pengaruh kekuatan pasar terhadap kinerja bank umum

advertisement
PENGARUH KEKUATAN PASAR TERHADAP KINERJA BANK
UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA PERIODE 2004-2012
Mona Vindytia, Yasmine Nasution
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kekuatan pasar terhadap kinerja bank umum
konvensional di Indonesia selama periode 2004-2012, dengan menggunakan kerangka empiris yang
menggabungkan hipotesis structure-conduct-performance (SCP) dan hipotesis relative-market-power (RMP).
Hasil estimasi dari penelitian ini mendukung adanya hipotesis structure-conduct-performance (SCP) dalam
kaitannya dengan profitabilitas bank di Indonesia, di mana dalam sistem perbankan yang terkonsentrasi sebagai
akibat dari adanya bentuk pasar persaingan tidak sempurna, bank dapat menetapkan spread lebih tinggi dengan
memberlakukan suku bunga pinjaman yang lebih tinggi dan suku bunga deposito yang lebih rendah. Sehubungan
dengan adanya pengaruh dari struktur pasar terhadap stabilitas bank, ditemukan bahwa SCP lebih memberikan
pengaruh stabilitas, di mana bank-bank besar pada sektor perbankan yang terkonsentrasi cenderung untuk
mengurangi financial fragility.
The Impact of Market Power on Performance of Conventional Banks in Indonesia
Period 2004-2012
Abstract
The aim of this study is to analyst the effects of market power on performance of conventional banks in
Indonesia over 2004-2012 by using an empirical framework that incorporates the traditional structure-conductperformance (SCP) and relative-market-power (RMP) hypothesis. The estimation results of this study support
the structure-conduct-performance hypothesis as an explanation for profitability in Indonesia, where in a
concentrated banking system as a result of imperfectly competitive market, a bank can set higher spreads by
imposing higher lending rates and lower deposit rates. With respect to the impact of market structure on banking
stability, SCP appears to exert a stabilizing effect where larger banks in concentrated banking sectors reduce
financial fragility.
Keywords: Bank Profitability; Bank Stability; Market Structure
Pendahuluan
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan didalam industri perbankan, secara
umum indikator yang digunakan untuk menggambarkan kekuatan pasar adalah pangsa pasar
dan tingkat konsentrasi (Molyneux, 1992; Berger, 1995). Kedua indikator dari kekuatan pasar
tersebut mencerminkan perkiraan sejauh mana perusahaan memberikan kontribusi terbesar
dalam kegiatan industrinya. Kekuatan pasar yang optimal mendorong tercapainya kinerja
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
industri perbankan yang baik, dalam hal ini tercermin dari tingkat profitabilitas yang
menggambarkan kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan,
asset, dan modal selama periode tertentu.
Akan tetapi terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai pengaruh kekuatan pasar
terhadap tingkat profitabilitas industri perbankan. Berger (1995) mendukung dua hipotesis
yang berbeda mengenai hubungan tersebut, yaitu Structure Conduct Performance (SCP)
hypothesis dan Relative Market Power (RMP) hyphotesis. Hipotesis SCP menyatakan bahwa
tingginya laba normal yang didapatkan oleh bank merupakan akibat dari adanya konsentrasi
pasar yang memungkinkan terjadinya aksi kolusi antar bank dalam industri perbankan (Bain,
1951). Pada sistem perbankan yang terkonsentrasi, bank dapat menetapkan spread yang tinggi
dengan cara meningkatkan tingkat suku bunga pinjaman dan menurunkan tingkat suku bunga
tabungan (Park dan Weber, 2006). Sementara itu hipotesis RMP menyatakan bahwa
perusahaan yang baik dalam melakukan diferensiasi produk dapat meningkatkan pangsa
pasarnya dan menggunakan market power, sehingga perusahaan dapat menentukan harga dari
produknya untuk mendapatkan laba diatas rata-rata (Shepherd, 1982).
Selain berpengaruh terhadap profitabilitas, kekuatan pasar juga berpengaruh terhadap
stabilitas sistem keuangan. Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana
mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi
secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi (Bank Indonesia, 2013). Teori ekonomi
dan bukti empiris juga meyakinkan adanya dua pandangan terkait hubungan antara tingkat
konsentrasi dan stabilitas, yaitu: concentration-stability dan concentration-fragility (Uhde dan
Heimeshoff, 2009). Pandangan mengenai concentrartion-stability menjelaskan bahwa sistem
perbankan yang lebih terkonsentrasi akan mengurangi risiko melalui peningkatan franchise
value. Sedangkan pandangan concentration-fragility menjelaskan bahwa kekuatan pasar yang
diperoleh melalui tingkat konsentrasi mengakibatkan risiko meningkat dikarenakan penetapan
tingkat suku bunga yang tinggi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai hubungan kekuatan pasar dengan
kinerja perbankan, dengan menggunakan pendekatan structure conduct performance, Maudos
dan Fernandez de Guevara (2004) menemukan hubungan positif antara konsentrasi pasar
dengan bank interest margin pada industri perbankan di Eropa periode 1993-2000. Namun
hasil yang berbeda pada penelitian Smirlock (1985) serta Goldberg dan Rai (1996) yang
menyimpulkan adanya hubungan negatif antara konsentrasi pasar dengan profitabilitas bank.
