BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 PEMASARAN
2.1.1 DEFINISI PEMASARAN
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan
pihak lain (Kotler, 2005, P10).
2.1.2 KONSEP PEMASARAN
Konsep pemasaran (marketing concept) mengatakan bahwa untuk mencapai
tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran
(target market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada
yang dilakukan oleh pesaing.
Dalam buku Manajemen Pemasaran Global (Keegan, 2003, P3), dipaparkan bahwa
konsep pemasaran adalah sebagai berikut :
Dalam tiga dekade terakhir konsep pemasaran telah berubah secara dramatis.
Konsep pemasaran telah berkembang dari konsep semula, yang memfokuskan
pemasaran pada produk dan dengan membuat produk yang ”lebih baik”, dimana
yang ”lebih baik” itu didasarkan pada standar dan nilai internal. Tujuannya adalah
laba, dan cara mencapainya adalah menjual, atau membujuk pelanggan potensial
untuk mempertukarkan uangnya dengan produk perusahaan. Konsep ”baru” dari
7
8
pemasaran, yang muncul di sekitar tahun 1960, mengalihkan fokus pemasaran dari
produk ke pelanggan. Tujuannya masih tetap laba, tetapi cara mencapainya menjadi
lebih luas, mencakup seluruh bauran pemasaran (marketing mix), atau ”empat P”
seperti yang sudah dikenal luas : Product, Price, Promotion, and Place.
2.2 KOMUNIKASI PEMASARAN
2.2.1 BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN
Bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) adalah bauran
tertentu
pemasangan
iklan, penjualan
personal,
promosi
penjualan, hubungan
masyarakat, dan alat – alat pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan – tujuan pemasangan iklan dan pemasaran (Kotler dan Amstrong,
2004, P601).
Lima perangkat (alat – alat) promosi utama, adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan Iklan, yaitu setiap bentuk presentasi dan promosi non – personal
yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang jelas.
Karakteristik periklanan : pemasangan iklan dapat menjangkau massa pembeli yang
secara geografis tersebar dengan biaya per paparan yang rendah, dan pemasangan
iklan memungkinkan penjual mengulangi pesan beberapa kali. Karena sifat
pemasangan iklan yang menyangkut publik, para konsumen cenderung memandang
produk – produk yang diiklankan sebagai produk yang lebih pantas dipilih.
Pemasangan iklan juga sangat ekspresif atau mempunyai pengaruh yang kuat; iklan
memungkinkan perusahaan untuk mendramatisir produk – produknya melalui
penggunaan citra visual, cetak, suara, dan warna yang cerdik. Di satu sisi,
pemasangan iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka
9
panjang sebuah produk. Di sisi lain, pemasangan iklan dapat memicu penjualan
cepat.
2. Penjualan Personal, yaitu presentasi personal oleh tenaga penjualan sebuah
perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun
hubungan dengan pelanggan. Penjualan personal adalah alat yang efektif pada
tahap – tahap tertentu dari proses membeli, khususnya dalam membangun
preferensi, keyakinan, dan tindakan para pembeli. Penjualan personal melibatkan
interaksi personal antara dua orang atau lebih, sehingga masing – masing orang
dapat mengamati kebutuhan dan karakteristik pihak lain dan membuat penyesuaian
dengan cepat. Tenaga penjualan yang efektif selalu mengingat minat pelanggan
supaya dapat membangun hubungan jangka panjang. Tugas penjualan memerlukan
komitmen yang sifatnya lebih berjangka panjang daripada komitmen pemasangan
iklan. Penjualan personal juga merupakan alat promosi yang paling mahal bagi
perusahaan.
3. Promosi Penjualan, yaitu insentif – insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa. Promosi penjualan mencakup
sekumpulan besar alat – alat promosi dengan cirinya yang unik. Promosi penjualan
tersebut menarik perhatian konsumen, karena menawarkan insentif – insentif yang
kuat untuk membeli, dan dapat digunakan untuk mendramatisasikan tawaran serta
mendorong penjualan yang mulai menunjukkan tren menurun. Namun seringkali
dampak promosi penjualan sering hanya berlangsung singkat, dan sering tidak
seefektif pemasangan iklan serta penjualan personal dalam membangun preferensi
merek dalam jangka panjang.
Hubungan Masyarakat, yaitu membangun hubungan baik dengan berbagai publik
perusahaan
dengan
sejumlah
cara
supaya
memperoleh
publisitas
yang
10
menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, menangani atau
meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan.
Hubungan masyarakat sangat dapat dipercaya dan tampak lebih nyata dibandingkan
iklan. Hubungan masyarakat dapat juga menjangkau banyak calon pelanggan yang
menghindari tenaga penjualan dan iklan. Pesan sampai ke pembeli sebagai ”berita”
bukannya sebagai komunikasi yang ditujukan untuk menghasilkan penjualan. Seperti
pemasangan iklan, shubungan masyarakat dapat mendramatisasikan perusahaan
atau produk. Para pemasar cenderung kurang memanfaatkan hubungan masyarakat
atau menggunakannya sebagai tambahan yang kurang penting. Namun, kampanye
hubungan masyarakat yang direncanakan dengan matang, yang digunakan dengan
unsur – unsur bauran promosi lain dapat sangat efektif dan ekonomis.
4. Pemasaran Langsung, yaitu hubungan – hubungan langsung dengan masing –
masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan baik untuk
memperoleh tanggapan segera maupun untuk membina hubungan dengan
pelanggan yang langgeng (penggunaan telepon, surat, fax, email, internet, dan
perangkat – perangkat lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen
tertentu). Pemasaran langsung adalah nonpublic: pesan umumnya disampaikan ke
satu orang tertentu. Pemasaran langsung bersifat segera (immediate) dan memenuhi
kebutuhan tertentu (customized) : pesan dapat dipersiapkan dengan sangat cepat,
dan pesan dirancang secara khusus dapat disesuaikan untuk menarik konsumen –
konsumen tertentu. Akhirnya, pemasaran langsung sifatnya interactive : alat
tersebut memungkinkan adanya dialog antara pemasaran dan konsumen, dan
pesannya dapat diubah bergantung pada tanggapan konsumen. Dengan demikian
pemasaran langsung sangat cocok dengan upaya – upaya pemasaran yang
sasarannya sangat sempit dan membangun hubungan pelanggan satu lawan satu.
11
2.2.2
KOMUNIKASI
PEMASARAN
TERPADU
(INTEGRATED
MARKETING
COMMUNICATION)
Pergeseran
dari
pemasaran
massal
(mass -
marketing)
ke
pemasaran
tersegmentasi (segmented marketing) telah menimbulkan dampak yang dramatis pada
komunikasi pemasaran. Persis seperti pemasaran massal yang menyebabkan munculnya
satu generasi baru komunikasi media – massa, pergeseran menuju pemasaran satu
lawan satu melahirkan generasi baru upaya komunikasi yang lebih terspesialisasi dan
terbidik secara akurat.
Komunikasi Pemasaran Terpadu merupakan konsep dasar bagi perusahaan secara
seksama memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk
menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan berpengaruh kuat tentang organisasi
dan
produk – produknya. Komunikasi pemasaran
mengidentifikasikan
khlayak
sasaran
dan
terpadu
membentuk
memerlukan upaya
program
promosi
yang
terkoordinasikan dengan baik untuk memancing tanggapan khalayak yang diinginkan.
Di kalangan bisnis, Hubungan Masyarakat (Humas) dipandang hanya sebagai “iklan
gratis”, hanya publisitas untuk mendukung iklan. Humas adalah fungsi manajemen yang
memberikan layanan kepada seluruh bagian perusahaan yang termasuk di dalamnya
bagian pemasaran. Humas apabila berhubungan dengan pemasaran, maka kita dapat
memandangnya sebagai komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran merupakan
filsafah manajemen
perusahaan yang vital. Humas dalam hubungannya dengan
pemasaran berarti keseluruhan upaya yang dilakukan untuk memahami para penyalur
dan konsumen serta melakukan komunikasi dengan mereka disetiap kesempatan.
Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk enyampaikan pesan kepada public
terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar terutama konsumen
sasaran mengenai keberadaan produk di pasar (Sutisna, 2001). Konsep yang secara
12
umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut dengan
bauran promosi (promotional mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar
sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam
suatu rencana promosi produk.
Sumber : Kotler dan Amstrong, 2003
Gambar 2.01 Komunikasi Pemasaran Terpadu
13
2.2.3 PROSES KOMUNIKASI PEMASARAN
Komunikasi pemasaran terpadu memerlukan upaya mengidentifikasikan khalayak
sasaran dan membentuk progran promosi yang terkoordinasikan dengan baik untuk
memancing tanggapan khalayak (audience) yang diinginkan. Tetapi pendekatan
komunikasi tersebut mempunyai sejumlah keterbatasan, seperti sifatnnya terlalu jangka
pendek dan biayanya terlalu mahal, dan kebanyakan pesan – pesan jenis seperti itu tidak
diindahkan oleh khalayak ramai. Dewasa ini, para pemasar sedang bergerak ke
memandang komunikasi sebagai mengelola hubungan pelanggan dari waktu ke waktu,
selama tahap pra - penjualan, penjualan, konsumsi, pasca konsumsi. Karena pelanggan
berbeda – beda, maka program – program komunikasi perlu disusun berbagai segmen,
relung (niche) dan bahkan individu khusus.
Untuk berkomunikasi secara efektif, para pemasar perlu memahami cara kerja
komunikasi. Komunikasi melibatkan sembilan unsur yang ditunjukkan gambar 2.02. Dua
dari elemen itu adalah pihak – pihak utama dalam komunikasi – pengirim dan penerima.
