Sumber Air Hidup

advertisement
GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN
Sumber Air Hidup
Semester II Tahun 2016
Majelis Pimpinan Sinode GKSBS
Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro Pusat. Lampung. 34111. Tlp. 0725-42598
WEB: www.gksbs.org EMAIL: [email protected] FB: www.facebook.com/gksbs TWITTER: @gksbs
DAFTAR ISI
Pengantar
HUT GKSBS Ke-29
HUT NKRI Ke-71
Minggu Trinitas XIV
Minggu Trinitas XV
Minggu Trinitas XVI
Minggu Trinitas XVII
Minggu Trinitas XVIII
Minggu Trinitas XIX
Minggu Trinitas XX
2
6 Agustus 2016
17 Agustus 2016
21 Agustus 2016
28 Agustus 2016
4 September 2016
11 September 2016
18 September 2016
25 September 2016
2 Oktober 2016
4
8
15
21
27
34
42
49
58
Minggu Trinitas XXVI
Minggu Trinitas XXVII
Minggu Adven I
Minggu Adven II
Minggu Adven III
Minggu Adven IV
13 Nopember 2016
20 Nopember 2016
27 Nopember 2016
4 Desember 2016
11 Desember 2016
18 Desember 2016
67
74
82
89
98
105
NATAL
25 Desember 2016
112
Tutup Tahun 2016
Tahun Baru 2017
31 Desember 2016
1 Januari 2017
116
122
(MPHB GKSBS)
1
SUMBER AIR HIDUP EDISI AGUSTUS - DESEMBER 2016
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus sang Gembala Agung,
berkat pertolonganNya bahan kotbah Sumber Air Hidup (SAH) Sinode
GKSBS semester Genap tahun 2016 dapat hadir kembali menyapa
segenap jemaat GKSBS. Bahan kotbah semester genap ini sebagian besar
perikopnya diambilkan dari bacaan leksionari walaupun hanya satu yang
dijadikan materi kotbah setiap Minggunya, dengan alasan untuk
penggalian teks Alkitab yang lebih mendalam serta menghindari eisegese
( penyimpangan tafsir teks Alkitab)
Bahan kotbah semester genap tahun 2016 dibuat dalam bentuk
rancangan kotbah dan contoh kotbah jadi. Walaupun sudah ada
rancangan dan contoh kotbah jadi bukan berarti bahan kotbah ini sudah
matang, tetapi perlu diolah kembali disesuaikan dengan konteks yang
ada. Untuk itu persiapan bersama tentu sangat diperlukan dalan rangka
untuk mematangkan materi kotbah yang ada. Selain itu kotbah akan
menjadi lebih baik bila bahan yang akan dikotbahkan adalah hasil karya
sendiri, walaupun mengunakan refrensi bahan yang ada, sehingga dalam
penyampaiannya pengkotbah akan lebih menikmati dan menguasai
karena menggunakan bahasanya sendiri.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
klasis-klasis yang ikut ambil bagian dalam penyediaan bahan panduan
ini. Demikian juga kepada para penulis yang telah mempersembahkan
karyanya, yaitu Pdt. Bambang Nugroho Hadi ( BNH), Pdt. Joko Nawanto
(JN), Pdt. Tommi Johanis Topan (TJP), Pdt. Fajar Handoyo ( FH), Pdt.
Rekso Darmojo (RD), Pdt. Wahyu Kristiono (WK), kami ucapkan terima
kasih, kami juga menyakini jerih lelah saudara semua tidak akan sia-sia.
2
Akhir kata, kiranya Bahan Kotbah ini menjadi berkat bukan hanya untuk
anggota jemaat se sinode GKSBS, melainkan juga bagi banyak orang
untuk kemuliaan Tuhan. Selamat berkotbah, Tuhan memberkati.
Metro, Juni 2015
Majelis Pimpinan Sinode GKSBS
Pdt. A.T Haryanto, S.Pd, M. Div.
Sekretaris
3
RANCANGAN KOTBAH SABTU, 06 AGUSTUS 2016
HUT KE – 29 GKSBS ( MERAH )
BACAAN : Kejadian 11 : 31 – 12 : 8
“SUMBAGSEL SEBAGAI TANAH PENGHARAPAN”
Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apakah ada diantara kita saat ini yang pernah punya pengalaman pindah
rumah? Atau pindah tempat tinggal dari satu kota ke kota lain, atau dari
satu pulau ke pulau lain? Bagaimanakah perasaan kita? Tentu ada
kegembiraan karena akan menemukan pengalaman-pengalaman yang
baru. Tapi juga kesedihan karena harus meninggalkan semua kenangan
di tempat tinggal sebelumnya.
Teks atau perikop ini menceritakan tentang sejarah asal mula Israel
dimulai. Banyak orang berpikir / berasumsi bahwa perjalanan menuju
tanah Kanaan itu dimulai dari panggilan Allah kepada Abram untuk
melakukan perjalanan menuju tanah Kanaan. Tetapi kalau kita lihat di
dalam perikop ini ( Kej 11 : 31 ), Terah, ayah Abram telah mempunyai
niat di dalam hatinya untuk pergi dari Ur Kasdim menuju ke tanah
Kanaan. Terah berangkat dari Ur Kasdim dengan membawa seluruh
anggota keluarganya menuju tanah Kanaan. Namun saat mereka tiba di
Haran, yaitu kota yang didirikan oleh Terah menurut nama anaknya yang
sudah meninggal, ternyata Terah juga meninggal di kota itu, sehingga
tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju tanah Kanaan. Artinya semua
anak-anak dan keluarga Terah, ayah Abraham terhenti dan kemudian
berdiam di kota Haran ini untuk kurun waktu tertentu.
Tibalah saatnya di mana Tuhan memanggil Abram secara khusus untuk
“meneruskan” perjalanannya ke tanah Kanaan, sedangkan saudarasaudaranya yang lain tetap tinggal di Haran. Abram pun berangkat
menuju tanah Kanaan dengan membawa Sarai istrinya, dan Lot,
keponakannya.
4
Jika terus membaca kisah ini maka kita akan tahu bahwa setelah
memanggil Abram, Allah memanggil Ishak untuk meneruskan panggilan
umat pilihan itu. Setelah Ishak, lalu Tuhan memanggil Yakub, Yehuda
dan seterusnya, sampailah panggilan khusus itu kepada Yesus Sang
Mesias yang akan menggenapi semua panggilan itu dengan sempurna
dan membangun suatu umat pilihan yang berkenan kepada Allah, Bapa
di Sorga.
Mungkin, di antara kita masih ada sesepuh kita yang dulu sempat
merasakan perjalanan berangkat dari Jawa menuju tanah Sumatera ini.
Seperti dituturkan oleh beberapa sesepuh kita di suatu jemaat, dulu
beliau mengikuti orang tuanya untuk pindah dari pulau Jawa menuju
pulau Sumatera ini. Saat itu mereka berangkat bersama-sama dengan
beberapa keluarga dari desanya yang juga ingin mengadu nasib di tanah
Sumatera ini. Mereka saat itu meninggalkan tanah kelahiran yang
mereka sudah diami bertahun-tahun. Mereka berangkat menggunakan
angkutan kendaraan mobil truk tua yang disediakan oleh Pemerintah
waktu itu. Dengan bekal seadanya, mereka harus menempuh perjalanan
yang cukup lama yaitu kurang lebih 5 hari, baru sampai di tempat tujuan
transmigrasi. Karena bekal dan juga uang yang tidak seberapa, banyak di
antara rombongan yang terpaksa harus kelaparan atau menahan lapar
dan haus selama di perjalanan. Apalagi anak-anak banyak yang jatuh
sakit karena beratnya medan perjalanan waktu itu.
Bapak / Ibu / saudara yang dikasihi Tuhan,
Perjalanan kehidupan kita sebenarnya juga merupakan suatu perjalanan
yang sangat panjang dan melelahkan. Penuh dengan tantangan,
rintangan, ancaman, bahaya, tetapi juga penuh dengan peluang dan
kesempatan yang luar biasa jika dijalani dengan penuh iman. Dan kalau
para pendahulu kita punya Tanah Pengharapan secara Fisik, yaitu Tanah
Sumatera ini, tentu saja kita, setiap generasi di GKSBS ini juga punya
suatu Tanah Pengharapan masing-masing baik secara fisik maupun
secara rohani. Secara fisik kita perlu untuk terus melanjutkan
perjuangan para sesepuh kita membangun masa depan yang penuh
5
dengan harapan di Sumbagsel ini. Dan secara Rohani kita perlu untuk
mengekspresikan iman dan membangun kerjasama dengan semua pihak
demi mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di Bumi Sumbagsel ini.
Jika orang tua kita telah melakukan migrasi atau perpindahan dari Jawa
dan berbagai tempat asal yang lain ke Sumatera bagian Selatan, maka
ada kemungkinan anak-cucu kita suatu saat nanti juga akan bermigrasi
ke tempat lain yang memang menjadi harapan dan cita-citanya, yaitu
suatu tanah pengharapan yang baru bagi mereka.
Namun, tentu saja perpindahan yang paling penting adalah bukan saja
perpindahan fisik, tetapi perpindahan kualitas. Kita harus mulai
berpindah dan bermigrasi dari kualitas kehidupan pribadi, keluarga,
jemaat yang baik menjadi lebih baik lagi. Kita tentu tidak akan
selamanya menerima begitu saja, semua tradisi dari orang tua kita, tanpa
kita sendiri turut untuk menyentuh dan mengembangkannya. Tugas kita
sebagai generasi masa kini adalah terus bergerak menuju kesempurnaan
hidup yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus Kristus. Kita perlu terus
membangun suatu jaringan dan sistem yang baik di antara seluruh
jemaat GKSBS agar kita semakin kuat di dalam iman, di dalam
persaudaraan dan di dalam kepedulian satu sama lain.
Tentu saja, setiap pergerakan dan perpindahan itu pasti membuat kita
merasa tidak aman dan tidak nyaman pada awalnya. Tetapi tentu bila
disertai dengan semangat dan mental yang tangguh, maka kita akan bisa
memenangkan setiap kesempatan yang ditawarkan kepada kita oleh
kehidupan ini. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana kita
berpegang teguh pada Janji Tuhan bahwa Tuhan akan senantiasa
menyertai dan memberkati umatNya. Seperti Abraham yang beriman dan
diberkati Tuhan, demikianlah kita hendaknya juga menyambut tanah
pengharapan yakni masa depan yang lebih baik yang Tuhan janjikan
kepada kita. Tentu mengimani saja belum cukup, masih diperlukan suatu
saat tekad yang bulat yang dibuktikan dengan ketangguhan kita
6
mewujudkan Janji Tuhan itu di dalam mengatasi dan memenangkan
setiap pergumulan kehidupan kita.
Hari ini kita memperingati ulang tahun GKSBS ke-29. Dengan mata iman,
kita melihat dan percaya bahwa Tuhan sendiri yang menuntun,
menyemangati,
membela
dan
menjaga
GKSBS
bahkan
mengembangkannya hingga menjadi Sinode terbesar di Sumbagsel ini.
GKSBS saat ini terdiri atas 91 jemaat dewasa dengan 463 mimbar dengan
jumlah jiwa 36.086 orang yang tersebar di propinsi Lampung, Jambi,
Sumatera Selatan dan Bengkulu. GKSBS pasti akan terus berkembang
dengan hadirnya 1.625 orang yang menyediakan dirinya menjadi
Penatua, diaken dan pendeta GKSBS. Belum lagi aktivis gereja yakni 729
Pelayan Ibadah Anak dan ribuan orang yang ambil bagian dalam
pelayanan di bidang komisi jemaat.
Sebagaimana Abram dipanggil untuk diberkati dan menjadi berkat,
demikian juga GKSBS hendaklah menjadi berkat bagi Sumatera bagian
Selatan bahkan bagi Indonesia. Selamat menjadi berkat di tanah
pengharapan. Tuhan memberkati. (WK)
LITURGI
Nats Pembimbing
Petunjuk Hidu Baru
Persembahan
Nyanyian :
1. PKJ 168 : 1 – 3
2. KJ 27 : 1 – 3
3. PKJ 98 : 1 – 2
4. PKJ 198 : 1 – 2
5. KJ 415 : 1 – 2
6. PKJ 450 : 1 – 5
7. KJ 376 : 1 – 4
8. KJ 427 : 1 – 2
: Yes 55 : 8 – 9
: Mzm 18 :31 – 33
: Yesaya : 58 : 10 – 11
7
RANCANGAN KOTBAH 17 AGUSTUS 2016
HUT RI KE 71; WARNA LITURGI MERAH
BACAAN: Mazmur 146 : 1-10
“ALLAH SEBAGAI PEMBEBAS”
TUJUAN
:
1. Agar jemaat bersukacita atas kebaikan Allah dalam hidupnya
2. Agar jemaat mengisi kemerdekaan RI dengan kehidupan yang
bersyukur.
3. Agar Jemaat mau menjadi pelaku pembebasan
Latar Belakang Teks
Mazmur ini berbentuk nyanyian. Dari unsur-unsur dan semangat
dasar yang menjadi titik tolaknya, nyanyian ini termasuk jenis pujian dan
syukur. Namun lebih dari mazmur ucapan syukur yang lain, Mazmur ini
memiliki semangat pengajaran. Unsur-unsur kebijaksanaan itu nampak
pada seruan “jangan percaya kepada manusia” (Ay 3-4), pada nasehat
yang terdapat dalam ayat 5-9 dan pada renungan atau pernyataan
tentang Allah sebagai Raja dalam ayat 10.
Meskipun unsur-unsur pengajaran ini cukup menonjol, namun nyanyian
pujian dan syukur ini hendaknya haruslah tetap digolongkan dalam janji
orang percaya (Ayat 1-2). Semangat syukur dan kegembiraan membuka
(Ay 1-2) dan menutup (ay 10) nyanyian ini. Mazmur ini adalah nyanyian
syukur seseorang yang pernah merasakan kasih Allah.
Penafsiran Teks
Mazmur 146: 1-2
Merupakan sebuah janji atau seruan kepada batin
untuk memuji Tuhan. “Pujilah Tuhan, hai jiwaku” lebih kepada sebuah
janji dan semangat untuk memuji Tuhan karena suatu alasan yakni
tindakan Allah yang membebaskan. Dalam ayat 2 berisi janji untuk
memuliakan Tuhan selagi hayat masih dikandung badan. Dalamnya
kebahagiaan dan rasa syukur pemazmur begitu nampak dalam ayat ini.
8
Seruan ini disampaikan oleh seseorang yang mengalami indahnya
pembebasan (bdk Ay 5-9).
Mazmur 146: 3-4
merupakan pengajaran pemazmur yang berisi
himbauan/ nasehat untuk tidak mengandalkan manusia. Manusia tidak
dapat diandalkan untuk menolong apalagi menyelamatkan. Manusia itu
mahluk fana yang sangat terbatas. Hidup manusia sangat bergantung
kepada kemurahan Tuhan. Saat jiwanya melayang, ia pun tiada.
Mazmur 146:5-9
Sesudah mengatakan tentang kefanaan manusia,
pemazmur langsung ingat akan karya keselamatan yang dikerjakan
Tuhan baginya. Secara spontan ia memuji Tuhan karena perlindungan
dan karya pembebasanNya. Dengan penuh kepercayaan dia menyatakan
keyakinan dan pengharapannya, bahwa Tuhan akan setia (ay 6) dan
berpihak kepada orang-orang benar (ay 8), yakni orang-orang yang
berharap kepada Allah (ay 5b)
sehingga dia dapat bersorak sorai
memuji Tuhan.
Mazmur 146:10
Ayat ini merupakan pernyataan undangan kepada
semua orang benar untuk memuji Tuhan dan bersorak-sorai di dalam Dia
Sang Raja.
Tema Pokok teks Mazmur 146 : 1-10 secara garis besar adalah sebagai
berikut :
Ayat 1 – 2
merupakan seruan kepada jiwa.
Ayat 3 - 4
merupakan pengakuan pemazmur bahwa manusia tak
bisa diandalkan untuk menolong dan menyelamatkan.
Ayat 5-9
merupakan pengajaran bahwa Tuhan dapat diandalkan
untuk menolong dan menyelamatkan.
Ayat 10
merupakan undangan untuk memuji Tuhan dan bersoraksorai di dalam Dia.
9
Konteks Masa Kini
1) Indonesia memperingati kemerdekaannya yang ke-71 tahun.
2) Indonesia membutuhkan Tuhan sebagai Pembebas
3) Indonesia membutuhkan orang-orang Kristen yang berpihak kepada
karya Allah yang membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu
kemiskinan, kebodohan, penyakit, kerusakan moral, kerusakan alam,
dsb.
Saran Penyusunan Kotbah
1. Pembukaan
Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat
mengucapkan Selamat ulang tahun bagi Indonesia ke 71. Atau
ceritakan bahwa tak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi suatu
bangsa daripada kebahagiaan mengalami kemerdekaan dari
penjajahan.
2. Isi
Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan
teks. Tekankan tentang :
1. Pengakuan pemazmur bahwa manusia tak bisa diandalkan
untuk menolong dan menyelamatkan.
2. Tuhan saja yang dapat diandalkan untuk menolong dan
menyelamatkan.
3. Tujuh alasan pemazmur memuji Tuhan
4. Undangan untuk memuji Tuhan Sang Raja dengan ikut serta
dalam agenda pembebasan yang Allah kerjakan.
3. Penutup
Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan
dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa misi
pembebasan Allah memanggil umat Kristen untuk menjadi agenagen pembebasan.
10
CONTOH KOTBAH JADI
Merdeka...!!! Merdekaaa...!!! Merdekaaaa...!!! Hari ini kita memperingati
hari lahirnya bangsa Indonesia. Tujuh puluh satu tahun usia bangsa ini.
Tujuh puluh satu tahun lamanya rakyat Indonesia hidup sebagai bangsa
merdeka. Dalam Pembukaan UUD 45, bangsa Indonesia mengakui bahwa
kemerdekaan kita merupakan karya pembebasan Allah. Atas berkat
rahmat AllahYang Maha Kuasa, bangsa Indonesia lahir sebagai bangsa
yang merdeka. Allah bertindak dan memerdekakan bangsa kita.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Allah yang bertindak demi pembebasan juga dialami, dirasakan dan
diyakini oleh pemazmur. Hal ini dituliskan di Mazmur 146 dalam bentuk
nyanyian. Dari unsur-unsur dan semangat dasar yang menjadi titik
tolaknya, nyanyian ini termasuk jenis pujian dan syukur. Pemazmur
memuliakan Allah dan bermazmur bagiNya. Ia bermadah selagi ada,...
selagi ia masih dikaruniai hidup oleh Tuhan.
Saudara-saudariku, ..
Alasan pemazmur memuliakan Allah dan bermazmur bagiNya adalah
karena Allah adalah aktor/pelaku utama pembebasan. Maka ia berseru,
berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai Penolong,
yang harapannya pada Tuhan, Allahnya. Pemazmur berseru bahwa Allahlah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, yang tetap
setia untuk selama-lamanya. Allah jugalah yang menegakkan keadilan
untuk orang-orang yang diperas dan memberikan roti kepada orangorang yang lapar. Allah telah membebaskan orang-orang yang terkurung,
membuka mata orang-orang buta, menegakkan orang yang tertunduk
dan mengasihi orang-orang benar. Allah pula yang menjaga orang-orang
asing, para janda dan anak yatim. Karena tujuh alasan, maka Pemazmur
menyebut Allah sebagai aktor pembebas. Allah adalah Tuhan yang
bertindak. Allah yang tak pernah berpangku tangan. Allah yang berkarya
sebagai Pembebas bagi umatNya. Ketujuh alasan yang diceritakan
11
pemazmur sebagai karya pembebasan Allah itu secara jelas dan rinci
dipaparkannya sebagai berikut: 1). Allah telah menegakkan keadilan bagi
orang yang diperas. 2). Memberi makanan kepada yang lapar. 3).
Membebaskan orang yang dipenjara. 4). Membuka mata orang yang buta.
5). Menegakkan yang jatuh dan tertindas. 6). Mengasihi orang-orang
benar. 7). Menjaga orang asing dan pendatang, menopang dan memberi
kekuatan kepada anak-anak yatim dan janda.
Karena tujuh tindakan besar yang diperbuat Allah itulah maka pemazmur
menjuluki Allah sebagai Aktor/ pelaku utama pembebasan sehingga ia
memberikan apresiasi kepada mereka yang telah bijaksana memilih....
“berbahagialah orang yang mempunyai
Allah Yakub sebagai
Penolongnya, yang berharap kepada Tuhan Allahnya (ay 5).
Saudara-saudariku di dalam Tuhan,...
Tuhan layak menerima hormat, puji-pujian dan kemuliaan. Mazmur dan
pujian pantas dinyanyikan oleh semua yang bernafas dalam rangka
menghormati Tuhan sebagai Raja yang membebaskan. Kita adalah
mahluk fana. Kita tidak akan hidup abadi di dunia ini. Selagi kita ada,
sebelum menutup mata,... mari kita memuliakan Tuhan. Sebelum raga
dan jiwa kita berpisah, mari bermazmur bagi DIA. Pemazmur bersaksi,..
“Aku hendak memuliakan Tuhan, selama aku hidup dan bermazmur bagi
Allahku, selagi aku ada... “ (Ay. 2).
Saudara-saudariku, ..
Bila Pemazmur menyebutkan tujuh alasan mengapa ia bernyanyi dan
bermazmur bagi Allah, kita bisa menyebutkan juga semua alasan kita,
mengapa harus memuji DIA. Kita boleh beralasan bahwa : Allah itu baik,
DIA suka memberkati, DIA melindungi kita, Allah mengabulkan doa kita,
Allah menyelamatkan kita, DIA mengampuni kesalahan dan dosa, Ia
mengangkat kita menjadi anak-anakNya, Dia meghibur kita, Tuhan
12
membuka jalan, saat tiada jalan..., Ia menolong kita tepat pada waktunya,
Dst ...
Kita boleh memuji Tuhan karena pelbagai alasan berdasarkan
pengalaman kita bersama dengan Tuhan. Tuhan adalah Allah yang
bertindak dan membebaskan.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan,...
Hari ini Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71. Kita mengingatingat dan meneladan kepada tindakan pembebasan yang dilakukan Allah
kepada umatNya yang menderita. Allah telah berbelaskasihan
membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, juga
membebaskan bangsa Indoesia dari perbudakan rodi dan romusha dan
menjadikan bangsa yang merdeka. Allah telah memberikan roti manna di
padang gurun kepada orang Israel adalah Allah yang memberikan berkat
kepada bangsa Indonesia pada tanahnya yang subur dan berisi banyak
kekayaan barang tambang, hutannya yang luas dan sungai – lautan yang
berisi ikan-ikan yang berlimpah. Allah telah mencelikkan si buta,
menegakkan yang tertindas dan jatuh serta memelihara anak yatim dan
janda adalah Allah yang terus membebaskan segala mahluk dari apa yang
dinamakan penindasan, kemiskinan, perusakan alam dan situasi tidak
adil. Allah Sang Pembebas juga adalah Allah yang membebaskan kita dan
bangsa Indonesia.
Bagaimana dengan gereja? Allah telah memilih menjadi Pembebas.
Gereja juga. Gereja adalah Imago Dei, yakni Gambar Allah. Allah itu
Pembebas, maka gereja juga, umat kristen juga harus menjadi pelaku
pembebasan bagi kemuliaan Allah Sang Raja.
Selamat mengisi kemerdekaan anugerah Tuhan dengan karya
pembebasan. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya. Allahmu ya, Sion,
turun-temurun. Haleluya! Amin. (BNH)
13
Liturgi:
Nyanyian Persiapan
Nas Pembimbing
Nyanyian Jemaat
Berita anugerah
Nyanyian Peneguhan
Nyanyan Responsoria
Nas Persembahan
Ny Persembahan
Nyanyian penutup
: Indonesia Raya
: Keluaran 20: 1-2.
: KJ 337 : 1,3
: Yohanes 8:34-36
: KJ 336:1-4
: Padamu Negeri
: Roma 11 :36
: KJ 289 :1-2,8-9.
: KJ 340:1-2
14
RANCANGAN KHOTBAH, 21 AGUSTUS 2016
TRINITAS XIV ; WARNA LITURGI HIJAU
BACAAN: Mazmur 103: 1- 8
“KASIH SETIA TUHAN”
Tujuan:
1. Anggota jemaat dapat menghayati kasih setia Tuhan
2. Anggota jemaat termotivasi untuk memuji dan bersyukur
untuk kebaikan Tuhan melalui perbuatannya.
A. PENJELASAN TEKS
Mazmur ini adalah suatu ungkapan pujian yang didasarkan atas
pengalaman pemazmur. Hal ini dikuatkan oleh bukti-bukti
pengasihan dan belas kasihan Tuhan yang mengherankan terhadap
manusia secara umum. Pengampunan dan perhatian Allah terhadap
makhluk yang tidak berarti seperti manusia, pasti akan membawa
manusia memuja Allah.
B. TAFSIRAN TEKS
103:1. Dalam ayat ini, pertama-tama pemazmur memperkenalkan
dirinya dengan nama Daud. Yang kedua, Pemazmur menyampaikan
nasihat dan memotivasi dirinya sendiri bukan hanya untuk memuji
Tuhan, tetapi juga mau merendahkan hatinya kepada Allah. Kata
“jiwaku” dan “segenap batinku”, ungkapan ini hendak menunjuk
pada seluruh kehidupannya.
103:2. Pemazmur menyemangati batinnya sendiri untuk mengingat
segala kebaikan Tuhan yang telah diterimanya.
103:3-5. Pemazmur tidak menggunakan kata ganti orang pertama,
tetapi sudah menggunakan kata ganti orang kedua ( ku diganti mu)
artinya, pemazmur juga mengajak orang lain yang menerima
kebaikan Tuhan untuk memuji dan merendahkan hatinya kepada
Allah. Pemazmur menyampaikan kepada orang lain bahwa Allah
telah melakukan kebaikan-kebaikan dalam bentuk:
15

Mengampuni segala kesalahan, yang berarti membatalkan segala
hutang-hutang dosa melalui pengampunan.
 menyembuhkan segala penyakit. Dalam kepercayaan orang Israel
mempercayai adanya hubungan antara penyakit dan dosa.
Penyakit penyebabnya adalah dosa. Penyakit yang dimaksud juga
dapat menunjuk kepada penyakit rohani, yaitu kekacauan hidup
dan Tuhan telah menyembuhkannya.
 Menebus hidupmu dari lobang kubur dan memahkotai engkau
dengan kasih setia dan rahmat. Upah dosa yang membawa pada
kematian, digantikan Tuhan dengan kasih setia dan rahmat
sehingga yang didapatkan adalah mahkota kehidupan. Menebus
di sini dapat diartikan ikut dengan suka rela menanggung beban
korban yang tidak berdaya. Tuhan ikut menanggung dosa supaya
manusia hidup
 Memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu
menjadi baru seperti pada burung rajawali,
 Menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
Di sini Allah bukan hanya benar dan adil bagi diriNya sendiri,
tetapi Ia juga aktif mewujudkan kebenaran dan keadilan bagi
orang-orang yang diperas.
103:7-8. Kesaksian Pemazmur bahwa Tuhan telah memperkenalkan
jalan-jalan-Nya kepada Musa (memberitahu rencana yang akan
dilaksanakan) dan menunjukkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada
orang Israel. Dalam pengalaman bangsa Isarel di bawah
kepemimpinan Musa, Allah adalah pemelihara hidup mereka yang
tertindas. Melalui Musa mereka diperkenalkan kebenaran tentang
Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih setia. Inilah sifat Allah yang sebenarnya.
C. KONTEKS MASA KINI.
Penghayatan manusia akan pribadi Allah sebenarnya
akan
membentuk dan mencerminkan perilaku kehidupannya, karena
masih ada orang yang belum bisa menghayati pribadi Allah. Hal ini
16
nampak ketika dalam masyarakat budaya kekerasan dan balas
dendam masih terus berlangsung, pengampunan menjadi barang
yang mahal, kebencian menjadi sebuah seni kehidupan. menghukum
orang menjadi sebuah kesenangan demi kepuasan. Akhirnya
nyanyian kematian terus diperdengarkan, sehingga kehidupan yang
damaipun menjadi hilang.
Berbeda dengan orang yang menghayati dan mengenal akan
keberadaan Allah, biasanya seseorang akan lebih mudah mengucap
syukur dan memuji Tuhan, karena Allah yang ia kenal ialah Allah
yang penuh dengan kasih dan setia. Hal inilah yang mendorong
dirinya untuk meneruskannya kepada sesama, sehingga kehidupan
yang baik terus berlanjut.
D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
1. Pembukaan
Jelaskan apa yang dirasakan dan apa yang akan dilakukan
seseorang bila menerima kebaikan dari orang lain.
