Tahap 7 No. 7 Mar - Apr 2017 1-2 Raja-raja k Kolose DAFTAR ISI Redaksi ................................................................................. 3 Memandang Sejarah dari Sudut Pandang Allah ........................ 4 Renungan Tanggal 1-25 Maret 2017 ......................................... 5 Kisah Umat Allah di Masa Kritis .......................................... 30 Renungan Tanggal 26 Maret - 8 April 2017 .............................31 Penderitaan yang Membawa Kemuliaan ................................ 45 Renungan Tanggal 9-26 April 2017 ....................................... 46 Pengajaran yang Benar bagi Gereja ....................................... 64 Renungan Tanggal 27-30 April 2017 ...................................... 65 Daftar Gereja Sinode GKY .................................................... 70 Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus Ketua: Pdt. Bagio Sulianto Editor Umum: GI Purnama Penulis: GI Benny Purwanto, GI Emanuel Cahyanto Wibisono, GI Pieter Handoko Joshua, GI Purnama Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin. Renungan GEMA juga dapat dibaca melalui : • Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur), atau langsung klik Renungan Gema (di sebelah kiri bawah) • Download di website GKY (www.gky.or.id - bagian download), atau langsung klik Mobile Gema untuk Android & Ios (di sebelah kiri bawah) • Download langsung di Gadget anda melalui Google play atau App store. Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08, Website: www.gky.or.id, e-mail: [email protected] R edaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Pada edisi ini, kita akan merenungkan 3 buah kitab—yaitu 1-2 Rajaraja dan Surat Kolose—serta mengikuti renungan khusus menjelang Paskah dengan tema, “Penderitaan yang Membawa Kemuliaan”. Kitab 1-2 Raja-raja adalah dua kitab sejarah yang menguraikan sejarah Kerajaan Israel, mulai dari saat Kerajaan Israel masih bersatu (bahkan mencapai puncak keemasan) di bawah pimpinan Raja Salomo, sampai kerajaan tersebut pecah menjadi dua kerajaan (yaitu Kerajaan Israel Selatan dan Kerajaan Israel Utara), dan akhirnya kedua kerajaan itu runtuh. Bila kita membaca sejarah Kerajaan Israel sekedar sebagai kumpulan peristiwa yang tidak ada hubungannya dengan kita, kisah sejarah ini tidak ada gunanya. Supaya sejarah Israel menjadi bernilai, kita harus memandang sejarah Israel sebagai cermin bagi kehidupan kita. Kita harus memandang sejarah dari sudut pandang Allah. Perhatikan bahwa dalam 1-2 Raja-raja, sejarah Israel tidak dipandang sebagai sekedar interaksi antar penguasa atau antar bangsa, melainkan sebagai interaksi antara Allah dan manusia serta akibatnya bagi hubungan antar penguasa dan antar bangsa. Surat Kolose berusaha meluruskan kembali pandangan yang salah tentang Kristus. Walaupun surat Kolose mengoreksi pandangan yang salah pada abad pertama, pandangan yang salah tentang Kristus ini terus muncul secara berulang sampai saat ini. Melalui renungan khusus Paskah, kita diingatkan bahwa keselamatan yang bisa kita nikmati saat ini dihasilkan berdasarkan penderitaan Kristus yang amat dahsyat. Menghayati penderitaan Kristus ini mudah-mudahan meningkatkan penghargaan kita terhadap keselamatan yang telah kita peroleh di dalam kristus. Sebagaimana hampir pada setiap edisi GeMA, kita patut bersyukur karena Tuhan memberikan para penulis, penerjemah, dan pengetik karakter mandarin yang bersedia bekerja keras untuk menghadirkan GeMA pada waktu yang tepat. Kami juga bersyukur karena saat ini, GeMA Mobile dalam bahasa Mandarin telah bisa diakses melalui perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad). Terima kasih untuk beberapa orang yang telah bekerja keras sehingga GeMA Mobile dalam bahasa Mandarin ini akhirnya berhasil diluncurkan. Semoga GeMA edisi ini menjadi berkat bagi para pembaca! Memandang Sejarah dari Sudut Pandang Allah S aat mempelajari sejarah suatu bangsa, umumnya yang menjadi pusat perhatian adalah masalah politik, militer, dan ekonomi. Akan tetapi, dalam sudut pandang Allah, yang paling penting adalah hubungan (relasi) sang raja dengan Allah. Dalam sejarah Israel yang ditulis di Kitab 1-2 Raja-raja, yang dipakai sebagai acuan (rujukan, pembanding) adalah Raja Daud dan Raja Yerobeam. Raja Daud adalah raja yang menjadi acuan untuk raja-raja yang baik (benar, taat kepada Allah), sedangkan Raja Yerobeam adalah acuan untuk raja-raja yang jahat (menyeleweng dari kehendak Allah). Bagi Allah, tipu daya politik dan kekuatan militer tidak ada artinya dan tidak menentukan kemenangan dalam peperangan. Yang menentukan kemenangan dalam peperangan adalah relasi dengan Allah. Kemakmuran ekonomi juga ditentukan oleh relasi dengan Allah. Dalam kitab 2 Samuel, kita telah melihat bahwa walaupun Daud adalah seorang raja yang tidak bebas dari kelemahan, dan kisah perzinahannya dengan Batsyeba—istri Uria—amat disesalkan, namun harus diakui bahwa dia setia kepada Tuhan. Sikap Raja Daud yang tidak membela diri saat dosanya dibongkar oleh Nabi Natan merupakan suatu teladan yang agung. Sebaliknya, Raja Yerobeam melakukan dosa yang amat fatal, yaitu membuat patung anak lembu emas untuk menghalang-halangi rakyat Kerajaan Israel Utara yang ingin beribadah ke Yerusalem. Raja Yerobeam bukan hanya melakukan dosa, tetapi juga membuat orang lain berdosa, bahkan membuat semua raja Kerajaan Israel Utara mengikuti jejaknya membawa bangsa Israel ke dalam dosa. Saat membaca pergumulan raja-raja dalam kitab 1-2 Rajaraja, ingatlah bahwa kita pun juga menghadapi berbagai tantangan hidup yang bisa menjauhkan kita dari kesetiaan kepada Allah. Renungkanlah bagaimana kita akan bersikap bila kita berada pada posisi raja-raja yang kita baca kisahnya. Saat membaca kitab 1-2 Raja-raja, sebelum Anda membanggakan diri dan merasa diri Anda lebih baik daripada raja-raja yang jahat, tanyakanlah lebih dulu kepada diri Anda sendiri apakah Anda lebih mengutamakan kehendak Allah daripada kekuasaan, penghargaan orang lain, dan kesenangan duniawi? [P] 4 , Rabu 1 Mar T Iman dan Pengaruh Lingkungan Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 1 ak perlu diragukan bahwa walaupun Raja Daud tidak bebas dari kesalahan, dia adalah seorang beriman yang mengutamakan Allah dalam kehidupannya. Kedekatannya dengan Allah tercermin jelas dalam kitab Mazmur yang sebagian besar merupakan hasil karya Raja Daud. Relasi Raja Daud dengan Allah itu merupakan tolok ukur bagi raja-raja Yehuda. Kehidupan seorang raja disebut benar bila kehidupan raja tersebut seperti kehidupan Raja Daud dalam hal relasi dengan Allah. Sekalipun iman Raja Daud patut diteladani, kisah perzinahannya dengan Batsyeba telah mencoreng imannya. Kejatuhan Daud dalam dosa perzinahan bukanlah semata-mata karena kebetulan atau karena ada kesempatan, melainkan dipengaruhi oleh pandangan masyarakat pada zaman kuno yang menganggap seorang raja berhak mengambil setiap wanita yang diinginkannya. Tidak mengherankan bahwa pada masa tua Raja Daud, para pegawainya mencari seorang perawan muda yang cantik untuk melayani segala kebutuhan Raja Daud (termasuk kebutuhan seksual), padahal sebenarnya saat itu Raja Daud sudah dalam kondisi lemah dan tidak lagi memiliki kebutuhan seksual. Dalam sejarah Israel, jelas bahwa pandangan dan praktik hidup bangsa Israel amat dipengaruhi lingkungannya. Bangsa Israel belum siap menghadapi pengaruh lingkungan kafir. Oleh karena itu, saat bangsa Israel memasuki Tanah Kanaan, Allah memerintahkan agar mereka memusnahkan penduduk setempat (Ulangan 12:2; 20:16). Sayangnya, mereka mengabaikan perintah tersebut sehingga sejarah Israel terus-menerus diwarnai oleh pergumulan menghadapi kekafiran. Apakah Anda berani bersikap tegas menolak pengaruh kekafiran? [P] “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” 1 Korintus 15:33 5 , Kamis 2 Mar S Standar Kebaikan Manusiawi vs Standar Kebaikan Allah Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 2:1-12 aat menghadapi kematian, Raja Daud memberikan berbagai pesan kepada Salomo yang akan segera menggantikannya menjadi raja Israel. Yang membuat pesan tersebut bernilai adalah karena hal pertama yang disampaikan—yang sekaligus merupakan penekanan—adalah agar Salomo melakukan kewajiban terhadap TUHAN dengan setia, yaitu dengan hidup dalam ketaatan terhadap Allah. Selanjutnya, Raja Daud memberi dua perintah negatif (menghukum Yoab dan Simei bin Gera) serta satu perintah positif (membalas kebaikan Barzilai). Sayangnya, Raja Daud tidak memberikan pesan menyangkut satu hal penting, yaitu sikap terhadap Adonia yang telah merancang pemberontakan untuk merebut kekuasaan dari tangan Daud. Membalas dendam dan membalas budi merupakan hal umum dalam banyak budaya. Dalam Perjanjian Lama, terdapat “kesan” bahwa membalas dendam tidak dilarang. Akan tetapi, Perjanjian Baru jelas memperlihatkan bahwa Allah menetapkan standar yang lebih tinggi dari standar umum, yaitu “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” (Roma 12:21). Pembalasan adalah hak Allah (Roma 12:19), sehingga seharusnya orang Kristen tidak melakukan sendiri pembalasan, melainkan menanti Allah memberikan keadilan. Sebenarnya standar Allah ini berlaku pula dalam Perjanjian Lama (Ulangan 32:35), tetapi standar tersebut belum diberlakukan secara ketat saat itu. Kita yang hidup pada masa Perjanjian Baru telah mengetahui bahwa anugerah Allah membuat kita mendapat pengampunan Allah. Orang yang sudah mendapat pengampunan dosa sudah semestinya mengampuni sesamanya. Apakah cara hidup Anda sudah mengikuti standar Allah? [P] “Hak-Kulah dendam dan pembalasan, .... Sebab TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya.” Ulangan 32:35a, 36a 6 t, Juma 3 Mar P Pendosa Tak Dapat Lari Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 2:13-46 oligami yang dilakukan Raja Daud merupakan sumber masalah yang berkepanjangan. Poligami membuat pendidikan anak amat sulit. Anak-anak Raja Daud saling bersaing untuk merebut kekuasaan. Saat Amnon memperkosa Tamar, Raja Daud tidak memberi hukuman yang sepantasnya kepada Amnon sehingga Absalom bertindak sendiri membunuh Amnon, dan selanjutnya Absalom melakukan pemberontakan. Saat Adonia (yang didukung oleh Panglima Yoab dan Imam Abyatar) mengangkat diri sendiri sebagai raja, Raja Daud lalu segera mengangkat Salomo untuk menjadi raja menggantikan dirinya. Akan tetapi, sampai menjelang ajalnya, Raja Daud tidak memberi pesan apa pun terkait dengan niat pemberontakan Adonai yang gagal merebut kekuasaan itu. Raja Salomo menganggap permintaan Adonia untuk mengambil Abisag—perawat atau ”istri” termuda Raja Daud—sebagai istri sebagai tindakan keterlaluan yang merongrong posisi raja, sehingga Raja Salomo menghukum mati Adonia (2:13-25). Peristiwa ini dimanfaatkan oleh Raja Salomo untuk menyingkirkan para pendukung Adonia. Imam Abyatar dicopot dari posisinya sebagai imam TUHAN (2:26-27), dan Yoab dihukum mati (2:28-34). Orang terakhir yang “dibereskan” oleh Raja Salomo adalah Simei yang pernah mengutuki Daud. Dia dijadikan tahanan kota dan sama sekali tidak boleh meninggalkan Yerusalem. Karena dia melanggar larangan tersebut, dia juga dihukum mati (2:36-46). Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa hukuman dosa selalu mengejar kita. Bila saat ini kita lolos, nanti belum tentu kita tetap lolos. Renungkanlah: Seandainya kita bisa lolos dari pengadilan manusia, dapatkah kita meloloskan diri dari pengadilan TUHAN? [P] “Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang mati.” 1 Raja-raja 2:9 7 u, Sabt r 4 Ma P Perlu Kewaspadaan di Saat Sukses Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 3 ada zaman dulu, relasi antar negara dijalin melalui hubungan kekeluargaan. Anak perempuan yang cantik seringkali dipakai sebagai “alat” untuk membentuk hubungan. Walaupun tidak bisa dibenarkan, namun dapat dimengerti mengapa Raja Salomo mengambil puteri Firaun sebagai isterinya (3:1). Waktu ia mengambil puteri Firaun sebagai isterinya, iman Raja Salomo masih cukup kuat, sehingga ia masih tetap setia beribadah kepada Tuhan dan permohonan yang diajukannya kepada Allah pun patut dipuji karena dia bukan memohon kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan rakyat (3:5-9). Oleh karena Allah berkenan terhadap permintaan Raja Salomo, Allah bukan hanya memberikan apa yang dimohon oleh Raja Salomo (pengertian untuk memutuskan hukum), tetapi Allah juga mengaruniakan kekayaan dan kemuliaan (3:13). Dari awal sampai menjelang akhir masa pemerintahannya, apa yang dilakukan oleh Raja Salomo amat mengesankan dan telah membawa Kerajaan Israel ke puncak masa keemasan. Cara Raja Salomo memecahkan masalah perebutan seorang anak oleh dua orang yang mengaku sebagai ibu anak itu menunjukkan adanya hikmat Allah yang menakjubkan bagi para pembaca di sepanjang zaman. Hikmat yang ditunjukkan oleh Raja Salomo dalam memutuskan perkara ini membuat dia amat dihargai oleh seluruh rakyat israel, bahkan oleh bangsabangsa lain yang mendengar kisah tentang hikmatnya. Kisah Raja Salomo ini mengingatkan kita bahwa kunci kesuksesan adalah kehidupan yang berkenan kepada Allah! Apakah tujuan hidup Anda? Apakah Anda memikirkan kepentingan orang lain? Apakah Anda menjadikan kehendak Allah sebagai bagian dari tujuan hidup Anda? [P] “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” 1 Korintus 10:12 8 u, Mingg 5 Mar B Pentingnya Pengaturan Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 4 anyak orang merasa bosan saat membaca bagian Alkitab yang berisi daftar nama orang-orang yang disebut tanpa penjelasan tentang pribadinya atau tentang apa yang dilakukannya, padahal penyebutan daftar nama itu seringkali memiliki maksud khusus. Dalam bacaan Alkitab hari ini, penyebutan nama para pejabat menunjukkan bahwa Raja Salomo telah melakukan pengaturan dan membentuk struktur serta menempatkan orang-orang di dalam struktur tersebut. Bila dalam riwayat Raja Daud kita menemukan daftar pahlawan yang menyertai Daud (2 Samuel 23:8-39), dalam riwayat Raja Salomo kita menemukan daftar kepala daerah yang salah satu tugasnya adalah menyediakan makanan bagi raja dan seisi istananya (4:7). Pemilihan dua belas kepala daerah itu baru ada pada zaman Raja Salomo. Perbedaan daftar itu disebabkan karena Raja Daud adalah seorang pahlawan perang yang termasyhur karena kepiawaiannya dalam berperang, sedangkan Raja Salomo terkenal karena karyanya membangun kota Yerusalem (terutama membangun Bait Suci) serta hikmatnya dalam memecahkan masalah dan mengatur negara. Kepemimpinan dalam bidang apa pun—termasuk dalam pelayanan di gereja—memerlukan keterampilan dalam merencanakan dan mengatur. Tanpa keterampilan mengatur, sebuah tim tidak akan bisa bekerja sama dengan baik. Pengaturan yang baik akan memungkinkan terjadinya efisiensi (penghematan) sumber daya dan semua usaha yang dilakukan menjadi efektif (berhasil mencapai sasaran). Apakah semua pelayanan dalam gereja Anda telah direncanakan dan diatur dengan baik sehingga terjadi kerja sama yang baik dan hasil yang nyata? [P] “Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir.” 1 Raja-raja 4:29-30 9 , Senin 6 Mar S Merencanakan Pekerjaan Besar Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 5 etelah memantapkan posisinya sebagai raja dan melakukan pengaturan dalam menjalankan pemerintahan, Raja Salomo mulai memusatkan perhatian pada sebuah visi yang besar, yaitu pekerjaan membangun Bait Allah. Visi ini sebenarnya meneruskan visi Raja Daud—ayahnya—yang sebelumnya tak bisa dilaksanakan karena Allah tidak menghendaki Raja Daud melaksanakannya. Raja Daud dianggap telah terlalu banyak menumpahkan darah manusia sehingga tidak pantas membangun Bait Allah yang suci. Tuhan memberikan hikmat yang luar biasa kepada Raja Salomo sehingga dia amat dihargai dan dikagumi bukan hanya oleh rakyatnya sendiri, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain. Dampak dari kebijaksanaan Raja Salomo ini adalah keadaan negara menjadi aman dan makmur, sehingga tiba saat yang tepat untuk membangun Bait Allah. Bait Allah yang dibangun selama tujuh tahun oleh Raja Salomo ini