Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kualitas Audit, dan Karakteristik

advertisement
Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kualitas Audit, dan Karakteristik
Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal Intelektual pada Industri Media,
Telekomunikasi, dan Farmasi
Mega Ayustarry dan Aria Farahmita
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga, kualitas audit dan karakteristik
perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual pada laporan tahunan. Karakteristik perusahaan yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas. Penelitian ini mengambil
sampel pada industri media, telekomunikasi dan farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 20102012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga dan ukuran perusahaan secara signifikan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal intelektual. Di sisi lain, leverage memiliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Sementara, kualitas audit dan profitabilitas terbukti tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual.
The Effect of Family Ownership, Audit Quality, and Firm Characteristics on
Intellectual Capital Disclosure in Media, Telecommunication, and
Pharmaceutical Industry
Abstract
This study aims to examine the effect of family ownership, audit quality and firm characteristics on intellectual
capital disclosure in the annual report. Firm characteristics used in this study are firm size, leverage and profitability.
This study was using samples of companies conducting business in media, telecommunication and pharmaceutical
industry listed on Indonesia Stock Exchange in 2010-2012. The result of this study shows that there are significant
positive effects of family ownership and firm size on intellectual capital disclosure. On the other hand, leverage was
found to have a significant negative effect on intellectual capital disclosure. There are also no significant effect of
audit quality and firm’s profitability on intellectual capital disclosure.
Key words:
Family ownership; audit quality; firm size; leverage; profitability; intellectual capital disclosure
1
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Pendahuluan
Sejak periode 1980-an, perekonomian dunia telah beralih dari era berbasis industri
menjadi era berbasis pengetahuan. Dalam era perekonomian berbasis pengetahuan, kekayaan
perusahaan dihasilkan dari pengembangan dan pengelolaan pengetahuan (Ricceri dan Guthrie,
2009 dalam Guthrie et al., 2012). Seiring dengan perkembangan era ekonomi berbasis
pengetahuan, keberadaan modal intelektual pun menjadi semakin penting. Modal intelektual
dianggap mampu menjelaskan adanya perbedaan antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan
(Sujan dan Abeysekera, 2007) yang tidak dapat dijelaskan sistem pelaporan keuangan tradisional
(Petty dan Guthrie, 2000)
Modal intelektual memiliki peran penting dalam menjaga keunggulan kompetitif
perusahaan dan menciptakan nilai perusahaan (Bruggen et al., 2009). Peran modal intelektual
dalam suksesnya kinerja perusahaan membuat banyak perusahaan meningkatkan investasinya
atas modal intelektual. Hasil survey yang dilakukan oleh Waterhouse (1999) dalam Bontis (2003)
atas CEO perusahaan-perusahaan di Kanada yang mendapatkan hasil bahwa modal intelektual
secara strategis memiliki peran penting dalam penciptaan kekayaan perusahan.
Meningkatnya investasi atas modal intelektual dalam kegiatan operasional perusahaan
seharusnya dicerminkan dengan informasi yang memadai pada laporan keuangan. Situasi yang
ada ternyata tidak sesuai dengan yang seharusnya, Francis dan Schipper (1999) dalam Bruggen
(2009) menyatakan bahwa penelitian-penelitian terkait menunjukkan bahwa relevansi atas
informasi tersebut semakin menurun.
Secara umum
modal intelektual dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu structural
capital, relational capital dan human capital (Bontis, 1998 dalam Vergauwen dan Alem, 2005).
Ketiga kategori tersebut memiliki peran penting dalam menggerakkan roda ekonomi perusahaan
namun tidak tercermin dalam laporan keuangan. Structural capital merujuk pada struktur dan
prosedur di dalam perusahaan yang kemudian dapat mendukung kegiatan operasi perusahaan dan
meningkatkan efisiensi, namun kategori ini tidak dapat diukur secara andal biayanya sehingga
tidak dapat diakui dalam laporan keuangan. Relational capital merupakan pengetahuan atas
saluran distribusi dan pemasaran serta hubungan pelanggan. Tidak diragukan lagi relational
capital dapat meningkatkan nilai perusahaan. Meskipun begitu, relational capital tidak dapat
memenuhi syarat definisi pengendalian, maka dari itu relational capital pun tidak dapat diakui
2
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
dalam laporan keuangan. Hal yang sama pun terjadi pada human capital dimana keberadaan atas
karyawan dan pengetahuan yang dimilikinya akan menambah nilai perusahaan. Bagaimanapun
karyawan tidak secara langsung dimiliki oleh perusahaan, mereka dapat mengundurkan diri
sewaktu-sewaktu maka dari itu syarat pengendalian pun tidak terpenuhi yang menyebabkan
perusahaan tidak dapat mengakui human capital sebagai aset perusahaan.
Untuk menjembatani permasalahan di atas, strategi yang dilakukan perusahaan adalah
dengan melakukan pengungkapan sukarela atas informasi tentang modal intelektual misalnya
dalam
laporan tahunan dan situs resmi perusahaan. Menurut Healy & Palepu (2001),
pengungkapan dapat mengurangi dampak dari
information problem dan
agency problem.
