BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Prinsip Dasar Animasi Dalam pembuatan animasi terdapat 12 prinsip dasar agar animasi yang dibuat terlihat lebih alami. 12 prinsip animasi tersebut dikenalkan oleh animator dari Walt Disney, yaitu Frank Thomas dan Ollie Johnston, sekitar tahun 1930 yang ditulis dalam bukunya berjudul “The Illusion of Life”(Sulaiman, 2012). Ke-12 prinsip ini meliputi dasar-dasar gerak, pengaturan waktu, peng-kaya-an visual, sekaligus teknis pembuatan sebuah animasi (Ardiyansah, 2010). Berikut 12 prinsip tersebut: 1. Solid Drawing Menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang signifikan dalam menentukan, baik proses maupun hasil sebuah animasi, terutama animasi klasik. Seorang animator harus memiliki kepekaan terhadap anatomi, komposisi, berat, keseimbangan, pencahayaan, dan sebagainya yang dapat dilatih melalui serangkaian observasi dan pengamatan, dimana dalam observasi itu salah satu yang harus dilakukan adalah: menggambar. Meskipun kini peran gambar yang dihasilkan sketsa manual sudah bisa digantikan oleh komputer, tetapi dengan pemahaman dasar dari prinsip ‘menggambar’ akan menghasilkan animasi yang lebih ‘peka’. 2. Timing & Spacing Grim Natwick seorang animator Disney pernah berkata, “Animasi adalah tentang timing dan spacing”. Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak. Contoh Timing: Menentukan pada detik keberapa sebuah bola yang meluncur kemudian menghantam kaca jendela. Contoh Spacing: Menentukan kepadatan gambar (yang pada animasi akan berpengaruh pada kecepatan gerak) ketika bola itu sebelum menghantam kaca, tepat menghantam kaca, sesudahnya, atau 16 17 misalnya ketika bola itu mulai jatuh ke lantai. Spacing (pengaturan kepadatan gambar) akan mempengaruhi kecepatan gerak bola, percepatan dan perlambatannya, sehingga membuat sebuah gerakan lebih realistis. 3. Squash & Stretch Squash and strecth adalah upaya penambahan efek lentur (plastis) pada objek atau figur sehingga seolah-olah ‘memuai’ atau ‘menyusut’ sehingga memberikan efek gerak yang lebih hidup. Penerapan squash and stretch pada figur atau benda hidup (misal: manusia, binatang, creatures) akan memberikan ‘enhancement’ sekaligus efek dinamis terhadap gerakan/ action tertentu, sementara pada benda mati (misal: gelas, meja, botol) penerapan squash and stretch akan membuat mereka (benda-benda mati tersebut) tampak atau berlaku seperti benda hidup. Contoh pada benda mati: Ketika sebuah bola dilemparkan. Pada saat bola menyentuh tanah maka dibuat seolah-olah bola yang semula bentuknya bulat sempurna menjadi sedikit lonjong horizontal, meskipun nyatanya keadaan bola tidak selalu demikian. Hal ini memberikan efek pergerakan yang lebih dinamis dan ‘hidup’ . Contoh pada benda hidup: Sinergi bisep dan trisep pada manusia. Pada saat lengan ditarik (seperti gerakan mengangkat barbel) maka akan terjadi kontraksi pada otot bisep sehingga nampak ‘memuai’, hal inilah yang disebut squash pada animasi. Sedangkan stretch nampak ketika dilakukan gerakan sebaliknya (seperti gerakan menurunkan lengan), bisep akan nampak ‘menyusut’. 4. Anticipation Anticipation boleh juga dianggap sebagai persiapan/ awalan gerak atau ancang- ancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri. Pada gerakan memukul, sebelum tangan ‘maju’ harus ada gerakan ‘mundur’ dulu. Dan sejenisnya. 5. Slow In and Slow Out Sama seperti spacing yang berbicara tentang akselerasi dan deselerasi. Slow In dan Slow Out menegaskan kembali bahwa setiap 18 gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat. Contoh: Dalam gerakan misalnya mengambil gelas. Tangan akan memiliki kecepatan yang berbeda ketika sedang akan menjamah gelas, dengan ketika sudah menyentuhnya. Ketika tangan masih jauh dari gelas, tangan akan bergerak relatif cepat. Sedangkan ketika tangan sudah mendekati gelas, maka secara refleks tangan akan menurunkan kecepatannya (terjadi perlambatan) atau dalam konteks ini kita menyebutnya slow out. 6. Arcs Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola). Pola gerak semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan mekanik/ robotik yang cenderung patah-patah. 