Academic Research in Market-Based Accounting Dr. Zaenal Fanani, SE., MSA., Ak. S1, S2, S3 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya Malang Email: [email protected], facebook: [email protected], Hp: 08125296854 Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ARAH RISET AKUNTANSI Beaver (1996); Market Based Accounting Research faktor-faktor internal (endogenous factors); tersedianya jurnal-jurnal riset ilmiah, working paper, skripsi, tesis, dan disertasi serta simposium-simposium riset Akuntansi (SNA) faktor-faktor eksternal (exogenous factors) ; pengaruh dari displin ilmu lain, seperti misalnya ilmu finansial, psikologi, matematik, ekonometrik, dan statistik Faktor Internal Jurnal internasional dapat diakses melalui: proquest, spingerlink, sciencedirect, ebsco, sagepub, emeraldinsight; seperti: JAR (Journal of Accounting Research) yang banyak memberikan topik-topik Penelitian metodologi, JAE (Journal of Accounting and Economics) yang banyak memberikan topik-topik penelitian akuntansi positif, AR (The Accounting Review) yang banyak memberikan topik-topik penelitian akuntansi secara unum. jurnal Indonesia yang terakreditasi melalui: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/, seperti JRAI (Jurnal Riset Akuntansi Indonesia), JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia), Gadjah Mada IJB (International Journal of Bussiness), Jurnal Akuntansi Indonesia (JAKI). Working paper (www.ssrn.com) skripsi, tesis, dan disertasi melalui (http://garuda.dikti.go.id/) Simposium penelitian akuntansi (SNA 1-13) Faktor eksternal Perkembangan ilmu; Disiplin ilmu psikologi; keprilakuan akuntansi, Psylogical finance dan behavorial finance ilmu matematik memungkinkan peneliti untuk mendapatkan topik di area riset analitikal yang membuktikan hipotesis dengan matematik Disiplin ilmu ekonometrik dan statistik memungkinkan mendapatkan topik-topik baru di bidang riset metodologi, seperti perbaikan metodologi riset akuntansi dengan menggunakan metode baru, fenomena nonlinear dan lain sebagainya. Lanjutan… ketersediaan basis data secara elektronik Amerika Serikat ,Center for Research and Security Prices, Euromonitor (www.euromonitor.com), datastream (http://extranet.datastream.com), http://finance.yahoo.com/, www.datafinancial.com/ di Indonesia terbantu oleh www.idx.co.id, pusat data dan bisnis ekonomi UGM (pdbe.feb.ugm.ac.id ), pusat data ekonomi dan bisnis UI (http://pdeb.fe.ui.ac.id/pdeb/pdeb/page.php) lingkungan Perubahan pelaporan keuangan. Iingkungan ini biasanya di ikuti oleh munculnya standar akuntansi yang baru untuk mengantisipasi perubahan ini ; krisis moneter di tahun 1997 yang menyebabkan banyak perusahaan mengalami kerugian transaksi nilai mata uang asing. IAI dengan PSAK nya mengantisipasi dengan mengeluarkan standar untuk mengijinkan mengkapitalisasi kerugiannya jika berhubungan dengan pembelian aktiva, tetapi harus diperlakukan sebagai biaya jika kerugian transaksi kurs adalah bukan dari transaksi aktiva Riset Akuntansi Berbasis Pasar Modal Efisiensi Pasar (Market Efficiency) Model Valuasi (Valuation Models) Kandungan Informasi Akuntansi Analisis Fundamental Koefisien Respon Laba (Earning Response Coefficient/) Kualitas Laba kos kapital (Cost of Capital) Konsekuensi Ekonomi Transfer Informasi Kandungan Informasi Selain Laba Efisiensi Pasar (Market Efficiency) Fama (1970) mendefinisikan efisiensi pasar sebagai “harga sekuritas merefleksikan secara penuh semua informasi yang tersedia”. (CRSP) Implikasinya terhadap riset akuntansi Jika pasar yang efisien, maka keuntungan (laba) dari analisa fundamental manfaatnya sangat terbatas. Dengan kata lain, akuntansi tidak memberikan nilai tambah karena bukan merupakan sumber informasi yang tepat waktu Sebaliknya, jika harga sekuritas bereaksi terhadap informasi akuntansi yang baru, maka informasi akuntansi berguna. Efisiensi Pasar (lanjutan) Tida jenis pengujian: Efisiensi pasar secara informasi, Operasional dan keputusan. Pengujian efisiensi pasar secara informasi ada 3, yaitu