Dua unsur lainnya adalah alat – alat komunikasi utama – pesan dan media. Empat unsur
lain adalah fungsi – fungsi komunikasi utama – penyusunan kode (encoding),
pemecahan kode (decoding), tanggapan, dan umpan balik. Unsur terakhir adalah
gangguan (noice) dalam sistem tersebut. Definisi unsur – unsur tersebut adalah sebagai
berikut :
-
Pengirim (sender) : pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
-
Penyusunan kode (encoding) : proses penempatan pemikiran ke dalam bentuk –
bentuk simbolis.
-
Pesan (message) : seperangkat simbol yang pengirim sebarkan.
-
Media : saluran – saluran komunikasi yang dimiliki oleh pesan dari pengirim kepada
penerima.
14
-
Pemecahan kode (decoding) : proses yang dilalui oleh penerima dalam memberikan
makna atas simbol – simbol yang disampaikan dalam bahasa sandi oleh pengirim.
-
Penerima (receiver) : pihak yang menerima peasn yang dikirimkan oleh pihak lain.
-
Tanggapan (response) : reaksi – reaksi dari penerima setelah berhadapan dengan
pesan tersebut.
-
Umpan balik (feedback) : bagian dari tanggapan penerima yang dikomunikasikan
kembali ke pengirim.
-
Gangguan (noice) : gangguan atau penyimpangan yang tidak direncanakan selama
proses komunikasi, yang membuat penerima menerima pesan yang berbeda dengan
pesan yang disampaikan oleh pengirim.
Pengirim
Penyusunan
Kode
Pesan
Pemecahan
Kode
Media
Gangguan
Umpan Balik
Tanggapan
Sumber : Kotler dan Amstrong
Gambar 2.02 Unsur – Unsur dalam Proses Komunikasi
Penerima
15
2.2.4 SALURAN KOMUNIKASI PEMASARAN
Dalam saluran komunikasi pemasaran, dua atau lebih orang berkomunikasi secara
langsung satu sama lain. Beberapa saluran komunikasi pemasaran dikendalikan secara
langsung oleh perusahaan. Saluran komunikasi memungkinkan adanya penyampaian
pesan dan umpan balik secara personal. Ada dua jenis saluran komunikasi pemasaran,
yaitu :
ƒ
Saluran komunikasi personal, yaitu saluran komunikasi yang digunakan oleh dua
atau lebih orang untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain, baik secara
tatap muka, melalui telepon, melalui surat, maupun melalui internet.
Saluran komunikasi personal yang mempunyai pengaruh paling besar adalah
pengaruh getok – tular (dari mulut ke mulut), yakni komunikasi pribadi tentang
sebuah produk antara pembeli, sasaran dan para tetangga, teman, anggota
keluarga, serta rekananya.
ƒ
Saluran komunikasi non – personal, yakni melalui media yang menyampaikan
pesan tanpa kontak personal atau umpan balik, yang meliputi media utama, suasan
dan event.
Komunikasi non – personal mempengaruhi para pembeli secara langsung. Selain itu,
menggunakan media massa sering mempengaruhi para pembeli secara tidak
langsung dengan menyebabkan lebih kuatnya komunikasi yang sifatnya personal.
Komunikasi
itu
menunjukkan
bahwa
para
komunikator
massa
hendaknya
mengarahkan pesan mereka secara langsung kepada para pemimpin opini, dengan
memberi kesempatan kepada mereka menyampaikan pesan kepada pihak – pihak
lain.
16
2.2.5 PERANCANGAN PESAN
Sebuah komunikasi yang efektif hendaknya mempertimbangkan AIDA (attention,
interest, desire, action) yang akan membawa konsumen kepada keputusan pembelian.
Dalam membentuk pesan yang bersatu – padu, komunikator pemasaran harus
memutuskan :
-
Isi pesan
Komunikator harus menemukan daya tarik atau tema yang akan menghasilkan
tanggapan yang diinginkan. Ada tiga jenis daya tarik : daya tarik rasional yang
berhubungan dengan minat diri khalayak; daya tarik emosional yang membangkitkan
emosi – emosi naik yang negatif maupun positif yang dapat memotivasi pembelian;
dan daya tarik moral yang diarahkan pada perasaan khalayak tentang apa yang
”benar” dan ”pantas”.
-
Struktur pesan
Komunikator harus juga memutuskan cara menangani tiga isi struktur pesan, antara
lain : pertama apakah akan menarik kesimpulan atau membiarkan khalayak sendiri
yang membuat kesimpulannya; kedua apakah menampilkan menampilkan argumen
yang menampilkan satu sisi (one – sided argument), yakni dengan menampilkan
kekuatan – kekuatan produk sambil juga mengakui kekurangan – kekurangannya;
dan terakhir apakah menghadirkan argumen yang paling kuat pada awal pesan atau
akhir pesan.
-
Format pesan
Para komunikator pemasaran juga membutuhkan format yang kuat atas pesan yang
disampaikan. Untuk menarik perhatian, para pemasang iklan dapat menggunakan
kebaruan dan perbedaan yang menyolok. Dalam iklan cetak, komunikator harus
memutuskan tentang judul, teks naskah, ilustrasi dan warna. Jika pesan disampaikan
17
melalui radio, komunikator harus mengambil keputusan mengenai kata, bunyi, dan
suara. Jika pesan akan disampaikan di televisi atau secara perorangan, maka semua
elemen tersebut ditambah dengan bahasa tubuh harus dipersiapkan. Jika pesan
disampaikan di produk atau kemasannya, komunikator harus mengamati tekstur,
aroma, warna, ukuran dan bentuk.
2.3 STRATEGI BRANDING
2.3.1 BRAND (MEREK)
2.3.1.1 DEFINISI BRAND (MEREK)
Brand (merek) mempunyai 6 tingkat pengertian (Kotler, 2003, P418-419), yaitu :
1. Atribut
Atribut-atribut yang mengingatkan pada merek – merek tertentu.
2. Manfaat
Pembeli membeli produk, berarti membeli manfaat yang baik manfaat fungsional
atau manfaat emosional.
3. Nilai
Nilai yang dibentuk oleh produsen.
4. Budaya
Merek dapat mewakili budaya tertentu.
5. Kepribadian
Merek dapat mencerminkan sebuah kepribadian seseorang yang sesuai dengan
dorongan naluri, perasaan dan pengetahuannya.
6. Pemakai
Merek dapat menunjukan jenis konsumen yang membeli dan menggunakan merek
tersebut.
18
Berikut beberapa definisi merek yang diberikan pakar pemasaran :
-
Brand adalah keseluruhan impresi yang diterima oleh konsumen, selanjutnya
dipersepsikan berdasarkan manfaat fungsional dan emosional, sehingga impresi
tersebut tertanam pada posisi tertentu dalam benaknya (Duanne E.Knapp, 2002,
P12).
-
”A brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of these, which
is intended to identify the goods or services of one group of sellers and differentiate
them from those of competitors” (Kotler dan Amstrong, 2004, P285).
-
(Sebuah merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi
itu semua, yang bermaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari suatu
kelompok penjual dan membedakannya dari pesaingnya.)
-
Merek
(brand) merupakan
gerak/kombinasi atribut
istilah,
– atribut
tanda,
simbol/lambang,
produk lainnya
yang
desain,
diharapkan
warna,
dapat
memberikan identitas dan differensiasi terhadap produk pesaing (Tjiptono, 2002,
P104).
-
Merek adalah ide, kata, desain grafis, dan suara atau bunyi yang mensimboliskan
produk, jasa, dan perusahaan yang memproduksi produk dan jasa tersebut (Ika
Janita Dewi, 2005, P14).
-
Merek adalah value indicator (Kartajaya, 2004, P184).
Brand dapat dikatakan sebagai kelompok keyakinan yang disodorkan oleh pemasar
(identitas merek) dan yang diterima oleh konsumen (brand image). Brand menjadi
sangat penting sekarang ini, tidak ada sesuatupun yang tidak bermerek. Brand
membantu konsumen mengidentifikasikan produk – produk yang dapat menguntungkan
mereka. Brand memberikan jaminan atau janji perusahaan yaitu bahwa mereka yang
19
membeli akan mendapat ciri – ciri, keuntungan, pelayanan, pengalaman –
pengalaman secara spesifik, dan kualitas yang sama (konsistensi) setiap kali mereka
membeli. Brand juga menyediakan proteksi legal untuk keistimewaan dan keunikan dari
produk yang mungkin ditiru oleh pesaing.
Brand secara garis besar dibedakan menjadi 3 yaitu produk menurut persepsi
konsumen:
-
memiliki keunggulan fungsi (functional brand)
-
Menimbulkan asosiasi (image brand)
-
Membangkitkan pengalaman tertentu (experiental brand)
Pemberian merek telah menjadi masalah penting dalam strategi produk. Para
pemasar menyadari bahwa pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting
dalam pemasaran. Nama merek yang kuat mempunyai ‘frencaiz’ konsumen, yakni nama
merek yang memiliki kesetiaan konsumen yang kuat. Perusahaan yang mampu
mengembangkan merek dengan ‘frencaiz’ konsumen akan mampu mempertahankan
serangan dari para pesaing.
2.3.1.2 FUNGSI DAN MANFAAT BRAND (MEREK)
2.3.1.2.1 FUNGSI BRAND (MEREK)
Merek bermanfaat bagi produsen maupun konsumen (Tjiptono, 2005, P20).
Manfaat merek bagi produsen dan konsumen dikarenakan fungsi – fungsi merek tersebut
bagi produsen dan konsumen.
Bagi produsen, merek berperan penting sebagai :
a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk
bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan
akuntansi.
20
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa
mendapat perlindungan properti intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui
merek dagang terdaftar (registered trademarks), proses pemanufakturan bisa
dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta
(copyrights) dan desain. Hak – hak properti intelektual ini memberikan jaminan
bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek yang
dikembangkannya dan meraup manfaat dari aset bernilai tersebut.
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa
dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas mereka
seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan
dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk
memasuki pasar.
d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para
pesaing.
e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas
pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
f.
Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa mendatang.
Sedangkan manfaat merek bagi konsumen adalah sebagai berikut :
TABEL 2.01
FUNGSI MEREK BAGI KONSUMEN
No
1
FUNGSI
Identifikasi
MANFAAT BAGI KONSUMEN
Bisa dilihat dengan jelas; memberikan makna bagi
produk;
mudah
mengidentifikasi
dibutuhkan atau dicari
produk
yang
21
2
Praktikalitas
Memfasilitasi
penghematan
waktu
dan
energi
melalui pembelian ulang identik dan loyalitas
3
Jaminan
Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka
bisa mendapatkan kualitas yang sama sekalipun
pembelian dilakukan pada waktu dan di tempat
berbeda
4
Optimisasi
Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat
membeli alternatif terbaik dalam kategori produk
tertentu dan pilihan terbaik untuk tujuan spesifik
5
Karakteristik
Mendapatkan
informasi
mengenai
citra
diri
konsumen atau citra yang ditampilkan kepada orang
lain
6
Kontinuitas
Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi
dengan
merek
yang
telah
digunakan
atau
dikonsumsi pelanggan selama bertahun – tahun
7
Hedonistik
Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo,
dan komunikasinya
8
Etis
Kepuasan terkait dengan perilaku bertanggung
jawab merek bersangkutan dalam hubungannya
dengan masyarakat
Sumber : diadaptasi dari Tjiptono (2005)
2.3.1.2.2 MANFAAT BRAND (MEREK)
Manfaat – manfaat merek dapat dijelaskan sebagai berikut :
TABEL 2.02
MANFAAT – MANFAAT MEREK
No
1
Manfaat Merek
Manfaat Ekonomik
Deskripsi
-
Merek merupakan sarana bagi
perusahaan untuk saling bersaing
22
memperebutkan pasar.
-
Konsumen memilih merek berdasarkan
value for money yang ditawarkan
berbagai macam merek.
-
Relasi antara merek dan konsumen
dimulai dengan penjualan. Premium
harga bisa berfungsi layaknya asuransi
resiko bagi perusahaan. Sebagian
besar konsumen lebih suka memilih
penyedia jas yang lebih mahal namun
diyakininya bakal memuaskannya
ketimbang memilih penyedia jasa lebih
murah yang tidak jelas kinerjanya.
2
Manfaat Fungsional
-
Merek memberikan peluang bagi
diferensiasi. Selain memperbaiki
kualitas (diferensiasi vertikal),
perusahaan – perusahaan juga
memperluas mereknya dengan tipe
produk baru (diferensiasi horizontal).
-
Merek memberikan jaminan kualitas.
Apabila konsumen membeli merek
yang sama lagi, maka ada jaminan
bahwa kinerja merek tersebut
akankonsisten dengan sebelumnya.
-
Pemasar merek berempati dengan para
pemakai akhir dan masalah yang akan
diatasi merek yang ditawarkan.
-
Merek memfasilitasi ketersediaan
produk secara luas.
-
Merek memudahkan iklan dan
sponsorship .
3
Manfaat psikologis
-
Merek merupakan penyederhanaan
23
atau simplifikasi dari semua informasi
produk yang perlu diketahui
konsumen.
-
Pilihan merek tidak selalu didasarkan
pada pertimbangan rasional. Dalam
banyak kasus, faktor emosional
(seperti gengsi dan citra sosial)
memainkan peran dominan dalam
keputusan pembelian.
-
Merek bisa memperkuat citra diri dan
persepsi orang lain terhadap
pemakai/pemiliknya.
-
Brand symbolism tidak hanya
berpengaruh pada persepsi orang lain,
namun juga identifikasi diri sendiri
dengan obyek tertentu.
Sumber : Diadaptasi dari Tjiptono (2005)
2.3.1.3 TUJUAN BRAND
Brand sendiri digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu :
-
Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk
suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen
mengenali saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
-
Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.
-
Untuk membina image, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan, kualitas,
serta prestise tertentu kepada konsumen.
-
Untuk mengendalikan pasar.
Brand memegang peranan penting dalam pemasaran, ada perbedaan yang cukup besar
antara produk dan brand . Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik, sedangkan
24
brand merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru
pesaing, maka brand selalu memiliki keunikan yang relatif sukar dijiplak. Brand berkaitan
erat dengan persepsi, sehingga sesungguhnya yang terjadi antar perusahaan adalah
perdagangan persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk.
Perusahaan selalu mengadakan riset untuk mengetahui bagaimana posisi brand
di dalam benak konsumen. Yang membedakan sebuah brand dari komoditas pesaing
yang tidak bermerek adalah persepsi dan perasaan konsumen terhadap atribut – atribut
dan kerja produk
(Kotler, 2003, P419). Akhirnya, sebuah brand tertanam di benak
konsumen. Terdapat tiga pendekatan yang biasa digunakan di dalam satu riset untuk
mengetahui arti brand , yaitu :
1. Word Association, dimana orang – orang dapat ditanya, ”kata apa yang langsung
muncul di benak konsumen ketika mereka mendengar suatu nama brand tertentu?”
2. Personifying the Brand, dimana orang – orang dapat diminta untuk menjelaskan ciri
– ciri orang atau binatang yang bagaimana jika suatu brand disebutkan. Brand
persona mengantarkan suatu gambaran yang lebih menunjukkan kualitas – kualitas
kemanusiaan dari sebuah brand.
3. Ladering up to find the brand essence, yang menghubungkan tujuan yang lebih
dalam dan abstrak yang berusaha dicapai perusahaan dalam menggunakan brand
untuk memuaskan pelanggan. Marketer harus memutuskan pada level mana, atau
pada berapa level untuk mengetahui identitas brand.
2.3.1.4 BRAND IMAGE (CITRA MEREK)
Brand image didefinisikan sebagai persepsi konsumen terhadap sebuah merek yang
dibangun oleh pengalaman mereka terhadap merek tertentu sehingga membentuk
asosiasi-asosiasi (Berta Bekti Retnawati, Jurnal Strategi Penguatan dan Revitalisasi Merek
25
Menuju Pengelolaan Merek Jangka Panjang, 2003). Kekuatan utama dari sebuah
merek didasarkan pada performa, alih – alih promosi. Pada awalnya merek
dibangun melalui publisitas dan iklan, serta akhirnya dipertahankan oleh
performa (Kotler, 2006, P94). Aktivitas perusahaan dalam program pemasaran
secara potensial dapat mengubah pemahaman konsumen mengenai merek tertentu baik
sisi ‘brand awareness’ dan ‘brand image’.
Brand image adalah ringkasan dari persepsi konsumen (Susanto dan Wijanarko,
P67). Juga dikatakan dalam artikel ”Merek adalah Sakral” oleh Hermawan Kartajaya
bahwa jumlah berbagai persepsi yang tumbuh itulah yang akan membentuk the total
image of brand.
Sedangkan brand image oleh Paul Temporal (USAHAWAN No. 07 th.XXXII Juli
2003), didefinisikan sebagai persepsi konsumen terhadap sebuah brand yang dibangun
oleh pengalaman mereka terhadap brand tertentu sehingga membentuk asosiasi –
asosiasi.
Image/citra adalah suatu konsep yang mudah dimengerti namun sulit dijelaskan
secara sistematis karena sifatnya abstrak/subjektif, dan untuk memudahkan deskripsi
brand image maka dilakukan asosiasi merek. Suatu brand tidak hanya memiliki satu
image, bisa beberapa, walaupun satu atau dua yang menonjol.
Mengerti konsep brand image merupakan salah satu kunci penting dari
pengelolaan jangka panjang dari suatu merek. Adalah penting untuk mengetahui
bagaimana konsumen mendefinisikan suatu brand dan bagaimana hubungan yang
tercipta dengan brand yang ada.
Brand image yang baik adalah yang dengan cepat ditimbulkan dan yang paling unik dari
semua merek kompetitif. Brand image dapat diperkuat dengan komunikasi merek seperti
pengemasan, promosi, customer service , dan aspek lain dari pengalaman atas merek.
26
Brand image yang terbentuk dalam benak konsumen merupakan hasil kerja
bertahun – tahun, komunikasi pemasaran yang intensif dan investasi yang besar (Warta
Ekonomi dalam Power Branding , P141).
Dapat disimpulkan bahwa brand image adalah seperangkat asosiasi yang unik
yang terbentuk dalam benak konsumen, sebagai hasil persepsi konsumen atas identitas
sebuah brand, yang dapat diperkuat dengan komunikasi merek melalui komunikasi
pemasaran yang intensif dan dengan investasi yang besar.
Pemahaman mengenai peran stratejik merek tidak bisa dipisahkan dari tipe –
tipe utama merek, karena masing – masing tipe memiliki citra merek (brand image) yang
berbeda. Ketiga tipe tersebut meliputi :
1. Attribute brands, yakni merek – merek yang memiliki citra yang mampu
mengkomunikasikan keyakinan atau kepercayaan terhadap atribut fungsional
produk. Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur
secara obyektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga merek cenderung memilih
merek – merek yang dipersepsikan sesuai dengan kualitasnya.
2. Aspirational brands, yaitu merek – merek yang menyampaikan citra tentang tipe
orang yang membeli merek bersangkutan. Citra tersebut tidak banyak menyangkut
produknya, tapi justru lebih banyak berkaitan dengan gaya hidup yang didambakan.
Keyakinan yang dipegang konsumen adalah
bahwa dengan memiliki merek
semacam ini, akan tercipta asosiasi yang kuat antara dirinya dengan kelompok
aspirasi tertentu (misalnya, golongan kaya, prestisius, dan populer).
