Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Kualitas Audit, dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Modal Intelektual pada Industri Media, Telekomunikasi, dan Farmasi Mega Ayustarry dan Aria Farahmita Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga, kualitas audit dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual pada laporan tahunan. Karakteristik perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas. Penelitian ini mengambil sampel pada industri media, telekomunikasi dan farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 20102012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga dan ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal intelektual. Di sisi lain, leverage memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengungkapan modal intelektual. Sementara, kualitas audit dan profitabilitas terbukti tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal intelektual. The Effect of Family Ownership, Audit Quality, and Firm Characteristics on Intellectual Capital Disclosure in Media, Telecommunication, and Pharmaceutical Industry Abstract This study aims to examine the effect of family ownership, audit quality and firm characteristics on intellectual capital disclosure in the annual report. Firm characteristics used in this study are firm size, leverage and profitability. This study was using samples of companies conducting business in media, telecommunication and pharmaceutical industry listed on Indonesia Stock Exchange in 2010-2012. The result of this study shows that there are significant positive effects of family ownership and firm size on intellectual capital disclosure. On the other hand, leverage was found to have a significant negative effect on intellectual capital disclosure. There are also no significant effect of audit quality and firm’s profitability on intellectual capital disclosure. Key words: Family ownership; audit quality; firm size; leverage; profitability; intellectual capital disclosure 1 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Pendahuluan Sejak periode 1980-an, perekonomian dunia telah beralih dari era berbasis industri menjadi era berbasis pengetahuan. Dalam era perekonomian berbasis pengetahuan, kekayaan perusahaan dihasilkan dari pengembangan dan pengelolaan pengetahuan (Ricceri dan Guthrie, 2009 dalam Guthrie et al., 2012). Seiring dengan perkembangan era ekonomi berbasis pengetahuan, keberadaan modal intelektual pun menjadi semakin penting. Modal intelektual dianggap mampu menjelaskan adanya perbedaan antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan (Sujan dan Abeysekera, 2007) yang tidak dapat dijelaskan sistem pelaporan keuangan tradisional (Petty dan Guthrie, 2000) Modal intelektual memiliki peran penting dalam menjaga keunggulan kompetitif perusahaan dan menciptakan nilai perusahaan (Bruggen et al., 2009). Peran modal intelektual dalam suksesnya kinerja perusahaan membuat banyak perusahaan meningkatkan investasinya atas modal intelektual. Hasil survey yang dilakukan oleh Waterhouse (1999) dalam Bontis (2003) atas CEO perusahaan-perusahaan di Kanada yang mendapatkan hasil bahwa modal intelektual secara strategis memiliki peran penting dalam penciptaan kekayaan perusahan. Meningkatnya investasi atas modal intelektual dalam kegiatan operasional perusahaan seharusnya dicerminkan dengan informasi yang memadai pada laporan keuangan. Situasi yang ada ternyata tidak sesuai dengan yang seharusnya, Francis dan Schipper (1999) dalam Bruggen (2009) menyatakan bahwa penelitian-penelitian terkait menunjukkan bahwa relevansi atas informasi tersebut semakin menurun. Secara umum modal intelektual dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu structural capital, relational capital dan human capital (Bontis, 1998 dalam Vergauwen dan Alem, 2005). Ketiga kategori tersebut memiliki peran penting dalam menggerakkan roda ekonomi perusahaan namun tidak tercermin dalam laporan keuangan. Structural capital merujuk pada struktur dan prosedur di dalam perusahaan yang kemudian dapat mendukung kegiatan operasi perusahaan dan meningkatkan efisiensi, namun kategori ini tidak dapat diukur secara andal biayanya sehingga tidak dapat diakui dalam laporan keuangan. Relational capital merupakan pengetahuan atas saluran distribusi dan pemasaran serta hubungan pelanggan. Tidak diragukan lagi relational capital dapat meningkatkan nilai perusahaan. Meskipun begitu, relational capital tidak dapat memenuhi syarat definisi pengendalian, maka dari itu relational capital pun tidak dapat diakui 2 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 dalam laporan keuangan. Hal yang sama pun terjadi pada human capital dimana keberadaan atas karyawan dan pengetahuan yang dimilikinya akan menambah nilai perusahaan. Bagaimanapun karyawan tidak secara langsung dimiliki oleh perusahaan, mereka dapat mengundurkan diri sewaktu-sewaktu maka dari itu syarat pengendalian pun tidak terpenuhi yang menyebabkan perusahaan tidak dapat mengakui human capital sebagai aset perusahaan. Untuk menjembatani permasalahan di atas, strategi yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan pengungkapan sukarela atas informasi tentang modal intelektual misalnya dalam laporan tahunan dan situs resmi perusahaan. Menurut Healy & Palepu (2001), pengungkapan dapat mengurangi dampak dari information problem