2. Isi
Jelaskan apa yang dilakukan oleh pemazmur ketika menerima
kebaikan Tuhan.
 Memuji dan merendahkan hatinya kepada Allah.
 Mengingatkan orang lain bahwa kebaikan Tuhan juga
diberikan kepada mereka.
3. Penutup.
Tekankan pentingnya memuji Tuhan atas kasih setianya,
meneruskan kasih dan pengampunanNya kepada sesama.
Jemaat yang telah mengalami kebaikan Tuhan meneruskannya
dengan melakukan hidup berdiakonia yakni berbagi hidup
dengan sesama yang menderita.
17
E. LITURGI
1. Ny Pembukaan
2. Nats pembimbing
3. Ny Jemaat
4. Berita Anugerah
5. Ny peneguhan
6. Ny Responsoria
7. Nats Persembahan
8. Ny persembahan
9. Ny penutup
: PKJ 4
: Yeremia 1:8-9
: PKJ 14
: Yohanes 3:16
: KJ 395
: PKJ 212
: Ibrani 12:28
: PKJ 147
: PKJ 180
F. CONTOH KOTBAH JADI.
Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,
Apakah yang kita rasakan ketika kita menerima dan merasakan
kebaikan dari orang lain? Tentu kita semua akan merasa senang,
gembira. Apalagi kebaikkan yang kita terima adalah sebuah
kebutuhan kita yang mendesak serta tidak bisa ditunda dan kita
sendiri juga tidak mampu memenuhinya. Tentu kita tidak hanya
senang dan gembira, tetapi kita juga merasakan kelegaan yang luar
biasa, sehingga ucapan terima kasih serta pujian kepada orang yang
berbuat baikpun hadir di hati kita yang paling dalam, sehingga pujian
akan kita berikan kepadanya. Apakah itu di hadapannya ataupun
tidak, dengan cara menceritakan kebaikan-kebaikannya kepada
orang lain. Demikian juga yang telah dilakukan oleh Daud, ketika
menerima kebaikan Tuhan.
Jemaat yang mengasihi Tuhan,
Ketika kita merenungkan bacaan pada saat ini, pertama-tama
pemazmur memperkenalkan dirinya dengan nama Daud. Yang
kedua, Pemazmur menyemangati dirinya sendiri bukan hanya untuk
memuji Tuhan, tetapi pemazmur juga mau merendahkan hatinya
kepada Allah. Kata “jiwaku” dan “segenap batinku” hal ini mau
18
menunjuk pada seluruh kehidupannya. Disini Pemazmur
menyemangati batinnya sendiri untuk mengingat segala kebaikan
Tuhan yang telah diterimanya. Selanjutnya Pemazmur tidak
menggunakan kata ganti orang pertama, tetapi sudah menggunakan
kata ganti orang kedua ( ku diganti mu) artinya, pemazmur juga
mengajarkan kepada orang lain yang menerima kebaikan Tuhan
untuk memuji dan merendahkan hatinya kepada Allah. Pemazmur
menyampaikan kepada orang lain bahwa Allah telah melakukan
kebaikan-kebaikan dalam bentuk:
 Mengampuni segala kesalahan, yang berarti membatalkan segala
hutang-hutang dosa diganti dengan pengampunan.
 menyembuhkan segala penyakit, dalam kepercayaan orang Israel
mempercayai adanya hubungan antara penyakit dan dosa.
Penyakit penyebabnya adalah dosa. Penyakit yang dimaksud juga
dapat menunjuk kepada penyakit rohani, yaitu kekacauan hidup.
Tuhan telah menyembuhkannya.
 Menebus hidupmu dari lobang kubur dan memahkotai engkau
dengan kasih setia dan rahmat. Upah dosa yang membawa pada
kematian, digantikan Tuhan dengan kasih setia dan rahmat,
sehingga yang didapatkan adalah mahkota kehidupan. Menebus
di sini artinya membayar lunas semua hutang dosa, supaya
manusia hidup
 Memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu
menjadi baru seperti pada burung rajawali,
 Menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
Di sini Allah bukan hanya benar dan adil bagi diriNya sendiri
tetapi Ia juga aktif mewujudkan kebenaran dan keadilan bagi
orang-orang yang diperas.
kebaikan Tuhan itu dikuatkan dengan kesaksian Pemazmur tentang
pekerjaan Tuhan yang dinyatakan kepada bangsa Israel, dimana
Tuhan telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa yaitu
memberitahu rencana yang akan dilaksanakan, selain itu Tuhan juga
menunjukan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel. Dalam
19
pengalaman bangsa Israel di bawah kepemimpinan Musa, pemazmur
menghayati Allah sebagai pemelihara hidup mereka yang tertindas,
selain itu mereka juga diperkenalkan kebenaran tentang Allah.
TUHAN yang penuh dengan kasih sayang, pengasih, panjang sabar
dan berlimpah kasih setia. Inilah sifat Allah yang sebenarnya yang
dipahami oleh Pemazmur.
Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan.
Apa yang dialami oleh pemazmur pada waktu itu, tentu juga dapat
kita alami dalam situasi pada saat ini. Mari kita mengingat-ingat
kebaikan Tuhan dalam hidup kita, apakah ada dan dapat kita
merasakannya? Sebagai orang percaya tentu kita selalu merasakan
kebaikan Tuhan, dimana berkat-berkat Tuhan telah dicurahkan
dalam hidup kita. Terlebih lagi anugerah pengampunan yang
diberikan Allah kepada kita sebagai orang yang berdosa. Hal ini tentu
sangat menyemangati hati kita untuk memujiNya. Allah kita adalah
Allah yang penuh dengah kasih dan sayang, Dia adalah Allah yang
panjang sabar, tidak suka menghukum, tetapi tetap menjalankan
keadilan bagi orang-orang yang menderita. Untuk itu, mari kita
memuji Tuhan dan senantiasa merendahkan hati kita kepada Tuhan.
Mari kita wartakan kasih setiaNya dengan meneruskan kebaikan
Tuhan kepada sesama. Ketika kita sudah diampuni, kitapun wajib
mengampuni, ketika Tuhan tidak mengingat-ingat kesalahan kita,
kitapun wajib melupakan kesalahan orang lain yang menjadikan kita
dendam dengan dirinya. Selain itu kebaikan Tuhan juga dapat kita
nyatakan dengan berbagi hidup kepada sesama yang menderita
dengan cara berdiakonia, mengingat Allah kita dalam diri Tuhan
Yesus juga mau berbagi tubuh dan darah, berbagi kehidupan kepada
kita sehingga kitapun menjadi hidup olehNya. Biarlah kasih setiaNya
senantiasa kita nyatakan melalui perilaku dan hidup kita sehingga
semua orangpun juga ikut memuji Tuhan.Haleluya. Amin. (JN)
20
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 28 AGUSTUS 2016
MINGGU TRINITAS XV; WARNA LITURGI HIJAU
BACAAN: IBRANI 13: 1-6
“KEKUATAN KASIH PERSAUDARAAN”
A. Penjelasan Teks
Terlepas siapa yang menulis kitab Ibrani dan kepada siapa surat ini
ditujukan, dengan membaca kitab ini secara keseluruhan kita
mendapatkan kesimpulan bahwa surat ini sangat menekankan ibadah
dan liturgi. Artinya penulis banyak berargumentasi berdasarkan
penafsiran Perjanjian Lama. Sang penulis menuntut kepada pembaca
suatu praktik ibadah yang berkaitan dengan ritual sekaligus juga
ekspresi iman dalam hidup sehari-hari.
B. Tafsiran Teks
Ay.1-2 :Memelihara kasih persaudaraan salah satunya dapat
ditunjukkan dengan cara memberi tumpangan. Tindakan kebaikan
yang dilakukan, tanpa disadari oleh pelakunya mereka sebenarnya
telah menjamu malaikat Allah.
Ay.3 : Penulis mengingatkan kepada pembaca agar melakukan kasih
persaudaraan itu sama seperti melakukannya untuk diri sendiri
“ingat mereka yang tertindas dengan hukuman, karena kamu pun
orang hukuman”. Berempati / berbelarasa dengan cara
mengandaikan bila itu terjadi pada diri sendiri merupakan nasihat
yang manjur. Karena mudah terjadi, orang yang lepas dari
kemiskinan menjadi lupa dengan sesamanya yang miskin.
Ay.4-5: Dengan tegas penulis Surat Ibrani memberikan nasehat
tentang kekudusan perkawinan, selain itu tentang bahaya cinta uang.
Cinta uang dan tidak menghormati perkawinan merupakan tindakan
yang tidak dikenan Allah karena berdampak pada rusaknya
kehidupan bersama, baik dalam rumah tangga maupun dalam
21
masyarakat. Dan ayat 5 ini kembali penulis mengutip perjanjian lama
dengan mengingat Firman Allah. ”Aku sekali-kali tidak akan
meninggalkan engkau”.
Ay.6 : Hanya dengan memberlakukan kasih persaudaraan, umat dari
dalam lubuk hati yang paling dalam, atau dengan iman dapat berkata
dengan sungguh-sungguh, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan
takut”.
C. Konteks Saat Ini
Konteks kita sekarang ini adalah kehidupan masyarakat yang
semakin individualistis. Sangat mengutamakan kepentingan diri
sendiri. Salah satu contoh: seseorang kalau diundang untuk berbicara
mengenai bagaimana meningkatkan kehidupan perekonomian
bersama sangat sulit. Tapi kalau undangan itu undangan bisnis yang
akan memberikan keuntungan materi secara pribadi maka langsung
berangkat dengan cepat. Di dalam konteks seperti itu, kasih
persaudaraan menjadi hal yang sulit.
Dalam situasi demikian nilai GKSBS asketisme untuk berbagi begitu
relevan. Asketisme berbagi mendorong umat untuk merasa diri
cukup dan mau berbagi. Artinya berbagi tidak harus menunggu nanti
kalau berkelebihan, tetapi kondisi seperti apapun kita, toh kita
mampu berbagi kepada orang lain. Berbagi bukan semata-mata
berupa materi, tetapi berbagi dalam berbagai bentuk misalnya,
berbagi cerita pengalaman hidup yang dapat memberikan semangat,
berbagi ide atau gagasan, berbagi cinta kasih kepada mereka yang
membutuhkannya, dll. Sementara di jaman sekarang ini, hidup
persaudaraan dan berbagi menjadi sesuatu yang perlu untuk
diperjuangkan alias sudah mulai sulit untuk ditemukan.
22
D. Kerangka Penyusunan Kotbah
Pendahuluan:
Untuk mengawali kotbah, pengkotbah dapat menceritakan tokohtokoh yang mau bekerja bukan untuk dirinya tapi untuk kepentingan
bersama. (Pengkotbah dapat memberikan contoh tokoh nasional atau
tokoh internasional yang berjuang demi kepentingan bersama).
Untuk melangkah kepada isi kotbah, buatlah kalimat penghubung
dengan mengungkapkan kesaksian Firman Tuhan yang berbicara
mengenai kasih dan persaudaraan itu dan bagaimana kehidupan
bersama harus dibangun berdasarkan kasih yang murni.
Isi:
 Bahwa wujud dari liturgi itu adalah memelihara kasih
persaudaraan. Kasih persaudaraan itu harus dipelihara,
jangan sampai luntur yaitu dengan melakukan hal-hal nyata.
Boleh diberikan contoh yang sangat sederhana, misalnya
memberi tumpangan kepada mereka yang membutuhkan.
 Hendaknya, kasih persaudaraan itu dilakukan sama seperti
melakukannya untuk diri sendiri: ”ingat mereka yang
tertindas dengan hukuman, karena kamu pun orang
hukuman”.
 Berempati / berbelarasa dengan cara mengandaikan bila itu
terjadi pada diri sendiri merupakan nasihat yang manjur.
Karena mudah terjadi, orang yang lepas dari kemiskinan
menjadi lupa dengan sesamanya yang miskin. Jelas di sini,
bahwa kasih persaudaraan ini akan terwujud hanya bila
dijiwai oleh kasih (lihat 1 Kor.13; 4-6).
 Dengan tegas penulis Ibrani mengungkapkan bahwa
pementingan diri, selain tidak berkenan di hadapan Allah,
dampaknya adalah rusaknya kehidupan bersama, baik dalam
kehidupan
berkeluarga
maupun
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Dan ayat 5 ini kembali penulis mengutip
23
Perjanjian Lama dengan mengingat Firman Allah:” Aku sekalikali tidak akan meninggalkan engkau !”. Jemaat diajak untuk
memiliki keyakinan, bahwa dengan hidup bersaudara yang
saling berbagi itu tidak akan melumpuhkan kehidupan kita.
Sebaliknya kita semakin diteguhkan iman kita, dan semakin
bernilai kehidupan ini.
Penutup
Penghotbah meyakinkan jemaat bahwa merekapun sanggup untuk
mempraktikkan hidup dalam kasih persaudaraan dan yakinkan
bahwa mereka tidak akan berkekurangan karena memiliki keyakinan
bahwa Tuhan adalah Penolong.
E. Liturgi
Nats Pembimbing
: Mazmur 133; 1-3
Berita Anugerah
: 1 Petrus 1; 18-23
Nats Persembahan
: Ulangan 8;17-18
Nyanyian:
1. Nyanyian masuk Ibadah
: Kj.161;1,2,4
2. Nyanyian Pujian Jemaat
: Kj. 393;1-3
3. Nyanyian Peneguhan
: Kj.363; 1-2
4. Nyanyian Responsif
: Kj.249; 1-3
5. Nyanyian Persembahan
: Kj.291; 1-dst.
6. Nyanyian Penutup
: Kj.343; 1-2
F. Contoh kotbah Jadi
Syallom, Jemaat yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus !
Saat ini saya merasa senang karena bisa bertemu dengan bapak, ibu
saudara, saudari. Apakah bapak, ibu , saudara, saudari juga merasa
senang? (Tunggu jawaban dari jemaat). Tema kita dalam ibadah disaat ini
adalah Kekuatan Kasih Persaudaraan.
24
Berbicara tentang kasih persaudaraan, ada seorang tokoh yang begitu
gigih, pantang menyerah walaupun apa yang ia lakukan bukan untuk
dirinya sendiri tetapi untuk menegakkan HAM (Hak Asasi Manusia) di
Afrika Selatan. Bahkan untuk memperjuangkan komitmennya ini ia
ditangkap, dipenjara, disiksa bahkan pernah diperlakukan dengan tidak
manusiawi di dalam penjara, tetapi kemudian setelah ia dibebaskan dan
terpilih menjadi presiden Afrika Selatan. Dia adalah Nelson Mandela.
Setelah menjadi presiden, semua perjuangan dan cita-citanya ia
realisasikan yakni persamaan hak antara orang kulit hitam dan kulit
putih. Ia berhasil menyatukan kedua pihak yang sejak awal terpisah
karena perbedaan warna kulit. Bahkan semua orang yang pernah
memusuhinya ia ampuni dan bersama-sama membangun Afrika Selatan.
Nelson Mandela kemudian meraih nobel perdamaian dari PBB.
Jemaat yang dikasihi Kristus,
Bertolak dari kisah seorang Nelson Mandela, firman Tuhan saat ini juga
berbicara tentang bagaimana kita menjalani hidup kita dan hubungannya
dengan orang lain. Penulis Surat Ibrani memberi petunjuk bagaimana
hidup yang seharusnya dijalani sebagai pengikut Kristus. Bagaimana
iman kepada Yesus diwujudkan dalam kehidupan yang nyata melalui
kasih persaudaraan. Kondisi umat yang penuh dengan ketidakpuasan dan
kecurigaan membuat hidup mereka jauh dari kasih persaudaraan. Dalam
situasi seperti ini penulis Surat Ibrani menegaskan bahwa mementingkan
diri, selain tidak berkenan di hadapan Allah, juga berdampak pada
rusaknya nilai persaudaraan dalam kehidupan bersama, baik dalam
lingkup keluarga maupun masyarakat. Penulis Surat Ibrani juga mengajak
umat untuk tidak menjadi hamba uang tetapi mensyukuri setiap berkat
yang mereka terima dan dipakai untuk menolong sesama dengan sebuah
keyakinan iman bahwa Tuhan takkan pernah membiarkan dan
meninggalkan mereka.
25
Jemaat yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita sudah melakukan kasih
persaudaraan dalam lingkup keluarga, lingkungan masyarakat, tempat
pekerjaan dan dalam kehidupan bergereja mengingat konteks kehidupan
kita sangat variatif (bermacam-macam) misalnya dalam kehidupan
bergereja yang anggotanya berasal dari berbagai suku, dalam masyarakat
yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Situasi ini menuntut kita
untuk menjalani hidup dengan menerapkan kasih persaudaraan. Kasih
persaudaraan itu harus dipelihara, jangan sampai luntur. Lakukan hal-hal
yang nyata, misalnya memberi tumpangan kepada mereka yang
membutuhkan, mau menerima dan menghargai ide-ide atau pendapat
orang lain. Hendaknya, kasih persaudaraan itu dilakukan sama seperti
melakukannya untuk diri sendiri: ”ingat mereka yang tertindas dengan
hukuman, karena kamu pun orang hukuman”. Berempati (ikut
merasakan apa yang dialami orang lain) dengan mengandaikan bila itu
terjadi pada diri sendiri merupakan langkah yang tepat. Karena bisa saja
terjadi, orang yang terlepas dari kemiskinan bisa lupa dengan sesamanya
yang miskin,…..istilahnya, seperti kacang yang lupa pada kulitnya.
Kasih persaudaraan hanya akan terwujud bila dijiwai oleh kasih. Hidup
bukan hanya dihabiskan untuk diri sendiri. Setiap pengikut Kristus diajak
untuk berbagi dengan sesama. Kita diajak untuk tidak menjadi hamba
uang dan mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita. Menikmati
hidup tidak identik dengan menghabiskan segala sesuatu untuk diri
sendiri. Hidup ini menjadi lebih berwarna takkala kita berani memberi.
Bahwa dengan hidup bersaudara yang saling berbagi itu tidak akan
melumpuhkan kehidupan kita. Sebaliknya iman kita semakin diteguhkan
bahwa Allah tak pernah sekali-kali membiarkan kita dan Alah sekali kali
tak pernah meninggalkan kita. Dengan berbagi, kita semakin menyadari
bahwa kehidupan ini sangat bernilai. Selamat melakukan kasih
persaudaraan. Tuhan akan bersama dan menjadi penolongmu. Amin.
(TJT)
26
RANCANGAN KHOTBAH, 04 SEPTEMBER 2016
Minggu Trinitas XVI; Warna Liturgi : Hijau
Bacaan Khotbah: Ulangan 30:15-20
“MEMPERCAYAI TUHAN DENGAN SEPENUH HATI”
Tujuan:
1. Sebagai pengikut Kristus, umat Allah mempercayakan hidupnya
kepada Allah
2. Umat setia kepada Allah.
A. LATAR BELAKANG TEKS
Kitab Ulangan ini menghadapkan umat Tuhan pada pilihan:
kehidupan dan keberuntungan, atau kematian dan kecelakaan. Inilah
sebagian isi perjanjian antara umat Israel dengan Musa di hadapan
Allah di tanah Moab. Uraian perjanjian ini dimulai dari Ulangan 29:1
sampai dengan Ulangan 30:20. Kalau bisa dikelompokkan, maka
uraian perjanjian ini termasuk dalam “kotbah” ketiga, atau yang
terakhir, dari Musa kepada umat Israel. “Kotbah” yang pertama
terdapat dalam Ulangan 1:1-4:43, dan “kotbah” kedua terdapat dalam
Ulangan 4:44-28:68. Nampaknya uraian perjanjian ini merupakan
penegasan dari perjanjian yang pernah dibuat oleh Musa dengan
umat Israel di gunung Horeb (Ul. 29:1).
B. PENJELASAN TEKS
Ul 30:15-16
Kata “ingatlah” menunjuk kepada peringatan
keras Musa yang harus diingat Israel. Menghadapkan berarti
memberi kesempatan kepada Israel untuk memilih dan menyadari
konsekuensinya. Memilih kehidupan berarti mematuhi hukum dan
perintah Allah kepada umat. Mereka yang taat dijanjikan kehidupan
yang diberkati.
27
Ul 30:17-18 Berisi peringatan Musa akan bahaya yang terjadi bila
Israel tidak melakukan syarat hadirnya berkat.
Ul 30:19-20 Alam semesta menjadi saksi pilihan yang akan diambil
umat israel. Musa mendesak Israel untuk memilih kehidupan dengan
cara mengasihi Tuhan dan mendengarkan dan mentaati suaraNya.
C. KONTEKS MASA KINI
1. Setiap hari kita dihadapkan kepada pilihan. Ada pilihan yang
membawa kita kepada kebahagiaan tetapi ada juga pilihan yang
bisa membawa kita kepada kedukaan.
2. Dalam kehidupan sekarang setiap orang selalu ingin memiliki
sesuatu yang bisa menjamin atau membuat nyaman hidupnya.
Kepemilikan itu bisa berupa harta benda, status dan kedudukan,
kepandaian atau relasi yang kuat dengan orang yang dipandang
mampu yang bisa melindunginya.
D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH
1. Pembukaan
Pada bagian ini, pelayan Firman dapat mengawali kotbah-nya
dengan menyampaikan sebuah ilustrasi tentang “Seorang atheis
yang meminta pertolongan Tuhan” dalam buku Doa Sang Katak 1,
tulisan Anthony de Mello.
Setelah menyampaikan ilustrasi tersebut, berikan tekanan atas
isinya dan buatlah kalimat penghubung untuk masuk ke dalam
pokok persoalan.
2. Isi
Pada bagian ini, yang harus ditekankan adalah:
a. Setiap hari kita dihadapkan kepada pilihan. Ada pilihan yang
membawa kita kepada kebahagiaan tetapi ada juga pilihan
yang bisa membawa kita kepada kedukaan.
b. Inti pokok kotbah Musa. Kisahkan perjanjian antara umat
Israel dengan Musa di hadapan Tuhan Allah di tanah Moab.
28
Dalam perjanjian itu umat Israel diperhadapkan pada pilihan:
kehidupan dan keberuntungan atau kematian dan kecelakaan.
Tentu saja seperti pilihan yang diajukan Yesus kepada para
pengikutNya, setiap pilihan pasti membawa konsekuensi
dalam kehidupan umat. Jika memilih alternatif kehidupan dan
keberuntungan, maka umat harus hidup mengasihi Tuhan
Allah dan hidup menurut kehendakNya. Begitu juga
sebaliknya, umat bebas mengikut kehendak hatinya, dan
menyembah kepada allah-allah lain, jika mereka mengambil
alternatif kematian dan kecelakaan. Dalam hal ini, Musa
“sedikit memaksa” umat Israel untuk memilih alternatif
kehidupan dan keberuntungan, karena Musa tahu bahwa
umat ini sangat degil hatinya. Itulah sebabnya kita bisa
membaca kisah ini sebagai sebuah alat refleksi untuk melihat
alasan mengapa umat Israel sampai dibuang keluar dari
Tanah Perjanjian dan mengalami penderitaan yang sangat
berat dalam perjalanan hidup mereka: yaitu karena mereka
telah gagal mematuhi perjanjian pilihan hidup mereka.
3. Penutup.
Pada bagian penutup kotbah, pelayan Firman memberikan
tekanan atas isi kotbah di atas dan sekaligaus memberikan
relevansi yang sesuai dengan konteks jemaat masing-masing. Ada
baiknya penekanan atau penegasan ini bersifat pointer saja,
barang 2 atau 3 kalimat, sementara relevansinya dapat diuraikan
dengan lebih mendetail lagi.
E. LITURGI :
Nas Pembimbing
Berita Anugerah
Ayat Persembahan
: Filipi 3:8
: Amsal 28:5-6
: Amsal 10:2
29
Nyanyian :
1. KJ. 242
2. PKJ 242
3. PKJ 128
4. KJ. 417
5. KJ. 364
6. PKJ 287
F. CONTOH KOTBAH JADI
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Mungkin diantara kita ada yang pernah membaca atau mendengar
ilustrasi tentang “Seorang atheis yang memohon pertolongan Tuhan”
dalam buku Doa Sang Katak 1, karangan Anthony de Mello. Baiklah saya
akan membacakan isinya, demikian:
Pada suatu malam, seorang atheis jatuh dari tebing curam. Saat meluncur
ke bawah ia tersangkut pada cabang pohon yang kecil. Di sana ia
tergantung antara langit di atas dan pada seribu kaki di bawah; ia tahu
tidak akan bisa tahan lebih lama lagi.
Lalu, ia menemukan suatu gagasan. Berserulah ia, “Tuhan....!” Serunya
dengan sekuat tenaga. Tetapi tidak ada jawaban dari Tuhan. Lalu ia
kembali berseru, “Tuhan.......! Kalau Engkau ada, tolonglah aku, dan aku
berjanji, akan percaya kepadaMu dan mengajar orang lain untuk
percaya.” ... Diam lagi... tidak ada jawaban. Ketika ia hampir lepas dari
cabang pohon itu, ia mendengar suara di tengah jurang. “Apa yang kau
katakan itu juga dikatakan semua orang bila dalam bahaya!”
“Tidak, Tuhan, tidak!” teriaknya, timbul harapan sekarang. “Aku tidak
seperti yang lain. Mengapa? Karena aku sudah mulai percaya. Engkau
tahu, sebab aku mendengar suaraMu sendiri. Kini Engkau hanya tinggal
30
menyelamatkan aku dan aku akan mewartakan namaMu sampai ke ujung
bumi.”
“Baiklah”, kata Suara itu, “Aku akan menyelamatkan engkau. Lepaskanlah
cabang itu.” Kata Tuhan.
“Lepaskan cabang?” teriak orang kalap itu, “Kau kira, aku gila?”
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Dari ilustrasi di atas kita bisa melihat bahwa untuk menjadi percaya dan
menyerahkan kehidupan kita sepenuhnya kepada Tuhan ternyata tidak
semudah yang kita bayangkan. Hanya percaya saja, maka semuanya akan
beres!
Hal ini juga dikisahkan dalam perjanjian antara umat Israel dengan Musa
di hadapan Tuhan Allah di tanah Moab. Dalam perjanjian itu umat Israel
diperhadapkan pada pilihan: kehidupan dan keberuntungan atau
kematian dan kecelakaan. Jika memilih alternatif kehidupan dan
keberuntungan, maka umat harus hidup mengasihi Tuhan Allah dan
hidup menurut kehendakNya. Begitu juga sebaliknya, umat bebas
mengikut kehendak hatinya, dan menyembah kepada allah-allah lain, jika
mereka mengambil alternatif kematian dan kecelakaan. Dalam hal ini,
Musa “sedikit memaksa” umat Israel untuk memilih alternatif kehidupan
dan keberuntungan, karena Musa tahu bahwa umat ini sangat degil
hatinya. Itulah sebabnya kita bisa membaca kisah ini sebagai sebuah alat
refleksi untuk melihat alasan mengapa umat Israel sampai dibuang
keluar dari Tanah Perjanjian dan mengalami penderitaan yang sangat
berat dalam perjalanan hidup mereka: yaitu karena mereka telah gagal
mematuhi perjanjian pilihan hidup mereka.
Kita tahu bahwa umat diminta memilih antara kehidupan dan
keberuntungan, atau kematian dan kecelakaan. Dalam kondisi normal
tentu pilihan akan jatuh pada alternatif yang pertama, karena tidak ada
31
seorangpun yang menginginkan alternatif yang kedua. Hanya saja, untuk
pilhan alternatif yang pertama mereka harus menanggung
konsekuensinya, yaitu hidup mengasihi Tuhan Allah serta mengikuti
jalan dan ketetapanNya secara mutlak. Ini pasti tidak mudah. Akan lebih
mudah bagi mereka untuk hidup menurut kemauan mereka sendiri. Itu
berarti mereka lebih cenderung untuk hidup pada pilihan alternatif yang
kedua, tetapi pasti orang tidak bersedia menanggung resikonya, yakni
kematian dan kecelakaan. Lihatlah bagaimana Musa sampai dua kali
menggambarkan secara detil kutukan atau hukuman dari pelanggaran
atas perjanjian ini (Ul. 28:15-68 dan Ul. 29:16-28). Dalam bacaan kita, ia
juga sampai dua kali menekankan, atau lebih tepatnya mengharuskan,
pilihan alternatif yang pertama untuk diambil oleh umat. Hal ini tidak lain
karena ia sudah melihat atau mengalami sendiri bagaimana kedegilan
hati umat untuk mengikuti kehendak Tuhan (Musa telah memimpin
kehidupan umat itu lebih dari 40 tahun).
Jika kita merujuk pada kehidupan kita, setiap hari kita dihadapkan
kepada pilihan. Ada pilihan yang membawa kita kepada kebahagiaan
tetapi ada juga pilihan yang bisa membawa kita kepada kedukaan.
Bagaimanapun, keputusan kita untuk percaya kepada Allah juga harus
diikuti dengan tindakan nyata yang mencerminkan kehidupan yang
penuh dengan penyerahan dan kesediaan menyandarkan seluruh hidup
kita kepadaNya.
