pengaruh penerapan strategi belajar aktif tipe

advertisement
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE
STUDENT RECAP DISERTAI PETA KONSEP TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII
SMPN 3 RANAH PESISIR
Noci Oktafirda, Nursyahra, RRP Megahati
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This research is background by low result of learning. This is caused because in learning process the students use
note and teacher’s explanation, so there is no students activity and participation in teaching learning process, the
students think biology is boring because just remember materials, and limit variation of strategy that is used in teaching
and learning process, in teaching and learning process the teacher usually uses method because it is easer in
implementing. One of alternative to solve the problem is implementing active learning strategy type student recap by
using concept maps. This research has purpose to know the effect of implementing active learning strategy type Student
Recap by using concept map toward result of students biology learning at class VIII in SMPN 3 Ranah Pesisir. Type of
this research is experiment by using Randomized Control-Group Postes Only Design. Population of this research is
students at class VIII in SMPN 3 Ranah Pesisir of academic year 2014/2015 that consist of five classes. Sample is taken
by using purposive sampling. Technique of data analysis uses uji-T with corelation level of 95% (α= 0,05). The result
of research shows that t-test 3,75 and t-table 1,68. t-test > t-table, it means that hypothesis (H1) is accepted. Based on
data analysis shows that students behaviour and skill at class experiment more good that control class. From this
research can be concluded that any effect of implementing active learning strategy type Student Recap by using concept
map toward result of students biology learning at class VIII in SMPN 3 Ranah Pesisir.
Key Words: Student Recap, Concept map
PENDAHULUAN
Dalam
rangka
mempersiapkan
lulusan
pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh
tantangan masa depan yang semakin lama semakin
rumit dan kompleks, diperlukan pendidikan yang
dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan
dan kurikulum harus mampu membekali peserta didik
dengan berbagai kompetensi yang diperlukan dimasa
depan sesuai dengan perkembangan global. Untuk
kepentingan tersebut Pemerintah melakukan penataan
kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan langkah
lanjutan
pengembangan
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada Tahun
2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Tahun 2006.
Pada proses pembelajaran guru harus mampu
menciptakan proses pembelajaran yang tepat,
menyenangkan, membangkitkan antusiasme peserta
didik, serta mampu mendorong peserta didik
mengembangkan kemampuan dirinya. Peranan guru
sangat penting dalam membimbing dan memotivasi
peserta didik, sehingga peserta didik dapat mencapai
keberhasilan belajar yang baik.
Berdasarkan hasil observasi penulis di SMPN 3
Ranah Pesisir diperoleh informasi bahwa, salah satu
masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah
rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar
siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
pada
proses
pembelajaran
umumnya
siswa
mengandalkan catatan dan penjelasan guru, sehingga
tidak ada kreatifitas dan partisipasi siswa dalam
pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa dalam
belajar juga dapat dilihat ketika guru bertanya tentang
materi yang diajarkan siswa cenderung diam, sehingga
guru kurang mengetahui pemahaman siswa terhadap
materi
yang
diajarkan,
siswa
beranggapan
pembelajaran biologi membosankan karena bersifat
hafalan,
serta
kurang
bervariasinya
strategi
pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran, pada proses pembelajaran guru lebih
sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab
karena lebih mudah dalam pelaksanaanya.
Proses pembelajaran berjalan secara optimal
perlu adanya rencana pembuatan strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran diartikan sebagai cara atau pola
umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan atau
sasaran yang telah ditentukan atau digariskan. Prinsip
dasar pembelajaran adalah bagaimana memotivasi anak
didik supaya belajar dan mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal, serta faktor-faktor apa
saja yang harus diperhatikan untuk mencapai
keberhasilan belajar peserta didik. Salah satu strategi
yang dapat digunakan untuk mengembakan potensi
peserta didik secara optimal adalah strategi belajar
aktif.
Strategi belajar aktif adalah suatu istilah dalam
dunia pendidikan yakni sebagai strategi belajar
mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan untuk mencapai keterlibatan siswa
secara efektif dan efisien dalam pembelajaran. Menurut
Silberman (2013: 9) agar belajar menjadi aktif, siswa
harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus
menggunakan otak untuk mengkaji gagasan,
memecahkan masalah dan menerapkan apa yang
mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit,
menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Salah
satu strategi belajar aktif adalah strategi belajar aktif
tipe Student recap.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
telah melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Student Recap
Disertai Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas VIII SMPN 3 Ranah Pesisir”. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan strategi belajar aktif tipe student recap
disertai peta konsep terhadap hasil belajar Biologi
siswa kelas VIII SMPN 3 Ranah Pesisir.
