Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS melalui Metode Membaca

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1
Hasil Belajar
Empat pilar pendidikan secara universal adalah learning to do, learning to
know, learning to be and learning to live together. Artinya peserta didik harus
diberdayakan agar mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya
(learning to do). dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik, sosial maupun budaya sehingga mampu membangun pemahaman
dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (learning to know. Diharapkan hasil
interaksi dengan lingkungan itu dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan
dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau
kelompok yang bervariasi (learning to live together) akan membentuk kepribadiannya
untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran
terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.
Siswa dalam proses pembelajaran diharapkan dapat memperoleh
pengalaman belajar. Dari pengalaman belajar tersebut diharapkan siswa memperoleh
hasil sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Kompetensi tersebut antara lain;
hasil belajar, keaktifan, motivasi, dan kreatifitas siswa.
Menurut Wardani Naniek Sulistya (2012:108) asesmen hasil belajar adalah:
penilaian terhadap hasil belajar peserta didik yang dilaksanakan oleh guru untuk
mengukur seberapa jauh indikator dan kompetensi dalam GBPP (Garis-garis besar
Program Pengajaran) dan silabus serta Rencana Program Pembelajaran (RPP).
Senada dengan Wardani Naniek Sulistya, Sudjana, (2004:22) berpendapat
bahwa hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu; (a) ketrampilan dan
kebiasaan; (b) pengetahuan dan pengertian; (c) sikap dan cita-cita yang masingmasing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah Hasil
belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan
oleh siswa, dan harus lebih tinggi hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Proses
belajar merupakan penunjang hasil belajar yang diperoleh siswa.
5
6
Menurut Bred dan Gredller dalam Winataputra, (2008) Hasil Belajar adalah
hasil dari proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam
Competencies, Skill and Attitudes. Kemampuan (Competencies), ketrampilan (Skill),
dan Sikap (Attitude) tersebut diperoleh secara bertahap mulai dari bayi sampai masa
tua sebagai rangkaian belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu
dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal, formal dan
nonformal. Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
tingkat pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa yang diperoleh dari proses belajar.
Hasil belajar diukur dengan pemberian skor atau nilai.
Hasil belajar bersifat kuantitatif, sehingga harus diukur dengan instrumen tes,
sedangkan instrumen non tes digunakan untuk pengukuran hasil belajar yang bersifat
kualitatif. Teknik tes ada bermacam-macam antara lain adalah:
Menurut Endang Poerwanti (2008:4-9) jenis-jenis tes adalah sebagai berikut:
1. Jenis tes berdasarkan cara mengerjakan
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik dalam hal soal
maupun jawabannya.
b. Tes Lisan
Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban (response) semuanya
dalam bentuk lisan. Karenanya, tes lisan relatif tidak memiliki ramburambu penyelenggaraan tes yang baku, karena itu, hasil dari tes lisan
biasanya tidak menjadi informasi pokok tetapi pelengkap dari instrumen
asesmen yang lain.
c. Tes Unjuk Kerja
Pada Tes ini peserta didik diminta untuk melakukan sesuatu sebagai
indikator pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor.
2. Jenis tes berdasarkan bentuk jawabannya
a. Tes Esei (Essay-type Test)
Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan
7
gagasan-gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
b. Tes Jawaban Pendek
Tes dapat digolongkan menjadi tes jawaban pendek jika peserta tes
diminta menuangkan jawabannya bukan dalam bentuk esei, tetapi
memberikan jawaban-jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian katakata pendek, kata-kata lepas maupun angka-angka.
c. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi diperlukan untuk
menjawab tes yang telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut
dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test).
2.1.2. Metode Pembelajaran SQ3R
Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson, seorang guru besar
psikologi dari Ohio State Unifersity sejak tahun 1941. SQ3R merupakan metode yang
sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional. Metode ini lebih tepat di
perlukan untuk keperluan studi. Karena itu metode ini di rancang menurut jenjang
yang memungkinkan siswa untuk belajar sistematis, dan efisien.
Menurut Purnomohadi (2011:1) metode
SQ3R adalah metode dengan
strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang
dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul / subjudul suatu bab dan dilanjutkan
dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan. Menurut Muhammad
Noer dalam (www.muhammadnoer.com/2009) Metode SQ3R adalah metode
membaca yang meliputi tahapan survey, question, read, recite, dan review.
Metode ini dikenal dengan nama SQ3R. Ada pula teknik yang mirip dengan
nama sedikit berbeda seperti PQRST (Preview – Question – Read – Summarize –
Test) atau dalam buku The Evelyn Wood Seven-Day Speed Reading and Learning
Program, Stanley D Frank menjelaskan teknik yang disebut Pembacaan Berlapis
(Layered Reading) dengan tahapan Overview – Preview – Reading – Postview –
Review).
