPOK PANGAN DI SULAWESI TENGGARAI)
Oleh : Sini Aidu Adha Turidula dun Rahari2)
ABSTRACT
This research is aimed to analyze food demand system in Sulawesi Tenggara using the 2002's
National Socio-Economic Survey (SUSENAS) data. Using an Almost Ideal Demand System (AIDS), the food
demand parameters and own-price elasticities were estimated. The result show that at 2W2 the expenditure
shares on rice (carbohydrat-food) in Sulawesi Tenggara are higher than others. This result indicating that the
welfrre of the society is low. The analysis found too that the own-price elasticity sign for a number of food
groups in general is negative.
Kew words: AIDS, demand, expenditure, own-price elasticity.
PENDAHULUAN
Manusia selalu ingin memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik moral maupun
material, baik kebutuhan pentlng maupl.rn
tidak sesuai dengan kemampuan mereka.
Kebuhrhan pokok atau kebutuhan dasar (ba.sic
human need:s) dapat dijelaskan sebagai
kebutuhan yang sangat pentlng guna kelangsungan hidup manusia, baik yang terdri dari
kebutuhan atau konsumsi individu (pangan,
perumahan, pakaian) maupun keperluan
pelayanan sosial tertentu (air minum, sanitasi,
transportasi" kesehatan dan pendidikan).
Pangan merupakan
kebutuhan
manusia yang sangat asasi" yang bila tidak
dipenuhi akan menyebabkan kelaparan dan
bila terus berlanjut akan
menyebabkan
bahkan pada
kematian pada individu,
kelompok yang lebih besar, misalnya
masyarakat di suatu negara. Oleh karena itu,
manusia selalu berusaha untuk menghasilkan
bahan pangan kebutuhannya tersebut (S. Aida
A. Taridala, 1999).
Menurut Rachman dan Erwidodo
(1974), pangan merupakan salah satu
kebutuhan manusia yang sangat mendasar,
karena merupakan sumber energi yang
diperlukan manusia untuk mempertahankan
hidup. Karena itu adalah wajar apabila di
banyak negara pemerintah memberikan
perhatian yang cukup besar pada masalah
,) Dibiayai
dana proyek SP4 Jurusan
So.sek
t) MasingMasing
Staf Pengalar Jutasan
yang berkaitan dengan pangan, bark dari srsr
permintaan maupun penawaran. Hal-hal yang
berkaitan dengan aspek penawaran
dan
senngkali mendapat perhatian adalah tingkat
harga, produksi, ketersediaan pangan dan
distribusrnya kepada konsumen. Sedangkan
dari sisi permintaan, berbagai aspek yang
dapat dSadikan indikator oleh pengambil
keputusan antara lain adalah tingkat
pendapatan konsu-men, tingkat harga pangan,
serta respon konsumen terhadap permintaan
pangan tersebut apabila terjadi perubahan
trngkat pendapatan dan atau penurunan harga
dari pangan tersebut
Permasalahan pangan dr Indonesra
sangat relevan untuk dika.yi, terlebrh setelah
terjadinya krisrs moneter pada Tahun 1997
yang terjadi secara nasional, dimana sampai
sekarang perekonomian Indonesia belum pulih
sepenuhnya dari berbagai krisis yang melanda
kehidupan rakyat dan Bangsa Indonesia. Salah
satu indikator dari pentingnya mengkali
masalah pangan tersebut adalah dengan
n.emperhatikan data yang dipublikasikan oleh
Pusat Statistik dimana pada Tahun 1990
pangsa (share) pengeluaran pangan terhadap
total pengeluaran rumahtangga di Indonesia
Bro
masih cukup turggi, yaitu sekitar 67% wrtuk
rumahtangga pedesaan dan 5l% untr-rk
rumahtangga di perkotaan. lni menunjukkan
bahwa trngkat kesejahteraan masyarakat
Indonesia umumnya masih rendah, terlebrh
Pertanian Fahltas Pertanian I|nhalu Tahun 2004
Sosek Perlanian Fakultas Pertanian (Jniversitas Haluoleo, Kendari
t<
26
Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga...