Student recap berasal dari bahasa Inggris yang
terdiri dari dua kata yaitu student dan recap. Dimana
student berarti pelajar atau siswa dan recap berarti
ringkasan. Sedangkan menurut kamus bahasa
Indonesia, ringkasan berarti hal-hal yang penting atau
rangkuman. Sehingga, student recap berarti suatu
rangkuman yang dibuat oleh siswa atau pelajar
mengenai hal-hal yang penting setelah mereka
mengikuti proses belajar di kelas (Annonimus, 2012).
Strategi belajar aktif tipe student recap
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
meringkas apa yang telah mereka pelajari dan
menyampaikan ringkasannya kepada yang lain. Ini
adalah cara yang baik untuk mendorong peserta didik
untuk meringkas apa yang telah mereka pelajari
dengan caranya sendiri. Menurut Silberman (2007:
253) langkah-langkah strategi belajar aktif tipe student
recap adalah sebagai berikut: 1) Jelaskan kepada
peserta didik bahwa bagi anda, menyediakan ringkasan
pelajaran adalah bertentangan dengan prinsip belajar
aktif. 2) Kelompokkan peserta didik kedalam
kelompok-kelompok yang terdiri atas dua sampai
empat anggota. 3) Perintahkan agar setiap kelompok
membuat ringkasan sendiri tentang sesi pelajaran.
Doronglah mereka untuk membuat out-line, peta
pikiran, atau buatan-buatan yang lain yang akan
memudahkan mereka untuk mengkomunikasikan
ringkasan kepada yang lain. 4) Gunakan diantara
pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk membimbing
kerja mereka: a) Topik-topik utama yang telah kita uji.
b) Point-point kunci apa yang muncul dalam pelajaran
hari ini?. c) Pengalaman apa yang telah anda peroleh
hari ini dan apa telah kamu ambil darinya. d) Ide-ide
atau saran-saran apa yang kamu ambil dari pelajaran
ini. 5) Ajaklah kelompok untuk berbagi ringkasan
mereka. Berikan tepuk tangan atas usaha mereka.
Berdasarkan langkah-langkah Silberman di atas,
maka penulis memodifikasinya sebagai berikut: 1)
Guru
menyajikan
materi
pelajaran
dengan
menggunakan peta konsep. 2) Menjelaskan kepada
peserta didik bahwa bagi anda, menyediakan ringkasan
pelajaran adalah bertentangan dengan prinsip belajar
aktif. 3) Kelompokkan peserta didik kedalam
kelompok-kelompok yang terdiri atas dua sampai
empat anggota. 4) Perintahkan agar setiap kelompok
membuat ringkasan sendiri tentang sesi pelajaran. 5)
Gunakan diantara pertanyaan-pertanyaan berikut ini
untuk membimbing kerja mereka: a) Topik-topik
utama yang telah kita uji. b) Point-point kunci apa yang
muncul dalam pelajaran hari ini?. c) Pengalaman apa
yang telah anda peroleh hari ini dan apa telah kamu
ambil darinya. d) Ide-ide atau saran-saran apa yang
kamu ambil dari pelajaran ini. 5) Ajaklah kelompok
untuk berbagi ringkasan mereka. Berikan tepuk tangan
atas usaha mereka.
Menurut Lufri, dkk (2007: 154) peta konsep
(concept map) merupakan diagram yang menunjukkan
saling keterkaitan antara konsep sebagai representasi
dari makna (meaning). Peta konsep digunakan untuk
menyatakan hubungan yang bermakna antara konsepkonsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi
merupakan dua ata lebih kata konsep yang
dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit sematik.