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Jika dilihat dari pendekatan relative market power, penelitian yang dilakukan oleh Park dan
Weber (2006) menemukan hubungan positif antara pangsa pasar dengan profitabilitas sektor
perbankan di Korea periode 1992-2002.
Mengenai hubungan kekuatan pasar dengan stabilitas, Bek et al., (2006) menyebutkan
bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi maka menyebabkan penurunan terjadinya kondisi
krisis keuangan. Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh De Nicolo et al., (2004) dengan
menggunakan Z-index sebagai indikator dari stabilitas, menemukan hasil yang berbeda
dimana bank dengan tingkat konsentrasi yang tinggi cenderung rentan terhadap risiko
keuangan.
Dengan demikian, berdasarkan hipotesis RMP dan SCP yang sudah dijelaskan
sebelumnya, isu mengenai kekuatan pasar menjadi hal yang penting dalam hubungannya
dengan kinerja industri perbankan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh kekuatan pasar terhadap profitabilitas dan stabilitas bank umum konvensional di
Indonesia selama periode 2004-2012. Selain itu masih adanya perdebatan diantara kedua
hipotesis tersebut menyebabkan penulis menjadikan hal tersebut sebagai alasan utama dalam
melakukan penelitian untuk mengetahui dari kedua alternatif hipotesis tersebut, mana yang
lebih mencerminkan kinerja bank di Indonesia.
Tinjauan Teoritis
Structure Conduct Performance Theory
Pada dasarnya, ide awal dalam hipotesis ini adalah melihat bagaiamana struktur pasar
menentukan perilaku dari perusahaan yang kemudian akan menentukan berbagai aspek dan
ukuran kinerja perusahaan di dalam pasar. Martin (1994) menggambarkan hubungan linear
dari teori structure conduct performance sebagai berikut:
Structure → Conduct → Performance
Gambar 1. Kerangka Hubungan Structure Conduct Performance
Menurut Ferguson (1998), struktur menjelaskan karakteritistik dan komposisi dari pasar
dan industri di dalam perekonomian. Sedangkan conduct (perilaku) merujuk kepada perilaku
(aksi) dari perusahaan di dalam pasar, dan performance (kinerja) yang merupakan tolak ukur
apakah kegiatan operasional perusahaan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Martin (1994) menjabarkan lebih lanjut ketiga komponen pembentuk teori SCP, yaitu
struktur, perilaku, dan kinerja. Komponen struktur terdiri atas beberapa elemen utama, yaitu:
jumlah dan persebaran penjual, jumlah dan persebaran pembeli, diferensiasi produk, dan
pemain baru di pasar, dimana dari seluruh elemen tersebut mengacu kepada struktur pasar.
Sedangkan perilaku yang merujuk kepada aksi dari perusahaan di dalam pasar dalam hal
bagaimana membuat keputusan dan cara yang ditempuh dalam membuat keputusan tersebut,
dibagi kedalam beberapa elemen utama, yang mencakup: kolusi, perilaku strategis, serta
periklanan, riset, dan pengembangan. Dan untuk komponen kinerja, disusun oleh beberapa
elemen utama, yaitu: profitabilitas, efisiensi, dan progresivitas.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, pengukuran kinerja bank didasarkan pada
pandangan tradisional Structure Conduct Performance (SCP). Pandangan tradisional SCP ini
menyatakan bahwa, struktur pasar berpengaruh terhadap tindakan atau perilaku dari
perusahaan yang tercermin dari kebijakan penetapan harga dan investasi, sehingga pada
akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan (Bain, 1951).
Relative Market Power Theory
Shepherd (1982) menguji hubungan kekuatan pasar dan kinerja perusahaan untuk 231
perusahaan besar di U.S dalam kurun waktu 1960-1969. Dalam penelitian tersebut, kekuatan
pasar dicerminkan oleh pangsa pasar (market share), rasio konsentrasi dari empat perusahaan,
ukuran perusahaan, rasio advertising- sales, dan hambatan masuk pasar. Sedangkan return on
equity menjadi indikator bagi kinerja perusahaan. Berdasarkan penelitian tersebut, didapatkan
hasil bahwa pangsa pasar memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja. Hal ini
mengindikasikan bahwa pangsa pasar sebagai proksi dari kekuatan pasar menjadi sumber
utama dalam tingginya tingkat profitabilitas. Sedangkan tingkat konsentrasi dan hambatan
masuk yang juga merupakan proksi dari struktur pasar menjadi faktor pendukung dalam
kinerja.
Dengan demikian, Shepherd pada tahun 1982 mengemukakan satu teori yang melihat
hubungan kekuatan pasar dengan kinerja perusahaan, teori ini dikenal sebagai relative market
power hypothesis. Teori RMP ini menyatakan bahwa perusahaan yang baik dalam melakukan
diferesiasi produk akan mampu untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan melatih market
power dari perusahaan tersebut dalam menentukan harga dari produknya, sehingga
perusahaan pada akhinya mendapatkan laba diatas rata-rata. Secara umum, dalam teori RMP
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
dinyatakan adanya hubungan antara pangsa pasar dan tingkat profitabilitas. Hubungan shareprofit ini secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut (Shepherd, 1982).
