GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN Sumber Air Hidup Semester II Tahun 2016 Majelis Pimpinan Sinode GKSBS Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro Pusat. Lampung. 34111. Tlp. 0725-42598 WEB: www.gksbs.org EMAIL: [email protected] FB: www.facebook.com/gksbs TWITTER: @gksbs DAFTAR ISI Pengantar HUT GKSBS Ke-29 HUT NKRI Ke-71 Minggu Trinitas XIV Minggu Trinitas XV Minggu Trinitas XVI Minggu Trinitas XVII Minggu Trinitas XVIII Minggu Trinitas XIX Minggu Trinitas XX 2 6 Agustus 2016 17 Agustus 2016 21 Agustus 2016 28 Agustus 2016 4 September 2016 11 September 2016 18 September 2016 25 September 2016 2 Oktober 2016 4 8 15 21 27 34 42 49 58 Minggu Trinitas XXVI Minggu Trinitas XXVII Minggu Adven I Minggu Adven II Minggu Adven III Minggu Adven IV 13 Nopember 2016 20 Nopember 2016 27 Nopember 2016 4 Desember 2016 11 Desember 2016 18 Desember 2016 67 74 82 89 98 105 NATAL 25 Desember 2016 112 Tutup Tahun 2016 Tahun Baru 2017 31 Desember 2016 1 Januari 2017 116 122 (MPHB GKSBS) 1 SUMBER AIR HIDUP EDISI AGUSTUS - DESEMBER 2016 PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus sang Gembala Agung, berkat pertolonganNya bahan kotbah Sumber Air Hidup (SAH) Sinode GKSBS semester Genap tahun 2016 dapat hadir kembali menyapa segenap jemaat GKSBS. Bahan kotbah semester genap ini sebagian besar perikopnya diambilkan dari bacaan leksionari walaupun hanya satu yang dijadikan materi kotbah setiap Minggunya, dengan alasan untuk penggalian teks Alkitab yang lebih mendalam serta menghindari eisegese ( penyimpangan tafsir teks Alkitab) Bahan kotbah semester genap tahun 2016 dibuat dalam bentuk rancangan kotbah dan contoh kotbah jadi. Walaupun sudah ada rancangan dan contoh kotbah jadi bukan berarti bahan kotbah ini sudah matang, tetapi perlu diolah kembali disesuaikan dengan konteks yang ada. Untuk itu persiapan bersama tentu sangat diperlukan dalan rangka untuk mematangkan materi kotbah yang ada. Selain itu kotbah akan menjadi lebih baik bila bahan yang akan dikotbahkan adalah hasil karya sendiri, walaupun mengunakan refrensi bahan yang ada, sehingga dalam penyampaiannya pengkotbah akan lebih menikmati dan menguasai karena menggunakan bahasanya sendiri. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada klasis-klasis yang ikut ambil bagian dalam penyediaan bahan panduan ini. Demikian juga kepada para penulis yang telah mempersembahkan karyanya, yaitu Pdt. Bambang Nugroho Hadi ( BNH), Pdt. Joko Nawanto (JN), Pdt. Tommi Johanis Topan (TJP), Pdt. Fajar Handoyo ( FH), Pdt. Rekso Darmojo (RD), Pdt. Wahyu Kristiono (WK), kami ucapkan terima kasih, kami juga menyakini jerih lelah saudara semua tidak akan sia-sia. 2 Akhir kata, kiranya Bahan Kotbah ini menjadi berkat bukan hanya untuk anggota jemaat se sinode GKSBS, melainkan juga bagi banyak orang untuk kemuliaan Tuhan. Selamat berkotbah, Tuhan memberkati. Metro, Juni 2015 Majelis Pimpinan Sinode GKSBS Pdt. A.T Haryanto, S.Pd, M. Div. Sekretaris 3 RANCANGAN KOTBAH SABTU, 06 AGUSTUS 2016 HUT KE – 29 GKSBS ( MERAH ) BACAAN : Kejadian 11 : 31 – 12 : 8 “SUMBAGSEL SEBAGAI TANAH PENGHARAPAN” Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Apakah ada diantara kita saat ini yang pernah punya pengalaman pindah rumah? Atau pindah tempat tinggal dari satu kota ke kota lain, atau dari satu pulau ke pulau lain? Bagaimanakah perasaan kita? Tentu ada kegembiraan karena akan menemukan pengalaman-pengalaman yang baru. Tapi juga kesedihan karena harus meninggalkan semua kenangan di tempat tinggal sebelumnya. Teks atau perikop ini menceritakan tentang sejarah asal mula Israel dimulai. Banyak orang berpikir / berasumsi bahwa perjalanan menuju tanah Kanaan itu dimulai dari panggilan Allah kepada Abram untuk melakukan perjalanan menuju tanah Kanaan. Tetapi kalau kita lihat di dalam perikop ini ( Kej 11 : 31 ), Terah, ayah Abram telah mempunyai niat di dalam hatinya untuk pergi dari Ur Kasdim menuju ke tanah Kanaan. Terah berangkat dari Ur Kasdim dengan membawa seluruh anggota keluarganya menuju tanah Kanaan. Namun saat mereka tiba di Haran, yaitu kota yang didirikan oleh Terah menurut nama anaknya yang sudah meninggal, ternyata Terah juga meninggal di kota itu, sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju tanah Kanaan. Artinya semua anak-anak dan keluarga Terah, ayah Abraham terhenti dan kemudian berdiam di kota Haran ini untuk kurun waktu tertentu. Tibalah saatnya di mana Tuhan memanggil Abram secara khusus untuk “meneruskan” perjalanannya ke tanah Kanaan, sedangkan saudarasaudaranya yang lain tetap tinggal di Haran. Abram pun berangkat menuju tanah Kanaan dengan membawa Sarai istrinya, dan Lot, keponakannya. 4 Jika terus membaca kisah ini maka kita akan tahu bahwa setelah memanggil Abram, Allah memanggil Ishak untuk meneruskan panggilan umat pilihan itu. Setelah Ishak, lalu Tuhan memanggil Yakub, Yehuda dan seterusnya, sampailah panggilan khusus itu kepada Yesus Sang Mesias yang akan menggenapi semua panggilan itu dengan sempurna dan membangun suatu umat pilihan yang berkenan kepada Allah, Bapa di Sorga. Mungkin, di antara kita masih ada sesepuh kita yang dulu sempat merasakan perjalanan berangkat dari Jawa menuju tanah Sumatera ini. Seperti dituturkan oleh beberapa sesepuh kita di suatu jemaat, dulu beliau mengikuti orang tuanya untuk pindah dari pulau Jawa menuju pulau Sumatera ini. Saat itu mereka berangkat bersama-sama dengan beberapa keluarga dari desanya yang juga ingin mengadu nasib di tanah Sumatera ini. Mereka saat itu meninggalkan tanah kelahiran yang mereka sudah diami bertahun-tahun. Mereka berangkat menggunakan angkutan kendaraan mobil truk tua yang disediakan oleh Pemerintah waktu itu. Dengan bekal seadanya, mereka harus menempuh perjalanan yang cukup lama yaitu kurang lebih 5 hari, baru sampai di tempat tujuan transmigrasi. Karena bekal dan juga uang yang tidak seberapa, banyak di antara rombongan yang terpaksa harus kelaparan atau menahan lapar dan haus selama di perjalanan. Apalagi anak-anak banyak yang jatuh sakit karena beratnya medan perjalanan waktu itu. Bapak / Ibu / saudara yang dikasihi Tuhan, Perjalanan kehidupan kita sebenarnya juga merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan. Penuh dengan tantangan, rintangan, ancaman, bahaya, tetapi juga penuh dengan peluang dan kesempatan yang luar biasa jika dijalani dengan penuh iman. Dan kalau para pendahulu kita punya Tanah Pengharapan secara Fisik, yaitu Tanah Sumatera ini, tentu saja kita, setiap generasi di GKSBS ini juga punya suatu Tanah Pengharapan masing-masing baik secara fisik maupun secara rohani. Secara fisik kita perlu untuk terus melanjutkan perjuangan para sesepuh kita membangun masa depan yang penuh 5 dengan harapan di Sumbagsel ini. Dan secara Rohani kita perlu untuk mengekspresikan iman dan membangun kerjasama dengan semua pihak demi mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di Bumi Sumbagsel ini. Jika orang tua kita telah melakukan migrasi atau perpindahan dari Jawa dan berbagai tempat asal yang lain ke Sumatera bagian Selatan, maka ada kemungkinan anak-cucu kita suatu saat nanti juga akan bermigrasi ke tempat lain yang memang menjadi harapan dan cita-citanya, yaitu suatu tanah pengharapan yang baru bagi mereka. Namun, tentu saja perpindahan yang paling penting adalah bukan saja perpindahan fisik, tetapi perpindahan kualitas. Kita harus mulai berpindah dan bermigrasi dari kualitas kehidupan pribadi, keluarga, jemaat yang baik menjadi lebih baik lagi. Kita tentu tidak akan selamanya menerima begitu saja, semua tradisi dari orang tua kita, tanpa kita sendiri turut untuk menyentuh dan mengembangkannya. Tugas kita sebagai generasi masa kini adalah terus bergerak menuju kesempurnaan hidup yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus Kristus. Kita perlu terus membangun suatu jaringan dan sistem yang baik di antara seluruh jemaat GKSBS agar kita semakin kuat di dalam iman, di dalam persaudaraan dan di dalam kepedulian satu sama lain. Tentu saja, setiap pergerakan dan perpindahan itu pasti membuat kita merasa tidak aman dan tidak nyaman pada awalnya. Tetapi tentu bila disertai dengan semangat dan mental yang tangguh, maka kita akan bisa memenangkan setiap kesempatan yang ditawarkan kepada kita oleh kehidupan ini. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana kita berpegang teguh pada Janji Tuhan bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai dan memberkati umatNya. Seperti Abraham yang beriman dan diberkati Tuhan, demikianlah kita hendaknya juga menyambut tanah pengharapan yakni masa depan yang lebih baik yang Tuhan janjikan kepada kita. Tentu mengimani saja belum cukup, masih diperlukan suatu saat tekad yang bulat yang dibuktikan dengan ketangguhan kita 6 mewujudkan Janji Tuhan itu di dalam mengatasi dan memenangkan setiap pergumulan kehidupan kita. Hari ini kita memperingati ulang tahun GKSBS ke-29. Dengan mata iman, kita melihat dan percaya bahwa Tuhan sendiri yang menuntun, menyemangati, membela dan menjaga GKSBS bahkan mengembangkannya hingga menjadi Sinode terbesar di Sumbagsel ini. GKSBS saat ini terdiri atas 91 jemaat dewasa dengan 463 mimbar dengan jumlah jiwa 36.086 orang yang tersebar di propinsi Lampung, Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu. GKSBS pasti akan terus berkembang dengan hadirnya 1.625 orang yang menyediakan dirinya menjadi Penatua, diaken dan pendeta GKSBS. Belum lagi aktivis gereja yakni 729 Pelayan Ibadah Anak dan ribuan orang yang ambil bagian dalam pelayanan di bidang komisi jemaat. Sebagaimana Abram dipanggil untuk diberkati dan menjadi berkat, demikian juga GKSBS hendaklah menjadi berkat bagi Sumatera bagian Selatan bahkan bagi Indonesia. Selamat menjadi berkat di tanah pengharapan. Tuhan memberkati. (WK) LITURGI Nats Pembimbing Petunjuk Hidu Baru Persembahan Nyanyian : 1. PKJ 168 : 1 – 3 2. KJ 27 : 1 – 3 3. PKJ 98 : 1 – 2 4. PKJ 198 : 1 – 2 5. KJ 415 : 1 – 2 6. PKJ 450 : 1 – 5 7. KJ 376 : 1 – 4 8. KJ 427 : 1 – 2 : Yes 55 : 8 – 9 : Mzm 18 :31 – 33 : Yesaya : 58 : 10 – 11 7 RANCANGAN KOTBAH 17 AGUSTUS 2016 HUT RI KE 71; WARNA LITURGI MERAH BACAAN: Mazmur 146 : 1-10 “ALLAH SEBAGAI PEMBEBAS” TUJUAN : 1. Agar jemaat bersukacita atas kebaikan Allah dalam hidupnya 2. Agar jemaat mengisi kemerdekaan RI dengan kehidupan yang bersyukur. 3. Agar Jemaat mau menjadi pelaku pembebasan Latar Belakang Teks Mazmur ini berbentuk nyanyian. Dari unsur-unsur dan semangat dasar yang menjadi titik tolaknya, nyanyian ini termasuk jenis pujian dan syukur. Namun lebih dari mazmur ucapan syukur yang lain, Mazmur ini memiliki semangat pengajaran. Unsur-unsur kebijaksanaan itu nampak pada seruan “jangan percaya kepada manusia” (Ay 3-4), pada nasehat yang terdapat dalam ayat 5-9 dan pada renungan atau pernyataan tentang Allah sebagai Raja dalam ayat 10. Meskipun unsur-unsur pengajaran ini cukup menonjol, namun nyanyian pujian dan syukur ini hendaknya haruslah tetap digolongkan dalam janji orang percaya (Ayat 1-2). Semangat syukur dan kegembiraan membuka (Ay 1-2) dan menutup (ay 10) nyanyian ini. Mazmur ini adalah nyanyian syukur seseorang yang pernah merasakan kasih Allah. Penafsiran Teks Mazmur 146: 1-2 Merupakan sebuah janji atau seruan kepada batin untuk memuji Tuhan. “Pujilah Tuhan, hai jiwaku” lebih kepada sebuah janji dan semangat untuk memuji Tuhan karena suatu alasan yakni tindakan Allah yang membebaskan. Dalam ayat 2 berisi janji untuk memuliakan Tuhan selagi hayat masih dikandung badan. Dalamnya kebahagiaan dan rasa syukur pemazmur begitu nampak dalam ayat ini. 8 Seruan ini disampaikan oleh seseorang yang mengalami indahnya pembebasan (bdk Ay 5-9). Mazmur 146: 3-4 merupakan pengajaran pemazmur yang berisi himbauan/ nasehat untuk tidak mengandalkan manusia. Manusia tidak dapat diandalkan untuk menolong apalagi menyelamatkan. Manusia itu mahluk fana yang sangat terbatas. Hidup manusia sangat bergantung kepada kemurahan Tuhan. Saat jiwanya melayang, ia pun tiada. Mazmur 146:5-9 Sesudah mengatakan tentang kefanaan manusia, pemazmur langsung ingat akan karya keselamatan yang dikerjakan Tuhan baginya. Secara spontan ia memuji Tuhan karena perlindungan dan karya pembebasanNya. Dengan penuh kepercayaan dia menyatakan keyakinan dan pengharapannya, bahwa Tuhan akan setia (ay 6) dan berpihak kepada orang-orang benar (ay 8), yakni orang-orang yang berharap kepada Allah (ay 5b) sehingga dia dapat bersorak sorai memuji Tuhan. Mazmur 146:10 Ayat ini merupakan pernyataan undangan kepada semua orang benar untuk memuji Tuhan dan bersorak-sorai di dalam Dia Sang Raja. Tema Pokok teks Mazmur 146 : 1-10 secara garis besar adalah sebagai berikut : Ayat 1 – 2 merupakan seruan kepada jiwa. Ayat 3 - 4 merupakan pengakuan pemazmur bahwa manusia tak bisa diandalkan untuk menolong dan menyelamatkan. Ayat 5-9 merupakan pengajaran bahwa Tuhan dapat diandalkan untuk menolong dan menyelamatkan. Ayat 10 merupakan undangan untuk memuji Tuhan dan bersoraksorai di dalam Dia. 9 Konteks Masa Kini 1) Indonesia memperingati kemerdekaannya yang ke-71 tahun. 2) Indonesia membutuhkan Tuhan sebagai Pembebas 3) Indonesia membutuhkan orang-orang Kristen yang berpihak kepada karya Allah yang membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu kemiskinan, kebodohan, penyakit, kerusakan moral, kerusakan alam, dsb. Saran Penyusunan Kotbah 1. Pembukaan Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat mengucapkan Selamat ulang tahun bagi Indonesia ke 71. Atau ceritakan bahwa tak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi suatu bangsa daripada kebahagiaan mengalami kemerdekaan dari penjajahan. 2. Isi Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks. Tekankan tentang : 1. Pengakuan pemazmur bahwa manusia tak bisa diandalkan untuk menolong dan menyelamatkan. 2. Tuhan saja yang dapat diandalkan untuk menolong dan menyelamatkan. 3. Tujuh alasan pemazmur memuji Tuhan 4. Undangan untuk memuji Tuhan Sang Raja dengan ikut serta dalam agenda pembebasan yang Allah kerjakan. 3. Penutup Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa misi pembebasan Allah memanggil umat Kristen untuk menjadi agenagen pembebasan. 10 CONTOH KOTBAH JADI Merdeka...!!! Merdekaaa...!!! Merdekaaaa...!!! Hari ini kita memperingati hari lahirnya bangsa Indonesia. Tujuh puluh satu tahun usia bangsa ini. Tujuh puluh satu tahun lamanya rakyat Indonesia hidup sebagai bangsa merdeka. Dalam Pembukaan UUD 45, bangsa Indonesia mengakui bahwa kemerdekaan kita merupakan karya pembebasan Allah. Atas berkat rahmat AllahYang Maha Kuasa, bangsa Indonesia lahir sebagai bangsa yang merdeka. Allah bertindak dan memerdekakan bangsa kita. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Allah yang bertindak demi pembebasan juga dialami, dirasakan dan diyakini oleh pemazmur. Hal ini dituliskan di Mazmur 146 dalam bentuk nyanyian. Dari unsur-unsur dan semangat dasar yang menjadi titik tolaknya, nyanyian ini termasuk jenis pujian dan syukur. Pemazmur memuliakan Allah dan bermazmur bagiNya. Ia bermadah selagi ada,... selagi ia masih dikaruniai hidup oleh Tuhan. Saudara-saudariku, .. Alasan pemazmur memuliakan Allah dan bermazmur bagiNya adalah karena Allah adalah aktor/pelaku utama pembebasan. Maka ia berseru, berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai Penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya. Pemazmur berseru bahwa Allahlah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, yang tetap setia untuk selama-lamanya. Allah jugalah yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas dan memberikan roti kepada orangorang yang lapar. Allah telah membebaskan orang-orang yang terkurung, membuka mata orang-orang buta, menegakkan orang yang tertunduk dan mengasihi orang-orang benar. Allah pula yang menjaga orang-orang asing, para janda dan anak yatim. Karena tujuh alasan, maka Pemazmur menyebut Allah sebagai aktor pembebas. Allah adalah Tuhan yang bertindak. Allah yang tak pernah berpangku tangan. Allah yang berkarya sebagai Pembebas bagi umatNya. Ketujuh alasan yang diceritakan 11 pemazmur sebagai karya pembebasan Allah itu secara jelas dan rinci dipaparkannya sebagai berikut: 1). Allah telah menegakkan keadilan bagi orang yang diperas. 2). Memberi makanan kepada yang lapar. 3). Membebaskan orang yang dipenjara. 4). Membuka mata orang yang buta. 5). Menegakkan yang jatuh dan tertindas. 6). Mengasihi orang-orang benar. 7). Menjaga orang asing dan pendatang, menopang dan memberi kekuatan kepada anak-anak yatim dan janda. Karena tujuh tindakan besar yang diperbuat Allah itulah maka pemazmur menjuluki Allah sebagai Aktor/ pelaku utama pembebasan sehingga ia memberikan apresiasi kepada mereka yang telah bijaksana memilih.... “berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai Penolongnya, yang berharap kepada Tuhan Allahnya (ay 5). Saudara-saudariku di dalam Tuhan,... Tuhan layak menerima hormat, puji-pujian dan kemuliaan. Mazmur dan pujian pantas dinyanyikan oleh semua yang bernafas dalam rangka menghormati Tuhan sebagai Raja yang membebaskan. Kita adalah mahluk fana. Kita tidak akan hidup abadi di dunia ini. Selagi kita ada, sebelum menutup mata,... mari kita memuliakan Tuhan. Sebelum raga dan jiwa kita berpisah, mari bermazmur bagi DIA. Pemazmur bersaksi,.. “Aku hendak memuliakan Tuhan, selama aku hidup dan bermazmur bagi Allahku, selagi aku ada... “ (Ay. 2). Saudara-saudariku, .. Bila Pemazmur menyebutkan tujuh alasan mengapa ia bernyanyi dan bermazmur bagi Allah, kita bisa menyebutkan juga semua alasan kita, mengapa harus memuji DIA. Kita boleh beralasan bahwa : Allah itu baik, DIA suka memberkati, DIA melindungi kita, Allah mengabulkan doa kita, Allah menyelamatkan kita, DIA mengampuni kesalahan dan dosa, Ia mengangkat kita menjadi anak-anakNya, Dia meghibur kita, Tuhan 12 membuka jalan, saat tiada jalan..., Ia menolong kita tepat pada waktunya, Dst ... Kita boleh memuji Tuhan karena pelbagai alasan berdasarkan pengalaman kita bersama dengan Tuhan. Tuhan adalah Allah yang bertindak dan membebaskan. Saudara-saudariku di dalam Tuhan,... Hari ini Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71. Kita mengingatingat dan meneladan kepada tindakan pembebasan yang dilakukan Allah kepada umatNya yang menderita. Allah telah berbelaskasihan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, juga membebaskan bangsa Indoesia dari perbudakan rodi dan romusha dan menjadikan bangsa yang merdeka. Allah telah memberikan roti manna di padang gurun kepada orang Israel adalah Allah yang memberikan berkat kepada bangsa Indonesia pada tanahnya yang subur dan berisi banyak kekayaan barang tambang, hutannya yang luas dan sungai – lautan yang berisi ikan-ikan yang berlimpah. Allah telah mencelikkan si buta, menegakkan yang tertindas dan jatuh serta memelihara anak yatim dan janda adalah Allah yang terus membebaskan segala mahluk dari apa yang dinamakan penindasan, kemiskinan, perusakan alam dan situasi tidak adil. Allah Sang Pembebas juga adalah Allah yang membebaskan kita dan bangsa Indonesia. Bagaimana dengan gereja? Allah telah memilih menjadi Pembebas. Gereja juga. Gereja adalah Imago Dei, yakni Gambar Allah. Allah itu Pembebas, maka gereja juga, umat kristen juga harus menjadi pelaku pembebasan bagi kemuliaan Allah Sang Raja. Selamat mengisi kemerdekaan anugerah Tuhan dengan karya pembebasan. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya. Allahmu ya, Sion, turun-temurun. Haleluya! Amin. (BNH) 13 Liturgi: Nyanyian Persiapan Nas Pembimbing Nyanyian Jemaat Berita anugerah Nyanyian Peneguhan Nyanyan Responsoria Nas Persembahan Ny Persembahan Nyanyian penutup : Indonesia Raya : Keluaran 20: 1-2. : KJ 337 : 1,3 : Yohanes 8:34-36 : KJ 336:1-4 : Padamu Negeri : Roma 11 :36 : KJ 289 :1-2,8-9. : KJ 340:1-2 14 RANCANGAN KHOTBAH, 21 AGUSTUS 2016 TRINITAS XIV ; WARNA LITURGI HIJAU BACAAN: Mazmur 103: 1- 8 “KASIH SETIA TUHAN” Tujuan: 1. Anggota jemaat dapat menghayati kasih setia Tuhan 2. Anggota jemaat termotivasi untuk memuji dan bersyukur untuk kebaikan Tuhan melalui perbuatannya. A. PENJELASAN TEKS Mazmur ini adalah suatu ungkapan pujian yang didasarkan atas pengalaman pemazmur. Hal ini dikuatkan oleh bukti-bukti pengasihan dan belas kasihan Tuhan yang mengherankan terhadap manusia secara umum. Pengampunan dan perhatian Allah terhadap makhluk yang tidak berarti seperti manusia, pasti akan membawa manusia memuja Allah. B. TAFSIRAN TEKS 103:1. Dalam ayat ini, pertama-tama pemazmur memperkenalkan dirinya dengan nama Daud. Yang kedua, Pemazmur menyampaikan nasihat dan memotivasi dirinya sendiri bukan hanya untuk memuji Tuhan, tetapi juga mau merendahkan hatinya kepada Allah. Kata “jiwaku” dan “segenap batinku”, ungkapan ini hendak menunjuk pada seluruh kehidupannya. 103:2. Pemazmur menyemangati batinnya sendiri untuk mengingat segala kebaikan Tuhan yang telah diterimanya. 103:3-5. Pemazmur tidak menggunakan kata ganti orang pertama, tetapi sudah menggunakan kata ganti orang kedua ( ku diganti mu) artinya, pemazmur juga mengajak orang lain yang menerima kebaikan Tuhan untuk memuji dan merendahkan hatinya kepada Allah. Pemazmur menyampaikan kepada orang lain bahwa Allah telah melakukan kebaikan-kebaikan dalam bentuk: 15 Mengampuni segala kesalahan, yang berarti membatalkan segala hutang-hutang dosa melalui pengampunan. menyembuhkan segala penyakit. Dalam kepercayaan orang Israel mempercayai adanya hubungan antara penyakit dan dosa. Penyakit penyebabnya adalah dosa. Penyakit yang dimaksud juga dapat menunjuk kepada penyakit rohani, yaitu kekacauan hidup dan Tuhan telah menyembuhkannya. Menebus hidupmu dari lobang kubur dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat. Upah dosa yang membawa pada kematian, digantikan Tuhan dengan kasih setia dan rahmat sehingga yang didapatkan adalah mahkota kehidupan. Menebus di sini dapat diartikan ikut dengan suka rela menanggung beban korban yang tidak berdaya. Tuhan ikut menanggung dosa supaya manusia hidup Memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali, Menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas. Di sini Allah bukan hanya benar dan adil bagi diriNya sendiri, tetapi Ia juga aktif mewujudkan kebenaran dan keadilan bagi orang-orang yang diperas. 103:7-8. Kesaksian Pemazmur bahwa Tuhan telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa (memberitahu rencana yang akan dilaksanakan) dan menunjukkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel. Dalam pengalaman bangsa Isarel di bawah kepemimpinan Musa, Allah adalah pemelihara hidup mereka yang tertindas. Melalui Musa mereka diperkenalkan kebenaran tentang Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Inilah sifat Allah yang sebenarnya. C. KONTEKS MASA KINI. Penghayatan manusia akan pribadi Allah sebenarnya akan membentuk dan mencerminkan perilaku kehidupannya, karena masih ada orang yang belum bisa menghayati pribadi Allah. Hal ini 16 nampak ketika dalam masyarakat budaya kekerasan dan balas dendam masih terus berlangsung, pengampunan menjadi barang yang mahal, kebencian menjadi sebuah seni kehidupan. menghukum orang menjadi sebuah kesenangan demi kepuasan. Akhirnya nyanyian kematian terus diperdengarkan, sehingga kehidupan yang damaipun menjadi hilang. Berbeda dengan orang yang menghayati dan mengenal akan keberadaan Allah, biasanya seseorang akan lebih mudah mengucap syukur dan memuji Tuhan, karena Allah yang ia kenal ialah Allah yang penuh dengan kasih dan setia. Hal inilah yang mendorong dirinya untuk meneruskannya kepada sesama, sehingga kehidupan yang baik terus berlanjut. D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. 1. Pembukaan Jelaskan apa yang dirasakan dan apa yang akan dilakukan seseorang bila menerima kebaikan dari orang lain. 2. Isi Jelaskan apa yang dilakukan oleh pemazmur ketika menerima kebaikan Tuhan. Memuji dan merendahkan hatinya kepada Allah. Mengingatkan orang lain bahwa kebaikan Tuhan juga diberikan kepada mereka. 