BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1
2.1.1
Manajemen Keuangan
Pengertian Menajemen Keuangan
Menurut F.Brigham dan Houston (2006:6), Manajemen Keuangan adalah
bidang yang terluas dari ketiga bidang yaitu Uang dan Pasar Modal, Investasi dan
yang paling banyak memiliki peluang pekerjaan. Manajemen Keuangan memiliki
arti penting disemua jenis bisnis termasuk perbankan dan institusi-institusi
keuangan lainnya, sekaligus juga perusahaan-perusahaanindustri dan ritel.
Manajemen Keuangan juga penting pula artinya didalam perasai-operasi
pemerintah, milai dari sekolah sampai rumah sakit hingga departemen jalan raya.
Manajemen Keuangan dimulai dari mengambil keputusan sehubungan dengan
ekspansi pabrik hingga memilih jenis sekuritas apa yang diterbitkan ketika
melakukan ekspansi pendanaan. Manajemen Keuangan juga memiliki tanggung
jawab untuk menentukan syarat-syarat kredit ketika pelanggan ingin melakukan
pembelian, berapa banyak persediaanuang tunai yang disimpan dikasir, keputusan
untuk memilih mengakuisisi perusahaan-perusahaan lain dan berapa banyak laba
perusahaan yang akan dimasukan kembali kedalam bisnis atau dibayarkan sebagai
deviden.
Menurut Keown, Martin dan Petty (2005:4), penegertian Manajemen
Keuangan adalah : Menjelaskan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai
ekonomis atau kekayaan. Konsekuansinya, semua pengambilan keputusan harus
12
difokuskan pada penciptaa kekayaan. Kita akanberhadapan dengan keputusan
keuangan seperti ketika memperkenalkan produk baru, kapan melakukan investasi
dalam asset baru, kapan harus mengganti asset yang sudah ada, kapan memperluas
kredit kepelanggan dan berapa banyakkas yang harus dipertahankan.
Menurut Brealy, Myers dan Marcus (2008 : 3) Manajemen Keuangan
termanivestasi kedalamkeputusan investasi dan pembiayaan/pendanaan yang
dilakukan oleh perseroan atau korporasi. Para Manajer Keuangan bekerjasama
dalam perusahaan bekerja bersama para manajer lainuntuk mengidentifikasi
peluang investasi untuk menganalisis dan menilai peluang dan memutuskan
apakah akan dan berapa banyak akan berinvestasi. Para manajer keuangan juga
harus mendapatkan uang untuk mendanai investasi perusahaan.
Dari beberapa pengertian Manajemen Keuangan diatas dapat ditarik
kesimpulan, Manajemen Keuangan adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana
perusahaan
mencari
dana,
mengolahnya
dan
kemudian
mendistribusikan dana tersebut secara efektif dan efisien dengsn tujuan
memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemiliknya atau memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham.
2.1.2
Tugas Manajemen Keuangan
Menurut F.Brigham dan Houston (2006::18), fungsi Manajemen
Keuangan adalah :
13
1. Peramalan dan Perencanaan
Mengoordinasi proses perencanaan, harusberinteraksi dengan orangorang dari departemen-departemen lain ketika mereka memandang
kedepan dan meletakan rencana yang akan membentuk masa depan
perusahaan.
2. Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan utama
Sebuah perusahaan yang sukse biasanya memiliki pertumbuhan
penjualanyang pesat, yang membutuhkan investasi pada pabrik, peralatan
dan persediaan. Sataf Keuangan harus membantu menentukan tingkat
pertumbuhan penjualan yang optimal, membantumemutuskan aset
spesifik apa yang harus diperoleh, dan kemudian memilih cara terbaik
untuk mendanai asset-aset tersebut. Sebagai contoh, apakah sebaiknya
perusahaan mendanai dengan utang, ekuitas atau beberapa kombinasi dari
keduanya jika utang yang dipergunakan, berapa banyak sebaiknya
merupakan utang jangka pendek dan berapa banyak utang jangka
panjang.