dan agency problem. Information problem muncul ketika tedapat perbedaan informasi yang dimiliki oleh pengusaha dan investor serta benturan insentif di antara mereka. Sementara agency problem muncul akibat investor tidak terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan dan mendelegasikannya kepada pengusaha. Selain itu pengungkapan sukarela terbukti dapat menanggulangi ketidakmampuan laporan keuangan dalam mengungkapkan informasi tentang modal intelektual secara memadai dan meningkatkan kemampuan investor dalam melakukan penilaian atas perusahaan (Basu & Waymire, 2008 dalam Gerpott et al., 2008, Arvidsson, 2011) Berdasarkan riset terdahulu tingkat pengungkapan atas modal intelektual tentu bervariasi antar perusahaan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti struktur kepemilikam (Fitri, 2012; Arifin, 2003; Oliveira, 2006), kualitas audit (Oliveira, 2006), ukuran perusahaan (Oliveira, 2006; Gerpott et al., 2008; Striukova et al., 2008; Putri, 2011), leverage (Gerpott et al., 2008), dan profitabilitas (Garcia Meca et al., 2005). Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya kepemilikan atas suatu perusahaan dikuasai oleh keluarga atau kelompok tertentu. Teori keagenan menyatakan bahwa biaya keagenan akan semakin tinggi jika terjadi benturan kepentingan antara dua pihak atau lebih (Fama dan Jensen, 1983). Pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga masalah keagenan yang dihadapi akan berbeda dengan perusahaan non-keluarga. Pada perusahaan keluarga, masalah keagenan yaitu adanya ketidakselarasan antara tujuan pemegang saham dengan manajemen, dapat teratasi karena umumnya posisi manajemen diduduki oleh anggota keluarga. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi pengungkapan atas modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu indikator untuk mengukur kualitas audit adalah melalui ukuran kantor akuntan publik (Palmrose, 1988 dan DeAngelo, 1981). Untuk menjaga reputasinya, auditor besar (Big 4) 3 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 umumnya memiliki persyaratan dan kualifikasi yang lebih tinggi demi menjaga reputasinya. Chau dan Gray (2010) menyebutkan bahwa auditor berkualitas cenderung menuntut klien untuk mengungkapkan lebih banyak informasi. Sehingga untuk memenuhi persyaratan auditor Big 4, perusahaan yang menggunakan jasa auditor Big 4 akan cenderung melakukan pengungkapan atas modal intelektual yang lebih luas. Perusahaan yang lebih besar tentu mendapatkan perhatian publik dan dianggap sudah mencapai economics of scale sehingga lebih efisien dalam melakukan penggalian informasi. Selain itu perusahaan yang lebih besar memiliki sumber daya manusia dan sumber informasi yang lebih banyak sehingga dapat melakukan pengungkapan lebih luas. Perusahaan tersebut dianggap telah mengaplikasikan sistem informasi yang lebih canggih dan memperkerjakan tenaga ahli yang lebih terampil yang mempermudah proses mendapatkan informasi dengan biaya yang lebih rendah (Buzby, 1975; Firth, 1979; Lang & Lundholm, 1993, Inchausti, 1997; Alsaeed, 2005; Bukh et al., 2005 dalam Gerpott et al., 2008; Oliviera, 2006). Faktor-faktor tersebut membuat perusahaan akan termotivasi untuk melakukan pengungkapan sukarela atas modal intelektual yang lebih luas Leverage yang tinggi mengindikasikan perusahaan menanggung risiko keuangan yang tinggi. Risiko keuangan yang lebih tinggi tentu akan berdampak pada cost of capital yang lebih tinggi pula. Penelitian-penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengungkapan dapat mengurangi nilai cost of capital (Jensen & Meckling, 1976). Perusahaan-perusahaan berbasis teknologi tentu aktivitasnya didominasi oleh aktivitas seperti riset dan pengembangan, yang kemungkinan besar dibiayai dari hutang. Manajemen akan termotivasi untuk melakukan pengungkapan yang produksi atau akuisisi lebih luas tentang modal intelektual misalnya keberhasilan efisiensi hak paten untuk memberikan kepercayaan kepada kreditur. Dengan pengungkapan atas keberhasilan tersebut maka risiko keuangan akan menurun dan juga menurunkan tingkat cost of capital. Teori keagenan menyatakan bahwa pengungkapan berfungsi untuk mengendalikan kinerja manajemen, dimana manajemen akan melakukan pengungkapan yang lebih luas untuk mengamankan posisi dan kompensasi yang akan didapatkan. Di sisi lain signalling theory mengungkapkan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan memberikan sinyal kepada pasar dengan melakukan pengungkapan yang luas untuk menghindari undervaluation (Oliveira, 2006; Garcia Meca dan Martinez, 2005). Dengan demikian perusahaan yang memiliki 4 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 profitabilitas tinggi akan cenderung melakukan pengungkapan atas modal intelektual yang lebih luas terutama karena pada industri berbasis teknologi keberadaan atas modal intelektual berperan penting dalam proses bisnisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengungkapan atas modal intelektual pada industri media, telekomunikasi dan farmasi. Kemudian penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan keluarga, kualitas audit dan karakteristik perusahaan seperti ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap pengungkapan modal intelektual. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya (Oliveira, 2006; Arvidsson, 2003) yang mengikutsertakan perusahaan dari berbagai industri sebagai sampel, penelitian ini hanya menggunakan industri berbasis teknologi dan pengetahuan. Penelitian Sonnier (2008) menunjukkan bahwa perusahaan berbasis teknologi lebih gencar dalam melakukan pengungkapan atas aset takberwujud, hal ini dilatarbelakangi keterlibatan perusahaan yang lebih banyak dalam investasi terkait modal intelektual dan aset takberwujud. Oleh karena itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini fokus pada industri media, telekomunikasi dan farmasi. Tinjauan Teoritis Brooking (1997) mendefinisikan modal intelektual sebagai market assets, human-centered assets, intellectual property assets dan infrastructure assets yang ketika dikombinasikan dengan sumber produktif lain akan menciptakan nilai perusahaan. Modal intelektual menurut Edvinsson (1997) merupakan bagian dari aset perusahaan yang tidak terungkap dalam laporan keuangan konvensional. Menurut Edvinsson dan Malone (1997) modal intelektual terdiri dari manusia, sistem dan kompetensi pasar. Karyawan dan manajer dalam perusahaan merupakan modal manusia, komponen sistem meliputi pengetahuan dalam perusahaan yang tidak tergantung dari manusia termasuk hak paten, kontrak, database, dan informasi serta teknologi produksi. Komponen pasar meliputi hubungan antara perusahaan dengan pihak eksternal misalnya pemasok dan pelanggan. Mouritsen et al. (2004) berargumen bahwa modal intelektual tidak dapat berdiri sendiri namun berkaitan erat dengan aset lain dalam mendukung proses produksi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan keselarasan antara visi, strategi dan modal intelektual supaya dapat menciptakan nilai bagi perusahaan (Sullivan, 2000). 5 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Istianingsih (2011) mendefinisikan modal intelektual sebagai sumber daya tidak berwujud berupa pengetahuan, pengalaman, kemampuan mengelola hubungan, pengorganisasian teknologi dan informasi, keterampilan dan profesionalitas yang dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh manajemen untuk menciptakan nilai guna meraih keunggulan dalam bersaing secara berkelanjutan bagi perusahaan. Chau & Gray (2002) menyebutkan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan pengungkapan informasi kepada publik. Hal ini disebabkan pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga, pemegang saham pengendali merangkap sebagai manajemen atau manajemen umumnya diisi oleh anggota keluarga, sehingga pemegang saham pun memiliki kemudahan dalam mengakses informasi terkait aset takberwujud yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan argumen yang telah disebutkan maka dapat ditarik hipotesis bahwa: H1 : Kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan aset takberwujud Auditor memiliki peran yang cukup besar dalam proses tata kelola perusahaan. Auditor besar akan memiliki kecenderungan untuk memiliki persyaratan dan kualifikasi yang lebih ketat untuk menjaga reputasinya. Selain itu penggunaan jasa auditor berkualitas juga akanmeningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan (Oliveira, 2006) Oleh karena itu perusahaan yang menggunakan jasa audit kantor akuntan publik Big 4 akan cenderung melakukan pengungkapan aset takberwujud yang lebih luas. H2 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan aset takberwujud Perusahaan yang lebih besar akan mendapat perhatian yang lebih besar dari publik, sehingga perusahaan yang lebih besar memiliki motivasi untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas. Dari segi biaya, perusahaan yang lebih besar memiliki ketersediaan sumber daya seperti teknologi dan tenaga ahli yang membuat proses mendapatkan informasi menjadi lebih mudah dan dengan biaya yang relatif lebih rendah (Buzby, 1975; Firth, 1979; Lang & Lundholm, 1993; Inchausti, 1997; Alsaeed, 2005; Bukh et al., 2005; Oliviera et al., 2006). Maka dari itu dapat ditarik hipotesis sebagai berikut H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif pengungkapan aset takberwujud 6 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 terhadap tingkat Tingkat leverage menunjukkan risiko keuangan yang ditanggung oleh perusahaan. Jensen & Meckling (1976) berpendapat bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi terinsentif untuk mengungkapkan informasi lebih banyak dengan tujuan mengurangi biaya agensi yang timbul antara perusahaan dengan kreditur. Penggunaan dana yang didapat dari kredit pada perusahaan berbasis teknologi sebagian besar akan digunakan untuk pos riset dan pengembangan, oleh karena untuk meyakinkan kreditur maka perusahaan dengan leverage yang tinggi akan termotivasi untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas. Kemudian dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H4 : Leverage berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan aset takberwujud Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan cenderung melakukan pengungkapan yang lebih luas untuk menghindari adanya potensi adverse selection (Oliveira, 2006). Signalling theory juga menyarankan perusahaan dengan profitabilitas tinggi untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas untuk mencegah undervaluation saham (Wallace & Nasser, 1995). Sementara itu teori politik juga mendukung pernyataan bahwa perusahaan dengan profitabilitas lebih tinggi harus melakukan pengungkapan yang lebih luas dengan tujuan untuk membuktikan darimana keuntungan mereka dapatkan (Putri, 2012). Oleh karena teori-teori yang telah disebutkan di atas maka dapat ditarik hipotesis: H5 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan aset takberwujud Metode Penelitian Untuk menguji hipotesis yang telah diuraikan di bab sebelumnya maka digunakan model penelitian yang merupakan modifikasi model penelitian Oliveira (2006), dan Putri (2011). Variabel kualitas auditor, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas mengacu pada model penelitian yang dikembangkan oleh Oliveira (2006) dan Putri (2012). Variabel struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian Oliveira (2006) adalah konsentrasi kepemilikan sementara variabel struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan keluarga. 