sangat indah dan mahal sehingga menjadi kebanggaan bangsa Israel. Pelaksanaan pembangunan Bait Allah yang megah ini dibantu oleh Hiram—Raja Tirus, sahabat Raja Daud— yang menyuruh hamba-hambanya untuk membantu menebang pohon aras dan pohon sanobar dari gunung Libanon serta mengirimkannya melalui laut. Pembangunan Bait Allah inilah yang membuat nama Raja Salomo selalu dikenang. Kita perlu menetapkan suatu pekerjaan besar untuk kita kerjakan dengan sekuat tenaga. Bila kita tidak pernah memikirkan, merencanakan, dan mengerjakan pekerjaan besar, maka kita hanya akan melakukan hal-hal kecil yang tidak berarti seumur hidup kita. Bila tiba saatnya bagi Anda untuk bertemu dengan Tuhan, adakah pekerjaan besar yang telah Anda lakukan yang bisa Anda banggakan? [P] Maka segera sesudah Hiram mendengar pesan dari Salomo itu, ia sangat bersukacita serta berkata: “Terpujilah TUHAN pada hari ini, karena Ia telah memberikan kepada Daud seorang anak yang bijaksana untuk mengepalai bangsa yang besar ini.” 1 Raja-raja 5:7 10 sa, Sela 7 Mar S Ketaatan Seumur Hidup Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 6 ebelum wafat, Raja Daud telah melakukan berbagai persiapan untuk pembangunan Bait Allah, namun Allah tidak mengizinkan Raja Daud melaksanakan keinginannya. Raja Salomo meruskan persiapan pembangunan Bait Allah itu dengan menyiapkan bahan-bahan lain yang masih diperlukan, dan kemudian mulai melaksanakan pembangunan. Pikirkan sejenak: Menurut pendapat Anda, setelah Raja Salomo menyelesaikan proyek raksasa berupa pembangunan Bait Allah ini, apakah berarti bahwa Allah akan berkenan kepada Raja Salomo seumur hidupnya? Ternyata tidak! Pekerjaan membangun Bait Allah ini penting, tetapi tuntutan Allah yang paling utama bukanlah bahwa kita harus mengerjakan “proyek besar”, melainkan bahwa kita harus taat seumur hidup (6:12-13). Dengan perkataan lain, mengerjakan “proyek besar” hanyalah merupakan bagian dari ketaatan kita yang harus berlangsung seumur hidup. Bila “proyek besar” yang kita kerjakan itu disertai ketaatan seumur hidup, barulah “proyek besar” itu menjadi berarti. Dalam kehidupan kita, tidak jarang kita menemui orangorang yang membanggakan diri karena pernah bertahun-tahun menjadi guru sekolah minggu, menjadi majelis gereja, menjadi anggota tim misi, dan sebagainya, tetapi kemudian menjadi kecewa dan kehilangan semangat untuk melayani Tuhan, bahkan kemudian mengabaikan Tuhan. Apakah kebanggaan semacam itu sudah sepantasnya? Tidak! Kita hanya dapat membanggakan apa yang kita kerjakan untuk Tuhan bila kita taat kepada Allah sampai akhir hidup kita! Bila saat ini semangat Anda untuk melayani Tuhan mulai kendor, marilah kita kembali bangkit dan sadar bahwa Allah menuntut ketaatan seumur hidup! [P] “..., jika engkau hidup menurut segala ketetapan-Ku dan melakukan segala peraturan-Ku dan tetap mengikuti segala perintah-Ku dan tidak menyimpang dari padanya, maka ... Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel ....” 1 Raja-raja 6:12-13 11 , Rabu r 8 Ma D Mengenal Batas Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 7 i awal pemerintahannya, Salomo amat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Oleh karena itu, saat Allah menawarkan kepada Salomo untuk mengajukan permintaan, dia memohon agar Allah memberikan “hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat”. Dengan perkataan lain, kepentingan rakyat menjadi prioritas dalam pemerintahannya. Akan tetapi, prioritas ini lambat laun menjadi luntur. Prioritas bagi kepentingan rakyat ini mulai luntur saat dia mulai lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri daripada kemuliaan Allah. Perhatikan bahwa Bait Allah dibangun dalam tujuh tahun (6:38), tetapi istananya dibangun dalam tiga belas tahun (7:1). Tak mengherankan bahwa setelah ia membangun Balai Singgasana (Gedung Pengadilan), dia lalu membangun gedung yang sama dengan balai itu untuk puteri Firaun yang telah dia ambil sebagai isterinya (7:7-8). Dengan demikian, kepentingan rakyat sebagai prioritas mulai digeser oleh kepentingan pribadi! Salomo melupakan batas yang seharusnya dijaga, yaitu bahwa Allah harus diutamakan. Mengingat bahwa pembangunan istana Salomo memerlukan waktu yang jauh lebih lama daripada waktu yang diperlukan untuk membangun Bait Allah, dapat diduga bahwa istana Salomo pasti amat megah. Dapat diduga pula bahwa gedung yang dia bangun untuk puteri Firaun yang menjadi isterinya itu juga pasti sangat indah. Perhatian yang berlebihan terhadap diri sendiri dengan mudah membuat Allah tidak lagi diutamakan! Bila Anda memeriksa penggunaan uang dan penggunaan waktu Anda, apakah Anda dapat mengatakan bahwa Anda mengutamakan Allah? [P] “Dan bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.” 1 Raja-raja 7:8b 12 , Kamis 9 Mar P Keanekaragaman Ungkapan Penyembahan Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 8:1-53 emindahan Tabut Allah tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mengikuti aturan-aturan tertentu seperti misalnya yang mengangkut harus orang Lewi. Sikap yang sembrono dalam memindahkan Tabut Allah merupakan sikap yang melanggar kesucian Allah dan mendatangkan hukuman berat berupa kematian. Saat Raja Daud memindahkan Tabut Allah dari rumah Obed-Edom ke kota Daud (Yerusalem), setiap melangkah maju enam langkah, Raja Daud berhenti dan mengorbankan seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan. Raja Daud sendiri menari-nari sekuat tenaga sepanjang jalan sebagai ungkapan sukacita dan penghormatan terhadap Tabut Allah (2 Samuel 6:12-14). Sesudah Bait Allah dibangun, Raja Salomo memindahkan lagi Tabut Allah yang tadinya disimpan di Kemah Suci itu ke Bait Allah. Saat itu, Raja Salomo mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tak terhitung banyaknya. Akan tetapi, Raja Salomo tidak menari-nari melainkan berdiri bersama-sama dengan seluruh umat Israel (1 Raja-raja 8:2-5). Menurut pendapat Anda, bagaimana bentuk ungkapan penyembahan yang berkenan kepada Allah? Daud dan Raja Salomo mengungkapkan rasa sukacita dan penghormatan kepada Allah dengan cara yang berbeda. Raja Daud menari-nari, sedangkan Raja Salomo dan seluruh rakyat berdiri saja. Namun, kita tidak membaca adanya teguran Allah terhadap kedua cara penghormatan tersebut. Dengan perkataan lain, bukan ungkapan luar yang penting dalam penyembahan, melainkan kerendahhatian untuk mengakui kebesaran Allah, kemahakuasaan Allah, kekudusan Allah, kemahatahuan Allah, kemuliaan Allah, serta kesetiaan Allah terhadap janji-Nya. [P] “Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah TUHAN, sehingga imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah TUHAN.” 1 Raja-raja 8:10-11 13 t, Juma r 10 Ma B Tempat Perhentian Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 8:54-66 agi bangsa Israel yang pernah hidup mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun, tempat perhentian amat penting. Tanah Perjanjian (Kanaan) merupakan tempat perhentian bagi pengembaraan mereka. Akan tetapi, saat mereka tiba di Tanah Kanaan, Tabut Perjanjian atau Tabut Allah (yang merupakan lambang kehadiran Allah di tengah umatNya) masih ditempatkan di Kemah Suci yang letaknya dapat dipindahkan. Sebelum akhirnya ditempatkan di Yerusalem, Kemah Suci pernah ditempatkan di Silo dan di Gilgal. Setelah Bait Suci yang permanen dibangun, Tabut Allah ditempatkan di Bait Suci. Ditempatkannya Tabut Allah di Bait Allah di Yerusalem merupakan petunjuk bahwa bangsa Israel mulai tinggal menetap. Dengan demikian, tidak mengherankan bila dalam bacaan hari ini, Bait Allah disebut sebagai Tempat Perhentian (8:56). Dalam Alkitab, istilah “Tempat Perhentian” ini bukan hanya menunjuk kepada tempat secara fisik, tetapi juga memiliki makna teologis, yaitu “kelegaan, kelepasan, dan kepuasan bagi jiwa”. Karena ketidaktaatan bangsa Israel, maka kota Yerusalem dengan Bait Allah di dalamnya belumlah merupakan Tempat Perhentian yang ideal. Tempat perhentian kita yang sempurna masih menunggu penggenapannya di masa depan, yaitu di Surga (Sorga) atau di Yerusalem baru. Secara rohani, bisa dikatakan bahwa kita saat ini masih berada dalam perjalanan menuju Tempat perhentian yang sejati, yaitu Surga, tempat kita bersama-sama dengan Allah selama-lamanya. Di Tempat Perhentian yang sejati itu, jiwa kita benar-benar akan mengalami kelegaan, kelepasan, dan kepuasan. Apakah beban hidup Anda saat ini terasa berat? Ingatlah bahwa kita masih menantikan suatu Tempat Perhentian yang sejati! [P] “Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satu pun yang tidak dipenuhi.” 1 Raja-raja 8:56 14 u, Sabt r 11 Ma S Janji Bersyarat Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 9 etiap janji dalam Alkitab harus dipahami dalam konteksnya. Ada janji yang bersifat umum (berlaku bagi semua orang percaya) dan ada janji yang bersifat khusus (hanya berlaku bagi orang tertentu). Ada janji yang bersyarat (berlaku bila syaratnya terpenuhi) dan ada janji yang tidak bersyarat. Dalam 9:3-9, Allah berjanji bahwa bait Allah yang didirikan oleh Raja Salomo akan terus menjadi tempat beribadat dan Raja Salomo akan mewarisi janji yang diberikan Allah kepada Raja Daud bila dia menaati hukum-hukum dan perintah-perintah Allah. Akan tetapi, umat Israel akan dibuang ke negeri lain dan Bait Allah akan menjadi reruntuhan bila Raja Salomo atau keturunannya tidak taat dan menyembah ilah-ilah lain. Janji bersyarat seperti di atas berarti bahwa Allah tidak melanggar janji serta tidak dapat dikatakan mengabaikan umat-Nya bila ancaman hukuman itu terwujud saat pelanggaran terjadi. Bila kita menyimak sejarah Israel sampai di akhir kitab 2 Raja-raja, jelaslah bahwa Allah telah berlaku amat sabar. Allah berulang kali menunda penghukuman-Nya sampai akhirnya hukuman dijatuhkan sesudah pelanggaran dilakukan berulang kali. Adanya syarat dalam janji Tuhan terhadap Raja Salomo ini mengingatkan kita bahwa kita tidak boleh menuntut diberlakukannya janji Tuhan bila kita tidak melaksanakan persyaratan yang ditetapkan Tuhan. Sebagai contoh: Kita tak boleh beranggapan bahwa janji Tuhan di atas bisa diterapkan bagi setiap gereja yang dibangun pada masa kini karena janji tersebut khusus berlaku bagi Bait Allah. Setiap kali Anda hendak meng-klaim sebuah janji dalam Alkitab, Anda harus bertanya: Apakah janji tersebut berlaku umum, termasuk bagi diri saya? Apakah saya sudah memenuhi persyaratannya? [P] “... jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selamalamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu, dengan berkata: Keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel.” 1 Raja-raja 9:4b-5 15 u, Mingg r 12 Ma A Kesaksian yang Baik Menghasilkan Pujian bagi Allah Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 10 da kesaksian yang baik dan ada kesaksian yang tidak baik. Ciri kesaksian yang baik adalah bahwa kesaksian tersebut harus menghasilkan pujian atau kemuliaan bagi Allah. Kesaksian yang buruk adalah kesaksian yang membuat Allah dicela atau kesaksian yang membuat manusia meninggikan diri. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Raja Salomo berhasil memberikan kesaksian yang baik karena apa yang diperlihatkan oleh Raja Salomo kepada Ratu Syeba bukan hanya membuat Sang Ratu memuji Raja Salomo, tetapi selanjutnya membuat Sang Ratu memuji Allah yang telah mengangkat Salomo sebagai Raja Israel! (10:1-9). Saat menyambut Ratu Syeba, yang dilakukan Raja Salomo adalah menjelaskan semua yang ditanyakan oleh Sang Ratu, memperlihatkan bagaimana ia mengatur istana dan para pegawai, serta memperlihatkan penyelenggaraan ibadah di Rumah TUHAN. Apa yang dilakukan oleh Raja Salomo tersebut berarti bahwa dia berlaku ramah (menunjukkan keinginan membantu dengan menjawab semua pertanyaan), bersikap terbuka, dan memperlihatkan bukan hanya aktivitas istana, tetapi juga aktivitas Rumah TUHAN. Apa yang dilakukan oleh Raja Salomo itu mengajarkan bahwa untuk bisa memberi kesaksian yang baik, kita harus bersikap bersahabat dengan semua orang, membuka diri untuk dikenal dan dimengerti, serta memperlihatkan sisi spiritual dalam hidup kita. Tidak mungkin kita bisa menjadi saksi yang baik bila kita tidak mau bergaul, tidak mau membuka diri, atau tidak mau memperlihatkan sisi spiritual dalam hidup kita. Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda telah memberikan kesaksian hidup yang baik terhadap orang-orang di sekitar Anda? [P] “Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan Israel! Karena TUHAN ... telah mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan dan kebenaran.” 1 Raja-raja 10:9 16 , Senin r 13 Ma A Perhatikan Rambu Tanda Bahaya! Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 11 llah yang Mahatahu telah memberikan berbagai rambu bagi umat-Nya. Rambu-rambu itu diberikan bagi kebaikan umat Allah. Sayangnya, rambu-rambu itu sering tidak diperhatikan sehingga bangsa Israel sering menghadapi masalah. Salah satu rambu yang diberikan Allah adalah agar umat Allah tidak melakukan kawin campur dengan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Raja Salomo adalah seorang raja yang penuh dengan hikmat Allah. Dia bisa memecahkan masalah-masalah yang rumit. Kepandaiannya tak tertandingi. Dia dikagumi bukan hanya oleh rakyatnya sendiri, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain. Dia juga telah mengerjakan pekerjaan besar yang dicita-citakan oleh Raja Daud, yaitu membangun Bait Allah. Sayangnya, dia tidak memiliki kewaspadaan. Dia meremehkan larangan Allah untuk melakukan kawin campur dengan wanita dari bangsa lain yang tidak mengenal Allah dan melakukan poligami mengikuti kebiasaan para penguasa pada zaman itu. Semula, kawin campur itu tidak menghapus kesetiaannya kepada Allah. Sampai pasal 10, kesetiaannya kepada Allah masih belum tergoyahkan. Akan tetapi, sesudah ia tua, benteng pertahanan imannya runtuh! Dia mulai meninggalkan Allah dan menyembah ilah-ilah lain. Dia tidak lagi menyembah Allah dengan sepenuh hati! (11:1-8). TUHAN mengatakan bahwa Salomo secara sadar meninggalkan perjanjian dengan Allah, sehingga TUHAN memutuskan untuk mengoyak Kerajaan Israel menjadi dua (11:11). Kisah Raja Salomo ini merupakan peringatan yang sangat keras bagi kita agar kita tidak meremehkan peraturan Allah! Apakah Anda telah membiasakan diri untuk dengan tegas mengatakan “Tidak!” terhadap godaan dosa? [P] “Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, ...,“ 1 Raja-raja 11:3-4a 17 sa, Sela r 14 Ma A Bahaya Arogansi Pemimpin Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 12 da dua macam pendekatan dalam memimpin, yaitu kuasa dan hubungan. Pemimpin yang mendekati masalah dengan mengandalkan kuasa pada umumnya hanya memperhatikan tujuan atau kemauannya sendiri dan tidak menghiraukan kepentingan orang lain. Dia ditakuti, tetapi umumnya tidak dicintai. Dia ditaati, tetapi umumnya tanpa kerelaan. Pemimpin yang mengedepankan hubungan akan berusaha memahami pikiran dan perasaan orangorang yang dia pimpin, sehingga ia tidak akan berlaku sewenang-wenang. Pemimpin semacam ini umumnya dicintai, sehingga dia ditaati dengan kerelaan. Sama seperti Raja Daud yang tidak bisa mendidik anakanaknya, Raja Salomo pun juga tidak bisa mendidik Rehabeam. Oleh karena itu, saat Rehabeam menjadi raja menggantikan ayahnya, dia belum matang dan belum siap. Celakanya, dia tidak mau mendengarkan nasihat para tua-tua yang sebelumnya mendampingi Raja Salomo, dan dia malah mengikuti saran teman-temannya yang sebaya dengan dia. Akibatnya, sebagian besar rakyat memberontak dan mengangkat Yerobeam menjadi raja di Israel bagian Utara. Hanya suku Yehuda dan suku Benyamin yang tetap mendukung Raja Rehabeam. Dari satu sisi, perpecahan Kerajaan Israel menjadi dua kerajaan (Israel Utara dan Israel Selatan) adalah bagian dari rencana Allah. Dari sisi lain, pecahnya kerajaan Israel merupakan akibat dari arogansi kekuasaan. Setiap pemimpin harus menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan. Bila Anda berada dalam posisi sebagai pemimpin (pemimpin gereja, pemimpin perusahaan, guru, orang tua, dan sebagainya), bagaimana Anda bisa menghindar dari sikap arogan? [P] Mereka berkata: “Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.” 