3. Penutup. Tekankan pentingnya memuji Tuhan atas kasih setianya, meneruskan kasih dan pengampunanNya kepada sesama. Jemaat yang telah mengalami kebaikan Tuhan meneruskannya dengan melakukan hidup berdiakonia yakni berbagi hidup dengan sesama yang menderita. 17 E. LITURGI 1. Ny Pembukaan 2. Nats pembimbing 3. Ny Jemaat 4. Berita Anugerah 5. Ny peneguhan 6. Ny Responsoria 7. Nats Persembahan 8. Ny persembahan 9. Ny penutup : PKJ 4 : Yeremia 1:8-9 : PKJ 14 : Yohanes 3:16 : KJ 395 : PKJ 212 : Ibrani 12:28 : PKJ 147 : PKJ 180 F. CONTOH KOTBAH JADI. Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Apakah yang kita rasakan ketika kita menerima dan merasakan kebaikan dari orang lain? Tentu kita semua akan merasa senang, gembira. Apalagi kebaikkan yang kita terima adalah sebuah kebutuhan kita yang mendesak serta tidak bisa ditunda dan kita sendiri juga tidak mampu memenuhinya. Tentu kita tidak hanya senang dan gembira, tetapi kita juga merasakan kelegaan yang luar biasa, sehingga ucapan terima kasih serta pujian kepada orang yang berbuat baikpun hadir di hati kita yang paling dalam, sehingga pujian akan kita berikan kepadanya. Apakah itu di hadapannya ataupun tidak, dengan cara menceritakan kebaikan-kebaikannya kepada orang lain. Demikian juga yang telah dilakukan oleh Daud, ketika menerima kebaikan Tuhan. Jemaat yang mengasihi Tuhan, Ketika kita merenungkan bacaan pada saat ini, pertama-tama pemazmur memperkenalkan dirinya dengan nama Daud. Yang kedua, Pemazmur menyemangati dirinya sendiri bukan hanya untuk memuji Tuhan, tetapi pemazmur juga mau merendahkan hatinya kepada Allah. Kata “jiwaku” dan “segenap batinku” hal ini mau 18 menunjuk pada seluruh kehidupannya. Disini Pemazmur menyemangati batinnya sendiri untuk mengingat segala kebaikan Tuhan yang telah diterimanya. Selanjutnya Pemazmur tidak menggunakan kata ganti orang pertama, tetapi sudah menggunakan kata ganti orang kedua ( ku diganti mu) artinya, pemazmur juga mengajarkan kepada orang lain yang menerima kebaikan Tuhan untuk memuji dan merendahkan hatinya kepada Allah. Pemazmur menyampaikan kepada orang lain bahwa Allah telah melakukan kebaikan-kebaikan dalam bentuk: Mengampuni segala kesalahan, yang berarti membatalkan segala hutang-hutang dosa diganti dengan pengampunan. menyembuhkan segala penyakit, dalam kepercayaan orang Israel mempercayai adanya hubungan antara penyakit dan dosa. Penyakit penyebabnya adalah dosa. Penyakit yang dimaksud juga dapat menunjuk kepada penyakit rohani, yaitu kekacauan hidup. Tuhan telah menyembuhkannya. Menebus hidupmu dari lobang kubur dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat. Upah dosa yang membawa pada kematian, digantikan Tuhan dengan kasih setia dan rahmat, sehingga yang didapatkan adalah mahkota kehidupan. Menebus di sini artinya membayar lunas semua hutang dosa, supaya manusia hidup Memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali, Menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas. Di sini Allah bukan hanya benar dan adil bagi diriNya sendiri tetapi Ia juga aktif mewujudkan kebenaran dan keadilan bagi orang-orang yang diperas. kebaikan Tuhan itu dikuatkan dengan kesaksian Pemazmur tentang pekerjaan Tuhan yang dinyatakan kepada bangsa Israel, dimana Tuhan telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa yaitu memberitahu rencana yang akan dilaksanakan, selain itu Tuhan juga menunjukan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel. Dalam 19 pengalaman bangsa Israel di bawah kepemimpinan Musa, pemazmur menghayati Allah sebagai pemelihara hidup mereka yang tertindas, selain itu mereka juga diperkenalkan kebenaran tentang Allah. TUHAN yang penuh dengan kasih sayang, pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Inilah sifat Allah yang sebenarnya yang dipahami oleh Pemazmur. Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan. Apa yang dialami oleh pemazmur pada waktu itu, tentu juga dapat kita alami dalam situasi pada saat ini. Mari kita mengingat-ingat kebaikan Tuhan dalam hidup kita, apakah ada dan dapat kita merasakannya? Sebagai orang percaya tentu kita selalu merasakan kebaikan Tuhan, dimana berkat-berkat Tuhan telah dicurahkan dalam hidup kita. Terlebih lagi anugerah pengampunan yang diberikan Allah kepada kita sebagai orang yang berdosa. Hal ini tentu sangat menyemangati hati kita untuk memujiNya. Allah kita adalah Allah yang penuh dengah kasih dan sayang, Dia adalah Allah yang panjang sabar, tidak suka menghukum, tetapi tetap menjalankan keadilan bagi orang-orang yang menderita. Untuk itu, mari kita memuji Tuhan dan senantiasa merendahkan hati kita kepada Tuhan. Mari kita wartakan kasih setiaNya dengan meneruskan kebaikan Tuhan kepada sesama. Ketika kita sudah diampuni, kitapun wajib mengampuni, ketika Tuhan tidak mengingat-ingat kesalahan kita, kitapun wajib melupakan kesalahan orang lain yang menjadikan kita dendam dengan dirinya. Selain itu kebaikan Tuhan juga dapat kita nyatakan dengan berbagi hidup kepada sesama yang menderita dengan cara berdiakonia, mengingat Allah kita dalam diri Tuhan Yesus juga mau berbagi tubuh dan darah, berbagi kehidupan kepada kita sehingga kitapun menjadi hidup olehNya. Biarlah kasih setiaNya senantiasa kita nyatakan melalui perilaku dan hidup kita sehingga semua orangpun juga ikut memuji Tuhan.Haleluya. Amin. (JN) 20 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 28 AGUSTUS 2016 MINGGU TRINITAS XV; WARNA LITURGI HIJAU BACAAN: IBRANI 13: 1-6 “KEKUATAN KASIH PERSAUDARAAN” A. Penjelasan Teks Terlepas siapa yang menulis kitab Ibrani dan kepada siapa surat ini ditujukan, dengan membaca kitab ini secara keseluruhan kita mendapatkan kesimpulan bahwa surat ini sangat menekankan ibadah dan liturgi. Artinya penulis banyak berargumentasi berdasarkan penafsiran Perjanjian Lama. Sang penulis menuntut kepada pembaca suatu praktik ibadah yang berkaitan dengan ritual sekaligus juga ekspresi iman dalam hidup sehari-hari. B. Tafsiran Teks Ay.1-2 :Memelihara kasih persaudaraan salah satunya dapat ditunjukkan dengan cara memberi tumpangan. Tindakan kebaikan yang dilakukan, tanpa disadari oleh pelakunya mereka sebenarnya telah menjamu malaikat Allah. Ay.3 : Penulis mengingatkan kepada pembaca agar melakukan kasih persaudaraan itu sama seperti melakukannya untuk diri sendiri “ingat mereka yang tertindas dengan hukuman, karena kamu pun orang hukuman”. Berempati / berbelarasa dengan cara mengandaikan bila itu terjadi pada diri sendiri merupakan nasihat yang manjur. Karena mudah terjadi, orang yang lepas dari kemiskinan menjadi lupa dengan sesamanya yang miskin. Ay.4-5: Dengan tegas penulis Surat Ibrani memberikan nasehat tentang kekudusan perkawinan, selain itu tentang bahaya cinta uang. Cinta uang dan tidak menghormati perkawinan merupakan tindakan yang tidak dikenan Allah karena berdampak pada rusaknya kehidupan bersama, baik dalam rumah tangga maupun dalam 21 masyarakat. Dan ayat 5 ini kembali penulis mengutip perjanjian lama dengan mengingat Firman Allah. ”Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”. Ay.6 : Hanya dengan memberlakukan kasih persaudaraan, umat dari dalam lubuk hati yang paling dalam, atau dengan iman dapat berkata dengan sungguh-sungguh, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut”. C. Konteks Saat Ini Konteks kita sekarang ini adalah kehidupan masyarakat yang semakin individualistis. Sangat mengutamakan kepentingan diri sendiri. Salah satu contoh: seseorang kalau diundang untuk berbicara mengenai bagaimana meningkatkan kehidupan perekonomian bersama sangat sulit. Tapi kalau undangan itu undangan bisnis yang akan memberikan keuntungan materi secara pribadi maka langsung berangkat dengan cepat. Di dalam konteks seperti itu, kasih persaudaraan menjadi hal yang sulit. Dalam situasi demikian nilai GKSBS asketisme untuk berbagi begitu relevan. Asketisme berbagi mendorong umat untuk merasa diri cukup dan mau berbagi. Artinya berbagi tidak harus menunggu nanti kalau berkelebihan, tetapi kondisi seperti apapun kita, toh kita mampu berbagi kepada orang lain. Berbagi bukan semata-mata berupa materi, tetapi berbagi dalam berbagai bentuk misalnya, berbagi cerita pengalaman hidup yang dapat memberikan semangat, berbagi ide atau gagasan, berbagi cinta kasih kepada mereka yang membutuhkannya, dll. Sementara di jaman sekarang ini, hidup persaudaraan dan berbagi menjadi sesuatu yang perlu untuk diperjuangkan alias sudah mulai sulit untuk ditemukan. 22 D. Kerangka Penyusunan Kotbah Pendahuluan: Untuk mengawali kotbah, pengkotbah dapat menceritakan tokohtokoh yang mau bekerja bukan untuk dirinya tapi untuk kepentingan bersama. (Pengkotbah dapat memberikan contoh tokoh nasional atau tokoh internasional yang berjuang demi kepentingan bersama). Untuk melangkah kepada isi kotbah, buatlah kalimat penghubung dengan mengungkapkan kesaksian Firman Tuhan yang berbicara mengenai kasih dan persaudaraan itu dan bagaimana kehidupan bersama harus dibangun berdasarkan kasih yang murni. Isi: Bahwa wujud dari liturgi itu adalah memelihara kasih persaudaraan. Kasih persaudaraan itu harus dipelihara, jangan sampai luntur yaitu dengan melakukan hal-hal nyata. Boleh diberikan contoh yang sangat sederhana, misalnya memberi tumpangan kepada mereka yang membutuhkan. Hendaknya, kasih persaudaraan itu dilakukan sama seperti melakukannya untuk diri sendiri: ”ingat mereka yang tertindas dengan hukuman, karena kamu pun orang hukuman”. Berempati / berbelarasa dengan cara mengandaikan bila itu terjadi pada diri sendiri merupakan nasihat yang manjur. Karena mudah terjadi, orang yang lepas dari kemiskinan menjadi lupa dengan sesamanya yang miskin. Jelas di sini, bahwa kasih persaudaraan ini akan terwujud hanya bila dijiwai oleh kasih (lihat 1 Kor.13; 4-6). Dengan tegas penulis Ibrani mengungkapkan bahwa pementingan diri, selain tidak berkenan di hadapan Allah, dampaknya adalah rusaknya kehidupan bersama, baik dalam kehidupan berkeluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dan ayat 5 ini kembali penulis mengutip 23 Perjanjian Lama dengan mengingat Firman Allah:” Aku sekalikali tidak akan meninggalkan engkau !”. Jemaat diajak untuk memiliki keyakinan, bahwa dengan hidup bersaudara yang saling berbagi itu tidak akan melumpuhkan kehidupan kita. Sebaliknya kita semakin diteguhkan iman kita, dan semakin bernilai kehidupan ini. Penutup Penghotbah meyakinkan jemaat bahwa merekapun sanggup untuk mempraktikkan hidup dalam kasih persaudaraan dan yakinkan bahwa mereka tidak akan berkekurangan karena memiliki keyakinan bahwa Tuhan adalah Penolong. E. Liturgi Nats Pembimbing : Mazmur 133; 1-3 Berita Anugerah : 1 Petrus 1; 18-23 Nats Persembahan : Ulangan 8;17-18 Nyanyian: 1. Nyanyian masuk Ibadah : Kj.161;1,2,4 2. Nyanyian Pujian Jemaat : Kj. 393;1-3 3. Nyanyian Peneguhan : Kj.363; 1-2 4. Nyanyian Responsif : Kj.249; 1-3 5. Nyanyian Persembahan : Kj.291; 1-dst. 6. Nyanyian Penutup : Kj.343; 1-2 F. Contoh kotbah Jadi Syallom, Jemaat yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus ! Saat ini saya merasa senang karena bisa bertemu dengan bapak, ibu saudara, saudari. Apakah bapak, ibu , saudara, saudari juga merasa senang? (Tunggu jawaban dari jemaat). Tema kita dalam ibadah disaat ini adalah Kekuatan Kasih Persaudaraan. 24 Berbicara tentang kasih persaudaraan, ada seorang tokoh yang begitu gigih, pantang menyerah walaupun apa yang ia lakukan bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk menegakkan HAM (Hak Asasi Manusia) di Afrika Selatan. Bahkan untuk memperjuangkan komitmennya ini ia ditangkap, dipenjara, disiksa bahkan pernah diperlakukan dengan tidak manusiawi di dalam penjara, tetapi kemudian setelah ia dibebaskan dan terpilih menjadi presiden Afrika Selatan. Dia adalah Nelson Mandela. Setelah menjadi presiden, semua perjuangan dan cita-citanya ia realisasikan yakni persamaan hak antara orang kulit hitam dan kulit putih. Ia berhasil menyatukan kedua pihak yang sejak awal terpisah karena perbedaan warna kulit. Bahkan semua orang yang pernah memusuhinya ia ampuni dan bersama-sama membangun Afrika Selatan. Nelson Mandela kemudian meraih nobel perdamaian dari PBB. Jemaat yang dikasihi Kristus, Bertolak dari kisah seorang Nelson Mandela, firman Tuhan saat ini juga berbicara tentang bagaimana kita menjalani hidup kita dan hubungannya dengan orang lain. Penulis Surat Ibrani memberi petunjuk bagaimana hidup yang seharusnya dijalani sebagai pengikut Kristus. Bagaimana iman kepada Yesus diwujudkan dalam kehidupan yang nyata melalui kasih persaudaraan. Kondisi umat yang penuh dengan ketidakpuasan dan kecurigaan membuat hidup mereka jauh dari kasih persaudaraan. Dalam situasi seperti ini penulis Surat Ibrani menegaskan bahwa mementingkan diri, selain tidak berkenan di hadapan Allah, juga berdampak pada rusaknya nilai persaudaraan dalam kehidupan bersama, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Penulis Surat Ibrani juga mengajak umat untuk tidak menjadi hamba uang tetapi mensyukuri setiap berkat yang mereka terima dan dipakai untuk menolong sesama dengan sebuah keyakinan iman bahwa Tuhan takkan pernah membiarkan dan meninggalkan mereka. 25 Jemaat yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus, Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita sudah melakukan kasih persaudaraan dalam lingkup keluarga, lingkungan masyarakat, tempat pekerjaan dan dalam kehidupan bergereja mengingat konteks kehidupan kita sangat variatif (bermacam-macam) misalnya dalam kehidupan bergereja yang anggotanya berasal dari berbagai suku, dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Situasi ini menuntut kita untuk menjalani hidup dengan menerapkan kasih persaudaraan. Kasih persaudaraan itu harus dipelihara, jangan sampai luntur. Lakukan hal-hal yang nyata, misalnya memberi tumpangan kepada mereka yang membutuhkan, mau menerima dan menghargai ide-ide atau pendapat orang lain. Hendaknya, kasih persaudaraan itu dilakukan sama seperti melakukannya untuk diri sendiri: ”ingat mereka yang tertindas dengan hukuman, karena kamu pun orang hukuman”. Berempati (ikut merasakan apa yang dialami orang lain) dengan mengandaikan bila itu terjadi pada diri sendiri merupakan langkah yang tepat. Karena bisa saja terjadi, orang yang terlepas dari kemiskinan bisa lupa dengan sesamanya yang miskin,…..istilahnya, seperti kacang yang lupa pada kulitnya. Kasih persaudaraan hanya akan terwujud bila dijiwai oleh kasih. Hidup bukan hanya dihabiskan untuk diri sendiri. Setiap pengikut Kristus diajak untuk berbagi dengan sesama. Kita diajak untuk tidak menjadi hamba uang dan mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Menikmati hidup tidak identik dengan menghabiskan segala sesuatu untuk diri sendiri. Hidup ini menjadi lebih berwarna takkala kita berani memberi. Bahwa dengan hidup bersaudara yang saling berbagi itu tidak akan melumpuhkan kehidupan kita. Sebaliknya iman kita semakin diteguhkan bahwa Allah tak pernah sekali-kali membiarkan kita dan Alah sekali kali tak pernah meninggalkan kita. Dengan berbagi, kita semakin menyadari bahwa kehidupan ini sangat bernilai. Selamat melakukan kasih persaudaraan. Tuhan akan bersama dan menjadi penolongmu. Amin. (TJT) 26 RANCANGAN KHOTBAH, 04 SEPTEMBER 2016 Minggu Trinitas XVI; Warna Liturgi : Hijau Bacaan Khotbah: Ulangan 30:15-20 “MEMPERCAYAI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI” Tujuan: 1. Sebagai pengikut Kristus, umat Allah mempercayakan hidupnya kepada Allah 2. Umat setia kepada Allah. A. LATAR BELAKANG TEKS Kitab Ulangan ini menghadapkan umat Tuhan pada pilihan: kehidupan dan keberuntungan, atau kematian dan kecelakaan. Inilah sebagian isi perjanjian antara umat Israel dengan Musa di hadapan Allah di tanah Moab. Uraian perjanjian ini dimulai dari Ulangan 29:1 sampai dengan Ulangan 30:20. Kalau bisa dikelompokkan, maka uraian perjanjian ini termasuk dalam “kotbah” ketiga, atau yang terakhir, dari Musa kepada umat Israel. “Kotbah” yang pertama terdapat dalam Ulangan 1:1-4:43, dan “kotbah” kedua terdapat dalam Ulangan 4:44-28:68. Nampaknya uraian perjanjian ini merupakan penegasan dari perjanjian yang pernah dibuat oleh Musa dengan umat Israel di gunung Horeb (Ul. 29:1). B. PENJELASAN TEKS Ul 30:15-16 Kata “ingatlah” menunjuk kepada peringatan keras Musa yang harus diingat Israel. Menghadapkan berarti memberi kesempatan kepada Israel untuk memilih dan menyadari konsekuensinya. Memilih kehidupan berarti mematuhi hukum dan perintah Allah kepada umat. Mereka yang taat dijanjikan kehidupan yang diberkati. 27 Ul 30:17-18 Berisi peringatan Musa akan bahaya yang terjadi bila Israel tidak melakukan syarat hadirnya berkat. Ul 30:19-20 Alam semesta menjadi saksi pilihan yang akan diambil umat israel. Musa mendesak Israel untuk memilih kehidupan dengan cara mengasihi Tuhan dan mendengarkan dan mentaati suaraNya. C. KONTEKS MASA KINI 1. Setiap hari kita dihadapkan kepada pilihan. Ada pilihan yang membawa kita kepada kebahagiaan tetapi ada juga pilihan yang bisa membawa kita kepada kedukaan. 2. Dalam kehidupan sekarang setiap orang selalu ingin memiliki sesuatu yang bisa menjamin atau membuat nyaman hidupnya. Kepemilikan itu bisa berupa harta benda, status dan kedudukan, kepandaian atau relasi yang kuat dengan orang yang dipandang mampu yang bisa melindunginya. D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH 1. Pembukaan Pada bagian ini, pelayan Firman dapat mengawali kotbah-nya dengan menyampaikan sebuah ilustrasi tentang “Seorang atheis yang meminta pertolongan Tuhan” dalam buku Doa Sang Katak 1, tulisan Anthony de Mello. Setelah menyampaikan ilustrasi tersebut, berikan tekanan atas isinya dan buatlah kalimat penghubung untuk masuk ke dalam pokok persoalan. 2. Isi Pada bagian ini, yang harus ditekankan adalah: a. Setiap hari kita dihadapkan kepada pilihan. Ada pilihan yang membawa kita kepada kebahagiaan tetapi ada juga pilihan yang bisa membawa kita kepada kedukaan. b. Inti pokok kotbah Musa. Kisahkan perjanjian antara umat Israel dengan Musa di hadapan Tuhan Allah di tanah Moab. 28 Dalam perjanjian itu umat Israel diperhadapkan pada pilihan: kehidupan dan keberuntungan atau kematian dan kecelakaan. Tentu saja seperti pilihan yang diajukan Yesus kepada para pengikutNya, setiap pilihan pasti membawa konsekuensi dalam kehidupan umat. Jika memilih alternatif kehidupan dan keberuntungan, maka umat harus hidup mengasihi Tuhan Allah dan hidup menurut kehendakNya. Begitu juga sebaliknya, umat bebas mengikut kehendak hatinya, dan menyembah kepada allah-allah lain, jika mereka mengambil alternatif kematian dan kecelakaan. Dalam hal ini, Musa “sedikit memaksa” umat Israel untuk memilih alternatif kehidupan dan keberuntungan, karena Musa tahu bahwa umat ini sangat degil hatinya. Itulah sebabnya kita bisa membaca kisah ini sebagai sebuah alat refleksi untuk melihat alasan mengapa umat Israel sampai dibuang keluar dari Tanah Perjanjian dan mengalami penderitaan yang sangat berat dalam perjalanan hidup mereka: yaitu karena mereka telah gagal mematuhi perjanjian pilihan hidup mereka. 3. Penutup. Pada bagian penutup kotbah, pelayan Firman memberikan tekanan atas isi kotbah di atas dan sekaligaus memberikan relevansi yang sesuai dengan konteks jemaat masing-masing. Ada baiknya penekanan atau penegasan ini bersifat pointer saja, barang 2 atau 3 kalimat, sementara relevansinya dapat diuraikan dengan lebih mendetail lagi. E. LITURGI : Nas Pembimbing Berita Anugerah Ayat Persembahan : Filipi 3:8 : Amsal 28:5-6 : Amsal 10:2 29 Nyanyian : 1. KJ. 242 2. PKJ 242 3. PKJ 128 4. KJ. 417 5. KJ. 364 6. PKJ 287 F. CONTOH KOTBAH JADI Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Mungkin diantara kita ada yang pernah membaca atau mendengar ilustrasi tentang “Seorang atheis yang memohon pertolongan Tuhan” dalam buku Doa Sang Katak 1, karangan Anthony de Mello. Baiklah saya akan membacakan isinya, demikian: Pada suatu malam, seorang atheis jatuh dari tebing curam. Saat meluncur ke bawah ia tersangkut pada cabang pohon yang kecil. Di sana ia tergantung antara langit di atas dan pada seribu kaki di bawah; ia tahu tidak akan bisa tahan lebih lama lagi. Lalu, ia menemukan suatu gagasan. Berserulah ia, “Tuhan....!” Serunya dengan sekuat tenaga. Tetapi tidak ada jawaban dari Tuhan. Lalu ia kembali berseru, “Tuhan.......! Kalau Engkau ada, tolonglah aku, dan aku berjanji, akan percaya kepadaMu dan mengajar orang lain untuk percaya.” ... Diam lagi... tidak ada jawaban. Ketika ia hampir lepas dari cabang pohon itu, ia mendengar suara di tengah jurang. “Apa yang kau katakan itu juga dikatakan semua orang bila dalam bahaya!” “Tidak, Tuhan, tidak!” teriaknya, timbul harapan sekarang. “Aku tidak seperti yang lain. Mengapa? Karena aku sudah mulai percaya. Engkau tahu, sebab aku mendengar suaraMu sendiri. Kini Engkau hanya tinggal 30 menyelamatkan aku dan aku akan mewartakan namaMu sampai ke ujung bumi.” “Baiklah”, kata Suara itu, “Aku akan menyelamatkan engkau. Lepaskanlah cabang itu.” Kata Tuhan. “Lepaskan cabang?” teriak orang kalap itu, “Kau kira, aku gila?” Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Dari ilustrasi di atas kita bisa melihat bahwa untuk menjadi percaya dan menyerahkan kehidupan kita sepenuhnya kepada Tuhan ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Hanya percaya saja, maka semuanya akan beres! Hal ini juga dikisahkan dalam perjanjian antara umat Israel dengan Musa di hadapan Tuhan Allah di tanah Moab. Dalam perjanjian itu umat Israel diperhadapkan pada pilihan: kehidupan dan keberuntungan atau kematian dan kecelakaan. Jika memilih alternatif kehidupan dan keberuntungan, maka umat harus hidup mengasihi Tuhan Allah dan hidup menurut kehendakNya. Begitu juga sebaliknya, umat bebas mengikut kehendak hatinya, dan menyembah kepada allah-allah lain, jika mereka mengambil alternatif kematian dan kecelakaan. Dalam hal ini, Musa “sedikit memaksa” umat Israel untuk memilih alternatif kehidupan dan keberuntungan, karena Musa tahu bahwa umat ini sangat degil hatinya. Itulah sebabnya kita bisa membaca kisah ini sebagai sebuah alat refleksi untuk melihat alasan mengapa umat Israel sampai dibuang keluar dari Tanah Perjanjian dan mengalami penderitaan yang sangat berat dalam perjalanan hidup mereka: yaitu karena mereka telah gagal mematuhi perjanjian pilihan hidup mereka. Kita tahu bahwa umat diminta memilih antara kehidupan dan keberuntungan, atau kematian dan kecelakaan. Dalam kondisi normal tentu pilihan akan jatuh pada alternatif yang pertama, karena tidak ada 31 seorangpun yang menginginkan alternatif yang kedua. Hanya saja, untuk pilhan alternatif yang pertama mereka harus menanggung konsekuensinya, yaitu hidup mengasihi Tuhan Allah serta mengikuti jalan dan ketetapanNya secara mutlak. Ini pasti tidak mudah. Akan lebih mudah bagi mereka untuk hidup menurut kemauan mereka sendiri. Itu berarti mereka lebih cenderung untuk hidup pada pilihan alternatif yang kedua, tetapi pasti orang tidak bersedia menanggung resikonya, yakni kematian dan kecelakaan. Lihatlah bagaimana Musa sampai dua kali menggambarkan secara detil kutukan atau hukuman dari pelanggaran atas perjanjian ini (Ul. 28:15-68 dan Ul. 29:16-28). Dalam bacaan kita, ia juga sampai dua kali menekankan, atau lebih tepatnya mengharuskan, pilihan alternatif yang pertama untuk diambil oleh umat. Hal ini tidak lain karena ia sudah melihat atau mengalami sendiri bagaimana kedegilan hati umat untuk mengikuti kehendak Tuhan (Musa telah memimpin kehidupan umat itu lebih dari 40 tahun). Jika kita merujuk pada kehidupan kita, setiap hari kita dihadapkan kepada pilihan. Ada pilihan yang membawa kita kepada kebahagiaan tetapi ada juga pilihan yang bisa membawa kita kepada kedukaan. Bagaimanapun, keputusan kita untuk percaya kepada Allah juga harus diikuti dengan tindakan nyata yang mencerminkan kehidupan yang penuh dengan penyerahan dan kesediaan menyandarkan seluruh hidup kita kepadaNya. Pergumulan terberat yang harus dihadapi orang yang percaya adalah ketika ia harus memilih antara melepaskan dosa yang dicintainya dan mengikut Tuhan atau tetap hidup dalam dosa itu dan meninggalkan Tuhan. Kecenderungan umum adalah orang tak mau melepaskan keduanya. Tetap dalam dosa tanpa meninggalkan Tuhan. Apakah ini keputusan yang baik? 32 Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Tetap hidup berdosa sambil mengikut Tuhan bukanlah pilihan. TUHAN ingin agar yang mau mengikutNya untuk hidup seturut firmanNya. Menutup kotbah ini, saya ingin melanjutkan kisah orang ateis yang nyaris jatuh di jurang yang dalam. Ia tak mau melepaskan cabang pohon yang digenggamnya semalam-malaman. Sampai akhirnya, pada pagi hari ia melihat ke bawah. Ternyata jarak antara posisi ia bergantung pada ranting pohon dengan tanah hanya satu meter saja tingginya. Tuhan ingin agar siapapun yang mengikutNya mempercayai kata-kataNya dan mentaatinya tanpa keragu-raguan. Soli Deo gloria. Segala puji hanya bagi Dia. Amin. (YFH) 33 RANCANGAN KOTBAH MINGGU 11 SEPTEMBER 2016 TRINITAS XVII - WARNA LITURGI HIJAU Bacaan : Lukas 15:1-10. “MENCARI YANG HILANG HINGGA DAPAT” Tujuan : Jemaat termotivasi mencari dan menemukan yang hilang A. Latar belakang teks Injil Lukas merupakan salah satu Injil terlengkap dibanding dengan Injil lainnya. Lengkapnya Injil Lukas dapat kita lihat : 1. Injil Lukas mengisahkan sebelum kelahiran Tuhan Yesus sampai kenaikanNya ke sorga. Injil ini ditulis dengan menyelidiki segala peristiwa tentang Tuhan Yesus dari asal mulanya. Pada akhinya, Lukas mengambil keputusan untuk membukukan dengan seksama (1:3). 