Adapun langkah-langkah dalam membuat peta konsep
sebagai berikut: 1) Memilih suatu bahan bacaan. 2)
Menentukan konsep-konsep yang relevan. 3)
Mengurutkan konsep-konsep dari inklusif ke yang
kurang inklusif. 4) Menyusun konsep-konsep tersebut
dalam suatu bagan, konsep yang inklusif diletakkan di
bagian atas atau puncak peta lalu dihubungkan dengan
kata
penghubung
misalnya
“terdiri
atas”,
“menggunakan” dan lain-lain.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah
penelitian eksperimen. Penelitian berdasarkan model
desain Randomized Control-Group Postest Only
Design. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
Agustus-September 2014 di SMPN 3 Ranah Pesisir
pada kelas VIII semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII SMPN 3 Ranah Pesisir yang terdaftar pada
semester I Tahun Pelajaran 2014/2015. Teknik
pengambilan sampel dengan purposive Sampling.
Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga
bagian, yaitu sebagai berukut.
Tahap
persiapan
berhubungan
dengan
pelaksanaan penelitian yaitu: a) Mempersiapkan surat
izin penelitian. b) Menetapkan jadwal kegiatan
penelitian. c) Menentukan populasi dan sampel. d)
Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), peta
konsep dan evaluasi yang digunakan. e) Menentukan
pembagian kelompok dan menjelaskan pada siswa
tentang cara pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. f) Menyusun kisi-kisi soal tes uji coba.
g) Mempersiapkan soal-soal uji coba. h) Menyusun
kunci jawaban tes uji Uji coba. i) Menguji coba soal. J)
Mempersiapkan soal tes akhir, tahap pelaksanaan dan
tahap akhir. Pada tahap akhir ini guru memberikan tes
akhir untuk kedua kelas sampel. Soal yang diberikan
pada kedua kelas sampel sama. Tahap ini dilakukan
untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dalam
memahami materi yang telah diberikan.
Instrumen yang digunakan dalam penilaian
pengetahuan berupa tes. Dalam penelitian ini
digunakan instrumen berbentuk soal objektif pilihan
ganda dengan empat pilihan. Untuk mendapatkan tes
yang baik dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
ini: a) Membuat kisi-kisi soal tes. b) Menyusun tes
sesuai dengan kisi-kisi soal yang telah dibuathendak
diukur. c) Membuat kunci jawaban soal yang telah
disusun. d) Melakukan uji coba tes. e) Sebelum tes
diberikan kepada siswa kelas sampel, terlebih dahulu
dilakukan uji coba. f) Melakukan analisis soal tes.
Setelah melakukan uji coba soal, maka dilakukan
analisis soal tes untuk mengetahui apakah soal dapat
dipakai, direvisi atau dibuang. Untuk mengetahui hal di
atas maka dilakukan analisis dengan langkah- langkah
sebagai berikut: (a) validitas tes, (b) indeks kesukaran,
(c) daya pembeda, (d) reabilitas tes.
Penilaian kompetensi sikap adalah penilaian
yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang
meliputi aspek menerima atau memperhatikan,
merespons atau menanggapi, menilai atau menghargai,
mengorganisasi atau mengelola dan berkarakter. Hasil
belajar yang dinilai berupa sikap, dibedakan menjadi
lima aspek yaitu berani dan santun dalam bertanya,
bekerjasama, bertanggung jawab, berkomunikasi dan
menghargai pendapat orang lain.
Penilaian kompetensi keterampilan adalah
penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik.
Penilaian
keterampilan
dilakukan
setelah
pembelajaran. Pada kelas eksperimen
penilaian
keterampilan dilakukan melalui tugas ringkasan
tentang sesi pelajaran, sedangkan pada kelas kontrol
penilaian keterampilan dilakukan melalui laporan hasil
diskusi kelompok siswa berdasarkan indikator
pencapaian keterampilan. Hasil belajar yang dinilai
berupa psikomotor, dibedakan menjadi tiga aspek yaitu
kerapian tulisan, kebersihan laporan dan kelengkapan
materi atau isi. Lembar penskoran dari tugas yang
dikerjakan siswa tersebut dengan skala 3-1, dengan
ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan
dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis,
apakah diterima atau ditolak. Dalam menganalisis data
untuk penilaian pengetahuan, penulis melakukan
langkah – langkah sebagai berikut: a) Uji Normalitas,
uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal,
memakai uji Lillieford (Sudjana, 2005 : 466-477). b)
Uji Homogenitas, uji homogenitas berguna untuk
melihat apakah kedua sampel mempunyai varians yang
homogenitas atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan
uji F merujuk pada Sudjana (2005: 249). c) Uji
Hipotesis, setelah dilakukan uji normalitas dan
homogenitas yang hasilnya berdistribusi normal dan
sampel memiliki varians yang homogen maka dapat
dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t.
merujuk pada Sudjana (2005:239). Uji hipotesis
bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis
penelitian diterima atau ditolak.