7 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai skor checklist pengungkapan modal intelektual yang dimodifikasi dari penelitian Oliveira (2006) dan Putri (2011). Checklist pengungkapan terdiri dari 3 komponen yaitu structural capital, relational capital dan human capital. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan menghapus komponen Portfolio Order dan Financial Entities yang termasuk dalam kategori Relational Capital. Penghapusan komponen tersebut didasarkan pada pertimbangan kurangnya relevansi komponen Portfolio Order dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sementara penghapusan komponen Financial Entities didasarkan pada item tersebut wajib diungkapkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan. Untuk setiap kategori yang diungkapkan akan diberikan skor 1 jika disajikan dalam bentuk kualitatif, skor 2 jika disajikan dalam bentuk kuantitatif. Sementara jika tidak diungkapkan akan diberi skor 0. Skor tersebut kemudian akan dibagi dengan nilai maksimum yang relevan. Penjelasan lebih lanjut dari sub kategori dapat dilihat pada lampiran 2. Sementara untuk kategori management philosophy, corporate cultures dan management process dipertimbangkan hanya dapat disajikan dengan bentuk kualitatif sehingga skor maksimum yang dapat diberikan adalah 1 (Oliveira, 2006). Salah satu variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsi kepemilikan keluarga dalam perusahaan. Proporsi kepemilikan keluarga merupakan persentase saham yang dimiliki oleh anggota keluarga dalam suatu perusahaan. Pendekatan definisi keluarga yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi keluarga yang digunakan dalam penelitian La Porta et al. (1999), Claessens et al. (2000), Arifin (2003) dan Fitri(2012). Definisi keluarga adalah keseluruhan individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat (kepemilikan di atas 5% wajib dicatat), kecuali perusahaan publik, negara, institusi keuangan dan publik. Penggunaan jasa auditor yang lebih besar dianggap lebih berkualitas (Kurnia, 2008 dalam Fitri, 2012) karena didukung dengan independensi dan kompetensi yang lebih baik. Oleh karena itu diekspektasikan penggunaan jasa auditor dari kantor akuntan publik besar juga akan meningkatkan pengungkapan atas modal intelektual. Variabel ini menggunakan dummy variable dimana bernilai 1 jika perusahaan menggunakan jasa auditor Big 4 dan bernilai 0 jika menggunakan jasa auditor Non-Big 4. 8 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Ukuran perusahaan dapat menggunakan berbagai proxy misalnya total aset (Singhvi & Desai, 1971; Buzby, 1975; Firth, 1979; Wallace & Nasser, 1995; Raffournier, 1995; Bozzolan et al., 2003; Oliveira, 2006; Putri, 2011), turnover (Wallace & Nasser, 1995; Raffournier, 1995; Hossain et al., 1995; Bozzolan et al., 2003), market capitalisation (Wallace & Nasser, 1995; Lang & Lundholm, 1993; Bozzolan et al., 2003; Garcia Meca et al., 2003) dan jumlah pegawai. Namun dalam penelitian ini proxy yang digunakan untuk ukuran perusahaan adalah logaritma natural dari total aset karena dianggap dapat lebih memberikan gambaran ukuran perusahaan lebih tepat. Rasio leverage menunjukkan seberapa besar proporsi aset yang dibiayai oleh hutang. Rasio leverage yang tinggi mengindikasikan adanya risiko keuangan yang tinggi pula. Risiko yang tinggi kemudian akan meningkatkan cost of capital. Salah satu cara untuk mengurangi cost of capital adalah dengan melakukan pengungkapan lebih yang luas. Oleh karena itu perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi diekspektasikan akan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Leverage merupakan rasio dari total utang dengan total aset. Proksi profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Return on Assets (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar total aset yang dimiliki perusahaan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan. ROA dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut ROA= Laba bersih selama tahun berjalan Total Aset tertimbang selama tahun berjalan Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi seberapa besar tingkat pengungkapana modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di industri media, telekomunikasi dan farmasi serta apakah kepemilikan keluarga, kualitas audit, ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak pada industri media, telekomunikasi dan farmasi. Alasan pemilihan dengan industri yang spesifik adalah kebutuhan untuk melakukan penelitian pada industri yang spesifik dikarenakan karakteristik industri yang intensif melakukan pengakuan atas modal intelektual. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode non probabilita dan purposive sampling, karena 9 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 penelitian ini memiliki beberapa kriteria dalam pemilihan sampel. Kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut: 1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 hingga 2012 2. Menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit dalam kurun waktu 2010-2012 3. Bergerak pada industri media, telekomunikasi, dan farmasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai objek penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data pengungkapan modal intelektual, persentase kepemilikan keluarga dan tipe auditor yang dapat diperoleh laporan keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Sementara data-data keuangan seperti total aset, total kewajiban dan laba bersih diperoleh dari Data Stream dan Thomson Reuters di Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berikut ini adalah rangkuman hasil regresi yang dilakukan pada penelitian ini. Tabel 1 Hasil Uji Regresi Variabel Hipotesis Koefisien Z Prob FOWN - -0,0214 -1,99 0,047 BIG4 + -0,0061 -1,51 0,132 SIZE + 0,1166 3,89 0,000 LEV + -0,0492 -4,63 0,000 ROA + -0,0002 -0,02 0,986 Prob > chi-square = 0.0000 R2 within = 0.4265 Sumber: Stata 11, olahan penulis Untuk mengetahui secara umum apakah model dapat digunakan dalam penelitian maka yang perlu dilakukan adalah melihat nilai Prob > chi square. Jika nilai Prob > chi square memiliki nilai kurang dari α sebesar 0,05 maka dapat dikatakan model penelitian signifikan dan dapat digunakan dalam penelitan. Sementara jika nilai Prob > chi square lebih dari α sebesar 0,05 model penelitian tidak dapat digunakan dalam penelitian. Dari hasil regresi yang dilakukan 10 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 dengan menggunakan metode panel Fixed Effect didapatkan hasil bahwa Prob > chi square memiliki nilai sebesar 0,0000 maka dapat disimpulkan bahwa model dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen. Uji koefisien determinasi dengan menggunakan metode panel fixed effect dilakukan dengan melihat nilai dari R2 within. Berdasarkan hasil regresi dapat diketahui bahwa variabel independen dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen sebesar 42,65%. Sementara 57,35% variasi dari variabel dependen dijelaskan oleh variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa variabel kepemilikan keluarga secara signifikan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual (Prob = 0,047). Koefisien -0,0214 menunjukkan bahwa setiap penurunan konsentrasi kepemilikan keluarga sebesar 2,14% akan meningkatkan tingkat pengungkapan modal intelektual sebesar 1%. Hasil ini tidak lagi mengejutkan karena penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan sukarela, khususnya dalam penelitian pengungkapan sukarela atas modal intelektual. Argumen yang dapat mendukung hasil penelitian ini adalah pada perusahaan yang pemegang saham utamanya adalah keluarga, biasanya posisi manajemen juga diduduki oleh anggota keluarga. Oleh karena itu pemegang saham memiliki kemudahan dalam mengakses informasi secara langsung ke pihak manajemen tanpa harus melalui media seperti laporan tahunan untuk mendapatkan informasi terkait modal intelektual. Kondisi ini membuat manajemen pada perusahaan keluarga melakukan pengungkapan yang lebih sempit daripada perusahaan non-keluarga. Dalam pengujian ini didapatkan bahwa variabel kualitas audit memiliki Prob = 0,132 yang menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara kualitas audit dengan pengungkapan sukarela atas modal intelektual. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Firth, (1979); Wallace et al., (1994); Hossain et al., (1995); Depoers, (2000) dalam Oliveira (2006). Hasil penelitian ini dapat dijelaskan dengan argumen bahwa item-item pengungkapan yang diaudit oleh auditor merupakan item-item yang bersifat wajib dilaporkan di dalam laporan keuangan. Itemitem pengungkapan yang bersifat sukarela di dalam laporan tahunan berada di luar ruang lingkup 11 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 audit. Sehingga perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh auditor Big 4 tidak menjamin akan memiliki tingkat pengungkapan suka rela atas modal intelektual yang lebih tinggi ketimbang perusahaan yang laporan keuangannya diaudit oleh non Big 4 (Rachyani, 2012) Dari ringkasan hasil pengujian pada tabel dapat diketahui bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual (Prob = 0,000). Hasil regresi ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gerpott et al. (2008), Putri (2012), Oliveira (2006). Koefisien pada variabel ukuran perusahaan adalah sebesar 0,1166 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 11,66% maka akan meningkatkan pengungkapan modal intelektual sebesar 100%. Pengaruh positif yang signifikan ukuran perusahaan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual dapat dijelaskan sebagai berikut: Perusahaan yang lebih besar memiliki sumber daya yang lebih canggih dan terampil yang membuat perusahaan besar memiliki lebih banyak informasi untuk diungkapkan dalam laporan tahunan. Perusahaan yang lebih besar dianggap sudah mencapai titik economics of scale sehingga memiliki kemudahan dalam menggali informasi untuk