Information problem muncul ketika tedapat perbedaan informasi yang dimiliki oleh pengusaha
dan investor serta benturan insentif di antara mereka. Sementara agency problem muncul akibat
investor tidak terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan dan mendelegasikannya kepada
pengusaha. Selain itu pengungkapan sukarela terbukti dapat menanggulangi ketidakmampuan
laporan keuangan dalam mengungkapkan informasi tentang modal intelektual secara memadai
dan meningkatkan kemampuan investor dalam melakukan penilaian atas perusahaan (Basu &
Waymire, 2008 dalam Gerpott et al., 2008, Arvidsson, 2011)
Berdasarkan riset terdahulu tingkat pengungkapan atas modal intelektual tentu bervariasi
antar perusahaan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti struktur kepemilikam (Fitri, 2012;
Arifin, 2003; Oliveira, 2006), kualitas audit (Oliveira, 2006), ukuran perusahaan (Oliveira, 2006;
Gerpott et al., 2008; Striukova et al., 2008; Putri, 2011), leverage (Gerpott et al., 2008), dan
profitabilitas (Garcia Meca et al., 2005).
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya kepemilikan atas suatu
perusahaan dikuasai oleh keluarga atau kelompok tertentu. Teori keagenan menyatakan bahwa
biaya keagenan akan semakin tinggi jika terjadi benturan kepentingan antara dua pihak atau lebih
(Fama dan Jensen, 1983). Pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga masalah keagenan yang
dihadapi akan berbeda dengan perusahaan non-keluarga. Pada perusahaan keluarga, masalah
keagenan yaitu adanya ketidakselarasan antara tujuan pemegang saham dengan manajemen,
dapat teratasi karena umumnya posisi manajemen diduduki oleh anggota keluarga. Kondisi ini
tentu akan mempengaruhi pengungkapan atas modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan.
Salah satu indikator untuk mengukur kualitas audit adalah melalui ukuran kantor akuntan
publik (Palmrose, 1988 dan DeAngelo, 1981). Untuk menjaga reputasinya, auditor besar (Big 4)
3
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
umumnya memiliki persyaratan dan kualifikasi yang lebih tinggi demi menjaga reputasinya.
Chau dan Gray (2010) menyebutkan bahwa auditor berkualitas cenderung menuntut klien untuk
mengungkapkan lebih banyak informasi. Sehingga untuk memenuhi persyaratan auditor Big 4,
perusahaan yang menggunakan jasa auditor Big 4 akan cenderung melakukan pengungkapan atas
modal intelektual yang lebih luas.
Perusahaan yang lebih besar tentu mendapatkan perhatian publik dan dianggap sudah
mencapai economics of scale sehingga lebih efisien dalam melakukan penggalian informasi.
Selain itu perusahaan yang lebih besar memiliki sumber daya manusia dan sumber informasi
yang lebih banyak sehingga dapat melakukan pengungkapan lebih luas. Perusahaan tersebut
dianggap telah mengaplikasikan sistem informasi yang lebih canggih dan memperkerjakan tenaga
ahli yang lebih terampil yang mempermudah proses mendapatkan informasi dengan biaya yang
lebih rendah (Buzby, 1975; Firth, 1979; Lang & Lundholm, 1993, Inchausti, 1997; Alsaeed,
2005; Bukh et al., 2005 dalam Gerpott et al., 2008; Oliviera, 2006). Faktor-faktor tersebut
membuat perusahaan akan termotivasi untuk melakukan pengungkapan sukarela atas modal
intelektual yang lebih luas
Leverage yang tinggi mengindikasikan perusahaan menanggung risiko keuangan yang
tinggi. Risiko keuangan yang lebih tinggi tentu akan berdampak pada cost of capital yang lebih
tinggi pula. Penelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengungkapan dapat
mengurangi nilai cost of capital (Jensen & Meckling, 1976). Perusahaan-perusahaan berbasis
teknologi tentu aktivitasnya didominasi oleh aktivitas seperti riset dan pengembangan, yang
kemungkinan besar dibiayai dari hutang. Manajemen akan termotivasi untuk melakukan
pengungkapan yang
produksi atau akuisisi
lebih
luas tentang modal intelektual misalnya keberhasilan efisiensi
hak paten untuk memberikan kepercayaan kepada kreditur. Dengan
pengungkapan atas keberhasilan tersebut maka risiko keuangan akan menurun dan juga
menurunkan tingkat cost of capital.
Teori keagenan menyatakan bahwa pengungkapan berfungsi untuk mengendalikan kinerja
manajemen, dimana
manajemen akan melakukan pengungkapan yang lebih luas untuk
mengamankan posisi dan kompensasi yang akan didapatkan. Di sisi lain signalling theory
mengungkapkan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan memberikan sinyal kepada
pasar dengan melakukan pengungkapan yang luas untuk menghindari undervaluation (Oliveira,
2006; Garcia Meca dan Martinez, 2005). Dengan demikian perusahaan yang memiliki
4
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
profitabilitas tinggi akan cenderung melakukan pengungkapan atas modal intelektual yang lebih
luas terutama karena pada industri berbasis teknologi keberadaan atas modal intelektual berperan
penting dalam proses bisnisnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengungkapan atas modal
intelektual
pada industri media, telekomunikasi dan farmasi. Kemudian penelitian ini juga
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga, kualitas audit dan karakteristik
perusahaan seperti ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap pengungkapan modal
intelektual. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Oliveira, 2006; Arvidsson, 2003)
yang mengikutsertakan perusahaan dari berbagai industri sebagai sampel, penelitian ini hanya
menggunakan industri berbasis teknologi dan pengetahuan. Penelitian Sonnier (2008)
menunjukkan bahwa perusahaan berbasis teknologi lebih gencar dalam melakukan pengungkapan
atas aset takberwujud, hal ini dilatarbelakangi keterlibatan perusahaan yang lebih banyak dalam
investasi terkait modal intelektual dan aset takberwujud. Oleh karena itu sampel yang digunakan
dalam penelitian ini fokus pada industri media, telekomunikasi dan farmasi.
