Wajibnya Wajib

advertisement
ILMUIMAN.NET: Koleksi Cerita, Novel, & Cerpen Terbaik
Novela (16+). 2016 (c) ilmuiman.net. All rights reserved.
Pra-kata
Puji syukur kepada Allah. Solawat-salam kita sampaikan bagi Rasulullah saw dan
segenap kerabat serta sahabat. Astagfirullah. Semoga segala kekurangan, alpa, dan
kesalahan kita mendapat maaf dan ampunan Allah.
Karya ini dibuat dengan segenap niat baik untuk berbagi nasehat kehidupan. Untuk Ilmu
dan Iman, atau siapa saja yang suka. Walau ringkas, semoga membawa manfaat.
Terjemahan Quraan-nya dipetik dari versi Departemen Agama dari berbagai situs.
Sedikit catatan, mengingat pembuatannya tidak 100% profesional, mohon tidak dipakai
sebagai referensi utama dan mohon dibaca dengan senantiasa merujuk referensi yang
lebih sahih, dan dengan senantiasa berpikir jernih.
Selain untuk muslim, buku ini bisa dibaca non-muslim yang berpikiran terbuka, yang
ingin merenungkan lagi hidup dan semesta ini. Juga bagi yang ingin tahu, bagaimana
logika seorang muslim sederhana dalam menyikapi kewajiban hidupnya. Soal percaya
tidak percaya, sepaham atau beda, itu terpulang pada masing-masing. Kita tidak bisa
naif, atas kenyataan bahwa keyakinan dan usaha kita berbeda-beda.
Akhir kata, sebagaimana umumnya karya manusia biasa, kebenarannya tidaklah
absolut, yaitu khususnya yang bersifat opini pribadi. Wallahualam. Dari waktu ke waktu
perlu penyempurnaan berkelanjutan.
***
Wajibnya Wajib...
Kewajiban yang absolut, adanya adalah di Quraan. Dan wajib yang nyata-nyata wajib di
Quraan.. itu adalah manakala di Quraan-nya disebutkan keyword 'wajib' itu secara
eksplisit. Dan ternyata.. setelah disearching dengan seksama terjemahan Quraan
bahasa Indonesia versi Departemen Agama, insya Allah sahih merepresentasikan
Quraan yang aslinya.. tidak banyak disebutkan keyword 'wajib' itu.
Satu hal prinsip dalam agama Islam: bahwa Allah tidak membebankan suatu kewajiban,
beyond dari apa yang kita sanggup melakukannya. Prinsip lain: bahwa pada hakikatnya,
semua manusia itu, bahkan Rasulullah saw, tidak memiliki hak menetapkan fatwa
hukum wajib dunia-akhirat, atau juga hukum haram dunia-akhirat (karena haram ini
secara hukumnya kan bermakna wajib untuk ditinggalkan). Itu semata hak Allah.
Di berapa ayat sih kata 'wajib' itu muncul di Quraan?
Banyak orang mungkin wondering, tapi tidak pernah beneran actually menghitungnya.
Di sini coba kita searching. Wajib yang beneran bermakna wajib. (Note: karena ada
muncul wajib, yang sifatnya negatif seperti "bukanlah kewajiban", "tidak wajib", atau
yang sifatnya pertanyaan atau bentuk lain, bukan secara eksplisit atau implisit
menyebutkan suatu kewajiban).
Ternyata hasil searching-nya bagaimana? Kata-kata wajib itu tidak muncul terlalu
banyak di Quraan. Unsurprisingly, bagi kita yang sudah sering membaca Quraan, dan
memahami benang merahnya. Namun mungkin, agak mengecewakan untuk golongan
'ekstrim kanan' yang sukanya yang sulit-sulit. Disclaimer: searching dilakukan
berdasarkan versi terjemahan Departemen Agama, dan tidak mencari yang sifatnya
padanan atau sinonimnya, tetapi fokus ke bahasa terangnya saja: keyword 'wajib'.
Pencarian tentunya bisa dipertajam kalau mau.