efisiensi pasar bentuk lemah, setengah kuat, dan kuat Efisiensi pasar bentuk lemah jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi masa lalu, teknik pengujiannya dengan menggunakan pengujian terhadap pendugaan return Contoh: Fama (1965) menguji runtun perubahan harga saham, Ball dan Watts (1972) menguji runtun perubahan harga akuntansi Efisiensi Pasar bentuk setengah kuat jika harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada dalam laporan keuangan,. Ada dua metode pengujiannya; yaitu kandungan informasi dan Studi Peristiwa. Kandungan informasi , tujuannya melihat kandungan informasi dari suatu peristiwa yang terjadi Contoh Copeland (1979) kandungan informasi stock split, Miller dan Modigliani (1961) tentang pengumuman dividen (tidak relevan dalam menentukan nilai perusahaan) Studi Peristiwa yaitu menguji reaksi pasar terhadap peristiwa yang informasinya dipublikasikan ke pasar Contoh: Fama et al. (1969) tentang stock split, Ritter (1988) tentang IPO, Aharony dan Swary (1980) tentang pengumuman dividen, Salinger (1992) tentang merger Efisiensi Pasar (lanjutan) Efisiensi pasar bentuk kuat jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Harga sekuritas mencerminkan data masa lalu, data sekarang yang sedang didistribusikan, dan data privat. Metode pengujiannya dengan menggunakan pengujian terhadap informasi privat. Informasi privat yang akan diuji tidak dapat diobservasi secara langsung, sehingga menggunakan 2 proksi yaitu return dari corporate insider dan return dari portofolio reksadana. Insider Trading, perdagangan sekuritas yang dilakukan oleh corporate insider. Corporate insider adalah pejabat perusahaan, manajemen, direksi dan pemegang saham mayositas Contoh Saffe (1974) tentang membeli suatu sekuritas yang banyak dijual oleh insider dapat menghasilkan abnormal return yang tinggi, Finnerty (1976) tentang data populasi kegiatan transaksi yang dilakukan oleh insider Return dari Reksadana. Jika reksadana dapat menghasilkan return yang tinggi , kemungkinan manajer reksadana mendapatkan informasi privat yang tidak dipublikasikan Contoh:Sharpe (1966) dan Jensen (1968) bahwa reksadana tidak mendapatkan abnormal return yang berlebihan Efisiensi Pasar (lanjutan) Pengujian efisiensi pasar secara operasional, yaitu kondisi harga ekuritas yang benar menunjukkan biaya transaksi yang efisien (murah), atau kemampuan pasar modal untuk menyediakan likuiditas, eksekusi transaksi dengan cepat, dan biaya perdagangan yang rendah. Cara mengujinya dengan menggunakan bid-ask spread Bid-ask spread mengukur informasi yang tidak simetris antara dealer dengan investor Contoh: Glosten dan Milgrom (1985) serta Venkatesh dan Chiang (1986) hasilnya ketika dealer merasa tingkat informasi tidak simetris meningkat, mereka melebarkan bid-ask spread untuk mengurangi kemungkinan kerugian dari pedagang yang mempunyai informasi. Efisiensi Pasar (lanjutan) Pengujian efisiensi pasar secara keputusan, yaitu mempertimbangkan ketersediaan informasi dan kecanggihan pelaku pasar. Empat faktor yang dipertimbangkan dalam pengujian efisiensi pasar secara keputusan yaitu abnormal return, kecepatan reaksi, nilai ekonomis, ketepatan reaksi. Hipotesis mekanistik. Adanya hubungan antara laba perusahaan dengan aliran kasnya. Contoh: Watts dan Zimmerman (1986) perubahan metode akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan berargumentasi bahwa manajer perusahaan mengubah prosedur akuntansi untuk meningkatkan laba perusahaan dengan tujuan mengangkat sahamnya Hipotesis no-effect. Tidak ada perubahan harga sekuritas yang disebabkan oleh suatu peristiwa. Pasar dikatakan efisien secara keputusan jika hipotesis no-effect terjadi untuk peristiwa yang tidak mempengaruhi laba serta aliran kas dan tidak tidak efisien jika hipotesis no-effect terjadi untuk peristiwa yang tidak mempengaruhi laba tetapi mempengaruhi aliran kas. Efisiensi Pasar (lanjutan) Anomali Pasar. Yaitu suatu fenomena yang terjadi berulang-ulang dan secara konsisten menyimpang dari kondisi pasar yag