Tinjauan Teoritis
Brooking (1997) mendefinisikan modal intelektual sebagai market assets, human-centered
assets, intellectual property assets dan infrastructure assets yang ketika dikombinasikan dengan
sumber produktif lain akan menciptakan nilai perusahaan. Modal intelektual menurut Edvinsson
(1997) merupakan bagian dari aset perusahaan yang tidak terungkap dalam laporan keuangan
konvensional.
Menurut Edvinsson dan Malone (1997) modal intelektual terdiri dari manusia, sistem dan
kompetensi pasar. Karyawan dan manajer dalam perusahaan merupakan modal manusia,
komponen sistem meliputi pengetahuan dalam perusahaan yang tidak tergantung dari manusia
termasuk hak paten, kontrak, database, dan informasi serta teknologi produksi. Komponen pasar
meliputi hubungan antara perusahaan dengan pihak eksternal misalnya pemasok dan pelanggan.
Mouritsen et al. (2004) berargumen bahwa modal intelektual tidak dapat berdiri sendiri namun
berkaitan erat dengan aset lain dalam mendukung proses produksi perusahaan. Oleh karena itu
diperlukan keselarasan antara visi, strategi dan modal intelektual supaya dapat menciptakan nilai
bagi perusahaan (Sullivan, 2000).
5
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Istianingsih (2011) mendefinisikan modal intelektual sebagai sumber daya tidak berwujud
berupa pengetahuan, pengalaman, kemampuan mengelola hubungan, pengorganisasian teknologi
dan informasi, keterampilan dan profesionalitas yang dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh
manajemen untuk menciptakan nilai guna meraih keunggulan dalam bersaing secara
berkelanjutan bagi perusahaan.
Chau & Gray (2002) menyebutkan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga
memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan pengungkapan informasi kepada publik. Hal ini
disebabkan pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga, pemegang saham pengendali
merangkap sebagai manajemen atau manajemen umumnya diisi oleh anggota keluarga, sehingga
pemegang saham pun memiliki kemudahan dalam mengakses informasi terkait aset takberwujud
yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan argumen yang telah disebutkan maka dapat ditarik
hipotesis bahwa:
H1
:
Kepemilikan
keluarga
berpengaruh
negatif
terhadap
tingkat
pengungkapan aset takberwujud
Auditor memiliki peran yang cukup besar dalam proses tata kelola perusahaan. Auditor
besar akan memiliki kecenderungan untuk memiliki persyaratan dan kualifikasi yang lebih ketat
untuk
menjaga
reputasinya.
Selain
itu
penggunaan
jasa
auditor
berkualitas
juga
akanmeningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan (Oliveira, 2006) Oleh karena itu
perusahaan yang menggunakan jasa audit kantor akuntan publik Big 4 akan cenderung
melakukan pengungkapan aset takberwujud yang lebih luas.
H2
:
Kualitas audit berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
aset takberwujud
Perusahaan yang lebih besar akan mendapat perhatian yang lebih besar dari publik,
sehingga perusahaan yang lebih besar memiliki motivasi untuk melakukan pengungkapan yang
lebih luas. Dari segi biaya, perusahaan yang lebih besar memiliki ketersediaan sumber daya
seperti teknologi dan tenaga ahli yang membuat proses mendapatkan informasi menjadi lebih
mudah dan dengan biaya yang relatif lebih rendah (Buzby, 1975; Firth, 1979; Lang & Lundholm,
1993; Inchausti, 1997; Alsaeed, 2005; Bukh et al., 2005; Oliviera et al., 2006). Maka dari itu
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut
H3
:
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
pengungkapan aset takberwujud
6
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
terhadap
tingkat
Tingkat leverage menunjukkan risiko keuangan yang ditanggung oleh perusahaan. Jensen
& Meckling (1976) berpendapat bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi terinsentif untuk
mengungkapkan informasi lebih banyak dengan tujuan mengurangi biaya agensi yang timbul
antara perusahaan dengan kreditur. Penggunaan dana yang didapat dari kredit pada perusahaan
berbasis teknologi sebagian besar akan digunakan untuk pos riset dan pengembangan, oleh
karena untuk meyakinkan kreditur maka perusahaan dengan leverage yang tinggi akan
termotivasi untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas. Kemudian dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut:
H4
:
Leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan aset
takberwujud
Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung melakukan
pengungkapan yang lebih luas untuk menghindari adanya potensi adverse selection (Oliveira,
2006). Signalling theory juga menyarankan perusahaan dengan profitabilitas tinggi untuk
melakukan pengungkapan yang lebih luas untuk mencegah undervaluation saham (Wallace &
Nasser, 1995). Sementara itu teori politik juga mendukung pernyataan bahwa perusahaan dengan
profitabilitas lebih tinggi harus melakukan pengungkapan yang lebih luas dengan tujuan untuk
membuktikan darimana keuntungan mereka dapatkan (Putri, 2012). Oleh karena teori-teori yang
telah disebutkan di atas maka dapat ditarik hipotesis:
H5
:
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan
aset takberwujud
Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis yang telah diuraikan di bab sebelumnya maka digunakan model
penelitian yang merupakan
modifikasi model penelitian Oliveira (2006), dan Putri (2011).