3. Koordinasi dan control
Staf keuangan harus berinteraksi dengan karyawan-karyawan lain untuk
memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin.
Seluruh keputusan bisnis memiliki implikasi keuangan dan seluru
manajer keuangan maupun tidak perlu untuk mempertimbangakan hal ini.
Sebagai contoh, keputusan-keputusan pemasaran akan mempengaruhi
14
pertumbuhan penjualan yang selanjutnya mempengaruhi kebutuhan
investasi.
Jadi,
para
pembuat
keputusan
pemasaran
harus
mempertimbangkan bagaimana tindakan-tindakan yang mereka lakukan
akan
mempengaruhi
dan
dipengaruhi
oleh
factor-faktor
seperti
ketersediaan dan, kebijakan persediaan dan utilisasi kapasitas pabrik.
4. Berinterkasi dengan pasar keuangan
Staf keuangan harus bertransaksi dengan pasar modal dan uang. Setiap
perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pasar keuangan umum
dimana modal dihimpun, sekuritas perusahaan diperdagangkan dan para
investor mendapatkan atau kehilangan uang.
5. Manajemen Resiko
Seluruh bisnis menghadapi risiko, termasuk bencana alam seperti
kebakaran dan banjir, ketidakpastian dalam komoditas dan pasar
sekuritas, tingkat suku bunga naik turun, serta kurs mata uang asing yang
fluktuatif. Namun, kebanyakan resiko diatas dapat dikurangi dengan
membeli asuransi atau dengan lindung nilai program didalam pasar
derivative. Staf keuangan bertanggungjawab manajemen risiko secara
keseluruhan termasuk mengidentifikasikan risiko-risiko yang sebaiknya
dikelola dan kemudian mengelola mereka dengan cara yang paling
efisien. .
15
2.2
2.2.1
Bank
Pengertian Bank
Berdasarkan pasal 1 Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan
UU No.7 tahun 1992 mengenai Perbankan :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Lukman Dendrawijaya (2003:25) adalah
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantasra keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dan
dari piha yang berlebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak yang
membutuhkan dan atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang
ditentukan.
Menurut Rimsky K Judisseno (2005:95) adalah :
Bank adalah Suatu lembaga yang lahir karena fungsinya sebagai lembaga
yang dipercaya untuk melayani segala kebutuhan keuangan dari dan
untuk masyarakat (agent of trust) dan sebagai suatu lembaga perantara
yang dapat mendorong kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit
dan kemudahan-kemudahan pembayaran dan penarikan dalam proses
transaksi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi (agent of
development).
16
Menurut Robert Marshall dan Miranda (2002:11) adalah : “Bank adalah
badan usaha dibidang keuangan, dengan memberikan jasa-jasa dalam
lintas pembayaran dan peredaran uang. Bank menarik uang dan
mengeluarkan kedalam mesyarakat.”
Dari beberapa pengertian bank diatas dapat ditarik kesimpulan, Bank
adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,
seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap
mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain yang bertujuan untuk memuaskan
kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan uang
yang diperoleh dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan ala-alat
penukar baru berupa uang giral.
Kegiatan bank secara ringkas pada prinsipnya manjadi kegiatan utama (Ali
Masyhud, 2004 :84), yaitu
1. Kegiatan penghimpunan dana
2. Kegiatan penggunaan dana atau penyediaan dana
3. Kegiatan pemberian jasa-jasa perbankan
Fungsi pokok bank umum meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan
ekonomi.
17
2. Menciptakan uang melalui penyaluran kredit dan investasi.
3. Menyediakan jasa-jasa pegelolaan dana dan trust atau perwalian amanat kepada
individu dan perusahaan.
5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional
6. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga.
7. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain, misalnya dalam bentuk credit card,
traveler’s cheque dan transfer dana.
