TINJAUAN PUSTAKA Bunga dan Buah Pisang Bunga pisang keluar melalui bagian tengah batang semu dan menggantung di ujung pelepah batang pisang (Gambar 1a). Tipe pembungaan pisang berupa bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok. Kelompok bunga berbentuk padat dan mengerucut. Setiap sisir terbungkus oleh satu kelopak buah yang besar. Kelopak bunga berbentuk bulat telur, berujung lancip, dan berwarna kemerahmerahan. Kelompok bunga terdiri atas 2 baris bunga yang merapat. Kelopak bunga merekah setelah bunga berkembang dan akan rontok (Verheij dan Coronel, 1997). Keterangan: a) pembungaan pisang, b) bunga jantan, c) bunga betina yang akan menjadi buah pisang, d) irisan melintang buah pisang, dan e) sisir buah (Sumber: Nakasone and Paul. 1995). Gambar 1. Bunga dan buah pada pisang Tangkai tandan menyangga sisir buah dan dilanjutkan oleh sisir yang kosong yang tidak menjadi buah. Hal tersebut disebabkan pada pangkal tandan adalah bunga betina, bagian tengah adalah bunga sempurna, dan bagian ujung adalah bunga jantan. Bunga betina pisang mekar ditandai dengan membukanya daun bunga (kelopak bunga) pada tiap 1 – 2 hari sekali, selama 7 – 10 hari. Tahap selanjutnya yaitu bunga jantan mekar yang tidak dapat menjadi buah dan mekar ± 20 hari setelah keluar jantung (Puslitbang Hortikultura, 1989). 4 Bunga jantan panjangnya kira-kira 6 cm, benang sari berjumlah 5 utas, jarang berisi polen, dan putik semu yang kecil. Beberapa kultivar, bunga jantan dan kelopak bunga yang berhadapan berjatuhan (Gambar 1b). Ujung tangkai tandan diakhiri oleh satu titik tumbuh yang terus-menerus tumbuh. Bunga betina panjangnya 10 cm memiliki bakal buah yang di bawah tersusun atas tiga daun buah yang bersatu (Gambar 1c). Penampang melintangnya mendekati segitiga disangga oleh perhiasan bunga yang pendek tersusun aleh 5 segmen yang menyatu dan satu segmen terpisah. Semuanya berbentuk tabung di sekitar tangkai putik dan benangsari yang steril. Kepala putik bercuping tiga, benang sari semu 5 utas (Verheij dan Coronel, 1997). Bunga pisang berkembang mulai dari atas. Bunga di bagian tengah kadang-kadang terbentuk bunga netral. Setiap buku pembungaan terdiri 12-20 bunga dan biasanya 5 – 15 buku menghasilkan bunga betina. Daun bunga membuka satu helai per hari. Tangkai pembungaan terus memanjang hingga 50150 cm. Buah pisang matang pada daerah tropis berumur antara 85 – 110 hari setelah tanaman berbunga. (Nakasone and Paul, 1999). Gambar 1d adalah gambar buah pisang berupa buah buni, tidak berbiji, berukuran panjang (6.0 – 35.0) cm, diameter (2.5 - 5.0) cm, bengkok, berwarna hijau, kuning atau kemerah-merahan. Setiap kelompok buah pada satu buku yang disebut ‘sisir’ dan setiap buah disebut jari atau finger (Gambar 1e). Buah pisang bersifat partenokarpi. Bakal bijinya cepat mengerut sebelum terjadi pembuahan. Bakal biji yang abortif ini masih dapat dijumpai dengan bintik-bintik kecil berwarna cokelat dalam buah matang (Verheij dan Coronel, 1997). Robinson (1999) menyatakan bahwa dalam perkembangan buah pisang, percepatan pertambahan panjang buah pada umur 30 hari, setelah itu menurun, dan antara 30 – 85 hari pertumbuhan buah menjadi rata. Percepatan pembelahan sel terjadi 6 minggu sebelum berbunga dan 4 minggu setelah berbunga. Sedangkan antara 4 – 12 minggu setelah berbunga terjadi percepatan pemanjangan sel dan antara 12 – 15 minggu setelah berbunga terjadi pendewasaan buah. 5 Pemotongan Bunga Jantan pada Ujung Tandan Pisang Salah satu cara budidaya pisang yang dapat meningkatkan hasil panen adalah pemotongan bunga jantan pada ujung pembungaan. Bunga jantan pisang dipotong setelah dua sisir terakhir keluar. Satu atau dua sisir terakhir dipotong untuk memperpanjang buah yang tidak dipotong (Verheij dan Coronel, 1997). Simmonds (1965) menyatakan bahwa bunga jantan dibuang pada budidaya pisang. Tujuan pembuangan bunga jantan adalah untuk perkembangan buah. Pemotongan bunga jantan dilakukan pada awal perkembangan buah yaitu dua sampai empat minggu setelah bunga keluar. Beberapa bobot tandan yang dilakukan pemotongan bunga jantan memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan bobot tandan yang tidak dipotong bunga jantanya. Samson (1980) menyatakan bahwa pembuangan bunga jantan dapat menaikkan berat tandan hingga 2-5%. Robinson (1996) menyatakan bahwa bunga jantan dipotong dengan sisir pertama yang dekat dengan bunga jantan. Jarak pemotongan antara sisir akhir dan bagian yang dipotong kira-kira 15 cm. Bunga jantan juga bersaing dalam pemakaian nutrisi yang seharusnya untuk disimpan di bakal buah. Kelompok bunga jantan dibuang setelah tandan berkembang penuh. Pembuangan satu atau beberapa sisir terakhir pada dasar tandan bertujuan untuk meningkatkan ukuran buah dan mengurangi kompetisi antar sisir (Nakasone and Paul, 1999). Pengaruh pembuangan bunga jantan pada pisang lacatan (pisang barangan) dapat mengurangi periode perkembangan buah sampai 2 minggu. Pemotongan tersebut juga meningkatkan bobot tandan. Pembuangan bunga jantan setelah 20 hari setelah antesis akan mengurangi waktu pemanenan 2 % dan meningkatkan berat buah 3 % pada pisang Gros Michel (Wardlan, 1972) . Monselise (1986) menyatakan bahwa pemeliharaan lima sisir dalam satu tandan meningkatkan bobot tandan. Penyisihan 11 sisir dalam satu tandan meningkatkan berat tandan sampai 9 %. Terkadang tidak hanya bunga jantan saja, tetapi satu atau dua sisir terakhir yang berada pada ujung tandan. Kurien et al. (1999) menyatakan bahwa kumpulan bunga jantan dan ujung tangkai tandan dapat berkompetisi dengan bakal buah. Ujung tandan berisi sisir yang tidak berkembang 6 dan sisir belum berkembang. Sisir tersebut akan berkompetisi dengan sisir yang normal. Pemotongan bunga jantan pisang berpengaruh nyata terhadap bobot tandan, bobot sisir, dan sebagian bobot buah (Daniells et al. 1994). Pembuangan bunga jantan dapat meningkatkan bobot tandan dan juga peningkatan panjang buah. Penyisihan sisir pada tandan pisang meningkatkan ukuran buah, berat buah, dan berat buah (Werasinghe dan Rowanpathirana, 2004). Pemotongan bunga jantan meningkatkan ukuran buah, indeks pengisian tandan, proporsi buah dapat dimakan, bobot kering, dan bobot sisir kesatu sampai sisir keenam (Baiyieri et al. 2010).