Pergumulan terberat yang harus dihadapi orang yang percaya adalah
ketika ia harus memilih antara melepaskan dosa yang dicintainya dan
mengikut Tuhan atau tetap hidup dalam dosa itu dan meninggalkan
Tuhan. Kecenderungan umum adalah orang tak mau melepaskan
keduanya. Tetap dalam dosa tanpa meninggalkan Tuhan. Apakah ini
keputusan yang baik?
32
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Tetap hidup berdosa sambil mengikut Tuhan bukanlah pilihan. TUHAN
ingin agar yang mau mengikutNya untuk hidup seturut firmanNya.
Menutup kotbah ini, saya ingin melanjutkan kisah orang ateis yang nyaris
jatuh di jurang yang dalam. Ia tak mau melepaskan cabang pohon yang
digenggamnya semalam-malaman. Sampai akhirnya, pada pagi hari ia
melihat ke bawah. Ternyata jarak antara posisi ia bergantung pada
ranting pohon dengan tanah hanya satu meter saja tingginya. Tuhan ingin
agar siapapun yang mengikutNya mempercayai kata-kataNya dan
mentaatinya tanpa keragu-raguan. Soli Deo gloria. Segala puji hanya bagi
Dia. Amin. (YFH)
33
RANCANGAN KOTBAH MINGGU 11 SEPTEMBER 2016
TRINITAS XVII - WARNA LITURGI HIJAU
Bacaan
: Lukas 15:1-10.
“MENCARI YANG HILANG HINGGA DAPAT”
Tujuan :
Jemaat termotivasi mencari dan menemukan yang hilang
A.
Latar belakang teks
Injil Lukas merupakan salah satu Injil terlengkap dibanding dengan
Injil lainnya. Lengkapnya Injil Lukas dapat kita lihat :
1. Injil Lukas mengisahkan sebelum kelahiran Tuhan Yesus sampai
kenaikanNya ke sorga. Injil ini ditulis dengan menyelidiki segala
peristiwa tentang Tuhan Yesus dari asal mulanya. Pada akhinya,
Lukas mengambil keputusan untuk membukukan dengan
seksama (1:3).
2. Dalam Injil Lukas, pengajaran Tuhan Yesus yang terkenal
disampaikan dalam perumpamaan. Adapun perumpamaanperumpamaan tersebut adalah orang Samaria yang baik hati
(10:25-37), domba yang hilang (15:1-7), dirham yang hilang
(15:8-10) dan anak yang hilang (15:11-32).
3. Hanya Lukas yang menceritakan tentang Zakheus pemungut
cukai (19:1-10)
4. Janji Tuhan Yesus kepada penjahat yang disalib bersamaNya
(23:39-43).
Di samping hal-hal tersebut di atas, Injil Lukas juga menampilkan hal
yang sangat penting, yaitu tentang Roh Kudus (1:15, 35, 4:1,14,18,
10;21, 11:13). Adapun tema utama yang diangkat oleh Injil Lukas
adalah perhatian tentang orang miskin. Tuhan Yesus mewartakan
Injil bagi mereka (4:18,7:22) diundang masuk ke dalam perjamuan
sorgawi (14:13,21).
34
B.





Penjelasan teks
Pada Injil Lukas pasal 15 ini berisi tiga cerita tentang perhatian Allah
terhadap mereka yang hilang. Yang dimaksud hilang dalam
perumpamaan ini adalah orang-orang berdosa dan para pemungut
cukai. Mereka dianggap sebagai kaum terbuang oleh sebagian orang
Yahudi pada jaman Tuhan Yesus disebabkan karena mereka menarik
pajak tinggi dan bekerja pada penguasa penjajah.
Ayat 1 Para pemungut cukai dan orang berdosa adalah orang-orang
yang dianggap najis oleh masyarakat umum dan tidak menaati
hukum Taurat. Tetapi, Tuhan Yesus menunjukkan kasih Allah yang
sangat besar kepada orang-orang berdosa. Bahwa Allah menyambut
mereka dan menjadikan mereka umatNya.
Ayat 2 Orang-orang Farisi mempunyai kegiatan rutin, yaitu
berkumpul di rumah-rumah untuk berdoa dan bersama-sama
mempelajari kitab suci. Mereka merupakan kelompok profesi
pengajar kitab suci dan memiliki banyak murid. Sedangkan ahli-ahli
Taurat adalah kaum cerdik pandai yang ahli di bidang hukum
termasuk hukum agama dan adat istiadat.
Ayat 3-6 berisi tentang perumpamaan seekor domba yang hilang.
Pada masa itu, agaknya seorang gembala yang baik tidak akan
meninggalkan kawanan domba tanpa pengawasan hanya demi
mencari seekor domba yang hilang. Tetapi Tuhan Yesus
mengajarkan bahwa seekor dombapun mempunyai arti yang sangat
penting/sangat berharga. Itulah sebabnya, seekor domba yang
hilang harus dicari sampai ketemu sekalipun harus meninggalkan
sembilan puluh sembilan domba lainnya.
Ayat 7 Sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak
memerlukan pertobatan, maksudnya mereka yang tidak perlu dicari
karena sudah ada dalam keadaan baik. Berbeda dengan satu orang
yang hilang. Ia dalam bahaya dan membutuhkan pertolongan dari
Yesus untuk beroleh keselamatannya.
Ayat 9 -10 : Dirham adalalah mata uang pada jaman itu. Satu dirham
sama nilainya dengan seekor domba. Untuk harga seekor lembu
35
rata-rata sepuluh dirham. Kalau dikatakan sepuluh dirham pada ayat
8, maka nilainya sama dengan Rp 15.000.000,- sampai Rp
20.000.000,- bagi kita sekarang dalam nilai rupiah. Dalam
perumpamaan tentang dirham yang hilang ini, maknanya sama
dengan perumpamaan domba yang hilang. Kata “Atau” pada ayat 8
menunjukkan
persamaan
makna
perumpamaan
dengan
perumpamaan sebelumnya, yaitu perumpamaan tentang domba
yang hilang.
C.
Konteks masa kini
Dalam dunia ekonomi di daerah pedesaan saat ini ada yang hilang,
yaitu turunnya harga hasil pertanian dan perkebunan. Penurunan
harga tersebut berdampak pada sepinya pasar tradisional dan
modern. Di daerah perkotaan, mungkin masih kita jumpai sulitnya
mendapat lapangan pekerjaan. Tingkat pendidikan yang belum
memenuhi syarat untuk mendapat pekerjaan, tingginya persaingan,
kemalasan dan ketidakpercayaan. Pada akhirnya, sebagain kecil
mendapat kemudahan dan kelayakan. Tetapi sebagian besar
masyarakat berada dalam kesulitan dan kemiskinan. Hal ini
menunjukkan bahwa ada sesuatu yang hilang, yaitu kemakmuran
dan kesejahteraan bagi sebagian masyarakat. Dengan hilangnya
kemakmuran dan kesejahteraan bagi sebagian masyarakat,
berdampak adanya tindak kejahatan seperti penipuan,
menghalalkan segala cara dan lainnya. Karena uang, segala cara
dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan kemanusiaan dan jati
diri sebagai umat. Dunia narkoba, minuman beralkohol, perjudian,
togel masih mewarnai kehidupan masa kini. Ada sesuatu yang
hilang, yaitu norma dan etika.
36
D.
Saran penyusunan kotbah
1. Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan ini, pengkotbah memulainya dengan
membahas kata –Hilang-. Caranya adalah dengan menjawab
pertanyaan :
 Apa itu hilang ?
 Apa saja yang bisa hilang ?
 Mengapa hilang dan bagaimana supaya ketemu ?
2. Apa kata Firman Tuhan
Pengkotbah memberikan isi dari Firman Tuhan bahwa yang
dimaksud yang hilang adalah orang berdosa dan pemungut
cukai. Maka pertanyaannya : mengapa mereka hilang dan
bagaimana dapat ditemukan kembali ?. Setelah menjawab
pertanyaan ini, pengkotbah dapat memasukkan konteks masa
kini bahwa ada yang hilang, yaitu kemakmuran, kesejahteraan
bagi sebagian masyarakat, norma dan etika.
3. Apa yang perlu kita lakukan
Pengkotbah menyemangati dan menegaskan bahwa yang hilang
itu harus ditemukan atau diwujudkan kembali. Caranya adalah
dicari sampai dapat. Bagaimana bisa didapat ? Tugas pengkotbah
untuk menemukan jawabannya.
E.
Contoh kotbah jadi
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Kata “hilang berarti tidak ada lagi; lenyap; tidak kelihatan. Jadi, yang
dahulu pernah ada atau kelihatan tetapi kini tidak ada lagi dan tidak
kelihatan. Sesuatu yang bisa hilang adalah harta kekayaan, jabatan,
kehormatan, pengharapan, dan lain sebagainya. Kalau dikatakan hilang
berarti dahulu pernah ada harta kekayaan, jabatan, kehormatan,
pengharapan dan lainnya. Tetapi kini sudah tidak ada lagi atau hilang,
37
lenyap. Pertanyaan kita adalah mengapa sesuatu itu bisa hilang ? Karena
sesuatu itu tidak dijaga, tidak dirawat dan tidak dipelihara dengan baik.
Sesuatu yang hilang itu dapat kita temukan atau ada lagi kalau ada upaya
mencari sampai mendapatkan atau menemukan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Di dalam bacaan kita menceritakan tentang domba dan dirham yang
hilang. Domba dan dirham yang hilang menunjuk kepada para pemungut
cukai dan orang-orang berdosa. Pada saat itu, para pemungut cukai dan
orang berdosa dijauhi oleh masyarakat. Karena mereka memungut cukai
lebih dari yang seharusnya dan berpihak kepada penguasa. Para
pemungut cukai dan orang berdosa ini secara materi tergolong orang
yang berada atau lebih dari cukup. Tetapi secara non materi, harga
dirinya, kehormatannya, jati dirinya adalah orang yang terhilang dan
disisihkan oleh masyarakat. Itulah sebabnya, mereka disebut sebagai
domba dan dirham yang hilang. Bagaimana supaya domba dan dirham
yang hilang itu dapat ditemukan kembali ?
Dalam perumpamaan yang diceritakan oleh Tuhan Yesus, bahwa domba
dan dirham itu dicari sampai dapat atau sampai ditemukan. Tuhan Yesus
menggambarkan ada seratus domba tetapi ada seekor yang hilang. Maka,
penggembala itu meninggalkan yang sembilan puluh sembilan dan
mencari seekor yang hilang itu. Demikian juga, bagi seorang perempuan
yang mempunyai sepuluh dirham lalu hilang satu dirham. Dia akan
mencari yang satu dirham itu sampai menemukan. Dan setelah
menemukan, ia akan bersukacita dengan memberitahukannya kepada
sahabat-sahabat, sanak saudara dan tetangganya.
Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus mencarinya dengan
sikap penerimaan dan penghargaan kepada para pemungut cukai dan
orang berdosa. Dalam perjumpaanNya dengan mereka, ada suatu
perubahan hidup
sehingga mereka menemukan harga dirinya,
kehormatannya, jati diri yang sebenarnya dan diterima oleh masyarakat
38
sekitarnya. Kedua perumpamaan ini, Tuhan Yesus menasihatkan kepada
kita bahwa
apa yang selama ini hilang, perlu dicari sampai
dapat/ditemukan. Bagaimana cara menemukannya ? Caranya adalah
pertama, penerimaan dan penghargaan atau terbuka kepada siapapun.
Dalam diri kita tidak merasa lebih daripada orang lain. Kedua, ada
kesediaan hati untuk berubah dalam rangka mencapai suatu perubahan
yang dahulu pernah ada tetapi kini hilang dan kita temukan lagi. Apakah
yang selama ini hilang dalam hidup kita dan hendak kita temukan lagi ?
Dalam dunia ekonomi di daerah pedesaan saat ini ada yang hilang, yaitu
murahnya harga hasil pertanian dan perkebunan. Penurunan harga
tersebut berdampak pada sepinya pasar tradisional dan modern. Di
daerah perkotaan, mungkin masih kita jumpai sulitnya mendapat
lapangan pekerjaan. Tingkat pendidikan yang belum memenuhi syarat
untuk mendapat pekerjaan, tingginya persaingan, kemalasan dan
ketidakpercayaan. Pada akhirnya, hanya sebagian kecil mendapat
kemudahan dan kelayakan. Tetapi sebagian besar masyarakat berada
dalam keadaan kesulitan dan kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa
ada sesuatu yang hilang, yaitu kemakmuran dan kesejahteraan bagi
sebagian masyarakat. Dengan hilangnya kemakmuran dan kesejahteraan
bagi sebagian masyarakat, berdampak adanya tindak kejahatan seperti
penipuan, menghalalkan segala cara dan lainnya. Karena uang, segala
cara dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan kemanusiaan dan jati
dirinya. Pengguna narkoba, peminum alkohol, penjudi, bandar dan
pembeli togel, pelaku prostitusi masih ada dalam kehidupan masa kini.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Untuk dapat mengembalikan norma, etika dan kemakmuran yang dahulu
pernah ada diperlukan pembangunan mental, spiritual serta memerangi
kemiskinan. Dalam membangun mental dan spiritual dapat dilakukan
dengan perjumpaaan kita yang sungguh dengan Tuhan Yesus dan
FirmanNya. Untuk mencapai kemakmuran, maka kemiskinan menjadi
musuh kita bersama. Oleh karena itu, kita yang sudah mengalami
39
perjumpaan dengan Tuhan Yesus dan FirmanNya, mari kita bergerak dan
bertindak :
1. Menambah keyakinan bahwa Tuhan Yesus membantu dalam
kelemahan dan kekurangan kita. Tuhan Yesus yang membimbing
kita dengan Firman dan RohNya yang Kudus. Dengan yakin
bahwa kita juga mampu melakukan segala sesuatu yang berguna
bagi diri sendiri dan sesama.
2. Memerangi mental malas, yaitu malas berdoa, malas beribadah
dan PA, malas membaca kitab suci, malas berbuat baik, malas
bekerja, malas membaca, malas belajar dan kemalasan lainnya.
Kita memerangi kemalasan sampai berhasil menjadi pribadi yang
rajin.
3. Memerangi egosentris (berpusat pada diri sendiri), dengan
membangun keterbukaan dan penghargaan. Terbuka dan
menghargai kemampuan/kelebihan orang lain sehingga dapat
merangsang kita untuk sedia belajar dari orang lain. Kalau kita
bersedia belajar dari orang lain dengan terbuka, kita menjadi
mampu dan kalau kita mampu maka kita dapat meminimalisir
(mengurangi) kesulitan kita.
4. Belajar berkreatifitas, yaitu menciptakan atau membuat hal-hal
yang baru, misalnya ada lahan kosong di sekitar rumah kita yang
belum dimanfaatkan. Sekalipun hanya sedikit lahan kosong yang
kita miliki tetapi masih muat untuk meletakkan lima puluh
polibag. Karena, kreatif kita mempunyai lima puluh batang
tanaman cabe dengan pupuk organic di lingkungan rumah kita
yang dapat menambah hasil pendapatan keluarga.
Dengan pertolongan Tuhan Yesus, biarlah gerakan dan tindakan yang kita
lakukan dapat mengubah dan menjadikan yang hilang dapat ditemukan
kembali. Amin. (RD)
40
F.
Liturgi
Nyanyian Pembukaan
Nats Pembimbing
Nyanyian Jemaat
Berita Anugerah
Nyanyian Peneguhan
Nyanyian Responsoria
Nats Persembahan
Nyanyian Persembahan
Nyanyian Penutup
: PKJ 02
: Mazmur 51:7-8
: PKJ 231
: Lukas 19:9-10
: PKJ 230
: PKJ 245
: I Timotius 1:12
: PKJ 04
: PKJ 131
41
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 18 SEPTEMBER 2016
MINGGU TRINITAS XVIII; WARNA LITURGI HIJAU
BACAAN
: Yeremia 8 : 1 – 7
“HIDUP DALAM KESETIAAN KEPADA ALLAH”
Tujuan :
1. Agar Jemaat setia kepada Tuhan
2. Jemaat menjalani hidup yang dikenan Tuhan
A. Latar Belakang Teks
Kitab Yeremia adalah sebuah kitab yang berisi kecaman-kecaman
sang Nabi Yeremia yang diutus Tuhan untuk menyampaikan seruan
pertobatan kepada bangsanya sendiri yaitu Umat Israel baik yang
ada di Yerusalem maupun di seluruh Israel. Yeremia sendiri
sebenarnya tidak menyenangi pekerjaan ini, sebab Yeremia
mengetahui bagaimana sikap bangsanya dan juga bagaimana
kerasnya Tuhan bila sudah berkehendak. Maka Yeremia seperti
terjepit di antara ke dua belah pihak. Di pihak yang satu ada TUHAN
yang terus mendesak ia untuk menyampaikan seruan pertobatan,
dan bila ia menolak maka seluruh batinnya terasa seperti mau
meledak keluar tidak tertahankan. Gejolak batin itu adalah suatu
penderitaan tersendiri bila seorang nabi masih menolak atau enggan
untuk menyampaikan seruan pertobatan. Sementara di sisi lain, ada
bangsa Israel di Yerusalem dengan para Raja dan Pemimpinnya yang
keras kepala dan “tegar tengkuk” ( sombong dan susah diatur ).
Sudah berapa saja nabi dan utusan Tuhan yang diperlakukan dengan
tidak baik jika mereka berani menyampaikan suara kenabian yang
bernada keras kepada bangsa itu.
Kitab Yeremia adalah sebuah cerita pergumulan batin sang Nabi
dalam menegur dan mengingatkan umat Israel. Ia harus
mempertaruhkan nyawanya sendiri dalam tugas tersebut. Memang
42
menyampaikan seruan pertobatan kepada bangsa Israel bukan
pekerjaan gampang. Salah-salah nyawa bisa melayang. Namun
Tuhan memberikan jaminan bagi nyawa Yeremia. Ia memang akan
mendapat ancaman, tekanan dan aniaya tetapi tidak akan mengalami
kematian karena tugasnya itu.
B. Penjelasan Teks
Perikop Yeremia 8 : 1 – 7 ini merupakan suatu seruan pertobatan
yang di dahului dengan semacam ancaman yang sangat mengerikan
apabila mereka tidak bersedia mendengarkan pertobatan dan
melakukan pertobatan itu. Kuburan para pemimpin dan leluhur
biasanya adalah suatu simbol kehormatan bagi suatu komunitas.
Maka kuburan yang dibongkar menjadi suatu simbol bahwa Tuhan
sangat murka akibat perzinahan rohani umat Israel yang
menyembah dewa-dewi dan melupakan Tuhan. Kuburan yang
dibongkar menjadi suatu tanda bahwa kemuliaan mereka dan simbol
harga diri mereka sudah diijak-injak oleh musuh dan itu Tuhan yang
mengijinkan. Itu artinya, Tuhan hendak mengatakan bahwa mereka
sudah tidak lagi akan dikasihi dan ditolak oleh Tuhan. Kuburan yang
dibongkar dan tulang-belulang yang dihamburkan menjadi suatu
tanda peringatan dan ancaman bahwa apabila mereka tidak bertobat
maka mereka akan mati binasa dan tulang-tulang mereka akan
dibiarkan berserakan alias tidak ada yang menguburkan.
Tetapi yang menarik adalah bahwa Tuhan juga menubuatkan melalui
Nabi Yeremia itu bahwa sekalipun semua malapetaka itu sudah
terjadi bangsa Israel belum juga bertobat. Orang-orang yang masih
tersisa di antara bangsa Israel itu ternyata nantinya akan melakukan
suatu hal yang justru akan menjadi penyebab kematian mereka.
Tuhan pun melalui Yeremia, menyampaikan keheranan-Nya, karena
meskipun mereka sudah jatuh begitu dalam, tersesat sekian jauh dan
mengalami penderitaan sebegitu hebat, mereka tidak juga segera
bertobat. Israel benar-benar bangsa yang tangguh. Tapi mereka
43
menggunakan ketangguhan itu secara negatif, yaitu untuk melawan
kehendak Tuhan. Tuhan heran kenapa mereka lebih memilih mati
daripada bertobat. Benar benar tangguh sekaligus bodoh.
Saking bodohnya, Tuhan membandingkan kebodohan mereka itu
dengan hewan-hewan dan binatang yang akan mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan siklus pergantian musim agar mereka
tetap dapat bertahan hidup. Tetapi bangsa Israel, umat kepunyaan
Allah ini lebih bodoh dari semua binatang itu. Mereka tidak bisa dan
tidak mau menyesuaikan diri dengan siklus hidup bahwa ketika
mereka salah maka harus memperbaiki kesalahan, ketika tersesat
maka harus kembali ke jalan yang benar, ketika berada dalam
bahaya maka harus menyelamatkan diri. Tetapi itu semua tidak
mereka lakukan. Itu kenapa Israel disebut lebih bodoh dari hewan.
C. Konteks Masa Kini
Sekarang ini banyak kasus penggusuran tanah baik oleh pemerintah
untuk menertibkan suatu kawasan ataupun oleh pihak tertentu
karena untuk pembangunan usaha miliknya atau pun oleh yang
berwenang. Penggusuran ini tentu saja diperlukan bila memang
banyak bangunan yang berdiri mengganggu lalu lintas jalan raya,
mengganggu ketertiban umum, dan disalah gunakan untuk
kepentingan yang melawan hukum. Namun tidak sedikit juga
penggusuran yang sifatnya rebutan tanah warisan, rebutan harta
gono-gini karena perceraian, adanya sertifikat palsu yang membuat
orang dirugikan dan digusur oleh pihak yang mempunyai sertifikat
yang asli.
Sekarang ini juga ada banyak kasus korupsi yang terjadi di tengah
pergumulan bangsa Indonesia yang sangat kompleks. Menurut
pengamat, secara sosial masyarakat Indonesia ini mudah sekali
mengampuni, sehingga korupsi itu kalau cuma kecil dan satu kali
mungkin tidak akan sampai dituntut. Tetapi kenyataannya, pelaku
44
korupsi itu seperti seorang yang kecanduan narkoba, sekali terkena
sulit untuk berhenti, sekali korupsi sulit untuk menghentikannya,
kecuali kalau sudah tertangkap dan dihukum, itu pun tidak
menjamin bahwa setelah itu ia tidak akan mengulanginya lagi. Itu
berarti sama seperti perbuatan bahwa Israel yang sulit untuk
bertobat.
Dosa-dosa kita yang lain, sebenarnya juga sama, kalau kita tahu dan
sadar bahwa suatu perbuatan itu adalah dosa dan tidak sesuai
dengan kehendak Tuhan maka kita segera bertobat dan itu akan
lebih mudah sembuh. Tetapi kebanyakan orang yang terjatuh dalam
suatu dosa tertentu, menjadi sulit untuk lepas dari jerat dosa itu.
Sehingga orang tersebut punya kecenderungan untuk melakukan
dosa itu lagi dan lagi sampai akhirnya ia tersandung suatu kasus atau
masalah yang sangat besar dan bisa menghancurkan hidupnya. Itu
pun belum tentu ia sadar dan bertobat, terkadang malah semakin
menjadi-jadi atau semakin parah.
D. Saran Penyusunan Kotbah
1. Ceritakan tentang penggusuran yang sering terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Ajak jemaat untuk melihat penggusuran
tidak hanya dari segi negatif saja tetapi juga dari segi yang
positif. Ajak jemaat untuk mulai memahami salah satu tujuan
dari penggusuran yaitu untuk menata lingkungan yang lebih baik
di masa depan.
2. Ajak jemaat juga untuk melihat dalam Firman Tuhan bahwa
Tuhan pun melakukan “penggusuran” atau penghukuman
dengan maksud untuk merombak dan menata ulang kehidupan
umatnya.
3. Ajak jemaat untuk segera bertobat agar kehidupan mereka tidak
perlu dirombak total oleh Tuhan.
4. Ajak jemaat untuk senantiasa hidup dalam pertobatan terus
menerus.
45
E. Liturgi
Nats Pembimbing
: Amos 8 : 4 – 7
Petunjuk Hidup Baru : 1 Tim 2 : 8 – 10
Persembahan
: Luk 16 : 10 – 12
Nyanyian
:
1. KJ 13 : 1 – 4
2. PKJ 37 : 1 – 2
3. PKJ 129 : 1 – 2
4. PKJ 197 : 1
5. PKJ 200 : 1
6. PKJ 264 : 1 – 3
7. KJ 402 : 1 – 2
8. KJ 406 : 1 – 2
F. Contoh Kotbah
“HIDUP DALAM KESETIAAN KEPADA ALLAH”
Bapak, ibu saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kalau kita mengamati di media masa berupa koran dan televisi saat ini,
maka seringkali kita melihat adanya penggusuran-penggusuran yang
dilakukan oleh Pemerintah yang bermaksud untuk menertibkan dan
kemudian menata suatu kawasan itu menjadi suatu kawasan yang lebih
baik dari sebelumnya. Memang penggusuran itu selalu dipandang negatif
karena menghancurkan bangunan dan terkadang juga mengganggu
stabilitas ekonomi suatu keluarga atau komunitas tertentu. Namun,
baiklah kita juga melihatnya secara seimbang, yaitu pasti ada niat dan
tujuan positif di balik semua penggusuran tadi. Contohnya saja,
penggusuran yang pernah dilakukan oleh walikota Surabaya, dan juga
Gubernur Jakarta yang menggusur rumah-rumah dan bangunan yang ada
di bantaran-bantaran kali atau sungai di Surabaya dan Jakarta. Hal itu
dilakukan agar sungai atau kali dapat kembali ke fungsinya semula
sebagai kanal yang akan mengalirkan air dari tengah pemukiman atau
46
dari tengah kota menuju ke laut sehingga dapat mengurangi dan
mengatasi banjir bila musim hujan telah tiba. Tidak hanya itu, kehidupan
orang-orang yang sudah digusur itu pun memang tidak dibiarkan begitu
saja, melainkan diperhatikan dengan diberikan pelatihan pekerjaan dan
juga modal pinjaman untuk usaha dengan tingkat suku bunga yang
sangat kecil.
Artinya penggusuran memang perlu dilakukan terhadap bangunan yang
tidak sesuai peraturan dan bisa mengganggu kenyamanan bagi khalayak
ramai yang lebih luas lagi.
Perikop kita juga berkisah tentang penggusuran. Ayat-ayat yang kita baca
ini menjelaskan bahwa Tuhan melalui nabi Yeremia, menyampaikan
suatu ancaman penggusuran bila umat tidak segera bertobat dari tingkat
lakunya yang jahat. Penggusuran makam para leluhur Israel dan
dihamburkannya tulang-belulang dari makam itu adalah suatu hukuman
yang akan terjadi dan sekaligus menjadi simbol akan keadaan mereka
yang akan mengalami kebinasaan dalam kengerian yang luar biasa bila
mereka tidak segera bertobat.
Agaknya di sini Tuhan melihat bahwa “bangunan” iman dan kehidupan
kerohanian umat Israel tidak lagi sesuai dengan aturan firman Tuhan.
Karena itu, bangunan yang seperti itu harus dirobohkan, dimusnahkan
dan diganti dengan bangunan baru yang sesuai dengan maksud dan
kehendak Tuhan. Tuhan akan menggusur kehidupan umat Israel baik
secara, politik, ekonomi, sosial, budaya dan juga secara Psikologis.
Kehidupan mereka akan dirombak oleh Tuhan agar mereka kembali
kepada Iman mereka yang mula-mula.
Namun yang menarik dari “Penggusuran” versi Tuhan ini, yaitu umat
Israel akan dibiarkan sampai benar-benar merasa rindu akan Tuhan,
merasa sangat haus akan Tuhan, barulah Tuhan akan menolong. Sebelum
itu terjadi, yaitu ketika mereka masih berseru dan mencari Tuhan dengan
47
setengah hati atau hanya sekedar berpura-pura, maka Tuhan belum akan
menolong mereka, melainkan membiarkannya sementara. Maksud Tuhan
adalah agar bangsa Israel itu benar-benar mencari Tuhan dengan
sungguh-sungguh, benar-benar bertobat, benar-benar diubah secara lahir
maupun batin mereka untuk kembali setia pada Tuhan dan meninggalkan
patung-patung dewa mereka.
Bapak Ibu, saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apakah ada diantara kita yang telah menyakiti dan mendukakan Tuhan
dengan melakukan apa yang tidak berkenan kepada Tuhan? Berapa lama
Saudara telah meninggalkan Tuhan dan tidak mau mendengarkan
panggilanNya? Kalau Saudara tidak segera bertobat dan kembali pada
Tuhan, maka akan ada saatnya di mana Tuhan pun akan “menggusur”
kehidupan Saudara seperti Tuhan menggusur kehidupan Umat Israel.