Variabel kualitas auditor, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas mengacu pada model
penelitian yang dikembangkan oleh
Oliveira (2006) dan Putri (2012). Variabel struktur
kepemilikan yang digunakan dalam penelitian Oliveira (2006) adalah konsentrasi kepemilikan
sementara variabel struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan
keluarga.
7
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai skor checklist pengungkapan modal
intelektual yang dimodifikasi dari penelitian Oliveira (2006) dan Putri (2011). Checklist
pengungkapan terdiri dari 3 komponen yaitu structural capital, relational capital dan human
capital. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan menghapus komponen Portfolio Order dan
Financial Entities yang termasuk dalam kategori Relational Capital. Penghapusan komponen
tersebut didasarkan pada pertimbangan kurangnya relevansi komponen Portfolio Order dalam
laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sementara penghapusan komponen
Financial Entities didasarkan pada item tersebut wajib diungkapkan pada Catatan Atas Laporan
Keuangan.
Untuk setiap kategori yang diungkapkan akan diberikan skor 1 jika disajikan dalam
bentuk kualitatif, skor 2 jika disajikan dalam bentuk kuantitatif. Sementara jika tidak
diungkapkan akan diberi skor 0. Skor tersebut kemudian akan dibagi dengan nilai maksimum
yang relevan. Penjelasan lebih lanjut dari sub kategori dapat dilihat pada lampiran 2. Sementara
untuk kategori management philosophy, corporate cultures dan management process
dipertimbangkan hanya dapat disajikan dengan bentuk kualitatif sehingga skor maksimum yang
dapat diberikan adalah 1 (Oliveira, 2006).
Salah satu variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsi
kepemilikan keluarga dalam perusahaan. Proporsi kepemilikan keluarga merupakan persentase
saham yang dimiliki oleh anggota keluarga dalam suatu perusahaan. Pendekatan definisi keluarga
yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi keluarga yang digunakan dalam penelitian La
Porta et al. (1999), Claessens et al. (2000), Arifin (2003) dan Fitri(2012). Definisi keluarga
adalah keseluruhan individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat (kepemilikan di atas
5% wajib dicatat), kecuali perusahaan publik, negara, institusi keuangan dan publik.
Penggunaan jasa auditor yang lebih besar dianggap lebih berkualitas (Kurnia, 2008 dalam Fitri,
2012) karena didukung dengan independensi dan kompetensi yang lebih baik. Oleh karena itu
diekspektasikan penggunaan jasa auditor dari kantor akuntan publik besar juga akan
meningkatkan pengungkapan atas modal intelektual. Variabel ini menggunakan dummy variable
dimana bernilai 1 jika perusahaan menggunakan jasa auditor Big 4 dan bernilai 0 jika
menggunakan jasa auditor Non-Big 4.
8
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Ukuran perusahaan dapat menggunakan berbagai proxy misalnya total aset (Singhvi &
Desai, 1971; Buzby, 1975; Firth, 1979; Wallace & Nasser, 1995; Raffournier, 1995; Bozzolan et
al., 2003; Oliveira, 2006; Putri, 2011), turnover (Wallace & Nasser, 1995; Raffournier, 1995;
Hossain et al., 1995; Bozzolan et al., 2003), market capitalisation (Wallace & Nasser, 1995;
Lang & Lundholm, 1993; Bozzolan et al., 2003; Garcia Meca et al., 2003) dan jumlah pegawai.
Namun dalam penelitian ini proxy yang digunakan untuk ukuran perusahaan adalah logaritma
natural dari total aset karena dianggap dapat lebih memberikan gambaran ukuran perusahaan
lebih tepat.
Rasio leverage menunjukkan seberapa besar proporsi aset yang dibiayai oleh hutang.
Rasio leverage yang tinggi mengindikasikan adanya risiko keuangan yang tinggi pula. Risiko
yang tinggi kemudian akan meningkatkan cost of capital. Salah satu cara untuk mengurangi cost
of capital adalah dengan melakukan pengungkapan lebih yang luas. Oleh karena itu perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi diekspektasikan akan melakukan pengungkapan yang lebih
luas. Leverage merupakan rasio dari total utang dengan total aset.
Proksi profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Return on Assets
(ROA). Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar total aset yang dimiliki perusahaan
dapat mendatangkan laba bagi perusahaan. ROA dapat dihitung dengan menggunakan formula
berikut ROA= Laba bersih selama tahun berjalan
Total Aset tertimbang selama tahun berjalan
Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi seberapa besar tingkat pengungkapana
modal intelektual
yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di industri media,
telekomunikasi dan farmasi serta apakah kepemilikan keluarga, kualitas audit, ukuran
perusahaan, leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal
intelektual.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak
pada industri media, telekomunikasi dan farmasi. Alasan pemilihan dengan industri yang spesifik
adalah kebutuhan untuk melakukan penelitian pada industri yang spesifik dikarenakan
karakteristik industri yang intensif melakukan pengakuan atas modal intelektual. Metode
pemilihan sampel yang digunakan adalah metode non probabilita dan purposive sampling, karena
9
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
penelitian ini memiliki beberapa kriteria dalam pemilihan sampel.
Kriteria pemilihan sampel
adalah sebagai berikut:
1.