efisien secara informasi. Ada beberapa bentuk anomali yaitu Price Earning Ratio (PER) rendah. EfekUkuran Perusahaan Kecil Sekuritas PER rendah mengalahkan sekuritas PER tinggi (Basu, 1977) Perusahaan-perusahaan berukuran kecil memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan return yang diberikan perusahaan besar (Banz, 1981) Efek Kalender Waktu tertentu menghasilkan return lebih tinggi secara sistematis dan konsisten dibandingkan waktu yang lain Efek Waktu dalam hari Harga saham NYSE meningkat 30 menit sebelum pasar modal ditutup dan 45 menit pertama setelah pasar dibuka untuk hari senin (Haris, 1986) Efek Hari dalam minggu Hari-hari tertentu dalam satu minggu secra sistematis memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan return yang dihasilkan pada hari-hari yang lain. Senin cenderung rendah, Jumat cenderung tinggi Bulan dalam tahun Bulan tertentu (januari) dalam satu tahun secra sistematis memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan dengan return yang dihasilkan pada bulan yang lain. Efisiensi Pasar (lanjutan) Efek Return Jangka Panjang. Adanya penurunan dan peningkatan return jangka panjang IPO dan SEO Return jangka panjang negatif (Loughram dan Ritter ,1995) Merjer Return jangka panjang negatif (Asquith ,1983) Pemecahan Saham Return jangka panjang positif (Desai dan Jain, 1997) Pembelian Kembali Saham Return jangka panjang positif (Lakonnishok dan Vermaelen, 1990) New Listing Return jangka panjang negatif (Dharan dan Ikenberry, 1995) Inisiasi Dividen Return jangka panjang positif (Michaely et al., 1995) Penghapusan Dividen Return jangka panjang negatif (Michaely et al., 1995) Penjualan anak perusahaan Return jangka panjang positif (Cusatis et al., 1993) Kontes Proksi Return jangka panjang negatif (Ikenberry dan Lakonnishok, 1993) Model Valuasi (Valuation Models) Model atau teori yang menghitung nilai perusahaan. Nilai Perusahaan adalah nilai sekarang dari aliran kas bersih yang akan diterima perusahaan tersebut pada masa mendatang. Sebuah Perusahaan memiliki nilai bagi pemiliknya karena aset bersih perusahaan merupakan akumulasi kesejahteraan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan Model Valuasi (lanjutan) Hubungan antara nilai perusahaan dan dividen NP=nilai perusahaan, E=Ekspektasi, D=Dividen, RF= suku bunga bebas risiko Model Valuasi Teori Surplus Bersih. Asumsinya investor memiliki keyakinan dan preferensi yang homogen, kedua adanya hubungan surplus bersih antara ekuitas dan laba Kelemahan: Penentuan nilai akhir laba abnormal secara ad hoc NB=Nilai buku, LA= Laba abnormal Model Valuasi (lanjutan) Model Valuasi Tertutup (Ohlson, 1995). Laba abnormal memiliki perilaku runtut waktu tertentu sehingga nilai perusahaan dapat dihitung berdasarkan data akuntansi sekarang dan satu periode ke depan. Kelemahan: hasil valuasi lebih rendah dari harga pasar NP=nilai perusahaan, NB=Nilai Buku, LA=laba abnormal, VL= dampak variabel lain (non akuntansi) Model Valuasi Model Feltham and Ohlson (1995) Nilai perusahaan adalah sebesar nilai buku ditambah laba operasi abnormal,saldo aset operasi, variabel lain 1, variabel lain 2 Kelebihan: memperhitungkan konservatisme laporan keuangan dan pertumbuhan serta variabel lain NSB=Nilai Perusahaan, NB=Nilai Buku, LOA=Laba operasi abnormal, (laba operasi tahun ini, 705) AO=aset operasi, VL1= variabel lain 1, VL2= Variabel alian 2 Kandungan Informasi Akuntansi Efisiensi pasar lanjutan punya gagasan bahwa variabel akuntansi memiliki kandungan informasi untuk pasar sekuritas Riset pertama akuntansi yang menguji manfaat data akuntansi di pasar modal dilakukan oleh Ball and Brown (1968). Riset ini manguji apakah laba akuntansi mengandung informasi sehingga berguna di pasar modal. Riset sejenis ini dikenal sebagai riset tentang kandungan informasi (information content) dari laba Laba Akuntansi = Aliran kas + Akuntansi akrual Komponen mana yang paling informatif? (Dechow 1994, Sloan 1996) Kandungan Informasi Akuntansi (lanjutan) Terdapat dua pengujian yaitu studi