PT. SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 S R PT SMR litama Tbk SURAT PERNYATAAN DIREKSl TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KBUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARET 2015 PT SMR UTAMA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA DIRECTORS' ST, TEMENT LETTER REL/I TING To THE RESPONSIBILITY ON THE CONSOLJD/I TED FINA NCl^ L S 74 TEMElvTS M/IRCH 31,2015 PT SMR UTAM/I TBK AND ITS SUBS/DL-IMES Kami yang be nanda tangan di bawah ini: We, the unders^gned. ' Nama N@me J. Wahyoedi Hidayat A1amat Kantor A1amat Do misili Menara Citicon Lantai 9, orice Address Jl. Letjen S. Pannan Kav 72, Jakarta 11410 Jl. A1am Asri IX/SF 7 KGbayoran Lama Domicile, ddress Jakarta Selatan Nomor Telopon (62-21) 650 8133 Jabatan Telephone Direktur Utama I President Director Position Slate Iho!.' Menyatakan banwa: I. Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian PT SMR Utama Tbk. dan Entitas Ariakiiya ("Grup"); I. We ore" responsible for Ihe prepara!ion and presenlQ!ion of conso/id@!editnoncia/ SIo!ginen/s of PT SMR Urnmo Tbk. and its subsidraries ("Growp '?,. 2. Laporan keuangan konsolidasian Grup tela}I disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia; 2. The Growp 's consolidated findnciQ/ sidlemenis have been prepared grid presenied in accordance with Indonesian Financial AGCo"rinng SigndQrds, ' Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian Grup telah dimuat secara longkap dan benar; Laporan keuangan konsolidasian Grup tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi amu fakta 3. a. All informalion in Ihe Group 's conso/ida!ed financial stalemenis is coinp/erg grid conec!,' b. The Group 's conso/ida!ed/monoia/ stalemen!s do no! con!gin misleadihg moleriQ/ ingformolion onacts, grid do no! Qini'! "?d!end/ information onacts, . grid material, dan 4. Kami bertanggung jawab pengendalian internal pada Grup. atas sistem 4. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenamya. We are responsible for the intomai co"tro/ of !he Group 's internQ/ control system. This slatemenr Ie"er is made iru!^fully Jakarta, 30 April2015IAPri130,2015 ^, TER I L 8 DF co 5 ~\>/ in R PIA" Direktur Utama I Presiden! Direc!or J. Wahyoedi Hidayat Head Office Wisma SMR 5th Floor Suite 50, .-502 Jl. Yos Sudarso Kav. 89 Jakarta ,. 4350, In donesi Tel. (622, .) 650 8.33 Fax. (6221) 650 8.35 WWW. Sinrutama. Coin Daftar Isi Halaman 1. Laporan posisi keuangan konsolidasian 1 -2 2. Laporan laba rugi komprehensif konsolidasian 3 3. Laporan perubahan ekuitas konsolidasian 4 4. Laporan arus kas konsolidasian 5 5. Catatan atas laporan keuangan konsolidasian 6 - 39 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Dolar Amarika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) ASET ASET LANCAR Kas dan bank Investasi jangka pendek Piutang usaha - pihak ketiga - neto Piutang lain-lain Pihak ketiga Pihak berelasi Persediaan - bersih Pajak dibayar di muka Biaya dibayar di muka Uang muka 2f,2g,5 2f,2g,6 2f,2g,7 1.079.607 1.550.841 19.830.617 2.946.546 1.631.125 22.833.228 2f,2g,8 2f,2e,2g,8 2h,2n,9 2t,19a 2i,11 2e,10,30 384.467 19.705.353 3.048.383 4.926.328 1.611.778 3.562.935 371.533 3.169.070 5.373.861 584.650 15.184.923 55.700.309 52.094.936 2f,2g,12 2t,19e 2.756.063 36.205 4.400.000 38.031 2j,2n,13 2c,2k,2n,14 2c,2n,2o,15 2f 2g 80.844.077 39.350.875 30.797.094 344 336.737 82.569.179 40.473.151 30.961.632 68.310 418.301 Jumlah Aset Tidak Lancar 154.121.394 158.928.604 JUMLAH ASET 209.821.703 211.023.540 Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Kas yang dibatasi penggunaanya Aset pajak tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar US$ 76.937.321 dan US$ 72.034.139 pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Aset tak berwujud Aset eksplorasi dan evaluasi Uang jaminan Aset tidak lancar lainnya Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 1 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN - LANJUTAN INTERIM 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Dolar Amarika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang bank janka pendek Hutang usaha - pihak ketiga Hutang lain-lain Hutang pajak Beban masih harus dibayar Uang muka pelanggan Bagian liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank jangka panjang Hutang sewa pembiayaan 2f,2g,16 2f,2g,17 2g 2t,19b 2f,2s,18 2s 4.710.028 4.500.158 320.757 103.535 437.771 - 1.500.000 7.790.888 784.629 160.105 759.314 3.371 2f,2g,20 2f,2g,21 13.750.000 7.516.710 13.883.336 4.577.482 31.338.958 29.459.125 2t,19e 12.306.368 12.944.189 2f,2g,20 2f,2g,21 2p,22 41.250.000 16.116.984 1.415.574 41.250.000 19.979.264 2.014.842 71.088.926 76.188.295 102.427.884 105.647.420 110.401.691 25.040.957 (8.897.802) (19.148.081) 106.551.809 23.116.016 (7.793.850) (16.494.831) 107.396.765 105.379.144 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan - bersih Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank jangka panjang Hutang sewa pembiayaan Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Jumlah Liabilitas Jangka Panjang JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal saham - nilai nominal Rp. 100 per saham Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh 12.490.503.422 saham dan disetor penuh 12.000.000.000 saham masing-masing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Tambahan modal disetor - bersih Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Defisit 23 1b,2r,24 2d Ekuitas neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 2b Kepentingan nonpengendali (2.946) (3.024) JUMLAH EKUITAS 107.393.819 105.376.120 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 209.821.703 211.023.540 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 2 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN INTERIM Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amarika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2015 (Tiga bulan) PENDAPATAN 2s,25 9.192.171 BEBAN POKOK PENJUALAN 2s,26 (9.133.950) LABA (RUGI) BRUTO 58.221 Beban umum dan administrasi Pendapatan (beban) usaha lainnya - neto 2s,27 2s,28 RUGI USAHA Beban keuangan 2p RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2t,19e MANFAAT PAJAK PENGHASILAN 2014 (Tiga bulan) 247.151 (1.002.622) (755.471) (2.410.273) (271.727) (365.044) 11.756 (2.623.780) (1.108.759) (667.364) (14.436) (3.291.144) (1.123.195) 637.868 17.999 RUGI BERSIH PERIODE BERJALAN (2.653.277) (1.105.196) PENDAPATAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN (1.103.847) 1.615.210 JUMLAH RUGI KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN (3.757.124) 510.014 Rugi yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali 2b (2.653.250) 27 (1.104.257) (939) JUMLAH (2.653.222) (1.105.196) Rugi komprehensih periode yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali (3.757.202) 78 1.615.632 (422) JUMLAH (3.757.124) 1.615.210 Laba (rugi) per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk 2u,29 (0,0005) 0,0003 Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 3 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN INTERIM Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Entitas Induk Modal saham ditempatkan dan disetor penuh Tambahan modal disetorneto Selisih Penjabaran Laporan Keuangan 16.750.419 23.410.761 Rugi komprehensif lainnya periode berjalan - - 1.615.210 Rugi periode berjalan - - - 16.750.419 23.410.761 106.551.809 23.116.016 Penambahan modal yang berasal dari excercise waran 3.849.882 1.924.941 Pendapatan (rugi) komprehensif lain periode berjalan - - Total rugi komprehensif periode berjalan - - 110.401.691 25.040.957 Saldo tanggal 31 Desember 2013 Saldo tanggal 31 Maret 2014 Saldo tanggal 31 Desember 2014 Saldo tanggal 31 Maret 2015 (7.909.851) Defisit Jumlah Total ekuitas Bersih 18.548.501 10.350 18.558.851 1.615.210 422 1.615.632 (1.105.196) (1.105.196) 939 (1.104.257) (6.294.641) (14.808.024) 19.058.515 11.711 19.070.226 (7.793.850) (16.494.831) 105.379.144 (3.024) 105.376.120 - (1.103.952) (8.897.802) (13.702.828) Kepentingan Non Pengendali - - 5.774.823 - (1.103.952) 106 (1.103.847) (2.653.250) (27) (2.653.277) (2.653.250) (19.148.081) 107.396.765 - (2.946) Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 4 5.774.823 107.393.819 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN INTERIM Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amarika Serikat, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2015 (Tiga bulan) 2014 (Tiga bulan) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pengembalian uang muka mangan Pembayaran beban operasional lainnya 12.191.411 (8.028.880) 217.042 (4.679.789) Kas diperoleh dari operasi Hutang (pembayaran) pajak Penerimaan taksiran tagihan pajak Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Aset tetap Penerimaan hasil penjualan Perolehan Investasi jangka pendek Uang muka investasi saham Uang jaminan Aset tidak lancar lainnya Penambahan aset eksplorasi dan evaluasi 186.759 (610.948) (261.523) 1.514.478 (300.215) 390.963 - 828.766 17.053 12.077 90.748 857.896 2j,2n,13 26.802 (3.249.605) 80.284 11.671.081 67.966 81.564 164.538 (164.164) 245 (516.746) 8.842.631 (680.666) (667.364) (923.052) 3.849.882 1.924.941 1.643.937 3.076.692 (19.705.353) (14.436) (138.921) (82.138) 98.196 (10.800.318) (137.300) (1.866.939) 39.930 KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 2.946.546 166.515 KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 1.079.607 206.445 2f,2g,6 2e,10,30 2c,2n,2o,15 Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran bunga Pembayaran utang sewa pembiayaan Pembayaran hutang pembiayaan konsumen Penambahan modal dari penebusan waran Penambahan modal disetor lainnya dari penebusan waran Kas yang dibatas penggunaannya Penerimaan hutang bank Pembayaran kepada pihak berelasi 2d,2f,16,20,21 23 1b,2r,24 2f,2g,12 Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Penurunan bersih kas dan bank Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 5 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT SMR Utama Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Dwi Satria Jaya berdasarkan Akta Notaris F. Eka Sumarningsih, S.H., M.H., No. 31 tanggal 11 November 2003. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-28091HT.01.01.TH.2003 tanggal 21 November 2003 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 43, Tambahan No. 5091 tanggal 28 Mei 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris Rini Yulianti, S.H., No. 12 tanggal 8 Agustus 2014 sehubungan dengan perubahan atas penambahan modal dasar dari 4.000.000.000 saham menjadi 48.000.000.000 saham dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari 1.500.000.000 saham menjadi 12.000.000.000 saham melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT I). Perubahan tersebut telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-05011.40.21.2014 tanggal 11 Agustus 2014. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, industri, pengangkutan, perbengkelan dan pembangunan. Saat ini, selain menjalankan fungsi sebagai perusahaan induk (holding company ), Perusahaan tidak aktif terlibat dalam bisnis apapun. Perusahaan berkedudukan di Menara Citicon Lantai 9 Jl. Letjen S. Parman kav. 72, Jakarta, Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, PT Lautan Rizki Abadi (LRA) dan PT Alam Abadi Resources (AAR) masingmasing adalah entitas induk dan entitas induk terakhir dari Perusahaan. b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Pada tanggal 30 September 2011, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S-107/0/BL/2011 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah 500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham kepada masyarakat melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham tersebut ditawarkan pada harga sebesar Rp 600 per saham. Tindakan Perusahaan (corporate action ) yang mempengaruhi efek yang diterbitkan sejak penawaran umum perdana sampai dengan laporan akhir tahun terbaru adalah Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pada tanggal 26 Juni 2014, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif No. S307/D.04/2014 dari Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan PUT I sejumlah 10.500.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan sebanyak 500.000.000 Waran Seri I (WS I). Sebagai insentif kepada para pemegang saham, melekat satu WS I pada setiap 21 saham baru hasil HMETD. Masing-masing WS I berhak untuk membeli saham baru Perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham, dengan jumlah nilai pelaksanaan WS I adalah sebanyak-banyaknya Rp 75.000.000.000. Periode pelaksanaan WS I adalah 14 Januari hingga 13 Juli 2015. c. Entitas Anak Entitas Anak yang dikonsolidasikan dan persentase kepemilikan Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Entitas Anak Domisili Jenis usaha Persentase Kepemilikan Mulai Beroperasi Jumlah Aset Sebelum Konsolidasi 2015 31 Maret be 2014 31 Desember PT. Ricobana (RB) Jakarta Pertambangan 99,99% *) 79.897.223 84.024.592 PT. Synergi Metal Raya (SMR) Jakarta Perdagangan 99,60% *) 19.107 - PT. Ricobana Abadi (RBA) - (melalui RB) Jakarta Kontraktor Batubara 99,99% 1981 188.371.519 195.730.987 PT. Troposfir Pancar Sejati (TPS) - (melalui-RBA) Jakarta Investasi 98,31% *) 3.274.204 3.277.505 PT. Troposfir Mega Raya (TMR) - (melalui-TPS) Jakarta Investasi 98,14% *) 2.692.128 2.831.233 PT. Delta Samudra (DS) - (melalui TMR) Jakarta Pertambangan 97,35% *) 3.288.054 3.458.271 *) belum beroperasi secara komersial 6 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM - LANJUTAN d. Kombinasi Bisnis Pada bulan Agustus 2014, Perusahaan telah mengakuisisi atas 99,99% saham PT Ricobana (RB) dengan nilai pembelian total sebesar $AS 87.801.639 (atau setara Rp 1.017.708.800.000). Atas transaksi ini Perusahan mengakui goodwill sebesar $AS 20.283.060 (Lihat Catatan No. 20). e. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen : Veny Indrawati : Supandi W.S Dewan Direksi Direktur Utama (tidak terafiliasi) Direktur : Jokky Wahyoedi Hidayat : Djoko Purwanto Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Komite Audit Ketua Anggota Anggota : Supandi W.S : Chandy Williem : Agnes Lew Darmawan Sekretaris Perusahaan : Ahmad Fadhil Personil manajemen kunci Perusahaan memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi (selain Komisaris Independen) merupakan manajemen kunci Perusahaan f. Area eksplorasi dan eksploitasi/ pengembangan DS, Entitas Anak memiliki wilayah eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) No. 545/K.835/2009 tanggal 16 Oktober 2009 atas nama DS, yang berlaku selama 22 tahun. Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) adalah sebesar 9.384 hektar di mana 7.489 hektar yang berada dalam kawasan Hutan Produksi (HP) dan hutan Produksi Terbatas (HPT). Berdasarkan rencana kerja tambang, pertimbangan teknis Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Timur dan rekomendasi yang diberikan oleh Gubernur Kalimantan Timur yang dapat digunakan untuk pinjam pakai adalah 7.377,7 hektar. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian interim, DS sedang dalam proses permohonan IPPKH di daerah Kalimantan. Area tersebut terletak di Desa Lingau, Kecamatan Nyuatan, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan Laporan Eksekutif Review dan Verifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara oleh ahli yang independen dan kompeten melalui nomor laporan 001/DE_PTDS/VI/2014 tanggal 13 Juni 2014, estimasi jumlah cadangan terbukti dan terkira yang dimiliki DS adalah sebesar 43.473.546 ton. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim Laporan keuangan konsolidasian interim atas Perusahaan dan entitas anaknya (bersama-sama sebagai “Kelompok Usaha”) telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Indonesia dari Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK -IAI) dan peraturan terkait yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya Peraturan No. VIII.G.7, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tentang "Pedoman Pelaporan dan Pengungkapan Laporan Keuangan untuk Perusahaan Publik ". Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim konsisten dengan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim pada periode sebelumnya, kecuali untuk penerapan beberapa ISAK baru yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2014 seperti yang diungkapkan dalam Catatan ini. Laporan keuangan konsolidasian interim, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian interim, disusun dengan dasar akrual. Laporan arus kas konsolidasian interim disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. 7 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Interim - Lanjutan Perlu dicatat bahwa estimasi akuntansi dan asumsi digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim. Estimasi dibuat berdasarkan pengetahuan dan pertimbangan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan yang terjadi. Hal-hal yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian interim diungkapkan di Catatan 3. Revisi dan Penerbitan Standar Akuntansi Baru DSAK-IAI telah menerbitkan beberapa standar akuntansi keuangan baru ataupun revisi yang akan berlaku efektif atas laporan keuangan untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 sebagai berikut: - Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan Tersendiri Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama Imbalan kerja Pajak Penghasilan Penurunan Nilai Aset Instrumen Keuangan : Penyajian Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan : Pengungkapan Laporan Keuangan Konsolidasian Pengaturan Bersama Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain Pengukuran Nilai Wajar Pengukuran Kembali : Derivatif Melekat : : : : : : : : : : : : : : PSAK No. 1 (Revisi 2013) PSAK No. 4 (Revisi 2013) PSAK No. 15 (Revisi 2013) PSAK No. 24 (Revisi 2013) PSAK No. 46 (Revisi 2014) PSAK No. 48 (Revisi 2014) PSAK No. 50 (Revisi 2014) PSAK No. 55 (Revisi 2014) PSAK No. 60 (Revisi 2014) PSAK No. 65 PSAK No. 66 PSAK No. 67 PSAK No. 68 ISAK 26 Kelompok Usaha juga telah mengevaluasi bahwa penerbitan ISAK baru lain dan PPSAK di atas tidak menimbulkan dampak yang material terhadap laporan keuangan konsolidasian interim secara keseluruhan. b. Dasar Konsolidasian Entitas anak adalah seluruh entitas (termasuk entitas bertujuan khusus) di mana Kelompok Usaha memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional atasnya, biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, dipertimbangkan ketika menilai apakah Kelompok Usaha mengendalikan entitas lain. Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal di mana pengendalian dialihkan kepada Perusahaan. Entitas anak tidak dikonsolidasikan lagi sejak tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian. Seluruh transaksi signifikan antar entitas dan saldo akun, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi telah dieliminasi. Kebijakan akuntansi Entitas Anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi Kelompok Usaha. Kepentingan non-pengendali (NCI) merupakan bagian dari laba atau rugi dan aset neto Entitas Anak yang tidak diatribusikan secara langsung atau tidak langsung kepada Entitas Induk, yang disajikan secara terpisah masing-masing dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim dan sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, yang disajikan secara terpisah dalam bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan induk. Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki sepenuhnya diatribusikan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika itu mengakibatkan saldo defisit. Kelompok Usaha memperlakukan transaksi dengan kepentingan nonpengendali sebagai transaksi dengan pemilik ekuitas Kelompok Usaha. Untuk pembelian dari kepentingan nonpengendali, selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas jumlah tercatat aset neto Entitas Anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan nonpengendali juga dicatat pada ekuitas. Ketika Kelompok Usaha tidak lagi memiliki pengendalian atau pengaruh signifikan, kepentingan yang masih tersisa atas entitas diukur kembali berdasarkan nilai wajarnya, dan perubahan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi. Jumlah tercatat awal adalah sebesar nilai wajar untuk kepentingan pengukuran kembali kepentingan yang tersisa sebagai entitas asosiasi, ventura bersama atau aset keuangan. Di samping itu, jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain sehubungan dengan entitas tersebut dicatat seolaholah Kelompok Usaha telah melepas aset atau liabilitas terkait. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah yang sebelumnya diakui pada pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi. 8 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN c. Akuntansi Untuk Kombinasi Bisnis Kelompok Usaha menerapkan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas anak adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan, liabilitas yang diakui terhadap pemilik pihak yang diakusisi sebelumnya dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh Kelompok Usaha. Imbalan yang dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan imbalan kontinjensi. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas serta liabilitas kontinjensi yang diambil alih dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada awalnya sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Kelompok Usaha mengakui kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan nonpengendali atas aset neto pihak yang diakuisisi. Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. Biaya yang terkait dengan akuisisi dibebankan pada saat terjadinya. Selisih imbalan yang dialihkan, jumlah kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan ekuitas sebelumnya pada pihak yang diakuisisi yang melebihi nilai wajar bagian Kelompok Usaha atas aset neto yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi dicatat sebagai goodwill . Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset neto entitas yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim. d. Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing (a). Mata Uang Fungsional dan Penyajian Mata uang fungsional Perusahaan adalah Rupiah Indonesia. Entitas anak menentukan mata uang fungsional mereka sendiri dan akun-akun yang termasuk dalam laporan keuangan masing-masing entitas anak diukur dengan menggunakan mata uang fungsional. Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim adalah Dolar Amerika Serikat ($AS). Pada setiap akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas Perusahaan dan entitas anak dijabarkan ke dalam mata uang penyajian dengan spot rate yang merupakan kurs yang berlaku pada akhir periode pelaporan dan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim dijabarkan dengan kurs rata-rata selama periode tersebut. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak termasuk dalam pendapatan komprehensif lain dan disajikan sebagai bagian dari "Selisih Kurs atas Penjabaran Laporan Keuangan" dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian interim. (b). Transaksi dan Saldo Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional masing-masing Perusahaan dan entitas anak dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim. Bagian non-moneter yang diukur dalam nilai historis dalam mata uang asing tidak ditranslasi kembali. Selisih kurs yang timbul dari penyelesaian akun moneter dan penjabaran kembali akun moneter termasuk ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim. e. Transaksi-Transaksi dengan Pihak yang Berelasi Sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, Kelompok Usaha menganggap pihak yang dianggap berelasi jika salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan (dengan cara kepemilikan langsung maupun tidak langsung) atau mempunyai pengaruh signifikan (dengan cara partisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional) selama pihak lain berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional. Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan konsolidasian interim. 9 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN f. Instrumen keuangan Aset keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan. Kelompok Usaha mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori berikut: (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Kelompok Usaha hanya memiliki aset keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak diperoleh di pasar aktif. Hal tersebut termasuk dalam aset lancar yang jatuh tempo kurang dari dua belas bulan, jika tidak, mereka diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Pinjaman yang diberikan dan piutang Kelompok Usaha terdiri dari kas dan bank, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, kas yang dibatasi penggunaannya dan uang jaminan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim. Pinjaman yang diberikan dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Aset keuangan dihentikan pengakuannya ketika hak untuk menerima arus kas dari aset tidak lagi ada atau telah ditransfer dan Kelompok Usaha telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat kepemilikan. Liabilitas keuangan Kelompok Usaha mengklasifikasikan liabilitas keuangannya dalam dua kategori (i) pada nilai wajar melalui laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Kelompok Usaha hanya memiliki liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi yang terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, hutang bank, hutang pihak berelasi, hutang sewa pembiayaan dan hutang pembiayaan konsumen. Setelah pengakuan awal yang sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, Kelompok Usaha mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau telah kadaluarsa. Saling hapus aset dan liabilitas keuangan Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim, jika dan hanya jika, Kelompok Usaha 1) saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. g. Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap periode pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti objektif penurunan nilai. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, kerugian diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Jumlah tercatat aset tersebut dikurangi baik secara langsung maupun melalui penggunaan akun penyisihan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim. Manajemen awalnya menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual. Jika Kelompok Usaha menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual apakah signifikan atau tidak, itu termasuk dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai secara kolektif penurunan nilai. h. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi neto. Biaya perolehan persediaan meliputi seluruh biaya pembelian dan biaya lainnya yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini di mana ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan. Ketika persediaan dijual, jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada tahun di mana pendapatan terkait diakui. 