7. Secondary Action Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama. Contoh: Ketika seseorang sedang berjalan, gerakan utamanya tentu adalah melangkahkan kaki sebagaimana berjalan seharusnya. Tetapi seorang animator bisa menambahkan secondary action untuk memperkuat kesan hidup pada animasinya. Misalnya, sambil berjalan ‘seorang’ figur atau karakter animasi mengayun-ayunkan tangannya atau bersiul-siul. Gerakan mengayun-ayunkan tangan dan bersiul-siul inilah secondary action untuk gerakan berjalan. 19 8. Follow Through and Overlapping Action Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari. Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan saling-silang. Maksudnya, adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). Pergerakan tangan dan kaki ketika berjalan bisa termasuk didalamnya. 9. Straight Ahead Action and Pose to Pose Dari sisi resource dan pengerjaan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membuat animasi. Yang pertama adalah Straight Ahead Action, yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu persatu, frame by frame, dari awal sampai selesai seorang diri. Teknik ini memiliki kelebihan: kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Tetapi memiliki kekurangan: waktu pengerjaan yang lama. Yang kedua adalah Pose to Pose, yaitu pembuatan animasi oleh seorang animator dengan cara menggambar hanya pada keyframe-keyframe tertentu saja, selanjutnya in-between atau interval antar keyframe digambar/ dilanjutkan oleh asisten/ animator lain. Cara yang kedua ini lebih cocok diterapkan dalam industri karena memiliki kelebihan: waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat karena melibatkan lebih banyak sumber daya. 10. Staging Seperti halnya yang dikenal dalam film atau teater, staging dalam animasi juga meliputi bagaimana ‘lingkungan’ dibuat untuk mendukung suasana atau ‘mood’ yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene. 11. Appeal Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Sebagaimana gambar yang telah menelurkan banyak gaya, animasi (dan ber- animasi) juga memiliki gaya yang sangat beragam. Sebagai contoh, anda tentu bisa mengidentifikasi gaya animasi buatan Jepang dengan hanya melihatnya sekilas. Anda juga 20 bisa melihat ke-khas-an animasi buatan Disney atau Dreamworks. Hal ini karena mereka memiliki appeal atau gaya tertentu. Ada juga yang berpendapat bahwa appeal adalah tentang penokohan, berkorelasi dengan ‘kharisma’ seorang tokoh atau karakter dalam animasi. Jadi, meskipun tokoh utama dari sebuah animasi adalah monster, demit, siluman atau karakter ‘jelek’ lainnya tetapi tetap bisa appealing. 12. Exaggeration Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu, dan lazimnya dibuat secara komedik. Banyak dijumpai di film- film animasi sejenis Tom & Jerry, Donald Duck, Doraemon dan sebagainya. 4.1.2 Teori Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, idea tau gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya (Larry Gonick). Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah: a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan 21 dari pihak lain. e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. f. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol"). 