matematika masih dipandang sebagai ilmu berhitung

advertisement
Published on Fakultas MIPA (http://fmipa.uny.ac.id)
Home > MATEMATIKA MASIH DIPANDANG SEBAGAI ILMU BERHITUNG
MATEMATIKA MASIH DIPANDANG SEBAGAI ILMU
BERHITUNG
Submitted bywitono on Mon, 2016-11-07 12:57
[1]
Kendala yang dihadapi dalam belajar matematika adalah masyarakat, guru, mahasiswa
sebagian masih memandang sebagai ilmu berhitung. Bagi sebagian besar murid
memandang matematika hanya sebagai subyek untuk mempersiapkan diri masuk jenjang
universitas. Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Drs. Subanar, Ph.D., Direktur Seameo Qitep
in Mathematics, pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika yang
diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, (5/11).
Lebih lanjut dikatakan, apakah matematika itu, orang sudah berusaha menjawabnya ribuan
tahun yang lampau. Secara etimologis, istilah “matematika” berarti máth?ma yang berarti
belajar atau ilmu. Pada perkembangannya periode sekitar 500 tahun SM, matematika
dipahami sebagai ilmu mengenai bilangan-bilangan dan menghitung dengan bilanganbilangan. Perkembangan lainnya, para ahli matematika di China, India, Arab
mengembangkan aritmetika dan geomatri secara independen dan dipengaruhi budaya
setempat (konfusianisme, hindunisme, islam). Perkembangan besar matematika yaitu ketika
Isaac Newton (1643-1727) dan G.W. Leibnitz (1646-1716) secara independen mulai
mengembangkan kalkulus. Pada dasarnya kalkulus adalah matematika mengenai pergerakan
dan perubahan.
Diterangkan, bila matematika sebelumnya lebih banyak berkaitan dengan masalah-masalah
yang bersifat statis, maka dengan kalkulus para matematikawan dapat mempelajari hal-hal
yang bersifat dinamis, seperti pergerakan, planet, gaya tarik bumi, penerbangan di angkasa,
aliran zat cair, penyebaran penyakit, fluktuasi harga dll. Maka Matematika kemudian dikenal
sebagai ilmu mengenai bilangan, bangun, pergerakan, perubahan, dan ruang.
“Para matematikawan tidak hanya tertarik pada penggunaan matematikanya sendiri, tetapi
juga pada matematikanya sendiri, yaitu berkaitan dengan matematika sebagai suatu sistem
formal. Cabang matematika ini sekarang dikenal sebagai meta matematika. Maka kemudian,
matematika berkembang menjadi ilmu mengenai bilangan, bangun, pergerakan, perubahan,
ruang dan meta matematika”, lanjut Subanar.
Pembicara lainnya, Dr. Ali Mahmudi, pakar pendidikan yang juga Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY mengemukakan, pembelajaran matematika tidak hanya
dimaksudkan untuk penguasaan materi matematika sebagai ilmu semata, melainkan untuk
mencapai tujuan yang lebih ideal, yakni penguasaan akan kecakapan matematika
(mathematical literacy) yang diperlukan untuk memahami dunia di sekitarnya serta untuk
keberhasilan dalam kehidupan. Dengan kata lain, pembelajaran matematika difungsikan
sebagai sarana untuk menumbuhkan kecakapan hidup.
Ali Mahmudi juga menjelaskan bahwa untuk meniti sukses hidup di masa depan, individu
perlu memiliki sejumlah kompetensi strategis, yakni diantaranya adalah kemampuan berpikir
dan karakter yang baik. Pengembangan kompetensi tersebut memerlukan daya dukung yang
kuat, salah satunya adalah pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika yang berdaya.
“Pembelajaran harus dikelola dengan baik sehingga lebih berdaya untuk mengembangkan
kompetensi tersebut, misalnya melalui aktivitas ilmiah terutama melakukan kebiasaan
mempertanyakan (questioning) dan tugas atau soal yang multijawab. Selain itu, pembelajaran
yang berdaya juga berpotensi untuk mengembangkan karakter siswa, misalnya melalui soal
yang multijawab, siswa belajar mengenai pentingnya sikap terbuka dan menghargai
perbedaan pendapat,” tambahnya (witono).
Source URL: http://fmipa.uny.ac.id/berita/matematika-masih-dipandang-sebagai-ilmu-berhitung
Links:
[1] http://fmipa.uny.ac.id/sites/fmipa.uny.ac.id/files/mat%20web.jpg
Download