2.2.2 Jenis Bank
Menurut Kasmir (2002:18), terdapat empat jenis bank, yaitu :
1. Dilihat dari Segi Fungsinya :
a. Bank Central (Central Bank) adalah Bank Indonesia sebagai dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan didirikan berdasarkan UndangUndang No.13/1968.
b. Bank Umum (Comersial Bank) adalah bank yang dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
c. Bank Tabungan (Saving Bank) adalah bank yang dalam pengumpulan
dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya
terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga.
18
d.
Bank
Pembagunan
(Development Bank)
adalah bankyang dalam
pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito
dan atau mengeluarkan kertas berharga jengka menengah dan panjang, serta
dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang
dibidang pembangunan.
e. Bank Desa (Rural Bank) adalah bank yang menerima simpanan dalam
bentuk uang maupun dalam bentuk natura kepada sector pertanian dan
pedesaan.
2. Dilihat dari Segi Pemiliknya
a. Bank-Bank Milik Negara, yang terdiri dari :
• Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46)
• Bank Rakyat Indonesia (BRI)
• Bank Tabungan Negara (BTN)
• Dan lian-lain
b. Bank Milik Pemerintah Daerah adalah bank-bank pembangunan daerah yang
terdapat pada setiap daerah tingkat I.
c. Bank-Bank Milik Swasta dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
• Bank-Bank Milik Swasta Nasional yaitu bank yang seluruh sahamnya
dimiliki oleh warga Negara Indonesia dan atau bada-badan hokum yang
peserta dan pimpinannya terdiri dari atas warga Negara Indonesia.
19
Beberapa diantara bank-bank nasional swasta telah ditetapkan sebagai
bank devisa yaitu bank yang dapat melakukan transaksi dengan valuta
asing (membeli dan menjual valuta asing, transfer keluar negeri, inkaso
keluar negeri dan pembukaan letter of credit (LC) keluar negeri.
• Bank-Bank Milik Swasta Asing adalah bank-bank yang seluruh sahamsahamnya dimiliki oleh warga Negara asing dan atau bedan-badan hokum
yang peserta dan pimpinannya terdiri dariatas warga Negara asing.
• Kerjasama antara Bank Swasta Nasional dengan Swasta Asing adalah
gabungan bank swasta (Indonesia) dengan swasta asing.
d. Bank Koperasi adalah bank yang modalnya berasal dari perkumpulanperkumpulan koperasi.
3. Dilihat dari Segi Penciptaan Uang Giral
a. Bank Primer adalah bank yang dapat menciptakan uang giral. Yang
tergolonh dalam bank primer yaitu :
i. Bank Sirkulasi (bank sentral) yang dapat menciptakan kredit dalam bentuk
uang kertas dan uang giral.
ii. Bank Umum yang dapat menciptakan uang giral.
b. Bank Sekunder adalah bank yang bertugas sebagai perantara dalam
menyalurkan kredit. Yang tergolong dalam bank sekunder adalah bank
tabungan dan bank-bank lainnya yang tidak menciptakan uang giral.
20
4. Bank menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1992
a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usah secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Umum dapat
mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan
perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertenti.
b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.2.3 Kredit Perbankan
2.2.3.1 Pengertian Kredit
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perubahan
Undang-Undang no 7 Tahun 1992 tentang perbankan:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Menurut Kasmir (2002:101) :
Kredit adalah pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya
diukur dengan uang. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban
21
masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan
bersama dan juga sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perusahaan
yang telah dibuat bersama.
Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat ditarik kesimpulan :
a. Adanya suatu penyerahan uang atau tagihan atau dapat juga barang yang
menimbulkan tagihan terhadap pihak lain, dengan harapan pemberi
pinjaman (bank) akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok
pinjaman tersebut yang berupa bunga / pembagian hasil keuntungan
sebagai bank yang bersangkutan.
b. Proses kredit yang telah dilaksanakan didasarkan pada suatu perjanjian
saling mempercai antara kedua belah pihak yang akan mematuhi
kewajibannya masing-masing.
c. Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan hutang dan
bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati.