Rate of Re turn = " = # + $M
(1)
Dimana M adalah pangsa pasar, π adalah tingkat pengembalian modal investasi
perusahaan, α adalah !
konstanta, dan β adalah slope dari persamaan tersebut. Sehingga dalam
teori RMP ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang baik dalam melakukan diferensiasi
produk akan mendorong perusahaan tersebut untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih
besar, sehingga perusahaan mampu melakukan kegiatan operasinya secara lebih efisien dan
pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan keuntungan di atas rata-rata.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data panel dengan jumlah unit data yang sama (balance
panel data). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana
data keuangan yang digunakan didapatkan dari Laporan Keuangan Publikasi Bank Indonesia
yang dipublikasikan melalui Direktori Perbankan Indonesia. Sampel dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan sampel penelitian yaitu
bank umum konvensional di Indonesia, meliputi Bank Umum Persero, Bank Umum Swasta
Nasional, Bank Umum Swasta Nasional Non-devisa, Bank Pembangunan Daerah, Bank
Campuran, dan Bank Asing. Bank-bank tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap
untuk pengambilan data penelitian ini dari periode 2004 sampai dengan 2012. Namun
dibutuhkan data penelitian tahun 2003 untuk menghitung, return on average equity dan loan
growth. Spesifikasi model dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara
kekuatan pasar terhadap tingkat profitabilitas dan stabilitas bank. Penelitian ini terdiri atas dua
model, yaitu model pertama dengan menggunakan profitabilitas sebagai variabel dependen
dan model kedua dengan menggunakan stabilitas sebagai variabel dependen. Berikut ini
adalah model estimasi yang digunakan dalam model penelitian:
Model 1
ROAE it = " 0 + #1 MSit + #2 HHIt + #3 Ageit + #4 ETAit + #5OTAit + #6 IRSit +
#7 Sizeit + #8 LGit + #9OWN it + $ it
!
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
(2)
Model 2
ICRit = " 0 + #1 MSit + #2 HHIt + #3 Ageit + #4 ETAit + #5OTAit + #6 IRSit +
#7 Sizeit + #8 LGit + #9OWN it + $ it
(3)
Pada model 1, penulis ingin melihat pengaruh antara kekuatan pasar terhadap tingkat
!
profitabilitas bank yang dicerminkan oleh variabel (ROAE). Sedangkan pada model 2, penulis
ingin melihat pengaruh antara kekuatan pasar terhadap stabilitas bank yang dicerminkan oleh
variabel (ICR). Dari kedua model besar tersebut digunakan variabel bebas yang sama, yaitu
MS dan HHI yang mencerminkan variabel kekuatan pasar. Variabel MS melambangkan
pangsa pasar dari individu bank yang diukur dari total aset bank tersebut, sedangkan HHI
melambangkan tingkat konsentrasi industri yang diukur menggunakan pendekatan
Herfindahl-Hirschman Index (HHI).
Selain variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model penelitian, dalam penelitian
ini juga ditambahkan variabel kontrol yang bertujuan untuk mengontrol faktor-faktor yang
diduga dapat mempengaruhi besarnya variabel terikat pada model penelitian. Variabel kontrol
yang dimasukkan ke dalam model penelitian tersebut yaitu: (i) Age melambangkan umur bank
yang terhitung sejak pendirian, (ii) Equity to Total Assets (ETA) melambangkan rasio total
ekuitas terhadap total aset, (iii) Overhead to Total Assets (OTA) melambangkan efisiensi
bank, (iv) Interest Rate Spread (IRS) melambangkan perbedaan suku bunga pinjama dengan
deposito, (v) Size melambangkan ukuran bank berdasarkan total aset yang dimiliki, dan (vi)
Foreign Ownership (OWN) melambangkan variabel dummy dimana sama dengan 1 jika bank
tergolong ke dalam kepemilikan asing dan 0 jika lainnya. Lebih lanjut untuk mengetahui
perhitungan dari variabel-variabel yang digunakan dalam model penelitian, dapat dilihat pada
tabel 3 dan tabel 4 (Lampiran).
Berdasarkan model 1 dan model 2, maka hipotesis penelitian yang diuji dalam
penelitian ini adalah:
H1 : Pangsa pasar berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank
Pangsa pasar berpengaruh positif terhadap kinerja bank, dimana bank yang baik dalam
!
melakukan diferensiasi produk dapat meningkatkan pangsa pasarnya dan menggunakan
market power, sehingga bank dapat menentukan tingkat suku bunga untuk mendapatkan laba
diatas rata-rata (Shepherd, 1982). Selain itu, bank dengan pangsa pasar yang besar akan lebih
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
efisien dalam melakukan kegiatan operasional dibandingkan dengan para kompetitornya,
sehingga bank mampu untuk mendapatkan laba diatas rata-rata dan berada dalam kondisi
yang lebih stabil (Berger, 1995; Beck et al., 2003; Mirzaei et al., 2013).
H 2 : Pangsa pasar berpengaruh positif terhadap stabilitas bank
Pangsa pasar juga mencerminkan posisi suatu bank. Semakin penting posisi suatu bank maka
!
bank tersebut akan cenderung lebih stabil. Hal ini disebabkan oleh jumlah total aset yang
besar mampu untuk menghindari bank dari risiko insolvensi (Tabak et al., 2013). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pangsa pasar berpengaruh positif terhadap stabilitas
bank. Untuk pembuktian hipotesis RMP, apabila pangsa pasar terbukti mempengaruhi kinerja
yang ditunjukkan dari "1 > 0, "2 = 0 baik untuk model 1 dan model 2, maka hipotesis RMP
terbukti lebih mencerminkan kondisi kinerja industri perbankan di Indonesia.