2. Dalam Injil Lukas, pengajaran Tuhan Yesus yang terkenal disampaikan dalam perumpamaan. Adapun perumpamaanperumpamaan tersebut adalah orang Samaria yang baik hati (10:25-37), domba yang hilang (15:1-7), dirham yang hilang (15:8-10) dan anak yang hilang (15:11-32). 3. Hanya Lukas yang menceritakan tentang Zakheus pemungut cukai (19:1-10) 4. Janji Tuhan Yesus kepada penjahat yang disalib bersamaNya (23:39-43). Di samping hal-hal tersebut di atas, Injil Lukas juga menampilkan hal yang sangat penting, yaitu tentang Roh Kudus (1:15, 35, 4:1,14,18, 10;21, 11:13). Adapun tema utama yang diangkat oleh Injil Lukas adalah perhatian tentang orang miskin. Tuhan Yesus mewartakan Injil bagi mereka (4:18,7:22) diundang masuk ke dalam perjamuan sorgawi (14:13,21). 34 B. Penjelasan teks Pada Injil Lukas pasal 15 ini berisi tiga cerita tentang perhatian Allah terhadap mereka yang hilang. Yang dimaksud hilang dalam perumpamaan ini adalah orang-orang berdosa dan para pemungut cukai. Mereka dianggap sebagai kaum terbuang oleh sebagian orang Yahudi pada jaman Tuhan Yesus disebabkan karena mereka menarik pajak tinggi dan bekerja pada penguasa penjajah. Ayat 1 Para pemungut cukai dan orang berdosa adalah orang-orang yang dianggap najis oleh masyarakat umum dan tidak menaati hukum Taurat. Tetapi, Tuhan Yesus menunjukkan kasih Allah yang sangat besar kepada orang-orang berdosa. Bahwa Allah menyambut mereka dan menjadikan mereka umatNya. Ayat 2 Orang-orang Farisi mempunyai kegiatan rutin, yaitu berkumpul di rumah-rumah untuk berdoa dan bersama-sama mempelajari kitab suci. Mereka merupakan kelompok profesi pengajar kitab suci dan memiliki banyak murid. Sedangkan ahli-ahli Taurat adalah kaum cerdik pandai yang ahli di bidang hukum termasuk hukum agama dan adat istiadat. Ayat 3-6 berisi tentang perumpamaan seekor domba yang hilang. Pada masa itu, agaknya seorang gembala yang baik tidak akan meninggalkan kawanan domba tanpa pengawasan hanya demi mencari seekor domba yang hilang. Tetapi Tuhan Yesus mengajarkan bahwa seekor dombapun mempunyai arti yang sangat penting/sangat berharga. Itulah sebabnya, seekor domba yang hilang harus dicari sampai ketemu sekalipun harus meninggalkan sembilan puluh sembilan domba lainnya. Ayat 7 Sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan, maksudnya mereka yang tidak perlu dicari karena sudah ada dalam keadaan baik. Berbeda dengan satu orang yang hilang. Ia dalam bahaya dan membutuhkan pertolongan dari Yesus untuk beroleh keselamatannya. Ayat 9 -10 : Dirham adalalah mata uang pada jaman itu. Satu dirham sama nilainya dengan seekor domba. Untuk harga seekor lembu 35 rata-rata sepuluh dirham. Kalau dikatakan sepuluh dirham pada ayat 8, maka nilainya sama dengan Rp 15.000.000,- sampai Rp 20.000.000,- bagi kita sekarang dalam nilai rupiah. Dalam perumpamaan tentang dirham yang hilang ini, maknanya sama dengan perumpamaan domba yang hilang. Kata “Atau” pada ayat 8 menunjukkan persamaan makna perumpamaan dengan perumpamaan sebelumnya, yaitu perumpamaan tentang domba yang hilang. C. Konteks masa kini Dalam dunia ekonomi di daerah pedesaan saat ini ada yang hilang, yaitu turunnya harga hasil pertanian dan perkebunan. Penurunan harga tersebut berdampak pada sepinya pasar tradisional dan modern. Di daerah perkotaan, mungkin masih kita jumpai sulitnya mendapat lapangan pekerjaan. Tingkat pendidikan yang belum memenuhi syarat untuk mendapat pekerjaan, tingginya persaingan, kemalasan dan ketidakpercayaan. Pada akhirnya, sebagain kecil mendapat kemudahan dan kelayakan. Tetapi sebagian besar masyarakat berada dalam kesulitan dan kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang hilang, yaitu kemakmuran dan kesejahteraan bagi sebagian masyarakat. Dengan hilangnya kemakmuran dan kesejahteraan bagi sebagian masyarakat, berdampak adanya tindak kejahatan seperti penipuan, menghalalkan segala cara dan lainnya. Karena uang, segala cara dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan kemanusiaan dan jati diri sebagai umat. Dunia narkoba, minuman beralkohol, perjudian, togel masih mewarnai kehidupan masa kini. Ada sesuatu yang hilang, yaitu norma dan etika. 36 D. Saran penyusunan kotbah 1. Pendahuluan Dalam bagian pendahuluan ini, pengkotbah memulainya dengan membahas kata –Hilang-. Caranya adalah dengan menjawab pertanyaan : Apa itu hilang ? Apa saja yang bisa hilang ? Mengapa hilang dan bagaimana supaya ketemu ? 2. Apa kata Firman Tuhan Pengkotbah memberikan isi dari Firman Tuhan bahwa yang dimaksud yang hilang adalah orang berdosa dan pemungut cukai. Maka pertanyaannya : mengapa mereka hilang dan bagaimana dapat ditemukan kembali ?. Setelah menjawab pertanyaan ini, pengkotbah dapat memasukkan konteks masa kini bahwa ada yang hilang, yaitu kemakmuran, kesejahteraan bagi sebagian masyarakat, norma dan etika. 3. Apa yang perlu kita lakukan Pengkotbah menyemangati dan menegaskan bahwa yang hilang itu harus ditemukan atau diwujudkan kembali. Caranya adalah dicari sampai dapat. Bagaimana bisa didapat ? Tugas pengkotbah untuk menemukan jawabannya. E. Contoh kotbah jadi Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kata “hilang berarti tidak ada lagi; lenyap; tidak kelihatan. Jadi, yang dahulu pernah ada atau kelihatan tetapi kini tidak ada lagi dan tidak kelihatan. Sesuatu yang bisa hilang adalah harta kekayaan, jabatan, kehormatan, pengharapan, dan lain sebagainya. Kalau dikatakan hilang berarti dahulu pernah ada harta kekayaan, jabatan, kehormatan, pengharapan dan lainnya. Tetapi kini sudah tidak ada lagi atau hilang, 37 lenyap. Pertanyaan kita adalah mengapa sesuatu itu bisa hilang ? Karena sesuatu itu tidak dijaga, tidak dirawat dan tidak dipelihara dengan baik. Sesuatu yang hilang itu dapat kita temukan atau ada lagi kalau ada upaya mencari sampai mendapatkan atau menemukan. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Di dalam bacaan kita menceritakan tentang domba dan dirham yang hilang. Domba dan dirham yang hilang menunjuk kepada para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Pada saat itu, para pemungut cukai dan orang berdosa dijauhi oleh masyarakat. Karena mereka memungut cukai lebih dari yang seharusnya dan berpihak kepada penguasa. Para pemungut cukai dan orang berdosa ini secara materi tergolong orang yang berada atau lebih dari cukup. Tetapi secara non materi, harga dirinya, kehormatannya, jati dirinya adalah orang yang terhilang dan disisihkan oleh masyarakat. Itulah sebabnya, mereka disebut sebagai domba dan dirham yang hilang. Bagaimana supaya domba dan dirham yang hilang itu dapat ditemukan kembali ? Dalam perumpamaan yang diceritakan oleh Tuhan Yesus, bahwa domba dan dirham itu dicari sampai dapat atau sampai ditemukan. Tuhan Yesus menggambarkan ada seratus domba tetapi ada seekor yang hilang. Maka, penggembala itu meninggalkan yang sembilan puluh sembilan dan mencari seekor yang hilang itu. Demikian juga, bagi seorang perempuan yang mempunyai sepuluh dirham lalu hilang satu dirham. Dia akan mencari yang satu dirham itu sampai menemukan. Dan setelah menemukan, ia akan bersukacita dengan memberitahukannya kepada sahabat-sahabat, sanak saudara dan tetangganya. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus mencarinya dengan sikap penerimaan dan penghargaan kepada para pemungut cukai dan orang berdosa. Dalam perjumpaanNya dengan mereka, ada suatu perubahan hidup sehingga mereka menemukan harga dirinya, kehormatannya, jati diri yang sebenarnya dan diterima oleh masyarakat 38 sekitarnya. Kedua perumpamaan ini, Tuhan Yesus menasihatkan kepada kita bahwa apa yang selama ini hilang, perlu dicari sampai dapat/ditemukan. Bagaimana cara menemukannya ? Caranya adalah pertama, penerimaan dan penghargaan atau terbuka kepada siapapun. Dalam diri kita tidak merasa lebih daripada orang lain. Kedua, ada kesediaan hati untuk berubah dalam rangka mencapai suatu perubahan yang dahulu pernah ada tetapi kini hilang dan kita temukan lagi. Apakah yang selama ini hilang dalam hidup kita dan hendak kita temukan lagi ? Dalam dunia ekonomi di daerah pedesaan saat ini ada yang hilang, yaitu murahnya harga hasil pertanian dan perkebunan. Penurunan harga tersebut berdampak pada sepinya pasar tradisional dan modern. Di daerah perkotaan, mungkin masih kita jumpai sulitnya mendapat lapangan pekerjaan. Tingkat pendidikan yang belum memenuhi syarat untuk mendapat pekerjaan, tingginya persaingan, kemalasan dan ketidakpercayaan. Pada akhirnya, hanya sebagian kecil mendapat kemudahan dan kelayakan. Tetapi sebagian besar masyarakat berada dalam keadaan kesulitan dan kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang hilang, yaitu kemakmuran dan kesejahteraan bagi sebagian masyarakat. Dengan hilangnya kemakmuran dan kesejahteraan bagi sebagian masyarakat, berdampak adanya tindak kejahatan seperti penipuan, menghalalkan segala cara dan lainnya. Karena uang, segala cara dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan kemanusiaan dan jati dirinya. Pengguna narkoba, peminum alkohol, penjudi, bandar dan pembeli togel, pelaku prostitusi masih ada dalam kehidupan masa kini. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Untuk dapat mengembalikan norma, etika dan kemakmuran yang dahulu pernah ada diperlukan pembangunan mental, spiritual serta memerangi kemiskinan. Dalam membangun mental dan spiritual dapat dilakukan dengan perjumpaaan kita yang sungguh dengan Tuhan Yesus dan FirmanNya. Untuk mencapai kemakmuran, maka kemiskinan menjadi musuh kita bersama. Oleh karena itu, kita yang sudah mengalami 39 perjumpaan dengan Tuhan Yesus dan FirmanNya, mari kita bergerak dan bertindak : 1. Menambah keyakinan bahwa Tuhan Yesus membantu dalam kelemahan dan kekurangan kita. Tuhan Yesus yang membimbing kita dengan Firman dan RohNya yang Kudus. Dengan yakin bahwa kita juga mampu melakukan segala sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan sesama. 2. Memerangi mental malas, yaitu malas berdoa, malas beribadah dan PA, malas membaca kitab suci, malas berbuat baik, malas bekerja, malas membaca, malas belajar dan kemalasan lainnya. Kita memerangi kemalasan sampai berhasil menjadi pribadi yang rajin. 3. Memerangi egosentris (berpusat pada diri sendiri), dengan membangun keterbukaan dan penghargaan. Terbuka dan menghargai kemampuan/kelebihan orang lain sehingga dapat merangsang kita untuk sedia belajar dari orang lain. Kalau kita bersedia belajar dari orang lain dengan terbuka, kita menjadi mampu dan kalau kita mampu maka kita dapat meminimalisir (mengurangi) kesulitan kita. 4. Belajar berkreatifitas, yaitu menciptakan atau membuat hal-hal yang baru, misalnya ada lahan kosong di sekitar rumah kita yang belum dimanfaatkan. Sekalipun hanya sedikit lahan kosong yang kita miliki tetapi masih muat untuk meletakkan lima puluh polibag. Karena, kreatif kita mempunyai lima puluh batang tanaman cabe dengan pupuk organic di lingkungan rumah kita yang dapat menambah hasil pendapatan keluarga. Dengan pertolongan Tuhan Yesus, biarlah gerakan dan tindakan yang kita lakukan dapat mengubah dan menjadikan yang hilang dapat ditemukan kembali. Amin. (RD) 40 F. Liturgi Nyanyian Pembukaan Nats Pembimbing Nyanyian Jemaat Berita Anugerah Nyanyian Peneguhan Nyanyian Responsoria Nats Persembahan Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup : PKJ 02 : Mazmur 51:7-8 : PKJ 231 : Lukas 19:9-10 : PKJ 230 : PKJ 245 : I Timotius 1:12 : PKJ 04 : PKJ 131 41 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016 MINGGU TRINITAS XVIII; WARNA LITURGI HIJAU BACAAN : Yeremia 8 : 1 – 7 “HIDUP DALAM KESETIAAN KEPADA ALLAH” Tujuan : 1. Agar Jemaat setia kepada Tuhan 2. Jemaat menjalani hidup yang dikenan Tuhan A. Latar Belakang Teks Kitab Yeremia adalah sebuah kitab yang berisi kecaman-kecaman sang Nabi Yeremia yang diutus Tuhan untuk menyampaikan seruan pertobatan kepada bangsanya sendiri yaitu Umat Israel baik yang ada di Yerusalem maupun di seluruh Israel. Yeremia sendiri sebenarnya tidak menyenangi pekerjaan ini, sebab Yeremia mengetahui bagaimana sikap bangsanya dan juga bagaimana kerasnya Tuhan bila sudah berkehendak. Maka Yeremia seperti terjepit di antara ke dua belah pihak. Di pihak yang satu ada TUHAN yang terus mendesak ia untuk menyampaikan seruan pertobatan, dan bila ia menolak maka seluruh batinnya terasa seperti mau meledak keluar tidak tertahankan. Gejolak batin itu adalah suatu penderitaan tersendiri bila seorang nabi masih menolak atau enggan untuk menyampaikan seruan pertobatan. Sementara di sisi lain, ada bangsa Israel di Yerusalem dengan para Raja dan Pemimpinnya yang keras kepala dan “tegar tengkuk” ( sombong dan susah diatur ). Sudah berapa saja nabi dan utusan Tuhan yang diperlakukan dengan tidak baik jika mereka berani menyampaikan suara kenabian yang bernada keras kepada bangsa itu. Kitab Yeremia adalah sebuah cerita pergumulan batin sang Nabi dalam menegur dan mengingatkan umat Israel. Ia harus mempertaruhkan nyawanya sendiri dalam tugas tersebut. Memang 42 menyampaikan seruan pertobatan kepada bangsa Israel bukan pekerjaan gampang. Salah-salah nyawa bisa melayang. Namun Tuhan memberikan jaminan bagi nyawa Yeremia. Ia memang akan mendapat ancaman, tekanan dan aniaya tetapi tidak akan mengalami kematian karena tugasnya itu. B. Penjelasan Teks Perikop Yeremia 8 : 1 – 7 ini merupakan suatu seruan pertobatan yang di dahului dengan semacam ancaman yang sangat mengerikan apabila mereka tidak bersedia mendengarkan pertobatan dan melakukan pertobatan itu. Kuburan para pemimpin dan leluhur biasanya adalah suatu simbol kehormatan bagi suatu komunitas. Maka kuburan yang dibongkar menjadi suatu simbol bahwa Tuhan sangat murka akibat perzinahan rohani umat Israel yang menyembah dewa-dewi dan melupakan Tuhan. Kuburan yang dibongkar menjadi suatu tanda bahwa kemuliaan mereka dan simbol harga diri mereka sudah diijak-injak oleh musuh dan itu Tuhan yang mengijinkan. Itu artinya, Tuhan hendak mengatakan bahwa mereka sudah tidak lagi akan dikasihi dan ditolak oleh Tuhan. Kuburan yang dibongkar dan tulang-belulang yang dihamburkan menjadi suatu tanda peringatan dan ancaman bahwa apabila mereka tidak bertobat maka mereka akan mati binasa dan tulang-tulang mereka akan dibiarkan berserakan alias tidak ada yang menguburkan. Tetapi yang menarik adalah bahwa Tuhan juga menubuatkan melalui Nabi Yeremia itu bahwa sekalipun semua malapetaka itu sudah terjadi bangsa Israel belum juga bertobat. Orang-orang yang masih tersisa di antara bangsa Israel itu ternyata nantinya akan melakukan suatu hal yang justru akan menjadi penyebab kematian mereka. Tuhan pun melalui Yeremia, menyampaikan keheranan-Nya, karena meskipun mereka sudah jatuh begitu dalam, tersesat sekian jauh dan mengalami penderitaan sebegitu hebat, mereka tidak juga segera bertobat. Israel benar-benar bangsa yang tangguh. Tapi mereka 43 menggunakan ketangguhan itu secara negatif, yaitu untuk melawan kehendak Tuhan. Tuhan heran kenapa mereka lebih memilih mati daripada bertobat. Benar benar tangguh sekaligus bodoh. Saking bodohnya, Tuhan membandingkan kebodohan mereka itu dengan hewan-hewan dan binatang yang akan mengikuti dan menyesuaikan diri dengan siklus pergantian musim agar mereka tetap dapat bertahan hidup. Tetapi bangsa Israel, umat kepunyaan Allah ini lebih bodoh dari semua binatang itu. Mereka tidak bisa dan tidak mau menyesuaikan diri dengan siklus hidup bahwa ketika mereka salah maka harus memperbaiki kesalahan, ketika tersesat maka harus kembali ke jalan yang benar, ketika berada dalam bahaya maka harus menyelamatkan diri. Tetapi itu semua tidak mereka lakukan. Itu kenapa Israel disebut lebih bodoh dari hewan. C. Konteks Masa Kini Sekarang ini banyak kasus penggusuran tanah baik oleh pemerintah untuk menertibkan suatu kawasan ataupun oleh pihak tertentu karena untuk pembangunan usaha miliknya atau pun oleh yang berwenang. Penggusuran ini tentu saja diperlukan bila memang banyak bangunan yang berdiri mengganggu lalu lintas jalan raya, mengganggu ketertiban umum, dan disalah gunakan untuk kepentingan yang melawan hukum. Namun tidak sedikit juga penggusuran yang sifatnya rebutan tanah warisan, rebutan harta gono-gini karena perceraian, adanya sertifikat palsu yang membuat orang dirugikan dan digusur oleh pihak yang mempunyai sertifikat yang asli. Sekarang ini juga ada banyak kasus korupsi yang terjadi di tengah pergumulan bangsa Indonesia yang sangat kompleks. Menurut pengamat, secara sosial masyarakat Indonesia ini mudah sekali mengampuni, sehingga korupsi itu kalau cuma kecil dan satu kali mungkin tidak akan sampai dituntut. Tetapi kenyataannya, pelaku 44 korupsi itu seperti seorang yang kecanduan narkoba, sekali terkena sulit untuk berhenti, sekali korupsi sulit untuk menghentikannya, kecuali kalau sudah tertangkap dan dihukum, itu pun tidak menjamin bahwa setelah itu ia tidak akan mengulanginya lagi. Itu berarti sama seperti perbuatan bahwa Israel yang sulit untuk bertobat. Dosa-dosa kita yang lain, sebenarnya juga sama, kalau kita tahu dan sadar bahwa suatu perbuatan itu adalah dosa dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan maka kita segera bertobat dan itu akan lebih mudah sembuh. Tetapi kebanyakan orang yang terjatuh dalam suatu dosa tertentu, menjadi sulit untuk lepas dari jerat dosa itu. Sehingga orang tersebut punya kecenderungan untuk melakukan dosa itu lagi dan lagi sampai akhirnya ia tersandung suatu kasus atau masalah yang sangat besar dan bisa menghancurkan hidupnya. Itu pun belum tentu ia sadar dan bertobat, terkadang malah semakin menjadi-jadi atau semakin parah. D. Saran Penyusunan Kotbah 1. Ceritakan tentang penggusuran yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Ajak jemaat untuk melihat penggusuran tidak hanya dari segi negatif saja tetapi juga dari segi yang positif. Ajak jemaat untuk mulai memahami salah satu tujuan dari penggusuran yaitu untuk menata lingkungan yang lebih baik di masa depan. 2. Ajak jemaat juga untuk melihat dalam Firman Tuhan bahwa Tuhan pun melakukan “penggusuran” atau penghukuman dengan maksud untuk merombak dan menata ulang kehidupan umatnya. 3. Ajak jemaat untuk segera bertobat agar kehidupan mereka tidak perlu dirombak total oleh Tuhan. 4. Ajak jemaat untuk senantiasa hidup dalam pertobatan terus menerus. 45 E. Liturgi Nats Pembimbing : Amos 8 : 4 – 7 Petunjuk Hidup Baru : 1 Tim 2 : 8 – 10 Persembahan : Luk 16 : 10 – 12 Nyanyian : 1. KJ 13 : 1 – 4 2. PKJ 37 : 1 – 2 3. PKJ 129 : 1 – 2 4. PKJ 197 : 1 5. PKJ 200 : 1 6. PKJ 264 : 1 – 3 7. KJ 402 : 1 – 2 8. KJ 406 : 1 – 2 F. Contoh Kotbah “HIDUP DALAM KESETIAAN KEPADA ALLAH” Bapak, ibu saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Kalau kita mengamati di media masa berupa koran dan televisi saat ini, maka seringkali kita melihat adanya penggusuran-penggusuran yang dilakukan oleh Pemerintah yang bermaksud untuk menertibkan dan kemudian menata suatu kawasan itu menjadi suatu kawasan yang lebih baik dari sebelumnya. Memang penggusuran itu selalu dipandang negatif karena menghancurkan bangunan dan terkadang juga mengganggu stabilitas ekonomi suatu keluarga atau komunitas tertentu. Namun, baiklah kita juga melihatnya secara seimbang, yaitu pasti ada niat dan tujuan positif di balik semua penggusuran tadi. Contohnya saja, penggusuran yang pernah dilakukan oleh walikota Surabaya, dan juga Gubernur Jakarta yang menggusur rumah-rumah dan bangunan yang ada di bantaran-bantaran kali atau sungai di Surabaya dan Jakarta. Hal itu dilakukan agar sungai atau kali dapat kembali ke fungsinya semula sebagai kanal yang akan mengalirkan air dari tengah pemukiman atau 46 dari tengah kota menuju ke laut sehingga dapat mengurangi dan mengatasi banjir bila musim hujan telah tiba. Tidak hanya itu, kehidupan orang-orang yang sudah digusur itu pun memang tidak dibiarkan begitu saja, melainkan diperhatikan dengan diberikan pelatihan pekerjaan dan juga modal pinjaman untuk usaha dengan tingkat suku bunga yang sangat kecil. Artinya penggusuran memang perlu dilakukan terhadap bangunan yang tidak sesuai peraturan dan bisa mengganggu kenyamanan bagi khalayak ramai yang lebih luas lagi. Perikop kita juga berkisah tentang penggusuran. Ayat-ayat yang kita baca ini menjelaskan bahwa Tuhan melalui nabi Yeremia, menyampaikan suatu ancaman penggusuran bila umat tidak segera bertobat dari tingkat lakunya yang jahat. Penggusuran makam para leluhur Israel dan dihamburkannya tulang-belulang dari makam itu adalah suatu hukuman yang akan terjadi dan sekaligus menjadi simbol akan keadaan mereka yang akan mengalami kebinasaan dalam kengerian yang luar biasa bila mereka tidak segera bertobat. Agaknya di sini Tuhan melihat bahwa “bangunan” iman dan kehidupan kerohanian umat Israel tidak lagi sesuai dengan aturan firman Tuhan. Karena itu, bangunan yang seperti itu harus dirobohkan, dimusnahkan dan diganti dengan bangunan baru yang sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan. Tuhan akan menggusur kehidupan umat Israel baik secara, politik, ekonomi, sosial, budaya dan juga secara Psikologis. Kehidupan mereka akan dirombak oleh Tuhan agar mereka kembali kepada Iman mereka yang mula-mula. Namun yang menarik dari “Penggusuran” versi Tuhan ini, yaitu umat Israel akan dibiarkan sampai benar-benar merasa rindu akan Tuhan, merasa sangat haus akan Tuhan, barulah Tuhan akan menolong. Sebelum itu terjadi, yaitu ketika mereka masih berseru dan mencari Tuhan dengan 47 setengah hati atau hanya sekedar berpura-pura, maka Tuhan belum akan menolong mereka, melainkan membiarkannya sementara. Maksud Tuhan adalah agar bangsa Israel itu benar-benar mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, benar-benar bertobat, benar-benar diubah secara lahir maupun batin mereka untuk kembali setia pada Tuhan dan meninggalkan patung-patung dewa mereka. Bapak Ibu, saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Apakah ada diantara kita yang telah menyakiti dan mendukakan Tuhan dengan melakukan apa yang tidak berkenan kepada Tuhan? Berapa lama Saudara telah meninggalkan Tuhan dan tidak mau mendengarkan panggilanNya? Kalau Saudara tidak segera bertobat dan kembali pada Tuhan, maka akan ada saatnya di mana Tuhan pun akan “menggusur” kehidupan Saudara seperti Tuhan menggusur kehidupan Umat Israel. Pada saat itu terjadi, Tuhan akan membiarkan kita untuk sesaat lamanya, kita akan berseru kepada Tuhan tetapi Tuhan seolah lambat untuk menjawab dan lambat untuk bertindak sehingga kita mungkin akan merasa letih lesu dan putus asa. Tentu saja maksud Tuhan agar kita benar-benar