1 Raja-raja 12:7 18 , Rabu r 15 Ma M Kewaspadaan itu Perlu! Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 13 ungkin kita berpikir bahwa kewaspadaan itu hanya diperlukan oleh orang-orang yang sembrono. Akan tetapi, dalam bacaan Alkitab hari ini, kita bisa melihat bahwa kewaspadaan itu diperlukan oleh semua orang. Perhatikanlah kondisi sang abdi Allah yang datang dari Yehuda ke Betel untuk membawa pesan Allah yang amat keras terhadap Raja Yerobeam. Sang abdi Allah adalah seorang yang berani dan taat kepada Allah. Ketaatan dan ketegasannya kepada Allah membuat dia berani menolak hadiah yang hendak diberikan oleh Raja Yerobeam kepadanya. Tragisnya, dia tidak waspada ketika seorang nabi tua membohongi dia sehingga akhirnya dia mati diterkam oleh seekor singa. Kita sulit memastikan mengapa sang nabi tua itu membohongi dia, tetapi mungkin saja Allah mengizinkan hal itu terjadi untuk menegaskan kepada bangsa Israel bahwa masalah ketaatan kepada Allah itu merupakan sesuatu yang serius! Bila Allah tega membunuh utusan-Nya sendiri yang tidak taat kepada-Nya, pastilah Allah akan benar-benar menjatuhkan hukuman kepada setiap orang yang berlaku tidak taat kepada-Nya. Bacaan Alkitab hari ini paling tidak memberikan dua pelajaran bagi kita: Pertama, ketaatan kepada Allah itu tidak dapat ditawar. Setiap orang, termasuk mereka yang mengaku sebagai “hamba Tuhan” juga harus taat kepada-Nya. Kedua, kita harus waspada terhadap semua godaan yang bisa membelokkan ketaatan kita kepada Allah. Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda telah dengan setia menaati kehendak Allah yang Anda ketahui? Apakah Anda telah membiasakan diri untuk mewaspadai setiap godaan yang hendak menyelewengkan ketaatan Anda? [P] ... “Aku pun seorang nabi juga seperti engkau, dan atas perintah TUHAN seorang malaikat telah berkata kepadaku: Bawa dia pulang bersama-sama engkau ke rumahmu, supaya ia makan roti dan minum air.” Tetapi ia berbohong kepadanya. 1 Raja-raja 13:18 19 , Kamis r 16 Ma P Perbuatan Paling Jahat Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 14 erbuatan paling jahat di mata Tuhan adalah membuat orang lain mengkhianati Tuhan. Hal itulah yang dilakukan oleh Raja Yerobeam. Karena kuatir bahwa rakyatnya (penduduk Israel Utara) akan beribadah di Yerusalem, maka Yerobeam membuat dua buah patung anak lembu emas. Patung yang satu ditempatkan di sebelah Selatan, yaitu kota Betel yang merupakan perbatasan dengan Kerajaan Israel Selatan, dan patung yang satu lagi ditempatkan di sebelah Utara, yaitu di kota Dan yang merupakan perbatasan dengan wilayah bangsa-bangsa lain. Penempatan dua buah patung anak lembu emas itu bertujuan agar bangsa Israel (Utara) tidak perlu meninggalkan negaranya bila hendak beribadah. Walaupun apa yang dilakukan oleh Raja Yerobeam di atas nampak seperti perbuatan yang cerdik, namun sebenarnya perbuatan tersebut bodoh (karena mendatangkan hukuman Allah) dan jahat (karena menjauhkan umat Israel dari Allah). Saat Abia (anak Yerobeam) sakit, Yerobeam mengutus istrinya untuk bertanya tentang nasib anak itu kepada Ahia, yaitu nabi yang menyampaikan pengumuman bahwa Yerobeam akan menjadi raja. Yerobeam berharap bahwa Nabi Ahia akan menyampaikan kabar baik, tetapi ternyata Ahia menyampaikan berita penghukuman Allah. Perbuatan Yerobeam di atas disebut sebagai perbuatan yang lebih jahat daripada perbuatan semua orang sebelum Yerobeam (14:9). Kejahatan raja-raja sesudah Yerobeam pun selalu dikaitkan dengan kejahatan Yerobeam! Kisah kejahatan Yerobeam ini seharusnya membuat setiap orang Kristen bercermin: Apakah kehidupan Anda membuat orang-orang di sekitar Anda menjauh dari Allah atau mendekat kepada Allah? [P] “Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain.” 1 Raja-raja 12:29-30 20 t, Juma r 17 Ma S Benar, Walaupun Cacat! Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 15:1-32 tandar kebenaran Allah lebih tinggi daripada standar kebenaran manusia. Standar kebenaran Allah adalah kebenaran tanpa cacat, sedangkan standar kebenaran manusia adalah kebenaran dengan cacat. Standar kebenaran Allah hanya dicapai oleh Yesus Kristus, satu-satunya Manusia yang benar secara sempurna. Kebenaran-Nya membuat Dia bisa menjadi Juruselamat umat manusia. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Asa disebut sebagai raja yang benar seperti Daud, bapa leluhurnya (15:11). Akan tetapi, bila kita mengamati Alkitab secara teliti, kita akan bisa melihat bahwa baik Raja Asa maupun Raja Daud bukanlah manusia yang sempurna. Saat menghadapi ancaman serangan Baesa, Raja Israel, Asa menjadi takut, lalu dia mengambil emas dan perak di rumah TUHAN dan di istananya sendiri, kemudian mengirimkannya sebagai upeti kepada Benhadad, raja Aram, agar Benhadad membantu Kerajaan Yehuda menghadapi Kerajaan Israel. Daud pun, yang menjadi tolok ukur bagi raja yang benar, memiliki cacat yang serius, yaitu perzinahannya dengan Batsyeba. Dalam Perjanjian Baru, konsep “benar, walaupun cacat” ini disebut sebagai konsep anugerah. Di dalam Kristus, kita mengenal anugerah Allah (Roma 5:8). Walaupun kita telah berdosa, dan kita belum bisa bebas sama sekali dari perbuatan dosa, asal kita sungguh-sungguh mau bertobat dan bersedia menerima anugerah Allah di dalam Kristus, kita memiliki jaminan hidup kekal (Yohanes 3:16; 1 Yohanes 5:11-13). Adanya anugerah Allah itu tidak berarti bahwa kita bebas berbuat dosa. Sebaliknya, seorang yang sudah benar-benar menerima anugerah Allah pasti ingin melakukan kebenaran dan tidak mungkin bisa berbuat dosa tanpa merasa gelisah! (1 Yohanes 3:9). [P] “Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” 1 Yohanes 3:6 21 u, Sabt r 18 Ma B Bila Dosa Berkuasa Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 15:33-16:34 acaan hari ini merupakan bagian dari kisah gelap Kerajaan Israel yang cirinya adalah saling membunuh, dosa yang berulang, serta dosa yang meningkat. Perhatikan betapa seringnya terjadi pembunuhan untuk memperebutkan kekuasaan di Kerajaan Israel. Misalnya, tahukah Anda bahwa Zimri—yang dipakai oleh Tuhan untuk menghabisi seluruh keluarga Baesa—hanya memerintah selama tujuh hari (16:15). Perhatikan pula bahwa penguasa baru yang dipakai Tuhan untuk menyingkirkan penguasa lama yang dihukum Tuhan karena dosanya sering mengulang dosa yang sama (16:2, 19), bahkan ada yang melakukan dosa yang semakin meningkat (16:31-34). Untuk bisa mengatasi masalah dosa, kita harus berani bertindak secara tegas, dan bahkan secara radikal. Di Indonesia, kita bisa melihat bahwa saat pemerintahan berganti, korupsi berjalan terus. Kehadiran KPK diharapkan bisa memberantas, paling tidak mengurangi korupsi yang terjadi. Akan tetapi, kenyataannya adalah bahwa jumlah koruptor yang ditangkap oleh KPK terus meningkat. Saat ada pemimpin yang dengan tegas bertekad memberantas korupsi, terjadilah reaksi perlawanan yang hebat. Jenis kejahatan juga terus bertambah dengan jenis baru karena dosa seperti sudah melekat dengan kehidupan manusia. Kejahatan seksual, pembunuhan sadis, dan sebagainya terus semakin bervariasi. Apakah Anda terikat dengan dosa tertentu yang sulit untuk Anda tinggalkan? Bila Anda ingin meninggalkan dosa, ingatlah bahwa Allah selalu bersedia mengampuni setiap orang berdosa yang mau mengakui dosanya (1 Yohanes 1:9) dan Allah memberikan Roh Kudus untuk mengingatkan dan menolong kita. [P] “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1:8-9 22 u, Mingg r 19 Ma D Manusia Biasa yang Luar Biasa Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 17 alam bacaan Alkitab hari ini, ada beberapa kondisi yang memperlihatkan bahwa Elia adalah seorang nabi yang luar biasa, yaitu: Pertama, perkataannya menyebabkan tidak ada embun atau hujan di Israel selama bertahun-tahun (17:1). Kedua, Allah memelihara hidupnya dengan mengutus burung gagak membawa roti dan daging setiap pagi dan petang (1 Raja-raja 17:3-6). Ketiga, dia membuat segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli seorang janda di Sarfat bisa cukup dipakai untuk makan tiga orang selama beberapa tahun (17:9-14). Kempat, dia bisa membangkitkan anak janda di Sarfat yang telah tidak bernyawa (17:17-24). Bila kita hanya membaca kisah ini tanpa membaca bagian Alkitab yang lain, khususnya penjelasan dalam Yakobus 5:16b-18, mungkin kita akan beranggapan bahwa Elia adalah seorang nabi yang hebat (sakti). Akan tetapi, surat Yakobus jelas mengajarkan bahwa Elia adalah manusia biasa, bukan manusia sakti. Hujan di Israel berhenti selama tiga setengah tahun bukan karena perkataannya, tetapi karena Allah mendengar doanya. Dengan sudut pandang semacam ini, maka kita juga akan mengatakan bahwa hal Elia diberi makan burung gagak, tepung dalam tempayan dan minyak dalam buli-buli tidak habis-habis, serta hal anak sang janda bangkit dari kematian bukanlah menunjuk kepada kehebatan (kesaktian) Elia, melainkan menunjuk kepada kuasa dan kebaikan Allah! Doa Elia didengar bukan karena dia hebat melainkan karena Allah berkenan kepada kesungguhan Elia dalam berdoa. Menurut keyakinan Anda, bila Anda berdoa dengan sungguhsungguh, dapatkah Anda melakukan hal-hal besar? [P] “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.” Yakobus 5:16b-17 23 , Senin r 20 Ma K Berani untuk Percaya Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 18 eberanian Nabi Elia untuk sungguh-sungguh mempercayai Tuhan amat mengesankan. Dia tidak takut menghadapi 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyera. Baal adalah dewa kesuburan yang disembah oleh penduduk asli Tanah Kanaan. Asyera adalah dewi kesuburan yang disembah penduduk asli Tanah Kanaan dan merupakan istri dari dewa Baal. Elia yakin bahwa nabi-nabi Baal dan Asyera serta dewa-dewi yang mereka sembah itu tidak memiliki kuasa apa pun, sehingga dia berani menantang nabi-nabi itu seorang diri. Keyakinan Nabi Elia yang luar biasa membuat dia menantang dengan cara yang menyulitkan diri sendiri. Nabi-nabi Baal itu ditantang untuk meminta dewa Baal mengirim api untuk membakar korban berupa seekor lembu yang telah dipotong-potong dan diletakkan di atas kayu api. Nabi Elia juga melakukan hal yang sama, tetapi korban dan kayu api yang dipergunakan Nabi Elia disiram air sehingga berada dalam keadaan basah kuyup. Sekalipun demikian, permintaan para nabi Baal yang disampaikan dari pagi hingga lewat tengah hari tidak berhasil, sedangkan permintaan Nabi Elia langsung dikabulkan Tuhan. Dalam renungan kemarin, telah dikatakan bahwa berdasarkan Yakobus 5:16b-18, Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, akan tetapi keyakinan dan kesungguhsungguhannya membuat doanya dikabulkan Tuhan. Perlu diingat bahwa kunci yang akan membuat kita bisa berdoa dengan keyakinan adalah bila kita berdoa sesuai dengan kehendak Allah! (1 Yohanes 5:14). Bila Anda telah memahami kehendak Allah bagi diri Anda, beranikah Anda berdoa dengan penuh keyakinan bahwa Allah pasti mengabulkan doa Anda? [P] “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.” 1 Yohanes 5:14 24 sa, Sela r 21 Ma S Allah Peduli Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 19 aat Nabi Elia berada di pihak Allah dan bertarung melawan para nabi Baal, jelas terlihat bahwa Allah membela Nabi Elia sehingga akhirnya para nabi Baal yang telah menyesatkan rakyat itu berhasil dibunuh. Sekalipun demikian, perjuangan Nabi Elia itu telah membuat dia merasa sangat lelah, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara mental dan emosional. Oleh karena itu, saat Izebel ingin membunuh dia, Nabi Elia sudah kehilangan semangat dan keberanian untuk bertarung. Sang nabi yang perkasa itu akhirnya melarikan diri dalam keadaan putus asa, bahkan dia sampai meminta Tuhan mengambil nyawanya (19:1-4). Menurut Anda, apakah Allah marah ketika melihat Nabi Elisa merasa putus asa, bahkan depresi, sehingga ia kehilangan semangat untuk menghadapi masalah? Tidak! Allah mau memahami keadaan Nabi Elia. Allah selalu peduli terhadap anak-anak-Nya, bukan hanya saat kita berjuang untuk Dia, tetapi juga saat kita putus asa. Cara Allah memulihkan keadaan Nabi Elia mencerminkan cara memulihkan kondisi seorang yang sedang dalam keadaan putus asa: Pertama, menyuruh Nabi Elia makan dan minum, serta tidur (19:5-8) untuk memulihkan kondisi fisiknya. Kedua, menyuruh Nabi Elia melakukan perjalanan jauh selama empat puluh hari empat puluh malam (seperti olah raga) untuk memulihkan kondisi emosinya (19:8). Ketiga, mengatur kembali pelayanan Nabi Elia dengan memerintahkan Nabi Elia untuk mengurapi orang-orang yang akan melanjutkan perjuangannya dan melaksanakan rencana Allah (19:15-16). Keempat, menyadarkan Nabi Elia bahwa dia tidak berjuang sendirian, melainkan masih ada tujuh ribu orang yang setia kepada Allah di Israel (19:18). [P] “Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu, supaya aku hidup, dan janganlah membuat aku malu dalam pengharapanku.” Mazmur 119:116 25 , Rabu r 22 Ma B Raja-raja yang Bodoh Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 20 enhadad dan Ahab adalah dua raja yang bodoh karena mereka tidak sadar bahwa Penguasa yang sesungguhnya adalah Allah Israel! Saat itu, walaupun jelas bahwa pasukan Aram lebih kuat daripada pasukan Israel, pasukan Israel selalu bisa mengalahkan pasukan Aram secara telak. Allah menolong pasukan Israel karena tindakan Benhadad keterlaluan (20:3,6) dan dia menganggap para ilah yang dia sembah lebih hebat daripada Allah Israel (20:10, 23-25, 28). Benhadad bodoh karena dia memandang rendah Allah Israel. Sebaliknya, Ahab juga bodoh karena dia tidak memahami isi hati Allah yang tidak menginginkan bangsa Israel bekerja sama dengan bangsabangsa lain di sekitar mereka. Allah sudah memberi kemenangan kepada Ahab. Akan tetapi, amat disayangkan bahwa Ahab tidak bersedia untuk menaati kehendak Allah, sehingga Aram tetap menjadi sumber masalah bagi Israel. Allah bukan hanya Penguasa Israel saja atau Penguasa Tanah Kanaan saja, tetapi Penguasa Dunia ini. Dialah yang mengatur alam semesta ini dan tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat terjadi tanpa sepengetahuan dan seizin Allah. Kita dapat membuat perencanaan, tetapi yang akan terjadi adalah apa yang dikehendaki Allah. Bila kita menganggap bahwa diri kita dapat menentukan apa yang akan terjadi di masa depan, kita berlaku bodoh. Tahukah Anda bahwa hidup kita paling aman bila kita hidup mengikuti rencana Allah? Bagaimana dengan kehidupan Anda: Apakah Anda hidup dengan kesadaran bahwa Allah adalah Penentu Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini? Apakah Anda menyadari bahwa mengabaikan kehendak Allah dan berkompromi dengan dunia ini adalah sikap yang bodoh? [P] “Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” Efesus 5:17 26 , Kamis r 23 Ma P Bahaya Kekuasaan Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 21 ada dasarnya, Raja Ahab bukanlah seorang yang biasa berlaku sewenang-wenang. Bahkan dia dikenal sebagai seorang raja yang pemurah (20:31) bila diukur dari standar suku-suku kafir yang kelakuannya umumnya amat buas pada masa itu. Akan tetapi, pengaruh istrinya—Izebel—telah mengubah Raja Ahab menjadi salah seorang raja Israel yang kelakuannya amat berdosa. Bagi orang Israel, tanah warisan itu amat penting dan harus dipertahankan. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila Nabot tidak mau menjual kebun anggurnya atau menukar kebun anggurnya dengan kebun anggur di lokasi lain. Izebel memiliki pola pikir yang berbeda dengan Raja Ahab. Dia beranggapan bahwa seorang penguasa boleh melakukan apa saja tanpa perlu mempedulikan tradisi. Karena Nabot tidak mau menyerahkan kebun anggurnya secara sukarela, Izebel memakai cara yang licik, curang, dan keji untuk merampas kebun anggur Nabot. Izebel tidak menyadari bahwa ada Allah Israel yang membenci kecurangan dan yang sedang mengawasi kehidupan umat-Nya. Kecurangan Izebel membuat Allah sakit hati, sehingga kecurangan tersebut harus dibayar mahal, yaitu dibayar dengan kematian Izebel dan semua lakilaki dari keluarga Ahab. Bila Anda memiliki kuasa, Anda harus ingat bahwa Anda tidak memiliki kekuasaan secara mutlak. Anda tetap harus mempertanggungjawabkan pemanfaatan kekuasaan Anda itu kepada Allah. Pernahkah Anda berpikir: Bagaimana para majikan, guru, orang tua, rohaniwan, pemimpin perusahaan, pemimpin partai politik, dan para pemimpin di bidang-bidang lain bisa mempertanggungjawabkan kekuasaan yang mereka miliki di hadapan Allah? [P] “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” 2 Korintus 5:10 27 t, Juma r 24 Ma S Ketulusan Mencari Kehendak Allah Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 22:1-40 ikap Raja Yosafat dan Raja Israel—yaitu Raja Ahab—saat mereka hendak merebut Ramot-Gilead merupakan gambaran dua macam sikap terhadap kehendak Allah. Raja Yosafat dengan tulus hati ingin mencari kehendak Allah, tetapi Raja Ahab tidak demikian. Raja Ahab menyadari bahwa dirinya telah jatuh ke dalam dosa yang dalam sehingga sulit baginya mendapat “dukungan” Allah untuk melaksanakan rencananya. Oleh karena itu, saat dia menunjuk kepada Mikha bin Yimla, sang nabi yang bisa diharapkan menyampaikan petunjuk Tuhan, dia berkata, “Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka.” (22:8). Raja Ahab hanya mau mendengar perkataan Tuhan yang menyenangkan hatinya, tetapi dia tidak mau mendengar celaan atau teguran yang keras terhadap dirinya! Ketulusan hati (kejujuran, sikap tidak berpura-pura) diperlukan bila kita hendak mencari kehendak Allah bagi diri kita. Sesungguhnya, Allah mengerti segala sesuatu—bahkan tahu isi hati kita—sehingga tidak ada gunanya kita berpura-pura. Bila kita ingin mengetahui kehendak Allah, kita harus memiliki kesediaan (tekad) untuk melakukan apa pun yang merupakan kehendak Allah. Kesediaan untuk melakukan kehendak Allah ini terlihat dari sikap kita terhadap dosa. Bila kita selalu membela diri untuk membenarkan dosa yang kita lakukan, berarti kita tidak memiliki kesediaan untuk melakukan kehendak Allah. Bila kita bersedia melakukan kehendak Allah, kita akan mencari kehendak Allah dengan kerendahhatian. Apakah Anda telah membiasakan diri untuk mencari kehendak Allah sebelum mengambil keputusan penting dalam kehidupan Anda? [P] “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.” Yohanes 7:17 28 u, Sabt r 25 Ma S Pengaruh Orang Tua Terhadap Anak Bacaan Alkitab hari ini : 1 Raja-raja 22:41-53 etiap orang tua perlu menyadari bahwa kehidupan mereka kemungkinan besar akan ditiru oleh anakanak mereka. Raja Asa melakukan apa yang benar di mata TUHAN (15:11), dan Raja Yosafat (anak Raja Asa) mengikuti jejak ayahnya (22:43). Raja Ahab melakukan apa yang jahat di mata TUHAN (16:30), dan Raja Ahazia (Anak Raja Ahab) mengikuti kelakuan ayahnya yang jahat (22:53). Setiap orang tua perlu menyadari bahwa amat sulit mengajarkan hal yang baik kepada seorang anak, bila sang orang tua tidak memberi teladan yang baik kepada anaknya, karena seorang anak belajar terutama dari apa yang dia lihat, bukan apa yang dia dengar. Sekalipun demikian, kondisi umum seperti di atas bisa saja tidak berlaku untuk kasus tertentu. Misalnya, Raja Abiam (ayah Raja Asa) adalah seorang yang hidup dalam dosa dan tidak sepenuh hati berpaut kepada TUHAN (15:3), sedangkan Raja Asa dan Raja Yosafat melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Apakah kehidupan Anda sudah menjadi teladan yang baik bagi orang-orang di sekitar Anda (khususnya bagi orang-orang yang berada di bawah otoritas Anda seperti anak, murid, bawahan, dan karyawan)? Teladan apa yang pernah Anda berikan dengan sengaja bagi orang-orang di sekitar Anda? Apakah ada hal-hal yang bisa menjadi teladan yang buruk bagi orang-orang di sekitar Anda? Apa yang hendak Anda usahakan untuk mengatasi hal itu? Bila kita memiliki kelemahan yang belum bisa kita atasi dan bisa menjadi teladan yang buruk bagi orang lain, kita harus memohon anugerah Tuhan agar kelemahan kita tidak berlipat ganda dalam kehidupan orang lain. [P] “Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” 1 Timotius 4:12 29 Kisah Umat Allah di Masa Kritis S esuai dengan namanya, fokus utama kitab 2 Raja-raja adalah menceritakan kisah raja-raja yang memerintah di kerajaan Utara (Israel) maupun Selatan (Yehuda). Kitab ini menyediakan informasi umum tentang usia ketika raja-raja itu mulai memerintah serta durasi (jangka waktu) mereka memerintah. Tetapi informasi paling penting adalah apakah raja itu baik atau jahat di mata Tuhan. Kisah raja-raja dari dua kerajaan ini ditempatkan secara berurutan menurut waktu memerintah, sehingga kita bisa membuat perbandingan antara Israel dengan Yehuda dalam memerintah di hadapan Tuhan. Kerajaan Israel lebih banyak dipimpin oleh raja yang jahat daripada yang baik. Dosa yang umum dilakukan oleh raja Israel adalah dosa Yerobeam yang terus disebutkan, yang menjadi sumber kemurkaan Tuhan atas Israel. Sedangkan di Kerajaan Selatan, masih lebih banyak hal yang baik di mata Tuhan, meskipun banyak raja yang masih sulit menjauhi bukit-bukit pengorbanan. Hanya sedikit raja yang mendapat predikat baik, hingga dikaitkan dengan “seperti Daud, bapa leluhurnya.” Di dalam kitab 2 Raja-raja, kita akan menemukan akhir dari sejarah Kerajaan Utara dan Selatan. Kerajaan Utara terlebih dahulu menuju kehancuran dan pembuangan oleh Raja Asyur. Namun ironisnya, Kerajaan Selatan tidak belajar dari saudaranya. Mereka pun menyongsong kehancuran dan pembuangan oleh Raja Babel, 136 tahun kemudian. Kekerasan hati manusia yang tidak takut menyakiti hati Tuhan adalah pelajaran pahit yang bisa kita lihat dari kisah kerajaan-kerajaan ini. Namun, di balik semua kehancuran yang terjadi, kita bisa melihat belas kasihan Tuhan yang tetap mau memelihara umat-Nya, kaum Keturunan Raja Daud, di akhir kisah. Melalui Kitab 2 Raja-raja ini, semoga hati kita digelisahkan untuk bangun dari ketertiduran secara rohani, dan mulai dengan giat mencari Tuhan dan mengikuti perintah–perintahNya. Dia bukanlah Allah yang bisa dipermainkan atau diremehkan. Dia adalah Allah yang berkuasa dan hidup. Amin! [PHJ] 30 u, Mingg r 26 Ma A Tuhan membenci Orang yang Sombong Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 1 pakah Raja Ahazia tidak mengetahui apa yang terjadi di atas Gunung Kamel saat ayahnya masih menjadi raja, yaitu saat Elia menurunkan api dari langit dan mengalahkan 450 nabi Baal, sehingga seluruh Israel berseru: “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!” (1 Raja-raja 18:39)? Mengapa ia meminta petunjuk Baal-Zebub saat ia sakit? Mengapa ia tidak mengakui kemahakuasaan Tuhan? Jawabannya adalah ‘kesombongan’. Ia tidak mau mengakui kesalahan kepercayaan yang dianut ayah dan ibunya (Ahab dan Izebel), bahkan ia menolak Tuhan Allah Israel. Saat Elia menegornya, Ahazia dengan sombong menyuruh perwiranya berkata, “Hai abdi Allah, … Turunlah!” Raja Ahazia mengira ia lebih hebat dari Allah. Akan tetapi, saat itu terjadilah miniatur Karmel (1 Raja-raja 18:36-38). Api turun dari langit dan memakan habis tentara Ahazia sampai dua kali (2 Raja-raja 1:9-12). Kengerian terhadap api Tuhan pasti menggetarkan hati raja. Hal itu tercermin dari rasa takut dan gentar pasukan ketiga yang diutus raja, yang membuat mereka tidak berani lagi bersikap kurang ajar. Betapa mengerikannya hidup yang menolak Tuhan dengan sengaja! Bacaan Alkitab hari ini mencatat kalimat murka Tuhan sebanyak 3 kali, “Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron? Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati” (2 Raja-raja 1:3-4; bandingkan dengan ayat 6 dan 16). Pengulangan menunjukkan kunci utama pasal tersebut. Kuncinya adalah jangan sekali-kali tidak memandang Tuhan dan tidak bergantung pada-Nya. Beranikah Anda menolak Tuhan dan menganggapnya ringan? Datanglah dengan gentar dan akuilah kelemahan hidup kita tanpa belas kasihan Tuhan. [PHJ] Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! ” Yeremia 17:5 31 , Senin R 27 MA I Tuhan yang Empunya Pelayanan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 2 nilah saat akhir masa pelayanan Elia. Setelah Henokh (Kejadian 5:24), Elia adalah manusia kedua yang diangkat Tuhan ke sorga tanpa melalui kematian fisik. Masalahnya, setelah ia pergi, siapakah penggantinya? Sejak awal, Tuhan sudah memberitahu Elia, bahwa Elisa akan menggantikannya (1 Raja-raja 19:16). Namun, mengapa di saat-saat perpisahan, Elia sampai 3 kali—di Gilgal, Betel, dan di Yerikho—meminta Elisa meninggalkan dia? Apakah Elia lupa bahwa Elisa akan meneruskan pelayanannya? Di dalam perjalanannya, para rombongan nabi terus memberitahu Elisa soal perpisahan ini. Mereka tidak tahu bahwa Elisa akan meminta untuk meneruskan pelayanan Elia. Hal yang membingungkan adalah bahwa Elia ragu-ragu untuk mengabulkannya. Apakah Elia benar-benar telah melupakan keputusan Tuhan? Apakah Elia sukar mempercayakan tugas dan jabatannya kepada Elisa, yang hanyalah pelayannya (1 Raja 19:21)? Otoritas Elisa pun mengalami ujian: Pertama, ketika para nabi itu memaksa mengutus 50 orang tangkas untuk mencari Elia, perkataan “mendesak-desak dia sampai memalukan” menunjukkan bahwa mereka tidak mau mendengarkan perkataan Elisa. Kedua, ketika anak-anak kota berkata, “Naiklah botak,” yang menunjukkan sindiran apakah Elisa bisa ikut naik ke sorga seperti tuannya, Elia. Namun, kenyataannya, Elisa mampu melayani sehebat kuasa penyertaan Tuhan atas Elia. Ia bisa membelah sungai Yordan. Ia bisa menyehatkan air di negeri itu. Ketika orang-orang tidak menghargai pelayanan kita, tetaplah setia melayani, sebab pelayanan bukanlah soal penilaian manusia, melainkan soal kuasa dan urapan Tuhan bagi para pelayannya. [PHJ] Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia … bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan. Keluaran 4:11-12 32 sa, Sela R 28 MA Y Masih Ada Tuhan, Masih Ada Harapan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 3 oram, anak Ahab yang menjadi raja menggantikan saudaranya (Ahazia), termasuk jahat, tetapi tidak sejahat kedua orang tuanya. Dia menjauhkan tugu berhala Baal sembahan ayah ibunya. Dia pun tidak mencari nasihat dari nabi Baal. Mungkin itulah sebabnya Yosafat (Raja Yehuda) berkenan bersahabat dengannya, bukan dengan Ahazia (1 Raja-raja 22:50). Namun, ketika melewati padang gurun Edom, mereka tidak menemukan air untuk diminum (2 Raja-raja 3:9). Tempat tersebut kurang lebih sama dengan lokasi saat nenek moyang mereka kehausan sampai hampir mati di Bilangan 20:2. Pada saat itu, Musa—sang Nabi Tuhan—mengeluarkan air untuk mereka. Yosafat pun bertanya, “Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?” (2 Raja-raja 3:11). Namun, ketika Elisa muncul, Elisa memakai kesempatan itu untuk menyindir dan menegor Raja Yoram habis-habisan. Yang mengherankan, Raja Yoram tetap memohon Elisa membantu mereka. Setelah amarah Elisa reda, ia membuat mujizat dengan mendatangkan air untuk diminum dan sebagai alat untuk memenangkan peperangan. Hebatnya, jika Elia mendapatkan air dari awan hujan, air Elisa tidak diketahui asalnya, tanpa angin dan tanpa hujan. Bangsa Moab tertipu ketika melihat air datang yang berwarna kemerahan, mengira air itu adalah darah para raja dan pasukan musuh yang saling membunuh, sehingga mereka berlari menyongsong kebinasaan mereka. Hari itu, Tuhan memberi kemenangan kepada bangsa Israel dan Yehuda. Selama Raja Israel mencari Tuhan, pasti ada harapan dan kemenangan. Karena itu, sesukar apa pun masalah hidup kita, bila kita bersandar pada Tuhan, masih ada harapan. Percaya saja! [PHJ] “Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan, Allahku.” Mazmur 38:16 33 , Rabu R 29 MA P Jatuh Bangun Seorang Pelayan Tuhan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 4 ertanyaan “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?” diajukan Elisa kepada seorang janda (4:2) serta kepada perempuan Sunem (4:13). Pertanyaan kedua tidak dijawab sehingga Elisa bertanya kepada Gehazi, bujangnya, sebelum akhirnya tahu apa yang benar-benar dibutuhkan perempuan itu. Perhatikan bahwa Elisa, sang penerus nabi besar Elia, tidak “serba tahu”. Bahkan, ketika perempuan Sunem itu selanjutnya datang sambil menangis pedih di kaki Elisa, Elisa dengan jujur berkata bahwa ia tidak tahu apa yang menyebabkan perempuan itu menangis karena Tuhan tidak memberitahukan sebabnya kepadanya. Perempuan itu menangis karena menyesalkan bahwa Elisa memberi anak yang kemudian mati. Proses ini dijalani seorang nabi penerus yang baru saja memulai pelayanannya. Rasa tidak tahu, kegagalan, disalahkan, adalah bagian yang biasa dialami pada awal masa pelayanan seseorang. Dalam pelayanan berikutnya, Elisa nampak lebih tau apa yang dibutuhkan sebelum orang memintanya. Kisah mengenai Elisa dua kali memberi makan banyak orang pada masa kelaparan adalah inisiatif Elisa. Pelayanan ini disertai kuasa mujizat, yaitu mengatasi maut dalam kuali dan mujizat dua puluh roti bisa mengenyangkan seratus orang. Tidak ada orang yang langsung sempurna saat memulai segala sesuatu. Banyak hal harus melalui proses. Jatuh bangun merupakan bagian dari proses yang mendewasakan kita agar kita sadar bahwa kita memerlukan Tuhan. Apakah saat ini kita mengalami kejatuhan, melakukan kesalahan, mendapat teguran, pelaksanaan rencana kacau, dan sebagainya? Pandanglah semua hal itu sebagai proses dari Tuhan untuk mendewasakan kita. Oleh karena itu, bersabarlah! [PHJ] “Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata .... Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku .…” Kisah Para Rasul 20:19b, 24a 34 , Kamis R 30 MA K Bersabar dan Bersyukur Senantiasa Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 5 isah Naaman diapit oleh kisah mengenai dua orang pelayan. Yang pertama adalah anak gadis Israel yang ditawan sebagai budak di rumah Naaman. Yang kedua adalah Gehazi, pelayan nabi Elisa. Namun, sikap keduanya berbeda dari segi contentment (rasa puas/menerima keadaan diri). Gadis Israel yang menjadi tawanan di negeri asing tidak ragu untuk memberi nasihat bahwa di Samaria ada nabi yang bisa menyembuhkan tuannya. Gadis ini tahu diri, sehingga hanya melalui nyonyanya ia menyampaikan hal ini, bukan mencari muka demi keuntungan dirinya di hadapan sang tuan. Tetapi, sikap Gehazi sebaliknya. Melihat adanya keuntungan materi di depan mata, dia tidak ragu untuk mengambilnya. Kedua kisah tadi mengapit kisah Naaman. Walaupun semula tersinggung berat terhadap Elisa, dia mau kembali untuk mengucapkan terima kasih kepada Elisa dan kepada Allah Israel. Hal ini mengingatkan kita pada peristiwa saat Tuhan Yesus menyembuhkan 10 orang kusta dan hanya 1 orang asing yang kembali untuk bersyukur. Sayangnya, hal yang indah itu tercemar oleh perbuatan Gehazi. Ketidakpuasan diri membuat hukuman menimpa dia dan kaum keluarganya selamanya. Apakah upah yang diterima anak gadis itu? Tidak ada yang tahu. Namun, mengingat rasa syukur Naaman yang besar sehingga ia dengan sangat murah hati memberi upah kepada Elisa (namun ditolak, dan kemudian diterima oleh Gehazi), kemungkinan besar dia pun memberi upah sangat besar kepada anak perempuan itu, bahkan mungkin saja ia mengangkatnya sebagai anak. Dalam kondisi apa pun, belajarlah untuk bersabar dan bersyukur. Tuhan tidak buta dan tidak tuli. Dia akan menolong pada waktu-Nya terhadap kita yang sabar menanti Dia. [PHJ] “TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau halhal yang terlalu ajaib bagiku. ... Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!” Mazmur 131:1, 3 35 t, Juma R 31 MA B Hati yang Tidak Mudah Berubah Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 6 etapa mudahnya hati manusia berobah dari kesetiaan dan kekaguman menjadi kebimbangan dan penolakan. Karena itu, Tuhan terus menguji hati umat-Nya untuk menemukan iman yang tidak mudah tergoyahkan. Ujian pertama diberikan pada rombongan nabi yang makin hari makin banyak mengikuti Elisa. Melalui mata kapak pinjaman yang masuk dalam sungai, Allah menunjukkan kuasa-Nya kepada nabi Elisa. Ujian kedua adalah bagi raja Israel dengan meminjam tangan Raja Aram yang memiliki sejarah permusuhan dengan Israel (5:2). Bukankah peristiwa penyembuhan panglima Aram, Naaman, yang baginya raja Aram khusus menyurati Raja Israel untuk meminta tolong, seharusnya membuat Raja Aram bersyukur? Mengapa Raja Aram begitu mudah melupakan kebaikan Allah Israel dan kembali memerangi Israel? Tragisnya, ternyata bahwa Raja Israel juga sama saja. Dia berkali-kali ditolong oleh Nabi Elisa yang memberitahu tempattempat bahaya yang harus dihindari serta membutakan mata orang Aram, sampai akhirnya pasukan Aram menyerah terhadap bangsa Israel. Akan tetapi, begitu terjadi teror kelaparan karena kepungan bangsa Aram, hati Raja Israel langsung berobah. Pasal ini ditutup dengan kalimat Raja Israel yang menyesali kepercayaannya pada Allah Israel. Dalam hidup kita, terkadang Tuhan mengizinkan terjadinya kesulitan, pergumulan, masalah, air mata, jalan buntu, kegagalan, dan kesalahan, untuk menguatkan hati kita agar kita tetap setia kepada Tuhan. Berhati-hatilah agar kita jangan seperti kedua raja di atas (raja Israel dan Raja Aram) yang dengan mudah melupakan kebaikan Tuhan dan berubah setia pada-Nya. Kuatkanlah hatimu! [PHJ] “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.” 1 Korintus 10:13a 36 u, Sabt 1 Apr S Jangan Berani untuk Tidak Percaya! Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 7 ejarah bangsa Israel dimulai dari panggilan Tuhan kepada Abraham di Haran, yang dengan iman direspons Abraham dengan ketaatan (Kejadian 12:1-4). Iman Abraham ditunjukkan dengan mempercayai Allah dan janji-Nya (Kejadian 15:6; lihat juga peristiwa Allah meminta Abraham mengorbankan anaknya dalam Kejadian 22:1-19), sehingga Abraham dijuluki sebagai “Bapa” dari orang-orang yang hidup oleh iman (Galatia 3:7). Sayangnya, keturunan Abraham—yaitu bangsa Israel—berkali-kali menyakiti hati Allah dengan ketidakpercayaan mereka. Allah menyebut bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk (Keluaran 32:9; Ulangan 31:27; dan sebagainya). Dalam 2 Raja-Raja 7, bangsa Israel berada pada titik krisis iman. Ketika Elisa menyampaikan firman pengharapan dari Allah, seorang perwira Israel berani menolak untuk percaya (7:1-2). Perhatikan bagaimana sampai dua kali Alkitab mencatat tergenapinya firman Allah soal harga tepung dan jelai (7:16, 18), yang menegaskan keharusan bagi bangsa Israel untuk tidak meragukan Allah, melainkan percaya kepada-Nya. Perhatikan bahwa Alkitab sampai dua kali membicarakan soal peristiwa matinya perwira ini dan alasan kematiannya (7:17, 19-20) yang menunjukkan betapa seriusnya dosa orang ini di hadapan Allah. Terkadang kita membiarkan kebimbangan kecil atau keraguan kecil terhadap Allah, ketika kita tidak bisa melihat jalan keluar dari masalah hidup yang kita hadapi. Apakah Anda masih meyakini kuasa Allah? Apakah Anda masih berdoa memohon pertolongan-Nya? Apakah Anda masih mempercayai pertolongan dan kebaikan-Nya? Ingat, Allah kecewa terhadap orang yang tidak mempercayai Dia. Mari, sebelum murka-Nya turun atas kita, percayalah kepada-Nya hari ini! [PHJ] Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” Matius 9:28 37 u, Mingg 2 Apr A Pengaturan-Nya Sempurna Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 8 pakah Anda merasa heran terhadap “kebetulan” yang terjadi dalam hidup Anda? Dalam bacaan Alkitab hari ini, dikisahkan bahwa ibu yang anaknya pernah dihidupkan Elisa kembali ke Israel untuk menuntut hak atas tanahnya yang sudah ia tinggalkan selama 7 tahun. Saat itu, raja sedang mendengarkan kisah hidup Elisa dari Gehazi. Di antara berbagai kisah hidup Elisa yang diceritakan Gehazi, bagaimana bisa ibu ini masuk ke kediaman raja tepat saat Gehazi sedang menceritakan kisahnya? Apakah ini kebetulan atau bukan? Selanjutnya, terjadi rentetan peristiwa “kebetulan” mulai dari percakapan Elisa dan Hazael soal Hazael akan menjadi raja atas Aram. Hazael menjadi raja setelah membunuh raja Benhadad, Edom dan Libna memberontak dari Kerajaan Yehuda tepat saat Yehuda akan membantu Israel untuk berperang melawan Aram sehingga mereka kekurangan tenaga untuk berperang. Akhirnya, Raja Israel terluka oleh Aram. Ketidakberuntungan berturut-turut menuntun pada tewasnya raja Israel (di pasal berikutnya). Ternyata Tuhan sudah merencanakan hal ini jauh sebelum waktu terjadinya. Bagi Yoram, raja Israel, nama Ahab dilekatkan padanya (1 Raja-raja 8:16, 18, 25, 27, 28, 29) berkaitan dengan penggenapan murka Tuhan bagi Ahab dan keturunannya (1 Raja-raja 21:21-24; 29) sesuai dengan nubuatan yang Allah sampaikan kepada Elia di 1 Raja-raja 19:15 melalui Hazael. Allah berdaulat dalam pengaturan-Nya atas sejarah dunia. Berbahagialah kita yang bukan musuh-Nya dalam hal ini sebab siapa yang bisa melawan kedaulatan-Nya? Selama waktu masih ada, segeralah berdamai dengan Allah (Matius 5:25). Pasrahkanlah hidup Anda dalam pengaturan sempurna Allah bagi anak-anakNya. [PHJ] “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.” 2 Samuel 22:31 38 , Senin 3 Apr Y Ambisi vs Pengurapan Tuhan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 9 ehu adalah panglima Raja Yoram yang sudah mengabdi sejak zaman Raja Ahab (9:25). Namun, Yehu lebih dari sekedar panglima biasa. Saat nabi muda utusan Elisa datang, dari antara sekumpulan panglima yang sedang duduk, Yehu yang pertama berbicara. Reputasi “memacu keretanya seperti orang gila,” menandakan sifat pemberangnya. Kekuatan dan ketangkasannya sanggup memanah jantung raja Yoram dengan tepat, sedangkan para perwira lain tidak sanggup membunuh Raja Ahazia. Raja itu sempat lari sampai Megido walau akhirnya mati di sana. Ketika para panglima tahu bahwa Yehu sudah diurapi sebagai raja, tanpa ragu mereka menunjukkan pengabdian kepadanya. Yehu lebih ditakuti daripada siapa pun. Utusan tentara bergabung dengannya (9:18, 19). Saat bertemu dengan Izebel, sang ratu mengerikan yang membuat nabi Elia ketakutan, Izebel tidak mengenakan pakaian berkabung walaupun anaknya (Raja Yoram) telah mati. Ia mencat matanya dan menghiasi kepalanya untuk menunjukkan wibawanya sebagai ratu tua yang disegani. Namun, pegawai istana lebih takut kepada Yehu daripada sang ratu. Mereka taat ketika diminta menjatuhkan ratu ini ke bawah. Perhatikan bahwa Yehu tidak sama dengan Zimri, seperti yang dituduhkan Izebel. Zimri adalah panglima Raja Ela yang mengambil tahta karna ambisi pribadinya (1 Raja 16:9-10, 18). Sedangkan Yehu tidak mungkin merebut takhta jika Tuhan tidak memintanya. Sehebat apa pun kita, jika tahta dan posisi adalah ambisi pribadi kita, kita jauh dari perkenan Tuhan. Karena itu, setialah mengerjakan tugas Anda, sekalipun tugas Anda sepele. Pada waktuNya, Tuhan akan menempatkan kita pada tanggung jawab yang lebih besar. [PHJ] “... Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Matius 25:21 39 sa, Sela 4 Apr A Pemimpin yang Berkenan di Hati Tuhan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 10 hab adalah pemimpin yang membawa bangsa Israel kepada dosa yang besar dengan menyembah Baal. Murka Tuhan menyala atas dirinya dan kaum keturunannya. Tetapi, Yehu sebaliknya. Sejak terpilih sebagai pemimpin, ia bersemangat untuk melaksanakan keinginan Tuhan. Kepemimpinan Yehu menggentarkan pembesar kota, sehingga mereka memihak kepada (Yehu) dan menuruti perkataannya (10:6-7). Yehu berhasil menghabisi 70 anak raja, beserta semua pengikut dan orang kepercayaan Ahab. Yehu membinasakan 42 orang dari kaum keluarga Yehuda, karena raja Yehuda bersahabat dengan raja Israel yang jahat. Puncaknya adalah Yehu menghabisi semua pengikut dan imam Baal, memusnahkan rumah berhala Baal dan menajiskannya dengan menjadikan tempat itu sebagai toilet. Dalam semua tindakan ini, Tuhan berkenan kepada Yehu (10:30). Sayangnya, Yehu memiliki sisi kelemahan yang “mengakibatkan orang Israel berdosa pula” (10:29, 31), yaitu berkaitan dengan penyembahan anak lembu emas. Mulai 10:15, dikisahkan tentang seorang bernama Yonadab bin Rekhab yang “hatinya jujur”. Selama sekitar 200 tahun (dari zaman Musa sampai Yeremia), keluarga Rekhab memegang janji untuk mengikuti cara hidup bangsa Israel sewaktu dalam pengembaraan, yaitu tidak meminum anggur, tidak mendirikan rumah, tidak membuat kebun (Yeremia 35). Begitu bangganya Tuhan, hingga Ia berfirman bahwa keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani-Nya sepanjang masa (Yeremia 35:19). Seperti apa teladan yang kita tinggalkan bagi keluarga kita, bagi anak cucu kita? Apakah Tuhan berkenan dan bangga pada kita karenanya? Mari kita mengawasi langkah hidup kita mulai dari sekarang! [PHJ] “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.” 1 Timotius 4:16 40 , Rabu 5 Apr D Tetap Berharap Walau Dalam Kesesakan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 11 alam sejarah, belum pernah ada pemusnahan keturunan raja seperti yang terjadi di Kerajaan Yehuda. Yoram membunuh semua saudaranya, yaitu anak-anak raja Yosafat; dan anak-anak Yoram—kecuali Ahazia—dibunuh oleh gerombolan yang bersama orang-orang Arab (2 Tawarikh 21:4; 22:1). Ahazia dibunuh oleh Yehu dan anak-anak Ahazia dibunuh oleh Ratu Atalya, neneknya sendiri (2 Raja-raja 9:27; 11:1). Mengapa Atalya bisa berlaku sedemikian kejam demi memuaskan ambisinya untuk memerintah? Sifat jahat dan kejam itu menurun kepadanya dari ibunya, yaitu Izebel. Sekalipun demikian, Tuhan tetap menggenapi janji-Nya pada Raja Daud dengan menyelamatkan salah seorang anak keturunan Daud, yaitu Yoas (2 Tawarikh 22:11-12; 23:3). Tuhan memberikan keberanian dalam hati beberapa orang untuk tampil sebagai alat Tuhan. Yosabat, istri Imam Yoyada (2 Tawarikh 22:11), memberanikan diri melawan perintah Ratu dan menyembunyikan anak raja. Yoyada, Imam di Yehuda, memberanikan diri melakukan kudeta dengan mengangkat Yoas sebagai raja dan membunuh Atalya (2 Tawarikh 23:1-15). Setelah rakyat berada dalam pemerintahan tangan besi dan teror selama 6 tahun, Yehuda hidup dalam “sukaria dan amanlah kota.” Rumah Baal dihancurkan, seperti yang dilakukan Yehu di Israel 7 tahun yang lalu (2 Tawarikh 23:16-21). Di dalam keadaan ketika seolah-olah kejahatan menang, Tuhan bisa mengangkat orang-orang pilihanNya, yang akan bangkit dengan keberanian dari Tuhan untuk memberikan kelepasan bagi anak-anak-Nya. Sejahat apa pun orang yang berkuasa, seburuk apapun orang memperlakukan kita, bersandarlah pada Allah. Pada waktuNya, Allah akan bertindak bagi kita. [PHJ] “Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.” Mazmur 39:8 41 , Kamis 6 Apr Y Ketika “Cukup” Tidaklah Cukup Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 12 oas, Raja Yehuda, melakukan apa yang benar di mata Tuhan hanya selama imam Yoyada masih hidup. Dalam memerintah, Yoas tidak setegas dan seulet raja-raja yang baik seperti Daud. Yoas tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan. Yoas menaruh perhatian pada rumah Tuhan karena rumah Tuhan adalah tempat ia dibesarkan. Namun, ia tidak cukup mengawasi perbaikannya dengan baik. Perintah perbaikan rumah Tuhan diabaikan, bahkan sampai 23 tahun. Mentalitas para imam yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri membuat rakyat enggan menyerahkan uang untuk rumah Tuhan. Setelah Imam Yoyada mengambil inisiatif untuk memakai sistem kotak persembahan, baru ada cukup dana untuk memperbaiki kerusakan. Yoas beruntung memiliki pekerja yang jujur, sehingga ia tidak perlu melakukan perhitungan keuangan. Saat Hazael menyerang Yerusalem, Yoas bukan berdiri sebagai raja yang memiliki Allah sebagai penolong, melainkan malahan memberikan upeti berupa uang persembahan kudus dan emas dari rumah Tuhan dan istana raja. Hazael saat itu tidak jadi menyerang Yerusalem, namun pada tahun berikutnya, ia datang kembali menyerang Yerusalem dan melukai Yoas. Akhirnya, ketidaksungguhannya mengikut Tuhan berujung pada pembunuhan anak imam Yoyada dan mengakibatkan para pegawainya berbalik membunuh dia (2 Tawarikh 24). Tidak cukup hanya menjadi pemimpin yang cukup baik karena semua yang setengah-setengah tak akan memberi banyak hasil. Apakah saat ini Anda merasa nyaman dengan keadaan “cukup baik” tanpa sungguh-sungguh mencari kehendak Tuhan dan hidup yang “lebih” bagi-Nya dan bagi Kerajaan Allah? Marilah kita lebih tekun hidup bagi Tuhan. [PHJ] “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, ... untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.” Yesaya 49:6 42 t, Juma 7 Apr S Hidup Tanpa Tuhan versus Hidup Dalam Tuhan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 13 esudah Yehu meninggal, Kerajaan Israel diperintah oleh dua keturunan Yehu, yaitu Yoahas selama 17 tahun dan Yoas selama 16 tahun. Kisah kedua raja ini sangat suram. Mereka berdua jahat di mata Tuhan. Dosa Yerobeam tidak dijauhi dan Israel semakin terpuruk dalam kekalahan di tangan Aram. Bahkan, dalam kisah Yoas, tidak nampak sesuatu yang dapat ditonjolkan (13:10-13). Inti kisah sebenarnya dimulai saat Yoas mengunjungi Nabi Elisa yang sedang sakit keras. Sambil menangisi Elisa, Yoas berkata, “Bapaku, bapaku, kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda,” suatu ucapan yang sama yang pernah diucapkan Elisa saat Elia pergi diangkat ke Sorga (2 Raja 2:12; 13:14), yang menunjukkan kegentaran Yoas yang menganggap tanpa Elisa, dia akan kehilangan penyertaan Allah. Elisa kemudian memintanya memanah. Yoas tentu bisa memanah. Namun, tangan Nabi Elisa yang sudah tua diletakkan di atas tangan Yoas untuk mengarahkan. Hal itu menunjukkan bahwa kekuatan manusia tidaklah cukup. Panah pun diarahkan ke Timur, tempat orang Aram berdiam. Elisa mengatakan bahwa Yoas akan mampu mengalahkan musuhnya sebanyak 3 kali. Hal itu kemudian terbukti terjadi (13:14-19, 25). Yoas adalah “penolong” yang dicatat dalam kisah Yoahas (13:5), yang saat itu belum disebutkan namanya. Melalui dialah, bangsa Israel memperoleh kelepasan. Hidup manusia tanpa Allah hanya akan berakhir dengan keterpurukan dan kekalahan. Penyertaan Allah akan memampukan kita mengalami kelepasan, bahkan menjadi berkat bagi orang lain. Jangan sengaja menjauh dari-Nya, melainkan sungguh-sungguhlah mengandalkan Dia dalam segala tingkah laku Anda. [PHJ] “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Amsal 3:5-6 43 u, Sabt 8 Apr A Melaksanakan Iman dalam Perbuatan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 14 mazia—Raja Yehuda—disebut “benar di mata Tuhan” (14:3), sedangkan raja Israel—yaitu Yoas dan Yerobeam—disebut “jahat di mata Tuhan” (13:11; 14:24). Anehnya, raja yang jahat pun bisa melakukan sesuatu yang baik. Yerobeam dipakai Tuhan untuk menolong Israel dengan mengembalikan Damsyik dan Hamat-Yehuda ke wilayah Israel (14:27-28). Sebaliknya, raja yang disebut “benar di mata Tuhan”—yaitu Amazia—justru jatuh ke dalam dosa. Amazia berniat menyewa tentara bayaran dari Israel, 100 ribu orang banyaknya. Namun, atas nasihat abdi Allah ia tidak jadi melakukannya (2 Tawarikh 25:6-10). Memang, ia meraih kemenangan atas Edom. Sayangnya, kemenangan itu membuat hatinya congkak sehingga ia menantang Israel berperang. Amazia bahkan menambah dosanya dengan menyembah allah bani Seir (2 Tawarikh 25:14-16). Di antara kisah yang mencengangkan di atas, tercatat nama seorang nabi Israel, Yunus bin Amitai (2 Raja-raja 14:25). Kisah hidup sang nabi mencerminkan apa yang terjadi saat itu. Yunus—sang nabi Tuhan—menolak perintah Tuhan untuk mewartakan kabar kehancuran bagi Niniwe karena kuatir bahwa Niniwe akan bertobat dan Allah mengasihani mereka (Yunus 4:2). Padahal, dalam perjalanan Yunus, para pelaut yang tidak mengenal Allah justru mengasihani dia (Yunus 1:10-14). Semua orang Niniwe (yang jahat), ketika mendengar firman Allah, justru mengalami pertobatan (Yunus 3:5-9). Betapa memalukan jika mereka yang tidak mengenal Tuhan justru lebih menunjukkan kebaikan daripada kita yang mengaku mengenal Tuhan. Maka, marilah kita lebih bersungguh-sungguh melaksanakan iman dan keselamatan yang telah kita terima. [PHJ] “…kamu harus…menambahkan kepada imanmu… kasih akan semua orang. Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.” 