Taridala dan Bahari
yang tinggal di daerah pedesaan. Sebagai
pembanding, pangsa pengeluaran pangan
rumahtangga di Amerika Senkat dan Jepang
pada Tahun 1975 masing-masing adalah
1994) Bagarmana dengan rumahtangga di
Karena banyaknya pengamatan yang kosong,
sehingga dalam penelitian ini terdapat 12
pangarL dimana kelompok pangan
l2 ini di dalamnya termasuk kelompok pangan
13,14 dan
Seluruh rumahtangga yang dijadikan
Sulawesi Tenggara?.
Berdasarkan hal-hal yang dikemuka-
sampel dalam survey tersebut yang berjumlah
36874 rumahtangga diambil 'dan diolah
kan di atas, aspek yang akan drkaji dalam
penelitian ini adalah bagarmana alokasi
pangsa pengeluaran pangan terdistribusi
diantara berbagai kelompok pangan yang
datanya dalam penelitian ini. Untuk menghindari adanya pengarnatan yang kosong
12.76% dan22.28Yo (Rachman dan Erwidodo,
akibat adanya rumahtangga yang tidak mengkonsumsi salah satu kelompok komoditas,
mengikuti cara yang dilaicukan Rachmat dan
Erwidodo (1993), maka rumahtangga dikelompokkan menjadi safi Primary Sampling
Unrt (PSU) atau blok. Dengan demikian unit
analisis bukan lagi rumahtangga melainkan
PSU. Pendugaan model AIDS dengan
menggunakan PSU menghasilkan dugaan
yang lebih sesuai dengan teon permintaan
dibandingkan dengan pemakaian unit analisa
dikonsumsi rumahtangga dan apabila teqadi
perubahan harga, bagaimana
respon
permintaan rumahtangga terhadap pangan
yang dikonsumsi
Penelrtian
rni bertujuan
menghitung alokasi pangsa
r.mtuk:
(l)
pengeluaran
pangan dari berbagai kelompok pangan yang
dikonsumsi rumahtangga pada tahun 2002, (2)
menduga sistem permintaan pangan dan
menghitung elastisrtas permintaan (harga
sendrri) berbagai kelompok pangan yang dikonsumsi rumahtangga di Sulawesi Tenggara
tahun 2002. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi para pengambil
keputusan di Sulawesi Tenggara untuk drjadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan
rumahtangga.
Dalam penelitian ini, sejumlah 36874
rumahtangga yang menjadi responden, dibagi
menjadi 72 blok sensus. Sebanyak 16 blok
sensus ada di daerah perkotaan, sedangkan
sisanya berada
di daerah
pedesaan Sulawesi
Tenggara. Dalam setrap blok sensus, terdm
kebgakan di bidang pangan.
atas 16 rumatrtangga.
Penghitungan pangsa pengeluaran
masing-masing kelompok pangan dihitung ter-
METODE PENELITIAN
ini
hadap total pengeluaran trntuk
Data yang digunakan dalam penelitian
adalah data sekunder berupa data Survey
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) untuk
rumahtangga di Sulawesi Tenggara Tahun
2002 yang diterbitkan oleh Badan
Statistik (dahulu
Bro
sistem permrrtaan pangan dan elastisitas
permrntaan digunakan model permintaan
Almost ldeal Demand System (AIDS). Model
rri dikenlbangkan Deaton dan Muellbauer
(1980). Model AIDS dianggap sebagai model
Pusat
Pusat Statistik). Data
tersebut berupa data konsumsi
dan
pargeluaran rumahtangga untuk 15 kelompok
pangan, yaitu (t) kelompok padipadian, (2)
yang paling cocok digunakan unhrk
umbi-umbian, (3) ikan, (4) daging, (5) telur
dan susu, (6) sa-yuran, (7) kacang-kacangan,
(8) buah-buahan, (9) mrnyak dan lemak, (10)
bahan minuman, (11) bumbu-bumbu, (12)
konsumsi lain, (13) makanan dan minuman
ladi, (14) minuman mengan-dung alkohol dan
kelompok pangan (15) tembakau dan sirih.
AGRIPLAS,YoIume 16 Nomor
makanan.
Karena tidak tersedianya data menganai pendapatan rumahtangga, maka nrlai pendapatan
tersebut didekati (diproksi) dari tingkat
pengeluaran rumahtangga. Untuk menduga
menganalisis, sistem permintaan pangan,
karena fungsi ini dikenal sangat fleksibel,
karena dapat digunakan untuk menguji
restriksi-resfiksi secara statistik
sepertr
simetri, homogenitas, aditivitas, homotheticity
dan adding-up; menjavrab aksioma pilihan
secara tepat; membuat agregasi
:
01
Januad 2(M6 ISSN0854-0128
darl
27
Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga...