H 3 : Tingkat !
konsentrasi berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank
Untuk indikator kekuatan pasar yang kedua, tingkat konsentrasi berpengaruh positif terhadap
!
kinerja bank, dimana pada pasar dengan tingkat konsentrasi yang tinggi sebagai cerminan dari
pasar persaingan tidak sempurna, bank mampu untuk meningkatkan tingkat suku bunga
pinjaman dan menurunkan tingkan suku bunga deposito, sehingga bank akan mendapatkan
laba diatas rata-rata (Berger, 1995).
H 4 : Tingkat konsentrasi berpengaruh positif terhadap stabilitas bank
Disisi lain, stabilitas pada pasar yang terkonsentrasi didukung oleh tingkat profitabilitas yang
!
tinggi pada bank-bank besar (Mirzaei et al., 2013). Stabilitas pada pasar yang terkonsentrasi
didukung oleh tingkat profitabilitas yang tinggi pada bank-bank besar (Mirzaei et al., 2013).
Tingkat profitabilitas yang tinggi dapat berfungsi sebagai buffer atas shock likuiditas atau
makroekonomi yang mungkin terjadi dan pada akhirnya dapat mendukung kondisi bank yang
lebih stabil (Allen dan Gale, 2004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat
konsentrasi berpengaruh positif terhadap stabilitas bank. Untuk pembuktian hipotesis SCP,
apabila tingkat konsentrasi terbukti mempengaruhi kinerja yang ditunjukkan dari
"1 = 0, "2 > 0 baik untuk model 1 dan model 2, maka hipotesis SCP terbukti lebih
mencerminkan kondisi kinerja industri perbankan di Indonesia.
!
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pemilihan metode regresi dalam data panel dapat dilakukan dengan menggunakan dua
jenis pengujian, yaitu Chow Test dan Hausman Test. Dengan melakukan kedua tahap
pengujian tersebut, maka dapat diketahui metode yang tepat untuk melakukan estimasi model
penelitian 1 dan model penelitian 2 adalah Fixed Effect Model. Lebih lanjut untuk hasil
pengujian metode regresi terlampir pada tabel 5 (Lampiran). Setelah ditentukan dan dilakukan
metode regresi yang digunakan pada model penelitian, hasil dari regresi model tersebut
kemudian diuji untuk dilihat apakah terdapat pelanggaran terhadap asumsi klasik atau tidak
terjadi pelanggaran. Dalam pengujian asumsi klasik ini dibagi menjadi 3, yaitu pengujian
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Lebih lanjut untuk hasil pengujian
asumsi klasik terlampir pada tabel 6, tabel 7, tabel 8, tabel 9, dan tabel 10 (Lampiran).
Adanya pelanggaran asumsi BLUE (heteroskedastisitas dan autokorelasi) pada hasil
yang diperoleh dari kedua model penelitian, dapat menyebabkan hasil penelitian tersebut
menjadi bias dan tidak efisien. Sehingga dengan adanya pelanggaran tersebut, maka perlu
dilakukan perlakuan khusus untuk mengatasinya. Perlakuan khusus untuk mengatasi
pelanggaran asumsi BLUE pada model penelitian pertama ini dilakukan dengan
menggunakan metode Generalized Least Square (GLS) dan robust test. Berikut ini adalah
hasil estimasi dari regresi yang dilakukan pada kedua model penelitian setelah digunakan
metode GLS dan robust test:
Profitabilitas Bank
Berdasarkan hasil regresi untuk model penelitian pertama, nilai dari Adjusted Rsquared yang dihasilkan pada model dengan variabel ROAE sebagai variabel terikat bernilai
86,6916%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam
model dapat menggambarkan model penelitian sebesar 86,6916% dan lainnya dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak terdapat di dalam model. Jika dilihat dari kriteria pengambilan
keputusan, nilai Probabilitas F pada model penelitian pertama dengan menggunakan variabel
ROAE sebagai variabel terikat adalah sebesar 0,000000. Dengan menggunakan tingkat
signifikansi (α) sebesar 5%, maka nilai probabilitas tersebut signifikan. Hal ini sesuai dengan
hipotesis yang terdapat dalam pengujian F-stat dimana Hipotesis null ( H 0 ) ditolak jika nilai
Prob-F < α. Dengan begitu, variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model penelitian
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat.
!
