BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 2.1.1 Manajemen Keuangan Pengertian Menajemen Keuangan Menurut F.Brigham dan Houston (2006:6), Manajemen Keuangan adalah bidang yang terluas dari ketiga bidang yaitu Uang dan Pasar Modal, Investasi dan yang paling banyak memiliki peluang pekerjaan. Manajemen Keuangan memiliki arti penting disemua jenis bisnis termasuk perbankan dan institusi-institusi keuangan lainnya, sekaligus juga perusahaan-perusahaanindustri dan ritel. Manajemen Keuangan juga penting pula artinya didalam perasai-operasi pemerintah, milai dari sekolah sampai rumah sakit hingga departemen jalan raya. Manajemen Keuangan dimulai dari mengambil keputusan sehubungan dengan ekspansi pabrik hingga memilih jenis sekuritas apa yang diterbitkan ketika melakukan ekspansi pendanaan. Manajemen Keuangan juga memiliki tanggung jawab untuk menentukan syarat-syarat kredit ketika pelanggan ingin melakukan pembelian, berapa banyak persediaanuang tunai yang disimpan dikasir, keputusan untuk memilih mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain dan berapa banyak laba perusahaan yang akan dimasukan kembali kedalam bisnis atau dibayarkan sebagai deviden. Menurut Keown, Martin dan Petty (2005:4), penegertian Manajemen Keuangan adalah : Menjelaskan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Konsekuansinya, semua pengambilan keputusan harus 12 difokuskan pada penciptaa kekayaan. Kita akanberhadapan dengan keputusan keuangan seperti ketika memperkenalkan produk baru, kapan melakukan investasi dalam asset baru, kapan harus mengganti asset yang sudah ada, kapan memperluas kredit kepelanggan dan berapa banyakkas yang harus dipertahankan. Menurut Brealy, Myers dan Marcus (2008 : 3) Manajemen Keuangan termanivestasi kedalamkeputusan investasi dan pembiayaan/pendanaan yang dilakukan oleh perseroan atau korporasi. Para Manajer Keuangan bekerjasama dalam perusahaan bekerja bersama para manajer lainuntuk mengidentifikasi peluang investasi untuk menganalisis dan menilai peluang dan memutuskan apakah akan dan berapa banyak akan berinvestasi. Para manajer keuangan juga harus mendapatkan uang untuk mendanai investasi perusahaan. Dari beberapa pengertian Manajemen Keuangan diatas dapat ditarik kesimpulan, Manajemen Keuangan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana perusahaan mencari dana, mengolahnya dan kemudian mendistribusikan dana tersebut secara efektif dan efisien dengsn tujuan memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemiliknya atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. 2.1.2 Tugas Manajemen Keuangan Menurut F.Brigham dan Houston (2006::18), fungsi Manajemen Keuangan adalah : 13 1. Peramalan dan Perencanaan Mengoordinasi proses perencanaan, harusberinteraksi dengan orangorang dari departemen-departemen lain ketika mereka memandang kedepan dan meletakan rencana yang akan membentuk masa depan perusahaan. 2. Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan utama Sebuah perusahaan yang sukse biasanya memiliki pertumbuhan penjualanyang pesat, yang membutuhkan investasi pada pabrik, peralatan dan persediaan. Sataf Keuangan harus membantu menentukan tingkat pertumbuhan penjualan yang optimal, membantumemutuskan aset spesifik apa yang harus diperoleh, dan kemudian memilih cara terbaik untuk mendanai asset-aset tersebut. Sebagai contoh, apakah sebaiknya perusahaan mendanai dengan utang, ekuitas atau beberapa kombinasi dari keduanya jika utang yang dipergunakan, berapa banyak sebaiknya merupakan utang jangka pendek dan berapa banyak utang jangka panjang. 3. Koordinasi dan control Staf keuangan harus berinteraksi dengan karyawan-karyawan lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin. Seluruh keputusan bisnis memiliki implikasi keuangan dan seluru manajer keuangan maupun tidak perlu untuk mempertimbangakan hal ini. Sebagai contoh, keputusan-keputusan pemasaran akan mempengaruhi 14 pertumbuhan penjualan yang selanjutnya mempengaruhi kebutuhan investasi. Jadi, para pembuat keputusan pemasaran harus mempertimbangkan bagaimana tindakan-tindakan yang mereka lakukan akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh factor-faktor seperti ketersediaan dan, kebijakan persediaan dan utilisasi kapasitas pabrik. 