Taridala dan Bahari
konsumen, mudah diestimasi; serta mempunyai bentuk fungsi yang konsisten dengan
total pengeluaran makanan dan hasil analisis
dengan menggurakan model AIDS.
data pengeluaran rumahtangga yang diketahui.
Oleh karena
Pangsa Pengeluaran Pangan
itu model ini telah banyak
Besarnya pangsa atau proporsi
pengeluaran untuk komoditas tertentu
terhadap pengeluaran total rumahtangga
diaplikasikan oleh para peneliti, baik di luar
negeri (antara larr lihat D. Heian dan C.R.
Wessells, 1988; H.C. Knipscheer, L.D. Hill
dan B.L. Dixon, 1982 G. Moschini dan K.D.
Meilke, 1989; J.L. Park, R.B. Holcomb, Kellie
C. Raper dan Oral C. Jr., 1996; T. Teklu dan
sangat ditentukan oleh besamya pendapatan
rumahtangga dan harga dari komoditas itu
sendni. Karena itu komoditas yang harganya
relatif mahal akan lebih besar pangsa
S.R. Johnson, 1986) maupun di dalam negeri
(antara lain L.A. Daud, 1986; Ni P.M. Dewi,
1995; Harianto,1994; Sri U. Koentjoro, 1984;
Handewi P.S. Rachman dan Erwidodo, 1994;
pengeluarannya dibandingkan komoditas lain
yang harganya lebih murah.
LA.P. Utari, 1996).
Bentuk model AIDS yang digunakan
dalam penelitian
ini dalam bentuk fungsi
W)
adalah sebagai berikut: Wi
pangsa (share,
:
Tabel 1. Pangsa (Share) Pengeluaran RataRata Kelompok Komoditas Makanan
terhadap Total Pengeluaran Makarran
oi * I y,t log P: + 0r log M/P. Persamaan di
atas drkenal dengan Aproksimasi Lrnear dan
No.
Almost ldeal Demand System (LAIAIDS),
dimana : MIP adalatr pendapatan dibagi
dengan indeks harga P. Indeks harga P
didefinisikan sebagai: log P
ao +
+o,s
ak tog (P k)
f b to s(p)rog(p k)
kkj
I)imana: W1: Bagian dari anggaran (budget
I
perhitungan
:
6
2
7
5
1l
Kacang-Kacangan
Buah-Buahan
Minyak dan Lemak
Bahan Minuman
Bumbu-Bumbuan
12
Lain-Lain
22
Total
100
5
J
5
3
Dari Tabel 1 tampak bahwa kelompok
dan konsumsi barang lain
yang proporsi
pengelu4rannya paling besar melrputi masingmasing 22o/o dari total pengeluaran makanan
untuk rumahtangga konsumen di Sulawesi
Tenggara.. Dari hasil ini dapat dikatakan
merupakan komoditas
Koefisien
kelompok
komoditas ke-I; C; : Koefisien regresi harga
agregat untuk kelompok komoditas ke-j.
bahwa rumahtangga di Sulawesi Tenggara
tingkat kesejahteraannya masih rendah, sebab
sebagian besar pengeluarannya ditr.rjukan
unhrk memenuhi kebutuhan akan pangan
pokolq yaitu padi-padian sebagai sumber
IIASIL DAN PEMBAHASAN
ini akan dibahas
karbohidrat. Beberapa
mengenai pangsa (share, bagian) patgeluaran
masing-masing kelompok komoditas terhadap
AGRIPLUS, Volume 16 Nomor
Sayuran
22
4
padi-padian
regresi harga agregat untuk
Pada bagian
l5
l0
Pangsa pengeluaran untuk
masing-masing komoditas; C;1
Ikan
Daging
Telur dan Susu
9
elastisitas harga (sendiri) dilalckan dengan
menggunakan rumus : qj = (crfiV) - 1.