3. Experience brands, mencerminkan merek – merek yang menyampaikan citra asosiasi
dan emosi bersama (shared association and emotions). Tipe ini memiliki citra
melebihi sekedar aspirasi dan lebih berkenaan dengan kesamaan filosofi antara
merek dan konsumen individual. Kesuksesan sebuah experience brands ditentukan
27
oleh kemampuan merek yang bersangkutan dalam mengekspresikan individualitas
dan pertumbuhan personal.
Reputasi merek (brand) sulit diperoleh tapi mudah hilang. Merek sangat
dipengaruhi oleh siklus kehidupan. Bisa saja suatu merek muncul dengan gempar lalu
masuk fase pertumbuhan yang kuat. Namun kemudian merek memasuki fase
penurunan, dan konsumen mulai beralih merek lain. Jika sudah begitu merek butuh
penyegaran, dan tugas dari Brand Asset Management adalah menyuntikan manfaat dan
makna baru (Kotler, 2006, P100).
Ada lima level sikap pelanggan terhadap merek dari yang terendah sampai yang
tertinggi:
1. Pelanggan akan mengganti merek, terutama untuk alasan harga, tidak ada kesetiaan
merek.
2. Pelanggan puas, tidak ada alasan untuk berganti merek.
3. Pelanggan puas dan merasa rugi bila berganti merek.
4. Pelanggan menghargai merek itu dan menganggapnya sebagai teman.
5. Pelanggan terikat kepada merek itu.
Cara membesarkan merek (brand) mencakup 5 dimensi (Kotler, 2006, P102), yakni :
1. Menanamkan sejumlah atribut dari produk di benak konsumen. Contohnya: ciri khas
produk.
2. Menawarkan satu atau beberapa manfaat
3. Kita harus dapat memvisualisasi karakteristik merek, seolah – olah merek itu
manusia.
4. Merek menawarkan sesuatu yang berkaitan dengan nilai perusahaan
5. Merek yang kuat menggambarkan para pengguna merek itu sendiri
28
Brand supaya dikenal harus memiliki identitas. Identitas merupakan pendahuluan
dari image. Identitas merek adalah seperangkat asosiasi yang unik yang ingin diciptakan
dan dipelihara pemasar. Tujuannya adalah menciptakan gambaran atau brand image .
2.3.1.5 IMAGE BUILDING
Menurut David Bernstein, “Image atau citra adalah kenyataan. Image
merupakan hasil dari tindakan kita. Jika image salah dan kinerja kita bagus, itu adalah
kesalahan kita sebagai komunikator yang buruk. Jika image benar dan mencerminkan
kinerja kita yang buruk, itu adalah kesalahan kita sebagai manajer yang buruk. Jika
tidak, kita tahu bahwa image kita tidak dapat dikelola atau dikomunikasikan.” (Peter Fisk,
2006, P133)
Membangun merek itu tidak mudah, tapi mempertahankannya jauh lebih sulit.
Justru pada saat kita sudah mulai dikenal menjadi merek yang sangat bagus, maka
resiko terhadap krisis merek akan menjadi sangat tinggi. Dan kalau terjadi komplain
yang sangat hebat, itu akan menjadi persoalan besar bagi sebuah perusahaan. Dan
kalau tidak hati – hati akan terjadi krisis komunikasi, yang akhirnya konsumen akan
percaya dengan isu yang terjadi. Dan karena memang benar – benar terbukti, maka
merek tadi bisa turun leveling-nya. Peristiwa ini akan dimanfaatkan oleh merek
kompetitor yang posisinya dekat (Widodo M., 2006, P67-68).
Image Building mencoba membuat satu dinamika yang lebih tinggi agar hal
yang didambakan bisa terwujud melalui kegiatan yang didukung oleh sumber dan
lingkungan yang adaptable . Ada satu pernyataan William Shakespiere yang menarik,
bahwa kekayaan bagi pada saat kematian adalah reputasi yang tidak ternoda. Artinya
reputasi saat ini menjadi taruhan dalam berbagai level. Karena reputasi ini adalah
sesuatu yang menjadi aset atau modal agar kita bisa mendapatkan benefit yang lain.
29
Jika Image Building gagal dilakukan, maka akan tercipta reputasi yang mungkin
buruk. Sebetulnya kalau perusahaan sudah punya semangat untuk membangun reputasi
atau image , maka yang harus kita lakukan ada beberapa conditioning yang mendukung
pada image . Misalkan secara internal, bagaimana personel perusahaan mendukung dan
ini menjadikan sesuatu yang sangat penting; sedangkan yang eksternal, karena
banyaknya publik yang susah diramalkan, maka reputasi akan semakin menurun.
Strategi dasar membangun citra (Image ) :
1. Menentukan kelompok sasaran dengan sarana riset pasar.
2. Keberhasilan membangun citra dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Citra dibangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan
b. Manfaat yang ditonjolkan cukup realistis.
c. Citra yang ditonjolkan sesuai dengan kemampuan perusahaan.
d. Citra mudah dimengerti kelompok sasaran.
e. Citra merupakan sarana, bukan tujuan usaha.
3. Koordinasi di dalam
4. Merger dan Franchising sebagai sarana penunjang membangun citra.
2.3.2 EDUKASI PASAR
2.3.2.1 PENGERTIAN DAN TUJUAN EDUKASI PASAR
Edukasi pasar berasal dari bahasa inggris yaitu market education. Edukasi berarti
pendidikan. Pendidikan dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses
pengubahan sikap atau tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, cara
mendidik.
30
Edukasi pasar ini ditujukan untuk mendidik pasar. Dalam kamus besar Bahasa
Indonesia mendidik diartikan sebagai memelihara dan memberi latihan (sasaran,
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut http://www.creditunions.com, definisi dari Educational Marketing adalah
”A powerful customer acquistion tool enhancing your customer value preposition. A sales
and marketing weapon to drive greater stickness, deeper customer intimacy, and higher
brand loyalty resulting incremental revenue. Educational marketing is done because
sellers need to teach and buyers want to learn about the products.”
Artinya edukasi pemasaran adalah sebuah alat yang sangat kuat untuk
mengakuisisi pelanggan dan mempertinggi nilai preposisi konsumen. Merupakan sebuah
alat pemasaran dan penjualan untuk membuat konsumen lebih lengket, komitmen
konsumen yang lebih dalam, dan kesetiaan pada merek lebih tinggi sehingga akhirnya
menghasilkan
kenaikan
jumlah
konsumen.
Ditambahkan
dalam
http://www.creditunions.com bahwa edukasi pemasaran dapat membantu perusahaan
untuk menciptakan penjualan, kenaikan jumlah konsumen, serta menciptakan brand
equity, brand awareness and loyalty antara konsumen dengan merek produk.
Edukasi pasar dilakukan perusahaan sebagai upaya pendidikan kepada pasar
dengan memberikan berbagai data dan peragaan agar pasar mengenal serta tertarik
atas manfaat produk yang ditawarkannya. Berbagai upaya harus dilakukan agar pasar
memberikan respon positif atas motivasi dan nilai tambah baru dari produk yang
ditawarkan. Selain itu edukasi pasar dilakukan bukan hanya untuk mendorong penjualan
tetapi dengan harapan bahwa masyarakat percaya kepada produk. Proses edukasi yang
31
dijalankan tentu saja harus berbeda dari yang dilakukan oleh pesaing lainnya. Tidak
cukup sekedar menggunakan pola – pola iklan dan kehumasan tetapi juga harus dengan
melakukan gerilya langsung kepada pasar.
Edukasi muncul karena konsumen belum berpengalaman dalam memilih dan
menggunakan produk yang cocok bagi mereka. Kondisi inilah yang membuka peluang
bagi pemasar untuk membuat program promosi (H.Kartajaya, 2005, P80). Keberhasilan
suatu produk di pasar ditandai dengan kemampuan perusahaan untuk mendidik pasar
untuk memahami penggunaannya. Jika pasar tidak terdidik untuk memahami dan
mengenal nilai penggunaannya maka nilai tambah tidak ada gunanya, pasar akan lebih
cenderung membandingkan dengan produk sejenis yang mungkin saja harganya lebih
murah. Proses edukasi ini akan lebih mantap jika gengsi dapat harus dikembangkan.
Perusahaan banyak melakukan edukasi pasar melalui bauran komunikasi
pemasaran seperti memberikan fasilitas ke outlet – outlet untuk bekerja sama dengan
lembaga – lembaga yang terkait. Edukasi pasar pun dilakukan melalui melengkapi
kemasan dengan langkah – langkah penggunaan produk, lewat talkshow di radio,
mengadakan open house untuk kunjungan pabrik sampai society gathering .
Dan berbagai kegiatan edukasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa kegiatan –
kegiatan tersebut melakukan fungsi – fungsi komunikasi pemasaran yang dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu (Tjiptono, 2002, P.221) :
1. Menginformasikan (Informating)
-
Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru
-
Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk
-
Menjelaskan cara kerja suatu produk
-
Menginformasikan jasa – jasa yang disediakan perusahan
-
Meluruskan kesan yang keliru
32
-
Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli
-
Membangun citra perusahaan
2. Membujuk Pelanggan Sasaran (Persuading)
-
Membentuk pilihan merek
-
Mengalihkan pilihan ke merek tertentu
-
Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut
-
Mendorong pembeli untuk berbelanja saat itu juga
-
Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
3.Mengingatkan (Remainding)
-
Mengingatkan kembali bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam
waktu dekat
-
Mengingatkan pembeli akan tempat – tempat yang menjual produk
perusahaan
-
Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye perusahaan
-
Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan
Dari ketiga fungsi tersebut dapat menjalankan peran edukasi, yaitu memelihara
dan memberikan latihan (sasaran, pimpinan) kepada pasar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa edukasi pasar adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menggambarkan suatu usaha perusahaan untuk mendidik pasar
yaitu memelihara atau memberi latihan (ajaran, pimpinan) kepada pasar dengan
menjalankan fungsi – fungsi komunikasi pemasaran melalui bauran komunikasi
pemasarannya.