Berhubung tidak banyak, maka berikut ini disarikan satu demi satu. Semoga ini bisa
menjadi referensi kita, khususnya umat muslim. Lebih dan kurangnya mohon maaf.
***
KALIMAT TAKWA
Surat Al-Fath (QS:48), ayat 26
(QS48:26) Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan
(yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya,
dan kepada orang-orang mukmin, dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa,
dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu, dan patut memilikinya. Dan
adalah Allah (Maha) Mengetahui segala sesuatu.
***
AL-QURAN
Surat An-Nuur (QS:24), ayat 1
(24:1) (An-Nuur ini) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan dia, dan Kami
turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.
Surat Al-Qashash (QS:28), ayat 85
(28:85) Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu Al Quraan, benar-benar akan
mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang
yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan nyata".
***
BAIK KEPADA IBU-BAPAK
Surat Al-Ankabut (QS:29), ayat 8
(29:8) Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.
Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.
***
BERPEKERTI MULIA
Surat Luqman (QS:31), ayat 16-18
(31:16) (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (amalan) seberat biji
sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (balasan). Sesungguhnya Allah (Maha) Halus lagi Mengetahui.
(31:17) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian termasuk hal-hal yang diwajibkan
(Allah). (31:18) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
***
SHOLAT
Surat An-Nisaa (QS:4), ayat 103
(4:103) Maka bila kamu telah menunaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian bila kamu telah merasa aman,
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang mukmin.
***
PUASA
Surat Al-Baqarah (QS:2), ayat 183-185
(2:183) Hai orang-orang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertakwa, (2:184) (yaitu) dalam
beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antaramu sakit atau dalam perjalanan (lalu
tidak puasa), maka (wajib menukar puasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada
hari-hari lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika tidak bisa
menukar puasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang rela hati mengerjakan kebajikan, itulah yang lebih baik baginya. Dan
berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (2:185) (Beberapa hari tertentu itu)
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quraan, sebagai
petunjuk bagi manusia, dan bukti-bukti yang jelas atas petunjuk dan patokan
(pembeda). Karena itu, barangsiapa menyaksikan (di tempat tinggalnya, bulan baru di)
bulan itu, hendaklah ia berpuasa pada bulan itu; dan barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu tidak puasa), maka (wajiblah menukar puasa) sebanyak hari yang
ditinggalkannya pada hari-hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu; dan (menghendaki) bagimu untuk mencukupkan
bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah dikarenakan Dia telah
menunjukimu; dan semoga kamu bersyukur.
***
ZAKAT
Surat At-Taubah (QS:9), ayat 60
(9:60) Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah (Maha) Mengetahui lagi Bijaksana.
***
HAJI
Surat Al-Baqarah (QS:2), ayat 196-203
(2:196) Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung
(musuh atau sakit), maka (berkurban) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu
mencukur kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di
antara kaliam sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu bercukur), maka wajiblah dia
berfid-yah, yaitu: berpuasa, atau bersedekah, atau berkurban. Bila kamu telah (merasa)
aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (dalam bulan haji),
(wajib berkurban) hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (hewan
kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari (di masa) haji dan tujuh (hari)
setelah kamu pulang. Itu sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban) bagi
orang yang keluarganya tidak bermukim (di sekitar) Masjidil Haram (Mekah). Dan
bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, Allah sangat keras siksaan-Nya.
(2:197) Haji itu (di) bulan-bulan yang dimaklumi. Jadi, siapapun yang berhaji di
dalamnya, maka janganlah rafats (berkata kotor), fasik (berbuat maksiat), dan jidal
(berbantah-bertengkar) selama haji. Dan kebaikan apapun yang kamu kerjakan,
niscaya Allah mengetahuinya. Dan berbekallah kalian. Maka, sesungguhnya, sebaikbaik bekal, (itu) takwa. Dan kalian bertakwalah, hai orang-orang berakal. (2:198) Tiada
dosa bagimu mencari karunia (rezki perniagaan) dari Tuhanmu. Maka bila kamu telah
bertolak dari 'Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam (Muzdalifah). Dan
dzikir-lah (ingatlah) Dia sebagaimana telah ditunjukinya kalian, sedangkan kalian
sebelumnya benar-benar orang-orang sesat. (2:199) Kemudian bertolaklah kamu dari
tempat bertolaknya orang-orang banyak (Armina: 'Arafah, Muzdalifah, Mina) dan
mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah (Maha) Pengampun lagi
Penyayang.