Kemampuan afektif berhubungan dengan minat
dan sikap yang dapat berbentuk berani dan santun
dalam
belajar,
tanggung
jawab,
kerjasama,
berkomunikasi, dan menghargai pendapat orang lain.
Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari
tujuan pembelajaran di sekolah yang akan dicapai
dalam kegiatan pembelajaran. Data tersebut dianalisis
dengan
menggunakan
persentase
(%)
yang
dikemukakan oleh Sudijono (2010:43). Hasil belajar
yang dinilai berupa keterampilan, dibedakan menjadi
tiga aspek yaitu kerapian tulisan, kebersihan laporan
dan kelengkapan materi atau isi. Data tersebut
dianalisis dengan menggunakan rumus skala liker
modifikasi Riduwan (2009: 89).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pada kedua kelas sampel, maka diperoleh data
tentang hasil belajar siswa seperti pada Tabel 5 di
bawah ini.
Tabel 1. Nilai Rata-rata, Uji Normalitas, Uji
Homogenitas, Uji Hipotesis Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
N
o
Param
eter
1
Nilai
rata-rata
UH
Uji
Normalit
as
2
3
4
Uji
Homoge
nitas
Uji
Hipotesis
Perlakuan
Eksperi
men
76,05
Keterangan
Kontrol
59,27
Eks > kon
Lo=
Lo=
-0,121
-0,1838
Lt=
Lt=
0,190
0,190
Fh = 0,98
Ft = 2,10
Lo < Ltabel
(Normal)
th = 3,75
tt = 1,68
Fh < Ft
(Homogen)
thitung > ttabel
maka H1
diterima
Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar yang
terdapat dalam Tabel 1 di atas, maka didapatkan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa seperti
Gambar 6 di bawah ini.
Gambar 1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
lebih
baik
dibandingkan
kelas
kontrol.
Pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar
aktif tipe Student Recap disertai peta konsep
memberikan pengaruh yang berarti terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu
76,05, sedangkan kelas kontrol 59,27.
Pada kelas eksperimen dengan menerapkan
strategi belajar aktif tipe Student Recap disertai peta
konsep nilai siswa yang di atas KKM sebanyak 14
orang sehingga persentase ketuntasannya 63,64%,
sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM
sebanyak 8 orang dengan persentase 36,36%. Pada
kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran
konvensional nilai siswa yang diatas KKM
sebanyak 6 orang dengan persentase 27,27%,
sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM
sebanyak 16 orang dengan persentase 72,73%.
Berdasarkan persentase ketuntasan pada
kelas eksperimen yaitu sebesar 63,64% dengan
penerapan strategi belajar aktif tipe Student Recap
disertai peta konsep berada pada tingkat baik dalam
proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pendapat Djamarah dan Zain (2010: 107) bahwa
“Tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan
kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang dari 60% dikuasai oleh siswa, baik apabila
bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75%
dikuasai oleh siswa, baik sekali apabila sebagian
besar (76%-99%) bahan pelajaran pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, dan istimewa
apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu
dapat dikuasai oleh siswa”.
Pada
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi belajar aktif tipe Student
Recap, guru membimbing siswa membuat
ringkasan pembelajaran sesuai dengan kreasi
masing-masing kelompok. Disini siswa diberi
kesempatan untuk belajar menemukan sendiri
bahasa yang tepat dan praktis untuk memudahkan
dalam memahami materi pelajaran, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan belajar dan berfikir
siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
Wormeli (2011: 7) bahwa “Strategi meringkas akan
membuka suatu topik dalam pikiran siswa dan
membuat hal itu melekat dalam pikirannya. Hal ini
akan memberi pemahaman dan ingatan jangka
panjang yang merupakan tujuan yang diinginkan
setiap guru untuk dapat meningkatkan keberhasilan
belajar siswa.
Meningkatnya hasil pembelajaran biologi
pada kelas eksperimen juga disebabkan, karena
siswa mengetahui konsep-konsep penting dari
setiap materi pelajarannya melalui peta konsep
yang ditampilkan oleh guru di depan kelas.