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 hingga 2012
2.
Menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit dalam kurun
waktu 2010-2012
3.
Bergerak pada industri media, telekomunikasi, dan farmasi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai objek penelitian. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data-data pengungkapan modal intelektual, persentase
kepemilikan keluarga dan tipe auditor yang dapat diperoleh laporan keuangan dan laporan
tahunan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Sementara data-data keuangan seperti total aset,
total kewajiban dan laba bersih diperoleh dari Data Stream dan Thomson Reuters di Pusat Data
Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut ini adalah rangkuman hasil regresi yang dilakukan pada penelitian ini.
Tabel 1 Hasil Uji Regresi
Variabel
Hipotesis
Koefisien
Z
Prob
FOWN
-
-0,0214
-1,99
0,047
BIG4
+
-0,0061
-1,51
0,132
SIZE
+
0,1166
3,89
0,000
LEV
+
-0,0492
-4,63
0,000
ROA
+
-0,0002
-0,02
0,986
Prob > chi-square = 0.0000
R2 within
= 0.4265
Sumber: Stata 11, olahan penulis
Untuk mengetahui secara umum apakah model dapat digunakan dalam penelitian maka
yang perlu dilakukan adalah melihat nilai Prob > chi square. Jika nilai Prob > chi square
memiliki nilai kurang dari α sebesar 0,05 maka dapat dikatakan model penelitian signifikan dan
dapat digunakan dalam penelitan. Sementara jika nilai Prob > chi square lebih dari α sebesar 0,05
model penelitian tidak dapat digunakan dalam penelitian. Dari hasil regresi yang dilakukan
10
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
dengan menggunakan metode panel Fixed Effect didapatkan hasil bahwa Prob > chi square
memiliki nilai sebesar 0,0000 maka dapat disimpulkan bahwa model dapat digunakan dalam
penelitian ini.
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel
independen dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen. Uji koefisien determinasi dengan
menggunakan metode panel fixed effect dilakukan dengan melihat nilai dari R2 within.
Berdasarkan hasil regresi dapat diketahui bahwa variabel independen dapat menjelaskan variasi
dari variabel dependen sebesar 42,65%. Sementara 57,35% variasi dari variabel dependen
dijelaskan oleh variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa variabel
kepemilikan keluarga secara signifikan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan
modal intelektual (Prob = 0,047). Koefisien -0,0214 menunjukkan bahwa setiap penurunan
konsentrasi kepemilikan keluarga sebesar 2,14% akan meningkatkan tingkat pengungkapan
modal intelektual sebesar 1%. Hasil ini tidak lagi mengejutkan karena penelitian-penelitian
terdahulu telah membuktikan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh negatif terhadap
tingkat pengungkapan sukarela, khususnya dalam penelitian pengungkapan sukarela atas modal
intelektual.
Argumen yang dapat mendukung hasil penelitian ini adalah pada perusahaan yang
pemegang saham utamanya adalah keluarga, biasanya posisi manajemen juga diduduki oleh
anggota keluarga. Oleh karena itu pemegang saham memiliki kemudahan dalam mengakses
informasi secara langsung ke pihak manajemen tanpa harus melalui media seperti laporan
tahunan untuk mendapatkan informasi terkait modal intelektual. Kondisi ini membuat
manajemen pada perusahaan keluarga melakukan pengungkapan yang lebih sempit daripada
perusahaan non-keluarga.
Dalam pengujian ini didapatkan bahwa variabel kualitas audit memiliki Prob = 0,132
yang menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara kualitas audit dengan pengungkapan
sukarela atas modal intelektual. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Firth, (1979);
Wallace et al., (1994); Hossain et al., (1995); Depoers, (2000) dalam Oliveira (2006). Hasil
penelitian ini dapat dijelaskan dengan argumen bahwa item-item pengungkapan yang diaudit oleh
auditor merupakan item-item yang bersifat wajib dilaporkan di dalam laporan keuangan. Itemitem pengungkapan yang bersifat sukarela di dalam laporan tahunan berada di luar ruang lingkup
11
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
audit. Sehingga perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh auditor Big 4 tidak menjamin
akan memiliki tingkat pengungkapan suka rela atas modal intelektual yang lebih tinggi
ketimbang perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh non Big 4 (Rachyani, 2012)
Dari ringkasan hasil pengujian pada tabel dapat diketahui bahwa variabel ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal
intelektual (Prob = 0,000). Hasil regresi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gerpott et al. (2008), Putri (2012), Oliveira (2006). Koefisien pada variabel ukuran perusahaan
adalah sebesar 0,1166 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan ukuran
perusahaan sebesar 11,66% maka akan meningkatkan pengungkapan modal intelektual sebesar
100%. Pengaruh positif yang signifikan ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapan
modal intelektual dapat dijelaskan sebagai berikut:

Perusahaan yang lebih besar memiliki sumber daya yang lebih canggih dan terampil yang
membuat perusahaan besar memiliki lebih banyak informasi untuk diungkapkan dalam
laporan tahunan.

Perusahaan yang lebih besar dianggap sudah mencapai titik economics of scale sehingga
memiliki kemudahan dalam menggali informasi untuk diungkapkan dalam laporan
penelitian.

Perusahaan besar cenderung disorot oleh publik secara lebih luas yang menyebabkan
tuntutan akan keterbukaan informasi modal intelektual atas perusahaan menjadi semakin
besar.