2.2.3.2 Tujuan Kredit Perbankan
Bangsa Indonesia yang berpedoman pada pancasila sebagai dasar dan
falsafah Negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan,
melainkan disesuaikan dengan tujuan Negara yaitu untuk mencapai masyarakat
adil.makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, maka tujuan kredit yang
diberikan oleh bank (Kasmir,2002:105) adalah :
22
a. Mencari Keuntungan : Hasil keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga
sebagai balas jasa dan biaya adaministrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah.
b. Membantu usaha nasabah : Membantu nasabah yang memerlukan dana
untuk investasi maupun modal kerja, dengan dana tersebut maka debitur
dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
c. Membantu pemerintah : Penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja,
meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa Negara dan
meningkatkan devisa Negara..
Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Aryanti (2008:10) , Tujuan perkreditan
yaitu :
1. Kredit Konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian
barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap
kebutuhan manusia.
2. Kredit Produktif yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif
dalam
arti
dapat
menimbulkan
atau
meningkatkan
utility
(faedah/kegunaan),baik faedah karena bentuk (utility of form),faedah karena
tempat (utility of place),faedah karena waktu (utility of time) maupun faedah
karena pemilikan (owner/possession utility).
23
Kredit Produktif ini terdiri dari :
1. Kredit Investasi yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian
barang-barang modal tetap dan tahan lama,seperti mesin-mesin bangunan
pabrik,tanah,kendaraan dan sebagainya.
2. Kredit Modal Kerja (kredit exploitasi/modal lancar/working capital) yaitu
kredit yang ditujukan untuk membiayai keperluan modal lancar yang
biasanya habis dalam satu atau beberapa kali proses produksi atau siklus
usaha, misalnya untuk pembelian bahan-bahan mentah,gaji/upah pegawai,
sewa gedung/kantor, pembelian barang-barang dagangan dan sebagainya.
3. Kredit Likuiditas yaitu kredit yang tidak mempunyai tujuan konsumtif tapi
aecara langsung tidak pula bertujuan produktif melainkan mempunyai
tujuan untuk membantu perusahaan sedang ada dalam kesulitan likuiditas
dalam rangka pemeliharaan kebutuhan minimalnya.
2.2.3.3 Unsur-Unsur Kredit Perbankan
Menurut Rachmat Firdaus dan Maya Aryanti (2008:3)
pada dasarnya
kredit mengandung unsure-unsur sebagai berikut :
1. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia
untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang atau badan demikian lazim
disebut kreditur.
2. Adanya pihak uang membutuhkan/meminjam uang,barang atau jasa,Pihak ini
lazim disebut debitur.
3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur
4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debiur kepada kreditur.
24
5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,barang
atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur.
6. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya unsure perbedaan waktu
seperti diatas, dimasa yang akan datang merupakan sesuatu yang belum pasti,
maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko. Reseiko tersebut berasal
dari bermacam-macam sumber, termasuk didalamnya penurunan nilai uang
karena inflasi dan sebagainya,
7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur ( walaupun ada
kredit yang tidak berbunga).
2.2.3.4 Jenis-Jenis Kredit
Menurut Khasmir,SE,MM. (2002:99) kredit yang diberikan bank umum dan
bank perkreditan rakyat kepada masyarakat dilihat dari berbagai segi, antara lain:
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit Investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau keperluan rehabilitasi.
b. Kredit modal kerja
Digunakan
untuk
operasionalnya.
keperluan
meningkatkan
produksi
dalam
25
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
b. Kredit Konsumsi
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit
ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, salah satu
produk dari kredit konsumsi ini adalah kartu kredit.
c. Kredit Perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasnya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agenagen perdagangan yang membeli barang barang dalam jumlah besar.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun
atau paling lama 1 tahun dan biasanya dugunakan untuk keperluan
modal kerja.
26
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
biasanya untuk investasi.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu
diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka
panjang.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat
berbentuk barang terwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.