Pada saat itu terjadi, Tuhan akan membiarkan kita untuk sesaat lamanya,
kita akan berseru kepada Tuhan tetapi Tuhan seolah lambat untuk
menjawab dan lambat untuk bertindak sehingga kita mungkin akan
merasa letih lesu dan putus asa. Tentu saja maksud Tuhan agar kita
benar-benar dan sungguh-sungguh bertobat dan mengalami perubahan
yang dikehendaki Tuhan. Jadi jangan sampai hal itu terjadi, jangan
sampai Tuhan benar-benar murka dan menggusur kehidupan iman kita
dan meninggalkan kita. Tetapi, selagi masih ada waktu, yaitu hari ini,
marilah kita bertobat di hadapan Tuhan. Kita tinggalkan segala kebiasaan
yang tidak baik dan yang dibenci oleh Tuhan. Kita lakukan pekerjaan dan
perbuatan yang menyenangkan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama
sehingga Tuhan akan senantiasa dekat dengan kita dan kehidupan kita
akan senantiasa diberkati oleh Tuhan. Selamat berbenah diri. Tuhan
memberkati. Amin. (WK)
48
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 25 SEPETEMBER 2016
MINGGU TRINITAS XIX; WARNA LITURGI HIJAU
Bacaan
: 1 Timotius 6:6-19
“ RAHASIA KEBAHAGIAN SEJATI”
Tujuan
:
1. Agar jemaat bersyukur atas berkat jasmani yang diterima
2. Agar jemaat bersemangat berbagi, bermurah hati kepada sesama
dan mengumpulkan harta sorgawi
3. Agar jemaat mengetahui rahasia mencapai kebahagiaan sejati
A. Latar Belakang Teks
Surat 1 Timotius, 2 Timotius dan Surat Titus sering disebut
sebagai “surat-surat penggembalaan” karena isinya menyangkut
tanggungjawab mereka yang memimpin jemaat kristen perdana.
Meskipun ditujukan bagi Timotius pribadi, tetapi sesunggguhnya
surat 1 Timotius merupakan semacam buku paduan bagi para
pemimpin jemaat kristen perdana karena memuat banyak
ketentuan dan petunjuk yang berguna untuk mengelola jemaatjemaat yang baru berkembang pada waktu itu.
Timotius adalah murid Paulus (1 Kor 4:17), ibunya seorang
kristen Yahudi sedangkan ayahnya bukan seorang Yahudi dan
berasal dari Listra (Kis 16:1). Dalam surat-surat Paulus, Timotius
sering disebut sebagai rekan sekerja (2 Kor 1:1, 1 Tes 1:1, Flm 1).
Timotius adalah orang kepercayaan Paulus (1 Kor 16: 10, 2 Kor
1:19), oleh sebab itu ia sering diberi tugas sebagai utusan.
Timotius sering menemani Paulus dalam perjalanan misinya (Rm
16:21, Flp 2:19, Kis 16:1-3). Karena itulah Paulus menyebut
Timotius seperti anaknya sendiri (1 Tim 1:2).
Tema utama yang diangkat Paulus dalam suratnya kepada
Timotius ini adalah pentingnya kewaspadaan terhadap ajaranajaran sesat. Dalam surat ini Paulus juga memberi petunjuk untuk
49
memilih para pemimpin jemaat, penjelasan tentang jabatan serta
tanggungjawab para pemimpin jemaat.
Pembagian Surat 1 Timotius secara garis besar adalah sebagai
berikut :
a) Pasal 1:1 – 3:13 memaparkan nasihat-nasihat tentang
kehdupan jemaat. Pada bagian ini Paulus menyebut
Timotius sebagai anaknya yang sah dalam iman, disusul
dengan nasihat-nasihat umum mengenai kehidupan
jemaat, yakni soal mengucap syukur, berdoa, dan
menjauhkan diri dari ajaran-ajaran sesat. Paulus juga
menasihati para istri untuk berdandan yang pantas dan
sopan dan pemimpin jemaat agar hidup tak bercacat.
b) Pasal 3:14 – 4:5 memaparkan tentang iman yang benar
dan peringatan tentang ajaran-ajaran yang sesat. Dalam
bagian ini, Paulus secara singkat mengungkapkan “rahasia
ibadah kita”. Di situ dikutip suatu nyanyian pujian singkat
dan disusul peringatan tambahan mengenai ajaran sesat.
c) Pasal 4:6 – 6:21 memaparkan tentang nasihat Paulus
kepada para pemimpin jemaat, berisi nasihat pribadi
kepada Timotius dan petunjuk umum bagi para pemimpin
jemaat. Paulus kembali mengingatkan soal ajaran sesat
dan tentang akar segala kejahatan adalah cinta uang.
Surat ini diakhiri nasihat peneguhan, “bertandinglah
dalam pertandingan iman yang benar”.
B. Penafsiran Teks
1 Timotius 6:6-8
Ibadah yang disertai rasa cukup
menyebabkan seseorang hidup dalam rasa syukur, bersukacita,
bersemangat dan murah hati. Itulah keuntungan besar yang
diperoleh. Mencukupkan diri dengan apa yang ada merupakan
rahasia kebahagiaan.
1 Timotius 6:9-10
Dua ayat ini merupakan kontras
kehidupan yang digambarkan sebagai hidup beriman yang ideal
50
sebagaimana ayat 6-8 di atas. Cinta uang menjadi akar segala
kejahatan. Cinta uang (mata duitan) akan mencelakakan melalui
pencobaan-pencobaan yang bisa menjatuhkan iman orang
percaya. Cinta uang membuat seseorang terjerat dalam berbagai
nafsu yang mencelakakan, menenggelamkan seseorang pada
keruntuhan dan kebinasaan. Cinta uang membuat seseorang
imannya menyimpang dan hidupnya disiksa berbagai-bagai duka,
misalnya : selalu merasa kurang, tidak bisa bersyukur, selalu
kuatir, dsb.
1 Timotius 6:11-16 Timotius
disebut
manusia
Allah,
maksudnya manusia milik Allah, manusia yang berfokus kepada
Allah yang harus mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih,
kesabaran dan kelemahlembutan, bertanding dengan benar untuk
merebut kehidupan kekal.
1 Timotius 6:17-19 Nasihat bagi orang kaya agar tetap
menggantungkan harapan kepada Allah. Kekayaan menjadi
berkat bila digunakan sebagai sarana berbuat baik dan berbuat
kebajikan. Orang kaya harus suka memberi dan berbagi sehingga
dengan demikian mempergunakan kekayaannya menjadi alat
untuk mengumpulkan harta sorgawi, yakni kehidupan kekal.
C. Konteks Masa Kini
1) Zaman modern melahirkan banyak kemajuan di berbagai
bidang kehidupan. Tetapi ia juga melahirkan banyak orang
yang egois, kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan. Bila
perlu, demi harta dan kedudukan seseorang rela
mengorbankan sesamanya, keluarga bahkan agamanya.
Banyak orang menjadi boros, kikir dan menganut gaya hidup
konsumerisme.
2) Banyak orang menghargai sesamanya diukur dengan apa
yang dimilikinya.
3) Banyak orang berorientasi mencari pemenuhan jasmani saja
dan melupakan pemenuhan kebutuhan rohani.
51
4) Wabah gengsi gede-gede-an melanda banyak orang.
5) Pada pihak lain, Tuhan menggerakkan hati orang-orang
kristen yang kaya untuk mensupport/ mendukung usaha
penginjilan, pembangunan gedung gereja, donatur bagi
berjalannya program-program gereja, berjalannya STT, GOTA
(gerakan orang tua asuh), dsb.
D. Saran Penyusunan Kotbah
1. Pembukaan
Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat
menyanyikan salah satu lagu KJ/PKJ yang bertemakan
tentang persembahan, reffrein atau satu bait saja. Misalnya KJ
450:1 atau PKJ 149, atau lainnya.
2. Isi
Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan
Penjelasan teks. Tekankan tentang :
1. Pentingnya ibadah disertai rasa cukup.
2. Cinta uang menjadi akar segala kejahatan.
3. Kekayaan dapat menjadi sarana berbuat baik.
3. Penutup
Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman
Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa
bergantung kepada Tuhan harus dilakukan oleh setiap
pengikut Yesus.
E. LITURGI
Nas Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
Nyanyian :
1. PKJ 120:1-3
2. KJ 19:1-5
3. PKJ 198:1-3
: Matius 10:32-33
: Yohanes 3:16
: Amsal 11:24-26
52
4. PKJ 103:1-3
5. KJ 403:1-4
6. KJ 363:1-2
F. CONTOH KOTBAH JADI
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Lagu yang akan saya nyanyikan ini syairnya sangat indah. Jangan
berfokus pada suara saya. Berfokuslah pada keindahan dan kebenaran
syairnya. (Pengkotbah menyanyikan “Hati Sbagai Hamba”, PKJ 149:1 atau
KJ 450:1, atau lagu yang bertemakan tentang persembahan, menjelaskan
secara singkat nama pengarang lagu tersebut dan menerangkan makna
lagu itu.)
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Tentang pentingnya berucap syukur dinyatakan oleh rasul Paulus dalam
suratnya kepada Timotius. Timotius adalah murid Paulus, ibunya
seorang kristen Yahudi sedangkan ayahnya bukan orang Yahudi tapi
berasal dari Listra. Dalam surat-surat Paulus, Timotius sering disebut
sebagai rekan sekerja yang menjadi orang kepercayaan Paulus, oleh
sebab itu ia sering diberi tugas sebagai utusan. Timotius sering
menemani Paulus dalam perjalanan misi pemberitaan Injilnya. Karena
kedekatan itulah Paulus menyebut Timotius seperti anaknya sendiri.
Kepada Timotius, rasul Paulus menasihatkan tentang pentingnya
beribadah yang disertai rasa cukup. Karena ibadah yang disertai rasa
cukup itu akan menghasilkan kebahagiaan. Hanya pribadi yang merasa
diri cukup yang bisa mengalami hidup dalam rasa syukur, bersukacita,
bersemangat dan indahnya bermurah hati kepada orang lain. Itulah
keuntungan besar yang diperoleh. Mencukupkan diri dengan apa yang
ada merupakan rahasia kebahagiaan. Bukankah setiap insan ingin
bahagia? Kebahagiaan tidak perlu ditunda nanti setelah ini dan itu kita
miliki. Kebahagiaan dapat dialami sekarang, saat ini juga. Kuncinya
adalah merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Tetapi manusia adalah
mahluk cerdas yang aneh. Suka membuat syarat-syarat tertentu kepada
53
dirinya sendiri untuk berbahagia. Kadang syaratnya juga dibuat begitu
sulit untuk dicapai atau lama baru dapat diraih. Padahal, kebutuhan
manusia berkembang dan terus bertambah banyak. Ketika kebutuhankebutuhan tertentu terpenuhi, muncul kebutuhan baru. Dengan
demikian, banyak orang semakin jauh dari apa yang disebut kebahagiaan.
Banyak orang memang suka menunda-nunda kebahagiaan.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Kebahagiaan adalah keuntungan besar dari keputusan cerdas yang bisa
kita ambil dengan cara merasa diri cukup. Merasa cukup dengan
pasangan hidup kita, merasa cukup dengan kendaraan yang kita miliki,
merasa cukup dengan tempat tinggal yang Tuhan anugerahkan, merasa
cukup dengan TV, kulkas, meja, lemari, pakaian, bentuk tubuh, warna
kulit, jenis rambut, harta benda, dsb yang ada pada kita. Dengan merasa
diri cukup maka kita bisa belajar hidup dalam rasa syukur dan dipenuhi
kesukacitaan dengan apa yang kita miliki.
Paulus menuliskan, “sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam
dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa apa ke luar. Asal ada
makanan dan pakaian, cukuplah (1 Tim 6:7-8).” Tetapi merasa diri cukup
dengan hal-hal lahiriah saja belum bisa membawa kebahagiaan yang
sejati, masih ditambahkan oleh Paulus tentang pentingnya beribadah
kepada Allah. “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi
keuntungan besar (1 Tim 6:6)”. Merasa diri cukup dan rajin beribadah
adalah satu paket mencapai kebahagiaan.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Lebih lanjut Paulus menasihatkan tentang bahaya dari sikap merasa diri
kurang. Perasaan ini menjauhkan manusia dari kebahagiaan. Orangorang yang diliputi hasrat ingin kaya terjatuh pada banyak pencobaan.
Cinta uang menjadi akar segala kejahatan. Cinta uang (mata duitan) akan
menjadi sumber penyebab situasi mencelakakan melalui pencobaanpencobaan yang mengikutinya.
Pencobaan-pencobaan itu bisa
menjatuhkan iman orang percaya. Cinta uang membuat seseorang
54
terjerat dalam berbagai nafsu yang menenggelamkan seseorang pada
keruntuhan dan kebinasaan. Cinta uang membuat iman seseorang
menyimpang dan hidupnya akan disiksa berbagai-bagai duka, misalnya :
selalu merasa kurang, tidak bisa bersyukur, menghalalkan segala cara
untuk dapat uang, selalu kuatir, pelit, mudah dilanda iri hati melihat
kesuksesan orang lain, dsb. Tidak ada orang kuatir yang bahagia atau
orang pelit yang gembira. Mana ada orang iri hati yang bersukacita? Cinta
uang dan hasrat ingin cepat kaya pasti menjauhkan manusia dari
kebahagiaan.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Ingin menjadi orang berkecukupan dan berlimpah fasilitas bukan
persoalan. Tetapi cinta uang penuh dengan masalah. Hasrat ingin cepat
kaya mengundang berbagai-bagai duka datang kepada kita. Bila kita
belum berlimpah harta benda, bersyukurlah. Bersyukurlah dengan apa
yang kita sudah miliki. Jika kita sudah berkecukupan atau sudah
dianugerahi kekayaan, “janganlah juga bersedih hati.” Bersyukurlah !
Gunakan kekayaan yang ada pada kita untuk berbuat kebaikan sebanyakbanyaknya. Paulus berpesan kepada Timotius untuk menasihati orangorang kaya agar tetap menggantungkan harapan kepada Allah. Kekayaan
menjadi berkat bila digunakan sebagai sarana berbuat baik dan berbuat
kebajikan. Orang kaya harus suka memberi dan berbagi sehingga dengan
demikian mempergunakan kekayaannya menjadi alat untuk
mengumpulkan harta sorgawi. Ingat,... kekayaan tidak bisa membawa
kebahagiaan. Tetapi kekayaan bisa menjadi sarana bagi kita untuk
berbuat banyak kebaikan.
Orang-orang kaya tak boleh bergantung kepada kekayaannya melainkan
hanya kepada Allah saja, yang dalam kekayaanNya memberikan kepada
kita segala sesuatu untuk dinikmati (1Tim 6:17). Paulus berpesan, “
peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam
kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian
mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu
55
yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya “ (1 Tim 6:1819).
Kebahagiaan hadir saat merasa diri cukup dengan hal-hal lahiriah yang
kita miliki sambil rajin beribadah kepada Allah. “Memang ibadah itu
kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar”. Bagi mereka yang
kaya: merasa diri cukup, mempergunakan kekayaannya menjadi alat
untuk mengumpulkan harta sorgawi dan rajin beribadah adalah satu
paket mencapai kebahagiaan.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Zaman modern melahirkan banyak kemajuan di berbagai bidang
kehidupan. Tetapi ia juga melahirkan banyak orang yang egois, kikir dan
gila harta, pangkat dan kedudukan. Bila perlu, demi harta dan kedudukan
seseorang rela mengorbankan sesamanya, keluarga bahkan agamanya.
Banyak orang menjadi boros, kikir dan menganut gaya hidup
konsumerisme. Banyak orang menghargai sesamanya dari apa yang
dimiliki. Banyak orang berorientasi mencari pemenuhan jasmani saja dan
melupakan pemenuhan kebutuhan rohani. Wabah gengsi gede-gede-an
melanda banyak orang. Umat Tuhan tidak boleh demikian. Pada pihak
lain, kita bersyukur Tuhan menggerakkan banyak orang kristen yang
kaya untuk mensupport usaha penginjilan, pembangunan gedung gereja,
donatur bagi berjalannya program-program gereja, berjalannya STT,
GOTA, dsb.
Apakah bapak, ibu, saudara dan saudariku ingin hidup bahagia? Melalui
perikop kita hari ini kita telah mengerti bahwa: Pertama, tentang
pentingnya ibadah disertai rasa cukup. Kedua, tentang akar segala
kejahatan yakni cinta uang. Ketiga, tentang kekayaan sebenarnya dapat
menjadi sarana untuk berbuat baik dan mengumpulkan harta sorgawi.
Mengakhiri kotbah ini, saya mengajak kita untuk bersyukur atas apa yang
kita miliki. Kebahagiaan tak perlu ditunda-tunda lagi. Sekarang kita bisa
berbahagia. Rahasianya adalah dengan merasa diri cukup,
56
mempergunakan kekayaan sebagai alat untuk mengumpulkan harta
sorgawi dan rajin beribadah kepada Allah. Ini adalah rahasia mencapai
kebahagiaan yang sejati. Mari kita lakukan! Soli Deo gloria. Segala puji
hanya bagi Dia. Amin. (BNH)
57
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 02 OKTOBER 2016
MINGGUTRINITAS XX ; WARNA LITURGI HIJAU
Bacaan Kotbah: Habakuk1:1-4, 2:1-4
“ ORANG AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA”
Tujuan:
Jemaat tetap beriman teguh dalam situasi zaman yang penuh
dengan kejahatan.
A. LATAR BELAKANG TEKS
Dua kali Habakuk disebut seorang nabi ( Hab 1:1;3:1). Mungkin
sekali, Habakuk adalah seorang nabi yang ditugaskan dalama Bait
Suci di Yerusalem sebagai nabi kultis (nabi yang diterima oleh umat).
Zaman hidup Habakuk merupakan masalah yang pelik, situasi zaman
ini penuh dengan kekerasan, ketidakadilan yang parah dan ketiadaan
hukum diantara umat Allah. Dalam Habakuk 1:6 disebut orang
Kasdim. Orang Kasdim ini dapat disamakan dengan bangsa Babel.
Nabi Habakuk menyaksikan munculnya kuasa Babel ( Sejak tahun
625 SM) di Timur Tengah Kuno. Mungkin sekali Habakuk bernubuat
di Yehuda selama pemerintahan raja Yoyakim ( 608-597). Yoyakim
pernah membayar upeti kepada Babel, tetapi kemudian
menghentikan pembayaran itu. Akibatnya ialah bahwa Yerusalem
dikepung pada tahun 597 oleh raja Nebukadnesar. Masa
pemerintahan Yoyakim ini digambarkan oleh Habakuk sebagai zaman
yang penuh dengan ketidakadilan. Ketidak adilan ini masih
bertambah banyak oleh tindakan dari bangsa Babel.
Habakuk mengeluh bahwa Tuhan tidak bertindak cepat untuk
menghentikan kekejaman dan ketidakadilan di Yehuda. Habakuk
menjadi lebih bingung lagi ketika Tuhan mengatakan bahwa
hukuman terhadap Yehuda akan dilaksanakan oleh pasukan Babel.
Bagi Habakuk jalan keluar ini lebih buruk dari pada kejahatan
58
Yehuda, sebab perilaku Babel lebih buruk dibandingkan dengan
perilaku orang Yehuda dan para pemimpinnya.
B. PENJELASAN TEKS HABAKUK 1:1-4 & 2: 1-4
1:1 : Ucapan Illahi dalam penglihatan Nabi Habakuk.
1:2-3 :Habakuk berteriak kepada Tuhan, tetapi tidak didengar,
Habakuk berseru kepada-Nya tentang penindasan, tetapi
tidak ditolong. Habakuk mengeluh dan mempertanyakan
sampai kapan harus berteriak dan minta tolong kepada
Tuhan. Selain itu Habakuk juga mempertanyakan, mengapa
Tuhan memperlihatkan kepadanya kejahatan, sehingga
Habakuk memandang kelaliman. Aniaya dan kekerasan ada
di hadapannya, perbantahan dan pertikaianpun juga terjadi.
Habakuk sedih melihat kejahatan di terjadi atas umat Allah.
1:4 :Habakuk mengeluhkan tentang ketidakadilan, dimana hukum
kehilangan kekuatannya artinya lumpuh, tidak berkekuatan.
Hal ini mengakibatkan tidak pernah muncul keadilan.
Keadilan tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
orang fasik mengepung orang benar. Keadilan muncul
terbalik.
2:1:
Habakuk menggambarkan dirinya sebagai penjaga di menara
pengawas yang menantikan-nantikan jawaban Tuhan atas
pertanyaan-pertanyaannya. Habakuk sendiri percaya bahwa
pertanyaan-pertanyaannya akan segera dijawab oleh Tuhan.
2:2 : Lalu TUHAN menjawab, supaya Habakuk menuliskan
penglihatan yang ia lihat dan kemudian mengukirkannya
pada loh-loh (Loh-loh adalah tanah liat yang biasanya dipakai
di Babel), supaya orang sambil lalu dapat membacanya,
artinya supaya dapat segera dan mudah dibaca oleh siapa
saja yang melihatnya.
2:3
: Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia
bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu;
apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu
59
2:4
sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.
Hal ini mau menunjukkan bahwa Allah akan bertindak pada
saat yang tepat.
: Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus
hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh
percayanya. Yang dimaksudkan di sini mungkin orang Babel
yang mendewakan kekuatannya sendiri. Namun bisa jadi
menunjuk pada mereka yang lebih menyombongkan
kemampuan, kekuasaan atau kekayaannya sendiri daripada
mempercayai Allah. Sedangkan orang benar akan hidup oleh
percayanya. Dalam Alkitab terjemahan bahasa seharisehari, berbunyi, ” Dan ingatlah : Orang yang jahat tidak akan
selamat, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan
hidup karena kesetiaannya kepada Allah.”
C. KONTEKS MASA KINI.
Milenium ketiga (Milenium ketiga dimulai pada tahun 2000
sampai tahun 3000) yang ditandai dengan kekuatan modal,
materi menjadi berkuasa, membuat banyak orang berlombalomba mengejar harta duniawi. Ada yang mengejar kekayaan
dengan cara yang benar, tetapi ada juga dengan jalan yang tidak
benar yaitu dengan melanggar Firman Tuhan. Praktek suap untuk
mendapatkan jabatan bukanlah sesuatu yang baru. Karena uang
seseorang bisa menggeser orang lain yang sebenarnya lebih
berhak. Karena uang, orang yang bersalahpun bisa menjadi bebas,
yang artinya hukum bisa dibeli dan diputarbalikkan. Karena
materi menjadi sebuah kekuatan, seseorang dapat merasa besar
dan menjadi sombong memiliki kekayaan yang melimpah,
sedangkan orang yang tidak punya harta merasa menjadi kecil
dan rendah diri. Sehingga yang sering terjadi yang kecil dan
lemah selalu tersingkir, yang besar selalu menang.
60
Sebagian orang menyebut bahwa zaman sekarang ini adalah
zaman edan, yen ora ngedan ora keduman (kalau tidak ikut gila
tidak dapat bagian). Sing becik ditampik sing olo ditompo ( yang
baik ditolak, yang jahat diterima). Kebenaran menjadi barang
yang langka, karena menjalani hidup sesuai kebenaran banyak
tantanagan dan akan ditertawakan.
Melihat situasi seperti ini banyak orang yang berusaha hidup
benar menjadi pesimis akan kehidupan masa depan yang seolaholah tidak berpengharapan, tetapi masih banyak orang yang
tetap punya iman, bahwa Allah tetap bekerja dan bertindak adil
kepada orang benar maupun terhadap orang jahat yang terjadi di
muka bumi.
D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
1. Pembukaan
Tanyakan kepada jemaat, bagaimana sikapnya, ketika melihat
kejahatan dan ketidakadilan berkembang dan tidak ada tindakan.
2. Isi
 Jelaskan keluhan dan tindakan nabi Habakuk ketika
melihat kejahatan dan ketidakadilan.
 Jawaban Tuhan kepada Habakuk.
3. Penutup.
Tekankan kepada jemaat supaya dalam situasi zaman yang
penuh dengan kejahatan tetap hidup dengan percaya dan mau
merendahkan hati di hadapan Tuhan.
E. LITURGI
1. Ny Pembukaan : PKJ 192
2. Nats pembimbing
: Mazmur 37:1-9
3. Ny Jemaat
: PKJ 291
4. Berita Anugerah
: 1 Yoh 1:9
5. Ny peneguhan
: PKJ 126
6. Ny Responsoria
: PKJ 265
61
7. Nats Persembahan
8. Ny persembahan
9. Ny penutup
: 2 Kor 8:13-15
: KJ 439
: Pkj 285
F. CONTOH KHOTBAH JADI
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Sebagian orang memahami bahwa zaman sekarang ini adalah zaman
edan. Mengapa demikian? Karena melihat situasi yang terbalik dan
tidak semestinya terjadi malah sering terjadi. Misalnya: Hidup dengan
jujur kok malah hancur, berbicara yang benar malah dibenci, yen ora
ngedan ora keduman ( hidup kalau tidak ikut gila tidak akan dapat
bagian), sehingga korupsi menjadi sebuah tindakan yang membiasa
dalam kehidupan masyarakat, baik dari pejabat tingkat tinggi sampai
dengan rakyat kecil yang mudah kena suap.
Belum lagi kejahatan-kejahatan lainnya yang berkembang dengan
cepatnya seperti Narkoba dengan melibatkan para narapidana yang
ada di Lembaga Pemasyarakatan serta melibatkan pejabat dan
aparatur negara, sehingga negara menjadi status darurat narkoba.
Situasi ini tentu membuat kita menjadi prihatin, dan bertanya-tanya,
mengapa hidup dengan benar saja kok susah? Kadang ada yang
protes, mengapa orang yang berbuat jahat hidupnya terlihat tenang
dan berlimpah? Sedangkan orang yang baik dan jujur hidupnya susah
dan tidak berkembang? Ketika melihat ketidakadilanpun kita hanya
bisa marah dan geregetan serta mengeluh, mengapa situasi ini
dibiarkan terus terjadi?
Jemaat yang dikasihi Tuhan.
Situasi seperti ini ternyata juga dialami oleh nabi Habakuk yang
hidup dan bernubuat pada zaman pemerintahan Yoyakim( Th 608597 SM). Situasi zaman ini penuh dengan kekerasan, ketidakadilan
yang parah dan ketiadaan hukum diantara umat Allah. Dalam
Habakuk 1:6 disebut orang Kasdim. Orang Kasdim ini dapat
62
disamakan dengan bangsa Babel. Nabi Habakuk menyaksikan
munculnya kuasa Babel (sejak tahun 625 SM) di Timur Tengah Kuno.
Raja Yoyakim pernah membayar upeti kepada Babel, tetapi kemudian
menghentikan pembayaran itu. Akibatnya ialah bahwa Yerusalem
dikepung pada tahun 597 oleh raja Nebukadnesar. Masa
pemerintahan Yoyakim ini digambarkan oleh Habakuk sebagai zaman
yang penuh dengan ketidakadilan. Ketidakadilan ini semakin
bertambah banyak ketika bangsa Babel bertindak dan menguasai
Yehuda..
Habakuk mengeluh bahwa Tuhan tidak bertindak cepat untuk
menghentikan kekejaman dan ketidakadilan di Yehuda. Habakuk
menjadi lebih bingung lagi ketika Tuhan mengatakan bahwa
hukuman terhadap Yehuda akan dilaksanakan oleh pasukan Babel.
Bagi Habakuk jalan keluar ini lebih buruk dari pada kejahatan
Yehuda, sebab perilaku Babel lebih buruk dibandingkan dengan
perilaku orang Yahuda dan para pemimpinnya.
Dalam ayat 1-4 dijelaskan bagaimana Habakuk mengeluh dan
mengadu kepada Allah akan situasi yang dialaminya. Habakuk
berteriak kepada Tuhan, tetapi tidak didengar, Habakuk berseru
kepada-Nya tentang penindasan, tetapi tidak ditolong. Habakuk
mengeluh dan mempertanyakan sampai kapan harus berteriak dan
minta tolong kepada Tuhan. Selain itu Habakuk juga
mempertanyakan, mengapa Tuhan memperlihatkan kepadanya
kejahatan, sehingga Habakuk memandang kelaliman. Aniaya dan
kekerasan ada di hadapannya, perbantahan dan pertikaianpun juga
terjadi. Habakuk sedih melihat kejahatan ditengah-tengah umat Allah.
Habakuk mengeluhkan
tentang ketidakadilan, dimana hukum
kehilangan kekuatannya artinya lumpuh, tidak berkekuatan, serta
tidak pernah muncul keadilan yang artinya keadilan tidak diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, orang fasik mengepung orang benar,
hal inilah yang menyebabkan keadilan muncul terbalik.
