BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, dimana mereka akan mencari orang/ kelompok untuk dapat saling berkomunikasi. Beberapa puluh tahun lalu, komunikasi bukanlah hal yang mudah, khususnya untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda kota juga Negara. Selain faktor sinyal dan jaringan yang sulit, seseorang harus mengeluarkan biaya yang tinggi hanya untuk berkomunikasi, belum lagi waktu yang diperlukan relatif lebih lama, sebut saja misalnya menggunakan surat melalui pos. Semakin berkembangnya zaman diiringi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dewasa ini komunikasi bukan lagi barang mahal dan sulit. Komunikasi menjadi semakin mudah dan menyenangkan, dari mulai perkembangan pesawat telepon biasa, mesin fax, e-mail, dan telepon genggam yang cerdas semakin memanjakan masyarakat apalagi dengan lahirnya internet. Komunikasi menjadi sangat cepat dan nyaris tanpa batas. Sebelum menyentuh jaringan terbaru yang biasa dikenal dengan istilah Jaringan Internet 4G LTE, berikut sejarah singkat jaringan sebelum akhirnya mencapai 4G LTE: - Teknologi 1G Teknologi komunikasi seluler pertama yang masih menggunakan sinyal analog untuk komunikasi. Teknologi ini diperkenalkan pada era 70-an. Komunikasi hanya sebatas suara saja yakni melalui panggilan telepon namun 1G ini lah yang mulai membuka penemuan baru yakni telepon genggam. - Teknologi 2G Menjelang awal tahun 90-an, teknologi seluler mulai memasuki era 2G yakni mulai menggunakan jaringan sinyal digital. Pada era ini, pesan singkat atau SMS dan pesan bergambar mulai diperkenalkan kepada masyarakat 1 - Teknologi 2,5G dan 2.75G Era ini merupakan era transformasi menuju teknologi 3G, disebut 2,5G karena merupakan gabungan teknologi 2G dan GPRS (General Packet Radio Service) dan disebut 2.75G karena telah didukung teknologi EDGE (Enchanced data rates for GSM Evolution) yakni dapat mentransfer data hingga 1Mbps. - Teknologi 3G Teknologi ketiga mulai berkembang di tahun 1998 yang merupakan awal dari mobile broadband, dengan jaringan ini maka sudah dapat mengakses internet tidak hanya melalui jaringan kabel tetapi dapat menggunakan jaringan data dengan cepat. Transfer audio, gambar dan video mulai berkembang dan digemari misalnya saja video call. - Teknologi 3.5G dan 3.75G Teknologi di era 3G yang sudah dianggap cukup cepat kemudian ditingkatkan dan dikembangkan lagi pada 3.5G atau HSPA (High Speed Packet Access) yang kemudian dikembangkan lagi menjadi HSPA+ dan kemudian disebut sebagai 3.75G. - Teknologi 4G Berkembangnya teknologi saat ini maka sampailah di jaringan 4G. Teknologi LTE ini disebut juga sebagai teknologi jaringan 4G walaupun ada perdebatan mengenai standar penentuan ini namun 4G LTE sudah masuk dan diterima oleh masyarakat salah satu negara yang sudah mengangkat 4G ini adalah Indonesia. Saat ini ada beberapa operator seluler yang sudah memanfaatkan teknologi 4G ini yakni Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata. Telekomunikasi saat ini hampir selalu dikaitkan dengan internet, telepon seluler bukan lagi hanya dimanfaatkan untuk berikirim pesan ataupun melakukan panggilan suara dengan menggunakan pulsa berbayar, maraknya aplikasi bertukar pesan dan aplikasi media sosial membuat masyarakat mulai beralih untuk memilih provider penyedia paket internet cepat dan berkualitas dan bukan lagi hanya dilihat dari seberapa murah mereka berkirim pesan singkat (SMS) atau melakukan panggilan melalui nomor telepon seluler mereka. Telekomunikasi ini menjadi ladang bisnis yang dianggap sangat 2 menguntungkan karena komunikasi sudah menjadi kebutuhan pokok manusia sehingga hampir seluruh produk mereka akan mudah masuk dan diterima oleh masyarakat. Khususnya bagi mereka yang terus berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi untuk semakin membuat masyarakat puas akan layanan dan kecepatan yang diberikan. Salah satu perusahaan yang sejak awal telah menggeluti bisnis ini adalah Telkomsel. PT