4. Berinterkasi dengan pasar keuangan Staf keuangan harus bertransaksi dengan pasar modal dan uang. Setiap perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pasar keuangan umum dimana modal dihimpun, sekuritas perusahaan diperdagangkan dan para investor mendapatkan atau kehilangan uang. 5. Manajemen Resiko Seluruh bisnis menghadapi risiko, termasuk bencana alam seperti kebakaran dan banjir, ketidakpastian dalam komoditas dan pasar sekuritas, tingkat suku bunga naik turun, serta kurs mata uang asing yang fluktuatif. Namun, kebanyakan resiko diatas dapat dikurangi dengan membeli asuransi atau dengan lindung nilai program didalam pasar derivative. Staf keuangan bertanggungjawab manajemen risiko secara keseluruhan termasuk mengidentifikasikan risiko-risiko yang sebaiknya dikelola dan kemudian mengelola mereka dengan cara yang paling efisien. . 15 2.2 2.2.1 Bank Pengertian Bank Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 mengenai Perbankan : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Lukman Dendrawijaya (2003:25) adalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantasra keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dan dari piha yang berlebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dan atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan. Menurut Rimsky K Judisseno (2005:95) adalah : Bank adalah Suatu lembaga yang lahir karena fungsinya sebagai lembaga yang dipercaya untuk melayani segala kebutuhan keuangan dari dan untuk masyarakat (agent of trust) dan sebagai suatu lembaga perantara yang dapat mendorong kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan kemudahan-kemudahan pembayaran dan penarikan dalam proses transaksi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi (agent of development). 16 Menurut Robert Marshall dan Miranda (2002:11) adalah : “Bank adalah badan usaha dibidang keuangan, dengan memberikan jasa-jasa dalam lintas pembayaran dan peredaran uang. Bank menarik uang dan mengeluarkan kedalam mesyarakat.” Dari beberapa pengertian bank diatas dapat ditarik kesimpulan, Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan ala-alat penukar baru berupa uang giral. Kegiatan bank secara ringkas pada prinsipnya manjadi kegiatan utama (Ali Masyhud, 2004 :84), yaitu 1. Kegiatan penghimpunan dana 2. Kegiatan penggunaan dana atau penyediaan dana 3. Kegiatan pemberian jasa-jasa perbankan Fungsi pokok bank umum meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi. 17 2. Menciptakan uang melalui penyaluran kredit dan investasi. 3. Menyediakan jasa-jasa pegelolaan dana dan trust atau perwalian amanat kepada individu dan perusahaan. 5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional 6. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga. 7. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain, misalnya dalam bentuk credit card, traveler’s cheque dan transfer dana. 2.2.2 Jenis Bank Menurut Kasmir (2002:18), terdapat empat jenis bank, yaitu : 1. Dilihat dari Segi Fungsinya : a. Bank Central (Central Bank) adalah Bank Indonesia sebagai dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan didirikan berdasarkan UndangUndang No.13/1968. b. Bank Umum (Comersial Bank) adalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. c. Bank Tabungan (Saving Bank) adalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga. 18 d. Bank Pembagunan (Development Bank) adalah bankyang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas berharga jengka menengah dan panjang, serta dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang dibidang pembangunan. e. Bank Desa (Rural Bank) adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk uang maupun dalam bentuk natura kepada sector pertanian dan pedesaan. 2. Dilihat dari Segi Pemiliknya a. Bank-Bank Milik Negara, yang terdiri dari : • Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46) • Bank Rakyat Indonesia (BRI) • Bank Tabungan Negara (BTN) • Dan lian-lain b. Bank Milik Pemerintah Daerah adalah bank-bank pembangunan daerah yang terdapat pada setiap daerah tingkat I. c. Bank-Bank Milik Swasta dibagi menjadi tiga macam, yaitu : • Bank-Bank Milik Swasta Nasional yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh warga Negara Indonesia dan atau bada-badan hokum yang peserta dan pimpinannya terdiri dari atas warga Negara Indonesia. 