1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gigi merupakan bagian dari rongga mulut yang mempunyai beberapa
fungsi, seperti fungsi estetik, fonasi, mastikasi, dan proteksi (Kumar, 2004).
Individu dengan penyakit gigi, misalnya karies gigi, akan mengalami gangguan
dalam menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Karies gigi adalah penyakit infeksi
mikroba pada gigi yang mengakibatkan demineralisasi dan kerusakan jaringan
keras gigi (Sherwood, 2010). Karies dapat terjadi pada email, dentin, atau
sementum (Kidd dkk., 2003). Anand dkk. (2008) menyatakan bahwa karies gigi
dapat menyebabkan nyeri, tanggalnya gigi, infeksi, dan dalam kasus yang parah
dapat menyebabkan kematian.
WHO melaporkan bahwa hingga saat ini penyakit karies gigi masih menjadi
masalah dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang, terutama di
kalangan masyarakat miskin (Bajaj, 2004). Garg dan Garg (2010) mengemukakan
bahwa karies gigi dialami oleh sekitar 80% populasi di negara maju. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi nasional
karies aktif di Indonesia adalah 43,4%. Sebanyak 14 provinsi memiliki prevalensi
karies aktif di atas prevalensi nasional, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Bangka Belitung, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku (BPPK Dept. Kesehatan RI, 2008).
Plak gigi memegang peranan penting dalam proses terjadinya karies (Muthu
1
2
dan Sivakumar, 2009). Plak gigi merupakan deposit lunak permukaan gigi yang
terutama terdiri dari bakteri yang mengalami proliferasi (Reddy, 2008). Bakteri
plak akan mengubah karbohidrat untuk mendapatkan energi dan menghasilkan
produk samping berupa asam organik. Asam inilah yang nantinya akan
menyebabkan lesi karies melalui perusakan struktur kristal gigi (Sherwood, 2010).
Hasil penelitian Yoo dkk. (2005) menunjukkan bahwa
Streptococcus
sanguinis (S. sanguinis) ditemukan pada sampel plak gigi saat dilakukan isolasi
dan identifikasi menggunakan medium mitis-salivarius sucrose bacitracin agar
(MSB). S. sanguinis merupakan salah satu jenis bakteri pionir yang ditemukan
pada lapisan terdalam plak gigi karena mampu beradaptasi untuk melekat pada
hidroksiapatit (Murray dkk., 2003). Menurut Ghom dan Mhaske (2010), S.
sanguinis merupakan salah satu bakteri yang bertanggung jawab dalam
menginduksi dan membentuk lesi karies. S. sanguinis yang terdapat dalam plak
gigi mampu memproduksi bahan adhesi polimer ekstraseluler yang membantu
kolonisasi organisme kariogenik.
Menurut Sherwood (2010), gigi yang bebas dari infeksi bakteri tidak akan
mengalami karies. Tindakan pencegahan dan pengobatan karies bertujuan untuk
mempertahankan fungsi-fungsi gigi (Garg dan Garg, 2010). Salah satu usaha
untuk mengontrol plak gigi dapat dilakukan dengan menghambat pertumbuhan
bakteri (Chandki dkk., 2011). Penghambatan pembentukan matriks plak dan
penghambatan inisiasi pengumpulan bakteri dapat mencegah kolonisasi awal
bakteri (Duggan dkk., 2008). Usaha untuk menghambat kolonisasi awal
3
diharapkan mampu mencegah terbentuknya kolonisasi akhir, sehingga mampu
mencegah pembentukan plak dan terjadinya karies gigi.
Antibiotik
merupakan
suatu
agen
yang
mampu
membunuh
atau
menghambat pertumbuhan bakteri (Levison, 2004). Menurut Sherwood (2010),
obat-obat antibiotik efektif dalam mengurangi karies pada manusia. Dampak
buruk dari penggunaan antibiotik yang beredar saat ini antara lain timbulnya
reaksi alergi, toksisitas, resistensi bakteri, superinfeksi yang diakibatkan oleh
organisme yang mengalami resistensi, dan efek samping (Addy, 1986; Granowitz
dan Brown, 2008). Menurut Roda dkk. (2007), efek samping tersebut dapat
berupa gangguan pada lambung, hematologi, neurologi, dan dermatologi.
Semakin terbukti pula bahwa hilangnya keefektifan antibiotik beberapa
tahun terakhir berhubungan dengan evolusi bakteri patogen yang menjadi resisten.
Hal ini merupakan penyebab dari kegagalan pengobatan. Oleh karena itu perlu
untuk terus mencari obat antibiotik baru. Produk herbal merupakan sumber utama
bahan kimia baru dan merupakan komponen utama obat saat ini (Saleem dkk.,
2010).
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) merupakan salah satu
jenis tanaman yang saat ini sedang populer di Indonesia sebagai tanaman obat
tradisional yang dipercayai mampu mengobati berbagai macam penyakit (Dyah
dan Firman, 2009). Senyawa dalam buah mahkota dewa yang bersifat antibakteri
adalah saponin, alkaloid, dan tanin (Aswal dan Beatrice, 2010). Menurut Hendra
dkk. (2011), kandungan senyawa flavonoid dalam buah mahkota dewa juga
diketahui memiliki sifat antibakteri. Analisis flavonoid pada buah mahkota dewa
4
menunjukkan adanya kaempferol, myricetin, naringin, quercetin, dan rutin yang
diketahui memiliki aktivitas antibakteri untuk melawan bakteri patogen pada
manusia. Pada penelitian ini, kandungan ekstrak buah mahkota dewa diharapkan
dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. sanguinis sehingga
nantinya dapat dikembangkan menjadi bahan antibakteri.
B. Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat disusun suatu
masalah apakah ekstrak buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.)
Boerl) memiliki efek untuk menghambat pertumbuhan bakteri S. sanguinis?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Hendra dkk. (2011) menunjukkan bahwa
bagian-bagian dari buah mahkota dewa mengandung senyawa flavonoid yang
bersifat antimikroba. Sementara itu, Aswal dan Beatrice (2010) meneliti
kemampuan
antibakteri
ekstrak
buah
mahkota
dewa
terhadap
bakteri
Enterococcus faecalis. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ektrak buah
mahkota dewa mampu menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis.
Kebaruan penelitian ini adalah untuk menguji daya antibakteri ekstrak buah
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) terhadap pertumbuhan
bakteri S. sanguinis.
5
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak buah mahkota dewa
(Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) untuk menghambat pertumbuhan bakteri S.
sanguinis.
E. Manfaat Penelitian
Luaran yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi ilmiah mengenai kegunaan spesifik buah mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff.) Boerl) dalam melawan bakteri plak gigi dan memberi
alternatif bahan tanaman herbal sebagai antibakteri.
Download