peristiwa dan studi asosiasi Studi peristiwa:Apakah peristiwa (seperti pengumuman laba) menyampaikan informasi baru untuk pelaku pasar yang tercermin dalam perubahan tingkat atau variabilitas harga saham atau volume perdagangan selama periode waktu yang singkat sekitar acara tersebut Studi asosiasi: Pengujian korelasi positif antara ukuran kinerja akuntansi (misalnya, laba atau arus kas dari operasi) dan return saham, baik diukur atas jangka panjang, periode waktu kontemporer, misalnya, satu tahun Does not assume accounting reports are only source of information to market No causal connection is inferred Kandungan Informasi Akuntansi (lanjutan) Bukti: Masalah Akuntansi Hubungan laba kejutan dengan return saham (Ball and Brown 1968) Volatilitas return dan volume perdagangan (bukti aliran informasi ke pasar) meningkat selama pengumuman laba (Beaver 1968) Informasi akuntansi tidak tepat waktu (harga saham laba mempengaruhi laba) (Beaver et al., 1980) Laba tidak informatif terhadap harga saham mendatang (atau mungkin pasar tidak efisien), tetapi harga saham informatif terhadap laba mendatang. Respon pasar terhadap informasi laba sifatnya asimetris (kabar baik dimasukkan ke dalam harga lebih cepat daripada berita buruk) (Bernard and Thomas 1989, 1990) Laba berkorelasi lebih tinggi dengan return saham daripada arus kas (Wilson 1986, 1987; Dechow 1994) Analisis Fundamental (AF) Fokus utama analisis fundamental adalah mengidentifikasi sekuritas harga yang salah (Graham & Dodd’s 1934 Security Analysis) Analisis fundamental digunakan untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan, riset ini berusaha mengevaluasi kesalahan penentuan harga saham yang berhubungan dengan penilaian fundamental dan ramalan analis. AF memerlukan penggunaan informasi dalam F/S saat ini dan masa lalu, dalam hubungannya dengan industri dan data makroekonomi ke dalam nilai intrinsik perusahaan Contoh: Ou and Penman (1989) tentang hubungan harga dengan laba mendatang, Lev and Thiagarajan (1993) tentang kinerja perusahaan dengan laba mendatang dan variabel makroekonomi Koefisien Respon Laba (Earning Response Coefficient/ERC) Yaitu tingkat sensitifitas return tidak normal dalam merespon perubahan laba yang tidak diekspektasi (Scott, 2010). Studi tentang kandungan informasi laba menunjukkan bahwa laba akuntansi mengandung informasi dan digunakan di pasar modal Kandungan informasi ini ditunjukkan dengan adanya reaksi pasar berupa abnormal return akibat dari pengumuman laba. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah faktor apa yang dapat mempengaruhi reaksi pasar terhadap pengumuman laba tersebut. Peneliti kemudian mencoba meregresikan laba tidak diekspektasi dengan abnormal return. Koefisien hasil regresi ini disebut dengan koefisien respon laba (earnings response coefficients atau ERC), Rumusnya CAR=f(UE). Koefisien Respon Laba (lanjutan) Terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi ERC, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keinformatifan ERC. Literatur sebelumnya telah mengidentifikasi empat faktor penentu (Kormendi and Lipe 1987; Easton and Zmijewski 1989; and Collins and Kothari 1989) Persistensi (+), pertumbuhan (+), beta (-), & suku bunga (-) Faktor-faktor yang berhubungan dengan keinformatifan ERC Contoh: Lipe (1986) ERC relatif stabil, Easton dan zmijewski (1989) respon pasar terhadap laba bervariasi tergantung jenis perusahaan dan rentang waktu Kualitas Laba kualitas laba sendiri tidak memberikan makna dan digunakan dengan interpretasi berbeda Schipper dan Vincent (2003) memandang kualitas laba terkait dengan konsep pendapatan Hicks yaitu sebagai kondisi ketika laporan laba merepresentasikan pendapatan Kualitas laba Hodge (2003) mendefinisikan kualitas laba sebagai kondisi ketika laporan pendapatan bersih berbeda dari laba sebenarnya Chan et al. (2004) melihat kualitas laba sebagai kondisi ketika laporan laba mencerminkan hal dasar Mikhail et al. (2003) menggunakan definisi lain yaitu kondisi ketika laba masa lalu perusahaan