dan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami perubahan yang dikehendaki Tuhan. Jadi jangan sampai hal itu terjadi, jangan sampai Tuhan benar-benar murka dan menggusur kehidupan iman kita dan meninggalkan kita. Tetapi, selagi masih ada waktu, yaitu hari ini, marilah kita bertobat di hadapan Tuhan. Kita tinggalkan segala kebiasaan yang tidak baik dan yang dibenci oleh Tuhan. Kita lakukan pekerjaan dan perbuatan yang menyenangkan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama sehingga Tuhan akan senantiasa dekat dengan kita dan kehidupan kita akan senantiasa diberkati oleh Tuhan. Selamat berbenah diri. Tuhan memberkati. Amin. (WK) 48 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 25 SEPETEMBER 2016 MINGGU TRINITAS XIX; WARNA LITURGI HIJAU Bacaan : 1 Timotius 6:6-19 “ RAHASIA KEBAHAGIAN SEJATI” Tujuan : 1. Agar jemaat bersyukur atas berkat jasmani yang diterima 2. Agar jemaat bersemangat berbagi, bermurah hati kepada sesama dan mengumpulkan harta sorgawi 3. Agar jemaat mengetahui rahasia mencapai kebahagiaan sejati A. Latar Belakang Teks Surat 1 Timotius, 2 Timotius dan Surat Titus sering disebut sebagai “surat-surat penggembalaan” karena isinya menyangkut tanggungjawab mereka yang memimpin jemaat kristen perdana. Meskipun ditujukan bagi Timotius pribadi, tetapi sesunggguhnya surat 1 Timotius merupakan semacam buku paduan bagi para pemimpin jemaat kristen perdana karena memuat banyak ketentuan dan petunjuk yang berguna untuk mengelola jemaatjemaat yang baru berkembang pada waktu itu. Timotius adalah murid Paulus (1 Kor 4:17), ibunya seorang kristen Yahudi sedangkan ayahnya bukan seorang Yahudi dan berasal dari Listra (Kis 16:1). Dalam surat-surat Paulus, Timotius sering disebut sebagai rekan sekerja (2 Kor 1:1, 1 Tes 1:1, Flm 1). Timotius adalah orang kepercayaan Paulus (1 Kor 16: 10, 2 Kor 1:19), oleh sebab itu ia sering diberi tugas sebagai utusan. Timotius sering menemani Paulus dalam perjalanan misinya (Rm 16:21, Flp 2:19, Kis 16:1-3). Karena itulah Paulus menyebut Timotius seperti anaknya sendiri (1 Tim 1:2). Tema utama yang diangkat Paulus dalam suratnya kepada Timotius ini adalah pentingnya kewaspadaan terhadap ajaranajaran sesat. Dalam surat ini Paulus juga memberi petunjuk untuk 49 memilih para pemimpin jemaat, penjelasan tentang jabatan serta tanggungjawab para pemimpin jemaat. Pembagian Surat 1 Timotius secara garis besar adalah sebagai berikut : a) Pasal 1:1 – 3:13 memaparkan nasihat-nasihat tentang kehdupan jemaat. Pada bagian ini Paulus menyebut Timotius sebagai anaknya yang sah dalam iman, disusul dengan nasihat-nasihat umum mengenai kehidupan jemaat, yakni soal mengucap syukur, berdoa, dan menjauhkan diri dari ajaran-ajaran sesat. Paulus juga menasihati para istri untuk berdandan yang pantas dan sopan dan pemimpin jemaat agar hidup tak bercacat. b) Pasal 3:14 – 4:5 memaparkan tentang iman yang benar dan peringatan tentang ajaran-ajaran yang sesat. Dalam bagian ini, Paulus secara singkat mengungkapkan “rahasia ibadah kita”. Di situ dikutip suatu nyanyian pujian singkat dan disusul peringatan tambahan mengenai ajaran sesat. c) Pasal 4:6 – 6:21 memaparkan tentang nasihat Paulus kepada para pemimpin jemaat, berisi nasihat pribadi kepada Timotius dan petunjuk umum bagi para pemimpin jemaat. Paulus kembali mengingatkan soal ajaran sesat dan tentang akar segala kejahatan adalah cinta uang. Surat ini diakhiri nasihat peneguhan, “bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar”. B. Penafsiran Teks 1 Timotius 6:6-8 Ibadah yang disertai rasa cukup menyebabkan seseorang hidup dalam rasa syukur, bersukacita, bersemangat dan murah hati. Itulah keuntungan besar yang diperoleh. Mencukupkan diri dengan apa yang ada merupakan rahasia kebahagiaan. 1 Timotius 6:9-10 Dua ayat ini merupakan kontras kehidupan yang digambarkan sebagai hidup beriman yang ideal 50 sebagaimana ayat 6-8 di atas. Cinta uang menjadi akar segala kejahatan. Cinta uang (mata duitan) akan mencelakakan melalui pencobaan-pencobaan yang bisa menjatuhkan iman orang percaya. Cinta uang membuat seseorang terjerat dalam berbagai nafsu yang mencelakakan, menenggelamkan seseorang pada keruntuhan dan kebinasaan. Cinta uang membuat seseorang imannya menyimpang dan hidupnya disiksa berbagai-bagai duka, misalnya : selalu merasa kurang, tidak bisa bersyukur, selalu kuatir, dsb. 1 Timotius 6:11-16 Timotius disebut manusia Allah, maksudnya manusia milik Allah, manusia yang berfokus kepada Allah yang harus mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelemahlembutan, bertanding dengan benar untuk merebut kehidupan kekal. 1 Timotius 6:17-19 Nasihat bagi orang kaya agar tetap menggantungkan harapan kepada Allah. Kekayaan menjadi berkat bila digunakan sebagai sarana berbuat baik dan berbuat kebajikan. Orang kaya harus suka memberi dan berbagi sehingga dengan demikian mempergunakan kekayaannya menjadi alat untuk mengumpulkan harta sorgawi, yakni kehidupan kekal. C. Konteks Masa Kini 1) Zaman modern melahirkan banyak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Tetapi ia juga melahirkan banyak orang yang egois, kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan. Bila perlu, demi harta dan kedudukan seseorang rela mengorbankan sesamanya, keluarga bahkan agamanya. Banyak orang menjadi boros, kikir dan menganut gaya hidup konsumerisme. 2) Banyak orang menghargai sesamanya diukur dengan apa yang dimilikinya. 3) Banyak orang berorientasi mencari pemenuhan jasmani saja dan melupakan pemenuhan kebutuhan rohani. 51 4) Wabah gengsi gede-gede-an melanda banyak orang. 5) Pada pihak lain, Tuhan menggerakkan hati orang-orang kristen yang kaya untuk mensupport/ mendukung usaha penginjilan, pembangunan gedung gereja, donatur bagi berjalannya program-program gereja, berjalannya STT, GOTA (gerakan orang tua asuh), dsb. D. Saran Penyusunan Kotbah 1. Pembukaan Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat menyanyikan salah satu lagu KJ/PKJ yang bertemakan tentang persembahan, reffrein atau satu bait saja. Misalnya KJ 450:1 atau PKJ 149, atau lainnya. 2. Isi Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks. Tekankan tentang : 1. Pentingnya ibadah disertai rasa cukup. 2. Cinta uang menjadi akar segala kejahatan. 3. Kekayaan dapat menjadi sarana berbuat baik. 3. Penutup Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa bergantung kepada Tuhan harus dilakukan oleh setiap pengikut Yesus. E. LITURGI Nas Pembimbing Berita Anugerah Persembahan Nyanyian : 1. PKJ 120:1-3 2. KJ 19:1-5 3. PKJ 198:1-3 : Matius 10:32-33 : Yohanes 3:16 : Amsal 11:24-26 52 4. PKJ 103:1-3 5. KJ 403:1-4 6. KJ 363:1-2 F. CONTOH KOTBAH JADI Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Lagu yang akan saya nyanyikan ini syairnya sangat indah. Jangan berfokus pada suara saya. Berfokuslah pada keindahan dan kebenaran syairnya. (Pengkotbah menyanyikan “Hati Sbagai Hamba”, PKJ 149:1 atau KJ 450:1, atau lagu yang bertemakan tentang persembahan, menjelaskan secara singkat nama pengarang lagu tersebut dan menerangkan makna lagu itu.) Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Tentang pentingnya berucap syukur dinyatakan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius. Timotius adalah murid Paulus, ibunya seorang kristen Yahudi sedangkan ayahnya bukan orang Yahudi tapi berasal dari Listra. Dalam surat-surat Paulus, Timotius sering disebut sebagai rekan sekerja yang menjadi orang kepercayaan Paulus, oleh sebab itu ia sering diberi tugas sebagai utusan. Timotius sering menemani Paulus dalam perjalanan misi pemberitaan Injilnya. Karena kedekatan itulah Paulus menyebut Timotius seperti anaknya sendiri. Kepada Timotius, rasul Paulus menasihatkan tentang pentingnya beribadah yang disertai rasa cukup. Karena ibadah yang disertai rasa cukup itu akan menghasilkan kebahagiaan. Hanya pribadi yang merasa diri cukup yang bisa mengalami hidup dalam rasa syukur, bersukacita, bersemangat dan indahnya bermurah hati kepada orang lain. Itulah keuntungan besar yang diperoleh. Mencukupkan diri dengan apa yang ada merupakan rahasia kebahagiaan. Bukankah setiap insan ingin bahagia? Kebahagiaan tidak perlu ditunda nanti setelah ini dan itu kita miliki. Kebahagiaan dapat dialami sekarang, saat ini juga. Kuncinya adalah merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Tetapi manusia adalah mahluk cerdas yang aneh. Suka membuat syarat-syarat tertentu kepada 53 dirinya sendiri untuk berbahagia. Kadang syaratnya juga dibuat begitu sulit untuk dicapai atau lama baru dapat diraih. Padahal, kebutuhan manusia berkembang dan terus bertambah banyak. Ketika kebutuhankebutuhan tertentu terpenuhi, muncul kebutuhan baru. Dengan demikian, banyak orang semakin jauh dari apa yang disebut kebahagiaan. Banyak orang memang suka menunda-nunda kebahagiaan. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Kebahagiaan adalah keuntungan besar dari keputusan cerdas yang bisa kita ambil dengan cara merasa diri cukup. Merasa cukup dengan pasangan hidup kita, merasa cukup dengan kendaraan yang kita miliki, merasa cukup dengan tempat tinggal yang Tuhan anugerahkan, merasa cukup dengan TV, kulkas, meja, lemari, pakaian, bentuk tubuh, warna kulit, jenis rambut, harta benda, dsb yang ada pada kita. Dengan merasa diri cukup maka kita bisa belajar hidup dalam rasa syukur dan dipenuhi kesukacitaan dengan apa yang kita miliki. Paulus menuliskan, “sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah (1 Tim 6:7-8).” Tetapi merasa diri cukup dengan hal-hal lahiriah saja belum bisa membawa kebahagiaan yang sejati, masih ditambahkan oleh Paulus tentang pentingnya beribadah kepada Allah. “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar (1 Tim 6:6)”. Merasa diri cukup dan rajin beribadah adalah satu paket mencapai kebahagiaan. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Lebih lanjut Paulus menasihatkan tentang bahaya dari sikap merasa diri kurang. Perasaan ini menjauhkan manusia dari kebahagiaan. Orangorang yang diliputi hasrat ingin kaya terjatuh pada banyak pencobaan. Cinta uang menjadi akar segala kejahatan. Cinta uang (mata duitan) akan menjadi sumber penyebab situasi mencelakakan melalui pencobaanpencobaan yang mengikutinya. Pencobaan-pencobaan itu bisa menjatuhkan iman orang percaya. Cinta uang membuat seseorang 54 terjerat dalam berbagai nafsu yang menenggelamkan seseorang pada keruntuhan dan kebinasaan. Cinta uang membuat iman seseorang menyimpang dan hidupnya akan disiksa berbagai-bagai duka, misalnya : selalu merasa kurang, tidak bisa bersyukur, menghalalkan segala cara untuk dapat uang, selalu kuatir, pelit, mudah dilanda iri hati melihat kesuksesan orang lain, dsb. Tidak ada orang kuatir yang bahagia atau orang pelit yang gembira. Mana ada orang iri hati yang bersukacita? Cinta uang dan hasrat ingin cepat kaya pasti menjauhkan manusia dari kebahagiaan. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Ingin menjadi orang berkecukupan dan berlimpah fasilitas bukan persoalan. Tetapi cinta uang penuh dengan masalah. Hasrat ingin cepat kaya mengundang berbagai-bagai duka datang kepada kita. Bila kita belum berlimpah harta benda, bersyukurlah. Bersyukurlah dengan apa yang kita sudah miliki. Jika kita sudah berkecukupan atau sudah dianugerahi kekayaan, “janganlah juga bersedih hati.” Bersyukurlah ! Gunakan kekayaan yang ada pada kita untuk berbuat kebaikan sebanyakbanyaknya. Paulus berpesan kepada Timotius untuk menasihati orangorang kaya agar tetap menggantungkan harapan kepada Allah. Kekayaan menjadi berkat bila digunakan sebagai sarana berbuat baik dan berbuat kebajikan. Orang kaya harus suka memberi dan berbagi sehingga dengan demikian mempergunakan kekayaannya menjadi alat untuk mengumpulkan harta sorgawi. Ingat,... kekayaan tidak bisa membawa kebahagiaan. Tetapi kekayaan bisa menjadi sarana bagi kita untuk berbuat banyak kebaikan. Orang-orang kaya tak boleh bergantung kepada kekayaannya melainkan hanya kepada Allah saja, yang dalam kekayaanNya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati (1Tim 6:17). Paulus berpesan, “ peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu 55 yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya “ (1 Tim 6:1819). Kebahagiaan hadir saat merasa diri cukup dengan hal-hal lahiriah yang kita miliki sambil rajin beribadah kepada Allah. “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar”. Bagi mereka yang kaya: merasa diri cukup, mempergunakan kekayaannya menjadi alat untuk mengumpulkan harta sorgawi dan rajin beribadah adalah satu paket mencapai kebahagiaan. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Zaman modern melahirkan banyak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Tetapi ia juga melahirkan banyak orang yang egois, kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan. Bila perlu, demi harta dan kedudukan seseorang rela mengorbankan sesamanya, keluarga bahkan agamanya. Banyak orang menjadi boros, kikir dan menganut gaya hidup konsumerisme. Banyak orang menghargai sesamanya dari apa yang dimiliki. Banyak orang berorientasi mencari pemenuhan jasmani saja dan melupakan pemenuhan kebutuhan rohani. Wabah gengsi gede-gede-an melanda banyak orang. Umat Tuhan tidak boleh demikian. Pada pihak lain, kita bersyukur Tuhan menggerakkan banyak orang kristen yang kaya untuk mensupport usaha penginjilan, pembangunan gedung gereja, donatur bagi berjalannya program-program gereja, berjalannya STT, GOTA, dsb. Apakah bapak, ibu, saudara dan saudariku ingin hidup bahagia? Melalui perikop kita hari ini kita telah mengerti bahwa: Pertama, tentang pentingnya ibadah disertai rasa cukup. Kedua, tentang akar segala kejahatan yakni cinta uang. Ketiga, tentang kekayaan sebenarnya dapat menjadi sarana untuk berbuat baik dan mengumpulkan harta sorgawi. Mengakhiri kotbah ini, saya mengajak kita untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kebahagiaan tak perlu ditunda-tunda lagi. Sekarang kita bisa berbahagia. Rahasianya adalah dengan merasa diri cukup, 56 mempergunakan kekayaan sebagai alat untuk mengumpulkan harta sorgawi dan rajin beribadah kepada Allah. Ini adalah rahasia mencapai kebahagiaan yang sejati. Mari kita lakukan! Soli Deo gloria. Segala puji hanya bagi Dia. Amin. (BNH) 57 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 02 OKTOBER 2016 MINGGUTRINITAS XX ; WARNA LITURGI HIJAU Bacaan Kotbah: Habakuk1:1-4, 2:1-4 “ ORANG AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA” Tujuan: Jemaat tetap beriman teguh dalam situasi zaman yang penuh dengan kejahatan. A. LATAR BELAKANG TEKS Dua kali Habakuk disebut seorang nabi ( Hab 1:1;3:1). Mungkin sekali, Habakuk adalah seorang nabi yang ditugaskan dalama Bait Suci di Yerusalem sebagai nabi kultis (nabi yang diterima oleh umat). Zaman hidup Habakuk merupakan masalah yang pelik, situasi zaman ini penuh dengan kekerasan, ketidakadilan yang parah dan ketiadaan hukum diantara umat Allah. Dalam Habakuk 1:6 disebut orang Kasdim. Orang Kasdim ini dapat disamakan dengan bangsa Babel. Nabi Habakuk menyaksikan munculnya kuasa Babel ( Sejak tahun 625 SM) di Timur Tengah Kuno. Mungkin sekali Habakuk bernubuat di Yehuda selama pemerintahan raja Yoyakim ( 608-597). Yoyakim pernah membayar upeti kepada Babel, tetapi kemudian menghentikan pembayaran itu. Akibatnya ialah bahwa Yerusalem dikepung pada tahun 597 oleh raja Nebukadnesar. Masa pemerintahan Yoyakim ini digambarkan oleh Habakuk sebagai zaman yang penuh dengan ketidakadilan. Ketidak adilan ini masih bertambah banyak oleh tindakan dari bangsa Babel. Habakuk mengeluh bahwa Tuhan tidak bertindak cepat untuk menghentikan kekejaman dan ketidakadilan di Yehuda. Habakuk menjadi lebih bingung lagi ketika Tuhan mengatakan bahwa hukuman terhadap Yehuda akan dilaksanakan oleh pasukan Babel. Bagi Habakuk jalan keluar ini lebih buruk dari pada kejahatan 58 Yehuda, sebab perilaku Babel lebih buruk dibandingkan dengan perilaku orang Yehuda dan para pemimpinnya. B. PENJELASAN TEKS HABAKUK 1:1-4 & 2: 1-4 1:1 : Ucapan Illahi dalam penglihatan Nabi Habakuk. 1:2-3 :Habakuk berteriak kepada Tuhan, tetapi tidak didengar, Habakuk berseru kepada-Nya tentang penindasan, tetapi tidak ditolong. Habakuk mengeluh dan mempertanyakan sampai kapan harus berteriak dan minta tolong kepada Tuhan. Selain itu Habakuk juga mempertanyakan, mengapa Tuhan memperlihatkan kepadanya kejahatan, sehingga Habakuk memandang kelaliman. Aniaya dan kekerasan ada di hadapannya, perbantahan dan pertikaianpun juga terjadi. Habakuk sedih melihat kejahatan di terjadi atas umat Allah. 1:4 :Habakuk mengeluhkan tentang ketidakadilan, dimana hukum kehilangan kekuatannya artinya lumpuh, tidak berkekuatan. Hal ini mengakibatkan tidak pernah muncul keadilan. Keadilan tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, orang fasik mengepung orang benar. Keadilan muncul terbalik. 2:1: Habakuk menggambarkan dirinya sebagai penjaga di menara pengawas yang menantikan-nantikan jawaban Tuhan atas pertanyaan-pertanyaannya. Habakuk sendiri percaya bahwa pertanyaan-pertanyaannya akan segera dijawab oleh Tuhan. 2:2 : Lalu TUHAN menjawab, supaya Habakuk menuliskan penglihatan yang ia lihat dan kemudian mengukirkannya pada loh-loh (Loh-loh adalah tanah liat yang biasanya dipakai di Babel), supaya orang sambil lalu dapat membacanya, artinya supaya dapat segera dan mudah dibaca oleh siapa saja yang melihatnya. 2:3 : Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu 59 2:4 sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Hal ini mau menunjukkan bahwa Allah akan bertindak pada saat yang tepat. : Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Yang dimaksudkan di sini mungkin orang Babel yang mendewakan kekuatannya sendiri. Namun bisa jadi menunjuk pada mereka yang lebih menyombongkan kemampuan, kekuasaan atau kekayaannya sendiri daripada mempercayai Allah. Sedangkan orang benar akan hidup oleh percayanya. Dalam Alkitab terjemahan bahasa seharisehari, berbunyi, ” Dan ingatlah : Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya kepada Allah.” C. KONTEKS MASA KINI. Milenium ketiga (Milenium ketiga dimulai pada tahun 2000 sampai tahun 3000) yang ditandai dengan kekuatan modal, materi menjadi berkuasa, membuat banyak orang berlombalomba mengejar harta duniawi. Ada yang mengejar kekayaan dengan cara yang benar, tetapi ada juga dengan jalan yang tidak benar yaitu dengan melanggar Firman Tuhan. Praktek suap untuk mendapatkan jabatan bukanlah sesuatu yang baru. Karena uang seseorang bisa menggeser orang lain yang sebenarnya lebih berhak. Karena uang, orang yang bersalahpun bisa menjadi bebas, yang artinya hukum bisa dibeli dan diputarbalikkan. Karena materi menjadi sebuah kekuatan, seseorang dapat merasa besar dan menjadi sombong memiliki kekayaan yang melimpah, sedangkan orang yang tidak punya harta merasa menjadi kecil dan rendah diri. Sehingga yang sering terjadi yang kecil dan lemah selalu tersingkir, yang besar selalu menang. 60 Sebagian orang menyebut bahwa zaman sekarang ini adalah zaman edan, yen ora ngedan ora keduman (kalau tidak ikut gila tidak dapat bagian). Sing becik ditampik sing olo ditompo ( yang baik ditolak, yang jahat diterima). Kebenaran menjadi barang yang langka, karena menjalani hidup sesuai kebenaran banyak tantanagan dan akan ditertawakan. Melihat situasi seperti ini banyak orang yang berusaha hidup benar menjadi pesimis akan kehidupan masa depan yang seolaholah tidak berpengharapan, tetapi masih banyak orang yang tetap punya iman, bahwa Allah tetap bekerja dan bertindak adil kepada orang benar maupun terhadap orang jahat yang terjadi di muka bumi. D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. 1. Pembukaan Tanyakan kepada jemaat, bagaimana sikapnya, ketika melihat kejahatan dan ketidakadilan berkembang dan tidak ada tindakan. 2. Isi Jelaskan keluhan dan tindakan nabi Habakuk ketika melihat kejahatan dan ketidakadilan. Jawaban Tuhan kepada Habakuk. 3. Penutup. Tekankan kepada jemaat supaya dalam situasi zaman yang penuh dengan kejahatan tetap hidup dengan percaya dan mau merendahkan hati di hadapan Tuhan. E. LITURGI 1. Ny Pembukaan : PKJ 192 2. Nats pembimbing : Mazmur 37:1-9 3. Ny Jemaat : PKJ 291 4. Berita Anugerah : 1 Yoh 1:9 5. Ny peneguhan : PKJ 126 6. Ny Responsoria : PKJ 265 61 7. Nats Persembahan 8. Ny persembahan 9. Ny penutup : 2 Kor 8:13-15 : KJ 439 : Pkj 285 F. CONTOH KHOTBAH JADI Jemaat yang dikasihi Tuhan, Sebagian orang memahami bahwa zaman sekarang ini adalah zaman edan. Mengapa demikian? Karena melihat situasi yang terbalik dan tidak semestinya terjadi malah sering terjadi. Misalnya: Hidup dengan jujur kok malah hancur, berbicara yang benar malah dibenci, yen ora ngedan ora keduman ( hidup kalau tidak ikut gila tidak akan dapat bagian), sehingga korupsi menjadi sebuah tindakan yang membiasa dalam kehidupan masyarakat, baik dari pejabat tingkat tinggi sampai dengan rakyat kecil yang mudah kena suap. Belum lagi kejahatan-kejahatan lainnya yang berkembang dengan cepatnya seperti Narkoba dengan melibatkan para narapidana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan serta melibatkan pejabat dan aparatur negara, sehingga negara menjadi status darurat narkoba. Situasi ini tentu membuat kita menjadi prihatin, dan bertanya-tanya, mengapa hidup dengan benar saja kok susah? Kadang ada yang protes, mengapa orang yang berbuat jahat hidupnya terlihat tenang dan berlimpah? Sedangkan orang yang baik dan jujur hidupnya susah dan tidak berkembang? Ketika melihat ketidakadilanpun kita hanya bisa marah dan geregetan serta mengeluh, mengapa situasi ini dibiarkan terus terjadi? Jemaat yang dikasihi Tuhan. Situasi seperti ini ternyata juga dialami oleh nabi Habakuk yang hidup dan bernubuat pada zaman pemerintahan Yoyakim( Th 608597 SM). Situasi zaman ini penuh dengan kekerasan, ketidakadilan yang parah dan ketiadaan hukum diantara umat Allah. Dalam Habakuk 1:6 disebut orang Kasdim. Orang Kasdim ini dapat 62 disamakan dengan bangsa Babel. Nabi Habakuk menyaksikan munculnya kuasa Babel (sejak tahun 625 SM) di Timur Tengah Kuno. Raja Yoyakim pernah membayar upeti kepada Babel, tetapi kemudian menghentikan pembayaran itu. Akibatnya ialah bahwa Yerusalem dikepung pada tahun 597 oleh raja Nebukadnesar. Masa pemerintahan Yoyakim ini digambarkan oleh Habakuk sebagai zaman yang penuh dengan ketidakadilan. Ketidakadilan ini semakin bertambah banyak ketika bangsa Babel bertindak dan menguasai Yehuda.. Habakuk mengeluh bahwa Tuhan tidak bertindak cepat untuk menghentikan kekejaman dan ketidakadilan di Yehuda. Habakuk menjadi lebih bingung lagi ketika Tuhan mengatakan bahwa hukuman terhadap Yehuda akan dilaksanakan oleh pasukan Babel. Bagi Habakuk jalan keluar ini lebih buruk dari pada kejahatan Yehuda, sebab perilaku Babel lebih buruk dibandingkan dengan perilaku orang Yahuda dan para pemimpinnya. Dalam ayat 1-4 dijelaskan bagaimana Habakuk mengeluh dan mengadu kepada Allah akan situasi yang dialaminya. Habakuk berteriak kepada Tuhan, tetapi tidak didengar, Habakuk berseru kepada-Nya tentang penindasan, tetapi tidak ditolong. Habakuk mengeluh dan mempertanyakan sampai kapan harus berteriak dan minta tolong kepada Tuhan. Selain itu Habakuk juga mempertanyakan, mengapa Tuhan memperlihatkan kepadanya kejahatan, sehingga Habakuk memandang kelaliman. Aniaya dan kekerasan ada di hadapannya, perbantahan dan pertikaianpun juga terjadi. Habakuk sedih melihat kejahatan ditengah-tengah umat Allah. Habakuk mengeluhkan tentang ketidakadilan, dimana hukum kehilangan kekuatannya artinya lumpuh, tidak berkekuatan, serta tidak pernah muncul keadilan yang artinya keadilan tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, orang fasik mengepung orang benar, hal inilah yang menyebabkan keadilan muncul terbalik. 