33
2.3.2.2 TEORI ALUR PROSES EDUKASI PEMASARAN
Menurut Lending Solutions, Inc., nilai kandungan dari penyampaian edukasi
pemasaran harus termasuk didalamnya :
-
Pemahaman tentang produk dan bagaimana produk tersebut cocok dan pas
dengan hidup pelanggan. Dapat dilihat dari kejadian atau kebutuhan konsumen
yang
sekiranya
dapat
membuat
konsumen
ingin
menggunakan
produk
perusahaan.
-
Konsumen saat ini memiliki waktu yang sangat sempit, tetapi mereka masih ingin
tahu dan ingin membuat pendidikan dalam hidup sehingga dapat membuat
keputusan yang bijak. Terutama saat menterlibatkan pemakaian uang yang
berulang. Menyediakan gambar dan jalur untuk membantu konsumen merasa
nyaman dan mengarahkan mereka untuk belajar lebih jauh melalui proses.
-
Hubungkan produk yang tepat dan kandungan edukasi yang tepat pula. Jangan
mencoba untuk menjual setiap produk dalam setiap konsumen. Berikan pilihan,
tetapi jangan berlebihan. Berilah informasi yang bernilai dimana saat perusahaan
merasa tidak memiliki produk yang cocok dan kebutuhan si konsumen. Ini akan
meyakinkan kembali konsumen bahwa perusahaan tidak hanya mencoba untuk
menjual peroduk pada mereka. Tetapi disini, perusahaan membantu mereka
dengan menginformasi dan mengedukasi serta lebih penting lagi membiarkan
mereka dalam pengaturan proses pembelajaran dan pembelian mereka.
-
Menyediakan cara untuk melakukan feedback. Feedback konsumen membuat
perusahaan mendapatkan informasi berkelanjutan dan menjawab pertanyaan yang
relevan buat mereka dan situasi mereka. Serta memberikan keuntungan bagi
konsumen lainnya. Hal ini akan membantu pertumbuhan kandungan edukasi
pemasaran perusahaan dalam bentuk atau cara yang belum pernah terpikirkan.
34
-
Tetapkan sasaran yang dapat diukur. Sasaran menawarkan alat atau cara untuk
mengukur kegunaan sebagaimana mengarahkan pada penjualan. Ingatlah
pengukurannya harus membutuhkan fleksibilitas, terutama pada tahap awal.
2.3.3 IMAGE RECOVERY
2.3.3.1 PERUSAKAN BRAND IMAGE
Perusakan reputasi (defamation) terdapat dalam bentuk libel (perusakan
reputasi lewat tulisan) dan slander (perusakan reputasi secara lisan). Perusakan dapat
berupa pernyataan atau komunikasi yang menurunkan kehormatan, nama baik,
keyakinan diri atau harga diri; menghasilkan perasaan buruk mengenai orang atau
lembaga (Scott M.Cutlip, Allen H.Center dan Glen M.Broom, 2005, P91).
Bisnis adalah bagian kehidupan, ada kala di atas tapi ada saat krisis terjadi
oleh suatu isu negatif yang beredar ataupun kecelakaan tak terduga. Isu negatif yang
berkembang dapat menimbulkan citra negatif pula dan memberikan dampak buruk
bagi bisnis yang ada. Citra negatif sangat tidak mengenakkan apalagi jika persepsi
publik sudah sedemikian melekat. Sering kali terjadi di sekitar kita, seseorang yang
kebetulan memiliki wajah sangar bak penjahat belum apa-apa sudah dicurigai. Padahal
belum tentu dia jahat. Bisa jadi orang yang bertampang sangar tersebut hendak
melakukan tindakan-tindakan yang terpuji, namun publik sudah resisten, apatis bahkan
menghindarinya. Manakala citra buruk suatu merek produk telah menancap dalam
pikiran konsumen, maka pada saat konsumen mempunyai rencana untuk membeli
barang sejenis produk tersebut, yang pertama kali muncul dalam ingatan adalah citra
buruk dari produk yang sudah tertancap di pikirannya. Sehingga secara mereka tidak
akan jadi membelinya.
35
2.3.3.2 MANAJEMEN ISU
Manajemen Isu (Issue Management) merupakan upaya perusahaan untuk
melihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul di tengah masyarakat dalam
upaya perusahaan untuk memberikan tanggapan atau respon yang sebaik – baiknya.
Tanggapan yang baik perlu dilakukan agar isu atau opini publik ini tidak berkembang
secara negatif sehingga merugikan perusahaan atau agar isu ini tidak berkembang
menjadi konflik yang tidak diinginkan. Upaya perusahaan untuk melihat kecenderungan
isu atau opini publik yang muncul dilakukan melalui riset dan penelitian. Dengan
demikian manajemen isu adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan kunci
keberhasilan.
Manajemen isu meliputi dua tindakan mendasar, yaitu : (1) melakukan
identifikasi awal terhadap isu yang memiliki potensi untuk merugikan perusahaan; (2)
memberikan tanggapan terhadap isu untuk meminimalisasikan konsekuensi
dari munculnya isu. Sebagai bagian dari humas, Manajemen Isu dapat didefinisikan
sebagai proses proaktif dalam mengantisipasi, mengevaluasi dan menjawab isu – isu
kebijakan publik yang mempengaruhi hubungan perusahaan dengan publiknya
(Morissan, 2006, P23).
Manajemen isu meliputi tindakan mengidentifikasikan isu, menganalisa isu,
menetapkan prioritas, menentukan strategi program, menetapkan program tindakan
dan komunikasi serta melakukan evaluasi efektivitas kerja. Semua tindakan tersebut
merupakan proses yang menggabungkan prinsip, kebajikan, dan tindakan perusahaan
dengan realita yang tengah berkembang. Manajemen isu memiliki tujuan untuk
membantu memelihara pasar, mengurangi resiko, menciptakan kesempatan serta
mengelola kesan sebagai suatu aset organisasi untuk keuntngan organisasi dan pihak
36
– pihak terkait. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui antisipasi dan riset (Morissan,
2006, P24).
2.3.3.3 UPAYA IMAGE RECOVERY
Bagaimana selanjutnya, terutama bila hal buruk yang terjadi, tergantung
manajemen krisisnya memilih tindakan-tindakan. Inti manajemen krisis adalah upaya
menanamkan kepercayaan publik. Antara lain dengan strategi komunikasi massa yang
diwujudkan dalam bauran komunikasi pemasaran. Citra produk, setelah dibangun perlu
dipelihara, disesuaikan dengan jaman dan dinamika yang berkembang, dijaga dari
rongrongan internal maupun serangan dari luar, baik dari pesaing ataupun pihak-pihak
yang tidak senang. Tidak kalah pentingnya adalah senantiasa mengkomunikasikan halhal positif yang yang ada pada produk kepada publik. Melalui publisitas itulah
perusahaan bisa mengubah persepsi konsumen terhadap citra buruk merek produk.
Menurut jurnal “Strategi Penguatan dan Revitalisasi Merek Menuju Pengelolaan
Merek Jangka Panjang” oleh Berta Bekti Retnawati, program marketing yang baru
dapat meningkatkan kekuatan, keunggulan dan keunikan suatu asosiasi merek yang
bertujuan untuk meningkatkan brand image. Sebagai bagian dari recommitment pada
positioning yang sekarang, asosiasi positif yang telah ada perlu didukung, sedang
asosiasi yang negatif dapat dinetralkan sehingga asosiasi dapat ditambahkan. Langkah
– langkah yang dilakukan perusahaan dalam rangka pemulihan citra (image recovery)
produk yang telah rusak adalah melalui komunikasi pemasaran seperti periklanan dan
public relation.
37
2.3.3.3.1 PERIKLANAN (ADVERTISING)
Menjaga konsistensi merek dan mengikuti perubahan yang terjadi ini
menjadi hal terpenting dalam penguatan merek, konsistensi merek menjadi ‘critical’
dalam menjaga kekuatan dan keunggulan asosiasi merek bagi konsumen. Kunci dalam
hal ini adalah adanya dukungan aktivitas pemasaran yang secara konsisten menjaga
merek tersebut. Merek yang sudah mapan biasanya memiliki suatu elemen kreatif
kunci dalam memasarkan program-program komunikasinya sepanjang waktu, sebagai
hasilnya secara efektif telah tercipta ekuitas periklanan (advertising equity).
Periklanan saat ini sedang mendapat sorotan tajam semenjak aspek
informasi menjadi wacana penting dalam bisnis, terutama dalam proses membangun
merek
atau
mempengaruhi
branding. Kegiatan
periklanan
kecenderungan
mengkonsumsi
yang
efektif
dalam
dipandang
masyarakat.
mampu
Tindakan
mengkonsumsi secara berulang (repeat buying) adalah salah satu tujuan dalam
pemasaran. Periklanan yang efektif juga akan mengubah pengetahuan publik
mengenai ketersediaan dan karakteristik sebuah produk (product knowledge).
Seharusnya
elastisitas
permintaan
produk
akan
sangat
dipengaruhi aktivitas
periklanan.
Periklanan sesungguhnya hanyalah bagian kecil dalam proses branding .
