UJIAN TENGAH SEMESTER MATA AJAR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen pengampu : Rr. Tutik Sri Haryati, SKp.,MARS PENGHENTIAN MEROKOK MELALUI INTERVENSI BERBASIS PONSEL Oleh : Ni Ketut Kardiyudiani NPM : 1006800951 PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2011 PENGHENTIAN MEROKOK MELALUI INTERVENSI BERBASIS PONSEL Oleh: Ni Ketut Kardiyudiani ___________________________________________________________________________ ABSTRACT Merokok merupakan suatu kebiasaan yang dapat membahayakan diri dan orang-orang disekitarnya, merokok tidak menyebabkan suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit, sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian.( Sitepoe,2000) Oleh karena itu beberapa intervensi penghentian merokok yang inovatif yang efefktif diperlukan untuk menarik pengguna rokok untuk menghentikan merokok. Pada saat ini ponsel banyak digunakan dan telah terintegrasi dalam kehidupan sehari hari, ponsel adalah media potensial untuk melaksanakan program kesehatan seperti berhenti merokok, dengan intervensi yang berupa sms atau video pada saat yang tepat. Kata kunci: merokok, ponsel ___________________________________________________________________________ LATAR BELAKANG Rokok menurut adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Merokok dapat membahayakan diri sendiri dan juga lingkungan sekitar. Kenapa mebahayakan karena merokok tidak menyebabkan suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit, sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit dapat dipicu karena merokok mulai dari penyakit di kepala sampai dengan penyakit di kaki. Penyakit yang bisa disebabkan oleh merokok adalah seperti sakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner dan kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker esophagus dan lain-lain lagi (Sitepoe, 2000). Berbagai strategi telah dilakukan untuk upaya penghentian merokok mengingat efek yang ditimbulkannya mulai dari membuat pedoman penghentian merokok untuk professional kesehatan yang terbaru sampai dengan pemanfaatan tehnologi informasi dengan menggunakan ponsel. Ponsel merupakan media komunikasi yang hampirdimiliki oleh semua kalangan, sehingga sangat potensial untuk digunakan dalam upaya penghentian merokok.intervensi yang diberikan dapat berupa sms atau video. KAJIAN LITERATUR Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 900 0C untuk ujung rokok yang dibakar dan 30 0C untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok. Asap rokok yang diisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang yang bersama gas terkondensasi menjadi partikel. Dengan demikian, asap rokok yang diisap dapat berupa gas sejumlah 85% dan sisanya berupa partikel (Sitepoe, 2000). Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif, ( Dewi Sussana, 2003). Kebiasaan merokok dianggap sebagai perialku penggunaan tembakau yang menetap, dengan penggunaan rokok yang bervariasi, kebiasaan ini menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru- paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hyperthropy) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia) sehingga terjadi penyempitan saluran napas. Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru pada perokok akan timbul permasalahan fungsi paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi unsur utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM) termasuk emfisema paru-paru, bronkhitis kronis, dan asma (Hans, 2003). Sebagian besar kasus PPOM disebabkan oleh merokok. Paparan polutan seperti asap debu dan bahan kimia dapat memperparah gejalanya. Pada tipe emfisema yang langka, penyebabnya kondisi genetik di mana terdapat kekurangan antitripsin alfa-1. Protein ini biasanya membantu melindungi paru-paru dari enzim berbahaya lain yang dapat menghancurkan jaringan paru-paru. Pada orang dengan defisiensi antitripsin alfa-1, merokok sangat berbahaya karena mempercepat perkembangan emfisema. Diatas telah dijelaskan tentang akibat merokok pada perokok aktif sedangkan Perokok pasif adalah orang yang menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh perokok. Biasanya perokok pasif menghisap asap rokok di tempat umum seperti di terminal, kafe, restoran dll. Perokok biasanya membutuhkan waktu 12 menit untuk menghabiskan rokoknya sedangkan perokok pasif hanya menghisap asap rokok kurang lebih selama 30 detik. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan kanker. Bahan kimia tersebut antara lain : karbondioksida, ammonia, cadmium, arsenik. Selain menyebabkan kanker, perokok pasif juga dapat mengidap beberapa gejala penyakit seperti : iritasi mata dan tenggorokan, batuk, asma, mual, pusing dan lebih mudah terserang flu serta meningkatkan risiko terkena bronkitis dan pneumonia. Orang merokok karena beberapa alasan diantaranya adalah : 1. Bagi anak-anak dan remaja merokok bertujuan agar mereka lebih terlihat matang, ingin mencoba serta mengikuti rekan-rekannya yang merokok 2. Bagi orang dewasa merokok didasari atas beberapa alasan, biasanya disebabkan karena stress atau masalah pribadi 3. Selain hal diatas merokok juga bertujuan untuk menurunkan berat badan, untuk mendapatkan kenikmatan dan kesenangan. Menurut Dewi Susanna, 2003 Nikotin dihasilkan dari daun tembakau (kadar nikotin tertinggi), yang dapat berupa cairan alkaloid alami tak berwarna, dengan Ph > 7 (bersifat alkalis, mempunyai ukuran molekul yang sangat kecil tetapi larut dalam air dan lemak sehingga nikotin diabsorpsi secara cepat masuk ke dalam darah. Nikotin juga bersifat poten karena 5-10 kali lebih kuat menimbulkan efek psikoaktif pada manusia daripada kokain dan morfin. Penghantaran nikotin ke dalam darah dan jaringan tubuh melalui paru-paru dan atau dinding mulut dan tenggorokan, atau darah. Penghantaran nikotin melalui beberapa macam yaitu: 1. Penghantaran nikotin melalui asap. Ketika rokok dibakar, nikotin tersebar ke udara dalam bentuk butiran-butiran kecil tar bersama komponen-komponen asap tembakau lainnya. Setelah dihisap, nikotin memadat dengan cepat di alveoli masuk ke dalam vena pulmonalis kemudian ke ventrikel kiri dan dipompa ke arteri-arteri seluruh tubuh hingga ke otak dll 2. Penghantaran Nikotin Melalui Tembakau Tanpa Asap Tembakau tanpa asap (seperti tembakau kunyah atau snuff) menghantarkan nikotin ke dalam tubuh melalui dinding mulut dan tenggorokan, atau hidung kemudian nikotin akan menembus membran biologis dan masuk ke aliran darah untuk didistribusikan ke berbagai jaringan tubuh 3. Cara Penghantaran Nikotin Non-Tembakau Nikotin juga dihantarkan melalui produk non tembakau seperti terapi sulih nikotin (nicotine replacement therapy / NRT), biasanya digunakan oleh perokok yang sedang berusaha untuk berhenti merokok. Absorpsi nikotin lebih lambat dan kadar nikotin dalam darah yang lebih rendah kecuali bila menggunakan dosis yang sangat tinggi sehingga NRT memiliki tingkat keberhasilan yang rendah pada terapi berhenti merokok. Nikotin dengan cepat didistribusikan ke seluruh tubuh dan sampai ke sistem saraf pusat (SSP) dalam 10 - 20 detik setelah dihisap. Di otak, perokok akan mengalami respons farmakologis yang sangat kuat, berupa: rasa nikmat, relaksasi, berkurangnya stress, meningkatnya kewaspadaan, meningkatnya konsentrasi, dan perubahan mood. Merokok sepanjang hari akan meningkatkan kadar nikotin darah. Hal ini untuk mempertahankan kadar nikotin (self-titration). Kadar nikotin dalam darah perokok menurun di malam hari, penurunan ini cukup signifikan untuk membuat perokok lebih sensitif terhadap efek nikotin di pagi hari. Peningkatan sensitivitas nikotin di pagi hari ini ditandai oleh keinginan yang kuat untuk segera merokok setelah bangun tidur. Rokok pertama setelah bangun tidur ini mempunyai efek yang paling kuat dan paling memuaskan. Metabolisme nikotin, 80 - 90 % dosis nikotin dimetabolisme di hati, ginjal, dan paru-paru. Nikotin kemudian diubah menjadi beberapa metabolit yaitu kotinin (metabolit utama), ion iminium nikotin, nicotyrine dan nornikotin. Semua metabolit ini mempunyai aktivitas biologis lebih lemah dan kurang poten dibanding nikotin. Eliminasi nikotin dari dalam tubuh, 10 - 20 %diekskresi oleh ginjal dalam bentuk utuh melalui urine. Sama seperti nikotin, kotinin juga dieliminasi dari tubuh oleh ginjal. Waktu paruh nikotin sekitar 2 - 3 jam. Waktu paruh kotinin sekitar 20 jam Mekanisme kerja nikotin . Efek nikotin pada tubuh terjadi melalui ikatan dengan nicotinic acetylcholine receptors (nAChRs) di otak. Di sistem saraf pusat, sebagian besar dari nAChRs terdiri dari subtipeα4 β2 , α3 β4, dan α7. Dari subtipe-subtipe yang dominan ini, reseptor α4 β2 jumlahnya