19 Beberapa diantara bank-bank nasional swasta telah ditetapkan sebagai bank devisa yaitu bank yang dapat melakukan transaksi dengan valuta asing (membeli dan menjual valuta asing, transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri dan pembukaan letter of credit (LC) keluar negeri. • Bank-Bank Milik Swasta Asing adalah bank-bank yang seluruh sahamsahamnya dimiliki oleh warga Negara asing dan atau bedan-badan hokum yang peserta dan pimpinannya terdiri dariatas warga Negara asing. • Kerjasama antara Bank Swasta Nasional dengan Swasta Asing adalah gabungan bank swasta (Indonesia) dengan swasta asing. d. Bank Koperasi adalah bank yang modalnya berasal dari perkumpulanperkumpulan koperasi. 3. Dilihat dari Segi Penciptaan Uang Giral a. Bank Primer adalah bank yang dapat menciptakan uang giral. Yang tergolonh dalam bank primer yaitu : i. Bank Sirkulasi (bank sentral) yang dapat menciptakan kredit dalam bentuk uang kertas dan uang giral. ii. Bank Umum yang dapat menciptakan uang giral. b. Bank Sekunder adalah bank yang bertugas sebagai perantara dalam menyalurkan kredit. Yang tergolong dalam bank sekunder adalah bank tabungan dan bank-bank lainnya yang tidak menciptakan uang giral. 20 4. Bank menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1992 a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usah secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertenti. b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.2.3 Kredit Perbankan 2.2.3.1 Pengertian Kredit Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang no 7 Tahun 1992 tentang perbankan: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Kasmir (2002:101) : Kredit adalah pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban 21 masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama dan juga sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perusahaan yang telah dibuat bersama. Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat ditarik kesimpulan : a. Adanya suatu penyerahan uang atau tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan terhadap pihak lain, dengan harapan pemberi pinjaman (bank) akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga / pembagian hasil keuntungan sebagai bank yang bersangkutan. b. Proses kredit yang telah dilaksanakan didasarkan pada suatu perjanjian saling mempercai antara kedua belah pihak yang akan mematuhi kewajibannya masing-masing. c. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan hutang dan bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. 2.2.3.2 Tujuan Kredit Perbankan Bangsa Indonesia yang berpedoman pada pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan Negara yaitu untuk mencapai masyarakat adil.makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, maka tujuan kredit yang diberikan oleh bank (Kasmir,2002:105) adalah : 22 a. Mencari Keuntungan : Hasil keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga sebagai balas jasa dan biaya adaministrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. b. Membantu usaha nasabah : Membantu nasabah yang memerlukan dana untuk investasi maupun modal kerja, dengan dana tersebut maka debitur dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu pemerintah : Penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa Negara dan meningkatkan devisa Negara.. Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Aryanti (2008:10) , Tujuan perkreditan yaitu : 1. Kredit Konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia. 2. Kredit Produktif yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat menimbulkan atau meningkatkan utility (faedah/kegunaan),baik faedah karena bentuk (utility of form),faedah karena tempat (utility of place),faedah karena waktu (utility of time) maupun faedah karena pemilikan (owner/possession utility). 23 Kredit Produktif ini terdiri dari : 1. Kredit Investasi yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang modal tetap dan tahan lama,seperti mesin-mesin bangunan pabrik,tanah,kendaraan dan sebagainya. 2. Kredit Modal Kerja (kredit exploitasi/modal lancar/working capital) yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai keperluan modal lancar yang biasanya habis dalam satu atau beberapa kali proses produksi atau siklus usaha, misalnya untuk pembelian bahan-bahan mentah,gaji/upah pegawai, sewa gedung/kantor, pembelian barang-barang dagangan dan sebagainya. 