Masih banyak elemen-elemen lain dalam mencapai sebuah merek yang kuat. Menurut
Freddy Pandapotan Simbolon dalam tulisannya yang berjudul ”Perilaku Konsumen
ditinjau dari sudut pandang afeksi kognisi dan behaviour dalam iklan”, iklan dapat
menghasilkan image management dalam bentuk favorable image di benak konsumen
yang dapat diciptakan dan dijaga. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
38
anggaran periklanan berpengaruh positif terhadap penjualan (baca: bukan pemasaran)
dan market share. Sebaliknya, peningkatan anggaran iklan pesaing berpengaruh
negatif terhadap tingkat penjualan dan market share pesaingnya. Dampak iklan
ternyata bervariasi tergantung efektivitasnya. Masih dalam tulisan ”Perilaku Konsumen
ditinjau dari sudut pandang afeksi kognisi dan behaviour dalam iklan”, Freddy
menyatakan bahwa iklan cenderung mengingatkan calon konsumen dan memelihara
merek perusahaan dalam keadaan yang segar dalam memori konsumen. Selain itu
juga, iklan menawarkan nilai tambah meliputi inovasi, perbaikan kualitas dan
mengubah persepsi konsumen. Dengan demikian, anggaran iklan yang lebih besar
tidak selalu mampu mengubah penjualan dan market share dalam tataran yang lebih
besar pula. Aktivitas periklanan berkorelasi erat dengan biaya, dan biaya yang besar
diperlukan untuk beriklan, maka efektivitas periklanan memperoleh perhatian yang
serius. Strategi dan program yang handal dan terpadu dengan elemen-elemen
pemasaran dan branding lainnya diperlukan untuk mencapai sebuah merek yang kuat
dan (diharapkan) mempunyai brand life cycle yang panjang bahkan abadi.
Salah satu strategi iklan adalah dengan memakai seorang endrosers.
Seorang spokeperson tidak sekedar berfungsi sebagai model untuk menarik perhatian
atau
mempertajam
penampilan
sebuah
iklan.
Spokeperson
harus
berfungsi
menyampaikan pesan dan/atau mendemontrasikan produk atau jasa yang diiklankan.
Spokeperson
bersifat
lebih
strategis
–
ketimbang
hanya
model
–
untuk
mengkampanyekan, mensosialisasikan, dan memfamiliarkan perubahan sebuah citra
merek. Public figure yang terpilih sebagai spokeperson atau endorser harus memiliki
personalitas yang mewakili personalitas merek. Public figure harus sudah dikenal
masyarakat sehingga mudah dikenali oleh konsumen.
39
Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus berhati – hati dalam menyodorkan
calon endorser. Pemilihan public figure sebagai endorser harus dikaitkan sengan
seluruh strategi merek dan pemasaran. Jika salah menentukan, maka hal ini akan
berpengaruh terhadap persepsi masyarakat (terutama target market) dan positioning
dari merek itu sendiri. Namun tentu saja, menggunakan selebritis sebagai endorser,
apalagi spokeperson , membawa konsekuensi pada biaya yang mahal (Lis Hendriani,
Dian Sastro? Iya Sih…. Majalah MIX).
2.3.3.3.2 HUBUNGAN MASYARAKAT ( PUBLIC RELATION)
Hubungan masyarakat merupakan salah satu alat pemasaran dalam membangun
hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan memperoleh publisitas
yang menguntungkan, membentuk citra korporasi yang bagus, dan menangani atau
menghilangkan rumor, cerita, dan peristiwa yang tidak menguntungkan. Departemen
hubungan masyarakat mungkin melakukan satu atau semua fungsi berikut ini :
-
Hubungan pers atau biro media : Menciptakan dan menempatkan informasi yang
berniai berita ke dalam media berita supaya dapat menarik perhatian terhadap
orang, produk atau layanan. Dalam hubungannya dengan image recovery, adalah
untuk memberikan penjelasan dan menyampaikan informasi terkait untuk
membersihkan “nama baik” dari sebuah merek.
-
Publisitas produk : Mempublikasikan produk – produk tertentu.
-
Urusan public (Public Affairs) : Membangung dan mempertahankan hubungan
dengan komunitas lokal atau nasional.
40
-
Melakukan lobi (Lobbying ) : Membangun dan mempertahankan hubungan dengan
para
anggota
lembaga
legislatif
dan
pejabat
pemerintah
supaya
dapat
mempengaruhi perundang-undangan dan peraturan.
-
Hubungan investor (investor relations) : Mempertahankan hubungan dengan para
pemegang saham dan pihak lain sdalam komunitas finansial.
-
Pengembangan (Development) : Hubungan masyarakat dengan donor atau
anggota organisasi nirlaba untuk memperoleh dukungan finansial dan relevan.
Dalam jurnal “Membangun Merek Melalui Kegiatan Kehumasan” oleh Melly
Maulin Purwaningwulan, hubungan masyarakat dapat mempunyai dampak yang kuat
pada kesadaran publik dengan biaya yang lebih murah daripada pemasangan iklan.
Sebenarnya banyak sekali ragam kegiatan humas. Namun demikian agar mudah
diingat, para pakar sepakat untuk merangkumnya hanya dalam satu kata, yakni
PENCILS yang mencakup unsur – unsur (Interstudi, 2003, P8) :
- Publications (mempublikasikan)
- Event (menciptakan berbagai program kegiatan)
- News (memberitakan)
- Community Involvement (melibatkan masyarakat)
- Information or Image (berkaitan dengan informasi/citra)
- Lobbying (melakukan lobi)
- Social Responbility (melaksanakan tanggung jawab sosial)
Menurut Rosady Ruslan dalam jurnal ”Marketing Public Relation” (Iman Mulyana Dwi
Suwandi), marketing public relation mempunyai tujuan sebagai berikut :
41
-
Menumbuhkan citra perusahaan positif publik eksternal atau masyarakat dan
konsumen
-
Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan
perusahaan
-
Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations
-
Efektif dalam membangun pengenalan merek dengan pengetahuan merek
-
Mendukung bauran pemasaran
Masih dalam jurnal ”Marketing Public Relation”, bentuk – bentuk marketing public
relations menurut Rhenald Kasali terdiri dari :
-
Publikasi, yakni kegiatan komunikasi untuk mengjangkau dan mempengaruhi
pasar sasaran mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, audio visual, majalah
perusahaan.
-
Sponsorship, yakni kegiatan menarik khalayak sasaran atas produk atau kegiatan
perusahaan lainnya dengan mengatur suatu peristiwa atau partisipasi dalam
acara tertentu seperti seminar, konferensi, olahraga, peringatan hari jadi,
pameran.
-
Berita, yakni kegiatan menemukan dan menciptakan informasi yang mendukung
perusahaan maupun produk.
-
Kegiatan layanan publik, yakni kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan
hubungan
baik
dengan
masyarakat
melalui
pemberian
sumbangan, aksi sosial.
-
Pidato, yakni kegiata ceramah atau mengisi acara berbagai jenis kegiatan.
-
Media identitas, yakni ciri khas perusahaan seperti logo, warna dan slogan.
42
-
Bentuk kegiatan lain sesuai dengan kebijakan perusahaan seperti tokoh, armada
penjualan.
Analisis Situasi dan Audit
Analisis Hasil
Publik Sasaran
TARGET
Citra
Kepercayaan
Realitas
Manfaat
Keterlibatan
Program
Media
Anggaran
Sumber: Imam Mulyana Dwi Suwandi dalam ”Marketing Public Relations”
Gambar 2.03 Methode of Program and Communications Public Relations
Circle (Sumber : Rosady Roslan ”Praktek dan Solusi Public Relations dalam Situasi
Krisis dan Pemulihan Citra)
Keterangan :
1. Analisis Situasi dan Audit Komunikasi
Mengadakan analisis atau mengidentifikasikan situasi dan kondisi publik sasaran
yang selanjutnya audit komunikasi melalui penelitian dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pandangan atau opini publik sasaran terhadap
43
perusahaan. Tujuan yang hendak dicapai berada dalam ruang lingkup citra,
kepercayaan, realitas, manfaat, keterlibatan publik sasaran dengan perusahaan.
2. Menentukan Publik Sasaran
Khalayak sasaran adalah stakeholders. Oleh karena itu sasaran dipilih dalam
pelaksanaanya adalah kelompok stakeholders, yaitu konsumen, calon konsumen,
pemegang saham, karyawan, pemerintah, pemasok, pesaing dan komunitas.
Kelompok tersebut dipilih berdasarkan kondisi yang dihadapi perusahaan dan
bentuk pelaksanaan kegiatan untuk tiap kelompok dapat berbeda.
3. Penentuan Media
Penentuan media penting sebagai pendukung perencanaan tugas yang dapat
menjadi ukuran keberhasilan dalam menjangkau target sasaran. Media ini dapat
berupa media elektronik, media cetak, dan sebagainya.
4. Menetapkan Anggaran
Perkiraan besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk semua program yang akan
dilaksanakan.
5. Penetapan Program
Formulasi bentuk yang sistematis dan logis dalam wujud gamabr atau bagan dari
suatu rencana. Hal ini biasa dibentuk lebih konseptual melalui jaringan kerja yang
lebih lengkap dengan strukturisasi dan grafik untuk memudahkan pemantauan dan
pengevaluasian.
6. Analisis Hasil Akhir
Kegiatan mengidentifikasikan setiap komponen atau tahapan perencanaan dan
pelaksanaan. Hasil evaluasi memberikan gambaran keberhasilan program sehingga
bisa dijadikan acuan dalam penyusunan atau perencanaan berikutnya. Metode
tersebut dapat dijalankan secara fleksibel dan dinamis tergantung pada masalah
44
yang dihadapi serta kemampuan perusahaan. Semua rencana dan kegiatan dalam
metode ini pada akhirnya dimaksudkan untuk memperoleh hasil dalam ruang
lingkup target yang ditetapkan.