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Tabel 1. Hasil Regresi Model Penelitian Pertama
Variabel
Market Share
Herfindahl-Hirscman Index
Model 1
Koefisien
-0,891649
Prob
0,0547*
2,153128 0,0000***
Age
-0,002024
0,1786
Equity to Total Assets
-0,101434 0,0003***
Overhead to Total Assets
-0,341100 0,0073***
Interest Rate Spread
0,219391 0,0000***
Loan Growth
0,025097
Size
0,047385 0,0018***
Ownership
0,000646
0,0249**
0,9616
Adjusted R-squared
0,866916
Prob.F
0,000000
F-statistic
54,91833
Durbin-Watson Stat
1,422205
* Signifikan pada α 10%
** Signifikan pada α 5%
*** Signifikan pada α 1%
Berdasarkan tabel 1, koefisien dari pangsa pasar yang didapatkan bernilai negatif dan
signifikan pada tingkat signifikansi sebesar 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa secara ratarata bank dengan pangsa pasar yang relatif kecil mendapatkan profit yang lebih tinggi
dibandingkan bank dengan pangsa pasar yang besar (Goddard et al., 2001). Selanjutnya untuk
tingkat konsentrasi, memiliki koefisien positif dan signifikan pada tingkat signifikansi sebesar
1%. Hasil ini mengindikasikan bahwa bank dalam industri yang terkonsentrasi akan mendapat
profit yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank yang beroperasi di dalam industri yang
kurang terkonsentrasi, tanpa bergantung dengan efisiensi (Podenda, 1986). Berdasarkan nilai
koefisien tingkat konsentrasi ( "2 ) yang didapatkan bernilai positif, maka hipotesis Structure
Conduct Performance (SCP) yang menyatakan adanya hubungan positif antara tingkat
konsetrasi dengan tingkat profitabilitas bank dapat diterima. Dengan demikian, semakin
!
tinggi tingkat konsentrasi dalam suatu industri, yang dicerminkan oleh semakin rendahnya
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
tingkat kompetisi sebagai akibat dari adanya perilaku kolusi yang dilakukan oleh bank-bank
besar, maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas yang didapatkan (Bain, 1951).
Dengan memperhitungkan adanya pengaruh dari kontrol variabel berupa spesifikasi
bank, maka seluruh variabel kontrol yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen, terkecuali untuk variabel umur bank (age) dan jenis kepemilikan (ownership).
Variabel equity to total assets berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas bank. Hal
ini mengindikasikan bahwa peningkatan modal yang dilakukan oleh bank, akan menyebabkan
penurunan pada tingkat profitabilitas yang disebabkan oleh sistem keuangan suatu negara
belum tertata dengan baik, yang ditunjukkan dengan adanya asymmetric information di dalam
pasar modal (Berger, 1995). Selanjutnya untuk variabel overhead to total assets didapatkan
berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas bank. Hubungan negatif ini
mengindikasikan bahwa penuruan pada biaya overhead dilatar belakangi dari manajemen
bank yang efisien dalam melakukan aktivitas operasional, sehingga mendorong peningkatan
profitabilitas pada bank (Mirzaei et al., 2013).
Untuk variabel interest rate spread, loan growth, dan size terbukti berpengaruh
signifikan positif terhadap profitabilitas bank yang dicerminkan oleh variabel return on
average equity. Bank dengan IRS yang tinggi mencerminkan keputusan yang optimum,
dimana keputusan optimum tersebut mencakup keputusan dalam penetapan tingkat suku
bunga pinjaman dan tingkat suku bunga deposito (Mirzaei et al., 2013). Disisi lain, bank yang
memiliki pertumbuhan kredit yang tinggi sebagai cerminan dari peningkatan pada
produktivitas, cenderung memperoleh profit yang lebih besar. Jika dilihat dari ukuran bank,
maka bank dengan ukuran yang besar akan mampu beroperasi secara lebih efisien sehingga
profit yang didapatkan semakin meningkat. Selain itu, bank dengan ukuran yang besar juga
memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan dan lebih
fleksibel dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada pasar yang dinamis (Maudos et al.,
2006).
Stabilitas Bank
Berdasarkan hasil regresi untuk model penelitian kedua, nilai dari Adjusted R-squared
yang dihasilkan pada model dengan variabel ICR sebagai variabel terikat bernilai 78.7949%.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model
dapat menggambarkan model penelitian sebesar 78.7949% dan lainnya dijelaskan oleh faktor-
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
faktor lain yang tidak terdapat di dalam model. Jika dilihat dari kriteria pengambilan
keputusan, nilai Probabilitas F pada model penelitian kedua yang menggunakan variabel ICR
sebagai variabel terikat adalah sebesar 0,000000. Dengan menggunakan tingkat signifikansi
(α) sebesar 5%, maka nilai probabilitas tersebut signifikan. Hal ini sesuai dengan hipotesis
yang terdapat dalam pengujian F-stat dimana Hipotesis null ( H 0 ) ditolak jika nilai Prob-F <
α. Dengan begitu, variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model penelitian secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat yang digunakan dalam model yaitu ICR.
!