paling banyak di otak dan berperan penting dalam menyebabkan adiksi nikotin. Setelah rokok dihisap, dalam waktu 20 detik, nikotin akan berikatan dengan nAChRs subtype α4β2 di Ventral Tegmental Area (VTA) di otak . Impuls akan dihantarkan di sepanjang neuron ke nukleus akumbens (NAc) untuk melepaskan dopamine dalam jumlah besar .Pelepasan dopamine akan menimbulkan berbagai efek reward yang dicari oleh perokok, antara lain timbulnya perasaan senang, relaksasi, mengurangi stress, meningkatkan konsentrasi, dan memperbaiki mood Rasa nikmat (reward) ini akan menjadi motivator yang mendorong seseorang untuk merokok Beberapa Adiksi Nikotin 1. Fisiologis a. Sebab utama adalah NIKOTIN b. Rewards fisiologis (penghasilan dopamine yang tinggi) dan tidak tahan pada gejala putus nikotin membuat perokok terus merokok 2. Psikologis a. Disebabkan oleh pengaruh lingkungan / sosial b. Kebiasaan memegang rokok, pengaruh teman dan lain-lain Gambar 2 : siklus adiksi nikotin Dari 70% orang yang ingin berhenti merokok, faktanya hanya 5 - 10 % yang dapat melakukannya tanpa bantuan. Terapi berhenti merokok dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1. Terapi Non Farmakologis: Nasihat Singkat, Multi-Session Support 2. Terapi Farmakologis a. Nicotine replacement therapy (NRT)1 b. Antidepressants c. Varenicline , Varenicline merupakan terapi berhenti merokok terbaru yang bekerja dengan cara menghambat ikatan nikotin dengan reseptornya, sehingga nikotin tidak dapat berikatan dengan reseptor dan para perokok akan kehilangan rasa nikmat akibat merokok pada saat menggunakan varenicline. Varenicline merupakan terapi berhenti merokok yang efektif dan aman dan dapat ditoleransi dengan baik. Selanjutnya bagaimana dengan sms yang terdapat pada phone . Layanan SMS sangat populer dan sering dipakai oleh pengguna handphone. SMS menyediakan pengiriman pesan text secara cepat, mudah dan murah. Kini SMS tidak terbatas untuk komunikasi antar manusia pengguna saja, namun juga bisa dibuat otomatis dikirim/diterima oleh peralatan (komputer, mikrokontroler, dsb) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Cara kerja SMS itu sendiri. Short Message Service (SMS) adalah protokol layanan pertukaran pesan text singkat (sebanyak 160 karakter per pesan) antar telepon. SMS ini pada awalnya adalah bagian dari standar teknologi seluler GSM, yang kemudian juga tersedia di teknologi CDMA, telepon rumah PSTN, dan lainnya. Alur pengiriman SMS pada standar teknologi GSM adalah sebagai berikut. Gambar 3. Alur pengiriman SMS pada standar teknologi GSM Keterangan gambar: 1. BTS - Base Transceiver Station 2. BSC - Base Station Controller 3. MSC - Mobile Switching center 4. SMSC - Short Message Service Center Ketika pengguna mengirim SMS, maka pesan dikirim ke MSC melalui jaringan seluler yang tersedia yang meliputi tower BTS yang sedang meng-handle komunikasi pengguna, lalu ke BSC, kemudian sampai ke MSC. MSC kemudian mem-forward lagi SMS ke SMSC untuk disimpan. SMSC kemudian mengecek (lewat HLR - Home Location Register) untuk mengetahui apakah handphone tujuan sedang aktif dan dimanakah handphone tujuan tersebut. Jika handphone sedang tidak aktif maka pesan tetap disimpan di SMSC itu sendiri, menunggu MSC memberitahukan bahwa handphone sudah aktif kembali untuk kemudian SMS dikirim dengan batas maksimum waktu tunggu yaitu validity period dari pesan SMS itu sendiri. Jika handphone tujuan aktif maka pesan disampaikan MSC lewat jaringan yang sedang meng-handle penerima (BSC dan BTS). Sebenarnya, di dalam kebanyakan handphone dan GSM/CDMA modem terdapat suatu komponen wireless modem/engine yang dapat diperintah antara lain untuk mengirim suatu pesan SMS dengan protokol tertentu. Standar perintah tersebut dikenal sebagai AT-Command, sedangkan protokolnya disebut sebagai PDU (Protokol Data Unit). Melalui AT-Command dan PDU ini dapat membuat komputer/mikrokontroler mengirim/menerima SMS secara otomatis berdasarkan program yang dibuat. Menurut jurnal penghentian merokok melalui intervensi berbasis ponsel, Whittaker R, 2009. Yang melakukan penelitian terhadap program pesan teks di selandia baru, pesan teks program di inggris, dan internet program yang melibatkan ponsel dua kelompok yang berbeda di norwegia. Berbagai jenis intervensi yang dianalisis secara terpisah. Ketika dikombinasikan