TABEL 2.03
PERBEDAAN KONSEP PERIKLANAN DAN PUBLIC RELATION
Perbedaan
Periklanan
Public Relation
Kontrol Pesan
Perusahaan yang mengendalikan
Lepas dari Perusahaan
Kredibilitas
Mengundang sejumlah perhatian
Disampaikan oleh pihak ketiga,
objektif, netral
Perantara
Tidak ada
Editor/Produser
Tampilan
Sebagai penjualan secara gencar
Tidak ada penolakan
Pengulangan
Mengulang iklan bahkan sampai
Pesan dianggap sebagai berita
ratusan kali
sehingga ditayangkan 1 kali
Lebih positif dan persuasif
Bersifat faktual dan membatasi
Kontex
penjelasan tentang manfaat produk
kepada konsumen
Jenis Pesan
Fokus pada satu tema
Dapat membangun citra
Wahana
Media cetak formal dan elektronik
Virtual
Isi
Sederhana, singkat, mudah dipahami
Menjelaskan ide kompleks dengan
contoh
Biaya
Biaya besar
Biaya lebih sedikit
Sumber : Paul N.Bloom dan Louise N.Boone, 2006
2.3.3.3 CELEBRITY ENDORSEMENT
Kemunculan celebrity memberi sebuah pengaruh bagi masyarakat. Membuat
kita menjadi penggemar mereka ataupun bukan penggemar mereka. Sama dengan
ketika kita memilih sebuah brand produk. Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini
45
banyak celebrity yang mulai menyadari bahwa mereka tidak hanya sebagai brand
endorsement, tetapi mereka adalah sebuah brand. Kenyataan ini yang mendorong
banyak celebrity terutama celebrity dunia mulai menggunakan dan memanfaatkan
intangible asset yang mereka miliki seperti nama, image , reputasi, value, menjadi
sebuah tangible asset, biasanya melalui sebuah produk (Brandna Magazine volume 2
nomor 2, 2007, P17).
Setiap kita menonton TV, membaca majalah, koran, menonton film, kita akan
selalu menemukan sosok celebrity pada media – media tersebut. Tidak hanya
membicarakan
mengenai profesi
mereka,
terkadang
celebrity
ini
mencoba
mempengaruhi keputusan beli kita, mereka mencoba menentukan apa yang
seharusnya kita beli atau kita konsumsi. Persaingan yang semakin ketat, kemajuan
teknologi, beragamnya produk dengan beragam brand, membuat perusahaan semakin
sulit untuk menarik perhatian pasar atau konsumen. Dan banyak perusahaan yang
meyakini bahwa dengan menggunakan celebrity sebagai endorsement brand produk
mereka, mereka dapat sedikit membangun sebuah perbedaan di banding dengan
pesaing mereka. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang meyakini pengaruh celebrity
tersebut terhadap penjualan brand produk tersebut.
Lalu mengapa perusahaan memutuskan untuk menggunakan celebrity?
Sebagai bagian dari masyarakat, terkadang kita sangat terobsesi terhadap celebrity.
Bahkan terkadang celebrity menjadi penentu bagian apa yang cool dan apa yang tidak
cool. Sebagai penggemar, kita ingin terlihat, berpakaian dan membeli produk, seperti
halnya celebrity pujaan kita. Celebrity endorsement memainkan peran besar dalam hal
ini, karena sebagai endorsement, celebrity tersebut mencoba mengirimkan pesan
bahwa jika kita membeli brand produk tertentu (yang di-endorse oleh celebrity
46
tersebut), kita akan menjadi seperti celebrity tersebut. Walaupun secara logika,
kita tidak mungkin seperti mereka, bahkan anak kembar juga berbeda.
Memilih celebrity yang tepat bukanlah hal yang mudah, karena menggunakan
celebrity sebagai endorsement juga beresiko, diantaranya celebrity yang meyakini
bajwa mereka adalah celebrity yang sangat terkenal, akan menuntut bayaran yang
sangat tinggi. Dan terkadang dengan alasan yang sama, celebrity tersebut
memutuskan untuk menjadi brand endorsement bagi banyak brand sekaligus, yang
mana hal ini akan menurunkan kesempatan bagi celebrity tersebut untuk menjadi
endorsement di masa yang akan datang. Kehidupan pribadi celebrity tersebut
terkadang secara acak tidak langsung berdampak terhado brand yang di-endorse ,
terutama jika perilaku mereka dianggap melanggar hukum atau norma. Hal ini
juga akan berdampak terhadap brand yang mereka usung.
Seorang celebrity yang mendapat tawaran sebagai brand endorsement
sebaiknya juga mempertimbangkan pengaruh dan manfaat kerjasama ini, tidak
hanya dari segi financial, tetapi juga pengaruhnya terhadap celebrity tersebut.
Celebrity sebaiknya mulai mengeksplor branding terutama di dalam situasi di mana
celebrity lebih memiliki tanggung jawab terhadap kesuksesan sebuah produk di
banding produk itu sendiri.
Sebagaimana garis pemisah antara celebrity endorsement dan celebrity brand
semakin blur. Celebrity harus semakin memperhatikan bagaimana melindungi dan
membangun brand identity mereka, baik melalui brand endorsement ataupun
membuat produk dengan menggunakan nama mereka sebagai brand . Tetapi
celebrity yang berperan sebagai brand endorsement harus dapat yang berperan
sebagai
brand
endorsement
harus
dapat
memilih
brand
produk
yang
merekfleksikan brand value mereka. Sehingga selain mendapatkan honor atas
47
profesinya, celebrity tersebut secara tidak langsung juga membangun brand -nya
melalui produk yang di-endorse membangun brand-nya melalui produk yang di-
endorse .
Celebrity secara tidak langsung memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
masyarakat. Hingga tidak heran jika banyak perusahaan yang menyewa mereka
dan menjadikan mereka sebagai brand endorsement, di mana brand dan celebrity
tersebut menyatu (merged). Hubungan ini bersifat timbal balik, di satu sisi
celebrity akan mempengaruhi persepsi konsumen terhadap brand yang di-endorse .
Di sisi lain, brand yang dibawakan oleh celebrity tersebut akan mempengaruhi
image-nya. Jika kita berbicara celebrity endorsement maka yang menjadi fokus
adalah produk brand yang ditawarkan oleh celebrity tersebut.
Beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan
ketika
melakukan
negosiasi
kesepakatan celebrity branding adalah (Brandna Magazine volume 2 nomor 2,
2007, P20) :
a)
Kompensasi, seperti royalti, garansi.
b)
Licensee perlu mengeluarkan dana yang biasanya berasal dari penjualan
untuk keperluan komunikasi dan promosi brand tersebut.
c)
Komitmen celebrity tersebut untuk menyediakan waktu bagi kepentingan
pengembangan brand mereka.
d)
Persetujuan dari celebrity tersebut untuk menggunakan nama dan
mereka
pada
setiap
produk
yang
dikembangkan,
diproduksi
image
dan
didistribusikan di bawah brand tersebut.
e)
Pengawasan kualitas dalam hubungannya dengan menghasilkan produk
branded (ingat, tidak ada yang dapat merusak sebuah brand dengan
48
cepatnya dibanding kualitas produk yang buruk, promosi yang buruk dan juga
ketidaktersediaan produk).
f)
Hindari adanya perselisihan antara licensee dan brand lainnya.
Menurut Lily Elizabeth Miller, B.A, dalam salah satu artikelnya, berdasarkan
produk yang di-endorse celebrity dapat dikategorikan ke dalam beberapa
kelompok, yaitu (Brandna Magazine volume 2 nomor 2, 2007, P20) :
1.
Celebrity yang menolak untuk menjadi brand endorsement produk apa pun.
Celebrity ini tiadk memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya
sebagai sebuah brand. Ia hanya fokus terhadap kariernya sebagai seorang
celebrity. Bahkan untuk menjaga integritasnya sebagai penghibur, ia menolak
menjadi brand endorsement yang dianggapnya hanya sebagai proses “selling
out”.
2.
Celebrity yang menginginkan nama dan wajah menjadi salah satu brand
endorsement. Walaupun celebrity ini dikenal sebagai “spokeperson” sebuah
produk, tetapi ke-celebrity-an mereka tidak hanya membantu dalam
menciptakan, mengembangkan atau mem-branding produk tersebut. Satu
sisi, celebrity tersebut diuntungkan dengan adanya eksposur, seperti halnya
yang didapat si produk. Tetapi, branding produk dan branding celebrity
merupakan dua hal yang terpisah.
3.
Celebrity yang memproduksi, mendesain, dan menciptakan produk untuk
didistribusikan. Celebrity ini menjadi endorse sebuah produk atau lini produk,
di mana nama mereka digunakan sebagai nama brand extension. Seperti
perjanjian endorsement antara Michael Jordan dan Nike dengan nama produk
Air Jordan, atau Reebok dan G-Unit, dengan nama produk ‘G-Unit collection
by Rbk’. Dalam situasi ini, celebrity bersangkutan telah ikut andil dalam
49
membangun brand produk yang di endorse telah ikut membantu dalam
membangun image celebrity tersebut. Seorang konsumen yang membeli Air
Jordan, tetapi ia melihat bagaimana permainan Jordan dengan menggunakan
sepatu ini. Secara tidak langsung, celebrity bersangkutan telah mem-branding
produk tersebut, seperti miliknya sendiri.
4.
Celebrity yang menempatkan diri mereka sebagai pengusaha. Sosok celebrity
ini, jauh dari apa yang namanya brand endorsement dan lebih memilih
menciptakan produk mereka sendiri. Mereka menciptakan sebuah kerajaan
bisnis dan ingin menunjukkan bahwa pengaruh mereka tak terbatas.
2.4 FLU BURUNG (Avian influenza) DI INDONESIA
Ada dugaan kuat perjalanannya melalui Jalur Pantura-Indonesia, khususnya
Kabupaten Indramayu yang menjadi daerah yang rawan terhadap berjangkitnya virus
penyebab penyakit berbahaya flu burung. Hal itu disebabkan wilayah udaranya selama
ini jadi jalur lalu lintas migrasi jutaan burung setiap pergantian musim. Burung dari
Australia atau Eropa, dalam perjalanan migrasinya yang menempuh ribuan kilometer,
mengambil Kepulauan Rakit sebagai tempat peristirahatan atau transit. Pulau Rakit
Utara, Gosong dan Rakit Selatan atau Pulau Biawak menjadi tempat persinggahan
burung-burung itu. Di pulau-pulau itu, jutaan ekor burung tinggal cukup lama, 2-2,5
bulan. Di tempat peristirahatan itu, burung - burung bereproduksi, kawin dan banyak
juga yang sampai menetaskan telurnya.
Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Virus ini kemudian
dikeluarkan bersama kotoran, dan infeksi akan terjadi bila orang mendekatinya.
Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernapasan.
50
Flu burung (H5N1) dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dengan
kematian yang tinggi. Bahkan dapat menyebar antar peternakan dari suatu daerah ke
daerah lain. Seperti halnya influensa, flu burung ini sangat mudah bermutasi.
Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala seperti terkena flu biasa, antara
lain demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak napas dan kadang-kadang disertai diare,
tetapi kondisinya sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong, penderita bisa
meninggal.
Penyakit ini dapat juga menyerang manusia, lewat udara yang tercemar virus itu.
Belum ada bukti terjadinya penularan dari manusia ke manusia. Dan juga belum terbukti
adanya penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi. Orang yang mempunyai
resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas,
penjual dan penjamah unggas.
Saat ini, strain yang paling virulen penyebab flu burung adalah strain H5N1. Dari
hasil studi yang ada menunjukkan, unggas yang sakit (oleh Influenza A H5N1) dapat
mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus itu dapat bertahan
hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajat celcius dan lebih dari 30 hari pada
nol derajat celcius. Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan
lebih lama, tapi mati pada pemanasan 600 derajat celcius selama 30 menit. Virus ini
sendiri mempunyai masa inkubasi selama 1–3 hari.
Secara umum, gejala klinis serangan virus itu adalah gejala seperti flu pada
umumnya, yaitu demam, batuk,sesak dan sakit tenggorokan, ber-ingus, nyeri otot, sakit
kepala, lemas, dan dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan terjadinya
51
peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan
baik dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, setiap kasus flu yang menderita
pneumonia dengan faktor risiko kontak dengan unggas pada daerah yang sedang terjadi
KLB “flu burung” sebaiknya segera diperiksakan pada rumah sakit rujukan flu burung
untuk segera dirawat dan diambil spesimennya, sampai kasus tersebut dapat dibuktikan
bukan flu burung. Flu burung banyak menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Hampir separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak, karena sistem
kekebalan tubuh anak-anak belum begitu kuat.
Upaya pencegahan penularan tentu saja dilakukan dengan cara menghindari bahan yang
terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan beberapa tindakan seperti:
-
Mencuci tangan dengan sabun cair pada air yang mengalir sebelum dan sesudah
melakukan suatu pekerjaan.
-
Melaksanakan kebersihan lingkungan
-
Melakukan kebersihan diri
-
Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
harus menggunakan pelindung (masker, kacamata khusus)
-
Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas, seperti tinja harus ditatalaksana
dengan baik (ditanam atau dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang
disekitarnya.
-
Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan.
-
Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
-
Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak dengan suhu 800 derajad celcius
selama satu menit, telur unggas dipanaskan dengan suhu 640 derajad celcius selama
lima menit.
52
Kasus flu burung pertama di Indonesia adalah berasal dari Kabupaten Tangerang. Menurut
www.infeksi.com Di Kabupaten Tangerang, Banten, sejak September hingga Desember 2003,
jumlah ayam mati mencapai 188 ribu ekor, sedangkan yang terserang penyakit mencapai
1,065 juta ekor dari total populasi 3,355 juta ekor. Dinas Peternakan Kabupaten Tangerang
menyebut kerugian mencapai Rp 135,61 juta.
Sedangkan
di
Indonesia
sejauh
ini
belum
ada
penelitian
resmi.
Penyebaran flu memang cukup tinggi terjadi pada anak-anak, yaitu 6-10 kali setahun.
Keluarga yang memiliki anak usia sekolah punya peluang lebih tinggi, sekitar 12 kali per
tahun. Sedang pada remaja dewasa kemungkinan itu lebih jarang, yaitu 2-4 kali setahun.
Wanita usia 20-30 tahun lebih rentan dibanding pria, karena mereka lebih sering
berhubungan dengan anak-anak (www.infeksi.com)
Berikut beberapa kasus flu burung di Indonesia, diambil dari www.infeksi.com :
a. 29 Agustus 2003: Muncul penyakit yang mematikan di peternakan ayam di
Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Setelah itu menyebar di sejumlah kabupaten
di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
b. 23 Oktober 2003: Deptan mengonfirmasi wabah itu sebagai virus tetelo dengan jenis
vilogenik viserotropik berdasarkan pengujian beberapa lembaga dan laboratorium.
c. 28 Oktober 2003: Otoritas Agrifood and Veterinary Authority (AVA) Singapura telah
melarang sementara impor burung dan unggas lainnya dari Indonesia karena adanya
informasi wabah penyakit flu burung di beberapa daerah.
d. 19 November 2003: Dua sumber independen yang layak dipercaya di Indonesia telah
mengirim informasi adanya wabah flu burung ke International Society for Infectious
53
Diseases (ISID). Mereka mengabarkan, wabah tersebut telah terjadi di Jawa Barat
dan Sumatera.
e. 22 Desember 2003: Pusat Informasi Unggas Indonesia (Pinsar) menyebutkan adanya
keikutsertaan flu burung dalam wabah tetelo yang terjadi di Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Virus tersebut tidak hanya diisolasi, tetapi sudah diidentifikasi melalui
berbagai metode diagnostik. Pinsar menyarankan virus flu burung yang ditemukan
sebaiknya dikirim ke laboratorium rujukan internasional di Australia, Inggris, Jerman,
atau Amerika Serikat.
f.
15 Januari 2004: Sebuah tim yang terdiri atas Kepala Badan Karantina dan Direktur
Kesehatan Hewan pergi ke Cina sekitar enam hari untuk mempelajari kasus flu
burung, termasuk pengadaan vaksin.
g. 21 Januari 2004: Dirjen Bina Produksi Peternakan menginformasikan bahwa
pemerintah menunjuk PT Bio Farma untuk mengimpor vaksin flu burung dengan
jenis patogenitas rendah.
h. 24 Januari 2004: Ketua I Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) CA Nidom
mengumumkan, dari identifikasi DNA dengan sampel 100 ayam yang diambil dari
daerah wabah diketahui positif telah berjangkit flu burung.
i.
25 Januari 2004: Deptan mengumumkan secara resmi kasus avian influenza terjadi
di Indonesia, namun belum ditemukan korban manusia akibat wabah tersebut.
(K09/K12/MAR)
Data terakhir menunjukan bahwa sebanyak 139 Kabupaten/Kota di 22 Provinsi telah tertular
(dan menjadi daerah endemis) Avian Influenza, yaitu Jabar, Banten, DKI Jakarta, Bali, NTB,
NTT, Lampung, Sumsel, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumbar, Jambi, Sumut, Kalbar, Kalteng,
Kalsel, Kaltim, Sulsel dan Sultra (www.infeksi.com)
54
2.5 KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka teoritis merupakan jaringan hubungan antar variabel yang dibangun dari
pemikiran logis dan hasil tinjauan literatur untuk memberi jawaban atas masalah penelitian
secara teoritis. Kerangka teoritis tersebut diwujudkan dalam bentuk model, sebagai berikut :
-
Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan dan disebutkan dalam diskusi
-
Diskusi haruslah dapat mewujudkan bagaimana dua atau lebih variabel berhubungan
satu sama lain
-
Harus ada indikasi arah hubungan antar variabel apakah positif atau negatif
-
Harus ada alasan mengapa mengharapkan hubungan tersebut tetap akan terjadi
-
Skema diagram yang menjelaskan hubungan teoritis harus dapat diperlihatkan sehingga
mempermudah pembaca memahami bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis.
Isu
flu burung
Krisis
Image
Edukasi
New Brand
Merek
Recovery
Pasar
Image
Periklanan
Hubungan
Masyarakat
Gambar 2.04 Kerangka Pemikiran
2.6 HIPOTESIS
2.6.1
Apakah Periklanan yang edukatif mempengaruhi pembentukan Brand
Image KFC yang baru, setelah dilakukan Image Recovery?
- Ho :
Periklanan yang edukatif
tidak mempengaruhi pembentukan Brand
Image KFC yang baru, setelah dilakukan Image Recovery
55
- Ha :
Periklanan yang edukatif mempengaruhi pembentukan Brand Image
KFC yang baru, setelah dilakukan Image Recovery
2.6.2
Apakah Public Relation yang edukatif mempengaruhi pembentukan
Brand Image KFC yang baru, setelah dilakukan Image Recovery ?
- Ho :
Public Relation yang edukatif
tidak mempengaruhi pembentukan
Brand Image KFC yang baru, setelah dilakukan Image Recovery
- Ha :
Public Relation yang edukatif mempengaruhi pembentukan Brand
Image KFC yang baru, setelah dilakukan Image Recovery
2.6.3
Apakah Periklanan dan Public Relation yang edukatif mempengaruhi
pembentukan Brand Image KFC yang baru, setelah dilakukan Image
Recovery?
- Ho :
Periklanan dan Public Relation yang edukatif tidak mempengaruhi
pembentukan Brand Image KFC yang baru, setelah dilakukan Image
Recovery
-
Ha :
Periklanan dan Public Relation yang edukatif
mempengaruhi
pembentukan Brand Image KFC yang baru, setelah dilakukan Image
Recovery
2.6.4
Apakah terdapat perbedaan antara Brand Image KFC terkait wabah flu
burung dengan Brand Image KFC setelah dilakukan Image Recovery?
- Ho : Tidak ada perbedaan antara Brand Image KFC terkait wabah flu burung
dengan Brand Image KFC setelah dilakukan Image Recovery
- H 1 : Ada perbedaan antara Brand Image
KFC terkait wabah flu burung
dengan Brand Image KFC setelah dilakukan Image Recovery
Download