Tabel 2. Hasil Regresi Model Penelitian Kedua
Variabel
Market Share
Herfindahl-Hirscman Index
Model 2
Koefisien
-8,177158
20,48921
Prob
0,0000***
0,0000***
Age
0,037898
0,0000***
Equity to Total Assets
1,692771
0,0000***
-1,962314
0,0194**
Interest Rate Spread
0,738341
0,0000***
Loan Growth
0,128408
0,0242**
Size
0,390527
0,0000***
-0,107100
0,2685
Overhead to Total Assets
Ownership
Adjusted R-squared
0,787949
Prob.F
0,000000
F-statistic
31,34048
Durbin-Watson Stat
1,409733
* Signifikan pada α 10%
** Signifikan pada α 5%
*** Signifikan pada α 1%
Berdasarkan tabel 2, koefisien dari pangsa pasar yang didapatkan bernilai negatif dan
signifikan pada tingkat signifikansi sebesar 1%. Hubungan negatif ini mengindikasikan
bahwa semakin penting posisi bank yang tercermin dari pangsa pasar yang tinggi, maka bank
tersebut cenderung mengalami moral hazard. Dengan adanya perilaku moral hazard tersebut,
bank akan cenderung mengambil risiko yang lebih besar karena adanya keyakinan dari
regulator yang akan menyelamatkan bank dari kebangkrutan. Adanya pengambilan risiko
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
yang lebih besar akan mendorong kondisi bank menjadi tidak stabil (Boyd dan De Nicollo,
2006). Disisi lain, koefisien dari tingkat konsentrasi yang didapatkan bernilai positif dan
signifikan pada tingkat signifikansi sebesar 1%. Menurut Gale (2004), industri perbankan
yang semakin terkonsentrasi akan memperkuat kekuatan pasar dan meningkatkan profit yang
diperoleh bank. Profit yang tinggi berperan sebagai penyangga bagi bank dalam menghadapi
guncangan yang merugikan, selain itu juga mengurangi dorongan bagi bank untuk mengambil
risiko yang berlebih, sehingga berdampak pada penurunan kemungkinan terjadinya krisis
keuangan.
Alasan ini sesuai dengan hipotesis concentration-stability, dimana pada pasar yang
lebih terkonsentrasi, bank akan cenderung lebih stabil dikarenakan konsolidasi yang terjadi di
dalam industri dapat meningkatkan efisiensi bank sehingga dapat meningkatkan stabilitas.
Selain itu, pengawasan yang lebih mudah pada pasar yang terkonsentrasi menyebabkan bank
berada pada kondisi yang lebih stabil (Demsetz, Saidenberg, dan Strahan, 1996). Berdasarkan
hasil koefisien dari tingkat konsentrasi ( "2 ) bernilai positif, maka pada model penelitian
kedua berhasil menerima adanya hipotesis SCP yang menjelaskan hubungan dan pengaruh
kekuatan pasar terhadap stabilitas bank umum konvensional di Indonesia.
!
Sama halnya pada model peneitian pertama, pada model penelitian kedua ini juga
menggunakan variabel spesifikasi bank sebagai variabel kontrol. Berdasarkan tabel 2, terlihat
bahwa seluruh variabel kontrol yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen, terkecuali untuk variabel jenis kepemilikan (ownership). Variabel age berpengaruh
signifikan positif terhadap stabilitas bank. Pengaruh positif ini mengindikasikan bahwa bank
yang sudah lama berada di dalam industri perbankan cenderung lebih stabil dibandingkan
dengan bank yang baru masuk ke dalam industri. Hal ini dikarenakan hubungan baik yang
telah lama dijalin oleh bank yang sudah lama beroperasi dengan para nasabahnya, selain itu
juga bank yang sudah lama berada pada industri perbankan memiliki akses yang baik untuk
pendanaan yang berasal dari eksternal sehingga menjaga bank tersebut dari risiko likuiditas
(Mirzaei et al., 2013). Hubungan positif yang diperoleh antara equity to total assets terhadap
stabilitas bank ini mengindikasikan bahwa, bank yang memiliki jumlah ekuitas yang besar
cenderung berada dalam kondisi yang lebih stabil. Hal tersebut dikarenakan semakin banyak
jumlah ekuitas yang dimiliki oleh bank, mendorong peningkatan pada capital buffer, sehingga
bank tersebut akan lebih kuat terhadap guncangan krisis (Tabak et al., 2013).
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Jika dilihat dari segi efisiensi biaya yang ditunjukkan dengan variabel overhead to
total assets, bank dengan rasio OTA yang tinggi, cenderung untuk berada pada kondisi yang
tidak stabil yang disebabkan oleh buruknya kualitas manajemen yang dimiliki oleh bank.
Selain itu, bank cenderung tidak stabil ketika bank tersebut berada dalam kondisi yang tidak
efisien dalam melakukan kegiatan operasionalnya (Soedarmono et al., 2011). Untuk variabel
interest rate spread, loan growth, dan size terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap
stabilitas bank yang dicerminkan oleh variabel interest coverage ratio. Bank dengan spread
yang besar, antara tingkat suku bunga pinjaman dan tingkat suku bunga kredit, mendorong
bank berada dalam kondisi yang lebih stabil. Selain itu, bank dengan tingkat pertumbuhan
kredit yang tinggi, cenderung untuk lebih stabil (Mirzaei et al., 2013). Apabiliha dilihat dari
ukuran bank, maka bank dengan ukuran yang besar cenderung akan lebih stabil dibandingkan
dengan bank yang berukuran kecil dilihat dari sisi total aset yang dimiliki. Selain itu, adanya
peningkatan pada peluang diversifikasi dan skala ekonomi pada informasi produksi,
monitoring, dan biaya transaksi menyebabkan bank memiliki probabilitas terjadinya risiko
solvabilitas yang lebih rendah (Lapetit et al., 2008).
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kekuatan pasar terhadap kinerja
Bank Umum Konvensional di Indonesia selama periode 2004-2012. Indikator dari kekuatan
pasar yaitu pangsa pasar dan tingkat konsentrasi, sedangkan untuk kinerja bank digunakan
dua indikator yaitu profitabilitas dan stabilitas bank. Selain itu, penelitian ini juga secara lebih
lanjut ingin mengetahui manakah dari kedua hipotesis yang menggambarkan hubungan
kekuatan pasar dengan kinerja bank, yaitu hipotesis Relative Market Power (RMP) dan
hipotesis Structure Conduct Performance (SCP), yang lebih tepat dalam mencerminkan
kondisi industri perbankan Indonesia.