dengan meta-analisis uji coba pesan teks program menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam jangka pendek yang dilaporkan sendiri berhenti. Namun, ada heterogenitas yang cukup besar dalam jangka panjang hasil, dengan percobaan yang jauh lebih besar mengalami masalah dengan kesalahan klasifikasi hasil, sehingga data ini tidak digabung. Bila data dari Internet dan program ponsel dikumpulkan maka ditemukan peningkatan signifikan secara statistik baik jangka pendek dan jangka panjang yang dilaporkan sendiri berhenti. Dan kesimpulan hasil penelitian yang terdapat dalam jurnal adalah: Bukti saat ini menunjukkan tidak ada pengaruh ponsel berbasis intervensi penghentian merokok jangka panjang hasil. Sementara hasil jangka pendek positif, studi lebih ketat dari efek jangka panjang dari ponsel intervensi berhenti merokok berbasis telepon diperlukan. PEMBAHASAN Layanan SMS sangat populer dan sering dipakai oleh pengguna handphone. SMS menyediakan pengiriman pesan text secara cepat, mudah dan murah. SMS tidak terbatas untuk komunikasi antar manusia pengguna saja, namun juga bisa dibuat otomatis dikirim/diterima oleh peralatan (komputer, mikrokontroler, dsb) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hal ini memberikan kemudahan yang sangat berarti, demikian pula halnya dengan bidang keperawatan dalam upaya intervensi penghentian merokok. Menurut Roberrt Westa( 2001) ada beberapa pedoman strategi dalam upaya penghentian merokok, a. Dokter menyarankan oportunis perokok untuk berhenti selama konsultasi rutin, memberikan saran dan / atau resep obat yang efektif untuk membantu mereka dan merujuk mereka ke layanan penghentian spesialis. b. Layanan spesialis perokok 'menyediakan perilaku dukungan (dalam kelompok atau secara individu) bagi perokok yang ingin membantu dengan menghentikan dan menggunakan obatobatan yang efektif sedapat mungkin, c. Penghentian spesialis konselor memberikan dukungan perilaku untuk pasien rumah sakit dan perokok hamil yang ingin membantu dengan menghentikan, d. Semua profesional kesehatan yang terlibat dalam berhenti merokok mendorong dan membantu perokok dalam penggunaan terapi penggantian nikotin (NRT) atau bupropion mana yang sesuai. Adanya pedoman ini menjadi acuan intuk intervensi penghentian merokok melalui ponsel. Seperti smsdalam bentuk saran atau resep yang membantu perokok untuk selanjutnya rujuk ke palayanan kesehatan , pada tingkat layanan spesialis dapat berupa pelayanan melalui sms dalam bentuk dukungan perilaku, dan didukung oleh semua profesi kesehatan. Menurut Ashes (2011), upaya penghentian merokok melalui e intervensi, dengan penggunaan radio, internet, telepon seluler, majalah, koran dan iklan rilis di media. Ternyata upaya penghentian merokok melalui video tidak terlalu efektif, namun program pesan teks( SMS) lebih menjanjikan karena setiap orang membawa ponsel, dengan kemungkinan intervensi setiap saat. Bibliography Ashes. (2011, januari 02). Retrieved november 02, 2011, from http://www.basisonline.org Briannas, F deldsoe,Alison L,. (2009). Behavior change intervention delivered by mobile phone short message servise. american jurnal of preventive . Dewi Susanna, B. H. (2003). Penentuan kadar Nikotin dalam Asap Rokok. makara kesehatan . Fawzani N.(2005) Terapi Berhenti Merokok (Studi Kasus 3 Perokok Berat). Makara Kesehatan; 9 (1):15-22. Komala S, Helmi AF. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. . http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokok_avin.pdf Mirbod S,Ahing S. ( 2006). Tobacco Associated Lesions of The Oral Cavity: Part I Nonmaligmant Lesions. Journal of Canadian Dental Association; 66 (5): 252-256. Santoso SS. ( 1993). Perilaku Remaja yang Berkaitan dengan Kebiasaan Merokok. Cermin Dunia Kedoteran. 84: 41-47. Sitepoe M. Kekhususan Rokok Indonesia.( 2000) Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Sitepoe M. Usaha Mencegah Bahaya Rokok.(1997). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Santoso SS. ( 1993). Perilaku Remaja yang Berkaitan dengan Kebiasaan Merokok. Cermin Dunia Kedoteran. 84: 41-47. Whittaker R, B. R. (2009). mobille phone-based intervention forsmoking cessation ( riview). willey . WHO.( 27 November 2008). Konsumsi Tembakau dan Prevalensi Merokok di Indonesia. 2003. http://www.who.int/ncd/orh/index.html.