63 Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dalam sitausi seperti ini, Habakuk menunggu jawaban Tuhan, Habakuk menggambarkan dirinya sebagai penjaga di menara pengawas yang menantikan-nantikan jawaban Tuhan atas pertanyaan-pertanyaannya. Habakuk sendiri yakin bahwa pertanyaan-pertanyaannya akan segera dijawab oleh Tuhan. Tuhan pun menjawabanya ( 2 : 1-4) bahwa Habakuk akan mendapat penglihatan dari Tuhan dan apa yang dilihat supaya dituliskannya dan diukir pada loh-loh (Loh-loh adalah tanah liat yang biasanya dipakai di Babel), supaya orang dengan sambil lalu dapat membacanya, maksudnya agar dapat segera dan mudah dibaca oleh siapa saja yang melihatnya. Karena penglihatan yang akan terima masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. Hal ini mau menunjukkan bahwa Allah akan bertindak pada saat yang tepat. Tuhan berfirman kepada Habakuk bahwa orang yang membusungkan dada, sesungguhnya tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Yang dimaksudkan orang yang membusungkan dada di sini mungkin orang Babel yang mendewakan kekuatannya sendiri. Namun bisa jadi menunjuk pada mereka yang lebih menyombongkan kemampuan, kekuasaan atau kekayaannya sendiri, daripada mempercayai Allah. Sedangkan orang benar akan hidup oleh percayanya. Percaya kepada Tuhan adalah gambaran kerendahhatian, mau dituntun dan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Dalam Alkitab bahasa sehari-sehari, berbunyi, ” Dan ingatlah : Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya kepada Allah.” Dan inilah sebenarnya yang menjadi inti dari Firman Tuhan yang disampaikan kepada Habakuk pada pasal ini, untuk menyikapi apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi serta apa yang 64 harus dilakukan oleh umat Yehuda. “Sesungguhnya orang yang membusungkan dada tidak lurus hatinya, orang benar akan hidup oleh percayanya” Jemaat yang mengasihi Tuhan. Ketika kita melihat dan menghadapi situasi yang penuh dengan kejahatan di mana ketidakadilan, penindasan, penganiayaan, korupsi sering terjadi. Orang menyebutnya sebagai zaman Edan. Sebagai orang beriman kita harus tetap percaya kepada Allah, bahwa Allahpun pasti juga akan bertindak, dalam arti Tuhan tidak akan membiarkan orang yang sombong ataupun membusungkan dada (jahat) yang hidupnya tidak benar selalu beria-ria, tetapi pasti ada saatnya nanti akan jatuh. Hal ini juga sudah mulai terjadi di mana kasus-kasus korupsi sudah banyak yang diungkap dan ditangkap, orang yang berbuat jahat tidak akan tenang karena selalu berhadapan dengan hukum yang mulai ditegakkan. Demikian juga dengan orang yang beriman. Dalam situasi yang sulit, terus berusaha hidup benar dengan senantiasa percaya kepada Tuhan pasti akan hidup. Dalam arti Tuhan akan menuntun dan menolong umatNya yang rendah hati dan percaya kepadaNya. Walaupun jaman ini adalah jaman Edan, kalau tidak ngedan pasti masih komanan ( mendapat bagian ) dan itu adalah pemberian Tuhan. Untuk itu mari kita menjadi pribadi-pribadi yang tidak sombong, menjadi pribadi yang tidak membusungkan dada, meskipun kita punya kekuatan, baik harta kekayaan, jabatan, kedudukan, mari kita tetap rendah hati dengan mengandalkan Tuhan serta tetap beriman kepadaNya sehingga sebagai orang yang benar kita dapat bertahan hidup karena iman kepada Tuhan yang menuntun pada kehidupan. Kitapun juga tidak perlu rendah diri ketika kita tidak punya sesuatu, jangan iri hati kepada mereka yang berlimpah dengan hasil kejahatannya, yakinlah bahwa ketika kita hidup benar dengan iman kepada Tuhan, kitapun akan diberkati olehNya, sehingga kita tidak tergoda untuk melakukan apa yang jahat dihadapan Tuhan dan sesama. “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh 65 percayanya”. ” Dan ingatlah : Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya kepada Allah.” Tuhan memberkati. Amin. (JN) 66 RANCANGAN KOTBAH Minggu, 13 November 2016 Minggu Trinitas XXVI: Warna Liturgi Hijau BACAAN: Lukas 21:5-19 “ HAMBA YANG WASPADA DAN BERTAHAN “ A. PENGANTAR Sekitar tahun 30-an Masehi, Yesus menubuatkan kehancuran bait Allah. Ketika banyak orang mengagumi kemegahan bait Allah, Yesus justru membicarakan kehancurannya. Pada masa itu situasi hidup akan semakin sulit. Kelaparan dan penyakit semakin merajalela. Perang semakin meluas. Pengikut Kristus akan berhadapan dengan rangkaian penderitaan hidup. B. PENJELASAN TEKS 1. Bait Allah bagi orang Israel adalah ‘pusat dunia’ dan mikrokosmos ( dunia kecil-nya ) kehidupan umat percaya. Bait Allah merupakan tempat paling puncak kehidupan beriman, pengetahuan dan peradaban bisa dialami. Tak heran jika para murid waktu itu begitu mengagumi keindahannya. 2. Penggunaan istilah guru dilekatkan pada orang yang memberikan pencerahan batin dan perombakan karakter serta moralitas. Agak sedikit berbeda dengan peran Nabinabi yang banyak berkonsentrasi pada perombakan tatanan sosial (reformasi dan revolusi), baik secara politis,ekonomis maupun budaya. Jika Yesus disebut dengan gelar Guru maka hal itu memperlihatkan bahwa apa yang dikatakan oleh Yesus lebih merupakan tantangan spiritual bagi para murid daripada sebuah ungkapan nubuat atau kalimat eskatologis ( nubuat akhir jaman ) tentang bait Allah. Tantangan spiritual untuk memaknai ulang apa yang disebut dengan Bait Allah itu. 67 3. ”Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan”, merupakan nasihat umum seorang guru spiritual, untuk mengingatkan orang tentang pentingnya keteguhan hati dan ketaatan iman terhadap Allah. Dalam perikop ini kalimat itu digunakan Yesus agar para murid memiliki keteguhan hati dan ketaatan iman melebihi dan melampaui segala peristiwa dasyat yang biasa dan bisa terus terjadi dalam hidup manusia di dunia ini yaitu, pertikaian, kekerasan, perang, penindasan, gempa dan bencana alam,wabah penyakit, bahkan kelaparan . 4. Oleh Lembaga Alkitab perikop ini diberi judul “Permulaan Penderitaan”, jika dihubungkan dengan peran Guru di atas (point 2) nampaknya pemberiaan judul ini hendak menegaskan bahwa para murid akan mendapatkan tantangan dasyat melalui peristiwa-peristiwa hidup dan pengalaman kejadian-kejadian alam. Jika pada saat peristiwa-peristiwa itu datang dan iman mereka goyah, maka mereka tidak akan mempunyai hidup. Tapi sebaliknya, jika mereka mampu melihat peristiwa dasyat yang besar namun tetap bertahan (ay.19) maka mereka akan memperoleh hidup. C. KONTEKS MASA KINI 1. Karena peristiwa-peristiwa seperti yang digambarkan dalam perikop bacaan sepanjang sejarah peradaban manusia terus terjadi maka dengan sendirinya muncul tawaran-tawaran yang semakin hari semakin menggiurkan agar orang melarikan diri dari penderitaan tersebut. a. Bayangan ketakutan terhadap perang, negara-negara berusaha membuat senjata pembunuh semakin canggih (Bom atom, rudal, bom biologi, dll). 68 b. Ada orang yang takut diperlakukan tidak adil dan dianggap pengecut maka orang melakukan terror bom dan ancaman-ancaman mengerikan. c. Ada orang yang takut pada kelaparan orang menumpuk uang sebanyak-banyaknya. d. Ada orang yang takut tidak sehat dan bugar maka menjadi sangat konsumtif terhadap obat-obatan dan terapi-terapi pengobatan yang konon walaupun semakin mahal malah semakin laris. Semakin orang melarikan diri dari penderitaan semakin banyak penderitaan baru muncul dengan wajah yang semakin bervariasi. 2. Tawaran untuk melarikan diri dari penderitaan itu juga menimpa dan menggoyahkan iman dan keteguhan hati rakyat kecil yang dari dulunya diakui memiliki kekuatan kerukunan dan kearifannya terhadap lingkungan hidup; a. Takut hasil panennya kecil, tanah diberi pupuk kimia dan pestisida sebanyak-banyaknya yang dapat merusak lingkungan. b. Takut pada hantu, maka pohon-pohon perindang justru ditebang karena dianggap keramat. c. Takut ketinggalan jaman, sapi dan kerbau dijual untuk membeli motor atau mobil. Tanah tidak lagi dihormati sebagai “Ibu Pertiwi” yang menjadi sumber hidup yang lestari. Tanah hanya dijadikan barang komoditi ( barang dagangan ) dan dijadikan alat pemuas keinginan manusia. Hukum yang berlaku umum adalah; banyak uang banyak tanah, sementara itu para petani dan buruh tani yang terus membangun dirinya dan tekun menjaga agar tanah tetap sebagai sumber kehidupan semakin dipojokkan. 69 3. Semakin hari orang tidak hanya disesatkan oleh gaya hidup hedonis (mengejar kenikmatan duniawi), mengejar kesejahteraan tanpa keadilan terhadap alam, dan lahirnya sistem ekonomi yang berpihak pada yang kuat. Dengan demikian orang tidak hanya semakin kehilangan kualitas hidupnya, namun juga kehilangan relasinya dengan orang lain dan alam, bahkan kehilangan makna hidupnya dihadapan Allah. D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pendahuluan . Ceritakan kepada jemaat tentang orang-orang yang dengan berani mampu memanfaatkan penderitaannya sebagai kekuatan dan semangat yang luar biasa dalam hidupnya. Isi: Perlihatkan kepada jemaat bagaimana Yesus berperan sebagai Guru spiritual (lih.Penjelasan Teks) yang bisa memanfaatkan tiap peristiwa yang dihadapi bersama murid-murid sebagai proses belajar dan memaknai untuk memperoleh pencerahan dan kewaspadaan yang terus menerus, bisa jadi proses belajar itu justru membawa manusia pada penderitaan baru.(Lih.Konteks masa kini). Penutup Yakinkan jemaat bahwa Yesus mengajari para murid agar para murid tetap waspada terhadap segala gejala perubahan yang terjadi di dunia ini. Memang akan membawa penderitaan, tetapi dengan menghadapinya dan memanfaatkannya sebagai pembelajaran untuk memperoleh pencerahan para murid dan kita semua akan memperoleh hidup. 70 E. Liturgi: Nats Pembimbing BA&PHB Ayat persembahan Daftar Nyanyian 1.KJ.19:1,5 2.KJ.378: 1,2 3.KJ.:441: 1-3 4.KJ.:56: 1 5.KJ.:369a: 1,2 6.KJ.:417: 1,7,8 : Ratapan 5:1 : Amos 9:13-15 : Mazmur 95:1-5 F. Contoh khotbah jadi Jemaat yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus, Ada ungkapan bijak mengatakan,” Dalam kehidupan ini, kita tidak dapat selalu mengendalikan peristiwa yang akan terjadi dalam hidup kita, tetapi kita bisa selalu mengendalikan apa respon kita setelah peristiwa itu terjadi dalam hidup kita.” Ungkapan ini ingin menjelaskan bahwa sedikit sekali peluang bagi manusia untuk mengendalikan sebuah peristiwa yang akan terjadi dalam hidupnya, namun manusia berpeluang besar untuk mengendalikan apa responnya setelah peristiwa itu terjadi. Seperti kisah berikut ini. Fanny Crosby yang buta sejak kecil, suatu saat mendapat perhatian dari seorang pengkotbah yang mengatakan,” sayang sekali engkau tidak dapat melihat padahal Tuhan memberikan kepadamu begitu banyak karunia.” Namun Fanny menjawab, jika pada saat lahir aku bisa minta satu permohonan, maka aku ingin dilahirkan sebagai seorang yang buta saja. Sang pengkhotbah terkejut dan bertanya kenapa? Karena dalam kebutaan ini saya dapat melihat wajah Tuhan yang sangat baik bagi saya. Dalam kebutaannya Fanny telah menciptakan 8000 lagu rohani salah satu lagunya adalah “ Blessed Assurance” (Ku Berbahagia, Kj. 392). 71 Saudara, saudari yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus, Tidak ada satu orangpun yang ingin lahir ke dunia ini dengan kekurangan secara fisik (buta). Bahkan kalaupun hal itu terjadi pada sebagian orang, ini adalah bencana, karena merasa tidak punya harapan masa depan. Namun jika kita melihat kisah tadi ternyata mata yang buta secara fisik bukanlah sebuah bencana, Fanny Crosby tidak pernah merasa menyesal dengan keberadaannya. Bukannya ia tidak bisa menjaga sebelum peristiwa itu terjadi, namun bagaimana ia dapat menerima kekurangan tersebut dan berusaha untuk melakukan segala sesuatu dengan apa yang ia miliki bukan dengan apa yang tidak ia miliki. Dengan segala keterbatasannya ia meraih kesuksesannya dengan menciptakan ribuan lagu. Begitu juga dengan Firman Tuhan saat ini, ketika Yesus berbicara tentang kehancuran Bait Allah, bukanlah Yesus sementara bernubuat atau berbicara tentang kehancuran Bait Allah, tetapi seorang guru yang sementara mengingatkan para murid akan situasi yang akan mereka hadapi yaitu; mereka akan ditangkap, dianiaya, dipenjara dan diserahkan oleh raja-raja dan penguasa-penguasa. Mereka akan dikhianati oleh orang-orang terdekat sekalipun termasuk keluarga dan sahabat-sahabat bahkan akan dibunuh karena mengajarkan tentang ajaran Yesus Kristus (Injil). Saudara, saudari yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus, Bagaimana dengan kita? Mungkin konteks kita tidak semuanya sama dengan konteks para murid pada saat itu, namun nasihat Yesus berlaku juga bagi kita di saat ini. Bahwa mungkin ada sebagian kecil saudarasaudari kita yang mengalami situasi yang dijelaskan oleh Yesus bahwa untuk menjadi pengikut Kristus mereka harus kehilangan harta benda bahkan kehilangan jiwa orang-orang yang mereka cintai. Namun secara umum kita diperhadapkan dengan berbagai persoalan seperti; rusaknya moralitas manusia karena hal-hal kecil. Seorang anak SD sanggup membunuh teman sekolahnya hanya karena meminta uang dan tidak 72 diberi. Hanya karena tersinggung atas ucapan, perilaku orang saling membunuh bahkan suami tega membunuh istri yang katanya dicintai dan disayangi. Terjadi peperangan diberbagai belahan dunia, terjadi terror di mana-mana, terjadi bencana alam dan berbagai musibah, Musim yang sulit untuk diprediksi, bahkan terkadang musim kemarau begitu panjang sehingga bermunculan titik api yang mengakibatkan udara dipenuhi dengan asap yang tidak saja dirasakan di wilayah tersebut namun sampai ke negara-negara tetangga. Terjadi pemutusan hubungan kerja, bahkan sulitnya mencari pekerjaan yang baru dan kalaupun bekerja bahkan dari pagi sampai malam terkadang sulit untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Apa yang harus kita lakukan sebagai umat Tuhan pada saat ini? Pertama. Kita diingatkan untuk tetap waspada. Bahwa dalam menghadapi situasi-situasi yang sulit, akan banyak tawaran yang menggiurkan yang dapat membuat kita terlena dengan iman kita kepada Tuhan. Bahwa tidak tertutup kemungkinan orang-orang yang mencari keuntungan pribadi dari setiap peristiwa yang terjadi dengan mengatasnamakan “nabi-nabi” masa kini. kedua. Salah satu respons penting yang diajarkan oleh Yesus dalam menanggapi krisis hidup ini adalah bertahan (Yunani:hupomone). Bertahan tidak berarti pasrah atau menerima keadaan begitu saja. Bertahan berarti kita tidak perlu meninggalkan iman dan kesetiaan kepada Tuhan. Kita tetap setia kepada Tuhan dan terus berusaha dengan apa yang ada pada kita. Ketika kita tetap bertahan, maka kita akan memperoleh hidup. Selamat menjalani hidup ini, tetap waspada dan hadapilah setiap persoalan dengan selalu meminta kekuatan kepada Tuhan melalui doa dan tetap bertahan dalam iman serta berpengharapan kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati, Amin. (TJT) 73 RANCANGAN KHOTBAH, 20 NOPEMBER 2016 Minggu Trinitas XXVII (KRISTUS RAJA); Warna Liturgi : Putih Bacaan Khotbah: Yeremia 23 : 1-11 “MENJADI GEMBALA YANG BAIK” Tujuan: 1. Agar umat Allah mengerti karakteristik dari Yesus Kristus, Raja Surgawi Sejati. 3. Agar umat Allah menghormati kemahakuasaan Allah. A. LATAR BELAKANG TEKS Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan nubuat kehancuran Yerusalem. Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba. Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang 74 Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM. B. PENJELASAN TEKS YEREMIA 23:1-11 Yang menjadi obyek dari pesan Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yeremia ini adalah para raja, para imam dan para nabi resmi di bait Allah, baik dari Kerajaan Yehuda maupun Israel Utara, yang dianggap sudah gagal mempresentasikan kepemimpinan Tuhan dalam kedudukan mereka sebagai pemimpin utama umat Allah. Mereka harus bertanggungjawab sepenuhnya atas kebobrokan - baik dalam bidang agama maupun dalam bidang moral – umat, sehingga akhirnya Tuhan menghukum mereka dengan membiarkan bangsa-bangsa asing menjarah dan menjajah (Asyur untuk Israel Utara – 722 sM. Dan kemudian Babel untuk Yehuda pada tahun 586 sM). Mereka terbuang dari tanah air mereka sendiri, dan seluruh jati diri mereka benar-benar tercabut (tanah perjanjian hilang, Yerusalem dengan Bait Sucinya dihancurkan). Seharusnya para Raja Israel dan Yehuda menghadirkan kegembalaan Tuhan atas umatNya, yaitu memimpin dengan bijaksana (Ibr. Sakal – berbuat sesuatu dengan hati-hati dan bijaksana), serta melakukan keadilan dan kebenaran (Ibr. Asyah mispath utsedaqah): tiga karakter luhur dari Tuhan sendiri yang semuanya ditujukan untuk kesejahteraan umat, bahkan untuk bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Sikap para raja yang tidak memedulikan nasib bangsanya, dan yang hanya berjuang untuk kepentingan keluarga dan dinastinya sendiri, serta tidak bisa menjadi teladan untuk hidup beriman yang baik, itu membuat Tuhan marah dan bertindak tegas. Secara harfiah bunyi 23:2 adalah: “Aku 75 datang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat atas kamu!” Nada murka Tuhan atas dosa yang sudah dilakukan oleh raja-raja, imamimam dan nabi-nabi resmi itu tampak disini. Maka penghancuran kerajaan Yehuda dan Israel Utara serta penyerakan umat ke pembuangan menjadi realisasi murka Allah tersebut. Isu ‘keadilan’ menjadi isu yang paling banyak diangkat oleh para nabi pra-pembuangan (Hosea, Amos, Mikha, Yesaya dan Yeremia) karena memang ketidakadilan menjadi penyakit kronis yang menggerogoti kesehatan umat Allah. Perlakuan diskriminatif antara yang kaya dan yang miskin terjadi di tempat di mana keadilan dipertaruhkan, yakni pengadilan (Yes. 5:7, 11:4; Yer. 5:1, 7:5; 12:1; Yeh 33:14; Am. 5:15, 24; Mi. 3:1). Para hakim – pejabat yang menjadi garda keadilan – justru membela yang kaya dan mengalahkan yang miskin meskipun yang bersalah adalah yang kaya. Ketidakadilan juga mewujud dalam dunia perekonomian ketika orang yang memiliki modal berkolusi dengan para pejabat yang memegang kuasa memegang monopoli praktik ekonomi, sementara rakyat jelata semakin terpuruk tidak berdaya. Mestinya raja – sebagai orang pilihan Tuhan – menjamin keadilan. Tetapi disini rupanya hal itu tidak terjadi. Karena itu, Tuhan sendiri yang akan menjadi Raja atas umatNya, dengan mengembalikan mereka dari pembuangan. Tuhan akan membawa mereka ke situasi pemulihan, dimana perkara yang gagal dilaksanakan oleh para raja Israel maupun Yehuda akan terlaksana oleh para pemimpin yang dipilih sendiri oleh Tuhan atas dasar perjanjian dengan Daud. KONTEKS MASA KINI C. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH Pembukaan Pengkotbah dapat mengawali kotbah dengan menyampaikan sebuah kosa kata baru yang menjadi populer sejak Jokowi dan Ahok terpilih 76 menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2012-2017, yaitu kata ‘blusukan’ dan menjelaskan maksudnya. Isi Minggu ini adalah Minggu Kristus Raja, yang mengakhiri rangkaian Minggu Biasa (sesudah pentakosta) dan menghantar umat memasuki Minggu-minggu Adven. Kita mengisi persiapan untuk memasuki Masa Adven, selain bersiap-siap untuk natalan dengan melakukan mawas diri atau introspeksi untuk sampai pada kesadaran bahwa kita berdosa dan sudah sepantasnya berharap pada belas kasih Sang Raja. Penutup Khotbah diakhiri dengan memberi respons yang positif atas pengungkapan hakikat Kristus Raja, dengan cara yang berbeda dari cara dunia memandang raja., dilakukan dengan menyadari bahwa gereja adalah “imamat yang rajawi”, yang menjadi pengantara antara dunia ini dengan sorga (1Ptr. 2:9). D. Liturgi : Nas Pembimbing Berita Anugerah Ayat Persembahan : Mazmur 95:56 : Yesaya 1:18 : 1 Petrus 2:5 Nyanyian 1. KJ. 14 2. KJ. 64 3. KJ. 285 4. KJ. 415 5. KJ. 357 6. KJ. 400 77 E. CONTOH KOTBAH JADI Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Bahasa Indonesia mendapatkan sebuah kosa kata baru yang tidak asing lagi di telinga kita ketika Jokowi dan Ahok (demikian panggilan akrab mereka) terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI pada tahun 2012 yang lalu. Kosa kata baru itu adalah ‘blusukan’, yaitu mendatangi tempat-tempat kumuh dan lokasi tempat rakyat jelata tinggal, yang selama ini tidak pernah dikunjungi oleh para pejabat pemerintahan. Tentunya tindakan blusukan ini membuat gerah dan risih banyak pejabat tinggi negara serta membuat para pejabat gubernuran akan menjadi kelabakan. Tetapi, ‘blusukan’ ini bukan menjadi cara untuk mereka menaikkan citra diri pribadi. Bagi Jokowi, seorang pemimpin negara (memang) sudah seharusnya berlaku demikian. Dengan ‘blusukan’, pak Gurbernur dan pak wakil gubernur bisa merasakan langsung denyut nadi kehidupan rakyatnya, sekaligus berada di sana untuk mendengar aspirasi mereka. Dalam hal ini, Jokowi dan Ahok menjalankan prinsip Injil, yakni ‘servant leader’ – pemimpin yang melayani. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Minggu terakhir Masa Biasa (sesudah Pentakosta) - satu minggu sebelum Minggu Adven Pertama setiap tahun – disebut sebagai Minggu Kristus Raja. Ketika kita menempatkan Minggu Kristus Raja terhubung dengan Masa Biasa yang mendahuluinya, maka berita pada Minggu Kristus Raja seolah menjadi penyimpul bahwa dalam kehidupan konkret umat Kristiani, Tuhan Yesus Kristus sudah menyatakan karyaNya yang konkret sebagai Raja Imam yang diutus oleh BapaNya bagi seluruh umat manusia. Pada sisi yang lain Minggu Kristus Raja mendahului mingu-minggu Adven. Hal ini hendak mengingatkan bahwa Sosok yang akan diperingati pada Masa Raya Natal, yang sekaligus kita nantikan kedatanganNya kembali, adalah Sosok Raja Sorgawi. Pada peringatan Natal memang Yesus datang dalam wujud seorang bayi. Tetapi, harap dimengerti bahwa 78 meskipuin wujudNya seorang bayi, pada dasarnya Ia adalah seorang Raja Sorgawi. Karena itu Jangan main-main! Kembali kepada teks kita hari ini, Yeremia melaksanakan tugasnya di Kerajaan Israel Selatan (Yehuda) dari masa Raja Yosia sampai masa akhir kehancuran Yerusalem dan juga Bait Suci (626-586 SM). Sering dikatakan bahwa Yeremia adalah nabi peratap karena perjuangannya “berbicara kepada orang yang tuli”. Nubuatan yang disampaikannya mendapatkan penolakan dan kebencian dari para Imam, Raja bahkan sebahagian besar orang Yehuda. Dalam nas ini dijelaskan juga bagaimana nubuatan yang disampaikan oleh Yeremia tentang murka Tuhan kepada para pemimpin sebagai gembala di Israel yang tidak lagi menjalankan fungsi dan tanggungjawabnya sebagai gembala yang baik, tetapi sebaliknya justru menyesatkan orang-orang Israel. Namun, dalam kemarahan Tuhan atas sikap pemimpin Israel tersebut, nubuatan Tuhan datang untuk menyatakan bahwa akan datang masanya kedatangan Raja Kebenaran dan keadilan yang disebut sebagai “Tuhan keadilan kita”. Yang akan mengumpulkan kawanan domba yang tercerai berai. Yang menjadi gembala adalah Tuhan sendiri, yang akan membuat domba-domba tersebut berkembang biak, tidak lagi ketakutan, terkejut bahkan hilang seorangpun dari antara mereka. Nama yang diberikan “Tuhan keadilan kita”, mengungkapkan bagaimana keadilan yang dimaksud bukanlah berdasarkan keadilan dunia, ataupun keadilan yang dibuat oleh manusia, namun berdasarkan keadilan Tuhan. Itulah keadilan yang dinyatakan oleh Allah dalam dunia ini. Sebagai tanda nyata bahwa keadilan Tuhan yang dijanjikan itu, adalah melalui Yesus Kristus. Dalam kematian dan kebangkitanNya telah nyata keadilan Tuhan ditengah-tengah dunia diantara manusia, bahwa Dialah gembala yang baik. Tuhan Yesus mengatakan: “Akulah gembala yang baik, 79 Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombaNya” (Yoh. 10:11). Sehingga sekarang kita dapat mengetahui bahwa ada satu Gembala yang baik dalam hidup kita sampai saat ini. Gembala yang seperti itulah yang menyatakan keadilan dan kebenaran dalam kehidupan kita. Keadilan dan kebenaranNya bukanlah seperti pemimpin Yehuda yang membawa kepada kehancuran. Tetapi keadilan Tuhan adalah kasihNya yang besar supaya kita tidak jatuh ke dalam kehancuran, tetapi menuju keselamatan. Dan Tuhan akan mengumpulkan orang-orang yang mau diselamatkan dibawah perlindungan kebenaran dan keadilanNya. Dari fakta sejarah pelayanan Yeremia, memperlihatkan kepada kita situasi yang terjadi di Yehuda yakni terjadinya kemerosotan rohani, peribadahan yang hanya formalitas belaka tanpa adanya pembaharuan sikap, hanya ingin mengejar kenikmatan duniawi. Segala usaha dilakukan untuk mencapai keinginan duniawi, sehingga umat Israel semakin lama semakin jatuh ke dosa yang besar. Dapat dikatakan bahwa sikap yang seperti ini sudah masuk kesemua lini kehidupan rakyat, kerajaan dan juga para imam. Sehingga melihat kondisi seperti ini, Tuhan murka kepada pemimpin Israel yang tidak lagi mampu memimpin umat untuk hidup dalam kebenaran Tuhan, justru semua lapisan masyarakat berlomba-lomba menuju kepada kehancuran. Saudara-saudara yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Dalam setiap konteks kehidupan, selalu kita akan diperhadapkan dalam pengambilan keputusan, mulai dari konteks kehidupan yang sederhana sampai yang terasa memberatkan. Dalam kehidupan kita ada kebenaran dan keadilan yang dirancang oleh dunia yang tercemar oleh kuasa dosa, dan ada kebenaran dan keadilan yang berasal dari Tuhan. Namun dalam hal pengambilan keputusan dalam bertindak terkadang kita bisa salah dalam memutuskan ketika kita menimbang berdasarkan kebenaran dan keadilan berdasarkan pikiran dan perasaan kita saja. Terkadang kita akan bertindak hanya berdasarkan keinginan hati tanpa memikirkan apakah 80 hal itu berkenan kepada Tuhan atau tidak. Maka semakin lama kita akan memiliki sikap yang diperlihatkan umat Israel, yang penting dapat yang diinginkan tanpa perduli apakah hal itu benar atau salah dihadapan Tuhan. Hanya ada satu kebenaran dan keadilan yang sejati yakni Yesus Kristus. Yang menjadi penuntun dan petunjuk kehidupan kita hanyalah firman Tuhan. Apapun konteks kehidupan yang sedang kita lalui, dasar kebenaran dan kekuatan kita hanyalah Tuhan sendiri. Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Siapa yang menjadi gembala ataupun pemimpin dalam hidup kita akan menentukan keputusan akan sikap dan tindakan yang akan kita tempuh. Jika Tuhan Yesus mengatakan “Akulah gembala yang baik”, maukah kita digembalakan oleh Tuhan? Maukah kita sepenuhnya, baik pikiran, hati dan tindakan kita digembalakan oleh Tuhan? Yang memberikan diri digembalakan oleh Tuhan akan bertindak sesuai dengan keinginan Tuhan dan bukan keinginan hatinya. Semakin kita terbiasa memutuskan sikap berdasarkan kebenaran keadilan duniawi maka semakin lama kita akan menganggap firman Tuhan sebagai angin lalu. Firman Tuhan bagi kita saat ini hendak mengingatkan kita siapa sesungguhnya yang menjadi gembala atas kehidupan kita, jika kita mengatakan Tuhan, maka FirmanNyalah yang menjadi dasar perbuatan kita. Amin. (YFH) 81 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 27 NOPEMBER 2016 MINGGU ADVENT I; WARNA LITURGI UNGU BACAAN: ROMA 13 : 11 – 14 “ KESELAMATAN MAKIN DEKAT KEPADA KITA” Tujuan : 1. Jemaat menyadari akan perlunya kita mengerjakan karya keselamatan Tuhan 2. Jemaat menerapkan pola hidup sehat rohani 3. Jemaat mau terlibat di dalam karya penyelamatan A. Latarbelakang teks Surat Roma merupakan tulisan Rasul Paulus kepada orang Kristen Yahudi dan bukan Yahudi di Roma. Paulus mengirim suratnya kepada mereka karena sebelumnya Paulus pernah berjumpa dengan Akwila dan Priskila (suami-isteri) dari Roma. Paulus berjumpa dan bekerja sama dengan Akwila dan Priskila di Korintus dan Efesus sebagai tukang kemah (Kisah Para Rasul 18:1-3, Roma 16:3, I Korintus 16:19). Akwila dan Priskila pergi dari Roma karena saat itu di Roma mengalami pertikaian hebat antara orang Yahudi dan kelompok baru pengikut Yesus Kristus. Maka, kaisar Romawi, Klaudius mengusir orang-orang Kristen itu keluar dari Roma ( Kisah Para Rasul 18:2). Tetapi, setelah keadaan Roma kondusif (normal kembali), Akwila dan Priskila kembali ke Roma. Melalui perjumpaan inilah, maka Paulus dapat mengenal dan mengirim suratnya untuk jemaat di Roma. Tulisan Paulus tersebut berisi tentang Injil sebagai jalan Allah yang penuh kuasa untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan menerima mereka sebagai umatNya. Di dalam lingkungan orang Kristen Yahudi dan bukan Yahudi yang ada di Roma mengalami pergumulan yang menegangkan. Pergumulan mereka berisi tentang bagaimana manusia “dibenarkan”, diterima oleh Allah dan 82 bagaimana para pangikut Kristus seharusnya hidup. Bagi orang Kristen Yahudi di Roma dan di Yerusalem tetap menaati hukum Taurat. Tetapi orang Kristen bukan Yahudi tidak menaatinya. Kalau demikian, siapa yang benar ? Apa fungsi hukum Taurat bagi orang Kristen bukan Yahudi. Dimana tempat khas umat Israel dalam rencana Allah, sementara Injil juga dibagikan kepada bangsa lain. Dalam suratnya ini, Rasul Paulus dengan berani dan tegas menyatakan bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (1:16). Rasul Paulus juga menyatakan bahwa Injil di dasarkan pada janji Allah kepada Abraham nenek moyang umat Israel, yang imannya dibenarkan oleh Allah (4:13). Hukum Taurat yang diberikan kepada Musa dan umat Israel menunjukkan bagaimana umat Allah harus hidup. Selanjutnya Allah juga mengutus Yesus Kristus untuk menebus dosa agar manusia dibenarkan oleh Allah karena imannya (3:2136). B. Penjelasan Teks Ayat 11 – 12 : kata-kata : “bangun dari tidur” maksudnya supaya jemaat tidak lengah dan selalu berjaga-jaga. Kata-kata sudah jauh malam, telah hampir siang artinya, Yesus akan segera datang. Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat bahwa waktu Tuhan datang untuk memerintah sudah semakin dekat karena itu mereka harus selalu berjaga-jaga. Ayat 13-14 Merupakan ajakan Rasul Paulus untuk hidup pada siang atau hidup dalam terang. Ciri-ciri hidup saat siang atau terang adalah sopan, tidak dalam pesta pora dan kemabukan, percabulan, hawa nafsu , perselisihan dan iri hati. Paulus menasihatkan agar jemaat dapat hidup dengan mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dengan tidak memuaskan diri dengan segala keinginannya. Dalam hal ini, Paulus mengajak dan 83 menasihatkan agar umat yang sudah dibenarkan dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus dapat hidup di dalam terang. Hidup dalam terang berarti hidup yang menyingkapkan kebenaran Allah (Yes 49:6). Sedangkan hidup dalam kegelapan adalah hidup yang menunjuk pada tempat-tempat kehancuran dan kematian (Mzm 143:3, Yes 5:30) dan mereka yang memberontak melawan Allah (Yoh 8:12). Prilaku jemaat Kristus senantiasa mementingkan dan atau mendahulukan keselamatan bagi semua orang. Keselamatan mencakup keselamatan jasmani dan rohani. C. Konteks masa kini Pada sebagian orang bahkan kita kurang menyadari pola hidup dan dampaknya terhadap kehidupan kita. Kita tidak menyadari bahwa yang mudah dan enak itu belum tentu sehat dan bermanfaat bagi kita. Makanan yang mengandung bahan pengawet, kita pandang sebagai hal yang praktis dan memudahkan kita. Makanan yang mengandung MSG kita rasa sebagai makanan yang enak tanpa mempertimbangkan kesehatan. Obat dan makanan perangsang pertumbuhan ternak, kita pandang sebagai upaya yang cepat dan mudah serta menguntungkan kita. Dalam dunia pertanian, kita cenderung menyukai dengan pupuk kimia dan obat berdosis tinggi/keras. Hal ini tentu berdampak terhadap hasil panen yang berlimpah dan fantastis (luar biasa). Tetapi di dalam hasil pertanian yang kita konsumsi (makan) terdapat zat-zat kimianya. Airpun saat ini, sudah tidak lagi direbus. Tetapi cukup diberi obat sterilisasi saja sudah dapat diminum. Persoalannya adalah apakah makanan tersebut menyehatkan atau menyelamatkan kita ? Makanan tersebut memang mudah untuk mendapatkannya dan mengenyangkan kita. Tetapi sekaligus mencelakakan kesehatan kita. Munculnya banyak penyakit disebabkan oleh makanan dan minuman serta udara yang sarat 84 dengan racun dan bahan kimia. Kalau hal ini terus berlanjut, apa makna keselamatan yang sebenarnya bagi kita ? D. Saran penyusunan kotbah 1. Pendahuluan Dalam bagian pendahuluan ini, pengkotbah memulainya dengan membahas kata –berkarya-. Caranya adalah dengan menjawab pertanyaan : Apa itu berkarya ? Berkarya dalam hal apa ? Mengapa berkarya ? 2. Apa kata Firman Tuhan Pengkotbah mengupas kembali bagian latarbelakang teks seperlunya. Pengkotbah mengupas kembali bagian penjelasan teks tentang Tuhan Yesus yang memerintah dan menyelamatkan umatNya. Pengkotbah menjelaskan tentang “siang” sebagai tanggapan bahwa Tuhan Yesus memberi contoh agar kita juga dapat berkarya untuk menjadi pelaku keselamatan. Pengkotbah menjelaskan konteks masa kini tentang keterikatan pada kebiasaan-kebiasaan yang mencelakakan dan membelenggu seputar makanan yang berbahaya. 3. Apa yang perlu kita lakukan Pengkotbah menegaskan bahwa Tuhan Yesus sudah berkarya untuk menyelamatkan kita umatNya. Oleh sebab itu, kita juga dipanggil untuk berkarya untuk “keselamatan” bagi sesama yang terbelenggu oleh kebiasaan yang buruk. E. Liturgi Nyanyian Pembukaan Nat Pembimbing Nyanyian Jemaat : KJ 01 : Mazmur 122:6-9 : KJ 395 85 Berita Anugerah Nyanyian Peneguhan Nyanyian Responsoria Nats Persembahan Nyanyian Persembahan Nyanyian Penutup : Roma 1-16-17 : KJ 402 : KJ 424 : Yohanes 10:17 : KJ 289 : KJ 426 F. Contoh kotbah Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kita sering mendengar kata “berkarya”. Kata “Berkarya” artinya melakukan suatu kegiatan positif, yang menghasilkan suatu karya, baik barang atau jasa. Ada beberapa contoh berkarya, misalnya : bertani, berdagang, bekerja sebagai karyawan, melukis, menyanyi, membuat software, dan lain-lain. Salah satu alasan mengapa orang berkarya adalah karena ia mempunyai kebutuhan, baik itu kebutuhan untuk menyalurkan ekspresinya, perasaan dan pikirannya, maupun kebutuhan akan materi atau uang dari hasil karyanya itu. Manusia butuh mengisi aktivitas kehidupan dan membutuhkan uang. Semua kebutuhan ini dipergunakan untuk melangsungkan hidup dan kehidupan dengan selamat dan sejahtera. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma memberi kesaksian bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani (1:16). Rasul Paulus juga menyatakan bahwa Injil di dasarkan pada janji Allah kepada Abraham nenek moyang umat Israel, yang imannya dibenarkan oleh Allah (4:13). Hukum Taurat yang diberikan kepada Musa dan umat Israel menunjukkan bagaimana umat Allah harus hidup. Selanjutnya Allah juga 86 mengutus Yesus Kristus untuk menebus dosa agar manusia dibenarkan oleh Allah karena imannya (3:21-36). Kesaksian Rasul Paulus ini menjadi jelas bahwa Tuhan Yesus berkarya karena manusia membutuhkan keselamatan. Hal ini menjadi nyata bahwa hasil karya yang dilakukan oleh Tuhan Yesus adalah keselamatan bagi manusia. Karena keselamatan itu semakin dekat, maka Rasul Paulus menasihati jemaat di Roma untuk menanggalkan perbuatanperbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang. Secara konkrit (nyata) Rasul Paulus menasihatkan supaya jemaat di Roma tidak dalam pesta pora dan kemabukan, tidak dalam percabulan dan hawa nafsu serta perselisihan dan iri hati (ayat 13). Nasihat Rasul Paulus tersebut hendak mengatakan bahwa kita yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus dapat menanggapi karyaNya dengan cara menjadi pelaku-pelaku keselamatan sesuai dengan konteks kita sekarang ini. Bagaimana caranya menjadi pelaku-pelaku keselamatan dalam konteks masa kini? Pertama, menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, misalnya kebohongan, iri hati, kemabukan, korupsi, memecahbelah. Kedua, mengenakan perlengkapan senjata terang, maksudnya menyediakan hati, pikiran dan perasaan untuk dipimpin oleh Tuhan Yesus Kristus. Bila kita dipimpin oleh Kristus, kita akan memperhatikan pola asupan makanan rohani yang kita terima setiap hari. Kita akan senantiasa hidup berjaga-jaga dengan cara membaca, menyelidiki, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan setiap hari, baik melalui Ibadah Minggu, PA Blok, Ibadah Keluarga, Renungan harian pribadi, Komsel, persekutuan doa dan sebagainya. Bila Yesus memimpin pikiran, hati dan perasaan kita, kita juga akan memperhatikan kebutuhan orang lain di sekitar kita 87 yang juga berhak dipenuhi kebutuhan rohaninya untuk mendengar Firman Tuhan, sehingga kita siap sedia mengabarkan Injil. Bapak, Ibu, saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Marilah kita bersama-sama mulai saat ini saling memperhatikan pola hidup rohani yang sehat dengan cara meninggalkan kebiasaan hidup lama yang menuruti kehendak kita sendiri tanpa peduli pada kehendak Tuhan dan tanpa peduli pada orang lain. Karena keselamatan sudah semakin dekat kepada kita. Tuhan Yesus memberkati. (RD) 88 RANCANGAN KOTBAH 04 DESEMBER 2016 MINGGU ADVENT II ;WARNA LITURGI UNGU BACAAN : YESAYA 11 : 1 – 11 “KEADILAN ADALAH JALAN MENUJU PERDAMAIAN” A. Latar Belakang Teks Kitab ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Kitab ini menjadi Kitab nubuatan terpenting dalam Perjanjian Lama yang paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru, yakni 66 kutipan langsung dan 348 kutipan tidak langsung. Seluruhnya dapat dibagi dalam tiga bagian: 1. Pasal 1--39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan TUHAN. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidamidamkan. Pada Pasal 39 dijelaskan bahwa sesudah terlepas dari cengkeraman bangsa Asyur, Yehuda kemudian terancam oleh bangsa Babel. 2. Pasal 40--55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN 89 yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama. 3. Pasal 56--66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia. Isi Peringatan dan janji 1:1--12:6 Hukuman untuk bangsa-bangsa 13:1--23:18 Pengadilan Allah terhadap dunia 24:1--27:13 Peringatan lebih lanjut dan janji 28:1--35:10 Raja Hizkia dari Yehuda dan orang-orang Asyur 36:1--39:8 Pesan penuh janji dan harapan 40:1--55:13 Peringatan dan janji 56:1--66:24 B. Penjelasan Teks Ay 1-5 : kata “tunas” yang keluar dari tunggul Isai merujuk pada akan datangnya Sang Mesias yang akan lahir dari garis keturunan raja Daud anak Isai. Raja Mesias itu akan menghakimi dengan keadilan. Ayat 6 – 9 : adalah suatu keadaan yang akan muncul akibat hadirnya sang Raja Mesias itu. Orang yang saling bermusuhan akan dapat diperdamaikan. Pihak-pihak yang saling berseteru akan hidup berdampingan dalam damai. 90 Ayat 10 – 11 : adalah keadaan di mana Sang Mesias akan memulihkan keadaan bangsa Israel. Dan pemulihan itu akan dilihat oleh banyak bangsa di dunia sehingga mereka akan datang mencari sang Mesias. C. Konteks Masa Kini Sekarang ini banyak sekali terjadi kerusuhan, perang antar suku, konflik antar agama dan berbagai macam masalah sosial lainnya yang terjadi di dalam masyarakat kita. Hal itu ditambah lagi dengan kurangnya penegakan hukum di Indonesia. Namun, di sisi lain, ada suatu yang menyegarkan sejak pemerintahan baru Presiden Joko Widodo. Adanya Revolusi mental yang kemudian merambah di dalam semua aspek politik, ekonomi, sosial budaya. Sementara itu Tuhan Yesus selalu mengutus gereja untuk mewujudkan keadilan di dalam segala aspek kehidupan dan mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat di mana Gereja berada. D. Saran Penyusunan Kotbah 1. Mintalah jemaat untuk dapat menjelaskan ekspresi seseorang yang sedang marah. 2. Mintalah jemaat untuk menyebutkan beberapa hal yang bisa memicu kemarahan dan perseteruan 3. Mintalah jemaat untuk menilai nyaman atau tidak kalau berseteru terus menerus dalam waktu yang lama 4. Ajak jemaat untuk memahami pentingnya mengetahui latar belakang dari semua perseteruan agar bisa menyelesaikannya dengan mudah 5. Ajak jemaat untuk memahami bahwa ketidak adilah adalah penyebab utama dari perseteruan dalam banyak hal di dunia ini. 6. Ajaklah jemaat untuk selalu menciptakan keadilan dan perdamaian 91 E. Liturgi: Ayat Pembimbing : Mazmur 72 : 1 – 5 Berita Anugerah/PHB : Matius 3 : 10 – 12 Persembahan : Roma 15 : 1 – 2 Nyanyian : PKJ 28 : 1 – 3 KJ 33 : 1 – 3 PKJ 128 : 1 – 3 KJ 50a : 1 – 3 PKJ 260 : 1 – 2 PKJ 146 : 1 – 3 KJ 249 : 1 – 2 KJ 346 : 1 – 2 F. Contoh Kotbah KEADILAN ADALAH JALAN MENUJU PERDAMAIAN ( Yesaya 11 : 1 – 11 ) Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Apakah diantara kita ada yang pernah marah? Marah kepada teman misalnya, atau kepada suami, istri, anak-anak, orang tua, pemimpin kita? Coba Bapak Ibu Saudara tirukan ekspresi orang-orang kalau sedang marah itu bagaimana....nah sekarang coba bayangkan kalau kita memperagakan ekspresi marah kita itu di depan kaca, ada yang pernah mencoba memperagakannya di depan kaca atau cermin? Atau coba peragakan ekspresi marah itu di depan kamera ponsel atau HP kita lalu kita rekam dan setelah itu kita lihat ulang. Sudah pernah? Belum pernah? Nah kalau belum pernah nanti di rumah coba peragakan ya. Pasti lucu dan akan membuat kita tertawa sendiri kalau memperhatikan polah tingkat dan tekanan suara kita sendiri saat sedang marah-marah. Itulah 92 kita kalau sedang marah-marah, akan terlihat jelek, konyol, dan menggelikan. Oleh karena itu, tidak perlu lah kita marah ya, kecuali kalau memang keadaan memang menuntut untuk kita marah. Sebab ada perbedaan mendasar antara marah dengan marah-marah. Kalau marah, itu hanya sesekali saja dan tidak terus menerus. Tetapi kalau marahmarah, itu menandakan intensitasnya yang sangat sering marah, mudah marah dan sangat lama baru bisa selesai marahnya, nah itulah yang tidak baik. Lalu Bapak Ibu Saudara sekalian, saya mau bertanya apakah ada di antara kita yang pernah berseteru atau bermusuhan? Dengan siapa kita pernah berseteru dan dengan siapa kita paling sering berseteru atau bermusuhan tersebut? Coba kita ingat baik-baik, kalau kita sedang berseteru dengan seseorang itu, biasanya butuh waktu berapa lama? Satu jam, dua jam? Satu hari, dua hari, atau satu minggu? Atau satu tahun bahkan. Tentu saja semua itu bergantung kepada kita sendiri, kapan kita mulai berseteru dan akan kita bawa kemana perseturuan itu selanjutnya. Akan diakhiri dengan cepat atau akan dilanjutkan terus menerus bahkan sampai cucu cicit dan anak pinak selanjutnya, yang kemudian seringkali disebut dengan “musuh bebuyutan”. Kita mungkin juga bisa mengingatingat, saat kita berseteru itu biasanya apa yang menjadi penyebab utamanya. Apakah penyebab utama perseteruan itu sudah diselesaikan atau belum diselesaikan sehingga masih terus muncul menjadi pemicu perseteruan kita dengan beberapa pihak tertentu? Hal itu perlu untuk kita ingat dan kita selesaikan agar kita bisa hidup berdampingan dalam damai dengan semua orang. TUHAN Allah di dalam Yesus Kristus juga menginginkan kita semua hidup dalam perdamaian dengan semua orang, dengan seluruh ciptaan, dengan TUHAN dan dengan diri kita sendiri. Tetapi itu tadi, seringkali permasalahan utama yang menjadi pemicu perseteruan di antara kita belumlah diselesaikan sampai tuntas. Kalau kita perhatikan dengan sungguh-sungguh maka memang ada banyak sekali masalah pemicu 93 perseteruan dan konflik yang terjadi di sekitar kita. Tetapi dari sekian banyak kemungkinan pemicu perseteruan atau konflik itu, agaknya pemicu yang paling kuat adalah masalah ketidakadilan yang sangat akut atau parah. Di dalam masyarakat kita saat ini, masalah ketidakadilan itu bisa kita lihat dari banyak hal. Dalam lingkup keluarga, misalnya soal pembagian warisan yang bisa adil tetapi juga terkadang merugikan salah satu pihak, pembedaan perlakuan antara anak suluh dengan anak bungsu, pembedaan hak dan tugas laki-laki yang terkadang menyudutkan pihak perempuan sebagai istri dan sebaigainya. Sedangkan, seara sosial ada terjadi pembedaan prioritas kesempatan pendidikan dan pekerjaan bagi laki-laki dan perempuan, adanya pembedaan prioritas layanan kesehatan, adanya pembedaan suku, agama, ras dan golongan, adanya pembedaan prioritas pembangunan bagi suku tertentu dan daerah tertentu di bandingkan suku atau daerah lain dan sebagainya. Semua pembedaan tersebut seringkali diikuti dengan pembedaan perlakuan. Hal itu seringkali kemudian menimbulkan iri hati, percekcokan, permusuhan bahkan perang antar suku dan kerusuhan masal. Dampak selanjutnya dari perseteruan yang sudah berubah menjadi lebih anarkis tadi adalah adanya dendam antar kelompok, yang mungkin untuk sesaat bisa diredam tetapi akan muncul kembali pada suatu saat nanti. Kalau diamati, seharusnya masalah itu tidak perlu terjadi, setidaknya itu bisa dihindari kalau saja keadilan dapat diwujudkan di tengah masyarakat. Kalau saja semua hakim dapat memutuskan setiap perkara dengan adil dan memenuhi aspek dan rasa keadilan di tengah masyarkat maka tentu saja masyarakat akan sangat percaya pada hukum dan tidak akan bertindak main hakim sendiri setiap kali ada masalah. Kalau saja semua aparat pemerintah dan penegak hukum dapat menjadikan Indonesia ini menjadi negeri menjunjung tinggi keadilan, maka pastilah masyarakat akan dapat hidup saling berdampingan dengan damai dan 94 tentram meskipun mereka semua terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras dan golongan dengan tingkat kemajemukan yang sangat tinggi. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Dalam perikop yang kita baca ini, Yesaya menggambarkan suatu keadaan yang sangat tidak lazim yang akan terjadi di kemudian hari sebagai gambaran yang ideal dari suatu masyarakat, yaitu dalam Yesaya 11 : 6 – 9 : “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Cerita tersebut di atas adalah suatu gambaran atau perumpamaan, artinya, suatu saat nanti manusia yang terdiri dari berbagai macam budaya dan karakter yang berbeda-beda bahkan saling bertentangan itu akan bisa hidup berdampingan dengan damai dan tentram. Tentu saja keadaan itu tidak akan terjadi begitu saja tanpa sebab. Yesaya menuliskan bahwa Penyebab utama akan munculnya keadaaan penuh damai sejahtera itu adalah karena munculnya seorang pemimpin, yaitu Mesias, yang akan memimpin dan menggembalakan Umat dengan penuh Keadilan ( Yesaya 11 : 1 – 5 ) : “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. 11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak 95 akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang., Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan, Dari uraian di atas kita tahu bahwa kalau kita ingin hidup berdampingan dengan damai baik di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat adalah dengan cara memperjuangkan dan mewujudkan keadilan bagi semua pihak. Dan kalau kita pemimpin, maka adalah tanggung jawab terbesar kita untuk mewujudkan keadilan itu kepada semua orang yang ada di bawah pimpinan kita atau yang Tuhan percayakan kepada kita. Minggu ini kita sudah memasuki Minggu Adven yang ke-2, itu artinya persiapan perayaan Natal juga pasti sudah mulai kelihatan di tengahtengah jemaat kita masing-masing di seluruh Sinode GKSBS ini. Inilah saatnya bagi kita untuk mempraktikkan pola hidup dan pola kepemimpinan yang membawa keadilan tadi dalam setiap peristiwa di jemaat kita saat ini. Kalau kita dalam memutuskan suatu perkara itu selalu disertai keinginan dan kerinduan untuk memberikan keputusan yang adil dan bijaksana bagi semua pihak, maka pastilah juga kedamaian itu akan secara muncul di tengah – tengah kehidupan kita bersama. Memang tidak mudah untuk bisa menyenangan semua orang, dan itu pun tidak perlu, tetapi yang paling perlu adalah memberikan keadilan se-adiladilnya semampu kita agar kehidupan jemaat kita dan masyarakat kita selalu dipenuhi dengan damai sejahtera. 96 Selamat mempersiapkan Natal 2016, dan selamat mewujudkan keadilan dan perdamaian di tengah-tengah kehidupan kita bersama di GKSBS saat ini. Tuhan memberkati. Amin. (WK) 97 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 11 DESEMBER 2016 ADVENT III; WARNA LITURGI UNGU BACAAN: LUKAS 1:46-56 “MENJADI ALAT DALAM MENANGGAPI RENCANA-NYA” Tujuan : 1. Agar jemaat mengetahui bahwa Allah melibatkan setiap orang percaya dalam rencanaNya. 