63
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Dalam sitausi seperti ini, Habakuk menunggu jawaban Tuhan,
Habakuk menggambarkan dirinya sebagai penjaga di menara
pengawas yang menantikan-nantikan jawaban Tuhan atas
pertanyaan-pertanyaannya. Habakuk sendiri yakin bahwa
pertanyaan-pertanyaannya akan segera dijawab oleh Tuhan. Tuhan
pun menjawabanya ( 2 : 1-4) bahwa Habakuk akan mendapat
penglihatan dari Tuhan dan apa yang dilihat supaya dituliskannya
dan diukir pada loh-loh (Loh-loh adalah tanah liat yang biasanya
dipakai di Babel), supaya orang dengan sambil lalu dapat
membacanya, maksudnya agar dapat segera dan mudah dibaca oleh
siapa saja yang melihatnya.
Karena penglihatan yang akan terima masih menanti saatnya, tetapi
ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila
berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan
datang dan tidak akan bertangguh. Hal ini mau menunjukkan bahwa
Allah akan bertindak pada saat yang tepat. Tuhan berfirman kepada
Habakuk bahwa orang yang membusungkan dada, sesungguhnya
tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh
percayanya. Yang dimaksudkan orang yang membusungkan dada di
sini mungkin orang Babel yang mendewakan kekuatannya sendiri.
Namun bisa jadi menunjuk pada mereka yang lebih menyombongkan
kemampuan, kekuasaan atau kekayaannya sendiri, daripada
mempercayai Allah. Sedangkan orang benar akan hidup oleh
percayanya. Percaya kepada Tuhan adalah
gambaran
kerendahhatian, mau dituntun dan melaksanakan apa yang
diperintahkan Allah. Dalam Alkitab bahasa sehari-sehari, berbunyi, ”
Dan ingatlah : Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi orang yang
melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya kepada
Allah.” Dan inilah sebenarnya yang menjadi inti dari Firman Tuhan
yang disampaikan kepada Habakuk pada pasal ini, untuk menyikapi
apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi serta apa yang
64
harus dilakukan oleh umat Yehuda. “Sesungguhnya orang yang
membusungkan dada tidak lurus hatinya, orang benar akan hidup
oleh percayanya”
Jemaat yang mengasihi Tuhan.
Ketika kita melihat dan menghadapi situasi yang penuh dengan
kejahatan di mana ketidakadilan, penindasan, penganiayaan, korupsi
sering terjadi. Orang menyebutnya sebagai zaman Edan. Sebagai orang
beriman kita harus tetap percaya kepada Allah, bahwa Allahpun pasti
juga akan bertindak, dalam arti Tuhan tidak akan membiarkan orang
yang sombong ataupun membusungkan dada (jahat) yang hidupnya tidak
benar selalu beria-ria, tetapi pasti ada saatnya nanti akan jatuh. Hal ini
juga sudah mulai terjadi di mana kasus-kasus korupsi sudah banyak yang
diungkap dan ditangkap, orang yang berbuat jahat tidak akan tenang
karena selalu berhadapan dengan hukum yang mulai ditegakkan.
Demikian juga dengan orang yang beriman. Dalam situasi yang sulit,
terus berusaha hidup benar dengan senantiasa percaya kepada Tuhan
pasti akan hidup. Dalam arti Tuhan akan menuntun dan menolong
umatNya yang rendah hati dan percaya kepadaNya. Walaupun jaman ini
adalah jaman Edan, kalau tidak ngedan pasti masih komanan ( mendapat
bagian ) dan itu adalah pemberian Tuhan. Untuk itu mari kita menjadi
pribadi-pribadi yang tidak sombong, menjadi pribadi yang tidak
membusungkan dada, meskipun kita punya kekuatan, baik harta
kekayaan, jabatan, kedudukan, mari kita tetap rendah hati dengan
mengandalkan Tuhan serta tetap beriman kepadaNya sehingga sebagai
orang yang benar kita dapat bertahan hidup karena iman kepada Tuhan
yang menuntun pada kehidupan. Kitapun juga tidak perlu rendah diri
ketika kita tidak punya sesuatu, jangan iri hati kepada mereka yang
berlimpah dengan hasil kejahatannya, yakinlah bahwa ketika kita hidup
benar dengan iman kepada Tuhan, kitapun akan diberkati olehNya,
sehingga kita tidak tergoda untuk melakukan apa yang jahat dihadapan
Tuhan dan sesama. “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada,
tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh
65
percayanya”. ” Dan ingatlah : Orang yang jahat tidak akan selamat, tetapi
orang yang melakukan kehendak Allah akan hidup karena kesetiaannya
kepada Allah.” Tuhan memberkati. Amin. (JN)
66
RANCANGAN KOTBAH Minggu, 13 November 2016
Minggu Trinitas XXVI: Warna Liturgi Hijau
BACAAN: Lukas 21:5-19
“ HAMBA YANG WASPADA DAN BERTAHAN “
A. PENGANTAR
Sekitar tahun 30-an Masehi, Yesus menubuatkan kehancuran bait
Allah. Ketika banyak orang mengagumi kemegahan bait Allah,
Yesus justru membicarakan kehancurannya. Pada masa itu situasi
hidup akan semakin sulit. Kelaparan dan penyakit semakin
merajalela. Perang semakin meluas. Pengikut Kristus akan
berhadapan dengan rangkaian penderitaan hidup.
B. PENJELASAN TEKS
1. Bait Allah bagi orang Israel adalah ‘pusat dunia’ dan
mikrokosmos ( dunia kecil-nya ) kehidupan umat percaya.
Bait Allah merupakan tempat paling puncak kehidupan
beriman, pengetahuan dan peradaban bisa dialami. Tak heran
jika para murid waktu itu begitu mengagumi keindahannya.
2. Penggunaan istilah guru dilekatkan pada orang yang
memberikan pencerahan batin dan perombakan karakter
serta moralitas. Agak sedikit berbeda dengan peran Nabinabi yang banyak berkonsentrasi pada perombakan tatanan
sosial (reformasi dan revolusi), baik secara politis,ekonomis
maupun budaya. Jika Yesus disebut dengan gelar Guru maka
hal itu memperlihatkan bahwa apa yang dikatakan oleh
Yesus lebih merupakan tantangan spiritual bagi para murid
daripada sebuah ungkapan nubuat atau kalimat eskatologis (
nubuat akhir jaman ) tentang bait Allah. Tantangan spiritual
untuk memaknai ulang apa yang disebut dengan Bait Allah
itu.
67
3. ”Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan”, merupakan
nasihat umum seorang guru spiritual, untuk mengingatkan
orang tentang pentingnya keteguhan hati dan ketaatan iman
terhadap Allah. Dalam perikop ini kalimat itu digunakan
Yesus agar para murid memiliki keteguhan hati dan ketaatan
iman melebihi dan melampaui segala peristiwa dasyat yang
biasa dan bisa terus terjadi dalam hidup manusia di dunia ini
yaitu, pertikaian, kekerasan, perang, penindasan, gempa dan
bencana alam,wabah penyakit, bahkan kelaparan .
4. Oleh Lembaga Alkitab perikop ini diberi judul “Permulaan
Penderitaan”, jika dihubungkan dengan peran Guru di atas
(point 2) nampaknya pemberiaan
judul ini hendak
menegaskan bahwa para murid akan mendapatkan tantangan
dasyat melalui peristiwa-peristiwa hidup dan pengalaman
kejadian-kejadian alam. Jika pada saat peristiwa-peristiwa itu
datang dan iman mereka goyah, maka mereka tidak akan
mempunyai hidup. Tapi sebaliknya, jika mereka mampu
melihat peristiwa dasyat yang besar namun tetap bertahan
(ay.19) maka mereka akan memperoleh hidup.
C. KONTEKS MASA KINI
1. Karena peristiwa-peristiwa seperti yang digambarkan dalam
perikop bacaan sepanjang sejarah peradaban manusia terus
terjadi maka dengan sendirinya muncul tawaran-tawaran
yang semakin hari semakin menggiurkan agar orang
melarikan diri dari penderitaan tersebut.
a. Bayangan ketakutan terhadap perang, negara-negara
berusaha membuat senjata
pembunuh semakin canggih (Bom atom, rudal, bom
biologi, dll).
68
b. Ada orang yang takut diperlakukan tidak adil dan
dianggap pengecut maka orang melakukan terror bom
dan ancaman-ancaman mengerikan.
c. Ada orang yang takut pada kelaparan orang menumpuk
uang sebanyak-banyaknya.
d. Ada orang yang takut tidak sehat dan bugar maka menjadi
sangat konsumtif terhadap obat-obatan dan terapi-terapi
pengobatan yang konon walaupun semakin mahal malah
semakin laris.
Semakin orang melarikan diri dari penderitaan semakin banyak
penderitaan baru muncul dengan wajah yang semakin bervariasi.
2. Tawaran untuk melarikan diri dari penderitaan itu juga menimpa
dan menggoyahkan iman dan keteguhan hati rakyat kecil yang dari
dulunya diakui memiliki kekuatan kerukunan
dan kearifannya
terhadap lingkungan hidup;
a. Takut hasil panennya kecil, tanah diberi pupuk kimia dan
pestisida sebanyak-banyaknya yang dapat merusak
lingkungan.
b. Takut pada hantu, maka pohon-pohon perindang justru
ditebang karena dianggap keramat.
c. Takut ketinggalan jaman, sapi dan kerbau dijual untuk
membeli motor atau mobil.
Tanah tidak lagi dihormati sebagai “Ibu Pertiwi” yang menjadi
sumber hidup yang lestari. Tanah hanya dijadikan barang
komoditi ( barang dagangan ) dan dijadikan alat pemuas keinginan
manusia. Hukum yang berlaku umum adalah; banyak uang banyak
tanah, sementara itu para petani dan buruh tani yang terus
membangun dirinya dan tekun menjaga agar tanah tetap sebagai
sumber kehidupan semakin dipojokkan.
69
3. Semakin hari orang tidak hanya disesatkan oleh gaya hidup
hedonis (mengejar kenikmatan duniawi), mengejar kesejahteraan
tanpa keadilan terhadap alam, dan lahirnya sistem ekonomi yang
berpihak pada yang kuat. Dengan demikian orang tidak hanya
semakin kehilangan kualitas hidupnya, namun juga kehilangan
relasinya dengan orang lain dan alam, bahkan kehilangan makna
hidupnya dihadapan Allah.
D. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH
Pendahuluan .
Ceritakan kepada jemaat tentang orang-orang yang dengan
berani mampu memanfaatkan penderitaannya sebagai kekuatan
dan semangat yang luar biasa dalam hidupnya.
Isi:
Perlihatkan kepada jemaat bagaimana Yesus berperan sebagai
Guru spiritual (lih.Penjelasan Teks) yang bisa memanfaatkan tiap
peristiwa yang dihadapi bersama murid-murid sebagai proses
belajar dan memaknai untuk memperoleh pencerahan dan
kewaspadaan yang terus menerus, bisa jadi proses belajar itu
justru membawa manusia pada penderitaan baru.(Lih.Konteks
masa kini).
Penutup
Yakinkan jemaat bahwa Yesus mengajari para murid agar para
murid tetap waspada terhadap segala gejala perubahan yang
terjadi di dunia ini. Memang akan membawa penderitaan, tetapi
dengan menghadapinya dan memanfaatkannya sebagai
pembelajaran untuk memperoleh pencerahan para murid dan
kita semua akan memperoleh hidup.
70
E. Liturgi:
Nats Pembimbing
BA&PHB
Ayat persembahan
Daftar Nyanyian
1.KJ.19:1,5
2.KJ.378: 1,2
3.KJ.:441: 1-3
4.KJ.:56: 1
5.KJ.:369a: 1,2
6.KJ.:417: 1,7,8
: Ratapan 5:1
: Amos 9:13-15
: Mazmur 95:1-5
F. Contoh khotbah jadi
Jemaat yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus,
Ada ungkapan bijak mengatakan,” Dalam kehidupan ini, kita tidak dapat
selalu mengendalikan peristiwa yang akan terjadi dalam hidup kita,
tetapi kita bisa selalu mengendalikan apa respon kita setelah peristiwa
itu terjadi dalam hidup kita.” Ungkapan ini ingin menjelaskan bahwa
sedikit sekali peluang bagi manusia untuk mengendalikan sebuah
peristiwa yang akan terjadi dalam hidupnya, namun manusia berpeluang
besar untuk mengendalikan apa responnya setelah peristiwa itu terjadi.
Seperti kisah berikut ini.
Fanny Crosby yang buta sejak kecil, suatu saat mendapat perhatian dari
seorang pengkotbah yang mengatakan,” sayang sekali engkau tidak dapat
melihat padahal Tuhan memberikan kepadamu begitu banyak karunia.”
Namun Fanny menjawab, jika pada saat lahir aku bisa minta satu
permohonan, maka aku ingin dilahirkan sebagai seorang yang buta saja.
Sang pengkhotbah terkejut dan bertanya kenapa? Karena dalam
kebutaan ini saya dapat melihat wajah Tuhan yang sangat baik bagi saya.
Dalam kebutaannya Fanny telah menciptakan 8000 lagu rohani salah
satu lagunya adalah “ Blessed Assurance” (Ku Berbahagia, Kj. 392).
71
Saudara, saudari yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus,
Tidak ada satu orangpun yang ingin lahir ke dunia ini dengan kekurangan
secara fisik (buta). Bahkan kalaupun hal itu terjadi pada sebagian orang,
ini adalah bencana, karena merasa tidak punya harapan masa depan.
Namun jika kita melihat kisah tadi ternyata mata yang buta secara fisik
bukanlah sebuah bencana, Fanny Crosby tidak pernah merasa menyesal
dengan keberadaannya. Bukannya ia tidak bisa menjaga sebelum
peristiwa itu terjadi, namun bagaimana ia dapat menerima kekurangan
tersebut dan berusaha untuk melakukan segala sesuatu dengan apa yang
ia miliki bukan dengan apa yang tidak ia miliki. Dengan segala
keterbatasannya ia meraih kesuksesannya dengan menciptakan ribuan
lagu.
Begitu juga dengan Firman Tuhan saat ini, ketika Yesus berbicara tentang
kehancuran Bait Allah, bukanlah Yesus sementara bernubuat atau
berbicara tentang kehancuran Bait Allah, tetapi seorang guru yang
sementara mengingatkan para murid akan situasi yang akan mereka
hadapi yaitu; mereka akan ditangkap, dianiaya, dipenjara dan diserahkan
oleh raja-raja dan penguasa-penguasa. Mereka akan dikhianati oleh
orang-orang terdekat sekalipun termasuk keluarga dan sahabat-sahabat
bahkan akan dibunuh karena mengajarkan tentang ajaran Yesus Kristus
(Injil).
Saudara, saudari yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bagaimana dengan kita? Mungkin konteks kita tidak semuanya sama
dengan konteks para murid pada saat itu, namun nasihat Yesus berlaku
juga bagi kita di saat ini. Bahwa mungkin ada sebagian kecil saudarasaudari kita yang mengalami situasi yang dijelaskan oleh Yesus bahwa
untuk menjadi pengikut Kristus mereka harus kehilangan harta benda
bahkan kehilangan jiwa orang-orang yang mereka cintai. Namun secara
umum kita diperhadapkan dengan berbagai persoalan seperti; rusaknya
moralitas manusia karena hal-hal kecil. Seorang anak SD sanggup
membunuh teman sekolahnya hanya karena meminta uang dan tidak
72
diberi. Hanya karena tersinggung atas ucapan, perilaku orang saling
membunuh bahkan suami tega membunuh istri yang katanya dicintai dan
disayangi. Terjadi peperangan diberbagai belahan dunia, terjadi terror di
mana-mana, terjadi bencana alam dan berbagai musibah, Musim yang
sulit untuk diprediksi, bahkan terkadang musim kemarau begitu panjang
sehingga bermunculan titik api yang mengakibatkan udara dipenuhi
dengan asap yang tidak saja dirasakan di wilayah tersebut namun sampai
ke negara-negara tetangga. Terjadi pemutusan hubungan kerja, bahkan
sulitnya mencari pekerjaan yang baru dan kalaupun bekerja bahkan dari
pagi sampai malam terkadang sulit untuk mencukupi kebutuhan
keluarga.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apa yang harus kita lakukan sebagai umat Tuhan pada saat ini?
Pertama. Kita diingatkan untuk tetap waspada. Bahwa dalam
menghadapi situasi-situasi yang sulit, akan banyak tawaran yang
menggiurkan yang dapat membuat kita terlena dengan iman kita kepada
Tuhan. Bahwa tidak tertutup kemungkinan orang-orang yang mencari
keuntungan pribadi dari setiap peristiwa yang terjadi dengan
mengatasnamakan “nabi-nabi” masa kini.
kedua. Salah satu respons penting yang diajarkan oleh Yesus dalam
menanggapi krisis hidup ini adalah bertahan (Yunani:hupomone).
Bertahan tidak berarti pasrah atau menerima keadaan begitu saja.
Bertahan berarti kita tidak perlu meninggalkan iman dan kesetiaan
kepada Tuhan. Kita tetap setia kepada Tuhan dan terus berusaha dengan
apa yang ada pada kita. Ketika kita tetap bertahan, maka kita akan
memperoleh hidup.
Selamat menjalani hidup ini, tetap waspada dan hadapilah setiap
persoalan dengan selalu meminta kekuatan kepada Tuhan melalui doa
dan tetap bertahan dalam iman serta berpengharapan kepada Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati, Amin. (TJT)
73
RANCANGAN KHOTBAH, 20 NOPEMBER 2016
Minggu Trinitas XXVII (KRISTUS RAJA); Warna Liturgi : Putih
Bacaan Khotbah: Yeremia 23 : 1-11
“MENJADI GEMBALA YANG BAIK”
Tujuan:
1. Agar umat Allah mengerti karakteristik dari Yesus Kristus, Raja
Surgawi Sejati.
3. Agar umat Allah menghormati kemahakuasaan Allah.
A. LATAR BELAKANG TEKS
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan
Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM).
Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Ia masih hidup untuk
menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan
Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada
bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya,
dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan
nubuat kehancuran Yerusalem.
Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa
para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan
Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada
tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung
gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa
gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam
hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan
nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan
tiba-tiba.
Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar
empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel
pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang
sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang
74
Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan
dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga
sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM;
ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat
Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang
hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir
menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun
586 SM.
B. PENJELASAN TEKS YEREMIA 23:1-11
Yang menjadi obyek dari pesan Tuhan yang disampaikan melalui nabi
Yeremia ini adalah para raja, para imam dan para nabi resmi di bait Allah,
baik dari Kerajaan Yehuda maupun Israel Utara, yang dianggap sudah
gagal mempresentasikan kepemimpinan Tuhan dalam kedudukan
mereka sebagai pemimpin utama umat Allah. Mereka harus
bertanggungjawab sepenuhnya atas kebobrokan - baik dalam bidang
agama maupun dalam bidang moral – umat, sehingga akhirnya Tuhan
menghukum mereka dengan membiarkan bangsa-bangsa asing menjarah
dan menjajah (Asyur untuk Israel Utara – 722 sM. Dan kemudian Babel
untuk Yehuda pada tahun 586 sM). Mereka terbuang dari tanah air
mereka sendiri, dan seluruh jati diri mereka benar-benar tercabut (tanah
perjanjian hilang, Yerusalem dengan Bait Sucinya dihancurkan).
Seharusnya para Raja Israel dan Yehuda menghadirkan kegembalaan
Tuhan atas umatNya, yaitu memimpin dengan bijaksana (Ibr. Sakal –
berbuat sesuatu dengan hati-hati dan bijaksana), serta melakukan
keadilan dan kebenaran (Ibr. Asyah mispath utsedaqah): tiga karakter
luhur dari Tuhan sendiri yang semuanya ditujukan untuk kesejahteraan
umat, bahkan untuk bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Sikap para raja
yang tidak memedulikan nasib bangsanya, dan yang hanya berjuang
untuk kepentingan keluarga dan dinastinya sendiri, serta tidak bisa
menjadi teladan untuk hidup beriman yang baik, itu membuat Tuhan
marah dan bertindak tegas. Secara harfiah bunyi 23:2 adalah: “Aku
75
datang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat atas kamu!”
Nada murka Tuhan atas dosa yang sudah dilakukan oleh raja-raja, imamimam dan nabi-nabi resmi itu tampak disini. Maka penghancuran
kerajaan Yehuda dan Israel Utara serta penyerakan umat ke pembuangan
menjadi realisasi murka Allah tersebut.
Isu ‘keadilan’ menjadi isu yang paling banyak diangkat oleh para nabi
pra-pembuangan (Hosea, Amos, Mikha, Yesaya dan Yeremia) karena
memang ketidakadilan menjadi penyakit kronis yang menggerogoti
kesehatan umat Allah. Perlakuan diskriminatif antara yang kaya dan yang
miskin terjadi di tempat di mana keadilan dipertaruhkan, yakni
pengadilan (Yes. 5:7, 11:4; Yer. 5:1, 7:5; 12:1; Yeh 33:14; Am. 5:15, 24; Mi.
3:1). Para hakim – pejabat yang menjadi garda keadilan – justru membela
yang kaya dan mengalahkan yang miskin meskipun yang bersalah adalah
yang kaya. Ketidakadilan juga mewujud dalam dunia perekonomian
ketika orang yang memiliki modal berkolusi dengan para pejabat yang
memegang kuasa memegang monopoli praktik ekonomi, sementara
rakyat jelata semakin terpuruk tidak berdaya. Mestinya raja – sebagai
orang pilihan Tuhan – menjamin keadilan. Tetapi disini rupanya hal itu
tidak terjadi. Karena itu, Tuhan sendiri yang akan menjadi Raja atas
umatNya, dengan mengembalikan mereka dari pembuangan. Tuhan akan
membawa mereka ke situasi pemulihan, dimana perkara yang gagal
dilaksanakan oleh para raja Israel maupun Yehuda akan terlaksana oleh
para pemimpin yang dipilih sendiri oleh Tuhan atas dasar perjanjian
dengan Daud.
KONTEKS MASA KINI
C. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH
Pembukaan
Pengkotbah dapat mengawali kotbah dengan menyampaikan sebuah
kosa kata baru yang menjadi populer sejak Jokowi dan Ahok terpilih
76
menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2012-2017, yaitu kata
‘blusukan’ dan menjelaskan maksudnya.
Isi
 Minggu ini adalah Minggu Kristus Raja, yang mengakhiri rangkaian
Minggu Biasa (sesudah pentakosta) dan menghantar umat memasuki
Minggu-minggu Adven. Kita mengisi persiapan untuk memasuki Masa
Adven, selain bersiap-siap untuk natalan dengan melakukan mawas
diri atau introspeksi untuk sampai pada kesadaran bahwa kita
berdosa dan sudah sepantasnya berharap pada belas kasih Sang Raja.
Penutup
 Khotbah diakhiri dengan memberi respons yang positif atas
pengungkapan hakikat Kristus Raja, dengan cara yang berbeda dari
cara dunia memandang raja., dilakukan dengan menyadari bahwa
gereja adalah “imamat yang rajawi”, yang menjadi pengantara antara
dunia ini dengan sorga (1Ptr. 2:9).
D. Liturgi :
Nas Pembimbing
Berita Anugerah
Ayat Persembahan
: Mazmur 95:56
: Yesaya 1:18
: 1 Petrus 2:5
Nyanyian
1. KJ. 14
2. KJ. 64
3. KJ. 285
4. KJ. 415
5. KJ. 357
6. KJ. 400
77
E. CONTOH KOTBAH JADI
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bahasa Indonesia mendapatkan sebuah kosa kata baru yang tidak asing
lagi di telinga kita ketika Jokowi dan Ahok (demikian panggilan akrab
mereka) terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI pada tahun
2012 yang lalu. Kosa kata baru itu adalah ‘blusukan’, yaitu mendatangi
tempat-tempat kumuh dan lokasi tempat rakyat jelata tinggal, yang
selama ini tidak pernah dikunjungi oleh para pejabat pemerintahan.
Tentunya tindakan blusukan ini membuat gerah dan risih banyak pejabat
tinggi negara serta membuat para pejabat gubernuran akan menjadi
kelabakan. Tetapi, ‘blusukan’ ini bukan menjadi cara untuk mereka
menaikkan citra diri pribadi. Bagi Jokowi, seorang pemimpin negara
(memang) sudah seharusnya berlaku demikian. Dengan ‘blusukan’, pak
Gurbernur dan pak wakil gubernur bisa merasakan langsung denyut nadi
kehidupan rakyatnya, sekaligus berada di sana untuk mendengar aspirasi
mereka. Dalam hal ini, Jokowi dan Ahok menjalankan prinsip Injil, yakni
‘servant leader’ – pemimpin yang melayani.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Minggu terakhir Masa Biasa (sesudah Pentakosta) - satu minggu sebelum
Minggu Adven Pertama setiap tahun – disebut sebagai Minggu Kristus
Raja. Ketika kita menempatkan Minggu Kristus Raja terhubung dengan
Masa Biasa yang mendahuluinya, maka berita pada Minggu Kristus Raja
seolah menjadi penyimpul bahwa dalam kehidupan konkret umat
Kristiani, Tuhan Yesus Kristus sudah menyatakan karyaNya yang konkret
sebagai Raja Imam yang diutus oleh BapaNya bagi seluruh umat manusia.
Pada sisi yang lain Minggu Kristus Raja mendahului mingu-minggu
Adven. Hal ini hendak mengingatkan bahwa Sosok yang akan diperingati
pada Masa Raya Natal, yang sekaligus kita nantikan kedatanganNya
kembali, adalah Sosok Raja Sorgawi. Pada peringatan Natal memang
Yesus datang dalam wujud seorang bayi. Tetapi, harap dimengerti bahwa
78
meskipuin wujudNya seorang bayi, pada dasarnya Ia adalah seorang Raja
Sorgawi. Karena itu Jangan main-main!
Kembali kepada teks kita hari ini, Yeremia melaksanakan tugasnya di
Kerajaan Israel Selatan (Yehuda) dari masa Raja Yosia sampai masa akhir
kehancuran Yerusalem dan juga Bait Suci (626-586 SM). Sering dikatakan
bahwa Yeremia adalah nabi peratap karena perjuangannya “berbicara
kepada orang yang tuli”. Nubuatan yang disampaikannya mendapatkan
penolakan dan kebencian dari para Imam, Raja bahkan sebahagian besar
orang Yehuda.
Dalam nas ini dijelaskan juga bagaimana nubuatan yang disampaikan
oleh Yeremia tentang murka Tuhan kepada para pemimpin sebagai
gembala di Israel yang tidak lagi menjalankan fungsi dan
tanggungjawabnya sebagai gembala yang baik, tetapi sebaliknya justru
menyesatkan orang-orang Israel.
Namun, dalam kemarahan Tuhan atas sikap pemimpin Israel tersebut,
nubuatan Tuhan datang untuk menyatakan bahwa akan datang masanya
kedatangan Raja Kebenaran dan keadilan yang disebut sebagai “Tuhan
keadilan kita”. Yang akan mengumpulkan kawanan domba yang tercerai
berai. Yang menjadi gembala adalah Tuhan sendiri, yang akan membuat
domba-domba tersebut berkembang biak, tidak lagi ketakutan, terkejut
bahkan hilang seorangpun dari antara mereka. Nama yang diberikan
“Tuhan keadilan kita”, mengungkapkan bagaimana keadilan yang
dimaksud bukanlah berdasarkan keadilan dunia, ataupun keadilan yang
dibuat oleh manusia, namun berdasarkan keadilan Tuhan. Itulah keadilan
yang dinyatakan oleh Allah dalam dunia ini.
Sebagai tanda nyata bahwa keadilan Tuhan yang dijanjikan itu, adalah
melalui Yesus Kristus. Dalam kematian dan kebangkitanNya telah nyata
keadilan Tuhan ditengah-tengah dunia diantara manusia, bahwa Dialah
gembala yang baik. Tuhan Yesus mengatakan: “Akulah gembala yang baik,
79
Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombaNya” (Yoh.
10:11). Sehingga sekarang kita dapat mengetahui bahwa ada satu
Gembala yang baik dalam hidup kita sampai saat ini. Gembala yang
seperti itulah yang menyatakan keadilan dan kebenaran dalam
kehidupan kita. Keadilan dan kebenaranNya bukanlah seperti pemimpin
Yehuda yang membawa kepada kehancuran. Tetapi keadilan Tuhan
adalah kasihNya yang besar supaya kita tidak jatuh ke dalam kehancuran,
tetapi menuju keselamatan. Dan Tuhan akan mengumpulkan orang-orang
yang mau diselamatkan dibawah perlindungan kebenaran dan
keadilanNya.