I)imana: bi
Koefisien pengeluaran riil
:
3
8
komoditas ke1; Y : Pendapatan nominal
(pengeluaran riil); P : Indeks harga.
rumahtangga, Wi
Umbi-Umbian
'1
masing untuk intersep, harga unit komoditas
dan pengeluaran riil; Pj = Harga unit
ini,
Padi-Padian
2
5
6
share) yang digunakan unhrk komoditas ke-I;
o; yij, Fi: Parameter model LAIAIDS masing-
Kelompok Komoditas Pangsa (%l
I
4
II
Dalam penelitian
Pangsa
pengeluaran untuk 12 kelompok komoditas
yang diteliti ditampilkan dalam Tabel l.
hasil penelitian
terdahulu sejalan dengan hasil penelitian ini,
antara lain yang dilakukan Harianto (1996),
:
01
Januari 2006 fSSN 0854-0128
28
Taridala dan Bahari
Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga...
Rachman dan Erwidodo (199a) dan Aida
Taridala (1999). Ketiga penelitian tersebut
secara umum menunjukkan bahwa pangsa
pengeluaran untuk komoditas padi-padian
(dengan beras sebagai jenis komoditas yang
paling banyak dikonsumsi) adalah yang
terbesar dibandingkan pangsa pengeluaran
untuk (kelompok) pangan lainnya, yaitu
Analisis Parameter Dugaan
Pada bagian
kelompok komoditas yang diteliti
serta
besarnya nilai elastisitas harga sendiri.
Nilai-nilai koefisien parameter
mencapai lebih dari 20%.
Dari hasil analisis terdapat hal yang
menarik, yain-r kelompok pangan "konsumsi
lain" yang di dalamnya adalah pangan seperti
kerupuk, mie, bubur bayr, makanan dan
minuman jadi serta tembakau dan siril\
'mengambil' pangsa pengeluaran yang sama
besamya dengan pangal pokok. Apakah
pangan yang termasuk dalam kelompok ini
dan
uji
statistik R2 (koefisien determinasi)
yang diperoleh dari analisis Model Persamaan
AIDS menggunakan metode SUF* (seemengly
u nre late d re gres s i on) dengan memberlakukan
restrrksi (pembatasan) adding-up, homogenitas dm simetri, disajikan padaTabel2.
Koefisien determinasi (R2) tertimbang
dari model sistem AIDS yang dipakai dalarn
penelitian ini adalah sebesar 0.55. hi berartr
bahwa model persamaan yang digunakan
kurang bagrs, sebab hanya 55Yo dari vanasi
pangsa pengeluaran komoditas yang dapat
dijelaskan oleh variabel-variabel harga dan
hasrl
sama pentingnya dengan pangan pokok padipadian? Sebenamya, "kedudukannya" tidak
szura penting, tetapr kecenderungan yang
terjadi saat lni nampaknya konsumsi tembakau
(merupakan jenis 'pangan' dalam kelompok
ini yang nilai nominal pengeluarannya paling
besar) menjadi'wajib' dikonsumsi. Demikian
juga dengan jenis pangan jadi lainny4 saat ini
pengeluaran rumahtangga sebagai indepe ndent
variable. Berdasar hal lni, argumen yang dapat
diberikan adalah terdapat variabel lain, selain
variabel harga dan pengeluaran yang mungkin
mempengaruhi pangsa pengeluararr suatu
komoditas tetapi tidak dimasukkan ke dalam
model persamaan" misalnya variabel-variabel
konsumsinya mengambil proporsi yang cukup
besar
ini akan dibahas
mengenai hasil analisis yang diperoleh dengan
menggunakan Model AIDS, yaitu yang
menyangkut variabel-variabel apa saja yang
berpengaruh terhadap permintaan unhrk setiap
dari total , pengeluaran makanan
konsumen, bila dibandingkan dengan pangsa
pengeluaran kelompok pangan larnnya
(kecuali ikan) yang pangsa pengeluarannya
karakteristrk responden. Aida Taridala (1999)
memasukkan variabel-variabel karakteristik
responden dalam penelitian yang dilalatkan
untuk menganalisis sistem permintaan
komoditas sagu dan beberapa kelompok
pangan lainnya di Sulawesi Tenggara dengan
menggunakan data prrmer. Hasil penelitiannya
menunjukkan nilai-nilai R2 dari setiap model
persamaan yang digunakan semuanya di atas
kurang dari l0%.