Inti dari kesemua cara tersebut kurang lebih sama yakni:
8
1. Adanya proses persiapan sebelum pembacaan secara penuh dilakukan
2. Adanya proses pengulangan atau review untuk memastikan pemahaman akan
bahan bacaan.
Sedangkan menurut (Herdian, 2009: 1) Metode Pembelajaran SQ3R adalah
strategi membaca yang dapat mengembangkan metakognitif siswa, yaitu dengan
menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama cermat. Jadi
metode membaca SQ3R adalah cara yang digunakan untu membaca dengan
tahapan . Survey atau meninjau, Question atau bertanya, Read atau membaca,
Recite atau menuturkan, Review atau mengulang.
Langkah-langkah Metode SQ3R
Menurut Purnomohadi (2011:1) langkah-langkah metode SQ3R adalah
sebagai berikut:
1. Survey atau meninjau.
2. Question atau bertanya.
3. Read atau membaca.
4. Recite atau menuturkan.
5. Review atau mengulang
Menurut
Muhammad Noer dalam www.muhammadnoer.com/2009, langkah-
langkah metode SQ3R adalah sebagai berikut:
1. Survey
Yakni proses persiapan membaca dengan cara melihat secara sekilas isi
buku mulai dari judul utama, sub judul, cover buku bagian belakang yang
menjelaskan secara ringkas topik yang dibahas, kata pengantar dari penulis,
maupun daftar isi.
Proses selanjutnya dari tahapan survey adalah dengan membuka secara
cepat halaman demi halaman dan memperhatikan bagian judul bab, sub judul bab,
kata-kata khusus yang bercetak tebal atau miring, tabel, gambar sambil mencoba
mendapatkan ide besar dari buku tersebut.
Survey yang sukses akan menghasilkan gambaran umum tentang isi buku
sekaligus menciptakan minat yang kuat untuk memahaminya. Ini merupakan
9
modal penting untuk membantu proses membaca cepat isi buku secara
keseluruhan disamping memastikan tingkat pemahaman yang tinggi akan isi buku.
2. Question
Tahap ini dilakukan bersamaan dengan proses survey terutama ketika Anda
mempelajari daftar isi serta mulai membaca sekilas halaman demi halaman secara
cepat.
Membaca judul bab, sub judul bab, kata-kata khusus bercetak tebal atau
miring, tabel dan gambar maka pada saat yang sama
melakukan proses
bertanya kepada diri sendiri. Melakukan proses aktif dengan melakukan analisa,
sintesa maupun argumentasi terhadap pokok pikiran yang disampaikan penulis
buku. Bisa diciptakan berbagai pertanyaan sebagai berikut:
a)
Bab ini
harusnya menjelaskan terlebih dahulu tentang apa itu
“Pengembangan Pribadi”
b)
Pengembangan pribadi tidak hanya bersifat skill semata, melainkan pula
pengembangan spiritual. Akan tetapi lebih fokus pada pengembangan pribadi
yang bersifat skill.
c)
Saya percaya bahwa pengembangan pribadi akan membantu orang untuk
sukses. Namun saya juga meyakini ada faktor-faktor lain yang menyertainya,
termasuk Tangan Tuhan di dalamnya.
Perhatikan dari pertanyaan-pertanyaan di atas, seorang pembaca telah
melakukan proses dialog aktif bahkan sebelum pembacaan secara penuh
dilakukan. Dengan demikian, secara mental pembaca tersebut sudah siap untuk
terjun ke dalam isi bacaan termasuk untuk menguji pembahasan yang diajukan
penulis buku dengan apa-apa yang telah dipelajari dan dipahami sebelumnya oleh
pembaca tersebut.
Proses inilah yang nantinya akan membantu terjadinya membaca secara
aktif. Lewat cara ini, pembaca tidak sekedar “menurut” dengan apa yang
disampaikan penulis melainkan turut melakukan analisa, sintesa maupun
argumentasi terhadap isi buku.
10
3. Read
Setelah dua tahap di atas dilakukan, maka mulailah proses membaca
secara keseluruhan dilakukan. Dengan adanya persiapan sebelum membaca,
maka proses baca keseluruhan isi dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi. Hal
ini dibantu karena pembaca tersebut telah mengenali ide pokok yang disampaikan
penulis, memahami strukturnya, maupun terminologi yang banyak dipakai.
Proses pembacaan keseluruhan ini dapat dilakukan dengan break di tiap
akhir bab untuk kemudian melakukan review atau dengan cara menyelesaikan
dulu secara total.
4. Recite
Proses resitasi atau melakukan refleksi atas bahan bacaan dapat dilakukan
segera setelah mengakhiri satu bab. Langkah ini dilakukan untuk menguji
pemahaman atas apa yang telah dibaca. Proses ini dilakukan dengan
menceritakan ulang pokok pikiran yang dibahas dalam buku tersebut dengan gaya
bahasa sendiri. Jika hal tersebut dapat dilakukan menunjukkan bahwa pembaca
memahami isi buku tersebut. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka
pemahaman pembaca sebenarnya masih diragukan.