Aritnya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan
yang diberikan oleh calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan
karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
27
5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector
perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat
berupa jangka oendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangkapendek misalnya
peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.
c. Kredit industry, yaitu kredit untuk membiayai industry kecil, menengh
dan besar.
d. Kredit pertambangan, merupakan jenis usaha tambang yang dibiayai
biasanya dalam jangka panjang, seperti emas, minyak dan timah.
e. Kredit
pemdidikan,
merupakan
kredit
yang
diberikan
untuk
membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat berupa kredit
untuk para mahasiswa.
f. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter
atau pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan.
h. Dan sektor lainnya.
28
2.2.3.5 Manfaat Perkreditan
Ada berbagai pihak yang berkepintangan secara langsung dan secara tidak
langsung dan secara tidak langsung terhadap fasilitas perkreditan yang dipasarkan
oleh bank-bank komersil. Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan langsung.
Sedangkan pihak pemerintah dalam hal ini penguasa moneter dan masyrakat luas
juga akan menerima/merasakan manfaat perkreditan itu secara tidak langsung.
Dengan demikian, maka manfaat perkreditan ditinjau dari masing-masing pihak
yang mempunyai kepentingan terhadap perkreditan itu sendiri (Kasmir, 2002:107)
adalah :
1. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan debitur.
a. Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya betul-betul feasible.
b. Telah ada lembaga yang kuat dimasyarakat perbankan yang menawarkan
jasanya dibidang penyediaan dan (kredit).
c. Biaya untuk memperoleh kredit (bunga, administrasi expense) dapat
diperkirakan dengan tepat sehingga memudahkan para pengusaha dalam
menyusun rencana kerjanya untuk masa-masa yang akan datang.
d. Terhadap berbagai jenis kredit, berbagai bentuk penawaran modal (dana)
hingga dapat dipilih dana yang paling cocok untuk kebutuhan modal
perusahaan yang bersangkutan.
e. Dengan memoeroleh kredit dari bank, debitur sekaligus juga akan
memperoleh barbagai manfaat yang lain, yaitu :
29
- Fasilitas perbankan yang lebih murah dalam transfer, kliring, pembukaan
L/C impor, bank garansi dan lain-lain.
- Bank juga menyediakan fasilitas-fasilitas konsultasi pasar, manajemen,
keuangan, teknis, yuridis (dengan gratis) kepada para debiturnya.
f. Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindung.
g. Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindung.
g. Dengan fasilitas kredit memungkinkan para debitur untuk memperluas dan
mngembangkan usahanya dengan lebih leluasa.
h. Lembaga perkreditan yang dimiliki perbankan telah mempunyai ketentuanketentuan yuridis yang jelas sehingga memperkecil kemungkinankemungkinan suatu resiko sengketa dkemudian hari antara nasabah dengan
bank sebagai penyedia dana.
i. Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan bagi
perusahaan debitur.
2. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan perbankan
a. Memperoleh pendapatan bunga kredit
b. Untuk menjaga solvabilitas usahanya
c. Dengan memberikan kredit dan akan membantu memuaskan jasa-jasa
perbankan lainnya.
30
d. Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
e. Pemberian kredit untuk merebut pasar dalam industry perbankan.
f. Dengan pemberian kredit memungkinkan perbankan para stafnya untuk
mengenal kegiatan-kegiatan industry lain secara mendetail.
3. Manfaat perkreditan ditinjau dari sudut kepentingan pemerintah :
a. Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu pertumbuhan
ekonomi baik secara umum maupun untuk pertumbuhan sector-sektor
ekonomi tertentu.
b. Sebagai alat untk mengendalikan kegiatan moneter.
c. Perkreditan sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha/kegiatan.
d.Pemberian kredit sebagai alat penigkatan dan pemerataan pendapatan
masyrakat.
e. Perkreditan sebgai sumber pendapatan Negara.
f. Penciptaan pasar.
4. Manfaat perkreditan ditinjau dari kepentingan masyarakat luas.
a. Dengan adanya kelancaran dari proses perkreditan diharapkan agar diperoleh
adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan membuka lapangan usaha /
kerja baru, sehingga akan menimbulkan kenaikan tingkat pendapatan dan
pemerataan pendapatan di masyarakat.