Dari fakta sejarah pelayanan Yeremia, memperlihatkan kepada kita
situasi yang terjadi di Yehuda yakni terjadinya kemerosotan rohani,
peribadahan yang hanya formalitas belaka tanpa adanya pembaharuan
sikap, hanya ingin mengejar kenikmatan duniawi. Segala usaha dilakukan
untuk mencapai keinginan duniawi, sehingga umat Israel semakin lama
semakin jatuh ke dosa yang besar. Dapat dikatakan bahwa sikap yang
seperti ini sudah masuk kesemua lini kehidupan rakyat, kerajaan dan
juga para imam. Sehingga melihat kondisi seperti ini, Tuhan murka
kepada pemimpin Israel yang tidak lagi mampu memimpin umat untuk
hidup dalam kebenaran Tuhan, justru semua lapisan masyarakat
berlomba-lomba menuju kepada kehancuran.
Saudara-saudara yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,
Dalam setiap konteks kehidupan, selalu kita akan diperhadapkan dalam
pengambilan keputusan, mulai dari konteks kehidupan yang sederhana
sampai yang terasa memberatkan. Dalam kehidupan kita ada kebenaran
dan keadilan yang dirancang oleh dunia yang tercemar oleh kuasa dosa,
dan ada kebenaran dan keadilan yang berasal dari Tuhan. Namun dalam
hal pengambilan keputusan dalam bertindak terkadang kita bisa salah
dalam memutuskan ketika kita menimbang berdasarkan kebenaran dan
keadilan berdasarkan pikiran dan perasaan kita saja. Terkadang kita akan
bertindak hanya berdasarkan keinginan hati tanpa memikirkan apakah
80
hal itu berkenan kepada Tuhan atau tidak. Maka semakin lama kita akan
memiliki sikap yang diperlihatkan umat Israel, yang penting dapat yang
diinginkan tanpa perduli apakah hal itu benar atau salah dihadapan
Tuhan.
Hanya ada satu kebenaran dan keadilan yang sejati yakni Yesus Kristus.
Yang menjadi penuntun dan petunjuk kehidupan kita hanyalah firman
Tuhan. Apapun konteks kehidupan yang sedang kita lalui, dasar
kebenaran dan kekuatan kita hanyalah Tuhan sendiri.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Siapa yang menjadi gembala ataupun pemimpin dalam hidup kita akan
menentukan keputusan akan sikap dan tindakan yang akan kita tempuh.
Jika Tuhan Yesus mengatakan “Akulah gembala yang baik”, maukah kita
digembalakan oleh Tuhan? Maukah kita sepenuhnya, baik pikiran, hati
dan tindakan kita digembalakan oleh Tuhan? Yang memberikan diri
digembalakan oleh Tuhan akan bertindak sesuai dengan keinginan Tuhan
dan bukan keinginan hatinya. Semakin kita terbiasa memutuskan sikap
berdasarkan kebenaran keadilan duniawi maka semakin lama kita akan
menganggap firman Tuhan sebagai angin lalu. Firman Tuhan bagi kita
saat ini hendak mengingatkan kita siapa sesungguhnya yang menjadi
gembala atas kehidupan kita, jika kita mengatakan Tuhan, maka
FirmanNyalah yang menjadi dasar perbuatan kita. Amin. (YFH)
81
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 27 NOPEMBER 2016
MINGGU ADVENT I; WARNA LITURGI UNGU
BACAAN: ROMA 13 : 11 – 14
“ KESELAMATAN MAKIN DEKAT KEPADA KITA”
Tujuan :
1. Jemaat menyadari akan perlunya kita mengerjakan karya
keselamatan Tuhan
2. Jemaat menerapkan pola hidup sehat rohani
3. Jemaat mau terlibat di dalam karya penyelamatan
A. Latarbelakang teks
Surat Roma merupakan tulisan Rasul Paulus kepada orang Kristen
Yahudi dan bukan Yahudi di Roma. Paulus mengirim suratnya
kepada mereka karena sebelumnya Paulus pernah berjumpa
dengan Akwila dan Priskila (suami-isteri) dari Roma. Paulus
berjumpa dan bekerja sama dengan Akwila dan Priskila di Korintus
dan Efesus sebagai tukang kemah (Kisah Para Rasul 18:1-3, Roma
16:3, I Korintus 16:19). Akwila dan Priskila pergi dari Roma karena
saat itu di Roma mengalami pertikaian hebat antara orang Yahudi
dan kelompok baru pengikut Yesus Kristus. Maka, kaisar Romawi,
Klaudius mengusir orang-orang Kristen itu keluar dari Roma (
Kisah Para Rasul 18:2). Tetapi, setelah keadaan Roma kondusif
(normal kembali), Akwila dan Priskila kembali ke Roma. Melalui
perjumpaan inilah, maka Paulus dapat mengenal dan mengirim
suratnya untuk jemaat di Roma.
Tulisan Paulus tersebut berisi tentang Injil sebagai jalan Allah yang
penuh kuasa untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan
menerima mereka sebagai umatNya. Di dalam lingkungan orang
Kristen Yahudi dan bukan Yahudi yang ada di Roma mengalami
pergumulan yang menegangkan. Pergumulan mereka berisi tentang
bagaimana manusia “dibenarkan”, diterima oleh Allah dan
82
bagaimana para pangikut Kristus seharusnya hidup. Bagi orang
Kristen Yahudi di Roma dan di Yerusalem tetap menaati hukum
Taurat. Tetapi orang Kristen bukan Yahudi tidak menaatinya. Kalau
demikian, siapa yang benar ? Apa fungsi hukum Taurat bagi orang
Kristen bukan Yahudi. Dimana tempat khas umat Israel dalam
rencana Allah, sementara Injil juga dibagikan kepada bangsa lain.
Dalam suratnya ini, Rasul Paulus dengan berani dan tegas
menyatakan bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya. Pertama-tama orang
Yahudi, tetapi juga orang Yunani (1:16). Rasul Paulus juga
menyatakan bahwa Injil di dasarkan pada janji Allah kepada
Abraham nenek moyang umat Israel, yang imannya dibenarkan
oleh Allah (4:13). Hukum Taurat yang diberikan kepada Musa dan
umat Israel menunjukkan bagaimana umat Allah harus hidup.
Selanjutnya Allah juga mengutus Yesus Kristus untuk menebus
dosa agar manusia dibenarkan oleh Allah karena imannya (3:2136).
B. Penjelasan Teks
Ayat 11 – 12 : kata-kata : “bangun dari tidur” maksudnya supaya
jemaat tidak lengah dan selalu berjaga-jaga. Kata-kata sudah jauh
malam, telah hampir siang artinya, Yesus akan segera datang. Rasul
Paulus mengingatkan kepada jemaat bahwa waktu Tuhan datang
untuk memerintah sudah semakin dekat karena itu mereka harus
selalu berjaga-jaga.
Ayat 13-14 Merupakan ajakan Rasul Paulus untuk hidup pada
siang atau hidup dalam terang. Ciri-ciri hidup saat siang atau terang
adalah sopan, tidak dalam pesta pora dan kemabukan, percabulan,
hawa nafsu , perselisihan dan iri hati. Paulus menasihatkan agar
jemaat dapat hidup dengan mengenakan Tuhan Yesus Kristus
sebagai perlengkapan senjata terang dengan tidak memuaskan diri
dengan segala keinginannya. Dalam hal ini, Paulus mengajak dan
83
menasihatkan agar umat yang sudah dibenarkan dan diselamatkan
oleh Tuhan Yesus dapat hidup di dalam terang.
Hidup dalam terang berarti hidup yang menyingkapkan kebenaran
Allah (Yes 49:6). Sedangkan hidup dalam kegelapan adalah hidup
yang menunjuk pada tempat-tempat kehancuran dan kematian
(Mzm 143:3, Yes 5:30) dan mereka yang memberontak melawan
Allah (Yoh 8:12). Prilaku jemaat Kristus senantiasa mementingkan
dan atau mendahulukan keselamatan bagi semua orang.
Keselamatan mencakup keselamatan jasmani dan rohani.
C. Konteks masa kini
Pada sebagian orang bahkan kita kurang menyadari pola hidup dan
dampaknya terhadap kehidupan kita. Kita tidak menyadari bahwa
yang mudah dan enak itu belum tentu sehat dan bermanfaat bagi
kita. Makanan yang mengandung bahan pengawet, kita pandang
sebagai hal yang praktis dan memudahkan kita. Makanan yang
mengandung MSG kita rasa sebagai makanan yang enak tanpa
mempertimbangkan kesehatan. Obat dan makanan perangsang
pertumbuhan ternak, kita pandang sebagai upaya yang cepat dan
mudah serta menguntungkan kita. Dalam dunia pertanian, kita
cenderung menyukai dengan pupuk kimia dan obat berdosis
tinggi/keras. Hal ini tentu berdampak terhadap hasil panen yang
berlimpah dan fantastis (luar biasa). Tetapi di dalam hasil pertanian
yang kita konsumsi (makan) terdapat zat-zat kimianya. Airpun saat
ini, sudah tidak lagi direbus. Tetapi cukup diberi obat sterilisasi saja
sudah dapat diminum.
Persoalannya adalah apakah makanan tersebut menyehatkan atau
menyelamatkan kita ? Makanan tersebut memang mudah untuk
mendapatkannya dan mengenyangkan kita. Tetapi sekaligus
mencelakakan kesehatan kita. Munculnya banyak penyakit
disebabkan oleh makanan dan minuman serta udara yang sarat
84
dengan racun dan bahan kimia. Kalau hal ini terus berlanjut, apa
makna keselamatan yang sebenarnya bagi kita ?
D. Saran penyusunan kotbah
1. Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan ini, pengkotbah memulainya dengan
membahas kata –berkarya-. Caranya adalah dengan menjawab
pertanyaan :
 Apa itu berkarya ?
 Berkarya dalam hal apa ?
 Mengapa berkarya ?
2. Apa kata Firman Tuhan
 Pengkotbah mengupas kembali bagian latarbelakang teks
seperlunya.
 Pengkotbah mengupas kembali bagian penjelasan teks
tentang Tuhan Yesus yang memerintah dan menyelamatkan
umatNya.
 Pengkotbah menjelaskan tentang “siang” sebagai tanggapan
bahwa Tuhan Yesus memberi contoh agar kita juga dapat
berkarya untuk menjadi pelaku keselamatan.
 Pengkotbah menjelaskan konteks masa kini tentang
keterikatan pada kebiasaan-kebiasaan yang mencelakakan
dan membelenggu seputar makanan yang berbahaya.
3. Apa yang perlu kita lakukan
Pengkotbah menegaskan bahwa Tuhan Yesus sudah berkarya
untuk menyelamatkan kita umatNya. Oleh sebab itu, kita juga
dipanggil untuk berkarya untuk “keselamatan” bagi sesama yang
terbelenggu oleh kebiasaan yang buruk.
E. Liturgi
Nyanyian Pembukaan
Nat Pembimbing
Nyanyian Jemaat
: KJ 01
: Mazmur 122:6-9
: KJ 395
85
Berita Anugerah
Nyanyian Peneguhan
Nyanyian Responsoria
Nats Persembahan
Nyanyian Persembahan
Nyanyian Penutup
: Roma 1-16-17
: KJ 402
: KJ 424
: Yohanes 10:17
: KJ 289
: KJ 426
F. Contoh kotbah
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Kita sering mendengar kata “berkarya”. Kata “Berkarya” artinya
melakukan suatu kegiatan positif, yang menghasilkan suatu karya,
baik barang atau jasa. Ada beberapa contoh berkarya, misalnya :
bertani, berdagang, bekerja sebagai karyawan, melukis, menyanyi,
membuat software, dan lain-lain. Salah satu alasan mengapa orang
berkarya adalah karena ia mempunyai kebutuhan, baik itu
kebutuhan untuk menyalurkan ekspresinya, perasaan dan
pikirannya, maupun kebutuhan akan materi atau uang dari hasil
karyanya itu. Manusia butuh mengisi aktivitas kehidupan dan
membutuhkan uang. Semua kebutuhan ini dipergunakan untuk
melangsungkan hidup dan kehidupan dengan selamat dan
sejahtera.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma memberi
kesaksian bahwa Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan
setiap orang yang percaya. Pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga
orang Yunani (1:16). Rasul Paulus juga menyatakan bahwa Injil di
dasarkan pada janji Allah kepada Abraham nenek moyang umat
Israel, yang imannya dibenarkan oleh Allah (4:13). Hukum Taurat
yang diberikan kepada Musa dan umat Israel menunjukkan
bagaimana umat Allah harus hidup. Selanjutnya Allah juga
86
mengutus Yesus Kristus untuk menebus dosa agar manusia
dibenarkan oleh Allah karena imannya (3:21-36). Kesaksian Rasul
Paulus ini menjadi jelas bahwa Tuhan Yesus berkarya karena
manusia membutuhkan keselamatan. Hal ini menjadi nyata bahwa
hasil karya yang dilakukan oleh Tuhan Yesus adalah keselamatan
bagi manusia.
Karena keselamatan itu semakin dekat, maka Rasul Paulus
menasihati jemaat di Roma untuk menanggalkan perbuatanperbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata
terang. Secara konkrit (nyata) Rasul Paulus menasihatkan supaya
jemaat di Roma tidak dalam pesta pora dan kemabukan, tidak
dalam percabulan dan hawa nafsu serta perselisihan dan iri hati
(ayat 13). Nasihat Rasul Paulus tersebut hendak mengatakan
bahwa kita yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus dapat
menanggapi karyaNya dengan cara menjadi pelaku-pelaku
keselamatan sesuai dengan konteks kita sekarang ini.
Bagaimana caranya menjadi pelaku-pelaku keselamatan dalam
konteks masa kini?
Pertama, menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, misalnya
kebohongan, iri hati, kemabukan, korupsi, memecahbelah. Kedua,
mengenakan
perlengkapan
senjata
terang,
maksudnya
menyediakan hati, pikiran dan perasaan untuk dipimpin oleh
Tuhan Yesus Kristus. Bila kita dipimpin oleh Kristus, kita akan
memperhatikan pola asupan makanan rohani yang kita terima
setiap hari. Kita akan senantiasa hidup berjaga-jaga dengan cara
membaca, menyelidiki, merenungkan dan melakukan Firman
Tuhan setiap hari, baik melalui Ibadah Minggu, PA Blok, Ibadah
Keluarga, Renungan harian pribadi, Komsel, persekutuan doa dan
sebagainya. Bila Yesus memimpin pikiran, hati dan perasaan kita,
kita juga akan memperhatikan kebutuhan orang lain di sekitar kita
87
yang juga berhak dipenuhi kebutuhan rohaninya untuk mendengar
Firman Tuhan, sehingga kita siap sedia mengabarkan Injil.
Bapak, Ibu, saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Marilah kita bersama-sama mulai saat ini saling memperhatikan
pola hidup rohani yang sehat dengan cara meninggalkan kebiasaan
hidup lama yang menuruti kehendak kita sendiri tanpa peduli pada
kehendak Tuhan dan tanpa peduli pada orang lain. Karena
keselamatan sudah semakin dekat kepada kita. Tuhan Yesus
memberkati. (RD)
88
RANCANGAN KOTBAH 04 DESEMBER 2016
MINGGU ADVENT II ;WARNA LITURGI UNGU
BACAAN
: YESAYA 11 : 1 – 11
“KEADILAN ADALAH JALAN MENUJU PERDAMAIAN”
A. Latar Belakang Teks
Kitab ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di
Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi.
Kitab ini menjadi Kitab nubuatan terpenting dalam Perjanjian Lama
yang paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru, yakni 66 kutipan
langsung dan 348 kutipan tidak langsung. Seluruhnya dapat dibagi
dalam tiga bagian:
1. Pasal 1--39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan,
diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya
menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan
Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda
sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada
Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi
Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup
menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa
umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan
TUHAN. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan
seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidamidamkan.
Pada Pasal 39 dijelaskan bahwa sesudah terlepas dari cengkeraman
bangsa Asyur, Yehuda kemudian terancam oleh bangsa Babel.
2. Pasal 40--55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda
di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya
memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya
dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu
hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN
89
yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk
mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui
Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan salah satu
bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.
3. Pasal 56--66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah
kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Allah
akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus
diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada
cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa.
Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan
panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.
Isi
Peringatan dan janji 1:1--12:6
Hukuman untuk bangsa-bangsa 13:1--23:18
Pengadilan Allah terhadap dunia 24:1--27:13
Peringatan lebih lanjut dan janji 28:1--35:10
Raja Hizkia dari Yehuda dan orang-orang Asyur 36:1--39:8
Pesan penuh janji dan harapan 40:1--55:13
Peringatan dan janji 56:1--66:24
B. Penjelasan Teks
Ay 1-5
:
kata “tunas” yang keluar dari tunggul Isai merujuk
pada akan datangnya Sang Mesias yang akan lahir dari garis
keturunan raja Daud anak Isai. Raja Mesias itu akan menghakimi
dengan keadilan.
Ayat 6 – 9 : adalah suatu keadaan yang akan muncul akibat hadirnya
sang Raja Mesias itu. Orang yang saling bermusuhan akan dapat
diperdamaikan. Pihak-pihak yang saling berseteru akan hidup
berdampingan dalam damai.
90
Ayat 10 – 11 : adalah keadaan di mana Sang Mesias akan
memulihkan keadaan bangsa Israel. Dan pemulihan itu akan dilihat
oleh banyak bangsa di dunia sehingga mereka akan datang mencari
sang Mesias.
C. Konteks Masa Kini
Sekarang ini banyak sekali terjadi kerusuhan, perang antar suku,
konflik antar agama dan berbagai macam masalah sosial lainnya
yang terjadi di dalam masyarakat kita. Hal itu ditambah lagi dengan
kurangnya penegakan hukum di Indonesia. Namun, di sisi lain, ada
suatu yang menyegarkan sejak pemerintahan baru Presiden Joko
Widodo. Adanya Revolusi mental yang kemudian merambah di
dalam semua aspek politik, ekonomi, sosial budaya.
Sementara itu Tuhan Yesus selalu mengutus gereja untuk
mewujudkan keadilan di dalam segala aspek kehidupan dan
mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat di mana
Gereja berada.
D. Saran Penyusunan Kotbah
1. Mintalah jemaat untuk dapat menjelaskan ekspresi seseorang
yang sedang marah.
2. Mintalah jemaat untuk menyebutkan beberapa hal yang bisa
memicu kemarahan dan perseteruan
3. Mintalah jemaat untuk menilai nyaman atau tidak kalau
berseteru terus menerus dalam waktu yang lama
4. Ajak jemaat untuk memahami pentingnya mengetahui latar
belakang dari semua perseteruan agar bisa menyelesaikannya
dengan mudah
5. Ajak jemaat untuk memahami bahwa ketidak adilah adalah
penyebab utama dari perseteruan dalam banyak hal di dunia ini.
6. Ajaklah jemaat untuk selalu menciptakan keadilan dan
perdamaian
91
E. Liturgi:
Ayat Pembimbing
: Mazmur 72 : 1 – 5
Berita Anugerah/PHB : Matius 3 : 10 – 12
Persembahan
: Roma 15 : 1 – 2
Nyanyian
:
PKJ 28 : 1 – 3
KJ 33 : 1 – 3
PKJ 128 : 1 – 3
KJ 50a : 1 – 3
PKJ 260 : 1 – 2
PKJ 146 : 1 – 3
KJ 249 : 1 – 2
KJ 346 : 1 – 2
F. Contoh Kotbah
KEADILAN ADALAH JALAN MENUJU PERDAMAIAN
( Yesaya 11 : 1 – 11 )
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apakah diantara kita ada yang pernah marah? Marah kepada teman
misalnya, atau kepada suami, istri, anak-anak, orang tua, pemimpin kita?
Coba Bapak Ibu Saudara tirukan ekspresi orang-orang kalau sedang
marah itu bagaimana....nah sekarang coba bayangkan kalau kita
memperagakan ekspresi marah kita itu di depan kaca, ada yang pernah
mencoba memperagakannya di depan kaca atau cermin? Atau coba
peragakan ekspresi marah itu di depan kamera ponsel atau HP kita lalu
kita rekam dan setelah itu kita lihat ulang. Sudah pernah? Belum pernah?
Nah kalau belum pernah nanti di rumah coba peragakan ya. Pasti lucu
dan akan membuat kita tertawa sendiri kalau memperhatikan polah
tingkat dan tekanan suara kita sendiri saat sedang marah-marah. Itulah
92
kita kalau sedang marah-marah, akan terlihat jelek, konyol, dan
menggelikan. Oleh karena itu, tidak perlu lah kita marah ya, kecuali kalau
memang keadaan memang menuntut untuk kita marah. Sebab ada
perbedaan mendasar antara marah dengan marah-marah. Kalau marah,
itu hanya sesekali saja dan tidak terus menerus. Tetapi kalau marahmarah, itu menandakan intensitasnya yang sangat sering marah, mudah
marah dan sangat lama baru bisa selesai marahnya, nah itulah yang tidak
baik.
Lalu Bapak Ibu Saudara sekalian, saya mau bertanya apakah ada di antara
kita yang pernah berseteru atau bermusuhan? Dengan siapa kita pernah
berseteru dan dengan siapa kita paling sering berseteru atau
bermusuhan tersebut? Coba kita ingat baik-baik, kalau kita sedang
berseteru dengan seseorang itu, biasanya butuh waktu berapa lama? Satu
jam, dua jam? Satu hari, dua hari, atau satu minggu? Atau satu tahun
bahkan. Tentu saja semua itu bergantung kepada kita sendiri, kapan kita
mulai berseteru dan akan kita bawa kemana perseturuan itu selanjutnya.
Akan diakhiri dengan cepat atau akan dilanjutkan terus menerus bahkan
sampai cucu cicit dan anak pinak selanjutnya, yang kemudian seringkali
disebut dengan “musuh bebuyutan”. Kita mungkin juga bisa mengingatingat, saat kita berseteru itu biasanya apa yang menjadi penyebab
utamanya. Apakah penyebab utama perseteruan itu sudah diselesaikan
atau belum diselesaikan sehingga masih terus muncul menjadi pemicu
perseteruan kita dengan beberapa pihak tertentu? Hal itu perlu untuk
kita ingat dan kita selesaikan agar kita bisa hidup berdampingan dalam
damai dengan semua orang.
TUHAN Allah di dalam Yesus Kristus juga menginginkan kita semua
hidup dalam perdamaian dengan semua orang, dengan seluruh ciptaan,
dengan TUHAN dan dengan diri kita sendiri. Tetapi itu tadi, seringkali
permasalahan utama yang menjadi pemicu perseteruan di antara kita
belumlah diselesaikan sampai tuntas. Kalau kita perhatikan dengan
sungguh-sungguh maka memang ada banyak sekali masalah pemicu
93
perseteruan dan konflik yang terjadi di sekitar kita. Tetapi dari sekian
banyak kemungkinan pemicu perseteruan atau konflik itu, agaknya
pemicu yang paling kuat adalah masalah ketidakadilan yang sangat akut
atau parah.
Di dalam masyarakat kita saat ini, masalah ketidakadilan itu bisa kita
lihat dari banyak hal. Dalam lingkup keluarga, misalnya soal pembagian
warisan yang bisa adil tetapi juga terkadang merugikan salah satu pihak,
pembedaan perlakuan antara anak suluh dengan anak bungsu,
pembedaan hak dan tugas laki-laki yang terkadang menyudutkan pihak
perempuan sebagai istri dan sebaigainya. Sedangkan, seara sosial ada
terjadi pembedaan prioritas kesempatan pendidikan dan pekerjaan bagi
laki-laki dan perempuan, adanya pembedaan prioritas layanan
kesehatan, adanya pembedaan suku, agama, ras dan golongan, adanya
pembedaan prioritas pembangunan bagi suku tertentu dan daerah
tertentu di bandingkan suku atau daerah lain dan sebagainya.
Semua pembedaan tersebut seringkali diikuti dengan pembedaan
perlakuan. Hal itu seringkali kemudian menimbulkan iri hati,
percekcokan, permusuhan bahkan perang antar suku dan kerusuhan
masal. Dampak selanjutnya dari perseteruan yang sudah berubah
menjadi lebih anarkis tadi adalah adanya dendam antar kelompok, yang
mungkin untuk sesaat bisa diredam tetapi akan muncul kembali pada
suatu saat nanti.
Kalau diamati, seharusnya masalah itu tidak perlu terjadi, setidaknya itu
bisa dihindari kalau saja keadilan dapat diwujudkan di tengah
masyarakat. Kalau saja semua hakim dapat memutuskan setiap perkara
dengan adil dan memenuhi aspek dan rasa keadilan di tengah masyarkat
maka tentu saja masyarakat akan sangat percaya pada hukum dan tidak
akan bertindak main hakim sendiri setiap kali ada masalah. Kalau saja
semua aparat pemerintah dan penegak hukum dapat menjadikan
Indonesia ini menjadi negeri menjunjung tinggi keadilan, maka pastilah
masyarakat akan dapat hidup saling berdampingan dengan damai dan
94
tentram meskipun mereka semua terdiri dari berbagai macam suku,
agama, ras dan golongan dengan tingkat kemajemukan yang sangat
tinggi.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan,
Dalam perikop yang kita baca ini, Yesaya menggambarkan suatu keadaan
yang sangat tidak lazim yang akan terjadi di kemudian hari sebagai
gambaran yang ideal dari suatu masyarakat, yaitu dalam Yesaya 11 : 6 – 9
:
“Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di
samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput
bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan
beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama
berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang
menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai
susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.Tidak ada yang
akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang
kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti
air laut yang menutupi dasarnya.
Cerita tersebut di atas adalah suatu gambaran atau perumpamaan,
artinya, suatu saat nanti manusia yang terdiri dari berbagai macam
budaya dan karakter yang berbeda-beda bahkan saling bertentangan itu
akan bisa hidup berdampingan dengan damai dan tentram. Tentu saja
keadaan itu tidak akan terjadi begitu saja tanpa sebab. Yesaya
menuliskan bahwa Penyebab utama akan munculnya keadaaan penuh
damai sejahtera itu adalah karena munculnya seorang pemimpin, yaitu
Mesias, yang akan memimpin dan menggembalakan Umat dengan penuh
Keadilan ( Yesaya 11 : 1 – 5 ) :
“Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh
dari pangkalnya akan berbuah. 11:2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh
hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan
takut akan TUHAN; ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak
95
akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan
keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang
lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap
orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar
bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas
mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari
kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada
pinggang.,
Bapak Ibu Saudara yang dikasihi Tuhan,
Dari uraian di atas kita tahu bahwa kalau kita ingin hidup berdampingan
dengan damai baik di tengah keluarga, jemaat dan masyarakat adalah
dengan cara memperjuangkan dan mewujudkan keadilan bagi semua
pihak. Dan kalau kita pemimpin, maka adalah tanggung jawab terbesar
kita untuk mewujudkan keadilan itu kepada semua orang yang ada di
bawah pimpinan kita atau yang Tuhan percayakan kepada kita.
Minggu ini kita sudah memasuki Minggu Adven yang ke-2, itu artinya
persiapan perayaan Natal juga pasti sudah mulai kelihatan di tengahtengah jemaat kita masing-masing di seluruh Sinode GKSBS ini. Inilah
saatnya bagi kita untuk mempraktikkan pola hidup dan pola
kepemimpinan yang membawa keadilan tadi dalam setiap peristiwa di
jemaat kita saat ini. Kalau kita dalam memutuskan suatu perkara itu
selalu disertai keinginan dan kerinduan untuk memberikan keputusan
yang adil dan bijaksana bagi semua pihak, maka pastilah juga kedamaian
itu akan secara muncul di tengah – tengah kehidupan kita bersama.
Memang tidak mudah untuk bisa menyenangan semua orang, dan itu pun
tidak perlu, tetapi yang paling perlu adalah memberikan keadilan se-adiladilnya semampu kita agar kehidupan jemaat kita dan masyarakat kita
selalu dipenuhi dengan damai sejahtera.
96
Selamat mempersiapkan Natal 2016, dan selamat mewujudkan keadilan
dan perdamaian di tengah-tengah kehidupan kita bersama di GKSBS saat
ini. Tuhan memberkati. Amin. (WK)
97
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 11 DESEMBER 2016
ADVENT III; WARNA LITURGI UNGU
BACAAN: LUKAS 1:46-56
“MENJADI ALAT DALAM MENANGGAPI RENCANA-NYA”
Tujuan
:
1. Agar jemaat mengetahui bahwa Allah melibatkan setiap orang
percaya dalam rencanaNya.
2. Agar jemaat dengan sukacita menerima tugas untuk menjadi
alatNya sesuai dengan peran yang Tuhan percayakan kepadanya.
A. Latar Belakang Teks
Penulis Injil Lukas adalah Lukas, seorang tabib yang
berkebangsaan bukan orang Yahudi, teman sekerja Paulus yang
tinggal di luar Yudea. Lukas menulis dua buah kitab, yakni Injil
Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Lukas mengisahkan kehidupan
Yesus mulai dari kelahiranNya hingga kenaikanNya ke Surga.
Kisah Para Rasul melanjutkan kisah tersebut dengan
menampilkan para murid Yesus yang meneruskan pewartaan
karya dan kehidupan Yesus.