Dari hasil studi empiris, dengan menggunakan dua model yang dilandasi hipotesa
market power, yaitu Structure Conduct Performance dan Relative Market Power, dapat
disimpulkan bahwa pangsa pasar tidak terbukti berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan
stabilitas bank, akan tetapi tingkat konsentrasi terbukti berpengaruh positif terhadap
profitabilitas dan stabilitas bank. Dengan demikian, hipotesis Structure Conduct Performance
terbukti lebih menggambarkan profitabilitas dan stabilitas bank di Indonesia. Selain kekuatan
pasar, karakteristik spesifikasi bank yang mencakup: rasio kapitalisasi, spread tingkat suku
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
bunga, pertumbuhan kredit, dan ukuran bank secara konsisten berpengaruh terhadap kinerja,
yang dicerminkan dengan tingkat profitabilitas dan stabilitas pada bank umum konvensional
di Indonesia selama periode 2004-2012.
Penelitian ini juga sekaligus memberikan informasi kepada pihak regulator agar dapat
lebih mengantisipasi penguasaan pasar oleh beberapa bank besar, yang akan membawa pada
spread bunga yang terlalu tinggi dan bank cenderung untuk bertindak anti-kompetitif. Dengan
demikian dapat terciptanya kondisi perbankan nasional tetap kuat, sehat, dan efisien. Selain
itu bagi pihak perbankan diharapkan dapat memahami peluang yang dapat dimanfaatkan
dengan melakukan merger/akuisisi dengan bank lainnya untuk menciptakan kondisi pasar
yang semakin terkonsentrasi untuk memiliki kinerja yang baik. Akan tetapi dijangka panjang,
hal ini seharusnya secara berangsur dapat digantikan oleh keunggulan kompteitif yang
berdasarkan kemampuan mengelola biaya, risiko, dan diversifikasi.
Referensi
Allen, F., & Gale, D. (2004). Competition and financial stability. Journal of Money, Credit
and Banking, 453-480.
Bain, J. (1951). Relation of Profit Rate to Industry Concentration. Quarterly Journal of
Economics, Vol. 65, pp. 293-324.
Bank Indonesia, Data Statistik Perbankan Indonesia, tahun 2002 sampai dengan tahun 2012
Beck, T., Demirguc-Kunt, A. and Levine, R. (2003) “A New Database on Financial
Development and Structure.” World Bank Economic Review, Vol. 14, pp. 597-605
Beck, T., Demirgüç-Kunt, A., & Levine, R. (2006). Bank concentration, competition, and
crises: First results. Journal of Banking & Finance, 30(5), 1581-1603.
Berger, A.N. (1995) “The Profit-Structure Relationship in Banking. Tests of Market- Power
and Efficiency-Structure Hypothesis.” Journal of Money, Credit and Banking, Vol.
27, pp. 404-431.
Boyd, J. H., De Nicolò, G., & Jalal, A. M. (2006). Bank risk-taking and competition revisited
[electronic resource]: new theory and new evidence. International Monetary Fund.
Demsetz, R. S., Saidenberg, M. R., & Strahan, P. E. (1996). The disciplinary role of franchise
value: Banks with Something to Lose. Federal Reserve Bank of New York Economic
Policy Review, 2, 1-14.
Ferguson, Paul. R. (1988). Industrial Economics: Issues and Persepectives.
Goddard, J. A., Molyneux, P., & Wilson, J. O. (2001). European Banking: Efficiency,
Technology, and Growth. John Wiley.
Goldberg, L. and A. Rai (1996) “The Structure-Performance Relationship for European
Banking.” Journal of Banking and Finance, Vol. 20 (4), pp. 745-771.
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Lepetit, L., Nys, E., Rous, P., & Tarazi, A. (2008). The expansion of services in European
banking: Implications for loan pricing and interest margins. Journal of Banking &
Finance, 32(11), 2325-2335.
Martin Stephen (1994). Industrial Economics : Economic Analysis and Public Policy. New
York : N. Y. Macmillan
Maudos, J., & Fernandez de Guevara, J. (2004). Factors explaining the interest margin in the
banking sectors of the European Union. Journal of Banking & Finance, 28(9), 22592281.
Maudos, J., & de Guevara, J. F. (2007). The cost of market power in banking: Social welfare
loss vs. cost inefficiency. Journal of Banking & Finance, 31(7), 2103-2125.
Mirzaei, A., Moore T. 2013. Does market structure matter on banks profitability and stability?
Emerging vs advanced economies. Journal of Banking and Finance 37, 2930-2937.
Molyneux, P., & Thornton, J. (1992). Determinants of European bank profitability: a
note. Journal of Banking & Finance, 16(6), 1173-1178.
Park, K. H., & Weber, W. L. (2006). Profitability of Korean banks: Test of market structure
versus efficient structure. Journal of Economics and Business, 58(3), 222-239
Podenda, Randall J. (1986). Structure and performance: Some evidence from California
banking, Economic Review, Federal Reserve Bank of Sanfrancisco (Winter), pp. 5–
17.