4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 Strategi Komunikasi 4.2.1.1 Profil Target Audiens Demografis a. Target Primer Usia : 18-30 Jenis kelamin : wanita Ekonomi : menengah ke bawah(B-C) b. Target Sekunder Usia : 18-30 Jenis kelamin : pria dan wanita Ekonomi : menengah ke atas (B-A) 4.2.1.2 Fakta Kunci a. Minimnya sarana edukasi tentang kehamilan ditempattempat seperti puskesmas, bidan atau rumah sakit. b. Minimnya pengetahuan mengenai pola hidup yang sehat, khususnya ibu-ibu hamil dengan ekonomi yang rendah. c. Tingginya angka kematian ibu melahirkan, kematian bayi dan risiko kecacatan bayi. 4.2.1.3 Masalah yang akan dikomunikasikan Pembuatan animasi edukasi ini menjelaskan pola hidup yang sehat dengan animasi yang menarik dan pembawaan yang ringan, sehingga dapat mudah dimengerti dan dapat diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari. 4.2.1.4 Tujuan Komunikasi Dengan adanya animasi edukasi mengenai pola hidup saat 22 kehamilan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang kehamilan dan dapat diaplikasikan dikehidupan sehari-hari. Selain itu dapat mengurangi risiko kematian ibu, kematian bayi dan kecacatan pada bayi. 4.2.1.5 Premis Cerita Menjelaskan pola hidup yang sehat saat kehamilan untuk diaplikasikan sehari-hari dengan penggambaran ibu muda yang butuh penjelasan mengenai kehamilan. 4.2.1.6 Judul AnimasiEdukasi Animasi edukasi ”Ibu & Janin Sehat” 4.2.1.7 Durasi Animasi Edukasi Durasi dalam animasi edukasi mengenai kehamilan ini yaitu 180 detik. 4.2.2 Strategi Desain 4.2.2.1 Tone and Manner Dalam animasi edukasi ini kesan yang ingin disampaikan melalui warna adalah sederhana, ceria dan lembut. 4.2.2.2 Strategi Verbal Gaya bahasa yang digunakan dalam penceritaan adalah gaya bahasa yang sederhana agar dapat mudah dimengerti. 4.2.2.3 Strategi Visual Elemen desain yang diterapkan dalam animasi edukasi yaitu warna-warna pastel yang cerah dan ceria. 4.2.2.4 Sinopsis Animasi edukasi ini bercerita tentang seorang ibu muda yang baru saja menikah. Ibu muda ini akan diberi gambaran 23 akan pentingnya menjaga kesehatan saat hamil dan hal-hal yang seharusnya dilakukan. Narator akan menjelaskan dan membawa ibu muda untuk mempelajari lebih jauh tentang menjaga pola hidup agar ibu dan sang janin terjaga kesehatannya. 4.2.2.5 Treatment 1. Pada awal animasi muncul judul dan bertemu karakter utama yaitu seorang ibu muda. 2. Narator menanyakan kesiapan sang ibu untuk siap hamil atau tidak dan menjelaskan hal-hal sebagai pertimbangan untuk melahirkan anak. 3. Narator akan menjelaskan makanan yang mengandung gizi. 4. Narator akan menjelaskan hal-hal yang sebaiknya di lakukan pada masa kehamilan dan hal-hal yang sebaiknya dihindari beserta akibat yang ditimbulkan. 5. Narator akan menjelaskan peranan ayah. 6. Narator akan bertanya kembali kepada sang ibu akan kesiapannya untuk hamil atau tidak dan sang ibu pamit. 4.2.2.6 Naskah No. 1. Audio NARATOR : Ibu / ibu ingin mempunyai anak?// Visual EXT. Rumah INT. Ruang baca – Pagi LS - MS Ibu muda yang sedang melihat foto pernikahan, berbalik menghadap penonton kemudian mengangguk. 24 2. NARATOR : Ibu siap menghadapi kehamilan?// INT. Ruang baca – Pagi ZOOM IN - MCU Ibu tersebut beraut wajah bingung. 3. NARATOR : Ga usah bingung bu / mari saya jelaskan// INT. Ruang baca – Pagi LS Background biru muda turun. Ibu tersebut tampak kebingungan melihat sekeliling. 4. 5. NARATOR : Pertama-tama/ siapkan tubuh ibu dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi kehamilan//Jangan sampai berat badan ibu berlebihan//Ibu bisa terkena resiko yang lebih tinggi untuk terkena diabetes/ tekanan darah tinggi/ dan berbagai komplikasi tertentu//Jadi sebaiknya ibu mengurangi berat badan sebelum ibu hamil// NARATOR :Sekarang/ apa saja makanan yang bergizi untuk ibu dan janin?