31
b. Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap agar dana yang
dimilikinya dapat diterima kembali secara utuh beserta bunganya.
c. Dari masyrakat pengusaha akan sangat berkepentigan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dengan cara / prosedur yang mudah, sepat serta
dengan biaya yang relative murah.
d. Bagi para supplier bahan baku / barang jadi untuk para relasi usahanya akan
merasa lebih terjamin pembayarannya karena menyediakan “non cash loan”
yang berupa “bank garansi”, “Letter of credit” dan lain-lain.
e. Dengan semakin banyaknya proyek dan perusahaan yang dibuka karena
memperoleh fasilitas kredit sudah tentu akan menyerap banyak tenaga kerja
baru.
f. Dengan dibukanya atau didirikannya perusahaan baru dan akan menimbulkan
tumbuhnya usaha-usaha lain yang mempunyai kaitan erat dengan
perusahaan tersebut antara supplier, para distributor, rumah penginapan
untuk pekerja, warung-warung makan dan perusahaan dan perusahaan jasa
lainnya.
2.2.3.6 Pengertian Kartu Kredit
Mengenai pengertian kartu kredit atau credit card sudah diatur oleh Bank
Indonesia melalui PBI No.7/52/PBI/2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat
Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu.
32
Kartu kredit adalah Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu yang
dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari
suatu kegiatan ekonomi , termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk
melakukan penarikan uang tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu
dipenuhi dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban
melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati
baik secara sekaligus (charge card) ataupun secara angsuran.
Sifat kartu kredit ini adalah praktis, aman, dan luwes dalam
penggunaannya. Dengan adanya kartu kredit, peranan uang tunai sedikitnya telah
dapat digantikan oleh kartu kredit.
Praktis, artinya dalam setiap transaksi para pihak tidak perlu membawa mata
uang dalam jumlah yang banyak untuk alat pembayaran , melainkan sudah cukup
dengan membawa kartu kredit saja.
Aman, karena tidak setiap orang dapat menggunakannya, sehingga kemungkinan
mengalami kerugian karena hilangnya kartu kredit kecil sekali . Jika dibandingkan
dengan uang tunai, kartu kredit jauh lebih aman dan sekaligus tidak mengurangi
kegunaannya.
Luwes, jika dibandingkan dengan alat pembayaran non- tunai lainnya yang hanya
dapat di gunakan sekali saja pada suatu tempat tertentu, sedangkan kartu kredit
dapat digunakan berkali-kali pada berbagai tempat.
Penggunan kartu kredit (credit card) dalam transaksi yang
baik retail, jasa
maupun cash dapat di peroleh secara kredit. Tidak ada kewajiban untuk
33
membayar jumlah transaksi secara penuh pada saat penagihan. Namun bila tidak
dilakukan pembayaran secara penuh, maka pemegang kartu akan dibebankan
biaya bunga dan denda yang merupakan pendapatan atau keuntungan untuk BRI.
2.3 Nilai Tukar
Uang merupakan asset-aset yang digunakan untuk bertransaksi. Uang
adalah sesuatu yang diterima masyarakat sebagai alat pembayaran (Prathama
Raharja dan Mandala Manurung, 2001:143). Dan kondisi teknologi, jumlah
barang modal dan jumlah uang yang beredar disuatu Negara membengaruhi.
Bertambah modernnya perekonomian menyebabkan fungsi uang tidak sekedar
sebagai alar tukar, melainkan juga alat menyimpan nilai, seperti Amerika Serikat
dengan dollarnya yang merupakan Negara perekonomiannya telah maju, nilai
uangnya lebih besar dengan nilai mata uang Indonesia yaitu rupiah karena
perekonomiannya sedang berkembang.
2.4 Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan dara harga-harga untuk meningkat secara
umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak
dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan
kenaikan) kepada barang lainnya. Kebalikannya dari inflasi disebt deflasi.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indicator yang umum
digunakan untuk mrnggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu
ke waktu menunjukan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang
dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survey bulanandi 45 kota, di pasar
34
tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang/jasa disetiap kota dan
secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas.