Perusahaan besar umumnya memiliki beragam bisnis yang tentunya membutuhkan modal
yang cukup besar. Oleh karena kebutuhan atas pembiayaan perusahaan besar akan
melakukan pengungkapan yang lebih besar guna meningkatkan kredibilitas dan
kepercayaan kepada perusahaan.

Perusahaan besar lebih banyak berinteraksi dengan berbagai macam pemangku
kepentingan yang membuat biaya keagenan menjadi lebih besar. Guna mengurangi biaya
keagenan tersebut maka perusahaan besar akan melakukan pengungkapan yang lebih luas.

Jika dibandingkan dengan perusahaan besar, perusahaan kecil akan cenderung melakukan
pengungkapan yang lebih sempit karena manajemen memiliki pandangan bahwa
12
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
pengungkapan informasi atas modal intelektual yang dilakukan perusahaan dapat
membahayakan posisi perusahaan dalam persaingan.
Variabel tingkat leverage memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat
pengungkapan modal intelektual. Dengan koefisien sebesar -0,0492 menunjukkan bahwa setiap
penurunan leverage sebesar 4,92% akan meningkatkan pengungkapan atas modal intelektual
sebesar 100%. Hasil yang berkebalikan dengan hipotesis yang dibangun menunjukkan bahwa
perusahaan dengan leverage tinggi cenderung tidak melakukan pengungkapan modal intelektual
yang lebih luas. Hasil penelitian mengenai tingkat leverage dan pengungkapan modal intelektual
ini sejalan dengan penelitian Eng dan Mak (2003) yang juga menemukan adanya pengaruh
negatif dari tingkat leverage terhadap pengungkapan sukarela. Argumen yang dapat menjelaskan
hasil penelitian ini yaitu pada perusahaan dengan leverage yang tinggi, biaya keagenan atas utang
dapat dikendalikan dengan menggunakan debt covenant yang tercantum dalam perjanjian kredit
(Jensen, 1986). Selain itu biasanya kreditur juga memilih untuk melakukan uji kelayakan kredit
sebelum memberikan kredit salah satunya dengan mengakses informasi terkait modal intelektual,
dimana kinerja modal intelektual terbukti dapat meningkatkan probabilita kelayakan kredit
(Juwita, 2013)
Variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan
modal intelektual. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gerpott et al. (2008) dan Putri
(2011) yang juga menemukan pengaruh yang tidak signifikan antara profitabilitas dengan tingkat
pengungkapan modal intelektual. Hal ini dapat dikaitkan dengan propietary cost hypothesis yang
menyatakan bahwa keputusan dalam melakukan pengungkapan dilatarbelakangi pertimbangan
bahwa pengungkapan tersebut dapat merusak posisi perusahaan dalam persaingan pasar
(Verrecchia, 1983; Darrough & Stoughton, 1990; Wagenhofer, 1990; Feltham & Xie, 1992;
Newman & Sansing, 1993; Gigler, 1994 dalam Healy & Palepu, 2001). Penelitian di atas
mendapatkan kesimpulan bahwa perusahaan mendapatkan insentif dengan tidak mengungkapkan
informasi yang dapat membahayakan posisi mereka dalam persaingan usaha meskipun akan
berakibatkan pada tingginya biaya untuk mendapatkan mendapatkan pembiayaan. Namun
insentif bagi perusahaan tersebut bersifat sensitif terhadap nature dari persaingan yang dihadapi
oleh perusahaan. Hayes dan Lundholm (1996) dalam Healy dan Palepu (2001) propietary cost
yang dihadapi perusahaan terjadi jika perusahaan berada dalam industri yang sama dan
menjalankan kegiatan bisnis yang sejenis. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan13
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
perusahaan yang bergerak pada industri media, telekomunikasi dan farmasi dimana memiliki
kegiatan bisnis yang khusus sehingga tidak heran jika profitabilitas perusahaan tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual karena terkait dengan keunggulan
kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan.
Kesimpulan
Kepemilikan
keluarga
secara
signifikan
berpengaruh
negatif
terhadap
tingkat
pengungkapan modal intelektual. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang telah dikembangkan
bahwa kepemilikan keluarga akan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan modal intelektual.
Semakin besar kepemilikan keluarga di dalam suatu perusahaan menunjukkan semakin
rendahnya tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan pemegang
saham dapat mengakses langsung informasi atas modal intelektual kepada manajemen karena
umumnya posisi manajemen diisi oleh anggota keluarga
Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan jasa audit yang lebih berkualitas tidak berdampak pada
pengungkapan modal intelektual yang lebih luas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Firth (1979), Wallace et al. (1994), Hossain et al. (1995) dan Depoers (2000).
Ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat
pengungkapan modal intelektual. Hal ini sejalan dengan penelitian Gerpott et al. (2008), Oliveira
(2006) dan Putri (2012) yang menunjukan hasil yang sama. Ukuran perusahaan menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan modal intelektual karena perusahaan yang
lebih besar memiliki kemudahan dalam mendapatkan informasi yang akan diungkapkan serta
biaya untuk mendapatkan informasi cenderung lebih rendah (Gerpott et al., 2008)
Leverage berpengaruh secara signifikan negatif dengan tingkat pengungkapan modal
intelektual. Hasil ini sejalan dengan penelitian Oliveira (2006); Kang & Gray (2011), Putri
(2012). Studi yang menunjukkan pengaruh tingkat leverage terhadap pengungkapan modal
intelektual masih tak berujung. Hal ini disebabkan adanya dua teori yang bertentangan mengenai
leverage dan pengungkapan. Teori keagenan menyarankan perusahaan dengan leverage tinggi
untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dengan tujuan untuk mengurangi cost of capital.