berkaitan dengan arus kas masa depan Richardson et al. (2001) kualitas laba adalah kondisi ketika kinerja laba bertahan sampai periode selanjutnya kualitas laba didefiniskan sebagai representasi akurasi dari kinerja keseluruhan perusahaan dan kinerja pasar modal yang diwujudkan dalam bentuk imbalan Kualitas Laba (lanjutan) Kualitas laba Kategori pertama menggunakan konsep persistensi, variabilitas dan prediktabilitas Kategori kedua dihasilkan dari hubungan antara kas, akrual, dan pendapatan Kategori keempat implementasi keputusan Kategori ketiga menghubungkannya dengan konsep kualitatif dalam kerangka konseptual FASB. (relevansi, reliabilitas, dan komparabilitas/ konsistensi) Schipper dan Vincent (2003) Kualitas Laba (lanjutan) No 1 Proksi kualitas laba Kualitas akrual Pengukuran Nilai Absolut residual yang diestimasi dari model arus kas operasi sekarang kedalam arus kas masa lalu, piutang dagang, persediaan, utang dagang, depresiasi dan akrual yang lain Standar deviasi residual yang diestimasi dari model arus kas operasi sekarang kedalam arus kas masa lalu, piutang dagang, persediaan, utang dagang, depresiasi dan akrual yang lain Nilai Absolut Residual yang diestimasi dari kapital kerja sekarang kedalam arus kas operasi masa lalu, sekarang, mendatang, penjualan dan aktiva tetap Standar deviasi residual yang diestimasi dari kapital kerja sekarang kedalam arus kas operasi masa lalu, sekarang, mendatang, penjualan dan aktiva tetap Koefisien dari regresi earnings sekarang terhadap earnings mendatang (Model AR1) Barth et al. (2001) Lipe (1990); Brown dan Sivakumar (2001); Francis et al. (2004); Pagalung (2006) Eckel (1981); Thomas dan Zhang (2002); Sugiri (2003); Francis et al. (2004); Pagalung, (2006) 2 Persistensi 3 Prediktabilita Deviasi standar kesalahan model AR1 4 Peratalabaan 5 Relevansi nilai Rasio variabilitas laba terhadap variabilitas arus kas dan Koefisien variasi perubahan laba dibagi dengan koefisien variasi perubahan penjualan Kekuatan eksplanasi regresi imbalan terhadap laba 6 7 Ketepatwaktuan Konservatisma 8 Indeks kualitas laba 9 10 Kandungan informasi Akrual Abnornal 11 kualitas laba faktorial Peneliti Barth et al. (2001) Dechow and Dichev (2002), Dechow dan Dichev (2002); McNichols (2002), Chambers (2003); Aboody et al. (2003); Francis et al. (2004, 2005); Pagalung (2006) Lev (1983); Sloan (1996); Penman dan Zhang (2002); Revsine et al. (2002); Richardson (2003); Francis et al. (2004); Pagalung (2006) Joos dan Lang (1994); Collins et al. (1997); Francis dan Schipper (1999); Lev dan Zarowin (1999) Brown dan Sivakumar (2001) ; Francis et al. (2004) Kekuatan eksplanasi regresi reversal laba terhadap imbalan Rasio koefisien regresi reversal terhadap imbalan negatif pada koefisien imbalan positif Pendapatan bersih sebelum item-item luar biasa dan depresiasi dikurangi cash flow operasi Rasio nilai buku terhadap nilai pasar Kombinasi perubahan dalarn skor konservatisma dan perbandingan skor konservatisma pada median industri perusahaan Kekuatan eksplanasi koefisien regresi laba (ERC) Total Akrual terhadap pendapatan dan aktiva tetap Ball et al. (2000); Francis et al. (2004) Francis et al. (2004) Hasil análisis faktor dari Kualitas akrual, Prediktabilita, dan Peratalabaan Pagalung (2006) Givoly dan Hayn (2000) Ahmed et al. (2002) Penman dan Zhang (2002) Brown dan Sivakumar (2001) Jones (1991); Aboody et al. (2003); Francis et al. (2004) Latar Belakang Penelitian Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan: Faktor-Faktor Penentu dan Konsekuensi Ekonomik Faktor-Faktor Penentu Dinamis : Siklus Operasi Volatilitas penjualan Statis Ukuran Perusahaan Umur Perusahaan Proporsi Kerugian Proporsi laba/rugi Risiko Institusi Likuiditas Leverage Risiko lingkungan Klasifikasi industri Struktur Kepemilikan Kepemilikan manajerial Kepemilikan institusional Pangsa Pasar Konsentrasi pasar Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Konsekuensi Ekonomik Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Faktorial second order (akuntansi dan pasar) Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Faktorial berbasis akuntansi •Kualitas akrual •Persistensi •Prediktabilita •Peratalabaan Konsekuensi Ekonomik Asimetri informasi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Faktorial Berbasis Pasar •Relevansi nilai •Ketepatwaktuan •Konservatisme Kualitas Auditor Kualitas audito Investasi Pertumbuhan Kontrol Ukuran Perusahaan Leverage Beta Uji Sensitifitas Kos Kapital Kepercayaan Investor Kos Kapital (Cost of Capital) Kos Kapital adalah tingkat pendapatan yang dapat diperoleh suatu bisnis bila bisnis itu memilih investasi lain dengan risiko yang ekuivalen, dengan kata lain, biaya kesempatan yang hilang dari dana yang digunakan sebagai akibat dari suatu keputusan investasi Kos Kapital (lanjutan) Pengukuran Pendekatan Premi Risiko Peneliti Botosan (1997); Ibbotson (1998); Ohlson and Juttner-Nauroth (2000); Easton (2004); Ohlson and Juttner-Nauroth (2005) Model penilaian pertumbuhan Dividen konstan Gordon (1962) Pendekatan Capital asset Pricing Model (CAPM) Sharpe (1964); Komalasari dan Baridwan (2001) Model tiga faktor dari Fama – French Fama and French (1993) Valuasi pendapatan residual Gebhardt, Lee and Swaminathan (2001); Claus and Thomas (2001) Studi Konsekuensi Ekonomis (Economic Consequence Study) Di mulai dari awal tahun 1970an, studi tentang konsekuensi ekonomis mulai banyak dilakukan di Amerika Serikat. Studi ini ingin melihat konsekuensi ekonomis yaitu efek terhadap harga saham untuk perbedaan-perbedaan dan perubahan-perubahan dari metode dan prosedur akuntansi. Efek dari harga saham akibat metode atau prosedur akuntansi yang berbeda tergantung dari ada atau tidak efeknya terhadap pajak dan arus kas (Lev and Ohlson, 1982). Konsekuensi Ekonomi (Lanjutan) Beaver & Dukes (1973); tidak menemukan perbedaan reaksi harga saham untuk perusahaan-perusahaan yang menggunakan metode akuntansi depresiasi dipercepat untuk keperluan pajak dan metode depresiasi dipercepat.atau garis lurus untuk keperluan pelaporan Archibald (1972) dan Kaplan & Roll (1972) yang tidak menemukan reaksi harga saham selama bulan pengumuman laba untuk perusahaan-perusahan yang merubah dari metode dipercepat ke metode garis lurus tetapi tidak merubah metodenya untuk keperluan pajaknya. Sunder (1975) menguji perusahaan-perusahaan yang berpindah ke metode persediaan LIFO. Untuk masa inflasi, perubahan ini akan mengakibatkan penurunan laba yang dilaporkan tetapi meningkatkan arus kas. Sunder menemukan positip excess return seIama 12 bulan setelah pengumuman perubahan tersebut Konsekuensi dari Regulasi Beberapa pihak meregulasi pelaporan akuntansi di Amerika Serikat, yaitu SEC dan FASB dengan FAS dan APB opinion-nya. Regulasi ini mempunyai konsekuensi dari biaya pelaporan akuntansi. Karena mengandung biaya, efektifitas dari regulasi perlu diperiksa. Riset tentang konsekuensi dari regulasi pada dasarnya adalah menguji efektivitas dari regulasi yang harus ditaati oleh perusahaan. Contoh regulasi; SEC,1978 tentang keharusan pengungkapan untuk perusahaan yang mengganti auditornya dan pengungkapan terhadap tanggung jawab sosial. Relevansi Nilai Kieso et al. (2007:33) agar memiliki relevansi nilai, informasi akuntansi harus mampu membuat sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Penelitian relevansi nilai menguji asosiasi antara harga saham sebagai variabel dependen dan variabel akuntansi. Angka akuntansi diistilahkan dengan “relevansi nilai” jika berhubungan secara signifikan dengan variabel dependen atau berhubungan dengan nilai pasar ekuitas (Ohlson, 1995; dan Barth, 2000) Signaling theory (Teori Sinyal) Wolk, et al. (2001) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Signaling Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Pengungkapan (Disclosure) Pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien Hendikson, Breda, (1992). Dalam interpretasi yang lebih luas, pengungkapan terkait dengan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan maupun informasi tambahan (supplementary communications) yang terdiri dari catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal pelaporan, analisis manajemen tentang operasi perusahaan di masa yang mendatang, prakiraan keuangan dan operasi, serta informasi lainnya Wolk dan Tearney, (1997) Transfer Informasi Riset di area ini menginvestigasi respon harga saham suatu perusahaan akibat pengungkapan atau pengumuman informasi dari perusahaan lain. Bukti yang ada menujukkan bahwa walaupun transfer informasi antar perusahaan di industri yang sama (intraindustry information transfers) terjadi tetapi efeknya masih lemah. Contoh riset transfer informasi adalah tentang pengumuman laba (Foster, 1981), tentang peramalan laba oleh manajemen (Baginski, 1987; dan Han, Wild, and Ramesh, 1989) dan tentang pengungkapan sukarela (Pownall and Waymire, 1989) Kandungan Informasi Selain dari Laba Laporan keuangan tidak hanya terdiri dari laba akuntansi saja, tetapi terdiri dari banyak informasi yang lainnya seperti informasi arus kas dan komponenkomponennya, informasi dividen dan rasio-rasio keuangan dan lain sebagainya. Pilihan Manajemen Teori Akuntansi Positif (Kontrak) Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) Konservatism dan Akuntansi Manajemen Laba Corporate Governance Kepemilikan Manajerial/Insider Trading Data Akuntansi Selain Laba sebagai Pengukuran Teori Akuntansi Positif (kontrak) Teori Akuntansi Positif (PAT) (Watts and Zimmerman 1978) memprediksi bahwa penggunaan angka akuntansi dalam kontrak kompensasi dan hutang serta proses politik mempengaruhi pilihan akuntansi suatu Contoh studi tentang kontrak kompensasi manajer untuk meminimalisir biaya-biaya agensi (Smith dan Watts, 1982), pilihan akuntansi dapat memengaruhi kekayaan (Watts dan Zimmerman, 1978), Biaya-biaya politik (Stigler, 1971; Peltzman, 1976), metode akuntansi memengaruhi biaya-biaya organisasional (Watts, 1974, 1977) Teori Akuntansi Positif (kontrak) Watts and Zimmerman (1986) mengusulkan dua buah hipotesis yang berhubungan dengan perspektif di dalam teori akuntansi positifnya; Hipotesis utang/ekuitas (debt/equity hypothesis) Hipotesis ukuran perusahaan (size hypothesis) atau disebut juga dengan hipotesis kos politik (political cost hypothesis). Hipotesis utang/ekuitas Hipotesis utang/ekuitas menyatakan bahwa perusahaan cenderung untuk menurunkan rasio utang/ekuitas dengan cara meningkatkan laba sekarang dengan menggeser dari laba-laba periode besok Motivasi perusahaan melakukan ini adalah untuk menghindari kedekatan terhadap kovenan utang dan untuk mendapatkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah, karena semakin rendah rasio utang/ekuitas semakin rendah risiko kebangkrutan perusahaan. Hipotesis ukuran perusahaan Hipotesis ukuran perusahaan atau hipotesis kos politik menyatakan bahwa perusahaan cenderung untuk menurunkan laba sekarang dengan menggeser ke laba-laba periode besok. Motivasi perusahaan melakukan ini misalnya adalah untuk menghindari tekanan politik seperti menghindari tuduhan monopoli dengan menunjukkan bahwa laba perusahaan tidak berlebihan seperti yang dicurigai Ini juga digunakan untuk melobi ke konggres untuk memproteksi industri dari barang impor yang menyebabkan keuntungan industri merosot, menghindari tuntutan serikat kerja dengan menunjukkan bahwa laba perusahaan menurun dan lain sebagainya Motivasi lain perusahaan melakukan earnings management adalah untuk perataan laba (income smoothing). Tujuan dari perataan laba ini adalah untuk membuat risiko perusahaan lebih kecil dengan membuat fluktuasi laba menjadi rendah. Pengungkapan Sukarela Pengakuan versus Pengungkapan (mungkin tidak sukarela) Peramalan manajemen – panduan ekpektasi pasar investor, analis, dll.) Kabar buruk – biasanya diungkapkan segera (Skinner 1994) Kabar baik – mungkin disimpan untuk laba kejutan (Soffer et al. 2000) Mengurangi ancaman litigasi Mengurangi biaya pengungkapan Waktu mungkin termotivasi oleh insider trading (Noe 1999) Laba Pro Forma (Doyle et al., 2003) Konservatisme dan Akuntansi Apakah