Menurut Lufri, dkk (2007: 154) bahwa “Peta
konsep digunakan untuk menyatakan hubungan
yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk
proposisi-proposisi”. Melalui peta konsep akan
tergambar pola berfikir siswa dalam memahami
suatu konsep pelajaran, siswa dituntut untuk
berfikir kritis dan menemukan sendiri makna
konsep yang dipelajarinya, dengan demikian saat
materi tersebut dipelajari siswa akan mudah
menerima dan memahami konsep pelajarannya. Hal
ini akan menuntut siswa untuk lebih aktif dan
kreatif
dalam
memahami
konsep
dan
mengembangkan kemampuan berfikirnya. Menurut
Weinsten dan Mayer dalam Trianto (2007: 152)
bahwa “Mengajar yang baik mencakup mengajar
siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat,
bagaimana berfikir, dan bagaimana mendorong diri
sendiri”.
Pada kelas kontrol hasil belajar dengan
metode diskusi, ceramah dan tanya jawab lebih
rendah dari pada strategi belajar aktif tipe Student
Recap disertai peta konsep. Lebih rendahnya hasil
pembelajaran biologi disebabkan karena dalam
pembelajaran tidak semua siswa yang aktif dan
termotivasi dalam berdiskusi kelompok, karena
dalam pembagian anggota kelompok hanya dibagi
berdasarkan urutan bangku. Pada saat diskusi masih
banyak siswa yang main-main dan tidak saling
bekerjasama dengan sesama anggota kelompok,
sehingga pembelajaran hanya didominasi oleh
siswa tertentu saja.
Selain kurang aktif dan termotivasinya siswa
dalam proses pembelajaran, lebih rendahnya hasil
pembelajaran biologi dengan metode diskusi,
ceramah dan tanya jawab pada kelas kontrol ini
disebabkan karena tidak semua siswa mengetahui
pengetahuan dan wawasan tentang topik atau
pertanyaan yang didiskusikan. Menurut Lufri, dkk
(2007:35) bahwa “Apabila peserta diskusi tidak
menguasai pertanyaan atau materi yang akan
didiskusikan maka diskusi tidak akan berjalan
dengan baik, pemecahan masalah atau solusi tidak
akan ditemukan secara tepat”.
Dari uraian di atas, pembelajaran
menggunakan strategi belajar aktif tipe Student
Recap disertai peta konsep memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Hal ini telah
dibuktikan secara statistik dapat menjawab
permasalahan dalam penelitian ini sehingga
hipotesisnya dapat diterima.
Selama proses pembelajaran berlangsung
diadakan penilaian sikap siswa . Data hasil
penilaian sikap siswa dapat dilihat pada Gambar 2
dan 3 di bawah ini.
Rata-rata
Gambar 2. Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen
Rata-rata
Gambar 3. Penilaian Sikap Siswa Kelas Kontrol
Hasil penelitian menunjukkan secara umum
bahwa selama pembelajaran menggunakan strategi
belajar aktif tipe Student recap disertai peta konsep
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional dengan metode diskusi, ceramah dan
tanya
jawab.
Kelas
eksperimen
dengan
menggunakan strategi belajar aktif tipe Student
recap disertai peta konsep mengalami peningkatan
pada setiap pertemuan terhadap indikator sikap
yang diamati. Data yang diperoleh berdasarkan
Gambar 2, nilai yang tertinggi diperoleh pada
pertemuan III pada setiap indikator, seperti pada
indikator berani dan santun dalam bertanya
memperoleh nilai 77,27%, indikator bekerjasama
72,73%, indikator tanggung jawab 72,73%,
indikator sikap berkomunikasi 77,27%, dan
indikator menghargai pendapat orang lain 72,73%.
Kelas kontrol terjadi penurunan pada setiap
pertemuan terhadap
indikator yang diamati.
Berdasarkan data yang diperoleh pada Gambar 3,
terjadi penurunan terhadap indikator berani dan
santun dalam bertanya pada pertemuan II dan III,
indikator bekerjasama pada pertemuan II, dan
indikator bertanggung jawab pada pertemuan II,
sementara terjadi peningkatan terhadap indikator
berkomunikasi dan menghargai pendapat orang lain
pada pertemuan II. Nilai Sikap berani dan santun
dalam bertanya paling tinggi terdapat pada
pertemuan I yaitu 68,18%, sikap bekerjasama yang
paling tinggi terdapat pada pertemuan III yaitu
59,10%, sikap tanggungjawab yang paling tinggi
terdapat pada pertemuan I dan III yaitu 59,10%,
sikap berkomunikasi yang paling tinggi terdapat
pada pertemuan II yaitu 63,64%, dan sikap
menghargai pendapat orang lain yang paling tinggi
terdapat pada pertemuan II dan III yaitu 54,55%.