diungkapkan dalam laporan penelitian. Perusahaan besar cenderung disorot oleh publik secara lebih luas yang menyebabkan tuntutan akan keterbukaan informasi modal intelektual atas perusahaan menjadi semakin besar. Perusahaan besar umumnya memiliki beragam bisnis yang tentunya membutuhkan modal yang cukup besar. Oleh karena kebutuhan atas pembiayaan perusahaan besar akan melakukan pengungkapan yang lebih besar guna meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan kepada perusahaan. Perusahaan besar lebih banyak berinteraksi dengan berbagai macam pemangku kepentingan yang membuat biaya keagenan menjadi lebih besar. Guna mengurangi biaya keagenan tersebut maka perusahaan besar akan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Jika dibandingkan dengan perusahaan besar, perusahaan kecil akan cenderung melakukan pengungkapan yang lebih sempit karena manajemen memiliki pandangan bahwa 12 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 pengungkapan informasi atas modal intelektual yang dilakukan perusahaan dapat membahayakan posisi perusahaan dalam persaingan. Variabel tingkat leverage memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Dengan koefisien sebesar -0,0492 menunjukkan bahwa setiap penurunan leverage sebesar 4,92% akan meningkatkan pengungkapan atas modal intelektual sebesar 100%. Hasil yang berkebalikan dengan hipotesis yang dibangun menunjukkan bahwa perusahaan dengan leverage tinggi cenderung tidak melakukan pengungkapan modal intelektual yang lebih luas. Hasil penelitian mengenai tingkat leverage dan pengungkapan modal intelektual ini sejalan dengan penelitian Eng dan Mak (2003) yang juga menemukan adanya pengaruh negatif dari tingkat leverage terhadap pengungkapan sukarela. Argumen yang dapat menjelaskan hasil penelitian ini yaitu pada perusahaan dengan leverage yang tinggi, biaya keagenan atas utang dapat dikendalikan dengan menggunakan debt covenant yang tercantum dalam perjanjian kredit (Jensen, 1986). Selain itu biasanya kreditur juga memilih untuk melakukan uji kelayakan kredit sebelum memberikan kredit salah satunya dengan mengakses informasi terkait modal intelektual, dimana kinerja modal intelektual terbukti dapat meningkatkan probabilita kelayakan kredit (Juwita, 2013) Variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gerpott et al. (2008) dan Putri (2011) yang juga menemukan pengaruh yang tidak signifikan antara profitabilitas dengan tingkat pengungkapan modal intelektual. Hal ini dapat dikaitkan dengan propietary cost hypothesis yang menyatakan bahwa keputusan dalam melakukan pengungkapan dilatarbelakangi pertimbangan bahwa pengungkapan tersebut dapat merusak posisi perusahaan dalam persaingan pasar (Verrecchia, 1983; Darrough & Stoughton, 1990; Wagenhofer, 1990; Feltham & Xie, 1992; Newman & Sansing, 1993; Gigler, 1994 dalam Healy & Palepu, 2001). Penelitian di atas mendapatkan kesimpulan bahwa perusahaan mendapatkan insentif dengan tidak mengungkapkan informasi yang dapat membahayakan posisi mereka dalam persaingan usaha meskipun akan berakibatkan pada tingginya biaya untuk mendapatkan mendapatkan pembiayaan. Namun insentif bagi perusahaan tersebut bersifat sensitif terhadap nature dari persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Hayes dan Lundholm (1996) dalam Healy dan Palepu (2001) propietary cost yang dihadapi perusahaan terjadi jika perusahaan berada dalam industri yang sama dan menjalankan kegiatan bisnis yang sejenis. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan13 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 perusahaan yang bergerak pada industri media, telekomunikasi dan farmasi dimana memiliki kegiatan bisnis yang khusus sehingga tidak heran jika profitabilitas perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual karena terkait dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan. Kesimpulan Kepemilikan keluarga secara signifikan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang telah dikembangkan bahwa kepemilikan keluarga akan berpengaruh negatif terhadap pengungkapan modal intelektual. Semakin besar kepemilikan keluarga di dalam suatu perusahaan menunjukkan semakin rendahnya tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan pemegang saham dapat mengakses langsung informasi atas modal intelektual kepada manajemen karena umumnya posisi manajemen diisi oleh anggota keluarga Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan jasa audit yang lebih berkualitas tidak berdampak pada pengungkapan modal intelektual yang lebih luas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Firth (1979), Wallace et al. (1994), Hossain et al. (1995) dan Depoers (2000). Ukuran perusahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Hal ini sejalan dengan penelitian Gerpott et al. (2008), Oliveira (2006) dan Putri (2012) yang menunjukan hasil yang sama. Ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan modal intelektual karena perusahaan yang lebih besar memiliki kemudahan dalam mendapatkan informasi yang akan diungkapkan serta biaya untuk mendapatkan informasi cenderung lebih rendah (Gerpott et al., 2008) Leverage berpengaruh secara signifikan negatif dengan tingkat pengungkapan modal intelektual. Hasil ini sejalan dengan penelitian Oliveira (2006); Kang & Gray (2011), Putri (2012). Studi yang menunjukkan pengaruh tingkat leverage terhadap pengungkapan modal intelektual masih tak berujung. Hal ini disebabkan adanya dua teori yang bertentangan mengenai leverage dan pengungkapan. Teori keagenan menyarankan perusahaan dengan leverage tinggi untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas dengan tujuan untuk mengurangi cost of capital. Sementara signalling theory menyarankan perusahaan dengan leverage rendah untuk melakukan pengungkapan lebih luas agar dinilai kredibel oleh kreditur. 