Pangsa pengeluaran terbesar kedua
adalah untuk konsumsi kelompok pangan
ikan, yang mencapai l5% dari total
pengeluaran rumahtangga untuk makanan.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian
Harianto ( 1996) yang mendapatkan hasil
perhitungan pangsa pengeluaran untuk ikan
sebesar 12060A. Nilai ini merupakan pangsa
pengeluaran terbesar kedua setelah pangsa
pengeluaran untuk beras. Hal ini dapat terjadi
karena data yang digunakan sama, yaitu data
0.60. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa
variabel-variabel karakteristik responden,
seperti 'umur, pendidrkan, jumlah anggota
keluarga, dan lainlain berpurgaruh terhadap
permintaan, suatu kelompok komoditas.
Dalam penelitian ini variabel karakteristik
SUSENAS.
responden tidak dimasukkan ke dalam model
persamaan AIDS karena data tersebut tidak
terdapat secera lengkap dalam data SUSENAS
yang digunakan.
AGRIPLUS,YoIume 16 Nomor
:
01
Januari 2006 ISSN08544U8
29
Taridala dan Bahari
Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga...
Tabel
2.
Hasil Pendugaan Fungsi Pangsa Pengeluaran Kelompok Komoditas Makanan dengan
Metode SUR
Komoditts
Variabel
Padi"padian Umbi-umbian
Ikan
Koefisien t Koefisien 1 Koefisipp
t
____D_ryUg.'I'elur&susu Sayuran
Koefisipn t Koe lisier! t Koefisien
-tftrc!d!as{ss--A.i19:--?219-".0.q2"-"91q1 **L2Jt-.-2-XJ*.--9,q20 -- --!-.gii
q,({o ! ?{ -- - q,q.ll ,-
gely!yyt_it"gt*,,__n.qi. _.njgg- -1ro,ti bero _ggq7_ _q2J8 0:0lg 0::110 0004 0266 00u
IIrg Bhn Minurnan -0.06 -1.106 {.036 -1.194 0.095' 2.862 4.021 -{).(6{J -{).031' -l .125 4.(X)2
t
0-,!gl
0.5e1
-0.l0-l
PgngeluaranRiil {.1_98 -1.576
{.039 4."561 0.1381 1.797_ -0.407. -5,503 4.010 -0.232 0,056. I150
Keterangan : * : berpengaruh nyata pada o:0 1 0
... ... Tabel 2 lanjutan.
Komodit
_ q_ s_
Bhn minuman Telur & susu
Xoefrsien t
Koensien t Koefisien t KocfisiJn r Koelisicn t
ntgrygp
4t17 4672 4 r03 4!166
-_""9!52_ --lqry*_.*9_992_ :1,9?l_ _ g,L2,l "-!:94
().5-10
-0.017
-o.1oe
o.o72
t.3ez
0.010
{)
0t{) .o ir,r' -o rxti -ri i>:
...
-l-rar_g1r9d1p9{jgll
_Harga umbi-umbian __ _o.w4' 2.22o___{qq6_:!15J_g_,gqq3
_ _,0.] 6 -o.(x).r. -t i44 -o.(xx)z -o.l 19
Variabel
Kac-kacangan Buah-buahan Illinyak+lemak
-
H--
-
o ixr: 1x51 rr rxri
ririrz
--f580
HargaSavuran _ 0.018' 2.109 0.010 0.582
{.001
{.108
00ll
0.uJ5
Lt05
0.815
-toot"-0-.002
l->64 { ()()ot -o. ir-r,r -o.0u),r r).297
Ugglf-esgqg,-E9r9ct1ssl*.*
Harga B'rqh
0.001 0.151 0.0151 1.866 4.004 -t.t77 0001 0.299 _0.005. -t.tt26
-_{_,}I -{)r)le. -20Jll -0rxre -l )lu
_lZ,t_--,t-_q0?