2. Agar jemaat dengan sukacita menerima tugas untuk menjadi alatNya sesuai dengan peran yang Tuhan percayakan kepadanya. A. Latar Belakang Teks Penulis Injil Lukas adalah Lukas, seorang tabib yang berkebangsaan bukan orang Yahudi, teman sekerja Paulus yang tinggal di luar Yudea. Lukas menulis dua buah kitab, yakni Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Lukas mengisahkan kehidupan Yesus mulai dari kelahiranNya hingga kenaikanNya ke Surga. Kisah Para Rasul melanjutkan kisah tersebut dengan menampilkan para murid Yesus yang meneruskan pewartaan karya dan kehidupan Yesus. Kitab Injil Lukas ditulis kira-kira sesudah tahun 70, yaitu sesudah pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci di kota itu. Hal ini nampak di Lukas 19:43-44 yang mengisahkan peristiwa tersebut secara rinci. Dibandingkan ketiga kitab Injil lainnya Lukas terbilang paling lengkap dalam mengisahkan kelahiran Yesus. Selain itu perumpamaan-perumpamaan Yesus yang terkenal hanya dapat ditemukan dalam injil ini misalnya perumpamaan tentang “Orang Samaria yang Murah Hati” (10:2537), “Domba yang Hilang” (15:1-7) dan “Anak yang Hilang” (15:11-32). Hanya Lukas yang menceritakan kisah Yesus mengunjungi rumah Zakheus (19:1-10). Janji Yesus yang akan 98 memberikan kehidupan surgawi kepada salah satu penjahat di sebelah salibNya (23:39-43) juga hanya ada di Injil Lukas. Lukas sering berbicara tentang Roh Kudus (1:15, 35, 4:1, 14, 18, 10:21, 11:13), sangat pentingnya doa bagi Yesus (3:21, 6:12, 9:18, 23:34, 46). Tiga perumpamaan Yesus mengenai doa ada di dalam kitab Inji ini (11:5-9, 18:1-8, 18: 9-14). Tema utama yang diangkat Lukas adalah perhatian Yesus kepada orang-orang miskin, Ia mewartakan injil bagi mereka (4:18, 7:22), orang-orang miskin itu diberkati Allah (6:20) dan diundang masuk dalam perjamuan surgawi (14:13, 21). Ada juga kisah Lazarus si pengemis miskin dan orang kaya (16:20, 22) dan kisah di mana Yesus memerintahkan para muridNya untuk memberi sedekah kepada orang miskin (12:33). Pembagian Kitab Injil Lukas secara garis besar adalah sebagai berikut : a. Pasal 1:1 – 4:13 memaparkan tema persiapan jalan bagi Yesus. Pada bagian ini Lukas mencatat suatu pengantar mengapa ia menuliskan injilnya (1:1-4), dua kelahiran ajaib (1:5-2:21), kanak-kanak Yesus (2:22-52) dan Yesus Anak Allah (3:1-4:13). b. Pasal 4:14 - 9:50 memaparkan tentang Yesus di Galilea. Pada bagian ini Lukas menceritakan berbagai reaksi orang-orang terhadap Yesus (4:14-37), Yesus menyembuhkan banyak orang dan memilih para murid (4:38-5:32), Yesus melanjutkan karyaNya di Galilea (5:39-9:17) dan menyingkapkan siapa Yesus dan apa yang harus Dia lakukan (9:18-50). c. Pasal 9:51 – 19:27 memaparkan tentang Yesus di Yerusalem. Pada bagian ini Lukas mengisahkan para murid dan orangorang yang tidak percaya (9:51-10:42), Yesus mengajarkan banyak hal (11:1-12:59), pengajaran tentang kerajaan Allah 99 (13:1-14:35), yang hiang, ditemukan (15:1-32) dan para hamba yang setia (16:1-19:27). d. Pasal 19:28 – 23:56 memaparkan tentang minggu terakhir Yesus di Yerusalem. Pada bagian ini Lukas menceritakan mengenai Yesus yang mengajar di Yerusalem (19:28-21:38) dan hari-hari terakhir Yesus : peradilan dan kematianNya (22:1-23:56) e. Pasal 24:1-53 memaparkan tentang Yesus bangkit dari kematian dan menampakkan diri kepada para murid. B. Penafsiran Teks Lukas 1:46-56merupakan nyanyian pujian Maria yang sedang mengandung bayi Yesus. Maria sedang berkunjung ke rumah sanak saudaranya yang bernama Elizabet. Elizabet juga sedang mengandung anak pertamanya yakni Yohanes pembaptis dalam usia kandungan enam bulan. Saat Maria tiba di rumah Elizabet dan memberikan salam, bayi yang dikandung Elizabet melonjak dan penuhlah Elizabet dengan Roh Kudus, lalu berserulah ia dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku.....” Kemudian bernyanyilah Maria. Nyanyian pujian Maria ini adalah sebuah doa yang memuliakan Allah dan dikenal dengan nama Magnificat (bahasa Latin yang artinya “memuliakan”) C. Konteks Masa Kini a. Ada orang kristen yang tidak mau mengambil peran dalam pelayanan atau kegiatan gereja b. Ada orang yang bersemangat mengambil peran dalam pelayanan dan sangat bersukacita ketika aktif terlibat dalam kegatan gerejawi. 100 D. Saran Penyusunan Kotbah 1. Pembukaan Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat mengingatkan jemaat bahwa hari ini adalah Minggu Adven yang ketiga. 2. Isi Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks. Tekankan tentang : Maria memuliakan Allah dan sangat bersyukur telah dipakaiNya sebagai alat Allah menyatakan kasihNya kepada dunia. Allah memperhatikan dan berkenan memakai orang yang sederhana dalam realisasi rencanaNya Setiap orang percaya merupakan alat Allah menggenapi rencanaNya. 3. Penutup Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa E. .Liturgi Nas Pembimbing Berita Anugerah Persembahan Nyanyian : 1. KJ 119:1-2 2. KJ 119:3-4 3. PKJ 184:1 4. PKJ 127:1-4 5. PKJ 149:1-3 6. KJ 364: 1,4 : Mazmur 105:1-3 : Yohanes 3:16 : Mazmur 111:1-5 101 F. CONTOH KOTBAH JADI Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Hari ini adalah Minggu Adven yang ketiga. Dalam kalender gerejawi, pada Minggu adven umat Kristen merenungkan tentang janji kedatangan Mesias, Sang Pembebas umat manusia dari kesengsaraan. KedatanganNya sudah dinubuatkan berulang kali oleh para nabi dari zaman ke zaman. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Lukas 1:46-56 merupakan nyanyian pujian Maria yang sedang mengandung bayi Yesus. Nyanyian pujian dinyanyikan sebagai rasa syukur atas perbuatan besar yang Allah lakukan atas hidup Maria. Maria mengakui derajatnya yang rendah, tetapi Allah berkenan meninggikan dirinya sebagai calon ibu bagi bayi yang akan menjadi Juruselamat dunia. Maka Maria bersyukur atas kemurahan Allah dalam hidupnya. Sesudah mendengar kabar dari malaikat Gabriel, Maria bergegas ingin membuktikan kebenaran berita ini. Maka pergilah Maria berjalan ke pegunungan menuju ke sebuah kota di Yehuda. Maria berkunjung ke rumah imam Zakaria, suami sanak saudaranya yang bernama Elizabet. Elizabet juga sedang mengandung anak pertamanya yakni Yohanes pembaptis dalam usia kandungan enam bulan. Sama seperti proses mengandungnya Maria adalah peristiwa mukjizat, peristiwa mengandungnya Elizabet juga merupakan mukjizat. Si mandul pada masa tuanya dianugerahi bayi dalam rahimnya. Saat Maria tiba di rumah Elizabet dan memberikan salam, bayi yang dikandung Elizabet melonjak dan penuhlah Elizabet dengan Roh Kudus, lalu berserulah ia dengan suara nyaring, “Diberkatilah 102 engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku.....” Kemudian bernyanyilah Maria. Nyanyian pujian Maria ini adalah sebuah doa yang memuliakan Allah dan dikenal dengan nama Magnificat (bahasa Latin yang artinya “memuliakan”) Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Maria memuliakan Allah dan sangat bersyukur telah dipakaiNya sebagai alat untuk menyatakan kasihNya kepada dunia. Ia menomorduakan risiko dipandang rendah oleh masyarakat demi mengetahui dirinya hamil di luar nikah tanpa seorang suami. Maria juga rela berkorban saat disalahmengerti oleh tunangannya yang bernama Yusuf. Maria memiliki prinsip yang teguh dan itu sangat nyata dari ucapannya kepada malaikat yang datang kepadanya, “sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan,... jadilah padaku menurut perkataanmu itu..” Maria tinggal tiga bulan lamanya di rumah Elizabet dan baru pulang ke Nazaret untuk bisa bertemu tunangannya. Maria diliputi rasa syukur karena Allah berkenan memakai dirinya sebagai bagian dari rencana Allah menyelamatkan dunia. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Maria mengakui bahwa Allah sungguh memperhatikan dan berkenan memakai orang yang sederhana seperti dirinya demi realisasi rencana Allah bagi dunia. Allah tidak memandang status seseorang. Merupakan kedaulatan Tuhan untuk memilih siapa yang akan diajakNya menjadi rekan sekerja bagi rencana baikNya untuk dunia. Dan Maria berbahagia menyadari bahwa dirinya telah menjadi wanita terpilih. Ia dipilih Allah menjadi ibu bagi Juruselamat dunia. Maria berkata, “sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 103 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus. Dan rahmatNya turun temurun atas orang yang takut akan Dia.” Saudara-saudariku... Rencana Allah bagi dunia terus berjalan. Allah merancang kebaikan dan keselamatan bagi sebanyak mungkin orang. Kita, bahkan setiap orang percaya merupakan alat Allah menggenapi rencana agungNya. Maria telah bersedia mengambil perannya. Kita seharusnyapun demikian. Pasti ada peran yang bisa kita lakukan untuk karya penyelamatanNya bagi dunia. Dengan iman kita boleh yakin dan percaya bahwa peran apapun yang Allah minta untuk kita tekuni merupakan peran yang penting dan sangat strategis bagi karya besarNya. Peran sebagai ibu atau ayah bagi anak anak yang Allah titipkan, peran sebagai pengasuh kebaktian anak, peran sebagai diaken, penatua, komisi, panitia, bendahara gereja, koster, kolektan, organis, tuan dan nyonya rumah dalam PA, song leader dalam ibadah, pendoa, guru agama kristen, katekis, pengkotbah, penginjil, dosen teologi, dst semuanya penting bagi proyek Allah atas dunia ini. Mari kita memiliki sukacita melakukannya, seperti sukacita yang dialami Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.” Tuhan memberkati. Amin. (BNH) 104 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 18 DESEMBER 2016 Adven IV; Warna Liturgi Ungu Bacaan Kotbah: Yesaya 7: 10-16. “KITA TIDAK SENDIRIAN” Tujuan: Warga jemaat semakin mengimani bahwa Allah selalu beserta. A. LATAR BELAKANG TEKS Nama Yesaya berarti ”Keselamatan dari Tuhan”. Yesaya bernubuat di Yehuda, di kota Yerusalem. Dia dipanggil oleh Tuhan pada tahun wafatnya raja Yehuda, Uzia, yaitu pada tahun 740 SM, di mana Yerusalem juga masih dalam pengepungan oleh Sanherib raja Asyur, pada tahun 701 SM. Dalam hal kedudukan, tidak disebutkan, tetapi Yesaya mempunyai hubungan yang baik dengan kalangan istana dan tergolong kaum berada. Pada zaman Yesaya sangat menentukan bagi umat Israel dan Yehuda, karena pada zaman ini kerajaan Isreal utara dikalahkan oleh kerajaan Asyur sehingga berkhirlah bangsa ini sebagai kerajaan. Pada zaman itu juga Yehuda dikalahkan oleh kerajaan Babel, sehingga sebagian besar rakyatnya ini diangkut dalam pembuangan di Babel. Yesaya bernubuat selama pemerintahan Yotam (740-736), yang mengganti ayahnya Uzia menjadi raja di Yehuda, dan selama pemerintahan Ahaz (736-728) dan Hizkia (727699). Kitab Yesaya dibagi menjadi tiga bagian: 1. Pasal 1-39 berisi nubuat-nubuat nabi Yesaya. Nubuat akan datangnya penghukuman Allah. Banyak orang Israel telah menolak Tuhan dengan menyembah illah lain dan mempersembahkan kurban kepada berhala kayu dan batu. Para pemimpin Israel juga membuat perjanjian-perjanjian damai dengan kekuatan-kekuatan asing serta membayar pajak kepada 105 mereka. Mereka tidak percaya kepada Allah satu-satunya yang dapat menyelamatkan mereka. Mereka lupa bahwa Allahlah yang menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir. Mereka menolak hukum yang telah diberikan Allah kepada Musa dan kepada umat Israel. Hukum itu memerintahkan untuk menyembah Tuhan Allah saja serta mengupayakan keadilan dengan menolong mereka yang berkekurangan, karena merka mengabaikan Tuhan dan tidak taat kepadaNya, penduduk Yehuda dan Yerusalem di hukum, mereka kalah ditangan musuh. 2. Pasal 40-55 tidak berasal dari tangan Yesaya sendiri, melainkan dari seorang nabi yang hidup selama dalam pembuangan Babil, yang tidak disebut namanya, oleh karena itu nama nabi itu disebut Deutero- Yesaya, yaitu Yesaya yang kedua. 3. Pasal 56-66 terdiri dari beberapa kumpulan nubuat dari zaman setelah pembuangan dan lazim disebut Trito-Yesaya, yaitu Yesaya ketiga. B. PENJELASAN TEKS Sekitar tahun 735/734 SM raja Israel dan raja Aram menyerang Yehuda. Raja Ahas diberitahu oleh Yesaya agar percaya kepada Allah untuk kelepasan. Namun Ahas menolak untuk menerima tawaran Allah akan sebuah tanda ajaib, ia malah meminta bantuan pada Asyur. Sekalipun demikian Allah akan tetap memberi tanda kepada Ahas dengan lahirnya Imanuel. Walaupun serbuan Israel dan Aram akan gagal, kelak Allah akan mengirimkan orang Asyur dan orang Babel untuk menghancurkan kerajaan Yehuda. 7:10-12 TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada raja Ahas melalui nabi Yesaya dengan sebuah tawaran supaya raja Ahas meminta tanda kepada Allah. Hal ini sebenarnya sebuah ajakan kepada raja Ahas untuk beriman kepada Allah yang selalu mau menyertainya. Tetapi raja Ahas menolak tawaran itu dengan alasan dirinya tidak mau mencobai Tuhan. Penolakan raja Ahas kepada 106 ajakan Yesaya untuk meminta tanda dari Allah sebenarnya juga sebuah penolakan kepada Allah sendiri. 7:13 Yesaya menegur Ahas sebagai keturunan Daud selama ini telah bertindak tidak bijaksana kepada manusia sekaligus juga telah membelakangi Allah dengan penolakannya. 7:14-15 Imanuel berarti Tuhan beserta kita, nama ini dimaksudkan untuk meyakinkan Ahas bahwa Allah akan melindungi dirinya dan Yehuda. 7:16 merupakan nubuatan bahwa dua musuh Yehuda yang selama ini sangat ditakuti Ahas dan Yehuda akan mengalami kejatuhan. C. KONTEKS MASA KINI. Dalam dunia modern, ketika seseorang menghadapi keterpurukan biasanya lebih banyak yang menggunakan pikiran/ logika dengan mengandalkan apa yang bisa diandalkan, baik kekuatan orang, kekuatan jabatan, maupun kekuatan uang. Hal itu dapat diandalkan karena kelihatan nyata di dunia serta dianggap mampu mengatasi keterpurukan. Terkadang mengandalkan Tuhan menjadi lebih sulit, karena Tuhan tidak kasat mata dan dianggap tidak begitu nyata, atau ada yang mengandalkan Tuhan tetapi hal itu menjadi jalan terakhir, karena sudah putus asa, segala usaha dengan mengandalkan segala kekuatan tidak berhasil dan mengalami jalan buntu. Dalam dunia yang individualistis, ketika seseorang punya persoalan dan jatuh dalam situasi yang tidak menyenangkan, apakah sedang bangkrut atau terjerat dengan masalah hukum, biasanya seseorang merasa sendiri karena teman-temannya yang ada dirasakan semakin menjauh. 107 Bagi orang beriman, Tuhan adalah nyata, walaupun situasi sulit dan mengalami pergumulan berat, tetapi mereka tetap yakin bahwa Tuhan itu ada dan beserta dengan dirinya. Kelahiran Yesus yang diperingati oleh gereja-gereja adalah gambaran bahwa Allah beserta dengan manusia. Allah mau hadir di dunia untuk menyertai manusia dalam situasi apapun. D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH. 4. Pembukaan Terangkan ketika kekuatan seseorang tidak bisa menjawab pergumulannya dan Tuhan seolah - olah diam serta tidak mau tahu dengan persoalan itu, apa yang dipikirkan seseorang tentang Tuhan? Mengaku Tuhan itu ada dan mencipta, tetapi Tuhan meninggalkan dan membiarkan ciptaanNya berjalan sendiri (paham Deisme) 5. Isi Dalam keadaan darurat dan gawat Tuhan menghendaki supaya umat Tuhan tetap beriman kepadaNya. Menolak beriman kepadaNya dengan mengandalkan kekuatan sendiri atau kekuata manusia akan mengecewakan. Allah menyertai umatNya yang mengandalkanNya. 6. Penutup. Tekankan bahwa Allah hadir dan menyertai kita dalam situasi apapun, penyertaan Tuhan di tandai dengan kelahiran Yesus Kristus yang kita peringati dengan natal. E. LITURGI 1. Ny Pembukaan 2. Nats pembimbing 3. Ny Jemaat : PKJ 13 : Mazmur 80:17-19 : PKJ 63 108 4. 5. 6. 7. 8. 9. Berita Anugerah Ny peneguhan Ny Responsoria Nats Persembahan Ny persembahan Ny penutup : Matius 1:21-23 : KJ 84 : KJ 352 : Roma 12:1-2 : PKJ 147 : KJ 346 F. CONTOH KOTBAH JADI Jemaat yang dikasihi Tuhan. Dalam dunia modern, ada sebuah paham yang bernama Deisme, yaitu sebuah paham yang mengatakan bahwa Tuhan itu ada, mencipta langit dan bumi, tetapi Allah telah meninggalkan dan membiarkan dunia ciptaaanNya berjalan sendiri. Pemahaman ini biasa terjadi pada diri seseorang yang sedang mengalami pergumulan berat, sudah meminta pertolongan kepada Tuhan, tetapi dirinya tetap tidak menemukan jalan keluar seperti yang diharapkan, sehingga seseorang punya pemahaman Tuhan telah meninggalkannya. Pertanyaannya, apakah benar bahwa Tuhan telah meninggalkan ciptaanNya, apakah benar bahwa Tuhan telah meninggalkan dan membiarkan kita berjalan sendiri? jawabannya tentu tidak, Tuhan tidak meninggalkan kita, karena Tuhan selalu berserta dengan kita, bahwa Tuhan selalu merangkul kita, ketika kita mulai goyah, mulai meragukan bahkan tidak percaya lagi kepada Tuhan. Jemaat yang mengasihi Tuhan, Perikop bacaan kita pada saat ini adalah gambaran, bagaimana Allah mau tetap merangkul seorang raja yang bernama Ahas. Sekitar tahun 735/734 SM raja Israel dan raja Aram akan menyerang Yehuda. Dalam situasi ini kerajaan Yehuda mengalami situasi gawat dan genting. Melihat situasi ini nabi Yesaya menasihati Raja Ahas untuk tetap percaya kepada Allah untuk kelepasan bangsa itu, tetapi raja Ahas menolak. Dalam ayat 10-12 dijelaskan bahwa TUHAN 109 melanjutkan firman-Nya kepada raja Ahas melalui nabi Yesaya dengan sebuah tawaran supaya raja Ahas meminta tanda kepada Allah. Hal ini sebenarnya sebuah ajakan kepada raja Ahas untuk beriman kepada Allah yang selalu mau menyertainya. Tetapi raja Ahas menolak tawaran itu dengan alasan dirinya tidak mau mencobai Tuhan. Penolakan raja Ahas kepada ajakan Yesaya untuk meminta tanda dari Allah sebenarnya juga sebuah penolakan kepada Allah. Sehingga Yesayapun menegur Ahas dengan mengatakan bahwa Ahas sebagai keturunan Daud telah merepotkan orang dan juga juga merepotkan Allah ( ayat 13). Maksudnya, Ahas sebagai keturunan Daud selama ini telah bertindak tidak bijaksana kepada manusia sekaligus juga telah membelakangi Allah dengan penolakannya. Meskipun demikian, Yesaya tetap menyampaikan pesan Allah bahwa Allah akan tetap menyertainya walaupun raja Ahas tidak mau beriman kepadaNya. Dalam ayat 14 dijelaskan bahwa Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepada Ahas suatu pertanda: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” Imanuel berarti Tuhan beserta kita, nama ini dimaksudkan untuk meyakinkan Ahas bahwa Allah akan melindungi dirinya dan Yehuda. Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan, Janji Allah akan Imanuel, yang berarti Allah beserta kita, telah dinyatakan kepada raja Ahas pada saat itu, juga berlaku kepada kita semua orang yang percaya dan hidup pada zaman ini. Janji Allah itu dikuatkan dan diperteguh dengan kelahiran Yesus Kristus yang akan kita peringati kelahiranNya pada peristiwa Natal. Allah mau datang ke dalam dunia, berarti Allah tidak meninggalkan dunia, Allah tidak membiarkan kita hidup sendiri, tetapi Allah juga mendampingi dan beserta dengan kita dalam situasi apapun, baik kita sedang senang ataupun kita sedang susah, sedang bermasalah maupun sedang dalam keadaan baik. Pada saat orang-orang yang dekat dengan kita 110 menjauh, karena kita bangkrut, yakinlah bahwa Allah tetap setia menemani kita. Pada saat anda ditinggalkan pacar dan merasa kesepian, yakinkanlah bahwa anda tidak sendiri, karena Allah bersama dengan anda. Pada saat usia kita semakin renta dan anakanak tempat tinggalnya jauh dari kita, yakinlah Tuhan selalu ada untuk menolong kita. Ketika ada diantara kita yang sakit dan tidak sembuh-sembuh percayalah Tuhan itu ada dan nyata, Ia tetap setia kepada kita, bahkan ketika kita harus dipanggil Tuhanpun, Tuhan juga tetap ada dan bersama dengan kita. Untuk itu kita tidak perlu takut, tidak perlu cemas ketika kita sedang menghadapi pergumulan berat, yakinlah bahwa kita tidak sendirian, Allah mendampingi kita. Selamat memperingati kelahiran Tuhan Yesus Sang Imanuel. Tuhan beserta kita. Amin. (JN) 111 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 25 DESEMBER 2016 NATAL; WARNA LITURGI PUTIH Bacaan : Yohanes 1:9-12 “Terang Yang Sesungguhnya Datang Ke Dalam Dunia” Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Di setiap ibadah dan perayaan Natal yang dilaksanakan di seluruh penjuru dunia hampir selalu dikumandangkan pujian “Malam Kudus”. Suasana sungguh khidmat tatkala jiwa terangkat dan kita masuk dalam suasana rohani yang tak terkatakan. “Malam kudus, sunyi senyap dunia terlelap …… Hanya dua berjaga terus,….. Ayah bunda mesra dan kudus….. Anak tidur tenang ……., Anak tidur tenang…..” Hampir selalu, berkumandangnya lagu “Malam Kudus” juga disertai penyalaan lilin Natal. Simbol lilin dipakai bukan tanpa sebab. Bukankah penyalaan lilin tidak dapat digantikan dengan penyalaan lampu, penyalaan ublik atau penyalaan petromax? Bahkan penyalaan obor pun sepertinya tidak layak menggantikan penyalaan lilin. Lilin memiliki kekayaan makna. Lilin lahir untuk menjadi terang di sepanjang hidupnya. Dengan hanya sedikit asap, lilin menyala terang. Ia mengorbankan tubuhnya sendiri sampai akhir hayatnya demi misi menerangi sekitarnya. Lilin menjadi penerang dan merupakan lambang hidup yang tidak mementingkan dirinya sendiri melainkan kesukarelaan berkorban untuk memberi manfaat secara optimal bagi yang lain. Lilin menjadi simbol pemberi terang di tengah kegelapan. Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Alkitab mengisahkan bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa, dunia dikuasai kegelapan. Kecenderungan hati manusia menjadi jahat. Maka tak heran, semakin maju peradaban manusia maka semakin variatif pulalah kejahatan yang mampu manusia lakukan. Hal ini terjadi di seluruh ranah kehidupan. Di dunia kemiliteran : alat-alat perang dan mesin pembunuh 112 manusia semakin canggih. Dulu, senjata perang adalah pisau, pedang, tombak, panah, keris, dst yang daya jangkau dan daya bunuhnya terbatas. Saat ini senjata-senjata di atas tidak lagi dipergunakan dan digantikan senapan otomatis, granat, bom atom/nuklir, senjata biologi, senjata pemusnah massal, rudal, dst yang memiliki daya bunuh luar biasa. Kejahatan di bidang kedokteran juga terjadi seperti malpraktek, aborsi, jual beli organ tubuh manusia, dsb. Demikian juga pada bidang-bidang lain. Politik uang, ekonomi tanpa etika yang mewujud pada penggusuran, pelanggaran hak-hak buruh, hukum yang dapat dibeli sehingga muncul istilah “mafia peradilan”, radikalisme atas nama suku atau golongan, terorisme atas nama agama, hubungan antar umat manusia semakin menjauh dari “damai di bumi” yang diproklamasikan Malaikat Surga. Dunia semakin jahat. Dunia semakin gelap. Bahkan sangat gelap. Peristiwa Natal adalah kabar baik. “Euanggelion”. Kabar Sukacita ! Di tengah-tengah dunia yang gelap itu, Yesus Kristus datang dan memproklamasikan diriNya sebagai Terang Dunia. SabdaNya : “Akulah Terang Dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8:12). Yesus Kristus datang bukan hanya membawa terang di tengah-tengah kegelapan dunia ini, bahkan Ia adalah Terang itu sendiri. Terang sungguh telah datang ke dalam dunia, tetapi Yesus Kristus memberitahukan kepada kita bahwa manusia lebih menyukai kegelapan daripada Terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat (Yohanes 3:19). Memang Terang telah ada di dalam dunia, tetapi dunia tidak mengenalNya. Ia datang kepada milik kepunyaanNya tetapi orang-orang kepunyaanNya itu tidak menerimaNya (Yohanes 1:10-11). Sabda Tuhan Yesus Kristus ini semakin memberikan kejelasan kepada kita mengapa semakin hari bumi tidak semakin tenteram dan damai sebagaimana yang kita harapkan. Manusia memang lebih menyukai kegelapan daripada datang kepada Terang itu. Itu pula sebabnya, mengapa Injil yang adalah Kabar Baik tidak selalu diterima baik. 113 Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Meskipun dunia ada di dalam kegelapan, tetapi dalam dirinya sendiri, manusia merindukan hidup dalam Terang. Meskipun manusia lebih menyukai kegelapan daripada Terang, tetapi di hati sanubarinya ada kegelisahan yang tak pernah berakhir. Manusia modern menjadi mahluk yang gelisah, cemas, takut akan masa depan, rentan terhadap stress, kesepian dan terluka. Meskipun kegelapan disukainya, namun kegelapan juga menyiksanya. Bagaikan air laut yang diminum untuk melepaskan dahaga yang parah, demikianlah kegelapan bagi manusia modern sekarang ini. Oleh karenanya, masih juga selalu ada orang-orang yang sadar dan mengikuti jejak orang Majus mencari Terang itu. Dan seperti para Majus yang membuka hati dan mencari dengan sungguh Sang Terang Dunia itu, perjalanan pencarian mereka pasti akan dituntun oleh sebuah “bintang” yang disediakan Allah untuk memastikan penemuan ziarah iman mereka kepada Sang Terang Dunia yang mereka rindukan (Lih. Matius 2:1-12). Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia”. Dalam era kegelisahan, kecemasan dan ketakutan manusia zaman modern ini, semakin banyak orang mencari Terang Hidup. Ada yang datang kepada agama, ada yang datang kepada agama suku, ada yang menekuni Yoga dan meditasi, ada yang kembali kepada primbon, ada yang belajar hipnotisme, ada yang datang kepada peramal nasib, paranormal, bertapa, ekperimentasi seksual, gila kerja, dsb. Memang, tidak semua Musafir rohani bertemu dengan Terang Yang Sesungguhnya. Mereka mencari Terang, tetapi mereka datang kepada terang yang palsu. Mereka mencari dengan usaha mereka sendiri, tetapi Terang Yang Sesungguhnya tidak ada di sana. Karena Terang Yang Sesungguhnya hanya ada di dalam Yesus Kristus saja. Yesus Kristus Sang Terang Dunia itu telah dan sedang datang ke dalam dunia. Kalimat 114 “sedang datang ke dalam dunia” dalam Alkitab berbahasa Yunani memang berbentuk Aorist yang seharusnya diterjemahkan : telah, sedang dan akan datang ke dalam dunia. Saudaraku, Terang Dunia itu telah datang kepadamu, sedang datang kepadamu dan akan datang kembali ke dalam dunia ini untuk menjemputmu. Sudahkah engkau siap menyambut kedatanganNya ? “Malam kudus,….. Sunyi senyap,….. Dan Tuhan Yesus Kristus bersedia menjadi seperti lilin natal bagi kita. Mengorbankan tubuh dan keseluruhan diriNya agar kita hidup di dalam Terang. Selamat Natal Saudaraku. Datanglah kepada Terang Dunia itu, dan hiduplah sebagai anak-anak Terang. AMIN. (BNH) Liturgi Nats pembimbing Berita Anugerah Nats persembahan Daftar nyanyian Kj.123 :1-4 Kj. 100: 1 Kj.119 : 1-3 Kj. 120: 1-3 Kj. 99 : 1 Kj. 145: 1-2 : Roma 11 : 26b-27 : Lukas 1 : 68-70a : Matius 2: 10-12 115 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 31 DESEMBER 2016 TUTUP TAHUN; WARNA LITURGI PUTIH Bacaan: Mazmur 148 “SEMUANYA MEMUJI TUHAN” Tujuan : 1. Jemaat memahami perlunya memuji Tuhan 2. Jemaat mengakui akan penyertaaan Tuhan selama tahun 2016 3. Jemaat berkomitmen untuk bersyukur dan memuji Tuhan atas penyertaannya selama tahun 2016 A. Latarbelakang Teks Kitab Mazmur berisi tentang nyanyian pujian, doa untuk pertolongan Allah, dan syair yang menyatakan kepercayaan umat kepada Allah. Di dalam kitab Mazmur dinyatakan perasaan yang terkadang saling berlawanan, antara dukacita – sukacita, keraguan – kepercayaan, keputusasaan – pengharapan, kemarahan – ketenangan, keinginan balas dendam – mengampuni. Kitab Mazmur merupakan ungkapan perasaan pribadi dan kelompok yang kemudian dipakai oleh peribadatan umat di Yerusalem, sinagoge ( Yunani : Perhimpunan artinya sekolah dan tempat peribadatan Yahudi/unitnya Bait Allah) dan jemaat Kristen. Ketika kitab Mazmur dibaca dan dipelajari tentu mempunyai maksud, yaitu bagaimana umat menjalani hidup sebagai orang beriman yang setia kepada satu-satunya Allah. Bahwa Allah yang menciptakan dan memelihara seluruh dunia dan memperhatikan setiap segi hidup manusia. B. Penjelasan Teks Ayat 1-2. Pada ayat ini pemazmur mengajak untuk memuji Tuhan di sorga dan di tempat yang maha tinggi. Ajakan ini dimulai dari para malaikat dan bala tentara sorga untuk memuji Tuhan. Malaikat dalam bahasa Ibrani berarti utusan. Para utusan misterius kadang- 116 kadang tampak dalam rupa manusia untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. Ayat 3-6 Sebagian bangsa tetangga Israel menyembah matahari, bulan, dan bintang-bintang sebagai ilah mereka. Pemazmur mengungkapkan bahwa benda-benda langit ini menceritakan kemuliaan Allah yang menciptakan mereka (Lihat 19:2). Bahwa benda-benda penerangpun adalah ciptaan Tuhan yang memujiNya maka, biarlah semuanya memuji Tuhan. Sebab, Tuhan yang memberi perintah maka semuanya tercipta, yang mendirikan semuanya dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar. Ayat 7-13 Ayat-ayat ini mengajak setiap orang dan segala mahluk yang ada ‘di bumi’ untuk memuji Tuhan sebagai pencipta. Tuhan Allah yang menciptakan segala sesuatu yang ada sebagaimana terdapat pada Kejadian 1-2. Karena semuanya sudah diciptakan dan dipelihara oleh Tuhan. Maka biarlah semuanya memuji Tuhan. Ayat 14 Tanduk adalah lambang kekuatan. Mezbah Israel mempunyai tanduk. Seseorang yang dituduh melakukan suatu kejahatan dengan tuntutan hukuman mati dapat lari ke Mezbah Tuhan untuk medapatkan perlindungan sampai ia terbukti bersalah (Kel 21:14). Tuhan meninggikan tanduk umatNya, mengandung arti : Tuhan yang maha kuasa akan memulihkan kekuatan dan kemuliaan umatNya. C. Konteks Masa Kini Memuji Tuhan itu tidak hanya dengan nyanyian atau pujian dengan tarik suara. Tetapi juga dengan prilaku nyata yang bermanfaat bagi sesama ciptaan merupakan ungkapan memuji Tuhan. Jika kita memperhatikan seluruh ciptaan Tuhan, kita dapat menyaksikan bahwa mereka memuji Tuhan dengan seluruh hidupnyanya. 117 D. Saran penyusunan kotbah 1. Pendahuluan Dalam bagian pendahuluan ini, pengkotbah memulainya dengan membahas kata -Memuji-. Caranya adalah dengan menjawab pertanyaan : Apa itu memuji ? Siapa saja yang bisa dipuji dan memuji ? Mengapa memuji ? 2. Apa kata Firman Tuhan Pengkotbah menyampaikan sebagian penjelasan teks tentang semuanya memuji Tuhan. Pengkotbah menyampaikan sebagian konteks masa kini bahwa semuanya memuji Tuhan dengan segenap kehidupannya 3. Apa yang perlu kita lakukan Pengkotbah mengapresiasi/menghargai jemaat yang sudah memuji Tuhan dalam ibadah ritual dan aksi social pada tahun 2016. Karena rasa kagumnya akan kuasa dan kemurahan Tuhan. Pengkotbah menyemangati jemaat untuk terus memuji Tuhan dengan segenap hidupnya. Dengan keyakinan iman bahwa Tuhan akan terus mencukupkan segala yang kita perlukan dan mampu menjaga seluruh ciptaanNya. E. Liturgi Nyanyian Pembukaan Nats Pembimbing Nyanyian Jemaat Berita Anugerah Nyanyian Peneguhan Nyanyian Responsoria : PKJ 27 : Yesaya 63:7-9 : PKJ 23 : Mazmur 103:1-5 : PKJ 28 : PKJ 55 118 Nats Persembahan : Markus 12:43-44 Nyanyian Persembahan : PKJ 146 Nyanyian Penutup : PKJ 14 F. Contoh kotbah jadi Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus Kata Memuji berarti menyatakan kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah berani dan lainnya. Kata memuji juga bisa berarti memuliakan nama Tuhan. Dalam hal memuji, setiap orang bisa saling memuji sesamanya karena kekaguman, penghargaan dan kebaikan sesamanya. Dengan didasari oleh kekaguman, penghargaan dan kebaikan, maka seseorang bisa saling memuji antar sesamanya. Lalu mengapa kita memuji Tuhan ? Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Keadaan masyarakat sekitar pada jaman pemazmur atau Israel saat itu adalah masyarakat yang menyembah benda-benda penerang, yaitu matahari, bulan dan bintang. Dengan keadaan yang demikian, pemazmur hendak mematahkan sikap penyembahan kepada bendabenda penerang itu. Itulah sebabnya, dalam Mazmurnya, pemazmur mengungkapkan kesaksiannya bahwa benda-benda penerangpun adalah ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan maka sudah selayaknya semua ciptaan memuji Tuhan. Pada ayat 5 dan 13 pemazmur berkata : Biarlah semuanya memuji Tuhan. Mengapa ?. Karena saat Tuhan memberi perintah maka semuanya tercipta, hanya namaNya yang tinggi luhur, keagunganNya mengatasi bumi dan langit. Dengan landasan kekaguman dan hormat serta menyaksikan kuasa dan kabaikan Tuhan, pemazmur mengungkap pujiannya kepada Tuhan. 119 Tuhan memang layak menerima segala hormat dan kemuliaan. Tetapi kadang yang terjadi, manusia menggantikan posisi Tuhan dengan hal-hal lain misalnya: uang, jabatan, hasrat untuk diterima oleh komunitas lain, kekuasaan, dst. Itulah ilah-ilah zaman sekarang yang dikejar dan dipuja sebagian orang. Demi itu semua manusia rela mengalokasikan segenap sumberdaya yang dimilikinya. Pada sisi lain, Tuhan tidak masuk dalam perhitungannya. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus Pada saat ini kita sudah berada di penghujung tahun 2016. Tentu, di tahun 2016 ini ada banyak suka dan duka yang kita jumpai dan kita rasakan. Tetapi, kita merasa bahwa Tuhan Allah kita adalah Allah yang berkarya di sepanjang sejarah umat beriman. Maka, Allah yang satu dan Allah yang sama telah berkarya dan memimpin kita di tahun 2016 ini. Tentu, hal ini membuat kita merasa kagum dan hormat serta merasakan kebaikan Tuhan. Dengan kekaguman, hormat dan kebaikan Tuhan yang kita rasakan maka kita dapat memuji Tuhan Allah di tahun 2016 ini bersama dengan seluruh ciptaan Tuhan Allah. Pada kesempatan yang baik ini, mari kita mengapresiasi atau memberi penghargaan kepada seluruh jemaat yang sudah memuji Tuhan di tahun 2016 ini, baik dalam perkataan bahkan dalam prilaku nyata. Dalam perkataan, seluruh jemaat telah memuji Tuhan dengan suara baik bernyanyi bersama maupun bernyanyi melalui kelompok paduan suara. Demikian juga memuji Tuhan dengan prilaku nyata. Bahwa seluruh jemaat telah setia membangun paseduluran dan kebersamaan yang kuat dan telah aktif dalam semua bentuk kegiatan gereja dan masyarakat. Dalam kegiatan gereja, jemaat telah setia memberi persembahan persepuluhan, setia dalam memberi dana diakonia, setia dalam persekutuan dan kesaksian dan masih banyak yang lainnya. Semua kegiatan ini kita lakukan sebagai bukti nyata bahwa seluruh jemaat telah memuji Tuhan dalam praktek hidup. Dengan keyakinan iman kita, mari kita rerus menjalani kehidupan ini bersama Tuhan dan memuji Tuhan. 120 Berbahagialah setiap orang beriman yang senantiasa memuji Tuhan dengan segenap hidupnya baik dengan kata-kata juga dengan tindakan nyata di sepanjang hidupnya. Amin. ( RD ) 121 RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 01 JANUARI 2017 TAHUN BARU:Warna Liturgi PUTIH Bacaan : Bilangan 13:30 - Bilangan 14:10 “MELIHAT DENGAN MATA IMAN” Tujuan : 1. Jemaat memasuki tahun yang baru dengan semangat dan optimisme. 2. Jemaat berani memiliki mimpi dan bersemangat untuk mewujudkannya Latar Belakang Bangsa Israel sudah lama mengembara di padang gurun. Saat yang dinanti-nanti segera tiba. Negeri Kanaan yang dijanjikan Tuhan sudah di depan mata. Cita-cita semua orang Israel yaitu menerima tanah berkat dari Tuhan yang berlimpah susu dan madunya akan segera terwujud. Saat-saat yang demikian tentu merupakan saat yang menggembirakan. Atas perintah Tuhan, Musa mengutus dua belas orang yang masingmasing adalah perwakilan setiap suku Israel, orang yang terbaik dan merupakan pemimpin suku mereka untuk pergi mengintai tanah terjanji. Dua belas orang yang lulus seleksi ini menyatakan kesediaan mereka menerima tugas dari Musa. Empat puluh hari mereka meninggalkan kaum mereka dan melakukan pengintaian (survey). Kini, mereka datang kembali kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran untuk memberikan laporan kerja mereka. Mereka membawa serta buah-buahan dan hasil bumi Kanaan yang luar biasa baik sebagai bukti bahwa tanah Kanaan sungguh-sungguh tanah impian, yang berlimpah susu dan madunya. Ternyata, negeri yang dijanjikan Tuhan bukanlah negeri kosong tak bertuan. Di sana sudah bermukim beberapa bangsa yang kuat. 122 Dalam laporan mereka kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel, mayoritas dari para pengintai yakni sepuluh dari dua belas orang menyatakan keraguan dan kegentaran mereka terhadap bangsa-bangsa yang sudah terlebih dahulu tinggal di tanah Kanaan. Penjelasan Teks Kaleb bin Yefune berasal dari suku Yehuda. Kaleb tampil sebagai pihak yang berbeda pendapat dengan suara mayoritas. Bahkan pendapatnya berseberangan dengan sepuluh orang pemimpin suku lainnya. Ia mencoba menenteramkan hati bangsa Israel di hadapan Musa dan berkata “Tidak ! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” ( ayat 30). Kegentaran sepuluh orang pemimpin Israel sangat cepat menular menjadi kegentaran nasional. Mereka kehilangan iman. Maka Kaleb mencoba menenteramkan hati mereka. Kaleb berusaha membangkitkan kembali iman dan keyakinan umat Israel. Dalam ayat ini juga menjadi sangat jelas, bahwa suara mayoritas tidak selalu benar. Suara minoritas bisa saja merupakan pengejawantahan suara Tuhan. Kesepuluh pemimpin suku yang lain tidak mau kehilangan muka. Bukankah tidak pernah ada yang mau disebut penakut/pengecut ? Mereka menganggap bahwa mereka realistis. Suara Kaleb dipandang bukan sebagai suara orang yang beriman teguh melainkan sekedar suara orang yang nekad dan tidak realistis. Kegentaran mereka begitu hebat sehingga mereka dengan kompak menyampaikan kabar bohong kepada umat Israel bahwa orang-orang yang mereka jumpai adalah orang-orang raksasa yang perawakannya jauh lebih tinggi besar dan lebih kuat daripada orang Israel (ayat 31-33). Negeri Kanaan adalah negeri yang memakan penduduknya (ayat 32) berarti : pertama, di negeri Kanaan sudah terbiasa terjadi penumpahan darah / perang. Dengan demikian, penduduknya sudah biasa berperang. Bisa juga mengandung maksud bahwa penduduknya adalah kanibal (suka makan daging manusia). 123 Kemungkinan ketiga yang dimaksud ayat 32 adalah dua-duanya (penduduknya suka berperang sekaligus kanibal). Kegentaran nasional terjadi. Seluruh Israel mengeluarkan suara nyaring dalam tangisan dan sungut-sungut (Ps 14:1-4). Musa dan Harun sujud di depan mata seluruh jemaah Israel (ayat 5). Mereka sujud kepada Tuhan. Sujud adalah sikap tubuh yang menyatakan ketidakmampuan diri, penyerahan dan hati yang remuk di hadapan Tuhan. Menghadapi masalah yang begitu berat, Musa dan Harun sowan dengan hati yang remuk kepada Tuhan. Begitu pula Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune menyatakan kesedihan mereka dengan mengoyakkan pakaian mereka (ayat 6). Mengoyakkan pakaian adalah tanda duka cita yang mendalam. Yosua dan Kaleb mengoyakkan pakaian mereka karena duka cita karena kepengecutan sepuluh teman mereka, kebohongan yang mereka beritakan dan hilangnya iman bangsa Israel. Yosua dan kaleb berusaha membangkitkan kembali iman dan keyakinan umat Israel. Jika Tuhan berkenan, maka Tuhan pasti akan memberikan tanah Kanaan kepada Israel, dengan syarat : umat tidak memberontak kepada Tuhan (setia dan percaya). Dan dengan kotbah singkat ini, Kaleb dan Yosua akan dilontari batu oleh segenap orang Israel (ayat 7-10). Tetapi kehadiran kemuliaan Tuhan yang tampak di kemah Pertemuan menyelamatkan Yosua dan Kaleb dari amuk massa. Kemuliaan Tuhan tampak secara hurufiah berarti bahwa kehadiran (hadirat) Tuhan dapat dirasakan oleh indera umat Israel, sama seperti generasi pertama Israel di padang gurun yang dapat melihat tiang api dan tiang awan (bdk Keluaran 13:21). Konteks Masa Kini 1. Mengawali tahun baru, tahun 2011 semua orang pantas membangun dan menyatakan cita-cita / impian mereka 124 2. Tentu saja tahun 2011 memiliki tantangannya sendiri dan mungkin masih dibebani persoalan di tahun 2010. 3. Ketika seseorang berfokus pada kegagalan dan permasalahan di tahun 2010, yang terjadi adalah ia menjadi pesimis dalam menyongsong tahun 2011. 4. Ketika seseorang mampu mengingat cerita keberhasilan mereka di tahun 2010 dan percaya janji pemeliharaan Tuhan, maka mereka bisa mnyongsong tahun baru dengan optimis. Saran Penyusunan Kotbah Pendahuluan : bisa diawali dengan kalimat pertanyaan “Siapa yang tidak punya mimpi / cita-cita? Setiap individu, keluarga, perusahaan, yayasan, gereja, komunitas,bangsa memiliki impian. Musa dan bangsa Israel juga punya impian yaitu menjadi bangsa yang besar, memiliki daerahyang subur berlimpah susu dan madunya. Impian / cita-cita inilah yang menyemangati perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun. Isi Lanjutkan dengan mengutarakan Latar Belakang teks. Kemudian narasikan (ceritakan ulang dengan bahasa sendiri) perikop Bilangan 13:30 - Bilangan 14:10 sehidup mungkin. Kemukakanlah konteks masa kini dan hubungkan dengan beberapa pokok pikiran sebagai berikut : 1. Rasa takut dan gentar terhadap masa depan mengkerdilkan iman. Apalagi bila Pemimpin (gereja, keluarga) menunjukkan kekhawatiran, ketakutan dan pesimisme maka perasaan tersebut akan mudah menular. 2. Di tengah-tengah komunitas yang pesimis, selalu ada orang-orang yang optimis dan memberikan semangat. Biasanya tidak begitu banyak. Tetapi pasti ada. 3. Pembelaan, perlindungan dan berkat Tuhan akan diberikan kepada umatNya yang bergantung kepada Allah (sebagaimana dicontohkan Musa, Harun, Yosua dan Kaleb). 125 Tutup kotbah anda dengan ajakan provokatif agar jemaat berani memiliki impian. Wujudkan impian tersebut dengan mempercayai penyertaan Tuhan. Jadilah Yosua dan Kaleb masa kini. Contoh Kotbah Jadi “Melihat Dengan Mata Iman” Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…… Adakah diantara kita yang tidak mempunyai impian atau cita-cita ? Semua orang pasti memilikinya. Bukan hanya setiap individu tetapi juga keluarga, perusahaan, yayasan, gereja, komunitas, bahkan sebuah bangsa pasti memiliki impian. Musa dan bangsa Israel juga punya impian yaitu menjadi bangsa yang besar, memiliki daerah yang subur berlimpah susu dan madunya. Impian / cita-cita inilah yang menyemangati perjalanan bangsa Israel selama di padang gurun. Memang, kadangkala semangat untuk menggapai impian dan cita-cita tersebut begitu berkobar-kobar. Tapi kadang juga redup. Bila ditelusuri dengan seksama, semangat dan keyakinan seseorang dalam menyambut dan mewujudkan cita-cita mereka sangat dipengaruhi dengan satu hal, yaitu : berapa besar ketersediaan sumber (energy, tenaga, daya, dana) yang dimiliki sebagai alat untuk mencapainya. Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…… Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dengan penuh sukacita. Mereka pergi dengan membawa serta janji berkat dari Tuhan. Sudah lama bangsa Israel mengembara di padang gurun. Saat yang dinanti-nanti segera tiba. Negeri Kanaan yang dijanjikan Tuhan sudah di depan mata. Cita-cita semua orang Israel yaitu menerima tanah berkat dari Tuhan yang berlimpah susu dan madunya akan segera terwujud. Saat-saat yang demikian tentu merupakan saat yang menggembirakan. 126 Atas perintah Tuhan, Musa mengutus dua belas orang yang masingmasing adalah perwakilan setiap suku Israel, orang yang terbaik dan merupakan pemimpin suku mereka untuk pergi mengintai tanah terjanji. Dua belas orang yang lulus seleksi ini menyatakan kesediaan mereka menerima tugas dari Musa. Empat puluh hari mereka meninggalkan kaum mereka dan melakukan pengintaian (survey). Kini, mereka datang kembali kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran untuk memberikan laporan kerja mereka. Mereka membawa serta buah-buahan dan hasil bumi Kanaan yang luar biasa baik sebagai bukti bahwa tanah Kanaan sungguh-sungguh tanah impian, yang berlimpah susu dan madunya. Ternyata, negeri yang dijanjikan Tuhan bukanlah negeri kosong tak bertuan. Di sana sudah bermukim beberapa bangsa yang kuat. Dalam laporan mereka kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel, mayoritas dari para pengintai yakni sepuluh dari dua belas orang menyatakan keraguan dan kegentaran mereka terhadap bangsa-bangsa yang sudah terlebih dahulu tinggal di tanah Kanaan. Mereka berkata “"Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan." Saudara-saudara,….. Mereka pesimis menyongsong janji berkat dari Tuhan. Mereka gentar membayangkan rintangan, tantangan yang harus mereka hadapi dan taklukkan. Mereka berfokus pada kekuatan mereka sendiri. Inilah ciriciri orang yang kehilangan iman mereka kepada Allah. Tetapi, puji Tuhan ! Selalu masih ada orang-orang yang mengandalkan Tuhan. Kaleb bin Yefune yang berasal dari suku Yehuda tampil sebagai pihak yang 127 berbeda pendapat dengan suara mayoritas. Bahkan pendapatnya berseberangan dengan sepuluh orang pemimpin suku lainnya. Ia mencoba menenteramkan hati bangsa Israel di hadapan Musa dan berkata “Tidak ! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”. Kaleb mencoba menenteramkan hati mereka. Ia berusaha membangkitkan kembali iman dan keyakinan umat Israel. Suara mayoritas tidak selalu benar. Suara minoritas dari Kaleb bin Yefune saat itu merupakan pengejawantahan suara Tuhan. Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,….. Mendengar pendapat mereka ditentang, Kesepuluh pemimpin suku yang lain tidak mau kehilangan muka. Bukankah tidak pernah ada yang mau disebut penakut/pengecut ? Mereka menganggap bahwa mereka realistis. Suara Kaleb dipandang bukan sebagai suara orang yang beriman teguh melainkan sekedar suara orang yang nekad dan tidak realistis. Kegentaran mereka begitu hebat sehingga mereka dengan kompak menyampaikan kabar bohong kepada umat Israel bahwa orang-orang yang mereka jumpai adalah orang-orang raksasa yang perawakannya jauh lebih tinggi besar dan lebih kuat daripada orang Israel. Penduduk Negeri Kanaan sudah terbiasa menumpahkan darah / berperang. Sebagian penduduknya adalah kanibal (suka makan daging manusia). Mereka berkata, “"Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita. Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” Kegentaran sepuluh orang pemimpin Israel ini ternyata sangat cepat menular menjadi kegentaran nasional. Kini, bukan hanya sepuluh orang yang kehilangan iman, melainkan satu bangsa. Seluruh Israel 128 mengeluarkan suara nyaring dalam tangisan dan sungut-sungut (Bil 14:1-4). Mengetahui hal ini, Musa dan Harun sujud di depan mata seluruh jemaah Israel. Mereka sujud kepada Tuhan. Sujud adalah sikap tubuh yang menyatakan ketidakmampuan diri, penyerahan dan hati yang remuk di hadapan Tuhan. Menghadapi masalah yang begitu berat, Musa dan Harun sowan dengan hati yang remuk kepada Tuhan. Begitu pula Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune menyatakan kesedihan mereka dengan mengoyakkan pakaian mereka. Mengoyakkan pakaian adalah tanda duka cita yang mendalam karena kepengecutan sepuluh teman mereka, kebohongan yang mereka beritakan dan hilangnya iman bangsa Israel. Kemudian, tampillah Yosua dan kaleb yang berusaha membangkitkan kembali iman dan keyakinan umat Israel. Jika Tuhan berkenan, maka Tuhan pasti akan memberikan tanah Kanaan kepada Israel, dengan syarat : umat tidak memberontak kepada Tuhan (setia dan percaya). Dan sebagai dampak kotbah singkat ini, Kaleb dan Yosua nyaris dilontari batu oleh segenap orang Israel. Tetapi kehadiran kemuliaan Tuhan yang tampak di kemah Pertemuan menyelamatkan Yosua dan Kaleb dari amuk massa. Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,….. Apa yang didapat oleh mereka yang pesimis dan berfokus pada kekuatan mereka sendiri ? Apa yang diperoleh mereka yang tidak mengandalkan Tuhan? Alkitab menceritakan, bahwa kesepuluh pemimpin suku yang menjadi provokator sungut-sungut bangsa Israel tersebut tidak menikmati tanah Kanaan bahkan mati kena tulah di hadapan Tuhan (Bilangan 14:37). Pemberian tanah Kanaan kepada umat Israel tertunda yakni sampai umat Israel 40 tahun di padang gurun dan mereka yang sudah 10 kali memberontak kepada Tuhan habis karena meninggal dan tidak ikut menikmati tanah Kanaan. Berkat tanah Kanaan akan diberikan kepada umat Israel generasi kedua, yakni anak-anak mereka. 129 Lalu, apa yang akan dinikmati oleh orang-orang yang percaya dan tidak kehilangan iman menyongsong penggenapan cita-cita dan impian mereka? Allah berkenan kepada mereka. Tokoh iman kita, yakni Yosua dan Kaleb sungguh meyakini bahwa masa depan penuh sukacita itu ada. Negeri yang berlimpah susu dan madunya akan secara nyata diberikan Tuhan kepada umatNya. Memang ada hambatan dan tantangan. Tetapi mereka tidak gentar menghadapinya. Apa rahasianya? Karena mereka mengandalkan dan mengikutsertakan Tuhan dalam proses pencapaian impian mereka. Tidak ada yang mustahil bila meraih cita-cita bersama dengan Tuhan. Mereka masuk dan menikmati tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya. Saudara-saudara,…. Apa impian anda? Wujudkan impian tersebut dengan mempercayai penyertaan Tuhan. Jadilah Yosua dan Kaleb masa kini. Amin. (BNH) Liturgi: Nas Pembimbing : Mazmur 134 Berita Anugerah : Yesaya 1:18 Ayat Persembahan : Mazmur 136:1 Nyanyian : 1. KJ 322:1,2,4 / PKJ 58: 1,2. 2. KJ 321:1-2,4/PKJ 285:1-2 3. KJ 331:1,4/PKJ 258:1-2 4. KJ 332:1-2/PKJ 241:1-3 5. KJ 457:1,2,3/PKJ 241:1-3 6. KJ 457:4,5,6/PKJ 242:1-2 130