(2:200) Maka bila kalian telah selesaikan ibadahmu, kalian ingatlah Allah (dzikir),
sebagaimana pengingatanmu pada leluhurmu, atau berdzikirlah lebih (dari itu). Maka di
antara manusia (ada) yang mendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia",
dan tiadalah baginya bagian di akhirat. (2:201) Dan di antara mereka ada yang berdoa:
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah
kami dari siksa neraka". (2:202) Mereka itu orang-orang yang mendapat bagian dari
yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (2:203) Dan
berdzikirlah (menyebut) Allah dalam hari-hari terbilang (hari tasyrik). Maka, siapa yang
mempercepat (pergi dari Mina) sesudah dua hari (nafar awal), maka tiada dosa
baginya. Dan siapa yang ingin mengakhirkan (nafar akhir atau nafar tsani), maka tiada
dosa (pula) baginya, bagi orang bertakwa. Dan bertakwalah kalian pada Allah, dan
ketahuilah, bahwa kalian kelak dikumpulkan-Nya.
Surat Ali Imran (QS:3), ayat 96-97
(3:96) Sesungguhnya, rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia ialah
(Baitullah) yang di Bakkah (Mekah sekarang), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi
seluruh alam. (3:97) Di sana, (terdapat) tanda-tanda jelas, (maqom) kediaman Ibrahim.
Barang siapa memasukinya, amanlah dia. Dan kewajiban manusia kepada Allah,
berhaji ke Baitullah, bagi siapa yang mampu perjalanan ke sana. Barang siapa
mengingkari (haji), maka sesungguhnya Allah (Maha Kaya) tidak memerlukan seluruh
alam.
Surat Al-Hajj (QS:22), ayat 33
(22:33) Bagi kamu pada binatang-binatang hadyu itu ada beberapa manfaat, sampai
kepada waktu yang ditentukan. Kemudian tempat wajib (serta akhir masa)
menyembelihnya ialah setelah sampai ke Baitul Atiq (Baitullah).
***
PERANG
Surat Al-Baqarah (QS:2), ayat 216-225
(2:216) Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu sesuatu yang kamu
benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.
(2:217) Mereka bertanya kepadamu tentang bulan haram (yang disucikan), tentang
berperang di dalamnya. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu (dosa) besar; tetapi
menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan kafir kepada-Nya, dan (menghalangi
masuk) Masjidilharam, dan pengusiran penduduknya dari sekitarnya, lebih besar
(jahatnya) di mata Allah. Dan fitnah lebih besar (dosanya) dari pembunuhan. Dan
mereka akan terus memerangimu sampai mereka mengembalikanmu dari agamamu,
andainya mereka sanggup. Dan siapapun yang murtad di antaramu dari agamanya, lalu
dia mati dalam kekafiran, maka baginya, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di
akhirat; dan mereka itu temannya api neraka. Mereka kekal di dalamnya. (2:218)
Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan
Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah (Maha) Pengampun lagi
Penyayang.
(2:219) Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikian Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir.. (2:220) Tentang dunia
dan akhirat. Dan mereka menanyaimu tentang anak yatim. Katakanlah:
"Menyejahterakan mereka adalah yang terbaik; dan jika kamu menggabungkan
urusanmu dengan urusannya, mereka saudaramu; dan Allah mengetahui para perusak
dari yang mengadakan perbaikan. Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia
memasukkanmu dalam kesulitan. Sesungguhnya, Allah (Maha) Perkasa lagi Bijaksana.
(2:221) Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita
mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari
orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang
Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayatayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
(2:222) Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu suatu kotoran".
Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan
janganlah kamu dekati mereka, sebelum mereka suci. Bila mereka telah suci,
campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri. (2:223) Isteri-isterimu adalah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah
tempat cocok-tanammu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal baik)
untukmu sendiri, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang beriman.
(2:224) Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang
berbuat kebajikan, bertakwa, dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah
(Maha) Mendengar lagi Mengetahui. (2:225) Allah tidak menghukummu disebabkan
sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Allah menghukummu
disebabkan (sumpah) yang disengaja oleh hatimu. Dan Allah (Maha) Pengampun lagi
Penyantun.
Surat Al-Baqarah (QS:2), ayat 246
(2:246) Apakah kamu tidak memperhatikan para pemuka Bani Israil sesudah Nabi
Musa? Yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk
kami seorang raja supaya kami berperang (bersamanya) di jalan Allah". Nabi mereka
menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan
berperang". Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah.
Padahal kami telah diusir dari anak-anak kami?" Maka tatkala perang itu diwajibkan
atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa saja di antaranya. Dan Allah
(Maha) Mengetahui siapa orang-orang zalim.
Surat An-Nisaa (QS:4), ayat 84
(4:84) Maka berperanglah kamu di jalan Allah! Tidaklah kamu dibebani melainkan
dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah (semangat) kaum mukmin (untuk
berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang kafir itu. Allah amat
besar kekuatan dan amat keras siksa(Nya).
Surat An-Nisaa (QS:4), ayat 77
(4:77) Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka:
"Tahanlah tanganmu (dari perang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!"
Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian mereka (yang
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih
sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan
berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan bagi kami sampai
beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar, dan
akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya
sedikit pun."
***
QISHAASH
Surat Al-Baqarah (QS:2), ayat 178-179
(2:178) Hai orang-orang beriman, diwajibkan untukmu qishaash atas mereka yang
dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita
dengan wanita. Tetapi barangsiapa mendapat maaf dari saudaranya, hendaklah (yang
memaafkan) mengikuti cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar
(diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Ini suatu keringanan
dari Tuhanmu dan suatu rahmat. Namun, siapapun yang melampaui batas sesudah itu,
akan mendapat siksa yang pedih. (2:179) Dan dalam qishaash itu ada (jaminan
kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang berakal, supaya kamu bertakwa.
***
MENJAGA JALAN LURUS DAN ORANG MUKHLIS (YANG IKHLAS)
Surat Al-Hijr (QS:15), ayat 39-42
(15:39) Iblis berkata:"Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di
muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (15:40) kecuali
hamba-hamba Engkau yang mukhlis (ikhlas) di antara mereka". (15:41) Allah berfirman:
"Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya).(15:42) Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu (iblis) terhadap mereka, kecuali orangorang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat."
***
MENOLONG & MENYELAMATKAN ORANG BERIMAN
Surat Al-Anfal (QS:8), ayat 72
(8:72) Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman
dan pertolongan (kepada kaum muhajirin), mereka itu satu sama lain lindungmelindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka
tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah.
(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan)
agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah
ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah (Maha) Melihat apa yang kamu
kerjakan.
Surat Yunus (QS:10), ayat 103
(10:103) Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman,
demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.
Surat Ar-Rum (QS:30), ayat 47
(30:47) Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul
kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keteranganketerangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang
berdosa. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang beriman.
***
MENYAMPAIKAN (AYAT ALLAH) DENGAN TERANG
Surat Ta-Ha (QS:3), ayat 20
(3:20) Kemudian jika mereka mendebatmu (tentang agama), maka katakanlah: "Aku
menyerahkan diriku kepada Allah dan (begitu pula) orang-orang yang mengikutiku".
Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang
ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya
mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu
hanyalah menyampaikan (ayat Allah). Dan Allah (Maha) Melihat hamba-hamba-Nya.
Surat Al-Maidah (QS:5), ayat 92
(5:92) Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul dan berhatihatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah, sesungguhnya kewajiban rasul Kami,
hanyalah menyampaikan (risalah) dengan terang.
Surat Al-Maidah (QS:5), ayat 99
(5:99) Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa
yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.