-i-{9rCeMiny-C!_+_l=Sfn+!_ _ _,,---0_043__0-3J
-1.078
{.009
0.015
0.783
0.003
0.434 0.018. t.652 0.013' L925
_It3ss9!nMi""t 4r
--0424 - 0004 0l6e-o-oos--o:siHarc_"_B9,np11_-l_o0s
oox- l 58t - 00lj- Tgg
Harga Kons. Lain
4.020* -l.790 0.036 t.471 0.001 0.054 0.o22r 1.628 0.014' 1.666
Pengeluaran Riil
{.041' -z.ot5 0.02s 0.s67 4.015 4.e65-"- o.itit--'-o761'-oitod- 0561
Keterangan : * : berpengaruh nyata pada o : 0.10
pengaruhi
Dari Tabel 2 nampak bahwa sebagian
variabel-variabel
besar
harga komoditas tidak
sifat
komoditas
rri
dalam
hubungannya dengan komoditas lain, yaitu
sebagai pelengkap (komplemen) bila nilainya
berpengaruh terhadap pangsa pengeluaran
masing-masing komoditas yang diteliti, hanya
beberapa diantaranya yang memiliki pengaruh
negatif dan sebagai komoditas
nyata (signifcant) pada taraf kepercayaan
sebesar 90% atau pada tingkat kesalahan
o:0.01. Pada umumnya variabel harga
kelompok komoditas berpengaruh nyata terhadap permintaan untuk masing-maslng
komoditas tersebut, dengan nilai positif atau
negatif. Tanda positif atau negatif untuk
koefisien variabel harga silang akan mem-
Peubah pengeluaran (merupakan
proksi pendapatan rumahtangga) umumnya
AGRIPLaS, Volume 16 Nomor
pengganti
(substitusi) bila nilainya positif.
tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan
masing-masing kelompok komoditas. hanya
permintaan kelompok pangan ikan, daging dan
kacang-kacangan yang dipengaruhi secara
nyata oleh besarnya
rumahtangga.
:
01
Januari 2U)6 ISSN 0854-0128
pengeluaran
ttJ
Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga...
Taridala dan Bahari
Dari hasil ini dapat drkatakan bahwa
Nilai elastisitas harga sendiri yang diperoleh dapat dipergunakan untuk mengetahui
kelompok pangan sumber protein dan lemak
permintaannya dipengaruhi oleh besar
pendapatan rumahtangga konsumen, tetapi
dengan pengaruh yang berbeda : variabel
besar pendapatan berpengaruh negatif
terhadap permrrtaan daging dan kacangkacangan, tetapi pengaruhnya positif terhadap
permintaan ikan. Artinya, bila pendapaan
konsumen menrngkat maka permintaan
terhadap daging dan kacang-kacangan akan
berkurang, sedangkan permurtaan ikan akan
meningkat. Hal ini dapat dimengerti karena
akibat dari perubahan harga terhadap
permintaan komoditas tersebut. Tabel 3
menunjukkan bahwa nilai elastisitas harga
sendiri dari kelompok komoditas yang diteliti
umumnya bertanda negatit meskipun terdapat
satu nilai elastisias harga. sendiri yang
bertanda positif. Ini tidak sesuai dengan
harapan, seharusnya nilai-nilai elastisitas
harga sendiri seluruhnya bertanda negatif.
Tanda positif dari nilai elastisitas harga sendiri
untuk kelompok padi-padian memberi arti
bahwa bila terjadi kenaikan harga komoditas
harga ikan di daerah Sulawesi Tenggara relatrf
lebih murah dibandingkan dengan daging dan
kacang-kacangan, sehngga bila terjadi
peningkatan pergeluaran (pendapatan) maka
rumahtangga lebrh memilrh untuk memng-
katkan konsumsi terhadap komoditas
Seperti diketahui, daerah
ini
tersebut, maka pangsa pengeluarannya akan
meningkat. lni merupakan sesuatu yang tidak
sesuai dengan teori. Kondisi ini akan terjadi
bila belum dipenuhinya kebunrhan mrnimal
dari pangan sumber karbohidrat oleh rumahtangga responden, sehingga meskipun harga
kelompok pangan tersebut naik, rumahtangga
tetap melakukan pembelian dengan jumlah
rkan.
memihki
sumberdaya perikanan laut yang sangat kaya,
baik dalam ragam maupun kuantitas. Dalam
kehidupan sehari-hari, rumahtangga di daerah
rni memrllkr kebrasaan mengkonsumsi ikan
sebagai lauk, terutama pada saat makan siang
yang tetap. Dengan demikian
Nilai elastisitas negatif menunjukkan
dan makan malam.
bahwa komoditas-komoditas tersebut adalah
barang normal yang permintaannya beraratt
negatif, yaitu bila harga komoditas tersebut
naik, akan menyebabkan permintaannya turun.