F/S menjadi lebih informatif terkait pendapatan ekonomi saat ini (yaitu, perubahan nilai pasar) jika GAAP diubah untuk mengizinkan manajer dapat memanfaatkan pengeluaran R & D? Perlakuan akuntansinya pengakuan kerugian segera, sementara menunda keuntungan Pilihan yang menghasilkan lebih rendah laba bersih dan / atau aset Example: Ahmed et al. (2002) dengan rumus Rasio nilai buku terhadap nilai pasar, Givoly dan Hayn (2000) dengan cara pendapatan bersih sebelum item-item luar biasa dan depresiasi dikurangi cash flow operasi Manajemen Laba Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai "intervensi terarah dalam proses pelaporan eksternal dengan maksud memperoleh beberapa keuntungan pribadi kepada manajer atau pemegang saham." (perataan) Dapat berupa peningkatan-penurunan laba (Healy 1985) Manajemen Laba (lanjutan) Penggunaan model discretionary accruals untuk proksi manajemen laba Tidak ada model terbaik untuk discretionary accruals (Jones 1991, Dechow et al 1995) Berhubungan dengan kinerja dan pertumbuhan Bias item non transitory (Collins and Hribar 2000) Diperbaiki dengan model terbaru Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Apakah perbedaan dalam struktur tata kelola perusahaan mempengaruhi tingkat asimetri informasi di pasar modal dan, pada gilirannya, mempengaruhi waktu dan kekuatan hubungan antara return sekuritas dan informasi laba? Tidak ada pengukuran terbaik Hak pemegang saham (Gompers et al., 2003) Karakteristik Dewan (Klein 1998) Kepemilikan Manajerial/Insider Trading Apakah kepemilikan manajerial mempengaruhi keinformatifan angka akuntansi karena pemisahan kepemilikan perusahaan dan kontrol? Warfield, Wild and Wild (1995) menunjukkan kepemilikan manajerial secara positif berhubungan dengan kekuatan penjelas laba untuk return dan berbanding terbalik dengan besarnya penyesuaian akuntansi akrual Data Akuntansi Selain Laba sebagai Pengukuran Beberapa riset menguji data akuntansi selain laba "bottom line" dalam hubungannya dengan kinerja perusahaan. Data akuntansi ini misalnya adalah data arus kas yang digunakan untuk memprediksi laba di masa mendatang. Data akuntansi lainnya yang banyak digunakan adalah dalam bentuk rasio. Altman (1968) menggunakan rasio-rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Peneliti lainnya menggunakan rasio-rasio akuntansi, misalnya leverage sebagai proksi kedekatan dengan kovenan. Data akuntansi lain yang digunakan sebagai alternatif laba yang mulai banyak diteliti adalah EVA (economic value added). Analis Informasi Akuntansi Penggunaan informasi yang lebih luas dari sekadar mengatur angka akuntansi untuk meramalkan kinerja masa depan Model ekspektasi untuk laba mendatang Lebih akurat dibandingkan dengan model time series (Brown et al., 1987) Konsensus: Rata-rata versus penyebaran Urutan revisi (Trueman 1994) Analis Informasi Akuntansi (Lanjutan) Kelemahan-sebelumnya berpikir bahwa optimisme dalam prakiraan analis karena kontrak kompensasi (McNichols and O’Brien 1997) Analis belajar dari bukti bias masa lalu (Clement, 1999) Insentif telah berubah Incentives have changed Kualitas data peramalan analisis telah meningkat Standar Akuntansi/Regulasi FASB, IASB, SEC, Sarbanes Oxley Isu: laporan keuangan multi-tujua Perspektif Informasi vs Stewardship Pertanyaan riset Apakah angka F/S telah dibuat menurut standar baru dan menyampaikan informasi baru ke pasar? Apakah angka F/S disusun berdasarkan standar baru yang lebih tinggi terkait dengan return saham dan harga? Apa konsekuensi ekonomi penerbitan standar baru? Memfasilitasi perbandingan antar standar (IFRS vs lokal GAAP) Topik-topik Metodologi Beberapa isu metodologi mulai muncul di tahun 1980-an untuk perbaikan metodologi yang ada. Isu-isu metodologi ini diambil dari Beaver (1982), Bernard (1989) dan Kothari (2001). isu-isu metodologi dapat dikelompokkan kedalam empat hal, yaitu: Isu di spesifikasi model isu peningkatan power of the test di studi peristiwa. Isu tentang properti time series dari laba. Isu tentang bias di statistik.