Surat Al-A'raf (QS:7), ayat 104-105
(7:104) Dan Musa berkata: "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan
dari Tuhan semesta alam. (7:105) Wajib atasku tidak mengatakan sesuatu atas Allah,
kecuali yang benar (hak). Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa
bukti nyata dari Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".
Surat An-Nahl (QS:16), ayat 35
(16:35) Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami
tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak
kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah
yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para
rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
Surat Al-Nahl (QS:16), ayat 82
(16:82) Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan
atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
Surat An-Nuur (QS:24), ayat 54
(24:54) Katakanlah: "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu
berpaling, sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya,
dan kewajiban kamu sekalian semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika
kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul
itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang".
Surat Al-Ankabut (QS:29), ayat 18
(29:18) Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga
telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama
Allah) dengan seterang-terangnya.
Surat Ya-Sin (QS:36), ayat 16-17
(36:16) Mereka (para utusan) berkata: "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya
kami adalah orang yang diutus kepada kamu". (36:17) Dan kewajiban kami tidak lain
hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".
Surat As-Shura (QS:42), ayat 48
(42:48) Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas
bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya
bila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami, dia bergembira ria
karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, (itu) disebabkan perbuatan
tangannya sendiri, karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (tidak mensyukuri).
Surat At-Tagabun (QS:64), ayat 12
(64:12) Dan taatlah kepada Allah, dan taatlah kepada Rasul-Nya. Jika kamu berpaling,
sesungguhnya kewajiban rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat) dengan terang.
Surat Al-Lail (QS:92), ayat 12
(92:12) Sesungguhnya, kewajiban Kamilah memberi petunjuk.
***
MEMBEBASKAN DIRI DARI MENGHARAM-HARAMKAN
Surat At-Tahrim (QS:66), ayat 1-2
(66:1) Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu?
Kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah (Maha) Pengampun lagi
Penyayang. (QS66:2) Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadamu sekalian
membebaskan diri dari sumpahmu dan Allah adalah pelindungmu, dan Dia (Maha)
Mengetahui lagi Bijaksana.
***
MEMBAYAR MAHAR
Surat An-Nisaa (QS:5), ayat 23-24
(4:23) Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;
saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudarasaudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu
isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah
kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu
ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan) isteri-isteri anak
kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan
bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah (Maha)
Pengampun lagi (Maha) Penyayang. (4:24) dan (haram mengawini) perempuan
bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki. (Ini) sebagai ketetapan-Nya atas
kamu. Dan dihalalkan bagimu selain yang demikian, (yaitu) mencari isteri-isteri dengan
hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka, isteri-isteri yang telah kamu nikmati
di antaranya, berilah dia maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan
tiadalah mengapa bagi kalian sesuatu yang kalian telah saling merelakannya, sesudah
menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah (Maha) Mengetahui lagi Bijaksana.
***
MEMENUHI NAFKAH
Surat Al-Baqarah (QS:2), ayat 233
(2:233) Para ibu bolehlah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi
siapapun yang ingin melengkapkan (masa) penyusuan. Dan kewajiban ayah memenuhi
makan para ibu, dan pakaiannya dengan apa yang selayaknya. Tidak seorang pun
dibebani lebih dari kesanggupannya. Tidak seorang ibu pun harus menderita sengsara
karena anaknya; dan tidak seorang ayah karena anaknya. Dan waris (sang ayah) pun
(berkewajiban) seperti (sang ayah) itu. Dan bila keduanya ingin menyapih (sebelum dua
tahun) dengan kerelaan berdua dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusui orang lain (pengganti ibunya), tidak ada
dosa bagimu sepanjang kamu beri pembayaran menurut yang patut. Dan bertakwalah
kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah (Maha) Melihat apa yang kamu kerjakan.