10 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN h. Persediaan - lanjutan Penyisihan penurunan nilai persediaan karena keusangan, kerusakan, kehilangan dan lambatnya perputaran ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing persediaan untuk mencerminkan nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan. Penyisihan penurunan nilai persediaan ke nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode penurunan nilai atau kerugian terjadi. Jumlah setiap pemulihan penyisihan penurunan nilai persediaan karena kenaikan nilai realisasi neto, diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pada periode terjadinya pemulihan tersebut. i. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus. j. Aset tetap Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diperlukan. Setelah pengakuan awal, Kelompok Usaha menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai (jika ada). Biaya setelah perolehan awal termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah, mana yang lebih tepat, ketika terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Kelompok Usaha dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Jumlah tercatat komponen yang diganti dihentikan pengakuannya pada periode di mana pada saat penggantian tersebut terjadi. Seluruh biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim. Penyusutan dihitung menggunakan metode garis lurus untuk mencatat jumlah penyusutan selama estimasi manfaat ekonomi sebagai berikut: Tahun Bangunan 20 Kendaraan dan alat berat 4-8 Prasarana 4-6 Peralatan dan inventaris kantor 4-8 Masa manfaat ekonomi, nilai residu dan metode penyusutan aset tetap ditelaah setiap periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi akuntansi tersebut berlaku prospektif. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai. Aset dalam penyelesaian akan direklasifikasi ke aset tetap yang bersangkutan pada aset tersebut saat selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal aset tersebut siap digunakan. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim pada periode aset tersebut itu dihentikan pengakuannya. k. Aset tak berwujud a. Goodwill Pengakuan awal goodwill dijabarkan pada Catatan 2b. Goodwill yang muncul atas akuisisi entitas anak disertakan dalam aset tak berwujud. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. b. Hubungan terkait pelanggan Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh secara terpisah disajikan sebesar harga perolehan. Hubungan terkait pelanggan yang diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis diakui nilai wajar pada tanggal perolehannya. Hubungan terkait pelanggan memiliki masa manfaat yang terbatas dan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan hubungan terkait pelanggan selama estimasi masa manfaatnya 5 tahun. 11 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN k. Aset tak berwujud - lanjutan c. Piranti lunak komputer Biaya perolehan perangkat lunak komputer untuk penggunaan internal dikapitalisasi dan dicatat sebagai aset takberwujud jika biaya bukan merupakan bagian integral dari piranti keras yang terkait. Akumulasi biaya tersebut diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat 4 tahun yang diharapkan ketika perangkat lunak komputer secara substantif siap untuk digunakan. Taksiran masa manfaat dan metode amortisasi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku secara prospektif. l. Beban ditangguhkan Pengeluaran signifikan yang terjadi yang dianggap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari pengeluaran tersebut. m. Sewa Suatu perjanjian, yang meliputi suatu transaksi atau serangkaian transaksi, merupakan perjanjian sewa atau mengandung sewa jika Kelompok Usaha menentukan bahwa perjanjian tersebut memberikan hak untuk menggunakan suatu aset atau sekelompok aset selama periode tertentu dengan imbalan suatu atau serangkaian pembayaran. Pertimbangan tersebut dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap substansi perjanjian terlepas dari bentuk formal dari perjanjian sewa tersebut. a. Sewa operasi Sewa di mana secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan secara efektif tetap dimiliki oleh lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi (dikurangi insentif yang diterima dari lessor ) diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama periode manfaat yang diharapkan. b. Sewa pembiayaan Sewa atas aset tetap di mana Kelompok Usaha, sebagai lessee , menanggung seluruh risiko, dan manfaat dari kepemilikan aset secara substansial diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal sewa, sewa pembiayaan dicatat sebesar nilai yang terendah antara nilai wajar aset sewaan atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Sesuai kewajiban sewa, dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai hutang jangka pendek dan jangka panjang. Setiap pembayaran sewa dialokasikan sebagai hutang dan biaya keuangan. Biaya keuangan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim selama masa sewa sehingga dapat menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo hutang setiap periode. Aset sewa guna usaha disusutkan dengan kebijakan yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap pemilikan langsung. Namun, ketika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Kelompok Usaha akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa. c. Transaksi jual dan sewa kembali Transaksi jual dan sewa kembali melibatkan penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Dalam transaksi jual dan sewa kembali yang menghasilkan sewa pembiayaan, Kelompok Usaha telah menangguhkan dan mengamortisasi selama masa sewa keuntungan dari hasil penjualan dari jumlah tercatat aset sewaan. n. Penurunan nilai aset non-keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan, Kelompok Usaha menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset (yaitu goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis) diperlukan, maka Kelompok Usaha membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika jumlah tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang mengalami penurunan nilai. 12 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN n. Penurunan nilai aset non-keuangan - lanjutan Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada setiap UPK dari Kelompok Usaha yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditetapkan atas UPK tersebut. Peninjauan atas penurunan nilai pada goodwill dilakukan setahun sekali atau dapat lebih sering apabila terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya potensi penurunan nilai. Nilai tercatat dari goodwill dibandingkan dengan jumlah yang terpulihkan, yaitu jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi dan selanjutnya tidak dibalik kembali. o. Properti pertambangan dan aset eksplorasi dan evaluasi Kegiatan eksplorasi dan evaluasi melibatkan pencarian mineral, penentuan kelayakan teknis dan penilaian kelayakan komersial dari sebuah sumber daya teridentifikasi. Kegiatan tersebut meliputi: (i). pengumpulan data eksplorasi melalui topografi, studi geokimia dan geofisika; (ii). pengeboran, penggalian dan sampel; (iii). menentukan dan memeriksa volume dan kualitas sumber daya; dan (iv). meneliti persyaratan transportasi dan infrastruktur. Biaya administrasi yang tidak langsung dapat diatribusikan dengan suatu daerah eksplorasi khusus dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim. Biaya lisensi yang dibayar sehubungan dengan hak untuk mengeksplorasi di daerah eksplorasi yang ada dikapitalisasi dan diamortisasi selama jangka waktu lisensi atau izin. Biaya eksplorasi dan evaluasi (termasuk amortisasi atas biaya lisensi yang dikapitalisasi) dikapitalisasi pada saat terjadinya, kecuali dalam keadaan berikut: (i). sebelum memperoleh hak hukum untuk mengeksplorasi suatu wilayah tertentu; (ii). setelah dapat dibuktikan dengan kelayakan teknis dan komersial atas penambangan sumber daya mineral atau ditemukannya cadangan terbukti. Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi dicatat dalam akun "Aset Eksplorasi dan Evaluasi" dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai. Aset tersebut tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan tetapi ditelaah untuk indikasi penurunan nilai. Apabila suatu penurunan potensial terindikasi, penilaian dilakukan untuk setiap area of interest dalam kaitannya dengan kelompok aset operasi terkait (yang merupakan unit penghasil kas) terhadap eksplorasi yang terkait tersebut. Sejauh biaya eksplorasi dan evaluasi tidak diharapkan untuk dipulihkan, biaya tersebut dibebankan ke laba rugi komprehensif konsolidasian interim. Arus kas terkait dengan kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas investasi dalam laporan arus kas konsolidasian interim, sedangkan arus kas terkait dengan biaya eksplorasi dan evaluasi yang dibiayakan diklasifikasikan sebagai aktivititas operasi. Ketika cadangan terbukti ditentukan, aset eksplorasi dan evaluasi diklasifikasikan ke “Tambang dalam pembangunan” yang merupakan bagian dari “Properti Pertambangan”. Semua biaya pengembangan setelah perolehan awal yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk mengoperasikan tambang dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai “Tambang dalam pembangunan”. Biaya pengembangan dicatat bersih setelah dikurangi hasil penjualan atas mineral yang diekstraksi selama tahap pengembangan. Pada saat pengembangan telah selesai, semua aset yang termasuk dalam “Tambang dalam pembangunan” direklasifikasikan ke “Tambang berproduksi” dalam properti pertambangan atau ke dalam komponen lain dalam aset tetap. Tambang berproduksi dicatat sebesar biaya perolehan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai, jika ada. Properti pertambangan mencakup aset dalam tahap produksi dan pengembangan, serta aset yang ditransfer dari aset eksplorasi dan evaluasi. Properti pertambangan dalam tahap pengembangan tidak diamortisasi sampai tahapan produksi dimulai. Pada saat proyek konstruksi tambang bergerak ke tahap produksi, kapitalisasi atas konstruksi tambang tertentu dihentikan dan biaya-biaya dapat diakui sebagai bagian dari nilai persediaan atau dibebankan, kecuali untuk biaya yang memenuhi persyaratan untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan penambahan dan pengembangan cadangan yang dapat ditambang. Akumulasi biaya dari tambang yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang cadangan tambang tersebut dapat dipulihkan secara ekonomis. 13 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN p. Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Kelompok Usaha menyediakan imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003. Perhitungan liabilitas imbalan kerja jangka panjang didasarkan pada ketentuan di dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit . Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada awal periode pelaporan diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja dari para pekerja dalam program. Jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested , dan sebaliknya akan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested . Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada laporan posisi keuangan konsolidasian interim merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui serta biaya jasa lalu yang belum diakui. q. Provisi Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah liabilitas tersebut dapat diestimasi secara andal. Provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan liabilitas tersebut, maka provisi dibatalkan. r. Tambahan modal disetor - neto Tambahan modal disetor merupakan selisih antara agio saham (yaitu kelebihan setoran pemegang saham di atas nilai nominal) dengan biaya-biaya saham yang terkait langsung dengan penerbitan efek ekuitas Perusahaan dalam penawaran umum (lihat Catatan 1b). Transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode yang sama seperti metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan proporsi nilai buku aset neto entitas anak yang diakuisisi dicatat sebagai bagian dari "Tambahan modal disetor" pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim dan selanjutnya tidak dapat diakui sebagai laba rugi realisasi maupun reklasifikasi ke saldo laba. s. Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau piutang. Pendapatan disajikan setelah dikurangi pajak pertambahan nilai, retur, potongan harga dan diskon. Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir kepada Kelompok Usaha dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tertentu berikut harus dipenuhi sebelum pengakuan pendapatan diakui: - Pendapatan yang timbul dari jasa penambangan diakui berdasarkan jasa yang diberikan kepada pelanggan, sesuai dengan syarat dan ketentuan dari setiap perjanjian layanan. - Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan telah dialihkan kepada pelanggan. Hal ini biasanya ketika barang diserahkan dan pelanggan telah menerima barang. - Pendapatan dari sewa alat berat diakui dengan metode garis lurus selama masa sewa. - Uang muka yang diterima dari pelanggan untuk barang dan jasa yang akan diberikan pada periode berikutnya disajikan sebagai "Uang Muka Pelanggan" dalam laporan posisi keuangan konsolidasian interim. - Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. t. Pajak penghasilan Beban pajak penghasilan meliputi jumlah beban pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui sebagai pendapatan atau beban dan termasuk dalam laba rugi untuk periode berjalan, kecuali pajak yang timbul dari transaksi atau kejadian diakui di luar laba rugi. Pajak terkait dengan pos yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain, diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan pajak terkait dengan pos yang diakui langsung di ekuitas, diakui langsung di ekuitas. 