Promosi Doktor Khairan

advertisement
Promosi Doktor Khairan
Khairan (44), Staf Dinas Pendidikan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, berhasil meraih Doktor dalam
bidang Sosiologi dengan yudisium sangat memuaskan. Hasil tersebut didapat setelah beliau
mempertahankan disertasinya dalam suatu Sidang Terbuka Senat Akademik, pada hari Rabu (16/07)
pukul 13.00 WIB, di Gedung AJB Bumiputera Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Indonesia (UI) Depok.
Disertasi yang diajukan berjudul “Hubungan Sikap Guru, Ciri Budaya Sekolah Dengan Tingkat
Modernitas Individu (Studi Kasus Pada SMP Negeri dan SMP Swasta Islam Kota Banda Aceh, Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Pasca Bencana Tsunami)”. Promotor untuk disertasi ini adalah Prof. Dr.
Paulus Wirutomo dan yang menjadi Ko-promotor adalah adalah Francisia S.S.E. Seda. Tim penguji
untuk disertasi ini adalah Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A., RM.Dr. Y. Dedy Pradipto,
Pr.,L.Ph.,M.Hum, dan Dr. Fu Xie. Bertindak sebagai ketua sidang adalah Prof. Dr. Bambang Shergi
Laksmono.
Khairan meraih gelar S1 pada FKIP Jurusan MIPA, Program studi Pendidikan Kimia, Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh. Gelar Magister diperoleh pada tahun 2002 pada bidang Pembangunan sosial di FISIP
UI.
Kesimpulan dari disertasi ini adalah :
Penelitian tentang hubungan sikap guru, persepsi siswa terhadap budaya sekolah dengan tingkat
modernitas individu belum banyak diteliti menurut perspektif sosiologis di Indonesia. Di Aceh khususnya
kota Banda Aceh, pasca bencana tsunami dan pemberlakuan syariat Islam telah menggambarkan wajah
baru dalam bidang pendidikan khususnya pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah
sebagaimana diungkapkan Inkeles, merupakan lembaga sosialisasi nilai dan sikap terhadap siswa. Sikap
guru dan persepsi siswa terhadap budaya sekolah merupakan factor penting dalam wajah pendidikan di
Aceh saat ini. Dengan diberlakukan syariat Islam tentu saja lembaga pendidikan formal yaitu sekolah
bertanggungjawab dalam menanamkan dua nilai terhadap siswanya, selain menanamkan nilai modern,
sekolah juga menanamkan nilai yang berasal dari nilai-nilai yang berasal dari agam Islam. Merujuk
kepada konsep teori Inkeles, bahwa sikap guru dan budaya sekolah merupakan dua karakteristik
mekanisme penanaman nilai kepada siswa yang dilakukan melalui proses mencontohkan (modeling),
imbalan dan sanksi (reward and punishment), exemplifikasi (exemplification), dan generalisasi
(generalization). Untuk mengetahui gambaran dan sejauh mana hubungan antara sikap guru dan budaya
sekolah dengan modernitas individu siswa melalui deskripsi dan pengujian hipotesis sebagai berikut :
1. Hasil pengolahan data secara deskriptif menunjukkan bahwa sikap guru menurut penilaian siswa
SMP Negeri dan SMP Swasta Islam memperlihatkan kecenderungan dalam katagori baik.
2. Untuk membuktikan sejauhmana hubungan antara sikap guru dengan tingkat modernitas individu
sebagaimana hipotesis berikut :
Hipotesis I :
Ada hubungan antara sikap guru dengan tingkat modernitas individu pada SMP Negeri dan SMP
Islam. Semakin positif sikap guru semakin positif ciri modernitas individu siswa.
3. Terhadap persepsi siswa terhadap budaya sekolah, hasil pengolahan data deskriptif menunjukkan
bahwa dari dua indikator yang diukur, tingkat pelaksanaan disiplin di sekolah secara konsisten
belum sepenuhnya terlaksana di sekolah.
Untuk membuktikan hubungan antara persepsi siswa terhadap budaya sekolah dengan tingkat
modernitas individu siswa dapat dibuktikan melalui hipotesa sebagai berikut :
http://www.ui.edu
Hipotesis II :
Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap budaya sekolah dengan tingkat modernitas individu
siswa. Semakin positif persepsi siswa terhadap budaya sekolah, maka semakin positif pula tingkat
modernitas individu siswa.
4. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sikap guru dalam katagori ”baik”.
5. Penerapan nilai-nilai modern bersamaan dengan nilai-nilai Islam pada kedua jenis SMP di kota
Banda Aceh mempunyai dampak yang berbeda. (DR&FL)
http://www.ui.edu
Download