***
MUT'AH
Surat Al-Baqarah (QS:2), ayat 241
(2:240) Dan orang-orang yang akan mati di antaramu dan meninggalkan isteri-isteri,
maka untuk para istrinya hendaklah ada wasiat; (yaitu) dinafkahi setahun lamanya,
tanpa disuruh pindah (dari rumahnya). Tetapi, jika mereka pindah (sendiri), maka tidak
ada dosa bagimu (wali atau pewaris yang meninggal) atas apa yang mereka perbuat
pada dirinya dengan cara yang ma'ruf. Dan Allah (Maha) Perkasa lagi Bijaksana.
(2:241) Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberi suaminya) mut'ah
menurut yang ma'ruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang bertakwa.
***
BERWASIAT UNTUK IBU-BAPAK DAN KARIB-KERABAT
Surat Al-Baqarah (QS:2), ayat 180-182
(2:180) Diwajibkan kepadamu, bila seorang di antaramu kedatangan (tanda) maut, jika
ia meninggalkan banyak harta, berwasiat untuk ibu-bapak, dan karib kerabatnya, secara
ma'ruf. (Ini) kewajiban atas orang-orang bertakwa. (2:181) Maka siapa yang mengubah
wasiat itu, setelah ia mendengarnya, sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang
yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah (Maha) Mendengar lagi Mengetahui. (2:182)
(Tetapi) barangsiapa kuatir orang yang berwasiat itu berlaku salah atau berbuat dosa,
dan (ia) membetulkan di antaranya, maka tiada dosa baginya. Sesungguhnya, Allah
(Maha) Pengampun lagi Penyayang.
***
SEBATAS KESANGGUPAN
Surat Al-A'raf (QS:7), ayat 42
(7:42) dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami
tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar
kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
***
Kesimpulan Penutup
Dari searching di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam ajaran Islam yang inti, yaitu
Quraan, kewajiban itu hanya ada beberapa saja, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Kalimat Takwa
Al-Quraan
Baik kepada Ibu-Bapak
Berpekerti mulia
Sholat
Puasa
Zakat
Haji
Perang
Qishaash
Menjaga Jalan Lurus dan Orang Mukhlis (Yang Ikhlas)
Menolong dan Menyelamatkan Orang Beriman
Menyampaikan (Ayat Allah) Dengan Terang
Membebaskan Diri Dari Mengharam-haramkan
Membayar Mahar
Memenuhi Nafkah
Mut'ah
Berwasiat Untuk Ibu-Bapak Dan Karib Kerabat
(Semua Kewajiban) Sebatas Kemampuan
Dengan meyakini bahwa Islam dan Quraan itu senantiasa konsisten, mestinya, tidak
ada lagi kewajiban lain apapun, yang 'by substance' tidak lurus dengan yang 19 di atas.
Kalaupun ada, tingkatnya lebih rendah (tidak wajibnya-wajib, dan dianggap wajibnya
tidak oleh semua ulama), atau bisa juga merupakan kewajiban yang sifatnya turunan
dari yang 19 itu, atau memang tidak wajib-mutlak (melainkan sekedar sunnah muakad
atau sunah biasa).
Sebagai contoh saja: walau tidak eksplisit menggunakan kata 'wajib' di ayat-ayat
Quraan terkaitnya, adab untuk berpakaian menutup aurat, itu bisa diterima sebagai
kewajiban; karena apa? Karena merepresentasikan nomor 2 (berpekerti mulia), 11
(menjaga jalan lurus dan oarng Mukhlis), dan nomor 12 (untuk para suami dan ahli
keluarganya untuk menolong dan menyelamatkan para wanita), dan juga nomor 16
mungkin (untuk para suami dan ayah mesti menyediakan sandang yang memadai untuk
para istri dan anak-anaknya). Dan.. ayat-ayatnya di Quran terkait hal itu menyebutkan
perintah atau suruhan, walaupun tidak memakai keyword 'wajib'. Namun, di sisi lain,
dalam pengaplikasiannya tidak boleh terlalu-lalu, karena itu bisa melanggar kewajiban
nomor 19 (melampaui batas kemampuan) dan kewajiban nomor 14 (Rasul saja,
mengharam-haramkan sesuatu itu tidak boleh, apalagi kita).
Ada beberapa catatan terkait yang 19 itu...