Indeks
Harga
Perdagangan
Besar
merupakan
Indikator
yang
menggambarkan disuatu daerah.
Inflasi terdir dari 2 macam :
1. Inflasi Inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh factor fundamental “
a. Interaksi permintaan-penawaran.
b. Lingkungan eksternal nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi
mitradagang.
c. Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen.
2. Inflasi non inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain factor fundamental.
Dalam hal ini terdiri dari :
a. Inflasi Volatile Food, yaitu inflasi yang dipengaruhi shocks dalam kelompok
bahan makanan seperti panen, gangguan alam dan gangguan penyakit.
b. Inflasi Administered Price, yaitu inflasi yang dipengaruhi shocks berupa
kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM, tariff listrik, tariff angkutan
dll.
Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation),
dari sisi permintaa (demand pull inflation) dan dari ekspektasi inflasi.
35
Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh
depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama Negara-negara partner
dagang, peningkatan harga-harga komoditas yang diatur pemerintah (administered
price) seperti BBM, TDL, Telepon, cukai rokok dan angkutan. Terjadinya
negative supply shock atau gagal panen dan langkanya komoditi tertentu akibat
bencana alam dan terganggunya distribusi.
Faktor penyebab terjadinya demand pull inflation adalah tingginya
permintaa barang dan jasa relative terhadap ketersediaannya. Dalam konteks
makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output
petensialnya atau permintaan total (aggregate demand) lebih besar dari pada
kapasitas perekonomian.
Faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku
ekonomi apakah lebih cenderung bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini
tercermin dari perilaku pembentukan harga ditingkat produsun dan pedagang
terutama dapa saat menjelang hari-hari besar keagamaan (lebran, natal dan
tahunbaru) dan penetuan Upah Minimum Regional (UMR).
2.5 Bank Indonesia Rate (BI Rate)
BI Rate adalah suku bunga instrument sinyaling Bank Indonesia yang
ditetapkan pada RDG triwulan untuk berlaku selama triwulan berjalan (satu
triwulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang
sama.
36
BI rate diumumkan ke publik segera setelah ditetapkan RGD sebagai
sinyal stance kebijakan moneter (yang lebih jelas dan tegas) dalam merespon
prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan.
BI Rate digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan operasi pengendalian
moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI 1 bulan
hasil lelang OPT ( suku bunga instrument liquidity adjustment) berada disekitar
BI rate. Selanjutnya suku bung SBI 1 bulan diharapkan mrmprngaruhi suku bunga
PUAB dan suku bunga jangka yang lebih panjang.
BI Rate merupakan respon bank sentral terhadap tekanan inflasi kedepan
agar tetap berada pada sasaran yang telah ditetapkan. Perubahan BI rate dilakukan
teutama jika deviasi proyeksi inflasi terhadap targetnya (inflation gap) dipandang
telah bersifat permanen dan konsisten dengan informasi dan indicator lainnya.
BI
Rate
ditetapkan
oleh
dewan
gubernur
secara
diskresi
dengan
mempertimbangkan :
1. Rekomendasi BI Rate yang dihasilkan oleh fungsi reaksi kebijakan dalam
model ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi.
2. Berbagai Informasi lainnya seperti leading indicators, survey, informasi
anecdotal, variabel informasi, expert opinion, assessment factor risiko dan
ketidakpastian serta hasil-hasil riset ekonomi dan kebijakan moneter.
Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam peubahan BI Rate (SBI tenor 1
bulan) secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis point (bps). Dalam
37
kondisi untuk menunjukan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap
pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25
bps dalam kelipatan 25 bps.