3. Kredit Likuiditas yaitu kredit yang tidak mempunyai tujuan konsumtif tapi aecara langsung tidak pula bertujuan produktif melainkan mempunyai tujuan untuk membantu perusahaan sedang ada dalam kesulitan likuiditas dalam rangka pemeliharaan kebutuhan minimalnya. 2.2.3.3 Unsur-Unsur Kredit Perbankan Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Aryanti (2008:3) pada dasarnya kredit mengandung unsure-unsur sebagai berikut : 1. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang atau badan demikian lazim disebut kreditur. 2. Adanya pihak uang membutuhkan/meminjam uang,barang atau jasa,Pihak ini lazim disebut debitur. 3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur 4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debiur kepada kreditur. 24 5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur. 6. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya unsure perbedaan waktu seperti diatas, dimasa yang akan datang merupakan sesuatu yang belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko. Reseiko tersebut berasal dari bermacam-macam sumber, termasuk didalamnya penurunan nilai uang karena inflasi dan sebagainya, 7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur ( walaupun ada kredit yang tidak berbunga). 2.2.3.4 Jenis-Jenis Kredit Menurut Khasmir,SE,MM. (2002:99) kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat kepada masyarakat dilihat dari berbagai segi, antara lain: 1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit Investasi Biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau keperluan rehabilitasi. b. Kredit modal kerja Digunakan untuk operasionalnya. keperluan meningkatkan produksi dalam 25 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. b. Kredit Konsumsi Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, salah satu produk dari kredit konsumsi ini adalah kartu kredit. c. Kredit Perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasnya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agenagen perdagangan yang membeli barang barang dalam jumlah besar. 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya dugunakan untuk keperluan modal kerja. 26 b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang. 4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang terwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Aritnya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan oleh calon debitur. b. Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini. 27 5. Dilihat dari segi sektor usaha a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka oendek atau jangka panjang. b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangkapendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi. c. Kredit industry, yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengh dan besar. d. Kredit pertambangan, merupakan jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti emas, minyak dan timah. e. Kredit pemdidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan. h. Dan sektor lainnya. 28 2.2.3.5 Manfaat Perkreditan Ada berbagai pihak yang berkepintangan secara langsung dan secara tidak langsung dan secara tidak langsung terhadap fasilitas perkreditan yang dipasarkan oleh bank-bank komersil. Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan langsung. Sedangkan pihak pemerintah dalam hal ini penguasa moneter dan masyrakat luas juga akan menerima/merasakan manfaat perkreditan itu secara tidak langsung. Dengan demikian, maka manfaat perkreditan ditinjau dari masing-masing pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkreditan itu sendiri (Kasmir, 2002:107) adalah : 1. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitur. a. Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya betul-betul feasible. b. Telah ada lembaga yang kuat dimasyarakat perbankan yang menawarkan jasanya dibidang penyediaan dan (kredit). c. Biaya untuk memperoleh kredit (bunga, administrasi expense) dapat diperkirakan dengan tepat sehingga memudahkan para pengusaha dalam menyusun rencana kerjanya untuk masa-masa yang akan datang. d. Terhadap berbagai jenis kredit, berbagai bentuk penawaran modal (dana) hingga dapat dipilih dana yang paling cocok untuk kebutuhan modal perusahaan yang bersangkutan. e. Dengan memoeroleh kredit dari bank, debitur sekaligus juga akan memperoleh barbagai manfaat yang lain, yaitu : 29 - Fasilitas perbankan yang lebih murah dalam transfer, kliring, pembukaan L/C impor, bank garansi dan lain-lain. - Bank juga menyediakan fasilitas-fasilitas konsultasi pasar, manajemen, keuangan, teknis, yuridis (dengan gratis) kepada para debiturnya. f. Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindung. g. Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindung. g. Dengan fasilitas kredit memungkinkan para debitur untuk memperluas dan mngembangkan usahanya dengan lebih leluasa. h. Lembaga perkreditan yang dimiliki perbankan telah mempunyai ketentuanketentuan yuridis yang jelas sehingga memperkecil kemungkinankemungkinan suatu resiko sengketa dkemudian hari antara nasabah dengan bank sebagai penyedia dana. i. Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan bagi perusahaan debitur. 2. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan perbankan a. Memperoleh pendapatan bunga kredit b. Untuk menjaga solvabilitas usahanya c. Dengan memberikan kredit dan akan membantu memuaskan jasa-jasa perbankan lainnya. 30 d. Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. e. Pemberian kredit untuk merebut pasar dalam industry perbankan. f. Dengan pemberian kredit memungkinkan perbankan para stafnya untuk mengenal kegiatan-kegiatan industry lain secara mendetail. 3. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan pemerintah : a. Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi baik secara umum maupun untuk pertumbuhan sector-sektor ekonomi tertentu. b. Sebagai alat untk mengendalikan kegiatan moneter. c. Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha/kegiatan. d.Pemberian kredit sebagai alat penigkatan dan pemerataan pendapatan masyrakat. e. Perkreditan sebgai sumber pendapatan Negara. f. Penciptaan pasar. 4. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas. a. Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan agar diperoleh adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan usaha / kerja baru, sehingga akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat. 31 b. Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap agar dana yang dimilikinya dapat diterima kembali secara utuh beserta bunganya. c. Dari masyrakat pengusaha akan sangat berkepentigan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dengan cara / prosedur yang mudah, sepat serta dengan biaya yang relative murah. d. Bagi para supplier bahan baku / barang jadi untuk para relasi usahanya akan merasa lebih terjamin pembayarannya karena menyediakan “non cash loan” yang berupa “bank garansi”, “Letter of credit” dan lain-lain. e. Dengan semakin banyaknya proyek dan perusahaan yang dibuka karena memperoleh fasilitas kredit sudah tentu akan menyerap banyak tenaga kerja baru. f. Dengan dibukanya atau didirikannya perusahaan baru dan akan menimbulkan tumbuhnya usaha-usaha lain yang mempunyai kaitan erat dengan perusahaan tersebut antara supplier, para distributor, rumah penginapan untuk pekerja, warung-warung makan dan perusahaan dan perusahaan jasa lainnya. 2.2.3.6 Pengertian Kartu Kredit Mengenai pengertian kartu kredit atau credit card sudah diatur oleh Bank Indonesia melalui PBI No.7/52/PBI/2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu. 32 Kartu kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi , termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan penarikan uang tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran. Sifat kartu kredit ini adalah praktis, aman, dan luwes dalam penggunaannya. Dengan adanya kartu kredit, peranan uang tunai sedikitnya telah dapat digantikan oleh kartu kredit. Praktis, artinya dalam setiap transaksi para pihak tidak perlu membawa mata uang dalam jumlah yang banyak untuk alat pembayaran , melainkan sudah cukup dengan membawa kartu kredit saja. Aman, karena tidak setiap orang dapat menggunakannya, sehingga kemungkinan mengalami kerugian karena hilangnya kartu kredit kecil sekali . Jika dibandingkan dengan uang tunai, kartu kredit jauh lebih aman dan sekaligus tidak mengurangi kegunaannya. Luwes, jika dibandingkan dengan alat pembayaran non- tunai lainnya yang hanya dapat di gunakan sekali saja pada suatu tempat tertentu, sedangkan kartu kredit dapat digunakan berkali-kali pada berbagai tempat. Penggunan kartu kredit (credit card) dalam transaksi yang baik retail, jasa maupun cash dapat di