Penerapan strategi belajar aktif tipe Student
Recap disertai peta konsep menyebabkan siswa
aktif dan kreatif dalam pembelajaran, seperti berani
dan santun dalam bertanya, bekerjasama,
bertanggungjawab, berkomunikasi dengan baik
antar sesama siswa dan guru, serta menghargai
pendapat orang lain. Menurut Jihad (2010: 4-5)
belajar aktif merupakan suatu pendekatan dalam
pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara
belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.
Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan
akhir dari belajar aktif, untuk dapat mencapai hal
tersebut
kegiatan
pembelajaran
dirancang
sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa. Belajar
yang bermakna terjadi bila siswa berperan secara
aktif dalam proses belajar dan akhirnya mampu
memutuskan apa yang akan dipelajarinya.
Pembagian anggota kelompok pada kelas
eksperimen dilakukan secara heterogen. Disini
guru memberikan peluang kepada siswa untuk
berdiskusi
secara
leluasa
antara
sesama
kelompoknya, sehingga terjadi interaksi antara
siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru
terjalin dengan baik. Menurut Rohani (2002: 29)
bahwa “Untuk membentuk individu peserta didik
menjadi manusia yang demokratis, guru harus
menekankan pelaksanan prinsip kerjasama atau
kerja kelompok. Kerjasama dalam kelompok yang
demokratis itu yakni setiap individu berperan
secara aktif dan ikut bekerjasama”.
Terjadinya penurunan aktivitas siswa pada
setiap pertemuan dikelas kontrol, disebabkan
karena dalam pembelajaran guru menerapakan
pembelajaran konvensional menggunakan metode
diskusi, ceramah dan tanyajawab. Dimana siswa
hanya berdiskusi dalam kelompok homogen,
sehingga hanya sebagian siswa yang aktif dalam
pelajaran. Menurut Kunandar (2013: 100) penilaian
kompetensi sikap adalah penilaian yang dilakukan
oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi
aspek menerima atau memerhatikan (receiving atau
attending),
merespon
atau
menanggapi
(responding), menilai atau menghargai (valving),
menggorganisasi atau mengelolah (organization),
dan berkarakter (characterization).
Penilaian keterampilan dilakukan untuk
menilai hasil kerja siswa setelah pembelajaran.
Pada kelas eksperimen siswa diminta untuk
membuat ringkasan tentang sesi pelajaran,
sedangkan pada kelas kontrol keterampilan yang
dinilai berupa tugas yang dikerjakan secara
berkelompok
selama
proses
pembelajaran.
Penilaian kompetensi keterampilan meliputi tiga
aspek yaitu kerapian tulisan, kebersihan hasil
laporan dan kelengkapan materi atau isi. Data hasil
penilaian keterampilan siswa dapat dilihat pada
Gambar 4 dan 5 di bawah ini.
Rata-rata
Gambar 4. Penilaian Keterampilan Siswa Kelas
Eksperimen
Rata-rata
Gambar 5. Penilaian Keterampilan Siswa Kelas
Kontrol
Penilaian kompetensi keterampilan adalah
penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari
peserta didik. Pada kelas eksperimen penilaian
keterampilan dilakukan melalui tugas ringkasan
tentang sesi pelajaran, sedangkan pada kelas
kontrol penilaian keterampilan dilakukan melalui
hasil laporan diskusi kelompok siswa berdasarkan
indikator pencapaian keterampilan. Hasil belajar
yang dinilai berupa psikomotor, dibedakan menjadi
tiga aspek yaitu kerapian tulisan, kebersihan
laporan dan kelengkapan materi atau isi.
Keterampilan siswa kelas eksperimen terjadi
penurunan terhadap indikator kerapian tulisan pada
pertemuan II dan kembali meningkat pada
pertemuan III, kemudian terjadi penurunan
terhadap indikator kebersihan laporan pada
pertemuan II dan meningkat kembali pada
pertemuan III, terjadi peningkatan terhadap
indikator kelengkapan materi/isi pada pertemuan II.
