I. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya, mengenai kontribusi sosial budaya penyebab malnutrisi pada balita di keluarga nelayan Kelurahan Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian antara lain : Dalam penelitian malnutrisi sebagai kasus yang endemik tidak bisa dilihat dari satu sisi/ aspek masalah aspek ekonomi, pembangunan, kesehatan/ medis saja namun memperhatikan aspek sosial budaya yang di dalam penelitian ini memberikan dominasi terhadap terjadinya malnutrisi. Bahwa kemiskinan tidak bisa dilepaskan dari unsur-unsur lainnya. Dalam kehidupan masyarakat, bahwa kemiskinan tidak berdiri sendiri namun didukung oleh unsurunsur lainnya dalam sosial budaya. Sehingga kemiskinan menjadi kebudayaan kemiskinan. Kontribusi sosial budaya yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu budaya makan, prioritas makan, pola konsumsi dan distribusi, kepercayaan, mitos, dan tahayul. Hasil penelitian ini menujukkan kecendrungan memperkaya analisa model ekologi dalam antropologi gizi dari Jerome, Kandel, dan Pelto (1980) dengan memposisikan makanan sebagai ideologi atau kebudayaan sejajar dengan makanan sebagai kebutuhan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang ada serta temuan di lapangan, maka saran yang dapat diberikan adalah : Peningkatan pembinaan dalam menangani kasus malnutrisi dan penyuluhan tentang keluarga sadar gizi (Kadarzi) untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya Ibu sehingga dalam penyediaan makanan dalam keluarga terutama pada balita agar lebih memperhatikan asupan gizi merupakan sebuah usaha yang cukup baik dilakukan untuk menuntaskan kasus malnutrisi, namun hendaknya masyarakat harus lebih memperhatikan dan mengakomodir kearifan lokal yang begitu kuat dimiliki pada masyarakat. Seperti adanya kearifan lokal dalam mengelola ikan hasil melaut menjadi ikan asin, ikan asap, dan membuat terasi, merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menangani ketahanan pangan dengan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan lokal yang dimiliki. Selain itu diperlukan juga kearifan lokal masyarakat nelayan dalam menjaga kearifan lokal sumber daya laut seperti membudi dayakan rumput laut dan menjaga ekosistem terumbu karang karena sumber daya laut merupakan sumber utama bagi kebutuhan pangan masyarakat dan demi kelangsungan hidup masyarakat nelayan.