2 Petrus 1:5-9 44 PENDERITAAN YANG MEMBAWA KEMULIAAN D alam dunia yang semakin modern (mudah, mewah dan menawarkan kesenangan), tidak mengherankan jika manusia yang hidup di dalamnya—termasuk umat Tuhan—semakin merasa alergi terhadap penderitaan. Konotasi negatif yang melekat pada kata “penderitaan” terlalu sulit untuk dihilangkan. Melalui rangkaian Paskah tahun ini, marilah kita melihat dan mengingat bahwa penderitaan tidak selalu memiliki konotasi negatif. Bagi umat Tuhan, selalu ada makna positif yang terkandung dalam sebuah penderitaan, bahkan penderitaan bisa membawa umat Allah kepada kemuliaan. Yesaya 52:13-53:12 merupakan bagian integral dari rangkaian Yesaya 49-55 yang diberi judul “Hamba Tuhan.” Bagian ini jelas ditujukan kepada orang Israel yang berada dalam pembuangan. Sejarah Israel mencatat bahwa Nebukadnezar pada tahun 587 BC datang menyerang Israel, merampok bait Allah, dan bahkan membawa orang Israel sebagai tawanan. Bangsa Israel hidup dalam penderitaan di Babel dan Allah menubuatkan kedatangan seorang Pembebas. Dalam rencana dan kedaulatan Allah, nubuatan itu bukan saja berlaku bagi bangsa Israel di bawah tawanan Babel, tetapi juga bagi seluruh umat manusia di bawah tawanan dosa. Dalam proses penyelamatan itu, Sang Hamba Allah menanggung penderitaan yang luar biasa, Dialah Yesus Kristus yang menderita dan mati di atas kayu salib. Akan tetapi, justru melalui penderitaan dan kematian yang Ia alami itulah, Ia membebaskan manusia dari jerat dosa dan menyelamatkan umat-Nya dari hukuman Allah. Bahkan, melalui penderitaan tersebut, Ia ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Melalui pembacaan Yesaya 52:13-53:12, marilah kita mempersiapkan diri dalam mengingat penderitaan Sang Hamba, Yesus Kristus, yang membawa keselamatan bagi kita. Selain itu, melalui penghayatan yang benar akan bagian firman Tuhan ini, marilah kita meneladani sikap dan perbuatan Sang Hamba dalam menghadapi dan menyikapi penderitaan, sehingga kita menjadi semakin serupa dengan Dia. [BP] 45 Masa Sengsara u, Mingg 9 Apr P Hamba Yang (akan) Dimuliakan Allah Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 52:13-15 ada umumnya, keberhasilan menunjuk kepada kondisi yang baik, misalnya cita-cita yang tercapai, karir yang meningkat, ekspansi bisnis yang berhasil, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam Yesaya 52:13-15, keberhasilan justru terjadi dalam konteks penderitaan. Dalam 52:13, Sang Hamba akan berhasil dalam makna yang lain, yaitu dapat melakukan tugas dengan baik atau berhasil menyelesaikan tugas. Keberhasilan itu membuat Ia ditinggikan, disanjung, dan dimuliakan, tetapi keberhasilannya sekaligus membuat banyak orang tertegun dan raja-raja terdiam, diikuti dengan penjelasan, “begitu buruk rupanya bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi” (52;14). Hal ini menunjuk kepada sebuah bentuk penderitaan yang dialami oleh Hamba tersebut. Penderitaan secara fisik terlihat jelas karena “begitu buruk rupanya” menunjukkan bagaimana secara fisik Ia dihancurkan sehingga wajah dan tubuhnya terlihat bukan seperti manusia lagi. Nubuat ini digenapi dalam Perjanjian Baru dengan salib sebagai bukti nyata penderitaan fisik yang dialami Yesus Kristus. Penderitaan seperti itulah yang merupakan keberhasilan Sang Hamba, penderitaan yang membuat Sang Hamba ditinggikan, disanjung, dan dimuliakan oleh Allah. Jika kita mengalami penderitaan karena kesalahan sendiri, penderitaan itu adalah konsekuensi yang harus kita tanggung. Akan tetapi, jika kita mengalami penderitaan karena Tuhan Yesus, percayalah bahwa Yesus Kristus Sang Hamba yang telah lebih dulu menderita akan menyertai kita dalam melewati penderitaan tersebut. Ingatlah bahwa ada upah dalam kerajaan sorga yang disediakan Allah bagi umat-Nya yang menderita karena nama-Nya. [BP] “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” Matius 5:11-12 46 Masa Sengsara , Senin r 10 Ap T Hamba Yang Tidak Diinginkan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 53:1-3 entu sangat sulit menerima kondisi tidak diinginkan orang di sekitar kita. Bagi yang pernah mengalaminya, Sang Hamba telah terlebih dahulu mengalami masa seperti itu. Setidaknya ada beberapa alasan mengapa Sang Hamba tidak diinginkan: Ia tidak tampan, tidak ada semaraknya (keelokannya), seorang yang dihina, penuh kesengsaraan, dan biasa menderita kesakitan. Fakta ini membuat Sang Hamba tidak dipandang, tidak diinginkan, dihindari banyak orang, dan tidak diperhitungkan. Sang Hamba dalam Yesaya 53:1-3 terlihat tidak menarik bagi orang lain, mungkin juga bagi kita. Akan tetapi, jika Sang Hamba disandingkan dengan Yesus Kristus dalam konteks Perjanjian Baru, Ia sangat menarik. Yesus Kristus mampu menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan membuat mujizat. Banyak orang ingin mendengar pengajaran-Nya, melihat mujizat-Nya dan menyaksikan diri-Nya sedekat mungkin. Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak menginginkan-Nya karena apa yang Ia lakukan dan ajarkan jauh melebihi apa yang dapat mereka lakukan. Tetapi, ketika Yesus Kristus menderita, ditangkap, disesah, dan mati disalib, apakah Pribadi-Nya menarik? Adakah orang yang tetap menginginkannya? Benarlah nubuat Yesaya! Menyangkut penderitaan dan salib, orang-orang sekaliber Petrus dan murid-murid lain pun lari meninggalkan Tuhan Yesus. Ketika berbicara tentang mujizat, Yesus Kristus menjadi pribadi yang popular. Ketika berbicara tentang penderitaan, Dia menjadi pribadi yang tidak diinginkan. Dalam mengikut Yesus, berinstrospeksilah: Benarkah Anda tetap menginginkan Yesus Kristus seutuhnya, baik saat melihat mujizat dan berkat maupun saat harus memikul salib? Apakah kita mengikut Yesus hanya karena berkat-Nya? [BP] Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Ayub 2:10a 47 Masa Sengsara sa, Sela r 11 Ap P Hamba Yang Menderita Karena Orang Lain Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 53:4-6 erkataan “Hidup terkadang tidak fair (adil)” sering terlontar dari orang-orang di sekitar kita atau bahkan dari mulut kita sendiri. Memang benar bahwa terkadang hidup ini terasa tidak fair. Firman Tuhan hari ini merupakan bukti kuat akan hal itu. Bagaimana mungkin orang yang tidak bersalah menerima hukuman karena kesalahan orang lain? Bukankah itu tidak fair? Sang Hamba dalam Yesaya 53:4-6 digambarkan sedang menanggung apa yang seharusnya tidak Ia tanggung. Penyakit dan kesengsaraan orang lain yang Ia tanggung, Ia tertikam dan diremukkan oleh pemberontakan dan kejahatan orang lain, bahkan Ia harus menerima semua penderitaan supaya orang lain diselamatkan dan disembuhkan. Lihatlah apa yang Tuhan Yesus lakukan di atas kayu salib. Apakah Ia layak menerima hukuman salib? Bukankah selama hidup-Nya di dunia, Ia tidak pernah berbuat dosa? Siapakah yang sebenarnya layak menerima murka Allah yang begitu luar biasa? Demi kita—manusia berdosa—Tuhan Yesus rela menggantikan kita untuk menerima penderitaan dan hukuman yang luar biasa berat, supaya kita didamaikan dengan Allah, menikmati kembali relasi dengan Allah, dan bahkan bisa kembali bersekutu dengan Allah di dunia dan di surga nanti. Ia menderita dan mati karena menggantikan kita yang berdosa, supaya kita yang berdosa didamaikan, dipulihkan dan diselamatkan. Bersyukurlah karena Yesus Kristus rela menderita dan mati menggantikan kita dalam menanggung murka Allah. Di sisi lain dalam kehidupan dan pelayanan kita, seandainya Tuhan mengizinkan kita mengalami penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan, kegagalan, bahkan kelemahan orang lain, apakah kita bersedia dan rela? [BP] “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Yesaya 53:5 48 Masa Sengsara , Rabu r 12 Ap U Hamba Yang Tunduk dalam Penderitaan Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 53:7-9 mumnya, setiap manusia—baik kecil, besar, tua, muda— akan menghindari penderitaan. Ketika berhadapan dengan penderitaan, respons pertama yang sangat wajar adalah menolak penderitaan. Tetapi, tidak demikian dengan Sang Hamba yang dicatat dalam Yesaya 53:7-9. Tidak ada respons bantahan, apalagi penolakan, terhadap penderitaan. Yang ada hanyalah ketundukan dalam keheningan. Hamba tersebut dianiaya, tetapi membiarkan dirinya ditindas dan tidak membuka mulutnya (53:7a). Ada dua gambaran yang menunjukkan ketundukan dalam keheningan hamba tersebut yaitu anak domba yang dibantai/disembelih dan induk domba yang digunting bulunya. Diam adalah bentuk ketaatan dan ketundukan yang paling absolut. Ketaatan dan ketundukan yang sama kita temukan dalam peristiwa penangkapan dan penghukuman Tuhan Yesus. Walaupun Tuhan Yesus menjawab pertanyaan Imam Besar (Matius 26:63-64) dan Pilatus (Matius 27:11), tetapi Ia tidak sedikit pun menolak penderitaan dan penganiayaan yang ada di depan mata. Apa yang membuat Yesus Kristus tetap diam dan taat sekalipun penderitaan menanti di hadapan-Nya? Dia diam karena Dia hadir untuk memikul salib. Dia memikul salib karena Dia mengasihi Bapa-Nya dan Dia rela melakukan seluruh kehendak-Nya untuk menyatakan kasih kepada manusia berdosa. Panggilan menjadi murid Tuhan Yesus adalah panggilan untuk mati terhadap dosa, dan mungkin juga mati secara fisik karena nama-Nya. Dalam situasi dan kondisi yang semakin tidak menentu, orang percaya banyak mendapat tantangan. Mungkin saja kita akan mengalami penderitaan seperti Yesus Kristus: diperhadapkan pada para penguasa, disiksa, dan dianiaya. Bagaimana respons kita? Menolak atau tunduk? [BP] “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Matius 10:39 49 Masa Sengsara , Kamis r 13 Ap S Hamba yang Memenuhi Tujuan Allah Bacaan Alkitab hari ini: Yesaya 53:10-12 aat tujuan yang telah ditetapkan tercapai, kepuasan dapat dinikmati. Itulah yang dialami oleh Sang Hamba dalam Yesaya 53:10-12. Perkataan “Allah berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan” (53:10) sulit untuk dimengerti, tetapi pesan penting yang disampaikan adalah bahwa Sang Hamba akhirnya dapat memenuhi kehendak dan tujuan Allah, sekalipun Ia harus menderita. Setelah kehendak dan tujuan Allah digenapi dalam diri Sang Hamba melalui penderitaan dan kematian-Nya, Sang Hamba akan menerima bagian-Nya, yaitu dipuaskan oleh Allah. Sang Hamba akan melihat keturunan-Nya (secara rohani). Umur-Nya akan lanjut (53:10). Ia akan melihat terang dan menjadi puas (53:11a). Ia akan membenarkan banyak orang oleh hikmat-Nya (53:11c). Allah akan membagikan kepada-Nya orang-orang besar sebagai rampasan dan Ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan (53:12a). Kehendak dan tujuan Allah menjadi prioritas utama dalam kehidupan Sang Hamba untuk dilaksanakan dan digenapi. Tuhan Yesus datang untuk memenuhi kehendak Allah. Ia datang dengan satu tujuan utama, yaitu naik ke atas kayu salib untuk menanggung derita, bahkan mati untuk memenuhi kehendak dan tujuan Allah, yakni membebaskan manusia berdosa dari belenggu dosa dan menyelamatkan manusia dari hukuman Allah. Anda tidak perlu memikirkan reward yang akan Allah berikan kepada Anda saat Anda menuntaskan kehendak dan tujuan Allah dalam hidup Anda. Yang perlu Anda pikirkan adalah: Apakah Anda mengetahui kehendak dan tujuan Allah dalam hidup Anda? Benarkah tujuan dan kehendak Allah adalah prioritas dalam hidup Anda? Siapkah Anda jika tujuan dan kehendak Allah membawa kita keluar dari zona nyaman kita? [BP] Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Yohanes 4:34 50 Jumat Agung t, Juma r 14 Ap P Eli, Eli, Lama Sabakhthani Bacaan Alkitab hari ini: Matius 27:45-46 erhatikan bahwa dalam Injil Matius, Tuhan Yesus tidak mengucapkan sepatah kata pun setelah menjawab pertanyaan Pilatus (27:11). Saat disalib dan diolok-olok, Tuhan Yesus tetap diam. Pada jam 12.00, kegelapan mulai menyelimuti daerah itu. Kira-kira jam 15.00, Tuhan Yesus berseru, “Eli, Eli lama sabakhtani.” Seruan itu menggemakan Mazmur 22:2, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” Seruan yang diucapkan dengan sisa tenaga yang Ia miliki itu menunjukkan betapa luar biasanya penderitaan yang harus Ia lewati, yaitu keterpisahan dengan Bapa karena menanggung cawan murka Allah. Walaupun Tuhan Yesus amat menderita secara fisik, keterpisahan dengan Bapa lebih berat ketimbang penderitaan fisik yang harus Ia tanggung. Bagaimana tidak? Untuk sementara waktu, relasi harmonis dalam kesatuan Allah Tritunggal terpisah karena salib. Seruan Tuhan Yesus bukan menunjukkan kehilangan iman atau kepercayaan terhadap Allah Bapa, melainkan menunjukkan situasi yang membuatNya menderita karena kehilangan kontak dengan BapaNya. Seruan Tuhan Yesus, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku” membuat orang yang percaya dalam nama-Nya tak perlu menyerukan seruan yang sama. Seruan Tuhan Yesus menandai pulihnya relasi kita dengan Allah. Salib menjamin bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita. Ironisnya, kita justru sering merasa baik-baik saja saat relasi dengan Allah rusak. Bagaimana relasi Anda dengan Allah saat ini? Renungkan mana yang lebih sering terjadi dalam hidup Anda: Allah meninggalkan Anda atau Anda meninggalkan Dia? Mengapa hal itu bisa terjadi? Perasaan apa yang muncul di hati Anda saat Anda terpisah dari Allah? [BP] “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20b 51 Pra-Paskah u, Sabt r 15 Ap P Penderitaan Yang Berujung Kemuliaan Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 2:9-11 enderitaan Kristus di atas kayu salib yang berakhir dengan kematian-Nya justru membuat Ia ditinggikan dan dimuliakan. Bacaan Alkitab hari ini menunjukkan bahwa nubuat tentang Sang Hamba dalam kitab Yesaya digenapi dalam diri Yesus Kristus. Ia dimuliakan dengan cara Allah mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya di dalam nama Yesus bertekuk lutut semua yang ada di langit dan di bumi. Hal ini menunjukkan bahwa salib (penderitaan) justru membawa kemuliaan bagi Yesus Kristus. Perkataan “Bertekuk lutut” menunjukkan bahwa Allah mengaruniakan semuanya di bawah otoritas Yesus Kristus, termasuk otoritas menghakimi semua orang saat penghakiman terakhir. Kepada nama Yesus, semua lidah mengaku bahwa “Yesus Kristus adalah Tuhan.” Yang menarik, orang pertama yang mengaku Yesus adalah Tuhan setelah kematian-Nya adalah kepala pasukan Romawi (Matius 27:54, Markus 15:39). Paska kematian Yesus, murid-murid merasa takut dan kuatir kepada orang Yahudi sehingga mereka mengunci pintu rapat-rapat saat berkumpul (Yohanes 20:19). Ketakutan terhadap orang Yahudi adalah ketakutan kepada kondisi yang dialami Yesus Kristus (salib) atau ketakutan pada penderitaan. Penderitaan pasti menjadi bagian dari kehidupan orang percaya. Jika Yesus Kristus mengalami penderitaan, wajar bila umat-Nya juga mengalami penderitaan. Ingatlah bahwa Yesus Kristus yang kita percayai tidak selama-lamanya berada di dalam kubur, Ia bangkit, dimuliakan dan ditinggikan oleh Allah. Ada pengharapan! Jangan takut jika kita harus menderita karena Dia, karena kitapun juga akan dimuliakan bersama dengan Dia. [BP] “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, ..., yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Roma 8:17 52 Paskah u, Mingg r 16 Ap D Mengenal dan Menjadi Serupa Dia Bacaan Alkitab hari ini: Filipi 3:10-11 alam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus memperlihatkan kerinduannya untuk mengenal Kristus yang telah menderita dan mati di kayu salib. Ia sangat memahami bahwa pengenalan kepada Kristus tidak dapat dipisahkan dari fakta bahwa dia telah dibenarkan di dalam Kristus (3:9). Pengenalan itu akan membawanya memenuhi panggilannya, yaitu menjadi serupa dengan Kristus, sekalipun hal itu berarti bahwa ia harus menanggung penderitaan. Perkataan “Kuasa kebangkitan-Nya” (3:10) membuktikan bahwa Ketuhanan Yesus Kristus adalah dasar utama yang esensial dalam pemikiran Rasul Paulus di sini. Tanpa kebangkitan Kristus. sia-sialah kepercayaannya (imannya) dan semua orang masih hidup dalam dosa (1 Korintus 15:17). Perkataan “Persekutuan dalam penderitaan-Nya” (Filipi 3:10) menunjukkan bahwa Rasul Paulus bersedia taat kepada Yesus Kristus sekalipun ia harus menderita bagi-Nya. Hal ini sedikit banyak tergambar dengan jelas ketika demi Kristus yang ia layani, Paulus rela mengalami beberapa penderitaan di dalam pelayanan yang ia kerjakan (2 Korintus 