Rata-rata nilai kerapian tulisan yang paling tinggi
terdapat pada pertemuan I yaitu 89,39 termasuk
dalam kategori sangat baik, rata-rata nilai
kebersihan laporan yang paling tinggi terdapat pada
pertemuan I yaitu 71,21 termasuk dalam kategori
baik, dan rata-rata nilai kelengkapan materi/isi yang
paling tinggi terdapat pada pertemuan II yaitu 71,21
termasuk dalam kategori baik.
Meningkatnya rata-rata nilai kerapian tulisan
pada pertemuan III, kebersihan hasil laporan pada
pertemuan III, dan kelengkapan materi/isi pada
pertemuan II, disebabkan karena siswa sudah mulai
menunjukkan keseriusan dalam belajar melalui
penerapan strategi belajar aktif tipe Student Recap
disertai peta konsep dan bekerjasama dengan baik
dalam kelompok yang heterogen. Terjadinya
penurunan rata-rata nilai terhadap indikator
kerapian tulisan dan kelengkapan meteri pada kelas
eksperimen, disebabkan karena keterbatasan waktu
dalam pembuatan
ringkasan
pembelajaran,
sehingga siswa kurang memperhatikan kerapian
tulisan dan kelengkapan materi/isi.
Rata-rata nilai keterampilan siswa kelas
kontrol terjadi penurunan terhadap indikator
kerapian tulisan, kebersihan laporan, dan
kelengkapan materi/isi pada setiap pertemuan.
Rata-rata nilai kerapian tulisan yang paling tinggi
terdapat pada pertemuan I yaitu 77,27 termasuk
dalam kategori baik, rata-rata nilai kebersihan
laporan yang paling tinggi terdapat pada pertemuan
I yaitu 81,81 termasuk dalam kategori sangat baik,
dan rata-rata nilai kelengkapan materi/isi yang
paling tinggi terdapat pada pertemuan I yaitu 65,15
termasuk dalam kategori baik. Terjadinya
penurunan terhadap indikator kerapian tulisan,
kebersihan laporan, dan kelengkapan materi/isi
disebabkan karena siswa tidak serius dalam belajar
dan kurang bekerjasama dengan baik dalam
kelompok homogen.
Menurut Kunandar (2013: 249) hasil belajar
psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil
belajar
psikomotor
sebenarnya
merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil
belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk
kecendrungan-kecendrungan untuk berperilaku atau
berbuat). Hasil belajar kognitif dan afektif akan
menjadi hasil belajar psikomotorik apabila peserta
didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan
tertentu sesuai dengan makna yang terkandung
dalam ranah kognitif dan afektif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penerapan strategi belajar aktif Tipe Student Recap
disertai peta konsep terhadap hasil belajar biologi
siswa kelas VIII SMPN 3 Ranah Pesisir. Dari hasil
penelitian yang diperoleh, penulis mengemukakan
beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan
masukan guna peningkatan hasil belajar biologi yaitu:
1. Guru bidang studi khususnya guru biologi di
SMPN 3 Ranah Pesisir dapat menerapkan strategi
belajar aktif Tipe Student Recap disertai peta
konsep sebagai salah satu alternatif pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan
penelitian lanjutan untuk sekolah dan pokok
bahasan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.
(2012) Http:// Almustafa. Blogspot.
Com/2012/05/strategi Belajar Aktif Tipe
Student recap. Diakses 20 Februari 2014.
Djamaran, Syaiful Bahri dan Zain, Azwan. (2002).
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Jihad, Asep & Haris, Abdul. (2009). Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil
Belajar
Peserta
Dididk
Berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Gafindo
Persada.
Lufri. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Padang:
UNP Press.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk
Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: ALFABETA.
Rohani, Ahmad. (2002). Pengelolaan Pengajaran
Sebuah
Pengantar
Menjadi
Guru
Propesional. Jakarta: Rineka Cipta.
Silberman, Malvin. (2007). Active Learning 101 Cara
Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.
_______________. (2013). Active Learning 101 Cara
Belajar Siswa Aktif. rev.ed. Bandung:
Nusamedia.
Sudijono, Anas. (2010). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres.
Sudjana. (2005). Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Wormenli, Rick. (2011). Meringkas Mata Pelajaran.
Jakarta: Erlangga.
Download