Presiden : Anggaran 2009 dan 2010 Harus Berkesinambungan

advertisement
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Presiden : Anggaran 2009 dan 2010 Harus Berkesinambungan
Rabu, 15 April 2009
Jakarta - Krisis keuangan global dampaknya diprediksi masih akan terasa hingga
2010 sehingga perlu kesinambungan antara APBN 2009 dengan RAPBN 2010
agar perekonomian nasional tetap positif.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang kabinet paripurna yang berlangsung
di Kantor Presiden Jakarta, Selasa yang membahas rencana kerja pemerintah 2010 sebagai landasan penyusunan
RAPBN 2010.
"Mari kita berpikir RKP APBN 2009 dan RKP APBN 2010 dalam satu kesatuan, keutuhan karena dalam dua tahun ini
pada prinsipnya kebijakan kita adalah `economy recovery`. Jangan dilihat 2009 sendiri dan 2010 sendiri," kata Presiden
saat memberikan pengarahan pada para menteri yang hadir.
Kepala negara menambahkan beberapa hal yang harus diingat selain keduanya harus saling berkaitan, juga harus
memahami situasi yang tengah dihadapi. Yudhoyono menambahkan pilar APBN yang disusun harus berdasar pada
stimulus pertumbuhan ekonomi dan jaring pengaman sosial.
"Disebut-sebut kemarin defisit APBN 2010 mencapai 1-1,3 persen silahkan lanjutkan karena tanpa `growth stimulation`
tidak akan bergerak kembali. Namun juga harus diperhatikan keberlanjutan fiskal jangka sedang dan ketersediaan
sumber pendanaan untuk menutupi defisit, jangan sampai di luar kendali," tegasnya.
Sementara itu dalam keterangan pers usai sidang kabinet paripurna, Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati
kepada wartawan mengatakan postur RAPBN 2010 akan terdiri dari perkiraan penerimaan sebesar Rp871,9 triliun dan
total belanja sebesar Rp949,1 triliun.
"Maka defisit diperkirakan mencapai Rp 77,1 triluiun atau 1,3 persen dari GDP, ini sudah mengamodasi belanja untuk
stimulus ekonomi termasuk penurunan tarif pajak badan yang akan terjadi pada 2010," katanya.
Ia mengatakan pada 2010 mendatang pemerintah masih menjalankan sejumlah kebijakan untuk mendorong masyarakat
dan dunia usaha menghadapi kondisi keuangan global dengan berbagai kebijakan seperti PNPM, Jamkesmas dan BOS.
Untuk mendorong usaha kecil dan menengah, pemerintah tetap mengalokasikan kredit usaha rakyat (KUR).
"Pemerintah juga tetap berkomitmen untuk menjalankan kebijakan anggaran 20 persen dari APBN bagi pendidikan dan
melanjutkan program tunjangan bagi guru dan dosen sesuai dengan undang-undang pendidikan," tegasnya.
Ia menambahkan pada 2010 juga akan dijaga belanja modal dengan belanja yang sifat non produktif seperti belanja rutin.
"Kita akan dorong semaksimal mungkin belanja modal dengan tujuan stimulasi ekonomi. Stimulus ekonomi, meski 2010
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 November, 2017, 06:17
Sekretariat Negara Republik Indonesia
tidak dianggarkan terpisah namun program terus dievaluasi efektivitasnya," kata Sri Mulyani.
Sementara untuk kebijakan anggaran pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista), Sri Mulyani menjelaskan
Presiden Yudhoyono meminta agar perencanaan dan anggarannya diperbaiki sehingga TNI dan Polri secara bertahap
mencapai titik kemampuan untuk mempertahankan kedaulatan negara.
"Terkait dengan pembahasan belanja TNI dan Polri, alutsista, Presiden minta belanja tersebut dari alokasi juga dari sisi
perencanaan dan anggarannya untuk dipebaiki dan efesie. Selain jumlah belanja juga yang penting dari komitmen bisa
mencapai titik TNI dan Polri minimum essential force," katanya.
Pemerintah, masih menurutnya akan memformulasikan berbagai kebijakan fiskal dan dikombinasikan dengan kebijakan
non fiskal seperti perdagangan, industri dan moneter sehingga bisa sinkron dan mendorong ekonomi dalam negeri ke
arah yang positif.
Sidang kabinet peripurna tersebut dihadiri oleh seluruh menteri anggota kabinet Indonesia Bersatu, juga Panglima TNI
Jenderal Djoko Santoso, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dan Jaksa Agung Hendarman Supandji.
Sumber:
http://www.antara.co.id/arc/2009/4/14/presiden--anggaran-2009-dan-2010-harus-berkesinambungan/
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 1 November, 2017, 06:17
Download