//Menurut para ahli gizi/ terdapat empat kelompok makanan yang mempengaruhi kesehatan bayi ibu kelak//Yaitu/ protein dan daging/ sayuran dan buahbuahan yang mentah atau dimasak sebentar sekali/ kemudian biji-bijian/ dan yang terakhir adalah susu// Semua makanan ini memiliki gizi yang tepat untuk sang buah hati didalam kandungan//Kemudian INT. Pink LSlari menggunakan treadmill Timbangan menunjukkan berat yang semakin naik, diikuti tulisan yang jatuh dari atas. Kemudian tulisannya hancur, berat ditimbangan menurun. Tulisan “Makanan yang bergizi” Ahli gizi menunjuk ke papan tulis dan terdapat gambaran makanan serta fungsinya untuk janin 25 ada beberapa hal yang harus ibu perhatikan// 6. Pertama/ konsumsi obat/ sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi obat yang terjual bebas tanpa konsultasi dengan dokter// Kedua/ Meminum alkohol pada saat kehamilan adalah penyebab keterbelakangan mental yang paling umum/ dan penyebab tertinggi dari cacat lahir yang bisa dicegah// Ketiga/ penggunaan kafein pada saat hamil dapat meningkatkan resiko kematian mendadak pada bayi// Keempat/ penggunaan marijuana dan kokain yang dapat menyebabkan cacat lahir/ berat lahir kurang dan kesulitan belajar ditahap berikutnya// Kelima/ Kebiasaan merokok selama hamil/ keguguran/ bayi lahir dalam keadaan meninggal/ ukuran kepala kecil/serta masalah jangka panjang dalam aspek pernafasan/ neorologis/ kognitif dan perilaku// Keenam/ Stress selama masa kehamilan dapat meningkatkan resiko berbagai gangguan psiokologis pada anak// Oleh karena itu/ ibu harus mengurangi kecemasan dan mengurangi tingkat stres/ agar melahirkan bayi yang sehat// Ibu juga dapat melakukan olahraga// Olahraga yang tidak berlebihan tidak membahayakan janin pada kandungan ibu/ dan dapat mengingkatkan pernafasan/ kekuatan otot/ dan keelastisan kulit// Yang seluruhnya akan berkontribusi terhadap kehamilan yang lebih nyaman/ serta proses melahirkan yang lebih mudah dan aman// LS “Konsumsi Obat” ibu tersebut melihat ada warung kemudian ada dokter marah-marah menghampiri ibu tersebut “Meminum alkohol” botol akohol yang menuangkan alcohol ke gelas dan terdapat grafik yang naik “Kafein” Alat detak jantung kemudian garis lurus “Marijuana & Kokain” anak yang cacat lahir -timbangan bayi yang kuranganak yang sedang kesulitan belajar “Merokok” ibu nangis dan daun gugur-kuburan bayibayi dan pengukur kepala – gambar otak – lampu lalu menyala - 26 “Stress” ibu sedang memakai pembersih debu dan menggunakan kemoceng dan telepon berbunyi. “Olahraga” ibu berlari di taman zoom in – nafas ibu zoom in – tangan kemudian terlihat otot kilatan di tangan recycle disekitar tubuh bayi 7. NARATOR : Jika ibu sudah melakukan pola yang sehat/ berikutnya adalah ancaman dari lingkungan//Polusi udara/ zat kimia/ radiasi/ panas /dan kelembapan yang ekstrim/ serta bahaya lain dalam kehidupan modern dapat mempengaruhi perkembangan pada janin//Anakanak yang dilahirkan dari ibu yang tinggal didekat pembuangan sampah beracun/ memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami cacat lahir// “Lingkungan” asap dari mobil – limbah pabrik – tiang memancarkan radiasi – pancaran panas dari matahari – suhu di daratan – lingkungan perkotaan – peningkatan statistic Kamera ke atas mengikuti menambahnya bar 8. NARATOR : Tidak hanya ibu yang menjaga Ibu dikelilingi oleh kehamilan/ ayah dan keluarga juga siluet orang-orang. harus ikut berperan serta menjaga kesehatan ibu dan bayi/ seperti tidak merokok disekitar ibu yang sedang hamil// 9. NARATOR : Bagaimana bu?/ Apakah ibu sudah merasa siap untuk menghadapi kehamilan?// Ibu membuka pintu dan masuk ke dalam pintu tersebut kemudian mengintip dan mengedipkan mata. 27 THE END 4.3 Strategi Visual 4.3.1 Visual Style Penulis akan menggunakan gaya visual 2D animasi. Gambar 2D dengan lighting dan background yang akan di tempatkan dengan layer dan jarak yang berbeda-beda sehingga akan menimbulkan depth antara background dan karakter. 4.3.2 Mood / Style Mood style yang akan digunakan oleh penulis adalah warna-warna pastel dan warna-warna cerah sehingga menggambarkan kesan ceria, semangat dan juga lembut. 4.3.3 Karakter Karakter yang digunakan ada tiga, yaitu: 1. Ibu muda yang baru saja menikah. Karakter ibu ini semangat, enerjik dan ceria. 2. Anak bayi sebagai karakter pendukung untuk penjelasan kepada ibu. 3. Suami dari ibu muda sebagai karakter pendukung. 4. Dokter sebagai karakter pendukung