Kitab Injil Lukas ditulis kira-kira sesudah tahun 70, yaitu sesudah
pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci di kota
itu. Hal ini nampak di Lukas 19:43-44 yang mengisahkan
peristiwa tersebut secara rinci. Dibandingkan ketiga kitab Injil
lainnya Lukas terbilang paling lengkap dalam mengisahkan
kelahiran Yesus. Selain itu perumpamaan-perumpamaan Yesus
yang terkenal hanya dapat ditemukan dalam injil ini misalnya
perumpamaan tentang “Orang Samaria yang Murah Hati” (10:2537), “Domba yang Hilang” (15:1-7) dan “Anak yang Hilang”
(15:11-32).
Hanya Lukas yang menceritakan kisah Yesus
mengunjungi rumah Zakheus (19:1-10). Janji Yesus yang akan
98
memberikan kehidupan surgawi kepada salah satu penjahat di
sebelah salibNya (23:39-43) juga hanya ada di Injil Lukas.
Lukas sering berbicara tentang Roh Kudus (1:15, 35, 4:1, 14, 18,
10:21, 11:13), sangat pentingnya doa bagi Yesus (3:21, 6:12, 9:18,
23:34, 46). Tiga perumpamaan Yesus mengenai doa ada di dalam
kitab Inji ini (11:5-9, 18:1-8, 18: 9-14).
Tema utama yang diangkat Lukas adalah perhatian Yesus kepada
orang-orang miskin, Ia mewartakan injil bagi mereka (4:18, 7:22),
orang-orang miskin itu diberkati Allah (6:20) dan diundang
masuk dalam perjamuan surgawi (14:13, 21). Ada juga kisah
Lazarus si pengemis miskin dan orang kaya (16:20, 22) dan kisah
di mana Yesus memerintahkan para muridNya untuk memberi
sedekah kepada orang miskin (12:33).
Pembagian Kitab Injil Lukas secara garis besar adalah sebagai
berikut :
a. Pasal 1:1 – 4:13 memaparkan tema persiapan jalan bagi Yesus.
Pada bagian ini Lukas mencatat suatu pengantar mengapa ia
menuliskan injilnya (1:1-4), dua kelahiran ajaib (1:5-2:21),
kanak-kanak Yesus (2:22-52) dan Yesus Anak Allah (3:1-4:13).
b. Pasal 4:14 - 9:50 memaparkan tentang Yesus di Galilea. Pada
bagian ini Lukas menceritakan berbagai reaksi orang-orang
terhadap Yesus (4:14-37), Yesus menyembuhkan banyak
orang dan memilih para murid (4:38-5:32), Yesus melanjutkan
karyaNya di Galilea (5:39-9:17) dan menyingkapkan siapa
Yesus dan apa yang harus Dia lakukan (9:18-50).
c. Pasal 9:51 – 19:27 memaparkan tentang Yesus di Yerusalem.
Pada bagian ini Lukas mengisahkan para murid dan orangorang yang tidak percaya (9:51-10:42), Yesus mengajarkan
banyak hal (11:1-12:59), pengajaran tentang kerajaan Allah
99
(13:1-14:35), yang hiang, ditemukan (15:1-32) dan para
hamba yang setia (16:1-19:27).
d. Pasal 19:28 – 23:56 memaparkan tentang minggu terakhir
Yesus di Yerusalem. Pada bagian ini Lukas menceritakan
mengenai Yesus yang mengajar di Yerusalem (19:28-21:38)
dan hari-hari terakhir Yesus : peradilan dan kematianNya
(22:1-23:56)
e. Pasal 24:1-53 memaparkan tentang Yesus bangkit dari
kematian dan menampakkan diri kepada para murid.
B. Penafsiran Teks
Lukas 1:46-56merupakan nyanyian pujian Maria yang sedang
mengandung bayi Yesus. Maria sedang berkunjung ke rumah
sanak saudaranya yang bernama Elizabet. Elizabet juga sedang
mengandung anak pertamanya yakni Yohanes pembaptis dalam
usia kandungan enam bulan. Saat Maria tiba di rumah Elizabet
dan memberikan salam, bayi yang dikandung Elizabet melonjak
dan penuhlah Elizabet dengan Roh Kudus, lalu berserulah ia
dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua
perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini
sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku.....” Kemudian
bernyanyilah Maria. Nyanyian pujian Maria ini adalah sebuah doa
yang memuliakan Allah dan dikenal dengan nama Magnificat
(bahasa Latin yang artinya “memuliakan”)
C. Konteks Masa Kini
a. Ada orang kristen yang tidak mau mengambil peran
dalam pelayanan atau kegiatan gereja
b. Ada orang yang bersemangat mengambil peran dalam
pelayanan dan sangat bersukacita ketika aktif terlibat
dalam kegatan gerejawi.
100
D. Saran Penyusunan Kotbah
1. Pembukaan
Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat
mengingatkan jemaat bahwa hari ini adalah Minggu Adven
yang ketiga.
2. Isi
Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan
Penjelasan teks. Tekankan tentang :
 Maria memuliakan Allah dan sangat bersyukur telah
dipakaiNya sebagai alat Allah menyatakan kasihNya
kepada dunia.
 Allah memperhatikan dan berkenan memakai orang yang
sederhana dalam realisasi rencanaNya
 Setiap orang percaya merupakan alat Allah menggenapi
rencanaNya.
3. Penutup
Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman
Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa
E. .Liturgi
Nas Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
Nyanyian :
1. KJ 119:1-2
2. KJ 119:3-4
3. PKJ 184:1
4. PKJ 127:1-4
5. PKJ 149:1-3
6. KJ 364: 1,4
: Mazmur 105:1-3
: Yohanes 3:16
: Mazmur 111:1-5
101
F. CONTOH KOTBAH JADI
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Hari ini adalah Minggu Adven yang ketiga. Dalam kalender
gerejawi, pada Minggu adven umat Kristen merenungkan tentang
janji kedatangan Mesias, Sang Pembebas umat manusia dari
kesengsaraan. KedatanganNya sudah dinubuatkan berulang kali
oleh para nabi dari zaman ke zaman.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Lukas 1:46-56 merupakan nyanyian pujian Maria yang sedang
mengandung bayi Yesus. Nyanyian pujian dinyanyikan sebagai
rasa syukur atas perbuatan besar yang Allah lakukan atas hidup
Maria. Maria mengakui derajatnya yang rendah, tetapi Allah
berkenan meninggikan dirinya sebagai calon ibu bagi bayi yang
akan menjadi Juruselamat dunia. Maka Maria bersyukur atas
kemurahan Allah dalam hidupnya.
Sesudah mendengar kabar dari malaikat Gabriel, Maria bergegas
ingin membuktikan kebenaran berita ini. Maka pergilah Maria
berjalan ke pegunungan menuju ke sebuah kota di Yehuda. Maria
berkunjung ke rumah imam Zakaria, suami sanak saudaranya
yang bernama Elizabet. Elizabet juga sedang mengandung anak
pertamanya yakni Yohanes pembaptis dalam usia kandungan
enam bulan. Sama seperti proses mengandungnya Maria adalah
peristiwa mukjizat, peristiwa mengandungnya Elizabet juga
merupakan mukjizat. Si mandul pada masa tuanya dianugerahi
bayi dalam rahimnya.
Saat Maria tiba di rumah Elizabet dan memberikan salam, bayi
yang dikandung Elizabet melonjak dan penuhlah Elizabet dengan
Roh Kudus, lalu berserulah ia dengan suara nyaring, “Diberkatilah
102
engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah
rahimmu. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang
mengunjungi aku.....” Kemudian bernyanyilah Maria. Nyanyian
pujian Maria ini adalah sebuah doa yang memuliakan Allah dan
dikenal dengan nama Magnificat (bahasa Latin yang artinya
“memuliakan”)
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Maria memuliakan Allah dan sangat bersyukur telah dipakaiNya
sebagai alat untuk menyatakan kasihNya kepada dunia. Ia
menomorduakan risiko dipandang rendah oleh masyarakat demi
mengetahui dirinya hamil di luar nikah tanpa seorang suami.
Maria juga rela berkorban saat disalahmengerti oleh tunangannya
yang bernama Yusuf. Maria memiliki prinsip yang teguh dan itu
sangat nyata dari ucapannya kepada malaikat yang datang
kepadanya, “sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan,... jadilah
padaku menurut perkataanmu itu..”
Maria tinggal tiga bulan lamanya di rumah Elizabet dan baru
pulang ke Nazaret untuk bisa bertemu tunangannya. Maria
diliputi rasa syukur karena Allah berkenan memakai dirinya
sebagai bagian dari rencana Allah menyelamatkan dunia.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Maria mengakui bahwa Allah sungguh memperhatikan dan
berkenan memakai orang yang sederhana seperti dirinya demi
realisasi rencana Allah bagi dunia. Allah tidak memandang status
seseorang. Merupakan kedaulatan Tuhan untuk memilih siapa
yang akan diajakNya menjadi rekan sekerja bagi rencana baikNya
untuk dunia. Dan Maria berbahagia menyadari bahwa dirinya
telah menjadi wanita terpilih. Ia dipilih Allah menjadi ibu bagi
Juruselamat dunia. Maria berkata, “sesungguhnya, mulai dari
sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
103
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan
besar kepadaku dan namaNya adalah kudus. Dan rahmatNya
turun temurun atas orang yang takut akan Dia.”
Saudara-saudariku...
Rencana Allah bagi dunia terus berjalan. Allah merancang
kebaikan dan keselamatan bagi sebanyak mungkin orang. Kita,
bahkan setiap orang percaya merupakan alat Allah menggenapi
rencana agungNya. Maria telah bersedia mengambil perannya.
Kita seharusnyapun demikian. Pasti ada peran yang bisa kita
lakukan untuk karya penyelamatanNya bagi dunia. Dengan iman
kita boleh yakin dan percaya bahwa peran apapun yang Allah
minta untuk kita tekuni merupakan peran yang penting dan
sangat strategis bagi karya besarNya. Peran sebagai ibu atau ayah
bagi anak anak yang Allah titipkan, peran sebagai pengasuh
kebaktian anak, peran sebagai diaken, penatua, komisi, panitia,
bendahara gereja, koster, kolektan, organis, tuan dan nyonya
rumah dalam PA, song leader dalam ibadah, pendoa, guru agama
kristen, katekis, pengkotbah, penginjil, dosen teologi, dst
semuanya penting bagi proyek Allah atas dunia ini. Mari kita
memiliki sukacita melakukannya, seperti sukacita yang dialami
Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena
Allah, Juruselamatku.” Tuhan memberkati. Amin. (BNH)
104
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 18 DESEMBER 2016
Adven IV; Warna Liturgi Ungu
Bacaan Kotbah: Yesaya 7: 10-16.
“KITA TIDAK SENDIRIAN”
Tujuan:
Warga jemaat semakin mengimani bahwa Allah selalu
beserta.
A. LATAR BELAKANG TEKS
Nama Yesaya berarti ”Keselamatan dari Tuhan”. Yesaya bernubuat di
Yehuda, di kota Yerusalem. Dia dipanggil oleh Tuhan pada tahun
wafatnya raja Yehuda, Uzia, yaitu pada tahun 740 SM, di mana
Yerusalem juga masih dalam pengepungan oleh Sanherib raja Asyur,
pada tahun 701 SM. Dalam hal kedudukan, tidak disebutkan, tetapi
Yesaya mempunyai hubungan yang baik dengan kalangan istana dan
tergolong kaum berada. Pada zaman Yesaya sangat menentukan bagi
umat Israel dan Yehuda, karena pada zaman ini kerajaan Isreal utara
dikalahkan oleh kerajaan Asyur sehingga berkhirlah bangsa ini
sebagai kerajaan. Pada zaman itu juga Yehuda dikalahkan oleh
kerajaan Babel, sehingga sebagian besar rakyatnya ini diangkut
dalam pembuangan di Babel. Yesaya bernubuat selama pemerintahan
Yotam (740-736), yang mengganti ayahnya Uzia menjadi raja di
Yehuda, dan selama pemerintahan Ahaz (736-728) dan Hizkia (727699).
Kitab Yesaya dibagi menjadi tiga bagian:
1. Pasal 1-39 berisi nubuat-nubuat nabi Yesaya. Nubuat akan
datangnya penghukuman Allah. Banyak orang Israel telah
menolak Tuhan dengan menyembah illah lain
dan
mempersembahkan kurban kepada berhala kayu dan batu. Para
pemimpin Israel juga membuat perjanjian-perjanjian damai
dengan kekuatan-kekuatan asing serta membayar pajak kepada
105
mereka. Mereka tidak percaya kepada Allah satu-satunya yang
dapat menyelamatkan mereka. Mereka lupa bahwa Allahlah yang
menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir. Mereka
menolak hukum yang telah diberikan Allah kepada Musa dan
kepada umat Israel. Hukum itu memerintahkan untuk
menyembah Tuhan Allah saja serta mengupayakan keadilan
dengan menolong mereka yang berkekurangan, karena merka
mengabaikan Tuhan dan tidak taat kepadaNya, penduduk Yehuda
dan Yerusalem di hukum, mereka kalah ditangan musuh.
2. Pasal 40-55 tidak berasal dari tangan Yesaya sendiri, melainkan
dari seorang nabi yang hidup selama dalam pembuangan Babil,
yang tidak disebut namanya, oleh karena itu nama nabi itu
disebut Deutero- Yesaya, yaitu Yesaya yang kedua.
3. Pasal 56-66 terdiri dari beberapa kumpulan nubuat dari zaman
setelah pembuangan dan lazim disebut Trito-Yesaya, yaitu Yesaya
ketiga.
B. PENJELASAN TEKS
Sekitar tahun 735/734 SM raja Israel dan raja Aram menyerang
Yehuda. Raja Ahas diberitahu oleh Yesaya agar percaya kepada Allah
untuk kelepasan. Namun Ahas menolak untuk menerima tawaran
Allah akan sebuah tanda ajaib, ia malah meminta bantuan pada Asyur.
Sekalipun demikian Allah akan tetap memberi tanda kepada Ahas
dengan lahirnya Imanuel. Walaupun serbuan Israel dan Aram akan
gagal, kelak Allah akan mengirimkan orang Asyur dan orang Babel
untuk menghancurkan kerajaan Yehuda.
7:10-12
TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada raja Ahas
melalui nabi Yesaya dengan sebuah tawaran supaya raja Ahas
meminta tanda kepada Allah. Hal ini sebenarnya sebuah ajakan
kepada raja Ahas untuk beriman kepada Allah yang selalu mau
menyertainya. Tetapi raja Ahas menolak tawaran itu dengan alasan
dirinya tidak mau mencobai Tuhan. Penolakan raja Ahas kepada
106
ajakan Yesaya untuk meminta tanda dari Allah sebenarnya juga
sebuah penolakan kepada Allah sendiri.
7:13 Yesaya menegur Ahas sebagai keturunan Daud selama ini telah
bertindak tidak bijaksana kepada manusia sekaligus juga telah
membelakangi Allah dengan penolakannya.
7:14-15 Imanuel berarti Tuhan beserta kita, nama ini dimaksudkan
untuk meyakinkan Ahas bahwa Allah akan melindungi dirinya dan
Yehuda.
7:16 merupakan nubuatan bahwa dua musuh Yehuda yang selama ini
sangat ditakuti Ahas dan Yehuda akan mengalami kejatuhan.
C. KONTEKS MASA KINI.
Dalam dunia modern, ketika seseorang menghadapi keterpurukan
biasanya lebih banyak yang menggunakan pikiran/ logika dengan
mengandalkan apa yang bisa diandalkan, baik kekuatan orang,
kekuatan jabatan, maupun kekuatan uang. Hal itu dapat diandalkan
karena kelihatan nyata di dunia serta dianggap mampu mengatasi
keterpurukan. Terkadang mengandalkan Tuhan menjadi lebih sulit,
karena Tuhan tidak kasat mata dan dianggap tidak begitu nyata, atau
ada yang mengandalkan Tuhan tetapi hal itu menjadi jalan terakhir,
karena sudah putus asa, segala usaha dengan mengandalkan segala
kekuatan tidak berhasil dan mengalami jalan buntu. Dalam dunia
yang individualistis, ketika seseorang punya persoalan dan jatuh
dalam situasi yang tidak menyenangkan, apakah sedang bangkrut
atau terjerat dengan masalah hukum, biasanya seseorang merasa
sendiri karena teman-temannya yang ada dirasakan semakin
menjauh.
107
Bagi orang beriman, Tuhan adalah nyata, walaupun situasi sulit dan
mengalami pergumulan berat, tetapi mereka tetap yakin bahwa
Tuhan itu ada dan beserta dengan dirinya. Kelahiran Yesus yang
diperingati oleh gereja-gereja adalah gambaran bahwa Allah beserta
dengan manusia. Allah mau hadir di dunia untuk menyertai manusia
dalam situasi apapun.
D. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH.
4. Pembukaan
Terangkan ketika kekuatan seseorang tidak bisa menjawab
pergumulannya dan Tuhan seolah - olah diam serta tidak mau
tahu dengan persoalan itu, apa yang dipikirkan seseorang tentang
Tuhan? Mengaku Tuhan itu ada dan mencipta, tetapi Tuhan
meninggalkan dan membiarkan ciptaanNya berjalan sendiri
(paham Deisme)
5. Isi



Dalam keadaan darurat dan gawat Tuhan menghendaki
supaya umat Tuhan tetap beriman kepadaNya.
Menolak beriman kepadaNya dengan mengandalkan
kekuatan sendiri atau kekuata manusia akan
mengecewakan.
Allah menyertai umatNya yang mengandalkanNya.
6. Penutup.
Tekankan bahwa Allah hadir dan menyertai kita dalam situasi
apapun, penyertaan Tuhan di tandai dengan kelahiran Yesus
Kristus yang kita peringati dengan natal.
E. LITURGI
1. Ny Pembukaan
2. Nats pembimbing
3. Ny Jemaat
: PKJ 13
: Mazmur 80:17-19
: PKJ 63
108
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Berita Anugerah
Ny peneguhan
Ny Responsoria
Nats Persembahan
Ny persembahan
Ny penutup
: Matius 1:21-23
: KJ 84
: KJ 352
: Roma 12:1-2
: PKJ 147
: KJ 346
F. CONTOH KOTBAH JADI
Jemaat yang dikasihi Tuhan.
Dalam dunia modern, ada sebuah paham yang bernama Deisme, yaitu
sebuah paham yang mengatakan bahwa Tuhan itu ada, mencipta
langit dan bumi, tetapi Allah telah meninggalkan dan membiarkan
dunia ciptaaanNya berjalan sendiri. Pemahaman ini biasa terjadi
pada diri seseorang yang sedang mengalami pergumulan berat,
sudah meminta pertolongan kepada Tuhan, tetapi dirinya tetap tidak
menemukan jalan keluar seperti yang diharapkan, sehingga
seseorang punya pemahaman Tuhan
telah meninggalkannya.
Pertanyaannya, apakah benar bahwa Tuhan telah meninggalkan
ciptaanNya, apakah benar bahwa Tuhan telah meninggalkan dan
membiarkan kita berjalan sendiri? jawabannya tentu tidak, Tuhan
tidak meninggalkan kita, karena Tuhan selalu berserta dengan kita,
bahwa Tuhan selalu merangkul kita, ketika kita mulai goyah, mulai
meragukan bahkan tidak percaya lagi kepada Tuhan.
Jemaat yang mengasihi Tuhan,
Perikop bacaan kita pada saat ini adalah gambaran, bagaimana Allah
mau tetap merangkul seorang raja yang bernama Ahas. Sekitar tahun
735/734 SM raja Israel dan raja Aram akan menyerang Yehuda.
Dalam situasi ini kerajaan Yehuda mengalami situasi gawat dan
genting. Melihat situasi ini nabi Yesaya menasihati Raja Ahas untuk
tetap percaya kepada Allah untuk kelepasan bangsa itu, tetapi raja
Ahas menolak. Dalam ayat 10-12 dijelaskan bahwa TUHAN
109
melanjutkan firman-Nya kepada raja Ahas melalui nabi Yesaya
dengan sebuah tawaran supaya raja Ahas meminta tanda kepada
Allah. Hal ini sebenarnya sebuah ajakan kepada raja Ahas untuk
beriman kepada Allah yang selalu mau menyertainya. Tetapi raja
Ahas menolak tawaran itu dengan alasan dirinya tidak mau mencobai
Tuhan. Penolakan raja Ahas kepada ajakan Yesaya untuk meminta
tanda dari Allah sebenarnya juga sebuah penolakan kepada Allah.
Sehingga Yesayapun menegur Ahas dengan mengatakan bahwa Ahas
sebagai keturunan Daud telah merepotkan orang dan juga juga
merepotkan Allah ( ayat 13). Maksudnya, Ahas sebagai keturunan
Daud selama ini telah bertindak tidak bijaksana kepada manusia
sekaligus juga telah membelakangi Allah dengan penolakannya.
Meskipun demikian, Yesaya tetap menyampaikan pesan Allah bahwa
Allah akan tetap menyertainya walaupun raja Ahas tidak mau
beriman kepadaNya. Dalam ayat 14 dijelaskan bahwa Tuhan
sendirilah yang akan memberikan kepada Ahas suatu pertanda:
“Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia
Imanuel.” Imanuel berarti Tuhan beserta kita, nama ini dimaksudkan
untuk meyakinkan Ahas bahwa Allah akan melindungi dirinya dan
Yehuda.
Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan,
Janji Allah akan Imanuel, yang berarti Allah beserta kita, telah
dinyatakan kepada raja Ahas pada saat itu, juga berlaku kepada kita
semua orang yang percaya dan hidup pada zaman ini. Janji Allah itu
dikuatkan dan diperteguh dengan kelahiran Yesus Kristus yang akan
kita peringati kelahiranNya pada peristiwa Natal. Allah mau datang
ke dalam dunia, berarti Allah tidak meninggalkan dunia, Allah tidak
membiarkan kita hidup sendiri, tetapi Allah juga mendampingi dan
beserta dengan kita dalam situasi apapun, baik kita sedang senang
ataupun kita sedang susah, sedang bermasalah maupun sedang dalam
keadaan baik. Pada saat orang-orang yang dekat dengan kita
110
menjauh, karena kita bangkrut, yakinlah bahwa Allah tetap setia
menemani kita. Pada saat anda ditinggalkan pacar dan merasa
kesepian, yakinkanlah bahwa anda tidak sendiri, karena Allah
bersama dengan anda. Pada saat usia kita semakin renta dan anakanak tempat tinggalnya jauh dari kita, yakinlah Tuhan selalu ada
untuk menolong kita. Ketika ada diantara kita yang sakit dan tidak
sembuh-sembuh percayalah Tuhan itu ada dan nyata, Ia tetap setia
kepada kita, bahkan ketika kita harus dipanggil Tuhanpun, Tuhan
juga tetap ada dan bersama dengan kita. Untuk itu kita tidak perlu
takut, tidak perlu cemas ketika kita sedang menghadapi pergumulan
berat, yakinlah bahwa kita tidak sendirian, Allah mendampingi
kita. Selamat memperingati kelahiran Tuhan Yesus Sang Imanuel.
Tuhan beserta kita. Amin. (JN)
111
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 25 DESEMBER 2016
NATAL; WARNA LITURGI PUTIH
Bacaan
: Yohanes 1:9-12
“Terang Yang Sesungguhnya Datang Ke Dalam Dunia”
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Di setiap ibadah dan perayaan Natal yang dilaksanakan di seluruh
penjuru dunia hampir selalu dikumandangkan pujian “Malam Kudus”.
Suasana sungguh khidmat tatkala jiwa terangkat dan kita masuk dalam
suasana rohani yang tak terkatakan. “Malam kudus, sunyi senyap dunia
terlelap …… Hanya dua berjaga terus,….. Ayah bunda mesra dan kudus…..
Anak tidur tenang ……., Anak tidur tenang…..”
Hampir selalu, berkumandangnya lagu “Malam Kudus” juga disertai
penyalaan lilin Natal. Simbol lilin dipakai bukan tanpa sebab. Bukankah
penyalaan lilin tidak dapat digantikan dengan penyalaan lampu,
penyalaan ublik atau penyalaan petromax? Bahkan penyalaan obor pun
sepertinya tidak layak menggantikan penyalaan lilin. Lilin memiliki
kekayaan makna. Lilin lahir untuk menjadi terang di sepanjang hidupnya.
Dengan hanya sedikit asap, lilin menyala terang. Ia mengorbankan
tubuhnya sendiri sampai akhir hayatnya demi misi menerangi sekitarnya.
Lilin menjadi penerang dan merupakan lambang hidup yang tidak
mementingkan dirinya sendiri melainkan kesukarelaan berkorban untuk
memberi manfaat secara optimal bagi yang lain. Lilin menjadi simbol
pemberi terang di tengah kegelapan.
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Alkitab mengisahkan bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa, dunia
dikuasai kegelapan. Kecenderungan hati manusia menjadi jahat. Maka tak
heran, semakin maju peradaban manusia maka semakin variatif pulalah
kejahatan yang mampu manusia lakukan. Hal ini terjadi di seluruh ranah
kehidupan. Di dunia kemiliteran : alat-alat perang dan mesin pembunuh
112
manusia semakin canggih. Dulu, senjata perang adalah pisau, pedang,
tombak, panah, keris, dst yang daya jangkau dan daya bunuhnya terbatas.
Saat ini senjata-senjata di atas tidak lagi dipergunakan dan digantikan
senapan otomatis, granat, bom atom/nuklir, senjata biologi, senjata
pemusnah massal, rudal, dst yang memiliki daya bunuh luar biasa.
Kejahatan di bidang kedokteran juga terjadi seperti malpraktek, aborsi,
jual beli organ tubuh manusia, dsb. Demikian juga pada bidang-bidang
lain. Politik uang, ekonomi tanpa etika yang mewujud pada penggusuran,
pelanggaran hak-hak buruh, hukum yang dapat dibeli sehingga muncul
istilah “mafia peradilan”, radikalisme atas nama suku atau golongan,
terorisme atas nama agama, hubungan antar umat manusia semakin
menjauh dari “damai di bumi” yang diproklamasikan Malaikat Surga.
Dunia semakin jahat. Dunia semakin gelap. Bahkan sangat gelap.
Peristiwa Natal adalah kabar baik. “Euanggelion”. Kabar Sukacita !
Di tengah-tengah dunia yang gelap itu, Yesus Kristus datang dan
memproklamasikan diriNya sebagai Terang Dunia. SabdaNya : “Akulah
Terang Dunia. Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8:12).
Yesus Kristus datang bukan hanya membawa terang di tengah-tengah
kegelapan dunia ini, bahkan Ia adalah Terang itu sendiri.
Terang sungguh telah datang ke dalam dunia, tetapi Yesus Kristus
memberitahukan kepada kita bahwa manusia lebih menyukai kegelapan
daripada Terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat (Yohanes
3:19). Memang Terang telah ada di dalam dunia, tetapi dunia tidak
mengenalNya. Ia datang kepada milik kepunyaanNya tetapi orang-orang
kepunyaanNya itu tidak menerimaNya (Yohanes 1:10-11). Sabda Tuhan
Yesus Kristus ini semakin memberikan kejelasan kepada kita mengapa
semakin hari bumi tidak semakin tenteram dan damai sebagaimana yang
kita harapkan. Manusia memang lebih menyukai kegelapan daripada
datang kepada Terang itu. Itu pula sebabnya, mengapa Injil yang adalah
Kabar Baik tidak selalu diterima baik.
113
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Meskipun dunia ada di dalam kegelapan, tetapi dalam dirinya sendiri,
manusia merindukan hidup dalam Terang. Meskipun manusia lebih
menyukai kegelapan daripada Terang, tetapi di hati sanubarinya ada
kegelisahan yang tak pernah berakhir. Manusia modern menjadi mahluk
yang gelisah, cemas, takut akan masa depan, rentan terhadap stress,
kesepian dan terluka. Meskipun kegelapan disukainya, namun kegelapan
juga menyiksanya. Bagaikan air laut yang diminum untuk melepaskan
dahaga yang parah, demikianlah kegelapan bagi manusia modern
sekarang ini.
Oleh karenanya, masih juga selalu ada orang-orang yang sadar dan
mengikuti jejak orang Majus mencari Terang itu. Dan seperti para Majus
yang membuka hati dan mencari dengan sungguh Sang Terang Dunia itu,
perjalanan pencarian mereka pasti akan dituntun oleh sebuah “bintang”
yang disediakan Allah untuk memastikan penemuan ziarah iman mereka
kepada Sang Terang Dunia yang mereka rindukan (Lih. Matius 2:1-12).