14 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Argumen yang dapat menjelaskan pengaruh negatif dari leverage terhadap pengungkapan dalam penelitian ini adalah pada perusahaan dengan leverage yang tinggi, biaya keagenan atas kredit dikendalikan dengan debt covenants atau mengakses informasi langsung ke manajamen yang diatur dalam perjanjian kredit ketimbang dengan meningkatkan pengungkapan (Jensen, 1986 dalam Eng dan Mak, 2003). Profitabilitas dengan proxy Return on Asset tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan modal intelektual. Hal ini sejalan dengan penelitian Oliveira (2006), Gerpott et al. (2008), Putri (2012). Hasil penelitian yang tidak membuktikan hipotesis yang telah dibangun kemungkinan besar disebabkan adanya penolakan dalam perusahaan terkait pengungkapan modal intelektual dalam rangka melindungi modal intelektualnya dan keunggulan kompetitifnya. Keterbatasan, Saran untuk Penelitan Selanjutnya dan Implikasi Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan rentang waktu yang lebih panjang sehingga bisa memberikan gambaran pengungkapan atas modal intelektual. Penelitian ini menggunakan checklist hasil modifikasi dari penelitian Oliveira (2006) yang merupakan kerangka modal intelektual yang dikembangkan oleh Sveiby (1997). Rata-rata penelitian tentang pengungkapan modal intelektual terdahulu, melakukan modifikasi kerangka modal intelektual yang dikembangkan oleh Sveiby (1997). Oleh karena itu sebagai alternatif checklist, penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis checklist misalnya Value Chain Scoreboard yang dikembangkan oleh Lev (2001). Value Chain Scoreboard yang dikembangkan oleh Lev (2001) dapat menjadi alternatif karena checklist ini menghubungkan aset takberwujud dan modal intelektual dengan proses penciptaan nilai yang menggambarkan proses transformasi investasi pada aset takberwujud menjadi hasil nyata. Penggunaan checklist yang digunakan untuk mengukur tingkat pengungkapan modal intelektual juga diharapkan merujuk pada suatu industri spesifik sehingga informasi yang diungkapkan bisa lebih tepat. Penelitian ini menggunakan struktur kepemilikan keluarga sebagai salah satu variabel independennya. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan struktur kepemilikan yang lain seperti kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, kepemilikan manajerial dan kepemilikan asing dalam mengetahui pengaruhnya terhadap pengungkapan modal intelektual. 15 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Selain menggunakan struktur kepemilikan, komponen tata kelola perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan komponen tata kelola perusahaan yang lain seperti efektivitas komite audit, efektivitas dewan komisaris, dan komponen tata kelola perusahaan lainnya. Bagi investor dan kreditur, penelitian ini diharapkan dapat membantu memahami praktik pengungkapan modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan pada industri media, telekomunikasi dan farmasi. Selain itu investor serta kreditur dapat lebih memahami latar belakang dari pengungkapan modal intelektual oleh perusahaan yang kemudian dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang efisien. Bagi regulator dan pembuat kebijakan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan khususnya terkait pengungkapan modal intelektual pada industri media, telekomunikasi dan farmasi mengingat pengungkapan modal intelektual pada industri tersebut masih cukup rendah. Daftar Referensi Alsaeed, K. (2005). The Association between Firm-Specific Characteristics and Disclosure: The Case of Saudi Arabia. Journal of the American Academy of Business, Vol. 7 No. 1, 310321. Anderson. R.C. & D.M. Reeb. (2003). Founding Family Ownership and Firm Performance: Evidence From the S&P 500. The Journal of Finance, Vol LVIII, No.3, 1301-1328. Arifin, Z. (2003). Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan Dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti Dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Arvidsson, S. (2003). Demand and Supply of Information on Intangibles - The Case of Knowledge Intensive Companies. Institute of Economic Research, University of Lund, Lund. Arvidsson, S. (2011). Disclosure of Non-finacial Information in The Annual Report. Journal of Intellectual Capital Vol. 12 No. 2, 277-300. Bontis, N. (2003). Intellectual Capital Disclosure in Canadian Corporations. Journal of Human Resource Costing & Accounting Vol. 7 No.1, 9-20. Bozzolan, S., Favotto, F. dalam Ricceri, F. (2003). Italian Annual Intellectual Capital Disclosure. Journal of Intellectual Capital Vol. 4 No. 4, 543-558. 16 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Bruggen, A., Vergauwen, P., dan Dao, M. (2009). Determinants of Intellectual Capital Disclosure: Evidence from Australia. Management Decision Vol. 47 No. 2, 233-245. Bukh, P.N., Nielsen, C., Gormsen, P. and Mouritsen, J. (2005). Disclosure of information on intellectual capital in Danish IPO prospectuses. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 18 No. 6, 713-732. Chander, S. & Mehra, V. (2011). A Study on Intangible Assets Disclosure: An Evidence from Indian Companies. Intangible Capital 7 (1), 1-30. Chau, G. dan Gray, S. J. (2010). Family Ownership, Board Indepence and Voluntary Disclosure: Evidence from Hong Kong. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation 19, 93-109. Eng, L. L., & Mak, Y. T. (2003). Corporate Governance and Voluntary Disclosure. Journal of Accounting & Public Policy 22, 325- 345. Ferreira, A. L., Brasco, M. C. & Moreira, J. A. (2012). Factors Influencing Intellectual Capital Disclosures by Portuguese Companies. International Journal of Accounting & Financial Reporting Vol.2 No. 2, 278-298. Fitri, D. O. (2012). Analisis Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Tingkat Pengungkapan Sukarela dengan Efektivitas Dewan komisaris sebagai Variabel Moderasi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Garcia-Meca, E. dan Martinez, I. (2005). Assesing the Quality of Disclosure on Intangibles in The Spanish Capital Market. European Business Review Vol. 17 No 4, 305-313. Gerpott, T. J., Thomas, Sandra E. & Hoffmann, A. P. (2008). Intangible Asset Disclosure in Telecommunication Industry. Journal of Intellectual Capital 9, 37 – 6. Guthrie, J., Ricceri, F., dan Dumay, J. (2012). Reflections and Projections: A Decade of Intellectual Capital Accounting Research. The British Accounting Review 44, 68-82. Healy, P. M. dan Palepu, K. G. ( 2001). Information Assymetry, Corporate Disclosure & The Capital Markets: A Review of The Empirical Disclosure Literature. Journal of Accounting and Economics, 405-440. Hermawan, A. A. (2009). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan Komite Audit, Kepemilikan oleh Keluarga dan Peran Monitoring Bank terhadap Kandungan Informasi Laba. Disertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Istianingsih. (2011). Faktor-faktor Penentu Pengungkapan Informasi dan Kinerja Modal Intelektual serta Dampaknya terhadap Kemampuan Imbal Hasil Saham dalam Memprediksi Laba Masa Depan Perusahaan. Disertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 17 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Jensen, M. and Meckling, W.H. (1976). The Theory of Firm: Managerial Behavior, Agency costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3 No. 4, 305-60. Jensen, M. (1986). Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers. American Economic Review Vol. 76 No. 2, 323-329. Juwita, P. P. (2013). Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit dan Kinerja Modal Intelektual terhadap Probabilita Kelayakan Kredit. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Lang, M. and Lundholm, R. (1993). Cross-Sectional Determinants of Analyst Ratings of Corporate Disclosures. Journal of Accounting Research, Vol. 31 No. 2, Lev, B. (2001). Intangibles: Management, Measurement and Reporting. Washington DC: Brooking Institution Press. Lev, B. and Daum, J.H. (2004). The Dominance of Intangible Assets: Consequences for Enterprise Management and Corporate Reporting. Measuring Business Excellence, Vol. 8 No. 1, 6-17. Kang, H. H. & Gray, S. J. (2011). Reporting Intangible Assets Voluntary Disclosures Practices of Top Emerging Market Companies. The International Journal of Accounting 46 402-423 Maharani, D. (2012). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Perusahaan terhadap Pemilihan Auditor Eksternal. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Meek, G. K., Roberts, C. B., & Gray, S. J. (1995). Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosures by US, UK and Continental European Multinational Corporations. Journal of International Business Studies (Third Quarter), 555–572 Oliveira, L., Rodrigues, L.L. & Craig, R. (2006). Firm-specific Determinants of Intangibles Reporting: Evidence from The Portugues Stock Market. Journal of Human Resources Costing & Accounting Vol. 10 No. 1, 11-33. Petty, R. dan Guthrie, J. (2000). Intellectual Capital Literature Review: Measurement, Reporting and Management. Journal of Intellectual Capital Vol.1 No. 2, 155-176. Putri, S. U., (2011). Analysing Factors Influencing Intangible Asset Disclosure (Study in SouthEast Asia and Australia Telecommunication Industry). Skripsi Universitas Diponegoro. Qiu, D. X. (2009). Relationships between Firm’s Intangible Assets and Their Financial Performance. Capella University Siregar, S. V. N P. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan dan Praktek Corporate Governance terhadap Praktek Pengelolaan Laba (Earnings Management) dan Kekeliruan Pasar. Disertasi Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 18 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013 Sonnier, B. M. (2008). Intellectual Capital Disclosure: High-tech versus Traditional Sector Companies. Journal of Intellectual Capital. Vol. 9 No. 4, 705-722 Sujan, A. dan Abeysekera, I. (2007). Intellectual Capital Reporting Practices of The Top Australian Firms. Australian Accounting Review Vol. 17 No.2, 71-83. Vergauwen, P. G. M. C. dan Alem, F. J. C. (2005). Annual Report IC Disclosures in The Netherlands, France & Germany. Journal of Intellectual Capital Vol. 6 No. 1, 89-104. 19 Pengaruh kepemilikan..., Mega Ayustarry, FE UI, 2013