14 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - LANJUTAN t. Pajak penghasilan - lanjutan Pajak kini Aset (liabilitas) pajak kini ditentukan sebesar jumlah ekspektasi restitusi dari (atau dibayarkan kepada) otoritas perpajakan yang dihitung menggunakan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim. Manajemen secara berkala mengevaluasi jumlah yang dilaporkan di dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) terkait dengan keadaan di mana peraturan pajak yang berlaku memerlukan interpretasi dan, jika diperlukan, manajemen akan menghitung provisi atas jumlah yang mungkin timbul. Pajak tangguhan Pajak tangguhan diakui dengan menggunakan metode liabilitas atas perbedaan temporer antara dasar pajak aset dan liabilitas dengan jumlah tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan pada akhir periode pelaporan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan serta atas akumulasi rugi fiskal dan kredit pajak yang tidak dimanfaatkan sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah setiap akhir tanggal pelaporan dan dikurangi ketika tidak terdapat kemungkinan bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai untuk memanfaatkan seluruh atau sebagian aset pajak tangguhan tersebut. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa laba kena pajak mendatang akan tersedia untuk dipulihkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan akan berlaku ketika aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim, kecuali bila berhubungan dengan transaksi yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas, dalam hal pajak tangguhan tersebut juga dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus, jika dan hanya jika, 1) terdapat hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dan 2) aset serta liabilitas pajak tangguhan tersebut terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama. u. Laba (rugi) per saham Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan. Laba atau rugi per saham dilusian dihitung ketika Kelompok Usaha memiliki instrumen efek berpotensi saham biasa dilutif. v. Informasi segmen Segmen usaha dilaporkan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang dipersiapkan untuk pembuat keputusan operasional. Pembuat keputusan operasi adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. 3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING Penyusunan laporan keuangan konsolidasian interim Kelompok Usaha mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontijensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode-periode pelaporan berikutnya. Pertimbangan dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha, manajemen telah membuat pertimbangan-pertimbangan berikut ini, selain dari yang melibatkan estimasi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian interim: 15 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING - LANJUTAN Penentuan mata uang fungsional Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari lingkungan ekonomi utama di mana entitas tersebut beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan biaya dari masing-masing entitas masingmasing. Penentuan mata uang fungsional mungkin memerlukan pertimbangan karena berbagai kompleksitas, antara lain, entitas dapat bertransaksi di lebih dari satu mata uang dalam kegiatan usahanya sehari-hari. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Kelompok Usaha menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2011) telah dipenuhi. Aset dan liabilitas keuangan diakui dan dikelompokkan sesuai dengan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha seperti diungkapkan pada Catatan 2f atas laporan keuangan konsolidasian interim. Pajak Penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti dalam kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Di mana hasil pajak yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah yang awalnya diakui, perbedaan tersebut akan berdampak pada pendapatan pajak dan ketentuan pajak tangguhan pada periode di mana penentuan tersebut dilakukan. Jumlah tercatat hutang pajak penghasilan Kelompok Usaha diungkapkan di dalam Catatan 19b laporan keuangan konsolidasian interim. Kapitalisasi biaya eksplorasi dan evaluasi Seperti diungkapkan dalam Catatan 2o, kebijakan akuntansi Kelompok Usaha untuk biaya eksplorasi dan evaluasi menimbulkan adanya sejumlah biaya yang dikapitalisasi untuk suatu area of interest yang dipertimbangkan dapat terpulihkan oleh kegiatan eksploitasi di masa depan atau penjualan. Kebijakan ini mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan berdasarkan asumsi tertentu untuk peristiwa dan keadaan di masa depan, khususnya tentang apakah operasi ekstraksi yang ekonomis dapat dilaksanakan. Pertimbangan tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru. Jika setelah dilakukan kapitalisasi biaya berdasarkan kebijakan, tidak tampak adanya kemungkinan pemulihan biaya, biaya yang dikapitalisasi tersebut akan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim. Sewa Kelompok Usaha telah menandatangani beberapa perjanjian sewa. Berdasarkan perjanjian tersebut, Kelompok Usaha menilai apakah risiko dan manfaat secara signifikan telah dialihkan kepada Kelompok Usaha. Kelompok Usaha membukukan perjanjian sewa tersebut sebagai sewa pembiayaan jika risiko dan manfaat secara signifikan telah dialihkan kepada Kelompok Usaha, jika tidak sewa dicatat sebagai sewa operasi. Sumber Estimasi Ketidakpastian Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Penurunan Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain Penurunan piutang usaha dan lain-lain terjadi jika terdapat bukti objektif bahwa Kelompok Usaha tidak dapat menagih seluruh atau sebagian nilai terutang sesuai dengan persyaratan awal hutang. Penilaian dilakukan pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim dari ada tidaknya indikasi penurunan nilai atau apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang sebelumnya diakui pada tahun-tahun sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Di mana hasil aktual berbeda dari jumlah yang awalnya dinilai, perbedaan tersebut akan mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat piutang usaha dan lain-lain dalam laporan keuangan tahun berikutnya. 16 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG PENTING - LANJUTAN Masa Manfaat Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, aset tetap diestimasi berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari aset yang bersangkutan yang berkisar antara 4 hingga 20 tahun, suatu kisaran yang umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai sisa dari aset tetap. Dan karenanya, biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah. Jumlah tercatat aset tetap Kelompok Usaha pada tanggal laporan keuangan konsolidasian interim diungkapkan di dalam Catatan 13 laporan keuangan konsolidasian interim. Masa Manfaat Aset Tak Berwujud Kelompok Usaha mengestimasi umur manfaat aset takberwujud yang berhubungan dengan piranti lunak dan hubungan terkait pelanggan. Estimasi umur manfaat tersebut ditelaah setiap tahun dan diperbaharui jika terjadi perbedaan perkiraan dari estimasi awal dikarenakan perubahan situasi pasar atau batasan lainnya. Namun terdapat kemungkinan hasil operasi masa yang akan datang terpengaruh secara material oleh perubahan estimasi yang terjadi dikarenakan perubahan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Jumlah dan waktu biaya yang dicatat untuk setiap periode akan dipengaruhi oleh perubahan pada faktor-faktor dan keadaan. Penurunan nilai estimasi masa manfaat ekonomi aset takberwujud, kecuali goodwill , Kelompok Usaha akan menambah pencatatan beban amortisasi dan mengurangi nilai aset takberwujud. Jumlah tercatat aset takberwujud Kelompok Usaha pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim diungkapkan di dalam Catatan 14 laporan keuangan konsolidasian interim. Penurunan Nilai Aset Non-keuangan Kelompok Usaha meninjau jumlah tercatat aset non-keuangan pada setiap akhir tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian interim untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, estimasi jumlah yang dapat dipulihkan akan dilakukan dan kerugian penurunan nilai akan diakui sejauh jumlah tercatat melebihi jumlah yang dapat dipulihkan. Penentuan nilai wajar dan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi tentang produksi yang diharapkan dan volume penjualan, harga komoditas (mengingat harga saat ini dan masa lalu, tren harga dan faktor-faktor terkait), cadangan dan lain-lain. Estimasi ini dan asumsi berdasarkan pada risiko dan ketidakpastian; maka ada kemungkinan bahwa perubahan dalam situasi akan mengubah proyeksi ini, yang mungkin berdampak pada jumlah terpulihkan aset. Dalam keadaan seperti itu, beberapa atau semua jumlah tercatat aset mungkin akan mengalami penurunan atau biaya penurunan dikurangi dengan dampak yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian interim. Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai Goodwill Kelompok Usaha menerapkan akuntasi akuisisi yang mensyaratkan penggunaan estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli kepada nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset takberwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Kelompok Usaha menimbulkan goodwill . Goodwill tidak diamortisasi dan diuji bagi penurunan nilai setiap tahunnya. Jumlah tercatat goodwill diungkapkan di dalam Catatan 14 laporan keuangan konsolidasian interim. Pengujian penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Dalam hal ini, goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Penentuan liabilitas imbalan kerja jangka panjang Kelompok Usaha bergantung pada pemilihan asumsi aktuarial yang digunakan. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dicatat sesuai dengan kebijakan yang dimaksudkan di dalam Catatan 22 atas laporan keuangan konsolidasian interim. Kelompok Usaha berkeyakinan bahwa asumsi pada tanggal pelaporan tersebut adalah wajar dan sesuai. Perbedaan signifikan dalam Kelompok Usaha pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan beban imbalan kerja. Jumlah tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang diungkapkan di dalam Catatan 22 laporan keuangan konsolidasian interim. 4. KOMBINASI BISNIS Perusahaan mengakuisisi 99,99% dari modal saham RB. RB adalah perusahaan induk dengan investasi pada entitas anak yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan dan kegiatan penambangan lainnya. Akuisisi ini dilakukan untuk tujuan meningkatkan kinerja Perusahaan dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham. Jasa kontraktor pertambangan dan penyewaan peralatan yang disediakan oleh RB diharapkan untuk memberikan sumber pendapatan bagi Perusahaan untuk secara bertahap menghilangkan defisit yang terjadi pada periode sebelumnya. 17 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 4. KOMBINASI BISNIS - LANJUTAN Nilai wajar aset dan liabilitas RB pada tanggal akuisisi diidentifikasi adalah sebagai berikut: Nilai Wajar Pada Waktu Akuisisi Aset Kas dan bank Piutang usaha Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar di muka Uang muka Biaya dibayar di muka Kas yang dibatasi penggunaanya Aset tetap - neto Aset pajak tangguhan Aset eksplorasi dan evaluasi Aset tak berwujud Uang jaminan Aset tidak lancar lainnya 1.707.485 21.715.573 474.156 3.426.201 5.727.431 383.127 494.567 4.400.000 87.271.748 38.204 31.203.820 22.073.856 233 506.127 179.422.528 Liabilitas Hutang usaha Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lancar lainnya Hutang bank jangka panjang Hutang sewa pembiayaan Hutang pihak berelasi Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Liabilitas pajak tangguhan 7.795.314 304.792 1.700.257 707.703 57.367.145 26.936.593 1.244.428 2.204.330 13.642.777 111.903.339 Jumlah nilai wajar aset teridentifikasi - neto 67.519.189 Kepentingan non-pengendali pada bagian proporsional atas nilai wajar aset teridentifikasi neto Entitas Anak (610) Goodwill atas akuisisi 20.283.060 Imbalan pembelian yang dialihkan 87.801.639 Analisis arus kas pada saat akuisisi: Imbalan kas yang dibayarkan Dikurangi kas yang diperoleh 87.801.639 (1.707.485) Arus kas neto pada saat akuisisi 86.094.154 Nilai wajar dari aset tetap, aset eksplorasi dan evaluasi dan aset takberwujud didasarkan pada laporan penilaian yang dilakukan oleh KJPP Iwan Bachron & Rekan, penilai independen. Penilaian yang dianggap pendekatan penilaian seperti pendekatan data pasar, pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan. Aset takberwujud meliputi kontrak dan hubungan terkait pelanggan dan piranti lunak. Kontrak dan hubungan terkait pelanggan timbul atas kontrak RBA, entitas anak langsung RB. Dari tanggal akuisisi, RB telah memberikan kontribusi sebesar $AS 27.691.434 dan $AS 1.670.084 masing-masing dari jumlah pendapatan dan rugi sebelum pajak penghasilan Kelompok Usaha. Jika penggabungan usaha telah terjadi pada awal tahun 2014, pendapatan dan rugi sebelum pajak penghasilan Kelompok Usaha masing-masing akan menjadi sebesar $AS 72.363.359 dan $AS 32.536.025. 18 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 5. KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari : 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Kas Rupiah Bank Rupiah PT. Bank Permata Tbk PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk PT. Bank Central Asia Tbk PT. Bank CIMB Niaga Tbk PT. Bank Sinarmas PT. Bank Capital Indonesia Tbk PT. Bank Sinarmas Syariah PT. Bank Mayapada International Tbk Bangkok Bank PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 31.622 18.997 568.180 48.709 19.356 12.004 494 138 1.357.302 743 6.769 42.758 739 244 145 110 12 10 47.677 12.495 Dolar Amerika Serikat PT. Bank Permata Tbk PT. Bank Sinarmas Bangkok Bank PT. Bank Mayapada International Tbk PT. Bank CIMB Niaga Tbk Jumlah 346.860 2.879 1.558 119 1.500.661 2.934 1.558 914 165 1.079.607 2.946.546 Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat bank yang ditempatkan pada bank pihak berelasi, dibatasi penggunaanya ataupun yang digunakan sebagai jaminan. 