2.6 Pengaruh inflasi terhadap Outstanding Kartu Kredit
Sesuai dengan hukum permintaan (ceteris paribus) bahwa jika harga
semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan juga
sebaliknya. Kartu kredit merupakan salah satu produk dari kredit konsumsi adalah
alat pembayaran pengganti uang tunai yang lebih praktis karena kita tidak perlu
membawa banyak uang tunai tiap kali kita melakukan transakasi pembelian
barang dan jasa, jika dihubungkan dengan hukum permintaan yaitu jika harga
semakin rendah maka akan semakin banyak orang yang bertransaksi salah satunya
dengan menggunakan Kartu Kredit sehingga dapat meningkatkan Outstanding
dari kartu kredit itu sendiri, dan sebaliknya.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa inflasi adalah meningkatnya hargaharga secara umum dan terus menerus, jika harga terus mengalami peningkatan
maka konsumsi masyarakat akan menurun, dengan menurunnya tingkat konsumsi
maka pengunaan terhadap Kartu Kredit juga menurun sehingga secara langsung
dapat menurunkan jumlah outstanding Kartu Kredit. Dengan kata lain jika inflasi
menigkat maka Outstanding Kartu Kredit akan menurun akan tetapi apabila inflasi
menurun maka outstanding Kartu Kredit akan meningkat.
38
2.7. Pengaruh BI Rate terhadap Outstanding Kartu Kredit
BI Rate merupakan suatu alat ukur dari bank-bank di Indonesia untuk
menentukan besar kecilnya tingkat suku bunga Bank. Bila BI Rate naik maka
bunga bank akan naik dan sebaliknya bila BI Rate turun maka bunga bank akan
turun termasuk juga bunga pada Kredit Konsumsi salah satunya dalam bentuk
Kartu Kredit.
Salah satu factor yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah tingkat
bunga, tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi baik
dilihat dari sisi masyarakat yang mempunyai kelebihan uang maupun kekurangan
uang. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi semakin mahal,
sehingga lebih baik menunda untuk menggunakan dana dari bank. Jadi, jika bunga
Kartu Kredit naik maka penggunaan terhadap Kartu Kredit tersebut akan menurun
sehingga menurunkan Outstanding Kartu Kredit dan sebaliknya jika bunga Kartu
Kredit turun maka tingkat penggunaan terhadap Kartu Kredit akan meningkat
sehingga Outstanding Kartu Kredit akan naik. Dengan demikian dapat kita ketahui
apabila BI Rate naik maka Outstanding Kartu Kredit akan turun dan sebaliknya
bila BI Rate turun maka Outstanding Kartu Kredit akan naik.
2.8. Pengaruh Nilai tukar terhadap Outstanding Kartu Kredit
Jose Manuel Campa dan Linda S Goldberg (Pass Through of Exchange
Rates to Consumption Price, Working Papers, National Bureau Of Economic
Research,
Massachusetts Avenue
Cambridge,
September 2006)
melalui
39
penelitiannya yang menyebutkan bahwa nilai tukar terhadap mata uang asing
memiliki korelasi yang positif terhadap konsumsi terutama untuk barang-barang
impor. Sehingga jika terjadinya penurunan nilai mata uang local terhadap mata
uang asing maka dapat mengakibatkan penurunan pada tingkat konsumsi
masyarakat terutama untuk konsumsi barang-barang impor
Dari penelitiannya tersebut mengindikasikan bahwa penurunan nilai tukar
terhadap mata uang asing akan mengakibatkan penurunan dalam kecenderungan
mengkonsumsi. Dengan ini dapat kita ketahui jika nilai tukar rupiah menurun
terhadap dollar AS maka harga-harga barang import menjadi lebih mahal dan
akan menurunkan kemampuan masyarakat untuk membeli barang ataupun jasa
yang bersifat konsumtif baik cash maupun dengan menggunakan Kartu Kredit
juga akan menurun sehingga secara langsung outstanding terhadap Kartu Kredit
juga ikut mengalami penurunan dan sebaliknya. Dengan kata lain jika rupiah
mengalami depresiasi terhadap dollar AS maka maka Outstanding Kartu Kredit
akan menurun dan sebaliknya jika rupiah mengalami apresiasi terhadap dollar AS
maka Outstanding Kartu Kredit akan naik.
Download