Pertama: di antara yang 19, nomor 15-17 (mahar, nafkah, mut'ah) eksplisitnya adalah
untuk para lelaki mukmin.
Kedua: Ada beberapa, tidak disebutkan kewajiban bagi mukmin secara eksplisit, tetapi
eksplisitnya disebut sebagai kewajiban bagi para Rasul, bahkan Quraan menyebutkan
'kewajiban Kami'. Yang tentunya, golongan umat terbaik senantiasa ingin menjadikan itu
sebagai kewajibannya juga, sebagai bentuk 'pinjaman kepada Allah', yang disebutkan
Quraan merupakan 'perniagaan yang tidak akan pernah merugi'.
Ketiga: Tidak semua dari yang 19 itu kalimatnya tegas sebagai 'direct order..' atau
perintah langsung eksplisit dari Allah dan Quraan. Yang bersifat direct order hanyalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Kalimat Takwa
Al-Quraan
Baik kepada Ibu-Bapak
Sholat
Puasa
Zakat
Haji
Perang
Qishaash
Menolong dan Menyelamatkan Orang Beriman
Membayar Mahar
Memenuhi Nafkah
Mut'ah
Berwasiat Untuk Ibu-Bapak Dan Karib Kerabat
Subhanallah. Dan salah satu kesimpulan, mengapa kewajiban itu hanya sedikit, adalah
tanda-tanda dari Maha Pengasih dan Penyayangnya Allah. Wallahualam bisawab.
Catatan lain, di luar yang eksplisit menyebut keyword wajib, ada lagi perintah dan ajaran
di Quraan yang redaksinya lebih soft, tapi secara terang juga merupakan suruhan.
Beberapa contoh disebutkan di bawah ini...
Contoh 1: (QS49:11, Al Hujuroot) Hai orang-orang beriman, janganlah sekumpulan lakilaki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri
dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Contoh 2: (QS4:86, An-Nisaa) Dan bila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan,
maka hormatilah dengan yang lebih baik darinya, atau balaslah dengan (yang serupa)
itu. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.
Contoh 3: (QS33:36, Al-Ahzab) Dan tidaklah patut bagi mukminin (laki-laki) dan tidak
(pula) bagi mukminat (perempuan), bila Allah telah menetapkan, dan Rasul-Nya, (atas)
suatu perkara; lantas diadakan bagi mereka pilihan (lain) atas urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah, dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat,
dengan kesesatan yang nyata.
Masih ada lagi beberapa bentuk lain, yang redaksinya berupa aturan hukum, larangan,
perintah, dan/atau ajaran. Tidak eksplisit menggunakan keyword 'wajib', tetapi secara
kalimat itu bermakna wajib untuk orang-orang yang mengimaninya.
Bagi yang moderat atau 'ekstrim kiri', di sisi lain, bahkan yang eksplisit memakai
keyword 'wajib' atau sinonimnya yang lebih soft, bila dicermati, ada (banyak) yang
merefer kepada 'orang-orang beriman'. Dan ini, bisa dimaknai: tidak atau belum wajib
untuk yang imannya belum kokoh, baru sekedar islam, seperti: anak-remaja di bawah
umur, mualaf yang baru kembali masuk islam, atau masuk islamnya belum kafar/
paripurna, dan semacam itu. Sehingga, orang-orang beriman mesti memakluminya,
lembut hati, dan tidak boleh 'memaksakan' ajaran-ajaran Quraan tersebut (dan hadits
juga) pada kelompok ini. Karena sekali lagi, sesuai wajib nomor 19, Allah telah
menetapkan, bahwa semua kewajiban itu, adalah sebatas kemampuan saja.
Begitulah, sedikit uraian dari saya. Subhanallah wabihamdihi subhanallahil adzim. Maha
Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung. Hanya
Allah-lah yang selalu benar, bebas dari segala kesalahan, Sedangkan tulisan ini, tidak
lebih daripada sekedar karya manusia biasa. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan
dan dimaklumi. Semoga membawa manfaat.
(ilmuiman.net / Selesai)
Download