6. INVESTASI JANGKA PENDEK Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, akun ini merupakan investasi pada PT Bank Sinarmas Tbk – unit usaha Syariah sehubungan dengan Penyaluran Dana dengan Akad Wakalah. Investasi tersebut, memiliki jangka waktu 12 bulan yang akan jatuh tempo pada tanggal 6 Agustus 2015 dengan ketentuan nisbah bagi hasil sebesar 50% pemilik dana dan 50% penerima dana. 7. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, akun ini meliputi tagihan kepada para pelanggan sehubungan dengan pendapatan jasa penambangan dan penyewaan alat berat. a. Rincian saldo piutang usaha - pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) Dolar Amerika Serikat PT. Baswara Sinarmulia PT. Berau Coal Energy Tbk PT. Diva Kencana Borneo PT. Tanito Harum PT. Darma Henwa Tbk Sub jumlah Rupiah PT. Berau Coal Energy Tbk PT. Tanito Harum PT. Darma Henwa Tbk Sub jumlah Cadangan penurunan nilai 6.600.000 4.788.996 4.319.761 1.453.019 108.945 6.600.000 7.198.448 4.319.761 1.855.397 108.945 17.270.722 20.082.551 3.071.798 29.129 2.140 3.260.961 30.637 2.251 3.103.067 3.293.849 (543.172) Jumlah 19.830.617 19 2014 (31 Desember) (543.172) 22.833.228 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 7. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA - LANJUTAN b. Rincian umur atas piutang tersebut adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan 1 - 30 hari 31 - 90 hari > 90 hari Penurunan nilai 6.048.599 8.394.123 8.348 13.773.670 543.172 3.828.905 87.835 10.522.365 543.172 Sub-jumlah Penyisihan penurunan nilai 20.373.789 (543.172) 23.376.400 (543.172) Jumlah 19.830.617 22.833.228 Penyisihan penurunan piutang usaha ditentukan berdasarkan penilaian individual. Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang usaha cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang usaha. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat piutang usaha - pihak ketiga yang digunakan sebagai jaminan. 8. PIUTANG LAIN-LAIN Rincian piutang lain-lain adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) Pihak ketiga PT. Diva Kencana Borneo Karyawan PT. Sefas Pelindotama PT. Nusa Energy Raya Lain-lain 2014 (31 Desember) 336.289 6.437 77.111 353.698 13.801 26.582 12.822 - Sub jumlah Penyisihan atas penurunan nilai 419.837 (35.370) 406.903 (35.370) Pihak ketiga - neto 384.467 371.533 Pihak berelasi (Lihat Catatan No.30) 19.705.353 - Jumlah 20.089.820 371.533 Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat piutang lain-lain yang digunakan sebagai jaminan. Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai piutang lain-lain cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari piutang lainlain. 9. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari : 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Suku cadang Bahan pembantu Lain-lain 2.255.063 419.236 374.084 2.209.541 607.077 352.452 Jumlah 3.048.383 3.169.070 Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai persediaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, beberapa persediaan milik RBA, Entitas Anak, digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit dari Indonesia Eximbank (Lihat Catatan 16 dan 20). Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, persediaan tidak diasuransikan karena manajemen Kelompok Usaha berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kerugian atas persediaan. 20 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 10. UANG MUKA Rincian uang muka adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) Pihak berelasi Pembelian mangan Pihak ketiga Uang muka investasi saham Lain-lain (masing-masing dibawah $AS 20.000) Sub-jumlah Dikurangi bagian lancar 2014 (31 Desember) - 217.042 3.210.028 352.907 14.881.109 86.772 3.562.935 (3.562.935) 15.184.923 (15.184.923) Uang muka jangka panjang - - Pada tangal 31 Desember 2014, uang muka investasi saham merupakan deposit yang dibayarkan oleh AKAR, entitas anak, sehubungan dengan rencana untuk mengakuisisi saham PT. Synergi Infrastruktur Indonesia (SII). Berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT. Lestari Asri Tandikek (TAL) dan AKAR pada tanggal 11 Desember 2014, kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan kegiatan usaha dalam pengembangan properti melalui SII. Perjanjian kerjasama menetapkan antara lain, rencana untuk memperoleh tanah, sekitar tiga ratus hektar, yang terletak di Jl. Mulawarman, Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Uang muka investasi saham ini akan berlaku efektif apabila kedua belah pihak telah memenuhi beberapa hal yang ditentukan dalam kontrak berikut ini: 1. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penyertaan kedua belah pihak pada SII, izin lokasi atas tanah sudah harus diterbitkan oleh instansi yang berwenang. 2. Tanah sudah bersih, tidak ada sengketa dan sudah tidak ada bangunan apapun di atasnya. 3. Tanah dalam keadaan kosong pada saat penyerahan. Jika salah satu ketentuan di atas tidak terpenuhi, maka AKAR berhak meminta pengembalian atas pembayaran uang muka dan pihak TAL wajib mengembalikan deposit AKAR tersebut dengan cara yang akan disepakati bersama kemudian hari oleh kedua belah phak. Perjanjian Kerjasama antara PT. Tandikek Asri Lestari (TAL) dan AKAR tersebut tidak dapat terpenuhi, sehingga AKAR berhak meminta pengembalian uang muka yang telah dibayarkan dan pihak TAL bersedia mengembalikan deposit kepada pihak AKAR. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 4 dan 5 tanggal 3 Maret 2015 yang keduanya di buat dihadapan Harra Mieltuani Lubis, SH, Notaris di Tangerang disebutkan bahwa AKAR menjual investasi pada PT. Synergi Infrastruktur Indonesia sebesar Rp. 1.000.000 (ekuivalen US$76) kepada Joko Hartono Tirto dan sebesar Rp. 185.120.000.000 (ekuivalen US$14.148.578) kepada PT. Tandikek Asri Lestari (Lihat Catatan No 8 dan 30) Berdasarkan Perjanjian Pemberian Pinjaman tanggal 31 Maret 2015 antara Perusahaan dengan PT. Adikarsa Alam Resources (AKAR), entitas anak disebutkan bahwa Perusahaan memberi fasilitas pinjaman kepada AKAR dengan jumlah maksimum sebesar Rp. 100 milyar yang akan digunakan sebagai uang muka investasi. Fasilitas pinjaman tersebut berjangka waktu selama 2 tahun. Berdasarkan perjanjian kerjasama antara AKAR, entitas anak dengan PT. Guning Badigung Utama tanggal 31 Maret 2015 disebutkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk melakukan penyertaan pada PT. Mega Karya Dwipa (MKD) sebesar maksimum Rp. 100 milyar, dimana penyertaan tersebut akan digunakan oleh para pihak untuk menjalankan usaha di bidang pertambangan. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2015, saldo atas uang muka investasi tersebut adalah sebesar Rp. 42.milyar atau ekuivalen dengan US$3.210.028. 11. BIAYA DIBAYAR DI MUKA Rincian biaya dibayar di muka adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Biaya dibayar di muka Asuransi Sewa 1.577.015 34.763 529.781 54.869 Total 1.611.778 584.650 12. KAS YANG DIBATASI PENGGUNANNYA Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 akun ini merupakan kas yang dibatasi penggunaannya milik RBA, Entitas Anak, yang ditempatkan pada Raiffeisen Bank International, AG sebagai Debt Reserve Account sesuai dengan perjanjian bank, yang akan diambil pada saat pelunasan hutang bank jangka panjang (Lihat Catatan 20). 21 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 31 Maret 2015 Saldo Awal Biaya perolehan Kepemilikan langsung Bangunan Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor Aset dalam penyelesaian Penambahan dari Kombinasi Bisnis Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Pelepasan Entitas Anak Saldo Akhir 4.349.184 73.310.351 16.525.792 956.131 - 20.454 13.116 476.963 2.746.176 (64.660) (13.784) - 1.024.048 150.049 (150.049) (269.172) (129.433) 241.531 - - 4.100.467 74.282.742 17.408.120 3.552.258 95.141.458 - 3.256.709 (78.445) 1.024.048 (157.074) - 99.343.586 2.137.069 57.324.791 - - - 2.137.069 56.300.743 154.603.318 - 3.256.709 (78.445) - (157.074) - 157.781.398 1.190.863 39.535.418 9.389.028 - 126.875 2.191.272 734.064 (30.925) (13.636) 164.928 - (156.817) (61.949) 129.481 - 1.160.922 41.860.594 10.266.210 50.115.309 - 3.052.211 (44.561) 164.928 (89.284) - 53.287.725 Aset sewa pembiayaan Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan dan alat berat 860.138 21.058.692 - 104.225 1.791.469 - 964.363 22.685.233 Jumlah akumulasi penyusutan 72.034.139 - 4.947.905 - 76.937.321 NILAI BUKU 82.569.179 Sub jumlah Aset sewa pembiayaan Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan dan alat berat Jumlah biaya perolehan Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor Sub jumlah - (44.561) (1.024.048) (164.928) - - (89.284) 80.844.077 22 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP - LANJUTAN 31 Desember 2014 Saldo Awal Biaya perolehan Kepemilikan langsung Bangunan Prasaranan Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor Aset dalam penyelesaian Penambahan dari Kombinasi Bisnis Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Pelepasan Entitas Anak Saldo Akhir 415.019 6.054.943 3.024.362 601.121 - 3.705.346 47.383.056 13.965.574 1.217.353 175.370 4.671 1.845.741 210.279 407.004 70.655 - 468.468 28.190.815 736.475 (468.468) (10.326) (150.647) (176.021) (12.758) (141) (404.693) (5.904.296) (4.709.528) (539.706) (2.892) 4.349.184 73.310.351 16.525.792 956.131 10.095.445 66.271.329 2.236.061 477.659 28.927.290 (349.893) (11.561.115) 95.141.458 2.179.295 2.875.491 82.020.673 1.243.489 - (738.422) (28.188.868) 70.202 12.274.740 151.167.493 3.479.550 477.659 - (279.691) (11.561.115) 154.603.318 57.834 5.066.575 1.137.853 265.747 985.486 22.349.918 7.685.699 230.443 482.449 2.896.945 1.251.483 206.433 58.596 15.657.645 599.058 (2.710) (150.904) (86.887) (11.467) (80.190) (5.398.120) (2.213.623) (342.896) 1.190.863 39.535.418 9.389.028 6.528.009 31.021.103 4.861.320 265.029 16.256.703 (251.968) (8.034.829) 50.115.309 682.606 1.271.373 31.603.269 188.654 4.408.812 - (599.889) (15.656.814) 20.819 Jumlah akumulasi penyusutan 7.210.615 63.895.745 9.458.786 265.029 NILAI BUKU 5.064.125 Sub jumlah Aset sewa pembiayaan Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan dan alat berat Jumlah biaya perolehan Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan Prasaranan Kendaraan dan alat berat Peralatan dan inventaris kantor Sub jumlah Aset sewa pembiayaan Peralatan dan inventaris kantor Kendaraan dan alat berat - (231.149) - (8.034.829) 2.137.069 57.324.791 860.138 21.058.692 72.034.139 82.569.179 23 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 13. ASET TETAP - LANJUTAN a. Penyusutan dialokasikan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Maret) Beban pokok penjualan (Lihat Catatan No. 26) Beban umum dan administrasi (Lihat Catatan No. 27) 4.541.249 406.656 370.430 85.057 Jumlah 4.947.905 455.486 b. Perhitungan laba (rugi) penjualan dan penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut: 2015 Penjualan Aset Tetap Hasil penjualan 26.802 Harga perolehan Akumulasi penyusutan 64.660 (30.926) Penghapusan Aset Tetap 13.784 (13.636) Jumlah 26.802 78.444 (44.562) Nilai buku neto 33.734 148 33.882 Laba (rugi) penjualan dan/atau penghapusan aset tetap (Lihat Catatan No. 28) (6.933) (148) (7.081) c. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, saldo aset dalam penyelesaian meliputi prasarana, peralatan dan bangunan yang belum selesai. Rata-rata persentase penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut sekitar 42% - 95% dari biaya aktual yang terjadi dibandingkan dengan biaya yang direncanakan. Aset dalam penyelesaian tersebut diestimasikan akan selesai kurang dari satu tahun. d. Kendaraan dan alat berat dengan nilai buku neto masing-masing sebesar $AS 60.726.732 dan $AS 63.969.085 telah diasuransikan terhadap seluruh risiko dengan jumlah nilai pertanggungan masingmasing sebesar Rp. 48.975.941.000, $AS.109.123.700 dan EUR397.600 dan Rp 42.162.441.000, $AS 112.303.950 dan EUR 278.800 pada tahun 2014 dan Rp 37.809.073.055 and $AS 1.145.000 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. e. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, beberapa alat berat RBA, entitas anak, digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari Indonesia Eximbank dan Raiffeisen Bank International, AG (Lihat Catatan No. 20) 24 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 14. ASET TAK BERWUJUD Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, rician aset tak berwujud adalah sebagai berikut: 31 Maret 2015 Goodwill Piranti Lunak Komputer Hubungan Terkait Pelanggan Jumlah Harga perolehan Penambahan dari kombinasi bisnis 20.283.060 523.115 21.951.319 42.757.494 Akumulasi amortisasi Penambahan dari kombinasi bisnis - 455.066 1.829.277 2.284.343 Amortisasi periode berjalan - 24.710 1.097.566 1.122.276 43.339 19.024.476 39.350.875 Nilai Buku Neto 20.283.060 31 Desember 2014 Goodwill Piranti Lunak Komputer Hubungan Terkait Pelanggan Jumlah Harga perolehan Penambahan dari kombinasi bisnis 20.283.060 523.115 21.951.319 42.757.494 Akumulasi amortisasi Penambahan dari kombinasi bisnis - 400.578 Amortisasi tahun berjalan - 54.488 1.829.277 1.883.765 68.049 20.122.042 40.473.151 Nilai Buku Neto 20.283.060 - 400.578 Penurunan nilai goodwill diuji setiap tahun jika terdapat keadaan yang menunjukkan nilai tercatat mengalami penurunan nilai. Perusahaan menguji penurnan nilai untuk goodwill berdasarkan pada perhitungan nilai pakai yang menggunakan model arus kas diskonto. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 tidak terdapat penurunan nilai goodwill. 15. ASET EKSPLORASI DAN EVALUASI Rincian aset eksplorasi dan evaluasi adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) Saldo awal tahun/periode Penambahan tahun/periode berjalan Selisih kurs translasi Saldo akhir tahun/periode 2014 (31 Desember) 30.961.632 (164.538) 6.867.034 24.094.598 - 30.797.094 30.961.632 Pada tanggal 31 Desember 2014, akun ini merupakan aset eksplorasi dan evaluasi yang timbul atas WIUP DS, entitas anak tidak langsung yang dibeli melaluli akuisisi RB pada tahun 2014. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai pada aset eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan. 31 Maret 2015 Saldo Awal Penambahan dari Kombinasi Bisnis Penambahan Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Pelepasan Entitas Anak Saldo Akhir DS - 30.961.632 - (164.538) - 30.797.094 Jumlah - 30.961.632 - (164.538) - 30.797.094 25 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 15. ASET EKSPLORASI DAN EVALUASI - LANJUTAN 31 Desember 2014 Saldo Awal Penambahan dari Kombinasi Bisnis Penambahan Selisih Kurs Penjabaran Laporan Keuangan Pelepasan Entitas Anak Saldo Akhir SMR DS 6.867.034 - 31.203.820 1.574 2.485 (170.852) (244.673) (6.697.756) - 30.961.632 Jumlah 6.867.034 31.203.820 4.059 (415.525) (6.697.756) 30.961.632 Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, akun ini merupakan aset eksplorasi dan evaluasi yang timbul atas WIUP DS, entitas anak tidak langsung yang dibeli melalui akuisisi RB pada tahun 2014. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai pada aset eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan. 16. HUTANG BANK JANGKA PENDEK Perusahaan Berdasarkan Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan No. 54 tanggal 30 Maret 2015 oleh Carnando Samuelson Sitompul, SH, MH Notaris di Jakarta, Perusahaan memeproleh Fasilitas Kredit dari PT. Bank Capital Indonesia Tbk berupa Fasilitas Pinjaman Aksep (PA) dengan plafond sebesar Rp. 100.000.000.000 (ekuivalen US$ 7.642.923). Fasilitas kredit tersebut berjangka waktu 12 (dua belas) bulan sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2016 dan dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun. Fasilitas kredit tersebut di jamin dengan 5 (lima) bidang tanah atas nama Tn. Wijaya Mulia yang terletak di Kota Semarang. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2015, fasilitas kredit tersebut telah dicairkan sebesar Rp. 42.000.000.000 atau seebesar US$ 3.210.028 yang merupakan saldo atas fasilitas kredit tersebut pada tanggal 31 Maret 2015. Entitas Anak RBA, Entitas Anak, pada tanggal 15 Desember 2010, berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No. 30 dari Notaris H. Teddy Anwar, S.H., S.pN., serta Perubahan Keempat Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor No.344/ADDPK/12/2013 tanggal 12 Desember 2013 dan Indonesia Eximbank, pihak ketiga, telah setuju untuk memberikan dan melakukan perubahan perjanjian atas beberapa fasilitas Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE). Fasilitas KMKE tersebut, terdiri dari KMKE I dan II dengan jumlah penarikan maksimum masing-masing sebesar $AS 864.000 dan $AS 1.500.000 dan akan jatuh tempo masing-masing pada tanggal 15 Desember 2014 dan 13 Desember 2014 Berdasarkan surat No. 048/RBA-DIR/XII/2014 tanggal 6 November 2014 tentang Permohonan Perpanjangan Fasilitas KMKE, telah setuju untuk memberikan dan melakukan perubahan perjanjian atas fasilitas KMKE II dengan jumlah penarikan maksimum $AS 1.500.000dan akan jatuh tempo pada tanggal 13 Juni 2015. Fasilitas KMKE I dan II digunakan untuk membiayai modal kerja RBA atas kontrak dari PT Berau Coal dan PT Tanito Harum, dengan tingkat suku bunga tetap masing-masing sebesar 6,24% dan 6,10%. Fasilitas pinjaman di atas diikat dengan jaminan serta kondisi dan persyaratan yang sama seperti halnya hutang bank jangka panjang yang diperoleh dari bank yang sama (Lihat Catatan No. 20) 26 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 17. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA a. Rincian hutang usaha - pihak ketiga berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Dolar Amerika Serikat Rupiah Yen Jepang 4.007.475 483.523 9.159 7.228.899 552.679 9.310 Jumlah 4.500.158 7.790.888 b. Rincian hutang usaha - pihak ketiga berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) PT. United Tractor PT. Hanada Eka Perkasa PT. Andalan Multi Kencana PT. Dermaga Sukses Jaya Abadi PT. Duta Kreasi Teknik PT. Trakindo Utama Sandvik Mining & Construction PT. Merlin Wijaya PT. Bintang Cosmos CV. Sentosa Teknik CV. Teguh Harapan PT. Multi Hidrachrome Balikpapan PT. Astrinusa Jaya Dharma PT. AKR Corporindo Tbk PT. Pindad PT. Sefas Pelindotama PT. Dahana (Persero) PT. Mexis PT. Linda Hanta Wijaya PT. Eka Dharma Jaya Sakti PT. DNX PT. Kinend Indah Jaya Motor PT. Sarana Langgeng Perkasa CV. Sumber Makmur Abadi Lain-lain (masing-masing dibawah $AS 10.000) 3.132.926 92.901 89.305 63.525 36.556 29.077 17.948 17.575 14.293 14.291 12.365 11.123 10.135 958.136 1.947.527 195.351 296.902 79.897 583.143 39.863 49.937 45.051 1.037.371 929.776 683.248 477.662 202.870 179.520 102.246 95.878 32.851 31.608 20.254 15.461 744.472 Jumlah Hutang Usaha - Pihak Ketiga 4.500.158 7.790.888 Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 90 hari 3.290.597 3.105.901 57.274 1.152.287 1.840.072 2.844.915 Jumlah 4.500.158 7.790.888 b. Rincian umur hutang usaha - pihak ketiga berdasarkan umur adalah sebagai berikut: Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Kelompok Usaha sehubungan dengan hutang usaha - pihak ketiga tersebut. 27 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 18. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Operasional lokasi Jasa tenaga ahli Bunga Lain-lain 291.858 8.407 137.506 137.788 23.311 535.877 62.338 Total 437.771 759.314 19. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar di Muka Akun ini terdiri dari: 2015 (31 Maret) Pajak penghasilan pasal 22 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak Pertambahan Nilai Jumlah pajak dibayar di muka 2014 (31 Desember) 13.087 3.726.508 1.186.733 40.363 4.086.144 1.247.354 4.926.328 5.373.861 b. Hutang Pajak Akun ini terdiri dari: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 4 (2) - Final Pasal 23 38.606 11.881 53.048 80.685 18.025 61.395 Jumlah Hutang Pajak 103.535 160.105 c. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Beban pajak kini Manfaat pajak tangguhan 637.868 17.999 Jumlah 637.868 17.999 d. Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara rugi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan rugi fiskal Perusahaan untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: 2015 (Tiga bulan) Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi Entitas Anak Rugi sebelum pajak penghasilan - Perusahaan Beda temporer: Imbalan kerja karyawan 2014 (Tiga bulan) (3.291.144) (1.123.195) (1.787.189) (1.109.848) (1.503.955) (13.348) - 28 - PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 19. PERPAJAKAN - LANJUTAN 2015 (Tiga bulan) Beda tetap: Beban yang berhubungan dengan penghasilan yang telah dikenakan pajak bersifat final Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal Penghasilan yang telah dikenakan pajak yang bersifat final 94 (39) (1.503.000) Taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan Akumulasi rugi fiskal periode sebelumnya Akumulasi rugi fiskal 2014 (Tiga bulan) 37.677 1.014 (25.343) - (359.439) (215.400) (1.862.439) (215.400) e. Pajak Penghasilan Tangguhan Analisa aset dan liabilitas pajak tangguhan diperkirakan hanya akan dapat dipulihkan setelah dua belas bulan. Perhitungan manfaat (beban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 2015 2014 (Tiga bulan) (Tiga bulan) Perusahaan 375.989 - Entitas Anak RB SMR 261.879 - 17.999 Jumlah 637.868 17.999 Rincian aset (liabilities) pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) Aset pajak tangguhan Entitas Anak: DS Liabilitas pajak tangguhan Perusahaan RBA Jumlah 2014 (31 Desember) 36.205 38.031 6.931.205 5.375.163 7.307.193 5.636.996 12.306.368 12.944.189 20. HUTANG BANK JANGKA PANJANG RBA, Entitas Anak, memiliki hutang bank jangka panjang dengan pihak ketiga dengan rician sebagai berikut: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Raiffeisen Bank International, AG Indonesia Eximbank 55.000.000 - 55.000.000 133.336 Jumlah 55.000.000 55.133.336 (13.750.000) (13.883.336) 41.250.000 41.250.000 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Bagian jangka panjang 29 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 20. HUTANG BANK JANGKA PANJANG - LANJUTAN Raiffeisen Bank International, AG (RBI) Pada tanggal 11 Oktober 2013, berdasarkan Perjanjian Fasilitas Pinjaman $AS 55.000.000, RBA, entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman sebesar $AS 55.000.000 dari RBI. Fasilitas tersebut digunakan untuk: - Pembiayaan kembali fasilitas pinjaman dari PT Bank Permata Tbk sebesar $AS 26.500.000 - Pembayaran akhir atas akuisisi 91,43% saham PT Troposfir Pancar Sejati (dahulu PT Java Mitra Sentosa) sebesar $AS 24.100.000. - Pendanaan Debt Service Reserve Account sebesar $AS 3.300.000 (Lihat Catatan No. 12) - Pembayaran dan pendanaan biaya sehubungan dengan fasilitas pinjaman dari RBI sebesar $AS 1.100.000 (Lihat Catatan No. 16) Fasilitas pinjaman tersebut telah dicairkan seluruhnya oleh RBA, entitas anak, pada tanggal 7 November 2013. Pembayaran fasilitas pinjaman tersebut sebesar 25% dari pinjaman akan dimulai 2 tahun (24 bulan) setelah tanggal penarikan fasilitas pinjaman serta sisanya 3 tahun (36 bulan) setelah tanggal penarikan fasilitas pinjaman. Pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga tetap sebesar 6% per tahun yang dibayarkan setiap triwulanan. Pinjaman tersebut dijaminkan sebagai beriku: - Subordinasi perjanjian yang dibuat oleh dan antara RBA dan PT. Ricobana (RB), tanggal 30 Oktober 2013 dan tanggal 11 Maret 2014. - Penempatan rekening (RBA) tanggal 31 Oktober 2013; penempatan rekening (RB) tanggal 1 November 2013 - Penjaminan saham RBA dari RB dan Wijaya Mulia. - Penjaminan saham PT. Troposfir Pancar Sejati (TPS) yang berasal dari RBA, Wijaya Mulia dan Partoyo. - Penjaminan saham PT. Troposfir Maga Raya (TMR) dari TPS - Penjaminan saham PT. Delta Samudra yang berasal dari (TMR) - Fidusia atas lata berat Sebagai bagian dari dokumen asli dan dokumen pembiayaan yang diamandemen dan dinyatakan kembali, sebagai tambahan untuk pembayaran bunga, RBA telah memberikan waran kepada Bank dimana setelah pelaksanaan akan mewakili kepemilikan saham 3% pada modal RBA setelah penambahan. Dalam hal bank memilih untuk tidak melaksanakan waran, RBA berkewajiban, sebagai pengganti dari waran, untuk memberikan imbal hasil sebesar 18% per tahun atas pinjaman tersebut setelah memperhitungkan pembayaran bunga. Juga, dalam hal saham RBA tercatat di bursa saham atau RBAmenjadi bagian entitas anak dari entitas publik, RBA, berdasarkan persetujuan dari pemegang saham mayoritas dari entitas publik, dapat menghapuskan kewajibannya atas waran atau keseluruhan pengembalian, dengan mentransfer waran dan keseluruhan imbal hasil ke pemegang saham mayoritas dari entitas publik tersebut, atas transfer tersebut RBA hanya perlu memberikan jaminan ke bank untuk kewajiban yang diambil alih oleh pemegang saham mayoritas dari entitas publik dari RBA Indonesia Eximbank (IE) Pada tanggal 15 Desember 2010, berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE) No. 30 oleh Notaris H. Teddy Anwar, S.H,. SpN., dan Akta Perjanjian Kredit Investasi No. 31 oleh Notaris yang sama. RBA memperoleh fasilitas KMKE dan Kredit Investasi (KI) dari Indonesia Eximbank (IE) untuk pembiayaan modal kerja. Maksimum fasilitas KMKE dan KI masing-masing adalah sebesar $AS 4.000.000 dan $AS 16.000.000 Pinjaman ini dijamin dengan persediaan sebesar $AS 8.000.000 dan aset tetap berupa alat berat RBA sebesar $AS 20.000.000 (lihat Catatan 9 dan 13). Sehubungan dengan pinjaman tersebut, RBA diwajibkan untuk mempertahankan rasio keuangan tertentu. Pada tanggal 14 Maret 2013, berdasarkan Perubahan Ketiga Perjanjian Kredit Modal Kerja Ekspor, RBA memperoleh fasilitas kredit KMKE III dari IE sebesar $AS 1.200.000 dan akan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2015 Pembayaran pinjaman KMKE III ini diangsur setiap 3 bulan serta dikenakan tingkat suku bunga tetap yang dibayarkan setiap bulan. Tingkat suku bunga per tahun adalah 6,10%. 30 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 21. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN Rincian hutang sewa pembiayaan berdasarkan kreditur adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) PT. Komatsu Astra Finance Caterpillar Finance JA Mitsui Leasing Indonesia PT. Mitsubishi UFJ Lease PT. Rabana Investindo PT. Toyota Astra Financial Services PT. Orix Indonesia Finance PT. Bank Central Asia Tbk 2014 (31 Desember) 16.059.777 4.659.600 2.183.820 389.835 246.433 58.520 35.709 16.821.819 4.659.600 2.183.820 463.714 255.230 75.992 50.862 45.709 Jumlah 23.633.694 24.556.746 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (7.516.710) (4.577.482) Bagian jangka panjang 16.116.984 19.979.264 Rincian pembayaran hutang sewa pembiayaan minimum pada masa yang akan datang berdasarkan perjanjian-perjanjian sewa tersebut adalah sebagai berikut: 2015 (31 Maret) 2014 (31 Desember) Sampai dengan satu tahun Lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun Lebih dari tiga tahun 8.567.462 12.812.776 3.876.432 5.699.747 14.276.329 6.511.426 Jumlah 25.256.670 26.487.502 Dikurangi bagian bunga (1.622.976) (1.930.756) Bersih Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 23.633.694 (7.516.710) 24.556.746 (4.577.482) Bagian jangka panjang 16.116.984 19.979.264 RBA, entitas anak, melakukan perjanjian sewa dengan berbagai lessor seperti tersebut diatas atas alat berat dengan masa sewa selama 3 - 4 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal yang berbeda-beda hingga tahun 2018. Utang sewa pembiayaan dikenakan bunga dengan tingkat bunga efektif rata-rata 4% - 5,5% untuk pembiayaan dalam Dolar Amerika Serikat dan 8% - 12% untuk pembiayaan dalam Rupiah pada tanggal 31 Maret 2015 serta 4,33% - 5,50% untuk pembiayaan dalam Dolar Amerika Serikat dan 8,91% - 11,94% untuk pembiayaan dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2014. Berdasarkan perjanjian-perjanjian sewa antara RBA dengan lessor, jika RBA sebagai lessee lalai memenuhi liabilitas pembayaran kepada lessor, maka seluruh utang sewa pembiayaan yang terutang harus segera dibayar sebagian atau keseluruhan, atau aset sewa pembiayaan harus dikembalikan dan/atau akan diambil kembali oleh lessor serta perjanjian sewa dianggap berakhir. Seluruh utang sewa pembiayaan terutang dari pihak ketiga. 22. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Kelompok Usaha mencatat kewajiban imbalan kerja untuk seluruh karyawan tetap yang berhak berdasarkan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 sebesar $AS2.014.842. 31 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 23. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2015 PEMEGANG SAHAM Total saham PT. Lautan Rizki Abadi PT. Tandikek Asri Lestari Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Total Persentase kepemilikan Modal ditempatkan dan disetor penuh 6.171.006.765 2.440.995.852 3.878.500.805 49,41% 19,54% 31,05% 54.373.388 21.672.638 34.355.665 12.490.503.422 100% 110.401.691 31 Desember 2014 PEMEGANG SAHAM Total saham PT. Lautan Rizki Abadi PT. Tandikek Asri Lestari Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Total Persentase kepemilikan Modal ditempatkan dan disetor penuh 6.123.666.500 2.440.995.852 3.435.337.648 51,03% 20,34% 28,63% 54.373.388 21.672.638 30.505.783 12.000.000.000 100% 106.551.809 Berdasarkan Akta Notaris Rini Yulianti, S.H., No. 12 tanggal 8 Agustus 2014, Perusahaan melakukan penambahan modal dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 10.500.000.000 saham dengan harga pelaksanaan sebesar nilai nominal Rp 100 dan sebanyakbanyaknya 500.000.000 Waran Seri I serta perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sehubungan dengan peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I, dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 25% atau sejumlah 12.000.0000.000 saham (lihat Cataan 1b). Pada tahun 2015, sebanyak 490.503.422 waran yang ditawarkan telah ditebus dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 150. Tambahan modal disetor atas transaksi penebusan waran tersebut adalah sebesar Rp. 49.050.342.200 atau ekuivalen dengan US$ 3.849.882, sedangkan selesih antara nilai nominal dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 25.525.171.100 atau ekuivalen dengan US$ 1.924.941 dicatat sebagai tambahan modal disetor (Lihat Catatan No. 24) Manajemen Permodalan Tujuan utama pengelolaan modal adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham. Selain itu, Perusahaan juga dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan yang berlaku efektif sejak tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengalokasikan dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh. Pada akhir periode pelaporan, persyaratan ini belum dipenuhi oleh Perusahaan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan oleh Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya. Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, imbalan modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru. Perusahaan mengelola permodalan dengan menggunakan rasio pengungkit, yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto dengan jumlah modal. Kebijakan Perusahaan adalah menjaga rasio pengungkit dalam kisaran yang umum dalam industri sejenis dengan tujuan untuk mengamankan pendanaan terhadap biaya yang rasional. 32 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 24. TAMBAHAN MODAL DISETOR - NETO Rincian tambahan modal disetor-neto pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Agio saham Agio saham atas transaksi waran 2015 2014 27.917.365 27.917.365 1.924.941 - Biaya penerbitan saham dalam rangka penawaran umum terbatas I (1.297.912) (1.297.912) Biaya penerbitan saham dalam rangka penawaran umum saham perdana (294.745) (294.745) (3.208.692) (3.208.692) 25.040.957 23.116.016 Selisih nilai transaksi entitas sepengendali Neto Pada tahun 2014, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) melalui penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Biayabiaya saham yang terkait langsung dengan penerbitan efek ekuitas Perusahaan dalam PUT I adalah sebesar $AS294.745. Saldo agio saham berasal dari selisih antara hasil penerimaan dari penawaran umum perdana saham atas 500.000.000 lembar saham kepada masyarakat pada harga Rp 600 per saham dengan nilai nominalnya (Rp 100 per saham) sebesar $AS 27.917.365. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum tersebut adalah sebesar $AS 1.297.912. Saldo selisih nilai kombinasi bisnis entitas sepengendali sebesar $AS 3.208.692 merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku aset neto SMR, entitas anak, diperoleh melalui transaksi tanggal 17 Desember 2010 ketika Perusahaan melakukan penyertaan saham sebesar 94.700.000 saham sehingga menjadikan Perusahaan memiliki 99,68% kepemilikan saham di SMR. Kepemilikan mayoritas SMR sebelumnya dimiliki oleh PT Alam Abadi Resources, pemegang saham Perusahaan, dengan 70% kepemilikan saham. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode pooling-of-interests . Pada tanggal 19 Desember 2014, Perusahaan telah melepas kepemilikan sahamnya atas SMR. Agio saham atas transaksi waran pada tahun 2015 merupakan selisih antara nilai nominal saham dengan harga pelaksanaan waran yang ditebus sebesar Rp. 25.525.171.100 atau ekuivalen dengan US$ 1.924.941 (Lihat Catatan no. 23) 25. PENDAPATAN Rincian pendapatan adalah sebagai berikut: 2015 (Tiga bulan) 2014 (Tiga bulan) Penjualan mangan Lokal-pihak ketiga PT. Century Metalindo PT. Jassmass PT. Global Anugrah Sentosa Penjualan lain-lain - 180.488 39.249 27.384 31 Sub jumlah - 247.151 Pendapatan jasa Jasa penambangan Penyewaan alat berat 8.902.672 289.499 - Sub jumlah 9.192.171 - Jumlah 9.192.171 247.151 33 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 26. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian atas beban produksi adalah sebagai berikut: 2015 (Tiga bulan) Penyusutan Gaji, upah dan tunjangan lain Pemeliharaan dan perbaikan Penambangan Biaya kantor Asuransi Bahan bakar Penggalian dan pengerukan Pengangkutan bahan galian Biaya iuran produksi Biaya pengembangan masyarakat Pembersihan dan pengukuran Pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup Lain-lain Total biaya overhead 2014 (Tiga bulan) 4.541.249 1.763.401 1.280.949 841.527 264.326 160.825 26.585 255.088 370.430 115.922 11.111 49.699 33.770 19.497 7.861 7.611 4.152 639 953 9.133.950 621.644 Barang jadi: Awal periode Akhir periode - Beban pokok penjualan 9.133.950 506.186 (125.207) 1.002.622 Tidak terdapat pembelian dari dan/atau pembayaran kepada satu pemasok yang melebihi 10% dari total penjualan konsolidasian untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014. 27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Akun ini terdiri dari : 2015 (Tiga bulan) Amortisasi hubungan terkait pelanggan Gaji, upah, bonus dan kesejahteraan karyawan Penyusutan Pemeliharaan dan perbaikan Pajak & Perijinan Sewa Jasa profesional Rumah tangga kantor Listrik dan komunikasi Transportasi dan Perjalanan dinas Asuransi Sumbangan dan representasi Lain-lain Total 1.097.566 557.780 406.656 79.324 74.896 66.643 30.985 23.248 19.616 8.795 2.239 42.525 2.410.273 34 2014 (Tiga bulan) 140.399 85.057 7.249 31.280 1.991 14.407 7.335 18.040 10.280 8.031 40.974 365.044 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 28. PENDAPATAN (BEBAN) USAHA LAINNYA Akun ini terdiri dari : 2015 (Tiga bulan) 2014 (Tiga bulan) Laba penjualan aset tetap Laba (rugi) selisih kurs Penghapusan aset tetap Lain-lain - neto (6.933) (206.236) (148) (58.410) 11.705 (669) 719 Jumlah (271.727) 11.756 29. RUGI PER SAHAM Rincian rugi per saham adalah sebagai berikut: 2015 (Tiga bulan) Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 2014 (Tiga bulan) (6.410.452) Rata-rata tertimbang saham yang beredar 11.672.539.052 Rugi per saham dasar (0,0005) 511.375 1.500.000.000 0,0003 30. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI 2015 (31 Maret) Piutang lain-lain - pihak yang berelasi (Lihat Catatan No. 8) Rupiah PT. Tandikek Asri Lestari PT. Synergi Infrastruktur Indonesia Jumlah Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian 2014 (31 Desember) 14.148.578 5.556.775 - 19.705.353 - 9,39% Uang muka pihak berelasi Rupiah PT. TTS Makmur Resources - - 217.042 Jumlah - 217.042 Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian - 0,10% Piutang lain-lain kepada PT. Tandikek Asri Lestari meruapakan piutang atas penjualan investasi AKAR, entitas anak berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 4 dan 5 tanggal 3 Maret 2015 oleh Harra Mieltuani Lubis, SH, Notaris di Tangerang dimana AKAR, entitas anak menjual investasinya pada PT. Synergi Infrastruktur Indonesia (Lihat Catatan No. 10). Piutang kepada PT. Synergy Infrastruktur Indonesia (SII) merupakan piutang AKAR dengan maksimum pinjaman sebesar Rp. 75 milyar. Adapun saldo atas transaksi tersebut adaah sebesar Rp. 72.704.838.300 atau setara dengan $US 5.556.775 pada tanggal 31 Maret 2015. 35 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 31. MANAJEMEN TERHADAP RISIKO KEUANGAN Kelompok Usaha memiliki beberapa eksposur risiko terkait instrumen keuangan yang dimilikinya dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Kebijakan manajemen terhadap risiko keuangan dimaksudkan untuk meminimalisir potensi dan dampak keuangan merugikan yang mungkin timbul dari risikorisiko tersebut Berikut ini adalah ikhtisar tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kelompok Usaha: a. Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan akan gagal memenuhi liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan yang untuk saat ini cenderung terbatas. Untuk mengurangi risiko ini, Kelompok Usaha berusaha untuk memastikan pendapatan jasa dilakukan dengan menyeleksi pelangganpelanggan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat serta reputasi yang baik. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih. Kelompok Usaha juga menghadapi risiko kredit yang berasal dari penempatan dana di bank dalam bentuk rekening lancar dan kas yang dibatasi penggunaanya. Untuk mengatasi risiko ini, Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk menempatkan dananya hanya di bank-bank yang mempunyai reputasi yang baik. Kas dan bank dan piutang usaha telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan. Perusahaan telah menempatkan kas dalam lembaga keuangan yang teratur dan terkemuka. Piutang usaha Perusahaan terkonsentrasi ke satu pelanggan, yaitu PT Berau Coal. Manajemenberkeyakinan bahwa tidak terdapat risiko kredit yang signifikan terkait dengan konsentrasi pelanggan ini karena PT Berau Coal dianggap sebagai pihak yang layak kredit dengan eksposur minimal atas kerugian penurunan nilai. b. Risiko pasar Risiko mata uang Kelompok Usaha melakukan transaksi bisnis dalam beberapa mata uang asing dan karena itu terkena risiko mata uang asing. Kelompok Usaha tidak memiliki kebijakan mata uang asing lindung nilai. Namun manajemen memonitor eksposur mata uang asing dan akan mempertimbangkan lindung nilai risiko mata uang asing yang signifikan harus diperlukan. c. Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko di mana Kelompok Usaha akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana guna memenuhi komitmennya atas instrumen keuangan Pengelolaan terhadap risiko likuiditas dilakukan dengan cara menjaga profil jatuh tempo antara aset dan liabilitas keuangan, penerimaan tagihan yang tepat waktu, manajemen kas yang mencakup proyeksi dan realisasi arus kas hingga beberapa periode ke depan serta memastikan ketersediaan pendanaan melalui komitmen fasilitas kredit. 32. INFORMASI SEGMEN Segmen usaha dilaporkan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang dipersiapkan untuk pembuat keputusan operasional. Pembuat keputusan operasi adalah pihak yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Kelompok Usaha dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi. Untuk periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014, Kelompok Usaha mengklasifikasikan pendapatan, beban, hasil usaha, aset dan liabilitasnya ke dalam satu segmen, yaitu segmen jasa penambangan pada periode 3 (tiga) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan penjualan mangan pada periode yang sama di tahun 2014; sehingga tidak disajikan catatan tersendiri mengenai informasi segmen 36 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 33. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI Entitas Anak DS a. Undang-undang Pertambangan No.4/2009 Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru (“Undang-Undang Pertambangan”), yang telah disahkan oleh Presiden pada tanggal 12 Januari 2009 dan menjadi UU No. 4/2009. Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Pertambanga tersebut, seluruh entitas anak yang bergerak di bidang penambangan batubara telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (“IUP”) Pada tanggal 1 Februari 2010, Presiden Republik Indonesia menandatangani dua peraturan pelaksanaan untuk Undang-Undang Pertambangan tersebut, yaitu PP No. 22/2010 dan No. 23/2010. PP No. 22/2010 mengatur tentang pembentukan area pertambangan di Indonesia. PP No. 23/2010 menjelaskan lebih detil beragam tipe perizinan pertambangan yang ada sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Pertambangan ini, dan menjelaskan syarat dan kondisi dasar yang harus dipenuhi oleh pihak yang mengajukan maupun pihak berwenang yang mengeluarkan izin pertambangan. Pada tanggal 21 Februari 2012 dan 11 Januari 2014, Pemerintah Indonesia mengubah PP No. 23/2010 dengan menerbitkan PP No. 24/2012 dan PP No.1/2014, yang mengatur mengenai pengalihan IUP, divestasi dan wilayah pertambangan. Kelompok Usaha memonitor secara seksama perkembangan atas peraturan pelaksana dari Undang-Undang Pertambangan tersebut dan akan mempertimbangkan dampaknya terhadap operasi Grup, jika ada, pada saat peraturan peraturan pelaksana ini diterbitkan. b. Peraturan Kehutanan Pada tanggal 10 Maret 2006, Menteri Kehutanan mengeluarkan Peraturan Menteri No. P.14/Menhut-II/2006 (”Peraturan Kehutanan 2006”) mengenai Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang menjelaskan mengenai izin untuk menggunakan hutan bukan untuk kegiatan hutan. Menurut Peraturan Kehutanan 2006, perusahaan dapat diberikan izin perhutanan untuk menggunakan area hutan bukan untuk kegiatan perhutanan (misalnya untuk kegiatan komersial), dibatasi dengan sejumlah syarat, untuk periode selama 5 tahun (dapat diperpanjang) Salah satu syarat signifikan berdasarkan Peraturan Kehutanan 2006 adalah untuk menyediakan lahan bukan hutan seluas dua kali dari luas hutan yang digunakan (lahan kompensasi). Lahan kompensasi kemudian harus dihutankan kembali/reboisasi. Atau sebagai alternatif, apabila dalam 2 tahun, perusahaan pemohon IPPKH tidak dapat menyediakan lahan kompensasi yang diminta, perusahaan harus membayarkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (”PNBP”) secara tahunan kepada Menteri Kehutanan sebesar 1% dari jumlah nilai produksi. Peraturan Kehutanan 2006 tidak menyebutkan bagaimana menentukan jumlah nilai produksi Pada tanggal 10 Juli 2008, Peraturan Kehutanan 2006 telah diperbaharui melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. P.43/Menhut-II/2008 (”Peraturan Kehutanan 2008”) antara lain mengenai penambahan bentuk kompensasi lahan untuk IPPKH, perubahan besaran PNBP dan jangka waktu IPPKH yang berubah menjadi 20 tahun dan dapat diperpanjang. Pada tanggal 30 Maret 2011, Peraturan Kehutanan 2008 telah diperbaharui melalui Peraturan Menteri Kehutanan No.P.18/MenhutII/2011 (”Peraturan Kehutanan 2011”) antara lain mengenai perubahan kondisi dan ketentuan IPPKH. DS yang saat ini sedang dalam proses memperoleh persetujuan prinsip atas IPPKH sehingga belum dapat dikenakan PNBP dan melakukan reboisasi. DS juga melakukan monitoring terus-menerus atas kepatuhan mereka terhadap peraturan kehutanan dimaksud. c. Peraturan meneteri No. 17/2010 Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan implementasi atas Undang-undang Mineral No. 4/2009, yaitu Peraturan Pemerintah No. 78/2010 yang mengatur aktivitas reklamasi dan pasca tambang untuk pemegang IUP-Eksplorasi dan IUP-Operasi Produksi Pemegang IUP-Eksplorasi, ketentuannya antara lain, harus memuat rencana eksplorasi di dalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank Pemerintah. Pemegang IUP-Operasi Produksi, ketentuannya, antara lain, harus menyiapkan (1) rencana reklamasi lima tahunan; (2) rencana pasca tambang; (3) menyediakan jaminan reklamasi yang dapat berupa rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (bila diijinkan) dan (4) menyediakan jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan di bank Pemerintah Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan liabilitas pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan aktivitas reklamasi dan pasca tambang. 37 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 33. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI Entitas Anak - lanjutan DS - lanjutan d. Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral Pada tanggal 6 Februari 2012, KESDM mengeluarkan Peraturan No. 07 Tahun 2012 mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Pengolahan dan Pemurnian Mineral ("PerMen No. 7/2012"). Peraturan ini dikeluarkan untuk penerapan Pasal 96 dan 111 dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 23. Berdasarkan PP No. 23 dan PerMen No. 7/2012, logam mineral tertentu, dianggap sebagai komoditas pertambangan yang nilainya dapat meningkat melalui proses pengolahan dan/atau kegiatan pemurnian. Dengan demikian, hasil tambang harus diproses dan/atau dimurnikan didalam negeri sesuai dengan batasan minimum yang ditetapkan dalam PerMen No. 7/2012. PerMen No. 7/2012 juga melarang perusahaan pertambangan untuk menjual bijih mineral keluar negeri mulai tanggal 6 Mei 2012 dan mewajibkan pemegang IUP operasi produksi yang telah berproduksi sebelum tanggal berlakunya PerMen No. 7/2012 untuk melakukan penyesuaian rencana batasan minimum pengolahan dan pemurnian. Pemegang IUP yang telah melakukan produksi sebelum Peraturan ini diterbitkan diwajibkan untuk: a. melakukan penyesuaian terhadap batasan minimum pengolahan dan/atau pemurnian sesuai dengan batas yang ditentukan diatas dalam waktu 5 tahun setelah UU Minerba 2009 dikeluarkan; dan b. menyampaikan laporan berkala mengenai penyesuaian terhadap batasan minimum pengolahan dan/atau pemurnian kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara untuk evaluasi. Dalam hal pemegang IUP tidak dapat membuat penyesuaian tersebut di atas atau tidak dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain, mereka harus berkonsultasi dengan Direktur Jenderal Pada tanggal 11 Mei 2012, KESDM menerbitkan Peraturan No. 11 Tahun 2012 (”PerMen No. 11/2012”) yang merupakan amandemen atas PerMen No. 7/2012. PerMen No. 11/2012 ini menegaskan bahwa pemegang IUP dan IPR dapat melakukan ekspor bijih/bahan mentah setelah memperoleh rekomendasi dari KESDM, apabila telah memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan, dan akan dikenakan Bea Keluar berdasarkan Harga Patokan Ekspor. Direktur Jenderal telah menerbitkan peraturan-peraturan tertentu terkait dengan implementasi PerMen No. 11/2012 ini. Pemerintah Republik Indonesia juga telah menerbitkan peraturan-peraturan terkait Bea Keluar, yaitu, antara lain, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 29/MDAG/PER/5/2012 tanggal 7 Mei 2012 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 33/M-DAG/PER/5/2012 tanggal 28 Mei 2012 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar, Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 34/MDAG/PER/5/2012 Tanggal 28 Mei 2012 tentang Penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertambangan yang Dikenakan Bea Keluar, Peraturan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara No. 574.K/30/DJB/2012 tanggal 11 Mei 2012 tentang Ketentuan Tata Cara dan Persyaratan Rekomendasi Ekspor Produk Pertambangan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.75/PMK.011/2012 tanggal 16 Mei 2012 tentang Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar. Manajemen berpendapat bahwa secara keseluruhan peraturan-peraturan ini belum berdampak terhadap operasi DS. Pada tanggal 11 Januari 2014, Pemerintah Indonesia telah menyelesaikan revisi peraturan pelarangan ekspor mineral mentah. Peraturan Pemerintah Nomor 1/2014 telah diterbitkan sebagai perubahan kedua atas Peraturan Nomor 23/2010 tentang “Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara”. PeraturanNomor 1/2014 menetapkan bahwa pemegang Kontrak Pengerjaan dalam tahapan pemurnian dan Pemegang Izin Produksi Pertambangan dalam tahapan produksi diperbolehkan untuk mengekspor mineral dalam jumlah tertentu, di mana jumlah tersebut akan diatur dalam Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. PerMen No. 1/2014 telah diterbitkan oleh KESDM sebagai perubahan ketiga dari PerMen No. 7/2012. Sehubungan dengan larangan ekspor yang diberlakukan melalui PerMen No. 7/2012, PerMen No 1/2014 mengenai perpanjangan batas waktu ekspor mineral sampai dengan 2017. PerMen No. 1/2014 juga menetapkan jumlah minimum pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri Pada tanggal yang sama, Menteri Keuangan jugamenerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No. 6/2014 yang menetapkan bea keluar progresif atas ekspor mineral mentah. Bea keluar ekspor yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan adalah sebesar 25% untuk tembaga dan 20% untuk jenis mineral mentah lainnya. Bea keluar ekspor akan semakin meningkat hingga tarif tertinggi 60% pada semester kedua tahun 2016 untuk semua jenis mineral yang diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan larangan total ekspor mineral mentah pada tahun 2017. 38 PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM Pada tangal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dan untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 (Disajikan dalam Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain) 33. PERJANJIAN PENTING, IKATAN DAN KONTIJENSI Entitas Anak - lanjutan DS - lanjutan d. Peraturan mengenai Peningkatan Nilai Tambah Mineral - lanjutan Berdasarkan peraturan tersebut Pemegang kontrak karya dan Pemegang IUP-Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri, Pemegang kontrak karya dan Pemegang IUPOperasi Produksi ke luar negeri tersebut, yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah melakukan kegiatan pemurnian di dalam negeri, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. Untuk dapat mematuhi peraturan-peraturan tersebut diatas, Kelompok Usaha terus memonitor perkembangan peraturanperaturan tersebut dan menganalisa dampak dari peraturan tersebut, jika ada, terhadap operasinya RBA e. Perjanjian dengan PT Tanito Harusm Berdasarkan surat Perjanjian Penambangan Batubara No. SP/136/TH-RBA/OB-CL/Y/2010 tanggal 27 Mei 2010, RBA mengadakan kerjasama penambangan batu bara. Berdasarkan perjanjian ini, RBA ditunjuk oleh PT Tanito Harum untuk melaksanakan pekerjaan seperti pembersihan, penggalian, pemuatan batubara ke dumb truck di lokasi tambang Pondok Labu atau lokasi lainnya yang disepakati para pihak, pemeliharaan jalan angkut batubara dari pit di tambang menuju lokasi main haul road. Selain itu, Perusahaan juga akan menyediakan armada alat berat termasuk peralatan pengeboran, serta fasilitas pemeliharaan dan perawatan alat. Perjanjian ini berlaku selama 3 tahun, dimana berakhir pada tanggal 15 Juli 2013. Berdasarkan addendum surat perjanjian No. add/136/THRBA/VII/2013 tanggal 17 Juli 2013, perjanjian tersebut telah diperpanjang sampai dengan Desember 2014 f. Perjanjian dengan PT Berau Coal RBA memiliki beberapa perjanjian sehubungan dengan jasa penambangan dan jasa penyewaan alat berat dengan PT Berau Coal Tbk, antara lain sebagai berikut: - Perjanjian Pekerjaan Pengangkutan Batubara di Area Lati Mine Operation (LMO) Pit East 2 No. 005/BC-RBA/DIR/AGR-MCM/I/2013 tanggal 1 Januari 2013. Perjanjian tersebut berlaku mulai dari tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2017. - Perjanjian tentang Pengupasan Lapisan Tanah Penutup di Area LMO dengan amandemen terakhir yaitu perjanjian No. 002/AMD/100/40.M00.620/18/BC/VI-10/PP Perjanjian ini berlaku sejak September 2012 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan Perusahaan adalah pekerjaan pengupasan tanah penutup yang meliputi pekerjaan seperti clear and grub, pemindahan dan penempatan kembali lapisan top soil dan sub-soil, konstruksi dan pemeliharaan jalan tambang, perataan tanah kembali, dan lain-lain. - - Berdasarkan Surat No. 089/BC/BODDAT/XII/2014 tanggal 2 Desember 2014 mengenai terms of agreement RBA PIT OS/ON dan PIT East 2, antara lain 1. Kontrak PIT OS/ON berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 2. Kontrak PIT East 2 berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 3. Karena kondisi harga yang rendah, produksi ESDM dan kondisi Pit Timur 2, aktivitas pertambangan pada Pit Timur 2 untuk tahun 2015 akan dibataskan sebesar 3.500.000 BCM, dimana diperkirakan akan tercapai pada Mei 2015 4. Untuk mengakomodir kelebihan kapasitas unit produksi RBA, PT BC akan mengijinkan RBA untuk memperpanjang wilayah kerja tambang untuk PIT OS/ON. Perjanjian tentang Sewa Menyewa Alat Berat di Area LMO Pit East 2 No.006/BCRBA/DIR/AGR-MCM/I/2013 tanggal 9 Januari 2013. Jangka waktu perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017. g. Perjanjian dengan PT Gunung Bara Utama Berdasarkan surat Perjanjian Ketentuan Jasa Penambangan No. 026/AGR/GBU1-RA/X/12 tanggal 8 Oktober 2012, Perusahaan mengadakan kerjasama penambangan batu bara. Berdasarkan perjanjian ini, Perusahaan ditunjuk oleh PT Gunung Bara Utama untuk melaksanakan pekerjaan seperti menyediakan manajemen proyek yang dibutuhkan, perencanaan tambang, pengukuran, pengawasan, keamanan lokasi di area keria Kontraktor,material dan perlengkapan, pemeliharaan peralatan, tenaga kerja, transportasi, kesehatan, dan infrastruktur lokasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu, Peranjian ini akan dilaksanakan padatanggal 1 April 2013 dan akan berIaku untuk periode Iima tahun atau apabila volume yang disetujui telah tercapai. Sampai dengan tanggal laporan keuangan, kerjasama ini belum dilaksanakan oleh kedua belah pihak. 39