Shepherd, W.G. (1982). Economies of Scale and Monopoly Profits. in Craven, J.V. (Eds),
Industrial Organization, Antitrust, and Public Policy, Kluwer Nijhoff, Boston, MA.
Smirlock, M. (1985). Evidence on the (non) relationship between concentration and
profitability in banking. Journal of money, credit and Banking, 69-83
Soedarmono, W., Machrouh, F., & Tarazi, A. (2011). Bank market power, economic growth
and financial stability: Evidence from Asian banks. Journal of Asian
Economics, 22(6), 460-470.
Tabak, B. M., Fazio, D. M., & Cajueiro, D. O. (2013). Systemically important banks and
financial stability: The case of Latin America. Journal of Banking & Finance, 37(10),
3855-3866.
Uhde, A., & Heimeshoff, U. (2009). Consolidation in banking and financial stability in
Europe: Empirical evidence. Journal of Banking & Finance, 33(7), 1299-1311.
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Lampiran
Tabel 3. Variabel Bebas dalam Penelitian
Variabel
Bebas
Proxy
Keterangan
Market Share
Kekuatan
Pasar
Pangsa Pasar =
Herfindahl-Hirschman
Index
Total Aktiva
Total Aktiva Industri Perbankan
n
HHI = " (MS) 2
t
!
Variabel Kontrol
Tabel 4. Variabel Kontrol dalam Penelitian
!
Proxy
Keterangan
Perhitungan umur bank i berdasarkan tanggal pendirian
Bank Age
Equity to Total
Assets
Overhead to
Total Assets
!
Karakteristik
Spesifikasi Bank
Interest Rate
Spread
!
Equity to Total Assets =
Overhead to Total Assets =
Loan Growth
Selisih antara tingkat suku bunga pinjaman dengan tingkat suku bunga
deposito
Loan Growth =
!
!
Overhead Cost
Total Assets
Size = Log(Total Assets)
Bank Size
Dummy
Ownership
Equity
Total Assets
Total Bank Loanst " Total Bank Loanst "1
Total Bank Loanst
Variabel dummy yang digunakan untuk mengkategorikan bank asing dan
bank domestik berdasarkan kepemilikan. Nilai 1 untuk bank asing dan 0
untuk bank domestic
Tabel 5. Hasil Pengujian Chow Test Model 1 dan Model 2
Variabel Terikat
ROAE
ICR
Prob. F
0,0000
0,0000
α
5%
5%
Hasil
Tolak H 0
Tolak H 0
Metode
Fixed Effect Model
Fixed Effect Model
!
Tabel 6. Hasil Pengujian Hausman Test Model 1 dan Model 2
!
Variabel
Terikat
Prob. ChiSquare
ROAE
1,0000
ICR
1,0000
Keterangan
Cross-section test variance is invalid.
Hausman statistic set to zero.
Cross-section test variance is invalid.
Hausman statistic set to zero.
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Metode
Fixed Effect Model
Fixed Effect Model
Tabel 7. Matriks Korelasi (Variabel Terikat ROAE)
AGE
ETA
IRS
HHI
MS
LG
OTA
OWN
SIZE
AGE
1,0000
ETA
-0,2166
1,0000
IRS
-0,0314
0,1624
1,0000
HHI
-0,1406
-0,0669
0,2081
1,0000
MS
0,2279
-0,1540
0,0139
3,48E-10
1,0000
LG
0,0880
-0,2317
-0,1291
0,0265
0,0263
1,0000
OTA
-0,0024
0,2627
0,1359
-0,0081
-0,1024
-0.0982
1,0000
OWN
-0,1509
0,1213
-0,2663
-0,0829
0,0071
-0,0006
-0,1303
1,0000
SIZE
0,4476
-0,4663
-0,1831
-0,2118
0,6419
0,1433
-0,2203
0,0986
1,0000
OWN
SIZE
Tabel 8. Matriks Korelasi (Variabel Terikat ICR)
AGE
ETA
IRS
HHI
MS
LG
OTA
AGE
1,0000
ETA
-0,2166
1,0000
IRS
-0,0314
0,1624
1,0000
HHI
-0,1406
-0,0669
0,2081
1,0000
MS
0,2279
-0,1540
0,0139
3,48E-10
1,0000
LG
0,0880
-0,2317
-0,1291
0,0265
0,0263
1,0000
OTA
0,0072
0,2350
0,1212
-0,0189
-0,0931
-0,1062
1,0000
OWN
-0,1509
0,1213
-0,2663
-0,0829
0,0071
-0,0006
-0,1303
1,0000
SIZE
0,4571
-0,4780
-0,2140
-0,2122
0,6393
0,1472
-0,2040
0,1291
Tabel 9. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Model 1 dan Model 2
Variabel Terikat
ROAE
ICR
Prob.
0,0000
0,0000
α
5%
5%
Hasil
Tolak H 0
Tolak H 0
Indikasi
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
!
Tabel 10. Hasil Pengujian Durbin-Watson
Test Model 1 dan Model 2
!
Variabel Terikat
Metode
DW-stat
ROAE
Fixed Effect Model
1,436340
Autokorelasi
ICR
Fixed Effect Model
1,887479
Autokorelasi
Analisis pengaruh…, Mona Vindytia, FH UI, 2014
Indikasi
1,0000
Download