Telkom mulai memasuki teknologi nirkabel GSM di tahun selanjutnya pada tahun 1993, dan tahun berikutnya PT Satelit Palapa Indonesia yang merupakan operator jaringan GSM pertama di Indonesia mengeluarkan kartu SIM. PT Telkomsel kemudian didirikan bersama Indosat pada tahun 1995 dan meluncurkan kartu Halo pada tanggal 26 Mei 1995 sebagai layanan paska bayar. Pembagian saham hingga tahun 2015 dimiliki oleh Telkom Indonesia dengan presentase 65% sedangkan sisanya yakni 35% dimiliki oleh Singtel. Gambar 1.1 Sejarah Telkomsel Sumber: telkomsel.com Jumlah Pengguna Provider sampai Bulan Mei 2015 (dalam juta) 3 Tabel 1.1 Nama Provider Telkomsel XL Indosat Esia Smartfren Jumlah total pengguna 132,7 62,9 59,7 12,3 11,3 Sumber : Paketinternet, 2015 Dari data diatas, Telkomsel memiliki jumlah pelanggan terbesar yakni hingga mencapati ratusan juta dan jauh melampaui pesaingnya dengan presentase pangsa pasar 51% sampai dengan 1 Januari 2007 lalu. Pencapaian ini menempatkan Telkomsel dalam peringkat ketujuh dunia yang memiliki lebih dari 100 juta pelanggan dalam satu negara. Berikut merupakan produk yang dipasarkan oleh Telkomsel : - kartuHalo - simPATI - Kartu As - Kartu As Flexi - kartuHALO Flexi - Telkomsel Flash - Kartu Facebook - simPATI LOOP - Kartu LOOP Semakin bertambahnya usia Telkomsel juga memberikan banyak tantangan baru yang harus mereka hadapi, misalnya saja persaingan yang semakin ketat. Perusahaan telekomunikasi lain tidak kalah gencar dalam memberikan pelayanan dan peningkatan produk mereka untuk dapat mengambil posisi Telkomsel. Hal ini perlu diantisipasi oleh PT Telkomsel, walaupun saat ini mereka berada di posisi pertama bukan berarti hal ini akan bertahan tanpa adanya strategi dan peningkatan berkala dari perusahaan. Menjadi yang pertama dalam segala hal menjadi salah satu strategi untuk 4 mendapatkan hati pelanggan mereka, mereka selalu berusaha untuk menjadi yang pertama dalam menjual produk terbaik. Strategi lain yang dilakukan Telkomsel adalah dengan selalu meningkatkan produk mereka dengan memanfaatkan teknologi terbaru yang mereka kembangkan. Salah satu produk terbaru yang mereka luncurkan adalah 4G LTE, seperti pada penjelasan sebelumnya, 4G LTE adalah teknologi jaringan terbaru dan tercepat saat ini dan masyarakat modern sedang memasuki era ini. Terbatasnya jumlah provider yang memberikan layanan ini membuat Telkomsel percaya diri untuk maju dan meluncurkan produk ini ke masyarakat. Telkomsel merupakan operator yang pertama kali melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar LTE. Berbekal nama besar dan sejarah panjang yang dimiliki Telkomsel serta jaminan kualitas sinyal stabil, Telkomsel maju dan meluncurkan 4G LTE pada tanggal 8 Desember 2015 lalu. Munculnya produk baru Telkomsel ini nampaknya tidak dapat memenuhi ekspektasi Telkomsel dan masyarakat. Telkomsel yang yakin produk baru mereka dapat diterima oleh masyarakat nyatanya harus dapat bersabar sambil terus berusaha melakukan promosi untuk mendorong masyarakat agar beralih ke jaringan 4G ini. Hal ini dikarenakan antusiasme masyarakat yang tidak terlalu besar dan hanya sebagian golongan saja yang mau menukarkan dan beralih ke jaringan 4G. Kekhawatiran masyarakat akan jaringan yang tidak stabil karena coverage yang dipasang belumlah optimal dan keharusan dukungan ponsel yang canggih untuk menggunakan produk ini serta beberapa lokasi saja yang baru optimal untuk menggunakan 4G LTE menjadi faktor tidak terlalu tingginya penjualan 4G LTE ini. Terbukti dari data dan informasi yang dibeberkan oleh Vice President LTE Commercial Telkomsel, Lindayanti Harjono pada akhir 2015 lalu bahwa produk 4G LTE ini ditargetkan untuk kalangan premium yang memiliki gadget seharga 5 juta ke atas, dan pelanggan yang baru menggunakan 4G LTE masih baru mencapai 1,2 juta dan hanya tersebar di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hal ini juga yang seharusnya disadari dan disosialiasikan secara mendalam oleh Telkomsel pada masyarakat. Mereka perlu untuk menemukan solusi agar produk mereka dapat diterima oleh masyarakat dengan lebih baik. Produk baru seharusnya mampu dipromosikan dengan maksimal agar konsumen tidak hanya tau tapi juga kenal dan tertarik untuk membeli. Promosi 5 dapat dilakukan sebelum, saat dan setelah produk diluncurkan. Melakukan promosi saat ini bukan lagi hal yang mahal dan sulit. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Social Media Examineer untuk Social Media Marketing Industry Report 2013, 97% marketer menggunakan social media sebagai alat untuk mempromosikan bisnis mereka, angka ini menunjukan kenaikan dari tahun lalu yaitu 94% sedangkan 86% marketer perpendapat bahwa social media merupakan alat penting untuk bisnis mereka. Hingga tahun 2015, pengguna Internet di Indonesia mencapai 72,7 juta pengguna menurut salah satu agensi marketing sosial dan 72 juta diantaranya adalah pengguna media sosial aktif. Gambar 1.2 Pengguna Media Sosial Sumber: wearesocial.sg Melihat fenomena ini, perusahaan dapat semakin mudah dalam melakukan promosi dan sosialisasi kepada masyarakat yakni dengan memanfaatkan media sosial. Dari data dibawah ini, dapat simpulkan bahwa banyak sekali waktu yang dihabiskan oleh masyarakat dalam memainkan ataupun membuka media sosial mereka. Media sosial dianggap lebih update dan cepat dalam memberikan informasi walaupun aplikasi tersebut hakikatnya bukanlah media berita. Media sosial juga membuka peluang bagi masyarakat 6 untuk saling bertukar informasi mengenai segala hal dimana dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai produk mereka. Gambar 1.3 Waktu Penggunaan Media Sosial Sumber: wearesocial.sg Berdasarkan fakta diatas, social media dapat menjadi alat efektif bagi pemasar untuk meningkatkan brand awareness mereka dengan para pelanggannya yang nantinya akan berdampak pada purchase decision. Menurut Sachoff (2008) media sosial menawarkan perusahaan sejumlah besar informasi tentang basis pelanggannya. Media sosial juga memberikan pemasar kemungkinan untuk personalisasi merek mereka dan dapat menyebarkan pesan mereka lebih efisien dan santai. Pemasaran melalui media sosial merupakan jalur pemasaran alternatif yang lebih personal dan jauh lebih murah dibandingkan dengan pemasaran secara konvensional. Perusahaan dapat memilih target konsumen berdasarkan lokasi, kegemaran pengguna, usia dan ciri spesifik lain dengan melihat kategori dan jenis media sosial. Dengan pemasaran melalui media sosial seperti Twitter Telkomsel dan Facebook Page Telkomsel 4G LTE diharapkan PT Telkomsel 7 mampu membangun kesadaran yang lebih tinggi lagi akan brand mereka pada masyarakat dan mendongkrak penjualan mereka atas produk terbaru 4G LTE menyamai bahkan melebihi penjualan produk mereka yang terdahulu. Dari latar belakang di atas peneliti ingin mengangkat skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Social Media Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya Terhadap Purchase Decision Produk 4G LTE PT Telkomsel Indonesia”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penelitian ini mengangkat beberapa permasalahan untuk dikaji: Bagaimana pengaruh pemasaran dengan menggunakan media sosial terhadap brand awareness pada produk 4G LTE Telkomsel ? Bagaimana pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian produk 4G LTE Telkomsel ? Bagaimana pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian konsumen produk 4G LTE Telkomsel melalui brand awareness? Bagaimana pengaruh pemasaran melalui media sosial secara langsung terhadap keputusan pembelian konsumen produk 4G LTE? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Bagian ini menjelaskan keluasan cakupan penelitian. Keluasan cakupan penelitian membatasi variabel yang akan dikaji, dan membatasi subjek penelitian, maka ruang lingkup penelitian sebagai berikut : Penelitian ini dibatasi pada pengaruh variabel media sosial terhadap brand awareness produk dan dampaknya pada peningkatan penjualan produk 4G LTE Telkomsel Penelitian ini dibatasi pada unit observasi penelitian, yaitu penyebaran kuesioner kepada konsumen di wilayah Jakarta yang sudah menggunakan/membeli produk 4G LTE Kanal media sosial dari PT Telkomsel Indonesia yang akan diteliti, dalam penelitian ini kanal social media PT Telkomsel Indonesia yang akan difokuskan adalah Facebook dan Twitter karena di kanal media sosial tersebut memiliki interaksi dan 8 aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan kanal media sosial lainnya misalnya Instagram atau blog. . 1.4 Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh pemasaran dengan menggunakan media sosial terhadap brand awareness pada produk 4G LTE Telkomsel. Mengetahui pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian produk 4G LTE Telkomsel. Mengertahui pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian konsumen produk 4G LTE Telkomsel melalui brand awareness. Mengetahui pengaruh pemasaran melalui media sosial secara langsung terhadap keputusan pembelian konsumen produk 4G LTE. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan mahasiswi lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang pemasaran yang memanfaatkan media sosial Manfaat Praktis a) Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan Telkomsel akan pentingnya kesadaran merek bagi produk baru dan perilaku keputusan membeli konsumen terhadap produk baru b) Hasil penelitian ini akan memberikan informasi perubahan media promosi, dengan memanfaatkan media sosial Manfaat Umum a) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai perkembangan telekomunikasi b) Untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran (awareness) kepada masyarakat terhadap perkembangan teknologi dan komunikasi 1.6 State of The Art Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebelumnya berkatian dengan penelitian yang dilakukan sebagai referensi pendukung yang berguna untuk 9 mempertegas teori-teori mengenai pemasaran dengan memanfaatkan media sosial yang membentuk brand awareness masyarakat dan memberikan dampak pada penjualan produk, Berikut ringkasan hasil penelitian terdahulu yang didapatkan oleh peneliti selama melakukan penelitian : Tabel 1.2 State of The Art No 1 Nama Peneliti Judul Penelitian Katja Hutter and Julia The impact of user Hasil penelitian ini Hautz, Severin interactions in social menunjukkan bahwa Dennhardt, Johann media on brand aktivitas sosial media dan Fuller (Journal of awareness and interaksi user pada brand Product & Brand purchase intention: the mempengaruhi persepsi Management Vol.22 case of MINI on brand dan secara ultimate Number 5/6 . 2013. 342- Facebook mempengaruhi keputusan 351) 2 Hasil Penelitian pembelian consumer. M. Nick Hajli A STUDY OF THE Hasil penelitian ini (International journal of IMPACT OF SOCIAL menunjukan bahwa market research, Vol. MEDIA ON pemasaran melalui media 56, Issue. 3, 2014) CONSUMERS sosial memiliki efek positif bagi dorongan keputusan pembelian oleh konsumen 3 Moinica Bija and Raluca SOCIAL MEDIA Hasil penelitian ini Balas MARKETING TO menunjukan bahwa media (Journal of Economics INCREASE BRAND sosial berdampak positf and Business Marketing, AWARENESS untuk meningkatkan brand No. 2, awareness ISSN 2068-3538, 2014) 4 Somayeh Shojaee and AN EVALUATION OF Hasil penelitian ini Azreen bin Azman FACTORS menunjukan bahwa brand (Asian Social Science; AFFECTING BRAND awareness dipengaruhi Vol. 9, No. 17; 2013 AWARENESS IN THE secara positif oleh Sosial ISSN 1911-2017) CONTEXT OF Media di Malaysia 10 SOCIAL MEDIA IN MALAYSIA 5 Prof. Dr. Muhammad IMPORTANCE OF Hasil penelitian ini Ehsan Malik, BRAND AWARENESS menunjukan bahwa brand Muhammad Mudasar AND BRAND awareness memberikan Ghafoor, and Hafiz LOYALTY IN pengaruh signifikan Kashif Iqbal ASSESSING terhadap keputusan (International Journal PURCHASE pembelian konsumen of Business and Social INTENTIONS OF Science, Vol. 4 No. 5; CONSUMER May 2013 11