Sementara signalling theory menyarankan perusahaan dengan leverage rendah untuk melakukan
pengungkapan lebih luas agar dinilai kredibel oleh kreditur.
14
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Argumen yang dapat menjelaskan pengaruh negatif dari leverage terhadap pengungkapan
dalam penelitian ini adalah pada perusahaan dengan leverage yang tinggi, biaya keagenan atas
kredit dikendalikan dengan debt covenants atau mengakses informasi langsung ke manajamen
yang diatur dalam perjanjian kredit ketimbang dengan meningkatkan pengungkapan (Jensen,
1986 dalam Eng dan Mak, 2003).
Profitabilitas dengan proxy Return on Asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat pengungkapan modal intelektual. Hal ini sejalan dengan penelitian Oliveira (2006),
Gerpott et al. (2008), Putri (2012). Hasil penelitian yang tidak membuktikan hipotesis yang telah
dibangun kemungkinan besar disebabkan adanya penolakan dalam perusahaan terkait
pengungkapan modal intelektual dalam rangka melindungi modal intelektualnya dan keunggulan
kompetitifnya.
Keterbatasan, Saran untuk Penelitan Selanjutnya dan Implikasi
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan rentang waktu yang lebih panjang
sehingga bisa memberikan gambaran pengungkapan atas modal intelektual. Penelitian ini
menggunakan checklist hasil modifikasi dari penelitian Oliveira (2006) yang merupakan
kerangka modal intelektual yang dikembangkan oleh Sveiby (1997). Rata-rata penelitian tentang
pengungkapan modal intelektual terdahulu, melakukan modifikasi kerangka modal intelektual
yang dikembangkan oleh Sveiby (1997). Oleh karena itu sebagai alternatif checklist, penelitian
selanjutnya dapat menggunakan jenis checklist misalnya Value Chain Scoreboard yang
dikembangkan oleh Lev (2001). Value Chain Scoreboard yang dikembangkan oleh Lev (2001)
dapat menjadi alternatif karena checklist ini menghubungkan aset takberwujud dan modal
intelektual dengan proses penciptaan nilai yang menggambarkan proses transformasi investasi
pada aset takberwujud
menjadi
hasil nyata. Penggunaan checklist yang digunakan untuk
mengukur tingkat pengungkapan modal intelektual juga diharapkan merujuk pada suatu industri
spesifik sehingga informasi yang diungkapkan bisa lebih tepat.
Penelitian ini menggunakan struktur kepemilikan keluarga sebagai salah satu variabel
independennya. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan struktur kepemilikan
yang lain seperti kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajerial dan
kepemilikan asing dalam mengetahui pengaruhnya terhadap pengungkapan modal intelektual.
15
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Selain menggunakan struktur kepemilikan, komponen tata kelola perusahaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Untuk penelitian selanjutnya disarankan
untuk menggunakan komponen tata kelola perusahaan yang lain seperti efektivitas komite audit,
efektivitas dewan komisaris, dan komponen tata kelola perusahaan lainnya.
Bagi investor dan kreditur, penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami praktik
pengungkapan modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan pada industri media,
telekomunikasi dan farmasi. Selain itu investor serta kreditur dapat lebih memahami latar
belakang dari pengungkapan modal intelektual oleh perusahaan yang kemudian dapat menjadi
salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang efisien.
Bagi regulator dan pembuat kebijakan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menetapkan kebijakan khususnya terkait pengungkapan modal intelektual
pada industri media, telekomunikasi dan farmasi mengingat pengungkapan modal intelektual
pada industri tersebut masih cukup rendah.
Daftar Referensi
Alsaeed, K. (2005). The Association between Firm-Specific Characteristics and Disclosure: The
Case of Saudi Arabia. Journal of the American Academy of Business, Vol. 7 No. 1, 310321.
Anderson. R.C. & D.M. Reeb. (2003). Founding Family Ownership and Firm Performance:
Evidence From the S&P 500. The Journal of Finance, Vol LVIII, No.3, 1301-1328.
Arifin, Z. (2003). Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan Dengan Struktur
Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti Dari Perusahaan Publik di
Indonesia. Disertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Arvidsson, S. (2003). Demand and Supply of Information on Intangibles - The Case of
Knowledge Intensive Companies. Institute of Economic Research, University of Lund,
Lund.
Arvidsson, S. (2011). Disclosure of Non-finacial Information in The Annual Report. Journal of
Intellectual Capital Vol. 12 No. 2, 277-300.
Bontis, N. (2003). Intellectual Capital Disclosure in Canadian Corporations. Journal of Human
Resource Costing & Accounting Vol. 7 No.1, 9-20.
Bozzolan, S., Favotto, F. dalam Ricceri, F. (2003). Italian Annual Intellectual Capital Disclosure.
Journal of Intellectual Capital Vol. 4 No. 4, 543-558.
16
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Bruggen, A., Vergauwen, P., dan Dao, M. (2009). Determinants of Intellectual Capital
Disclosure: Evidence from Australia. Management Decision Vol. 47 No. 2, 233-245.