peroleh secara kredit. Tidak ada kewajiban untuk 33 membayar jumlah transaksi secara penuh pada saat penagihan. Namun bila tidak dilakukan pembayaran secara penuh, maka pemegang kartu akan dibebankan biaya bunga dan denda yang merupakan pendapatan atau keuntungan untuk BRI. 2.3 Nilai Tukar Uang merupakan asset-aset yang digunakan untuk bertransaksi. Uang adalah sesuatu yang diterima masyarakat sebagai alat pembayaran (Prathama Raharja dan Mandala Manurung, 2001:143). Dan kondisi teknologi, jumlah barang modal dan jumlah uang yang beredar disuatu Negara membengaruhi. Bertambah modernnya perekonomian menyebabkan fungsi uang tidak sekedar sebagai alar tukar, melainkan juga alat menyimpan nilai, seperti Amerika Serikat dengan dollarnya yang merupakan Negara perekonomiannya telah maju, nilai uangnya lebih besar dengan nilai mata uang Indonesia yaitu rupiah karena perekonomiannya sedang berkembang. 2.4 Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dara harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan) kepada barang lainnya. Kebalikannya dari inflasi disebt deflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indicator yang umum digunakan untuk mrnggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survey bulanandi 45 kota, di pasar 34 tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang/jasa disetiap kota dan secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas. Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan Indikator yang menggambarkan disuatu daerah. Inflasi terdir dari 2 macam : 1. Inflasi Inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh factor fundamental “ a. Interaksi permintaan-penawaran. b. Lingkungan eksternal nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitradagang. c. Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen. 2. Inflasi non inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain factor fundamental. Dalam hal ini terdiri dari : a. Inflasi Volatile Food, yaitu inflasi yang dipengaruhi shocks dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam dan gangguan penyakit. b. Inflasi Administered Price, yaitu inflasi yang dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM, tariff listrik, tariff angkutan dll. Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaa (demand pull inflation) dan dari ekspektasi inflasi. 35 Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama Negara-negara partner dagang, peningkatan harga-harga komoditas yang diatur pemerintah (administered price) seperti BBM, TDL, Telepon, cukai rokok dan angkutan. Terjadinya negative supply shock atau gagal panen dan langkanya komoditi tertentu akibat bencana alam dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab terjadinya demand pull inflation adalah tingginya permintaa barang dan jasa relative terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output petensialnya atau permintaan total (aggregate demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku pembentukan harga ditingkat produsun dan pedagang terutama dapa saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebran, natal dan tahunbaru) dan penetuan Upah Minimum Regional (UMR). 2.5 Bank Indonesia Rate (BI Rate) BI Rate adalah suku bunga instrument sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan pada RDG triwulan untuk berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang sama. 36 BI rate diumumkan ke publik segera setelah ditetapkan RGD sebagai sinyal stance kebijakan moneter (yang lebih jelas dan tegas) dalam merespon prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan. BI Rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI 1 bulan hasil lelang OPT ( suku bunga instrument liquidity adjustment) berada disekitar BI rate. Selanjutnya suku bung SBI 1 bulan diharapkan mrmprngaruhi suku bunga PUAB dan suku bunga jangka yang lebih panjang. BI Rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi kedepan agar tetap berada pada sasaran yang telah ditetapkan. Perubahan BI rate dilakukan teutama jika deviasi proyeksi inflasi terhadap targetnya (inflation gap) dipandang telah bersifat permanen dan konsisten dengan informasi dan indicator lainnya. BI Rate ditetapkan oleh dewan gubernur secara diskresi dengan mempertimbangkan : 1. Rekomendasi BI Rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam model ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi. 2. Berbagai Informasi lainnya seperti leading indicators, survey, informasi anecdotal, variabel informasi, expert opinion, assessment factor risiko dan ketidakpastian serta hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter. Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam peubahan BI Rate (SBI tenor 1 bulan) secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis point (bps). Dalam 37 kondisi untuk menunjukan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. 2.6 Pengaruh inflasi terhadap Outstanding Kartu Kredit Sesuai dengan hukum permintaan (ceteris paribus) bahwa jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan juga sebaliknya. Kartu kredit merupakan salah satu produk dari kredit konsumsi adalah alat pembayaran pengganti uang tunai yang lebih praktis karena kita tidak perlu membawa banyak uang tunai tiap kali kita melakukan transakasi pembelian barang dan jasa, jika dihubungkan dengan hukum permintaan yaitu jika harga semakin rendah maka akan semakin banyak orang yang bertransaksi salah satunya dengan menggunakan Kartu Kredit sehingga dapat meningkatkan Outstanding dari kartu kredit itu sendiri, dan sebaliknya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa inflasi adalah meningkatnya hargaharga secara umum dan terus menerus, jika harga terus mengalami peningkatan maka konsumsi masyarakat akan menurun, dengan menurunnya tingkat konsumsi maka pengunaan terhadap Kartu Kredit juga menurun sehingga secara langsung dapat menurunkan jumlah outstanding Kartu Kredit. Dengan kata lain jika inflasi menigkat maka Outstanding Kartu Kredit akan menurun akan tetapi apabila inflasi menurun maka outstanding Kartu Kredit akan meningkat. 38 2.7. Pengaruh BI Rate terhadap Outstanding Kartu Kredit BI Rate merupakan suatu alat ukur dari bank-bank di Indonesia untuk menentukan besar kecilnya tingkat suku bunga Bank. Bila BI Rate naik maka bunga bank akan naik dan sebaliknya bila BI Rate turun maka bunga bank akan turun termasuk juga bunga pada Kredit Konsumsi salah satunya dalam bentuk Kartu Kredit. Salah satu factor yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah tingkat bunga, tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi baik dilihat dari sisi masyarakat yang mempunyai kelebihan uang maupun kekurangan uang. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi semakin mahal, sehingga lebih baik menunda untuk menggunakan dana dari bank. Jadi, jika bunga Kartu Kredit naik maka penggunaan terhadap Kartu Kredit tersebut akan menurun sehingga menurunkan Outstanding Kartu Kredit dan sebaliknya jika bunga Kartu Kredit turun maka tingkat penggunaan terhadap Kartu Kredit akan meningkat sehingga Outstanding Kartu Kredit akan naik. Dengan demikian dapat kita ketahui apabila BI Rate naik maka Outstanding Kartu Kredit akan turun dan sebaliknya bila BI Rate turun maka Outstanding Kartu Kredit akan naik. 2.8. Pengaruh Nilai tukar terhadap Outstanding Kartu Kredit Jose Manuel Campa dan Linda S Goldberg (Pass Through of Exchange Rates to Consumption Price, Working Papers, National Bureau Of Economic Research, Massachusetts Avenue Cambridge, September 2006) melalui 39 penelitiannya yang menyebutkan bahwa nilai tukar terhadap mata uang asing memiliki korelasi yang positif terhadap konsumsi terutama untuk barang-barang impor. Sehingga jika terjadinya penurunan nilai mata uang local terhadap mata uang asing maka dapat mengakibatkan penurunan pada tingkat konsumsi masyarakat terutama untuk konsumsi barang-barang impor Dari penelitiannya tersebut mengindikasikan bahwa penurunan nilai tukar terhadap mata uang asing akan mengakibatkan penurunan dalam kecenderungan mengkonsumsi. Dengan ini dapat kita ketahui jika nilai tukar rupiah menurun terhadap dollar AS maka harga-harga barang import menjadi lebih mahal dan akan menurunkan kemampuan masyarakat untuk membeli barang ataupun jasa yang bersifat konsumtif baik cash maupun dengan menggunakan Kartu Kredit juga akan menurun sehingga secara langsung outstanding terhadap Kartu Kredit juga ikut mengalami penurunan dan sebaliknya. Dengan kata lain jika rupiah mengalami depresiasi terhadap dollar AS maka maka Outstanding Kartu Kredit akan menurun dan sebaliknya jika rupiah mengalami apresiasi terhadap dollar AS maka Outstanding Kartu Kredit akan naik.