MODUL MANAJEMEN SYARIAH DOSEN Drs. HASYIM, MM ‘12 1 Manajemen Syariah Drs. Hasyim, MM Pusat Bahan Ajar dan E-learning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id sehat yang bersumber dari agama. Nilai-nilai tersebut dapat berupa nilai keikhlasan, kebersamaan, dan pengorbanan. Keikhlasan dalam organisasi merupakan hal yang penting. Makna keikhlasan dalam hal ini adalah melakukan suatu kewajiban dengan maksimal atau yang terbaik dengan niat yang bersih. Dalam kaitannya dengan organisasi bisnis, berapapun penghasilan yang didapat dari organisasi itu, orang yang iklas adalah orang yang melakukan kewajiban mereka dengan maksimal. Kebersamaan mutlak diperlukan oleh organisai . Jika dalam suatu organisasi tidak tercipta nilai-nilai kebersamaan, maka hal itu akan merepotkan pemimpin organisasi. Meskipun berada dalam satu wadah atau tempat, namun jika nilainilai kebersamaan tidak ada, maka hakikatnya sama dengan sendiri-sendiri. Dalam sebuah organisasi diperlukan nilai-nilai pengorbanan. Tidak mungkin sebuah organisasi akan tumbuh dengan baik jika seseorang hanya mngandalkan ego masing-masing. Dalam sebuah organis, sesuatu, misalnya, tapi tidak memperhatikanasi yang pemimpinnya memaksakan suatu target, maka ia tidak akan melihat bagaimana kondisi bawahannya untuk mencapai target tersebut. Sangatlah mungkin target yang dibuat akan terlampaui, tetapi akan memakan banyak korban. Hal ini sering terjadi pada suatu perusahaan, jika sudah menargetkan sesuatu, tapi tidak memperhatikan kondisi bawahan-bawahan nya, Bawahannya mengorbankan segalanya untuk mencapai target itu, tanpa ada reward dari pemimpinnya. Seorang manajer harus berani berkorban untuk sebuah organisasi, bukan justru memanfaatkan oroganisasi itu, dalam arti memanfaatkan kebodohan karyawannya. Tata nilai ada yang universal, sehingga sebuah organisasi yang tidak mempunyai nilai-nilai sama misalnya dengan anggota multi agama mungkin saja berhasil. Jika kita bergabung dalam sebuah organisasi yang multi agama, disana mungkin saja ada kebersamaan, ada hal-hal yang pokok, misalnya pada nilai kebebasan, kejujuran, keadilan dan nilai untuk saling menasihati. Hal itu merupakan nilai yang universal. Pemimpin merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam sebuah organsasi. Pemimpin yang baik selain harus menjalankan organisasi sesuai dengan tujuan yang direncanakan, juga harus mampu menyejahterakan bawahannya. Jika organisasi itu dalam bentuk partai, maka bukan sekedar partai yang besar tetapi para anggotanya juga harus sejahtera baik lahir dan bathin. ‘12 3 Manajemen Syariah Drs. Hasyim, MM Pusat Bahan Ajar dan E-learning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 3. Mampu memberikan reward. Jika seseorang melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang manajer harus memberikan reward. Reward tidak harus berupa benda atau materi, bisa saja dalam bentuk pujian atau apa saja yang dapat meningkatkan semangat dan motivasi bawahan. Demikian pula kepada orang yang tidak melaksanakan tugas, maka seorang manajer haeus mampu memberikan punishment atau sanksi, misalnya dalam bentuk teguran. 4. Mampu memberikan contoh yang baik. Jika seseorang meminta pegawainya tepat waktu, maka ia harus melaksanakannya. Tidak akan efektif jika seorang manajer menyuruh sesuatu, namun ia sendiri tidak mau melaksanakannya. Lihat Al Qur’an QS Al Baqarah:44 “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan sedang kamu melupakan diri (kewajibanmu) mu sendiri padahal kamu membaca Al-kitab (Taurat) maka tidakkah kamu berfikir? Jika seorang atasan menyuruh bawahannya, maka harus dimulai dari dirinya sendiri. Fungsi Manajemen Syariah Manajemen syariah memiliki fungsi-fungsi Perencanaan, Pengorganisasian, Kepemimpinan dan Pengawasan. Perencanaan merupakan aktivitas manajemen yang paling krusial, bahkan ia adalah langkah awal untuk menjalankan manajemen sebuah pekerjaan. Perencanaan sangat berpengaruh terhadap unsur-unsur manajemen lainnya, seperti merealisasikan perencanaan pengawasan agar bisa mewujudkan tujuan yang direncanakan. Dalam suatu hadist, Rasulullah berkata : “Jika engkau ingin mengerjakan sesuatu maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut baik, ambillah dan jika perbuatan itu jelek maka tinggakanlah” (HR. Ibnul Mubarak) Dalam melakukan perencanaan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan , diantaranya : 1. Hasil yang ingin dicapai 2. Sumber daya yang akan melakukan 3. Waktu dan skala prioritas ‘12 5 Manajemen Syariah Drs. Hasyim, MM Pusat Bahan Ajar dan E-learning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id dan