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
“Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang
ke dalam dunia”. Dalam era kegelisahan, kecemasan dan ketakutan
manusia zaman modern ini, semakin banyak orang mencari Terang
Hidup. Ada yang datang kepada agama, ada yang datang kepada agama
suku, ada yang menekuni Yoga dan meditasi, ada yang kembali kepada
primbon, ada yang belajar hipnotisme, ada yang datang kepada peramal
nasib, paranormal, bertapa, ekperimentasi seksual, gila kerja, dsb.
Memang, tidak semua Musafir rohani bertemu dengan Terang Yang
Sesungguhnya. Mereka mencari Terang, tetapi mereka datang kepada
terang yang palsu. Mereka mencari dengan usaha mereka sendiri, tetapi
Terang Yang Sesungguhnya tidak ada di sana. Karena Terang Yang
Sesungguhnya hanya ada di dalam Yesus Kristus saja. Yesus Kristus Sang
Terang Dunia itu telah dan sedang datang ke dalam dunia. Kalimat
114
“sedang datang ke dalam dunia” dalam Alkitab berbahasa Yunani
memang berbentuk Aorist yang seharusnya diterjemahkan : telah,
sedang dan akan datang ke dalam dunia. Saudaraku, Terang Dunia itu
telah datang kepadamu, sedang datang kepadamu dan akan datang
kembali ke dalam dunia ini untuk menjemputmu. Sudahkah engkau siap
menyambut kedatanganNya ?
“Malam kudus,….. Sunyi senyap,….. Dan Tuhan Yesus Kristus bersedia
menjadi seperti lilin natal bagi kita. Mengorbankan tubuh dan
keseluruhan diriNya agar kita hidup di dalam Terang.
Selamat Natal Saudaraku. Datanglah kepada Terang Dunia itu, dan
hiduplah sebagai anak-anak Terang. AMIN. (BNH)
Liturgi
Nats pembimbing
Berita Anugerah
Nats persembahan
Daftar nyanyian
Kj.123 :1-4
Kj. 100: 1
Kj.119 : 1-3
Kj. 120: 1-3
Kj. 99 : 1
Kj. 145: 1-2
: Roma 11 : 26b-27
: Lukas 1 : 68-70a
: Matius 2: 10-12
115
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 31 DESEMBER 2016
TUTUP TAHUN; WARNA LITURGI PUTIH
Bacaan: Mazmur 148
“SEMUANYA MEMUJI TUHAN”
Tujuan
:
1. Jemaat memahami perlunya memuji Tuhan
2. Jemaat mengakui akan penyertaaan Tuhan selama tahun 2016
3. Jemaat berkomitmen untuk bersyukur dan memuji Tuhan atas
penyertaannya selama tahun 2016
A.
Latarbelakang Teks
Kitab Mazmur berisi tentang nyanyian pujian, doa untuk
pertolongan Allah, dan syair yang menyatakan kepercayaan umat
kepada Allah. Di dalam kitab Mazmur dinyatakan perasaan yang
terkadang saling berlawanan, antara dukacita – sukacita, keraguan –
kepercayaan, keputusasaan – pengharapan, kemarahan –
ketenangan, keinginan balas dendam – mengampuni. Kitab Mazmur
merupakan ungkapan perasaan pribadi dan kelompok yang
kemudian dipakai oleh peribadatan umat di Yerusalem, sinagoge (
Yunani : Perhimpunan artinya sekolah dan tempat peribadatan
Yahudi/unitnya Bait Allah) dan jemaat Kristen. Ketika kitab Mazmur
dibaca dan dipelajari tentu mempunyai maksud, yaitu bagaimana
umat menjalani hidup sebagai orang beriman yang setia kepada
satu-satunya Allah. Bahwa Allah yang menciptakan dan memelihara
seluruh dunia dan memperhatikan setiap segi hidup manusia.
B.
Penjelasan Teks
Ayat 1-2. Pada ayat ini pemazmur mengajak untuk memuji Tuhan di
sorga dan di tempat yang maha tinggi. Ajakan ini dimulai dari para
malaikat dan bala tentara sorga untuk memuji Tuhan. Malaikat
dalam bahasa Ibrani berarti utusan. Para utusan misterius kadang-
116
kadang tampak dalam rupa manusia untuk mengerjakan pekerjaan
Tuhan.
Ayat 3-6 Sebagian bangsa tetangga Israel menyembah matahari,
bulan, dan bintang-bintang sebagai ilah mereka. Pemazmur
mengungkapkan bahwa benda-benda langit ini menceritakan
kemuliaan Allah yang menciptakan mereka (Lihat 19:2). Bahwa
benda-benda penerangpun adalah ciptaan Tuhan yang memujiNya
maka, biarlah semuanya memuji Tuhan. Sebab, Tuhan yang
memberi perintah maka semuanya tercipta, yang mendirikan
semuanya dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar.
Ayat 7-13 Ayat-ayat ini mengajak setiap orang dan segala mahluk
yang ada ‘di bumi’ untuk memuji Tuhan sebagai pencipta. Tuhan
Allah yang menciptakan segala sesuatu yang ada sebagaimana
terdapat pada Kejadian 1-2. Karena semuanya sudah diciptakan dan
dipelihara oleh Tuhan. Maka biarlah semuanya memuji Tuhan.
Ayat 14 Tanduk adalah lambang kekuatan. Mezbah Israel
mempunyai tanduk. Seseorang yang dituduh melakukan suatu
kejahatan dengan tuntutan hukuman mati dapat lari ke Mezbah
Tuhan untuk medapatkan perlindungan sampai ia terbukti bersalah
(Kel 21:14). Tuhan meninggikan tanduk umatNya, mengandung arti :
Tuhan yang maha kuasa akan memulihkan kekuatan dan kemuliaan
umatNya.
C.
Konteks Masa Kini
Memuji Tuhan itu tidak hanya dengan nyanyian atau pujian dengan
tarik suara. Tetapi juga dengan prilaku nyata yang bermanfaat bagi
sesama ciptaan merupakan ungkapan memuji Tuhan. Jika kita
memperhatikan seluruh ciptaan Tuhan, kita dapat menyaksikan
bahwa mereka memuji Tuhan dengan seluruh hidupnyanya.
117
D.
Saran penyusunan kotbah
1. Pendahuluan
Dalam bagian pendahuluan ini, pengkotbah memulainya dengan
membahas kata -Memuji-. Caranya adalah dengan menjawab
pertanyaan :
 Apa itu memuji ?
 Siapa saja yang bisa dipuji dan memuji ?
 Mengapa memuji ?
2. Apa kata Firman Tuhan
 Pengkotbah menyampaikan sebagian penjelasan teks
tentang semuanya memuji Tuhan.
 Pengkotbah menyampaikan sebagian konteks masa kini
bahwa semuanya memuji Tuhan dengan segenap
kehidupannya
3. Apa yang perlu kita lakukan
 Pengkotbah mengapresiasi/menghargai jemaat yang sudah
memuji Tuhan dalam ibadah ritual dan aksi social pada
tahun 2016. Karena rasa kagumnya akan kuasa dan
kemurahan Tuhan.
 Pengkotbah menyemangati jemaat untuk terus memuji
Tuhan dengan segenap hidupnya. Dengan keyakinan iman
bahwa Tuhan akan terus mencukupkan segala yang kita
perlukan dan mampu menjaga seluruh ciptaanNya.
E. Liturgi
Nyanyian Pembukaan
Nats Pembimbing
Nyanyian Jemaat
Berita Anugerah
Nyanyian Peneguhan
Nyanyian Responsoria
: PKJ 27
: Yesaya 63:7-9
: PKJ 23
: Mazmur 103:1-5
: PKJ 28
: PKJ 55
118
Nats Persembahan
: Markus 12:43-44
Nyanyian Persembahan : PKJ 146
Nyanyian Penutup
: PKJ 14
F. Contoh kotbah jadi
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Kata Memuji berarti menyatakan kekaguman dan penghargaan
kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah berani dan lainnya.
Kata memuji juga bisa berarti memuliakan nama Tuhan. Dalam hal
memuji, setiap orang bisa saling memuji sesamanya karena
kekaguman, penghargaan dan kebaikan sesamanya. Dengan didasari
oleh kekaguman, penghargaan dan kebaikan, maka seseorang bisa
saling memuji antar sesamanya. Lalu mengapa kita memuji Tuhan ?
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Keadaan masyarakat sekitar pada jaman pemazmur atau Israel saat
itu adalah masyarakat yang menyembah benda-benda penerang,
yaitu matahari, bulan dan bintang. Dengan keadaan yang demikian,
pemazmur hendak mematahkan sikap penyembahan kepada bendabenda penerang itu. Itulah sebabnya, dalam Mazmurnya, pemazmur
mengungkapkan kesaksiannya bahwa benda-benda penerangpun
adalah ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan maka sudah
selayaknya semua ciptaan memuji Tuhan. Pada ayat 5 dan 13
pemazmur berkata : Biarlah semuanya memuji Tuhan. Mengapa ?.
Karena saat Tuhan memberi perintah maka semuanya tercipta,
hanya namaNya yang tinggi luhur, keagunganNya mengatasi bumi
dan langit. Dengan landasan kekaguman dan hormat serta
menyaksikan kuasa dan kabaikan Tuhan, pemazmur mengungkap
pujiannya kepada Tuhan.
119
Tuhan memang layak menerima segala hormat dan kemuliaan. Tetapi
kadang yang terjadi, manusia menggantikan posisi Tuhan dengan hal-hal
lain misalnya: uang, jabatan, hasrat untuk diterima oleh komunitas lain,
kekuasaan, dst. Itulah ilah-ilah zaman sekarang yang dikejar dan dipuja
sebagian orang. Demi itu semua manusia rela mengalokasikan segenap
sumberdaya yang dimilikinya. Pada sisi lain, Tuhan tidak masuk dalam
perhitungannya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Pada saat ini kita sudah berada di penghujung tahun 2016. Tentu, di
tahun 2016 ini ada banyak suka dan duka yang kita jumpai dan kita
rasakan. Tetapi, kita merasa bahwa Tuhan Allah kita adalah Allah yang
berkarya di sepanjang sejarah umat beriman. Maka, Allah yang satu dan
Allah yang sama telah berkarya dan memimpin kita di tahun 2016 ini.
Tentu, hal ini membuat kita merasa kagum dan hormat serta merasakan
kebaikan Tuhan. Dengan kekaguman, hormat dan kebaikan Tuhan yang
kita rasakan maka kita dapat memuji Tuhan Allah di tahun 2016 ini
bersama dengan seluruh ciptaan Tuhan Allah.
Pada kesempatan yang baik ini, mari kita mengapresiasi atau memberi
penghargaan kepada seluruh jemaat yang sudah memuji Tuhan di tahun
2016 ini, baik dalam perkataan bahkan dalam prilaku nyata. Dalam
perkataan, seluruh jemaat telah memuji Tuhan dengan suara baik
bernyanyi bersama maupun bernyanyi melalui kelompok paduan suara.
Demikian juga memuji Tuhan dengan prilaku nyata. Bahwa seluruh
jemaat telah setia membangun paseduluran dan kebersamaan yang kuat
dan telah aktif dalam semua bentuk kegiatan gereja dan masyarakat.
Dalam kegiatan gereja, jemaat telah setia memberi persembahan
persepuluhan,
setia dalam memberi dana diakonia, setia dalam
persekutuan dan kesaksian dan masih banyak yang lainnya. Semua
kegiatan ini kita lakukan sebagai bukti nyata bahwa seluruh jemaat telah
memuji Tuhan dalam praktek hidup. Dengan keyakinan iman kita, mari
kita rerus menjalani kehidupan ini bersama Tuhan dan memuji Tuhan.
120
Berbahagialah setiap orang beriman yang senantiasa memuji Tuhan
dengan segenap hidupnya baik dengan kata-kata juga dengan tindakan
nyata di sepanjang hidupnya. Amin. ( RD )
121
RANCANGAN KOTBAH MINGGU, 01 JANUARI 2017
TAHUN BARU:Warna Liturgi PUTIH
Bacaan : Bilangan 13:30 - Bilangan 14:10
“MELIHAT DENGAN MATA IMAN”
Tujuan :
1. Jemaat memasuki tahun yang baru dengan semangat dan
optimisme.
2. Jemaat berani memiliki mimpi dan bersemangat untuk
mewujudkannya
Latar Belakang
Bangsa Israel sudah lama mengembara di padang gurun. Saat yang
dinanti-nanti segera tiba. Negeri Kanaan yang dijanjikan Tuhan sudah di
depan mata. Cita-cita semua orang Israel yaitu menerima tanah berkat
dari Tuhan yang berlimpah susu dan madunya akan segera terwujud.
Saat-saat yang demikian tentu merupakan saat yang menggembirakan.
Atas perintah Tuhan, Musa mengutus dua belas orang yang masingmasing adalah perwakilan setiap suku Israel, orang yang terbaik dan
merupakan pemimpin suku mereka untuk pergi mengintai tanah terjanji.
Dua belas orang yang lulus seleksi ini menyatakan kesediaan mereka
menerima tugas dari Musa. Empat puluh hari mereka meninggalkan
kaum mereka dan melakukan pengintaian (survey). Kini, mereka datang
kembali kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di
padang gurun Paran untuk memberikan laporan kerja mereka. Mereka
membawa serta buah-buahan dan hasil bumi Kanaan yang luar biasa baik
sebagai bukti bahwa tanah Kanaan sungguh-sungguh tanah impian, yang
berlimpah susu dan madunya. Ternyata, negeri yang dijanjikan Tuhan
bukanlah negeri kosong tak bertuan. Di sana sudah bermukim beberapa
bangsa yang kuat.
122
Dalam laporan mereka kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel,
mayoritas dari para pengintai yakni sepuluh dari dua belas orang
menyatakan keraguan dan kegentaran mereka terhadap bangsa-bangsa
yang sudah terlebih dahulu tinggal di tanah Kanaan.
Penjelasan Teks
Kaleb bin Yefune berasal dari suku Yehuda. Kaleb tampil sebagai pihak
yang berbeda pendapat dengan suara mayoritas. Bahkan pendapatnya
berseberangan dengan sepuluh orang pemimpin suku lainnya. Ia
mencoba menenteramkan hati bangsa Israel di hadapan Musa dan
berkata “Tidak ! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita
pasti akan mengalahkannya!” ( ayat 30). Kegentaran sepuluh orang
pemimpin Israel sangat cepat menular menjadi kegentaran nasional.
Mereka kehilangan iman. Maka Kaleb mencoba menenteramkan hati
mereka. Kaleb berusaha membangkitkan kembali iman dan keyakinan
umat Israel. Dalam ayat ini juga menjadi sangat jelas, bahwa suara
mayoritas tidak selalu benar. Suara minoritas bisa saja merupakan
pengejawantahan suara Tuhan.
Kesepuluh pemimpin suku yang lain tidak mau kehilangan muka.
Bukankah tidak pernah ada yang mau disebut penakut/pengecut ?
Mereka menganggap bahwa mereka realistis. Suara Kaleb dipandang
bukan sebagai suara orang yang beriman teguh melainkan sekedar suara
orang yang nekad dan tidak realistis. Kegentaran mereka begitu hebat
sehingga mereka dengan kompak menyampaikan kabar bohong kepada
umat Israel bahwa orang-orang yang mereka jumpai adalah orang-orang
raksasa yang perawakannya jauh lebih tinggi besar dan lebih kuat
daripada orang Israel (ayat 31-33). Negeri Kanaan adalah negeri yang
memakan penduduknya (ayat 32) berarti : pertama, di negeri Kanaan
sudah terbiasa terjadi penumpahan darah / perang. Dengan demikian,
penduduknya sudah biasa berperang. Bisa juga mengandung maksud
bahwa penduduknya adalah kanibal (suka makan daging manusia).
123
Kemungkinan ketiga yang dimaksud ayat 32 adalah dua-duanya
(penduduknya suka berperang sekaligus kanibal).
Kegentaran nasional terjadi. Seluruh Israel mengeluarkan suara nyaring
dalam tangisan dan sungut-sungut (Ps 14:1-4).
Musa dan Harun sujud di depan mata seluruh jemaah Israel (ayat 5).
Mereka sujud kepada Tuhan. Sujud adalah sikap tubuh yang menyatakan
ketidakmampuan diri, penyerahan dan hati yang remuk di hadapan
Tuhan. Menghadapi masalah yang begitu berat, Musa dan Harun sowan
dengan hati yang remuk kepada Tuhan.
Begitu pula Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune menyatakan kesedihan
mereka dengan mengoyakkan pakaian mereka (ayat 6). Mengoyakkan
pakaian adalah tanda duka cita yang mendalam. Yosua dan Kaleb
mengoyakkan pakaian mereka karena duka cita karena kepengecutan
sepuluh teman mereka, kebohongan yang mereka beritakan dan
hilangnya iman bangsa Israel.
Yosua dan kaleb berusaha membangkitkan kembali iman dan keyakinan
umat Israel. Jika Tuhan berkenan, maka Tuhan pasti akan memberikan
tanah Kanaan kepada Israel, dengan syarat : umat tidak memberontak
kepada Tuhan (setia dan percaya). Dan dengan kotbah singkat ini, Kaleb
dan Yosua akan dilontari batu oleh segenap orang Israel (ayat 7-10).
Tetapi kehadiran kemuliaan Tuhan yang tampak di kemah Pertemuan
menyelamatkan Yosua dan Kaleb dari amuk massa. Kemuliaan Tuhan
tampak secara hurufiah berarti bahwa kehadiran (hadirat) Tuhan dapat
dirasakan oleh indera umat Israel, sama seperti generasi pertama Israel
di padang gurun yang dapat melihat tiang api dan tiang awan (bdk
Keluaran 13:21).
Konteks Masa Kini
1. Mengawali tahun baru, tahun 2011 semua orang pantas
membangun dan menyatakan cita-cita / impian mereka
124
2. Tentu saja tahun 2011 memiliki tantangannya sendiri dan
mungkin masih dibebani persoalan di tahun 2010.
3. Ketika seseorang berfokus pada kegagalan dan permasalahan di
tahun 2010, yang terjadi adalah ia menjadi pesimis dalam
menyongsong tahun 2011.
4. Ketika seseorang mampu mengingat cerita keberhasilan mereka
di tahun 2010 dan percaya janji pemeliharaan Tuhan, maka
mereka bisa mnyongsong tahun baru dengan optimis.
Saran Penyusunan Kotbah
Pendahuluan : bisa diawali dengan kalimat pertanyaan “Siapa yang tidak
punya mimpi / cita-cita? Setiap individu, keluarga, perusahaan, yayasan,
gereja, komunitas,bangsa memiliki impian. Musa dan bangsa Israel juga
punya impian yaitu menjadi bangsa yang besar, memiliki daerahyang
subur berlimpah susu dan madunya. Impian / cita-cita inilah yang
menyemangati perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang
gurun.
Isi
Lanjutkan dengan mengutarakan Latar Belakang teks. Kemudian
narasikan (ceritakan ulang dengan bahasa sendiri) perikop Bilangan
13:30 - Bilangan 14:10 sehidup mungkin. Kemukakanlah konteks masa
kini dan hubungkan dengan beberapa pokok pikiran sebagai berikut :
1. Rasa takut dan gentar terhadap masa depan mengkerdilkan iman.
Apalagi bila Pemimpin (gereja, keluarga) menunjukkan
kekhawatiran, ketakutan dan pesimisme maka perasaan tersebut
akan mudah menular.
2. Di tengah-tengah komunitas yang pesimis, selalu ada orang-orang
yang optimis dan memberikan semangat. Biasanya tidak begitu
banyak. Tetapi pasti ada.
3. Pembelaan, perlindungan dan berkat Tuhan akan diberikan kepada
umatNya yang bergantung kepada Allah (sebagaimana dicontohkan
Musa, Harun, Yosua dan Kaleb).
125
Tutup kotbah anda dengan ajakan provokatif agar jemaat berani
memiliki impian. Wujudkan impian tersebut dengan mempercayai
penyertaan Tuhan. Jadilah Yosua dan Kaleb masa kini.
Contoh Kotbah Jadi
“Melihat Dengan Mata Iman”
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,……
Adakah diantara kita yang tidak mempunyai impian atau cita-cita ?
Semua orang pasti memilikinya. Bukan hanya setiap individu tetapi juga
keluarga, perusahaan, yayasan, gereja, komunitas, bahkan sebuah bangsa
pasti memiliki impian. Musa dan bangsa Israel juga punya impian yaitu
menjadi bangsa yang besar, memiliki daerah yang subur berlimpah susu
dan madunya. Impian / cita-cita inilah yang menyemangati perjalanan
bangsa Israel selama di padang gurun. Memang, kadangkala semangat
untuk menggapai impian dan cita-cita tersebut begitu berkobar-kobar.
Tapi kadang juga redup. Bila ditelusuri dengan seksama, semangat dan
keyakinan seseorang dalam menyambut dan mewujudkan cita-cita
mereka sangat dipengaruhi dengan satu hal, yaitu : berapa besar
ketersediaan sumber (energy, tenaga, daya, dana) yang dimiliki sebagai
alat untuk mencapainya.
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,……
Bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dengan penuh sukacita. Mereka
pergi dengan membawa serta janji berkat dari Tuhan. Sudah lama bangsa
Israel mengembara di padang gurun. Saat yang dinanti-nanti segera tiba.
Negeri Kanaan yang dijanjikan Tuhan sudah di depan mata. Cita-cita
semua orang Israel yaitu menerima tanah berkat dari Tuhan yang
berlimpah susu dan madunya akan segera terwujud. Saat-saat yang
demikian tentu merupakan saat yang menggembirakan.
126
Atas perintah Tuhan, Musa mengutus dua belas orang yang masingmasing adalah perwakilan setiap suku Israel, orang yang terbaik dan
merupakan pemimpin suku mereka untuk pergi mengintai tanah terjanji.
Dua belas orang yang lulus seleksi ini menyatakan kesediaan mereka
menerima tugas dari Musa. Empat puluh hari mereka meninggalkan
kaum mereka dan melakukan pengintaian (survey). Kini, mereka datang
kembali kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di
padang gurun Paran untuk memberikan laporan kerja mereka. Mereka
membawa serta buah-buahan dan hasil bumi Kanaan yang luar biasa baik
sebagai bukti bahwa tanah Kanaan sungguh-sungguh tanah impian, yang
berlimpah susu dan madunya. Ternyata, negeri yang dijanjikan Tuhan
bukanlah negeri kosong tak bertuan. Di sana sudah bermukim beberapa
bangsa yang kuat.
Dalam laporan mereka kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel,
mayoritas dari para pengintai yakni sepuluh dari dua belas orang
menyatakan keraguan dan kegentaran mereka terhadap bangsa-bangsa
yang sudah terlebih dahulu tinggal di tanah Kanaan. Mereka berkata
“"Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang
negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya.
Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya
berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana.
Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang
Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan
sepanjang tepi sungai Yordan."
Saudara-saudara,…..
Mereka pesimis menyongsong janji berkat dari Tuhan. Mereka gentar
membayangkan rintangan, tantangan yang harus mereka hadapi dan
taklukkan. Mereka berfokus pada kekuatan mereka sendiri. Inilah ciriciri orang yang kehilangan iman mereka kepada Allah. Tetapi, puji Tuhan
! Selalu masih ada orang-orang yang mengandalkan Tuhan. Kaleb bin
Yefune yang berasal dari suku Yehuda tampil sebagai pihak yang
127
berbeda pendapat dengan suara mayoritas. Bahkan pendapatnya
berseberangan dengan sepuluh orang pemimpin suku lainnya. Ia
mencoba menenteramkan hati bangsa Israel di hadapan Musa dan
berkata “Tidak ! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita
pasti akan mengalahkannya!”. Kaleb mencoba menenteramkan hati
mereka. Ia berusaha membangkitkan kembali iman dan keyakinan umat
Israel. Suara mayoritas tidak selalu benar. Suara minoritas dari Kaleb bin
Yefune saat itu merupakan pengejawantahan suara Tuhan.
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…..
Mendengar pendapat mereka ditentang, Kesepuluh pemimpin suku
yang lain tidak mau kehilangan muka. Bukankah tidak pernah ada yang
mau disebut penakut/pengecut ? Mereka menganggap bahwa mereka
realistis. Suara Kaleb dipandang bukan sebagai suara orang yang beriman
teguh melainkan sekedar suara orang yang nekad dan tidak realistis.
Kegentaran mereka begitu hebat sehingga mereka dengan kompak
menyampaikan kabar bohong kepada umat Israel bahwa orang-orang
yang mereka jumpai adalah orang-orang raksasa yang perawakannya
jauh lebih tinggi besar dan lebih kuat daripada orang Israel. Penduduk
Negeri Kanaan sudah terbiasa menumpahkan darah / berperang.
Sebagian penduduknya adalah kanibal (suka makan daging manusia).
Mereka berkata, “"Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena
mereka lebih kuat dari pada kita. Negeri yang telah kami lalui untuk
diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua
orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi
perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak
yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti
belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.”
Kegentaran sepuluh orang pemimpin Israel ini ternyata sangat cepat
menular menjadi kegentaran nasional. Kini, bukan hanya sepuluh orang
yang kehilangan iman, melainkan satu bangsa. Seluruh Israel
128
mengeluarkan suara nyaring dalam tangisan dan sungut-sungut (Bil
14:1-4).
Mengetahui hal ini, Musa dan Harun sujud di depan mata seluruh jemaah
Israel. Mereka sujud kepada Tuhan. Sujud adalah sikap tubuh yang
menyatakan ketidakmampuan diri, penyerahan dan hati yang remuk di
hadapan Tuhan. Menghadapi masalah yang begitu berat, Musa dan Harun
sowan dengan hati yang remuk kepada Tuhan. Begitu pula Yosua bin
Nun dan Kaleb bin Yefune menyatakan kesedihan mereka dengan
mengoyakkan pakaian mereka. Mengoyakkan pakaian adalah tanda
duka cita yang mendalam karena kepengecutan sepuluh teman mereka,
kebohongan yang mereka beritakan dan hilangnya iman bangsa Israel.
Kemudian, tampillah Yosua dan kaleb yang berusaha membangkitkan
kembali iman dan keyakinan umat Israel. Jika Tuhan berkenan, maka
Tuhan pasti akan memberikan tanah Kanaan kepada Israel, dengan
syarat : umat tidak memberontak kepada Tuhan (setia dan percaya). Dan
sebagai dampak kotbah singkat ini, Kaleb dan Yosua nyaris dilontari batu
oleh segenap orang Israel. Tetapi kehadiran kemuliaan Tuhan yang
tampak di kemah Pertemuan menyelamatkan Yosua dan Kaleb dari
amuk massa.
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…..
Apa yang didapat oleh mereka yang pesimis dan berfokus pada
kekuatan mereka sendiri ? Apa yang diperoleh mereka yang tidak
mengandalkan Tuhan? Alkitab menceritakan, bahwa
kesepuluh
pemimpin suku yang menjadi provokator sungut-sungut bangsa Israel
tersebut tidak menikmati tanah Kanaan bahkan mati kena tulah di
hadapan Tuhan (Bilangan 14:37). Pemberian tanah Kanaan kepada umat
Israel tertunda yakni sampai umat Israel 40 tahun di padang gurun dan
mereka yang sudah 10 kali memberontak kepada Tuhan habis karena
meninggal dan tidak ikut menikmati tanah Kanaan. Berkat tanah Kanaan
akan diberikan kepada umat Israel generasi kedua, yakni anak-anak
mereka.
129
Lalu, apa yang akan dinikmati oleh orang-orang yang percaya dan
tidak kehilangan iman menyongsong penggenapan cita-cita dan impian
mereka? Allah berkenan kepada mereka. Tokoh iman kita, yakni Yosua
dan Kaleb sungguh meyakini bahwa masa depan penuh sukacita itu ada.
Negeri yang berlimpah susu dan madunya akan secara nyata diberikan
Tuhan kepada umatNya. Memang ada hambatan dan tantangan. Tetapi
mereka tidak gentar menghadapinya. Apa rahasianya? Karena mereka
mengandalkan dan mengikutsertakan Tuhan dalam proses pencapaian
impian mereka. Tidak ada yang mustahil bila meraih cita-cita bersama
dengan Tuhan. Mereka masuk dan menikmati tanah perjanjian yang
berlimpah susu dan madunya.
Saudara-saudara,….
Apa impian anda? Wujudkan impian tersebut dengan mempercayai
penyertaan Tuhan. Jadilah Yosua dan Kaleb masa kini. Amin. (BNH)
Liturgi:
Nas Pembimbing
: Mazmur 134
Berita Anugerah
: Yesaya 1:18
Ayat Persembahan
: Mazmur 136:1
Nyanyian :
1. KJ 322:1,2,4 / PKJ 58: 1,2.
2. KJ 321:1-2,4/PKJ 285:1-2
3. KJ 331:1,4/PKJ 258:1-2
4. KJ 332:1-2/PKJ 241:1-3
5. KJ 457:1,2,3/PKJ 241:1-3
6. KJ 457:4,5,6/PKJ 242:1-2
130
Download