Bukh, P.N., Nielsen, C., Gormsen, P. and Mouritsen, J. (2005). Disclosure of information on
intellectual capital in Danish IPO prospectuses. Accounting, Auditing & Accountability
Journal, Vol. 18 No. 6, 713-732.
Chander, S. & Mehra, V. (2011). A Study on Intangible Assets Disclosure: An Evidence from
Indian Companies. Intangible Capital 7 (1), 1-30.
Chau, G. dan Gray, S. J. (2010). Family Ownership, Board Indepence and Voluntary Disclosure:
Evidence from Hong Kong. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation
19, 93-109.
Eng, L. L., & Mak, Y. T. (2003). Corporate Governance and Voluntary Disclosure. Journal of
Accounting & Public Policy 22, 325- 345.
Ferreira, A. L., Brasco, M. C. & Moreira, J. A. (2012). Factors Influencing Intellectual Capital
Disclosures by Portuguese Companies. International Journal of Accounting & Financial
Reporting Vol.2 No. 2, 278-298.
Fitri, D. O. (2012). Analisis Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Tingkat Pengungkapan
Sukarela dengan Efektivitas Dewan komisaris sebagai Variabel Moderasi. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Garcia-Meca, E. dan Martinez, I. (2005). Assesing the Quality of Disclosure on Intangibles in
The Spanish Capital Market. European Business Review Vol. 17 No 4, 305-313.
Gerpott, T. J., Thomas, Sandra E. & Hoffmann, A. P. (2008). Intangible Asset Disclosure in
Telecommunication Industry. Journal of Intellectual Capital 9, 37 – 6.
Guthrie, J., Ricceri, F., dan Dumay, J. (2012). Reflections and Projections: A Decade of
Intellectual Capital Accounting Research. The British Accounting Review 44, 68-82.
Healy, P. M. dan Palepu, K. G. ( 2001). Information Assymetry, Corporate Disclosure & The
Capital Markets: A Review of The Empirical Disclosure Literature. Journal of Accounting
and Economics, 405-440.
Hermawan, A. A. (2009). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan Komite Audit,
Kepemilikan oleh Keluarga dan Peran Monitoring Bank terhadap Kandungan Informasi
Laba. Disertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Istianingsih. (2011). Faktor-faktor Penentu Pengungkapan Informasi dan Kinerja Modal
Intelektual serta Dampaknya terhadap Kemampuan Imbal Hasil Saham dalam Memprediksi
Laba Masa Depan Perusahaan. Disertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
17
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Jensen, M. and Meckling, W.H. (1976). The Theory of Firm: Managerial Behavior, Agency costs
and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3 No. 4, 305-60.
Jensen, M. (1986). Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers.
American Economic Review Vol. 76 No. 2, 323-329.
Juwita, P. P. (2013). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit dan
Kinerja Modal Intelektual terhadap Probabilita Kelayakan Kredit. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Lang, M. and Lundholm, R. (1993). Cross-Sectional Determinants of Analyst Ratings of
Corporate Disclosures. Journal of Accounting Research, Vol. 31 No. 2,
Lev, B. (2001). Intangibles: Management, Measurement and Reporting. Washington DC:
Brooking Institution Press.
Lev, B. and Daum, J.H. (2004). The Dominance of Intangible Assets: Consequences for
Enterprise Management and Corporate Reporting. Measuring Business Excellence, Vol. 8
No. 1, 6-17.
Kang, H. H. & Gray, S. J. (2011). Reporting Intangible Assets Voluntary Disclosures Practices of
Top Emerging Market Companies. The International Journal of Accounting 46 402-423
Maharani, D. (2012). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Perusahaan terhadap
Pemilihan Auditor Eksternal. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Meek, G. K., Roberts, C. B., & Gray, S. J. (1995). Factors Influencing Voluntary Annual Report
Disclosures by US, UK and Continental European Multinational Corporations. Journal of
International Business Studies (Third Quarter), 555–572
Oliveira, L., Rodrigues, L.L. & Craig, R. (2006). Firm-specific Determinants of Intangibles
Reporting: Evidence from The Portugues Stock Market. Journal of Human Resources
Costing & Accounting Vol. 10 No. 1, 11-33.
Petty, R. dan Guthrie, J. (2000). Intellectual Capital Literature Review: Measurement, Reporting
and Management. Journal of Intellectual Capital Vol.1 No. 2, 155-176.
Putri, S. U., (2011). Analysing Factors Influencing Intangible Asset Disclosure (Study in SouthEast Asia and Australia Telecommunication Industry). Skripsi Universitas Diponegoro.
Qiu, D. X. (2009). Relationships between Firm’s Intangible Assets and Their Financial
Performance. Capella University
Siregar, S. V. N P. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktek
Corporate Governance terhadap Praktek Pengelolaan Laba (Earnings Management) dan
Kekeliruan Pasar. Disertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
18
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Sonnier, B. M. (2008). Intellectual Capital Disclosure: High-tech versus Traditional Sector
Companies. Journal of Intellectual Capital. Vol. 9 No. 4, 705-722
Sujan, A. dan Abeysekera, I. (2007). Intellectual Capital Reporting Practices of The Top
Australian Firms. Australian Accounting Review Vol. 17 No.2, 71-83.
Vergauwen, P. G. M. C. dan Alem, F. J. C. (2005). Annual Report IC Disclosures in The
Netherlands, France & Germany. Journal of Intellectual Capital Vol. 6 No. 1, 89-104.
19
Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013
Download