Begitupm sebalilny4 bila harganya turun
maka akan terjadi kenaikan jumlah permintaan
terhadap komoditas tersebut yang besarnya
Hasil Perhitungsn Elastisitas Harga Sendiri
Nilai-nilai koefisien regresi yang telah
diperoleh sebelumnya, digunakan untuk
menghitung elastisitas permintaan harga
sendiri. Hasil perhitungannya disajikan dalam
Tabel 3.
Tabel
3.
dan
Pendapatan (Pengeluaran) Sistem
Permintaan Kelompok Pangan
Padi-padian
terhadap barang-barang kebutuhan pokok akan
semakin kurang responsif (nilai elastisitas
makin kecil). Kondisi ini dapat terjadi karena
kebutuhan akan komoditas tersebut, seperti
makanan pokok sumber karbohidrat, dianggap
Elastisitas
harea sendiri
0.50
-0.48
Umbi-umbian
Ikan
-o.17
Daging
Telur & susu
-0.49
-0.78
-0.10
-0.55
-0.70
Sayuran
Kacang-kacangan
Buah-buahan
Minyak & lemak
Bahan minuman
Bumbu
sesuai dengan besamya nilai elastisitas
tersebut. Semakin tinggi tingkat pendapatan
sebuah rumahtangga, maka permrntaannya
Elastrsitas Harga Sendiri
Kelompok pangan
pangsa
pengeluaran tntuk komoditas tersebut akan
meningka! pada saat harganya meningkat.
telah dipenuhi.
-0.64
Selain kelompok padi-padian, nilai
elastisitas'kelompok pangan lainnya berada
diantara -0.10 (sayuran) sampai -1 07 (buahbuahan). Nilai-nilai yang bertanda negatif ini
sesuai dengan teori dan hasil penelitian
sebelumnya, meskipun dengan besaran yang
-0 60
berbeda (Daud, 1986; Rachman
-t.07
AGRIPLAS, Yolume 16 Nomor
:
01
Januari 2M6 ISSN 0854-0128
dan
3l
Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga...
Taridala dan Bahari
variabel lain seperti karakteristrk responden,
misalnya umur, pendidikarl jurnlah anggota
keluarga dan lain-lain dan (b) Bila dilihat dari
besamya pangsa pengeluaran untuk padr-
Erwidodo, 1994; Harianto, 1996). Dari nilainilai elastisitas tersebut empak bahwa
kelompok sayuran dan ikan menunjukkan nilai
yang paling kecil (-0.10 dan -0.17) dibandingkan dengan kelompok pangan lainnya. kri
padian yang masih sangat besar dibandingkan
komoditas lainnya, maka dapat dikatakan
bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di
Sulawesi Tenggara masih rendah. Seharusnya
pemerintah membantu masyarakat secara riil,
unfirk memudahkan masyarakat dalam mengakses pangan, misalnya dengan pemantauan
dan pengatwan harga. Dalam skala yang lebrh
luas, pemerintah harus menyediakan lapangan
kerja dan memberi kesempatan kerja yang
lebih besar pada masyarakat untuk memperbaiki taraf hidupnya, agar mereka lebih
mampu memenuhi kebutuhannya.
berarti bahwa kedua kelompok mr
permintaannya kurang elastis dibandingkan
dengan kelompok pangan lainnya.
Kelompok minyak dan lemak pernintaannya adalah yang paling elastis (-1.07)
dibanding kelompok pangan lain, sehingga
bila harganya meningkat sebesar lo/o maka
permintaannya akan turun sebesar 1.07%).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bila
terjadi perubahan harga (naik atau turun),
respon rumahtangga terhadap permintaan
komoditas muryak dan lemak akan lebih besar
dibandingkan komoditas lainnya yang
dianalisis dalam penelitiart ini.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPTJLAN DAN SARAN
Daud, L.A. 1986. Kajian Sistem Permurtaan
Makanan Penting di Indonesia : Suatu
Penerapan Mdel llmost Ideal Demand
Sstem (AIDS) dengan Data SUSENAS
1981. Tesis Magister Sains. Fakultas
Pascasarjan4 Institut Pertanian Bogor.
Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan
dari penelitian ini adalah bahwa : (a) Dari 12
kelompok komoditas yang diteliti, padi-padian
dan "konsurnsi lain" merupakan kelompok
pangan dengan pangsa pengeluaran terbesar
yaihr masing-masing sebesar 22o/o, kemudian
Bogor.
diikuti komoditas ikan sebesar l5%,
Deaton, M. dan J. Muellbauer. 1980. An Almost
Ideal Demand System. American Economic
Review 70 (3) : 312-326.
sedangkan unnrk komoditas lainnya, nilai
pangsa pengeluarannya dibawah l0o , (b)
Model persamaan sistem yang digunakan
masih kurang baitq ini dapat dilihat dari nilai
Rj yang hanya bemilai 0.55. Dari hasil analisis
pararneter dugaan nampak bahwa umunnya
P.M. 1995. Analisis Permintaan Telur
Ayam Ras oleh Beberapa Kelompok
Konsumen di Kotamadya Denpasar. Tesis
Magister Sains. Fakultas Pascasarjana,
Dewi, Ni
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
harga setiap kelompok komoditas berpengaruh
nyata terhadap pangsa pengeluaran masing-
Harianto. 1994. An .Empiical Analysis of Food
Demand in Indonesia : A Cross-Sectional
masing komoditas tersebut. Variabel
pengeluaran riil umumnya tidak berpengaruh
Sndy Ph.D. Dissertation,
Univenity. Victoria.
nyata terhadap pangsa pengeluaran komoditas
lain, kecuali untuk kelompok pangan sumber
protern dan lemak permintaannya dipengarutri
oleh besar pendapatan rumahtangga konsumen
dan (c) Nilai elastisitas permintaan (harga)
sendiri umumnya sesuai dengan teori, yaitu
bertanda negatif.
Berdasarkan hasil analisis, beberapa
saran yang dapat diberikan adalah (a) Untuk
memperbaiki nilai R2, sebaiknya dimasukkan
AGRIPLUS, Yolume 16 Nomor
La
Trobe
Heian, D. Dan C.R. Wessels. 1988. The Demand
for Dairy Products : Stnrcture, Prediction,
and Decomposition. Amencan Joumal of
Agricultural Economics 70 Q) 219-288.
J.M. dan RE. Quandt. 1988.
: A Mathematical
Approach, Third Mition. McGraw-Hill
Henderson,
Microeconomics Theory
Intemational Book Company. Tokyo.
:
01
Januari 2006 ISSN 0854-0128
32
Taridala dan Bahari
Pangsa (Share) Pengeluaran dan Elastisitas Harga...
Kousoyiannis, A 1978. Theory of Econometrics
: An Introductory Exposition of Econometric
Methds, Second Edition. Ilarper and Row
Publisher, Inc. New York.
Lipsey, R. G., P.N.'Courant, D.D. Purvis dan P.O.
Steiner,
195.
Pengantar Mikoekonomi,
Mochini, G. Dan K.D. Meilke. 1989. Modelling the
Pattern of Stnrcnral Change in U.S. Meat
Demand. American Joumal of Agricultural
(2) 253-261.
Rachman, Ilandewi P.S. dan Erwidodo. 1994.
Kajian Sistem Perminaan Pangan
Pascasa{ana,
Institut Pertanian
Bogor.
Bogor.
Teklu, T. Dan S.R Johnson. 1986. A Review
Edisi Kesepuluh. Binarupa Aksara. Jakara.
Economics 71
A. 1999. Analisis Permintaan
Sagu (lr,Ietroxylon sp.) dan Bahan Pangan
Terpilih di Sulawesi Tenggara (Studi Kasus
di Kendari). Tesis ll4agister Sains. Fakulas
Taridala S. Aida
di
Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi 13 (2)
:
72-89.
AGRIPLUS,VoInme 16 Nomor
of
Theory and Fod Demand Sudies on
Indonesia. Departement of Rgriculrural
Economics, University
of
Missouri.
Missouri.
Utari, I.A.P. 1996. Analisis Konsumsi Pangan
Sumber ProEin Hewani Rumahtangga di
Propinsi Bali. Tesis I\{agister Sains.
Fakultas Pascasa{ana, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
: 0I lanuari 2006 ISSN01544I29
Download