11:23-28). Panggilan setiap orang percaya adalah mengenal Allah dan menjadi serupa dengan Dia dalam penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Pada hari raya Paskah, ingatlah panggilan kita untuk mengenal dan menjadi serupa Dia. Kristus menderita dan mati, tetapi juga bangkit, ditinggikan, dan dimuliakan Allah. Pengenalan akan Allah adalah dasar untuk menjadi serupa dengan Dia. Pengenalan seperti apa yang sudah Anda miliki terhadap Tuhan Yesus Kristus? Jika kita membandingkan kehidupan Yesus Kristus dan kehidupan kita hari ini, benarkah kita sudah berubah menjadi semakin serupa dengan Dia? [BP] “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara” Roma 8:29 53 , Senin r 17 Ap A Keluarga Yang Diperkenan Tuhan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 15 zarya, yang dikenal sebagai Uzia (2 Tawarikh 26:1), adalah anak Amazia, Raja Yehuda. Ia memerintah selama 52 tahun. Suatu durasi pemerintahan yang panjang jika dibandingkan dengan raja-raja Israel seperti Zakharia (6 bulan), Salum (1 bulan), Menahem (10 tahun), Pekhaya (2 tahun), Pekah (20 tahun), dan Hosea (9 tahun). Selain masa pemerintahan yang berbeda, di kerajaan Yehuda, garis keturunan raja terus berurut sejak Raja Daud, sesuai dengan janji Tuhan (1 Raja-raja 2:4; 9:5). Di Kerajaan Israel, raja berasal dari keturunan yang bermacam-macam. Yehu—raja Israel yang paling dikenan Tuhan—dijanjikan bahwa 4 orang keturunannya akan menjadi raja (2 Raja-raja 10:30). Zakharia adalah keturunan Yehu yang terakhir memerintah. Setelah itu, dimulailah pertumpahan darah oleh orang-orang ambisius yang menjadi raja melalui pengkhianatan. Salum bin Yabesh membunuh Zakharia. Menahem bin Gadi membunuh Salum. Manahem digantikan oleh Pekhaya, anaknya. Pekhaya dibunuh oleh Pekah bin Remalya dan Pekah dibunuh oleh Hosea bin Ela, yaitu raja terakhir kerajaan Israel. Sejarah mengajarkan bahwa hanya topangan tangan Tuhan saja yang bisa memelihara suatu kerajaan, bahkan menjamin keturunan keluarga raja. Tanpa perkenan Tuhan, kerajaan tidak akan sanggup bertahan. Keluarga kerajaan tidak akan terus terpelihara. Bagaimana dengan keluarga kita masing-masing? Banyak orangtua bermegah dan merancang sendiri masa depan anak dan keluarganya. Namun, sadarkah kita bahwa hanya perkenan dan topangan tangan Tuhan saja yang bisa memelihara keluarga kita? Marilah kita saat ini meminta penyertaan-Nya atas masa depan keluarga kita. Amin. [PHJ] “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” Mazmur 127:1 54 sa, Sela r 18 Ap K Jangan Sengaja Mempermainkan Tuhan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 16 erajaan Yehuda sebenarnya sangat beruntung. Pertama, banyak raja Yehuda yang disebut “baik di mata Tuhan”, sekalipun sebagian di antara mereka belum menjauhi bukit-bukit pengorbanan. Kedua, para pembesar tetap setia menjaga garis keturunan raja Daud. Oleh karena itu, bila seorang raja meninggal dunia, anak (keturunan) raja selalu diangkat sebagai pemimpin berikutnya. Mungkin Ahas adalah raja yang paling buruk dari seluruh raja Yehuda. Ia merasa tidak apa-apa memelihara bukit pengorbanan seperti yang dilakukan ayah dan leluhurnya, bahkan menambahnya dengan menyembah anak lembu emas seperti yang dilakukan raja-raja Israel. Ia bahkan mempersembahkan anak sebagai korban dalam api, seperti yang umum dilakukan bangsa lain yang menyembah dewa Molokh. Ia juga memberi persembahan dan membakar korban di bawah setiap pohon rimbun. Ahas tidak takut bahwa pembesar kota akan memberontak terhadapnya. Oleh karena itu, dengan sembrono ia menista Bait Suci, membuat mezbah dengan model Damsyik yang sebenarnya dipakai untuk penyembahan berhala orang Asyur, dan menempatkannya di Rumah Tuhan. Pengarahan model ibadah buatan Ahas ia sampaikan kepada imam Uria yang melaksanakan dengan taat. Terkadang Tuhan seolah-olah tidak menghukum kesalahan, sehingga betapa mudahnya kita menjadi lalai dan menganggap bermain dengan dosa itu tidak apa-apa. Dosa menumpulkan kerohanian dan nurani, dan pada akhirnya membuat kita sulit untuk kembali dan menyesali kesalahan di hadapan Tuhan. Hingga akhir hidupnya, Ahas tidak pernah menyesal atau kembali kepada Tuhan. Marilah kita kembali kepada Tuhan hari ini, selama kesempatan masih ada. [PHJ] Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu ….” Ibrani 3:7-8 55 , Rabu r 19 Ap D Ketika Semua Sudah Terlambat Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 17 alam bacaan Alkitab hari ini, kita melihat akhir tragis dari sejarah Kerajaan Israel. Hosea bin Ela— raja Israel terakhir— yang walaupun tidak sejahat raja-raja Israel sebelumnya, tidak bisa mencegah datangnya hukuman Tuhan. Di masa inilah, Israel ditaklukan Asyur dan mengalami pembuangan. Umat Israel yang dahulu keluar dari tanah perbudakan Mesir kini berakhir dengan kembali menjadi budak di Asyur. Allah telah berkali-kali menyampaikan alasan penghukuman final yang Ia lakukan ini, yaitu karena dosa Israel sudah terlalu banyak dan tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat dan dipulihkan. Israel terus menyakiti hati Tuhan. Yerobeam amat berdosa karena dia telah membuat dua anak lembu emas yang tidak pernah berhenti mereka sembah. Bukit pengorbanan tidak pernah bisa mereka jauhi. Mereka menyembah tugu berhala di atas bukit dan di bawah pohon yang rimbun, serta beribadah pada berhala dan dewa bangsa lain. Oleh karena itu, Israel tidak punya alasan untuk menyalahkan Tuhan. Bukankah Tuhan pernah berkata bahwa Ia akan memelihara kerajaan Israel hanya apabila umat ini sungguh-sungguh mencari Dia? Sebaliknya, bila Israel berbalik dan pergi sujud menyembah allah lain, maka Tuhan akan melenyapkan mereka dari tanah yang telah Ia berikan kepada mereka (1 Raja-raja 9:4-9). Terkadang, kita pun mudah menyalahkan Tuhan saat hidup kita berantakan yang sebenarnya karena kesalahan kita sendiri. Bukankah kita sering mengeraskan hati dan tidak mau diatur Allah? Berapa banyak orang yang semasa hidupnya tidak dekat dengan Tuhan dan saat masalah datang menjadi pembenci Tuhan? Sadarilah dosa Anda di hadapan TUHAN dan berdamailah dengan Dia selama masih ada waktu! [PHJ] “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.” Wahyu 2:5 56 , Kamis r 20 Ap S Suara Siapa yang Kita Dengar? Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 18 aat kerajaan Israel berakhir secara menyedihkan, masih ada pengharapan yang besar bagi Kerajaan Yehuda. Ahas—yaitu raja Yehuda yang paling jahat—ternyata memiliki anak (yaitu Hizkia)—yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan, bahkan “tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya” (18:3). Hizkia menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, meremukkan tugu-tugu berhala, menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, yang disembah bangsa Israel. Kepercayaannya kepada Tuhan Allah Israel tidak dapat dibandingkan dengan raja-raja Yehuda lainnya. Oleh karena itu, Tuhan menyertai dia. Hizkia bahkan berani memberontak terhadap raja Asyur. Ia berhasil mengalahkan orang Filistin. Alkitab mengingatkan alasan yang membuat Israel kalah dan mengalami pembuangan, yaitu karena mereka tidak mendengarkan suara Tuhan (18:12). Kemudian, datanglah suara utusan raja Asyur yang menyampaikan katakata yang sangat melemahkan hati, merendahkan raja Yehuda, meremehkan tentara Yehuda, bahkan menghina Allah Israel. Suara yang diucapkan dalam bahasa Yehuda tersebut bisa dimengerti seluruh rakyat. Namun, dalam kegetiran, rakyat tetap diam karena mereka manaati perintah raja Hizkia untuk tidak menjawab utusan Asyur tersebut (18:36). Saat ini, suara siapa yang lebih kita dengarkan dan kita percayai? Suara dunia (yang menyerukan ketakutan, kekuatiran, kebergantungan pada uang dan haus akan posisi, pengejaran ambisi manusia) atau suara Tuhan (yang menenangkan jiwa, dan membawa pada penyerahan hidup dalam pengaturan-Nya yang sempurna)? Bandingkan dengan Maria, yang rindu untuk terus mendengar suara Tuhan (Lukas 10:39). [PHJ] “Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya” Lukas 10:39 57 t, Juma r 2 1 Ap S Iman yang Tidak Tergoyahkan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 19 etelah mendengar ucapan para utusan raja Asyur, Hizkia mencari Tuhan, bukan untuk meratap atau menceritakan ketakutannya, melainkan untuk mengetahui hukuman yang akan Allah jatuhkan kepada bangsa Asyur yang sudah menghina Allah (19:4). Melalui Yesaya, Tuhan menjanjikan bahwa semua pasukan Asyur akan ditarik mundur dan Raja Asyur akan mati oleh pedang, padahal Raja Asyur sedang giat-giatnya menaklukkan kerajaan-kerajaan lain. Bukankah berita itu bertolak belakang dengan keadaan yang terlihat? Bagaimana mungkin Raja Asyur menarik pasukan untuk pulang? Berita provokasi kedua yang datang kepada Hizkia berisi tantangan bahwa sia-sia mengandalkan Tuhan, sedangkan allah bangsa-bangsa lain gagal membela bangsa-bangsa itu. Setelah menerima surat itu, Hizkia pergi ke rumah Tuhan dan membentangkannya di hadapan Tuhan. Di dalam doanya, Hizkia menegaskan imannya kepada Allah yang berdaulat. Allah berbeda dengan patung buatan tangan manusia. Hizkia memohon agar Allah menyelamatkan umat-Nya, bukan hanya untuk keselamatan umat Tuhan, melainkan supaya segala kerajaan di bumi mengetahui bahwa TUHAN adalah satu-satunya Allah yang sejati (19:19). Iman Hizkia kepada Tuhan tidak tergoyahkan saat menghadapi tantangan berat. Hal ini tepat seperti kesaksian Alkitab bahwa Hizkia percaya kepada Tuhan, Allah Israel, melebihi semua raja yang pernah ada sebelum maupun sesudah dia (18:5). Apakah kita memiliki iman yang seperti Hizkia di tengah pergumulan yang kita alami? Apakah kita lebih memikirkan Nama Tuhan dan bagaimana Tuhan dimuliakan daripada memikirkan diri sendiri? [PHJ] “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Matius 6:9-10 58 u, Sabt r 22 Ap H Berkat yang Membawa Kepada Kejatuhan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 20 izkia adalah raja Yehuda yang paling giat memulihkan peribadatan. Ia menguduskan kembali rumah Tuhan, memanggil para imam dan orang Lewi untuk melayani Tuhan, melaksanakan persembahan korban bakaran, bahkan merayakan Paskah (2 Tawarikh 29-30) yang terbesar sejak zaman Raja Salomo (2 Tawarikh 30:26). Saat mendengar vonis kematiannya, Hizkia menangis keras sambil memandang ke arah dinding. Kemungkinan besar, ia mengarahkan pandangan ke Rumah Tuhan untuk menaikkan doa tangisannya (Bandingkan dengan Mazmur 138:2; Daniel 6:11), bahkan hal pertama yang akan ia lakukan setelah ia sembuh adalah pergi ke rumah Tuhan. Sayang, saat mengetahui bahwa umurnya diperpanjang Tuhan 15 tahun lagi, Hizkia menjadi nyaman dan terbuai. Ia yakin bahwa ia tidak akan mati lebih cepat (2 Raja-raja 20:19). Sejak hidup berlimpah kekayaan dan kemuliaan, Hizkia kehilangan gairah bagi Tuhan. Saat utusan babel datang, ia memamerkan harta miliknya tanpa menyinggung soal Tuhan atau ibadah Israel. Bandingkan dengan saat ratu negeri Syeba datang pada zaman raja Salomo dan melihat banyak hal, termasuk ”…korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah Tuhan“. Perkataan ratu itu, “Terpujilah Tuhan, Allahmu” menunjukkan bahwa yang membuat ia tercengang bukan hanya kehebatan Salomo (1 Raja-raja 10:5, 9). Kesombongan Hizkia mengakibatkan penawanan bangsa Yehuda dan penghancuran kota Yerusalem oleh Babel. Ketika Tuhan memberkati hidup Anda, jangan mudah terbuai. Tetaplah giat bagi Tuhan dan layanilah Dia. Itulah yang akan menjaga hati Anda untuk tetap mengingat dan mengasihi Dia! [PHJ] “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” Amsal 30:8b-9 59 u, Mingg r 23 Ap M Jangan Bermain-Main dengan Dosa Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 21 anasye, anak Hizkia, amat berbeda dengan ayahnya. Manasye adalah raja yang sangat jahat di mata Tuhan. Ironisnya, ia memerintah selama 55 tahun, masa pemerintahan terlama di antara seluruh raja Yehuda. Manasye menghapus semua kebaikan dan kesalehan ayahnya, serta membawa bangsanya kepada tingkat kejatuhan yang paling dalam di mata Tuhan. Ia membangun mezbah bagi Baal, menyembah Asytoret, mempersembahkan anak bagi Molokh, bahkan melakukan praktik-praktik kuasa kegelapan (2 Tawarikh 33:6). Manasye melakukan apa yang dulu dilakukan oleh raja Ahab (2 Raja-raja 21:3), padahal Ahab adalah raja yang paling dibenci oleh Tuhan. Seolah-olah belum puas dengan dosa yang dilakukannya, Manasye berupaya menyingkirkan Tuhan dengan melakukan penyembahan berhala di rumah Tuhan. Betapa sakit hati dan murka Tuhan pada raja dan bangsa Yehuda, sampai Ia mengatakan hendak menghapus Yerusalem dan membuang umat-Nya (2 Raja-raja 21:12-14). Memang, dalam 2 Tawarikh 33:12-16, dikisahkan pertobatan Manasye setelah ia ditawan oleh raja Asyur, serta upayanya untuk menjauhkan berhala-berhala. Sayangnya, ia tidak berhasil. Bangsanya tetap melakukan penyembahan di bukit-bukit pengorbanan dan rumah Tuhan tetap tidak terpulihkan. Amon, anaknya, juga menjadi raja yang jahat, yang meneruskan kejahatan yang dilakukan Manasye dahulu. Memang, jauh lebih mudah merusak daripada memperbaiki. Karena itu, jangan meremehkan akibat dosa. Kerusakan yang dihasilkan tidak bisa dengan mudah dipulihkan, sekalipun dengan air mata dan penyesalan. Berhati-hatilah dan jangan bermain-main lagi dengan dosa! [PHJ] “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” Mazmur 139:23-24 60 , Senin r 24 Ap D Terang di Tengah Kegelapan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 22 i puncak kejatuhan moral dan kerohanian umat Tuhan serta panasnya murka Tuhan yang menyala-nyala, Yosia hadir dan bersinar sangat terang di tengah kegelapan yang menerpa bangsanya. Ia seorang yang benar di mata Tuhan seperti Daud, bapa leluhurnya. Ia begitu tulus dan lurus sehingga dikatakan “tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri” (22:2). Yosia mulai mencari Tuhan sejak usia 16 tahun. Di usia 20 tahun, ia mengambil tindakan tegas dengan membuang semua berhala dan menghancurkan mezbah-mezbah Baal (2 Tawarikh 34:3). Yosia melaksanakan reformasi kerohanian umat Yehuda dengan memulihkan 3 hal yang sangat penting, yaitu memperbaiki rumah Tuhan yang terbengkalai, menemukan dan memelihara firman Tuhan (Kitab Taurat), serta kembali menaruh penghormatan kepada Nabi Tuhan. Nabiah Hulda hanyalah istri dari seorang yang pekerjaannya mengurus pakaian. Hal ini menandakan terabaikannya rasa hormat terhadap nabi Tuhan selama ini. Apa yang Yosia lakukan membuat Tuhan menahan murka-Nya. Ia menahan malapetaka yang sudah Ia siapkan bagi umat Yehuda karena Tuhan berkenan kepada penyesalan dan tangisan Yosia bagi dosa segenap umat. Keberadaan orang yang jujur, baik, dan suci dalam dunia sering nampak seperti sia-sia. Dunia tidak mau mendengarkan mereka dan mereka sering menjadi obyek tertawaan atau dianggap aneh. Namun, sesungguhnya, kehadiran orangorang baik itu menahan murka Allah dari menjatuhkan hukuman yang hebat atas dunia. Karena itu, segelap apa pun duniamu, percayalah: Cahaya sekecil apa pun dari terang anak-anak Tuhan akan membawa perbedaan dan kebaikan bagi sekelilingnya. Karena itu, tetaplah menjadi terang Tuhan! [PHJ] “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Yeremia 29:7 61 sa, Sela r 25 Ap K Jangan Sia-siakan Perjuangan Yosia! Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 23:1-24:7 endati Yosia menerima janji bahwa ia akan mati dalam damai, hal itu tidak membuatnya terlena seperti Hizkia (20:19). Yosia melakukan pembaharuan kerohanian besar-besaran di Yehuda. Ia memimpin rakyatnya untuk kembali mengikat perjanjian dengan Tuhan. Ia membuang semua perkakas sembahyang untuk berhala dari rumah Tuhan. Ia juga menghancurkan semua patung dan tiang berhala sampai menjadi debu. Ia juga membakar perkakas sesembahan berhala sampai menjadi abu dan menajiskan tempat dan tanah sembahyang berhala agar tidak ada lagi yang bisa memulihkan penyembahan kepada dewa-dewa itu. Yosia berbalik kepada Tuhan dengan “segenap hati, jiwa dan kekuatannya” (23:25). Sungguh, menggetarkan jiwa melihat kecintaan Yosia terhadap Tuhan (Ulangan 6:5). Selain itu, Yosia juga giat membela bangsanya dari ancaman musuh, yaitu dengan melawan Mesir dalam peperangan. Sangat disayangkan bahwa semua kegiatan Yosia tidak cukup untuk membuat Tuhan beralih dari murka-Nya yang sangat bernyala-nyala terhadap Yehuda oleh karena Manasye (23:26; 24:3). Yosia mati dibunuh oleh Firaun dalam peperangan tersebut (23:29). Keturunannya ternyata menjadi raja yang jahat (23:32, 37). Betapa menyedihkannya! Terkadang kita hanya bisa merenung dan berkata, ”Andaikan Yosia lahir lebih dulu dari Manasye!” Atau: “Andaikan Manasye tidak pernah dilahirkan!” Namun, seandainya kita di sana, belum tentu kita akan setia kepada Tuhan. Hanya ada satu cara untuk menjadi anak Tuhan di tengah dunia yang berdosa, yaitu kita harus benar-benar giat bagi Dia. Seberapa seriuskah Anda mengikut Tuhan? Seberapa giat Anda bagiNya? Jangan sia-siakan perjuangan Yosia! [PHJ] “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Roma 12:11 62 , Rabu r 26 Ap I Janji Pemulihan Setelah Penghukuman Bacaan Alkitab hari ini : 2 Raja-raja 24:8-25:30 nilah penggenapan murka Tuhan yang bernyala-nyala bagi Yehuda: Bangsa Yehuda sudah Ia pelihara sejak awal, namun terus jatuh dalam dosa dan menimbulkan sakit hati Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan menghukum bangsa ini dengan membiarkan Yehuda ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel. Untuk memastikan bahwa Yehuda tidak mungkin lagi memiliki kekuatan perang, Raja Babel mengangkut semua panglima, pahlawan yang gagah perkasa, tukang besi, dan pandai besi. Yang tertinggal hanya orang-orang lemah. Semula Raja Babel berkenan membiarkan pemerintahan Yehuda tetap ada dengan menempatkan Zedekia, paman Yoyakhin, sebagai raja. Namun, raja ini—meskipun tidak memiliki kekuatan yang memadai— nekad untuk memberontak. Akibatnya, Raja Babel murka dan menangkap Zedekia, lalu membunuh anak-anaknya di depan mata Zedekia, kemudian membutakan matanya. Setelah itu, raja Babel memusnahkan kota Yerusalem dengan membakar semua rumah dan bangunan serta merobohkan tembok kota. Setelah itu, Yehuda tidak lagi memiliki raja, tidak memiliki pemimpin. Kondisi itu mirip dengan kondisi Israel mula-mula sebelum ada raja di Israel. Setelah 37 tahun lewat, Yoyakhin menerima belas kasihan Raja Babel. Ia diizinkan mengganti pakaian penjaranya, bahkan boleh makan sehidangan dengan raja. Inikah simbol pemulihan Tuhan pada bangsa keturunan raja Daud? Bukankah setelah lewat masanya, Israel akan dipulihkan dan boleh hidup di hadapan-Nya seperti sedia kala? Terpujilah Tuhan yang menghukum, namun tetap ingat untuk memulihkan. Seberat apa pun hukuman Tuhan saat ini karena dosa-dosa kita, percayalah bahwa Ia akan memulihkan kita kembali. Amin! [PHJ] Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi. .... Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: “TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Mazmur 126:1-2 63 Pengajaran Yang Benar Bagi Gereja J emaat Tuhan membutuhkan pengajaran yang benar supaya bisa berkembang secara rohani seperti yang Tuhan harapkan. Pengajaran yang benar menjadi sangat diperlukan ketika ada guru atau pengajar palsu yang menyebarkan ajaran yang salah seperti yang terjadi dalam gereja di Kolose. Guru-guru palsu itu mengatakan bahwa Yesus Kristus bukanlah Allah, sehingga Paulus menegaskan keutamaan Kristus yang adalah Allah (1:15-20, 2:8-9). Sebagian pengajar palsu mengatakan bahwa karya penebusan Kristus tidak cukup untuk menyelamatkan, maka orang Kristen—termasuk bangsa bukan Yahudi—harus melakukan ritual Yudaisme tentang hari Sabat, ketentuan soal makanan, dan harihari raya (2:16). Sebagian pengajar palsu menyebarkan praktik mistisisme serta praktik ibadah dan spiritualisme yang tidak benar (2:18, 23). Rasul Paulus terang-terangan menentang doktrin dan tradisi yang salah dengan mengangkat tema finalitas penebusan Kristus (1:21-23, 2:11-15) serta kemenangan Kristus yang mutlak (2:15). Lalu, selain menyampaikan pengajaran yang penting, Rasul Paulus menguraikan sikap yang harus ditunjukkan oleh muridmurid Kristus secara nyata setiap hari (3:1-4:6). Jadi, Rasul Paulus menyadari bahwa kehidupan orang percaya harus selaras dengan apa yang ia imani dan ia mengerti. Secara keselusuhan, surat Kolose menyajikan beberapa doktrin yang mendasar dalam Kekristenan dan etika yang mengakar pada doktrin tersebut. Surat Kolose diperkirakan ditulis oleh Rasul Paulus sekitar tahun 60 M, sewaktu ia dipenjara di kota Roma. Meskipun situasi yang terjadi pada kurun waktu itu sangat berbeda dengan keadaan masa sekarang, namun surat Kolose tetap relevan untuk gereja di zaman ini. Hal itu disebabkan oleh masih hadirnya pemikiran, tradisi keagamaan, dan berbagai pengaruh lain yang dapat menghambat keyakinan serta pemahaman seorang percaya. Doa Rasul Paulus agar para pengikut Kristus semakin mengenal Allah dan hidup berkenan kepada-Nya (1:9-13) masih terdengar gemanya. Kiranya kerinduan Rasul Paulus itu terwujud melalui empat buah renungan dari surat Kolose seperti dituangkan berikut ini. [ECW] 64 , Kamis r 27 Ap A Semangat dan Tekun Memberitakan Injil Bacaan Alkitab hari ini : Kolose 1 pakah pernyataan Rasul Paulus, “Menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus” (1:24) menunjukkan bahwa karya penebusan Kristus di kayu salib belum tuntas, sehingga Paulus harus melengkapinya? Tentu tidak! Ibrani 10:14 dengan jelas menyatakan bahwa karya penebusan Kristus telah sempurna. Yang ingin Paulus sampaikan adalah bahwa pelayanan Paulus menyebabkan orang-orang dari berbagai bangsa di luar Israel menjadi percaya kepada Kristus. Dalam aspek itulah, Paulus dapat disebut “menambahkan” apa yang belum terwujud melalui pelayanan Kristus. Paulus jelas merupakan rasul bagi berbagai bangsa, bukan hanya bagi bangsa Yahudi. Dalam pelayanannya, Paulus mengajar dan menasihati banyak orang supaya mereka semakin matang secara rohani (1:28). Lalu, seluruh pelayanannya ia kerjakan dengan jerih lelah dan perjuangan sekuat tenaga (1:29). Tak dapat dipungkiri bahwa Paulus memiliki semangat yang sangat besar dalam memberitakan Injil, sebab ia menyadari bahwa Kristus sangat mempedulikan semua bangsa (1:27). Apakah Anda memiliki keinginan besar untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sekitar Anda? Ingatlah keluarga atau orang-orang belum percaya yang sangat dekat dengan Anda. Rindukah Anda membagi Injil kepada mereka? Bila gairah Anda untuk memberitakan Injil tidak konsisten atau bila Anda putus asa saat menghadapi berbagai penolakan atau ejekan orang yang belum percaya, ingatlah bahwa Paulus pun menghadapi berbagai macam tantangan, bahkan ia menderita (1:24). Namun, Paulus menyadari bahwa kuasa Kristus bekerja dalam dirinya (1:29). Kuasa yang sama juga bekerja dalam diri Anda. Tetaplah semangat dan tekun memberitakan Injil! [ECW] “Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh.” 1 Tesalonika 1:5a 65 t, Juma r 28 Ap R Hendaklah Tetap di Dalam Kristus Bacaan Alkitab hari ini : Kolose 2 asul Paulus mengingatkan jemaat di Kolose supaya senantiasa mewaspadai berbagai konsep salah yang dapat merusak pemahaman serta iman mereka di dalam Kristus (2:8). Sewaktu surat ini ditulis, jemaat Kolose berhadapan dengan bermacam-macam filsafat Yunani, pengajaran para penyembah illah, serta budaya yang tidak sesuai dengan kebenaran Alkitab. Kita hidup dalam kondisi yang berbeda dengan kondisi yang dihadapi oleh jemaat Kolose. Oleh karena itu, pemikiran, warisan leluhur, dan tradisi yang menjadi tantangan bagi iman kita jelas berbeda dengan yang menjadi tantangan bagi jemaat di Kolose. Pikirkan dan renungkan: Apakah yang mengancam iman kita di dalam Kristus? Mungkin tantangan yang kita jumpai adalah cara berpikir orang pada zaman ini yang cenderung mengesampingkan aspek ketuhanan serta meninggikan hasil penelitian ilmiah. Sebagian dari antara kita mengalami kesulitan saat menghadapi tradisi kepercayaan nenek moyang yang kuat pengaruhnya. Apa pun juga tantangan atau ancaman yang kita hadapi, ingatlah bahwa Kristus telah menang secara mutlak (2:15). Dalam nama Kristus sajalah terdapat penebusan yang sempurna terhadap dosa (2:14). Pandangan, tradisi, perkembangan zaman, atau apa pun yang ada di luar Kristus, meskipun tampak mengagumkan, sebenarnya semuanya “tidak ada gunanya” (2:23). Oleh karena itu, kita harus terus-menerus tinggal di dalam Kritus. Hal itu dapat kita lakukan dengan beberapa upaya, yakni semakin menyelami kebenaran-Nya, berusaha bertumbuh semakin dewasa secara rohani berdasarkan kebenaran-Nya, mempertebal kepercayaan, dan selalu bersyukur kepada-Nya (2:7). Sudahkah kita melakukannya? [ECW] “Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” Kolose 2:7 66 u, Sabt r 29 Ap D Hidup Sebagaimana Layaknya Manusia Baru Bacaan Alkitab hari ini : Kolose 3 alam 3:1, Paulus menuliskan, “..., kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, ....” Akan tetapi, jemaat di Kolose maupun kita saat ini yang membaca surat Paulus belum mengalami kebangkitan tubuh. Apakah perintah “carilah perkara yang di atas” berlaku saat orang percaya telah dibangkitkan pada akhir zaman saja? Apakah perintah itu tidak berlaku untuk hidup kita sekarang di bumi ini? Apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Paulus? Keadaan seorang murid Kristus mencerminkan kontras antara keadaan dulu “mati oleh pelanggaran” dan saat ini “telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia” (2:13). Artinya, secara jasmaniah kita berada di dunia, tetapi secara rohaniah kita tidak lagi “mati” (bandingkan dengan Efesus 2:1), melainkan telah “dibangkitkan”, sebab Roh Kudus—yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati—akan memberikan hidup kepada setiap orang yang telah menerima-Nya (Roma 8:11). Oleh sebab itu, dengan yakin kita menyatakan bahwa kebangkitan dan kemenangan di akhir zaman adalah kepastian untuk setiap individu yang percaya (3:4). Berdasarkan status dan keberadaan kita seperti tertulis di atas, kita diperintahkan untuk mematikan segala dorongan atau keinginan yang tidak benar (3:5), lalu tidak lagi mengatakan, melakukan, dan mengembangkan perasaan yang tidak diperkenan oleh Tuhan (3:8-17). Sebaliknya, sebagai orang-orang pilihan Allah (3:12), hendaklah kita hidup sebagaimana layaknya “manusia baru” (3:10), yaitu selalu mencari dan melakukan perintahNya (3:2, bandingkan dengan Matius 6:33, Galatia 2:16). Jadi, seorang yang mengklaim bahwa dirinya adalah orang percaya, akan memperlihatkan ketaatan terhadap firman Tuhan secara nyata dalam kehidupannya. Bagaimana dengan Anda? [ECW] “... Serahkanlah dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.” Roma 6:13 67 u, Mingg r 30 Ap P Bijak dan Manis Dalam Perkataan Bacaan Alkitab hari ini : Kolose 4 ernahkan Anda merasa menyesal telah mengucapkan kata-kata yang dapat mengakibatkan identitas Anda sebagai seorang murid Kristus dipertanyakan, “Kok, orang Kristen ngomong begitu sih?” Kira-kira seperti itulah pertanyaan orang lain atau pertanyaan kita sendiri. Saat itu, mungkin kita terbakar emosi, atau ucapan tersebut disebabkan oleh kecenderungan kita untuk ceroboh dalam berkata-kata. Mungkin pula, kita tidak sengaja mengutarakan kalimat-kalimat seperti itu. Di bagian akhir surat Kolose, Paulus menginstruksikan agar ucapan kita selalu berdasarkan kasih. Maksudnya, ucapan kita harus menghibur, menguatkan, dan membangun orang lain (4:6). Untuk melaksanakannya, perlu upaya berikut: Pertama, menguasai diri dengan berpikir sebelum berbicara, terutama saat emosi sedang menguasai diri kita. Terkadang, emosi—marah, sedih, gelisah, takut, kuatir, putus asa, dan sebagainya—bisa mengendalikan kita, sehingga kita mengatakan hal-hal yang tidak semestinya. Namun, seharusnya kita dapat mengendalikan emosi dengan pikiran. Contoh, saat marah karena anak berbohong, seorang ayah Kristen bisa menguasai diri dengan pemikiran, “Ingat! Jangan mengucapkan cacian yang dapat melukai perasaannya dan membekas dalam jangka panjang!” Kedua, mereka yang cenderung impulsif atau ceroboh dalam berbicara bisa melatih penguasaan diri dengan kesadaran, “Ucapkan yang bijak dan membangun!” Ingat bahwa lidah yang kecil dapat membakar hutan yang besar (Yakobus 3:5). Ketiga, perhatikan bahwa bukan hanya isi atau makna perkataan yang harus benar, tetapi cara mengutarakan juga harus benar. Pdt. Albert Ting mengatakan, “When I am right, let me also be nice.” (“Saat saya benar, biarlah sikap saya juga menyenangkan”). Sudahkah Anda mempraktikkannya? [ECW] “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” Kolose 4:6 68 DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 GKY BENGKULU - 20 Mei 2012 Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.09.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 Bandar Djakarta Lt.2 - Flavour Bliss, Alam Sutera Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 09.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 Hotel Aston, Komplek Mutiara Taman Palem Blok C1, Jl. Outer Ring Road, Cengkareng Kebaktian Umum V : Minggu, Pk. 08.30 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I/8, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY HONGKONG - 1 Desember 2013 4/F Room 502A-C, Winner House (Sebelah HSBC), 301 King’s Road North Point, Hong Kong Fortress Hill MTR Exit B / North Point MTR Exit B, Mobile: + 852 62785108, +852 97011040 Kebaktian Umum I (Mandarin), II (Indonesia) : Minggu, Pk. 10.30, 14.00 GKY JAMBI - 23 Februari 2014 Jl. K.H. Hasyim Ashari, No, 15-16, Simpang Talang Banjar - Jambi Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.07.00, 09.30 GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 54213176 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, 10.00, 17.00 Ruko Evergreen Blok K No. 3 & 5, Citra Raya - Tangerang (sesudah Bundaran 3, Kawasan Eco Park) Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 07.30 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 8947031. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90156. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 APL Tower lt. 15, Central Park, Jl. S.Parman Kav. 28, Jakarta Barat Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 14.00 GKY MEDAN - 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53/13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 Pos Pelayanan Km. 3,5 (Jl. Prof. DR. Soepomo, Kebon Jeruk No. 588) Kebaktian Umum IV : Minggu, PK. 10.30 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I / 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460. Telp. 0851 00393737, 0851 02092119 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Jl. Ahmad Yani, Kompleks Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.15, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Siantan 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00 di The Cathay Cineplex, Hall 7, Level 6, 2 Handy Road, Singapore 229233, nearest MRT: Dhoby Ghaut MRT, exit A. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30 di Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, Singapore 188536, nearest MRT: Bras Basah MRT, exit A.; Mobile : +65 97610900 GKY SINGKAWANG - 22 Maret 2015 Sekolah Kasih Yobel - Jl. Pasar Turi Dalam, Singkawang, Kalimantan Barat . Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 07.30 GKY SUNTER - 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV : Minggu, Pk. 07.30, 10.00; KU III : Minggu Pk. 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Hotel Garden Palace lt. 4, Ruang Borobudur, Jl. Yos sudarso No.11, Surabaya (belakang Hotel Garden Surabaya). Telp. (031) 5995399 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 142-144 Chalmers Street, Surry Hills 2010 NSW, Sydney, Australia Mobile : +61 0425888915 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.00 GKY TANJUNG PINANG Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 16.00 GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH - 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA - 15 September 1996 Ruko Kranggan, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 590491. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00