Proses resitasi ini sangat bermanfaat terutama ketika membaca buku-buku
teks perkuliahan yang wajib dikuasai. Proses ini tidak berusaha menghafal apaapa yang dibaca melainkan berusaha memahami dengan bahasa sendiri apa-apa
yang telah dibaca.
5. Review
Ketika kita menyerap informasi, maka apa-apa yang dibaca akan masuk ke
dalam memori jangka pendek. Proses review dilakukan setelah proses membaca
selesai agar apa-apa yang dibaca tidak hanya masuk dalam memori jangka
pendek melainkan masuk ke memori jangka panjang. Dengan demikian, kapanpun
perlu mengingat kembali materi bacaan tersebut, tinggal melakukan proses
pemanggilan dari memori jangka panjang.
Proses review awal dilakukan segera setelah mengakhiri bahan bacaan. Hal
ini dilakukan mirip dengan proses “Survey” ketika membolak-balik halaman secara
11
cepat sambil melakukan review singkat untuk memastikan apa-apa yang dibaca
telah terpahami.
Proses review ini cukup menghabiskan waktu 5 menit saja dan akan
bermanfaat sekali dalam jangka panjang terutama terkait pemahaman dan ingatan
akan bahan bacaan. Proses review ini tidak boleh diabaikan. Mungkin seseorang
masih dapat mengingat dengan baik isi bahan bacaan, akan tetapi dalam 24 jam
pemahaman tersebut akan turun cukup banyak dan terjadi penurunan drastis
setelah seminggu. Proses review yang sama perlu dilakukan segera setelah satu
topik. Dengan demikian akan menghemat waktu dalam menguasainya
dibandingkan dengan berusaha membaca kembali setelah 1 bulan atau menjelang
ujian.
Setelah proses review pertama dilakukan, proses review berikutnya dapat
dilakukan setelah seminggu dan sebulan. Dengan cara ini, apa-apa yang dibaca
akan masuk ke memori jangka panjang dan akan terus diingat dan dipahami
bertahun-tahun.
Sedangkan menurut Herdian, (2009: 1) langkah-langkah metode SQ3R
adalah:
1. Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci,
2. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana)
tentang bahan bacaan (materi bahan ajar),
3. Read dengan membaca teks dan cari jawabanya,
4. Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas
bersama), dan ,
5. Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh.
Langkah-langkah metode SQ3R yang akan dilaksanakan dalam penelitian
ini adalah:
1.
Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci
atau kata-kata penting berkaitan dengan materi,
2.
Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana)
tentang bahan bacaan (materi bahan ajar),
12
3.
Read dengan membaca teks dan cari jawaban dari pertanyaan yang telah
disusun,
4.
Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas
bersama), dan ,
5.
2.1.3
Review dengan cara meninjau ulang seluruh materi yang dibaca.
Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu pelajaran yang membekali
siswa untuk mengembangkan penalaran disamping mengembangkan nilai dan moral.
Dalam proses pembelajaran guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi
interaktif yang edukatif yaitu interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa,
dan siswa dengan lingkungan sebagai sumber belajar.
Menurut Balen 1993 dalam Udin S. Winataputra (2008,) pengembangan
ketrampilan yang harus dimiliki oleh siswa adalah ketrampilan berfikir, ketrampilan
sosial, dan ketrampilan praktis. Dengan ketrampilan berfikir siswa akan siap
menghadapi pendidikan yang lebih tinggi. Ketrampilan sosial akan memberi bekal
ketika kelak siswa terjun di masyarakat. Ketrampilan praktis akan memberikan bekal
jika terjun ke dunia kerja.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS
mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
13
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta
didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu
yang berkaitan.
Tujuan pembelajaran IPS SD seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tentang Standar Isi menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran IPS adalah:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial .
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari IPS pada jenjang sekolah dasar
sebagaimana dideskripsikan di atas, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran
yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Sehingga kemampuan dan
keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metoda, dan
strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Lasmawan, 2008; McComak,
2007), agar pembelajaran IPS di sekolah dasar benar-benar mampu mengkondisikan
upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa untuk menjadi
manusia dan warga negara yang baik. Karena pengkondisian iklim belajar merupakan
aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Ruang lingkup mata pelajaran
IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
14
Sedangkan ruang lingkup pembelajaran IPS dalam penelitian ini adalah
seperti terlihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran IPS Kelas 5 Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Menghargai berbagai 1.1. Mengenal makna peninggalan-peninggalan
sejarah
peninggalan
dan
yang berskala
nasional dari masa Hindu-Budha,
dan Islam di Indonesia.
tokoh sejarah yang
berskala
nasional 1.2. Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindupada masa HinduBudha, dan Islam di Indonesia.
Budha dan Islam, 1.3. Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan
keragaman
serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan
kenampakan alam
menggunakan peta/atlas/globe dan media lainnya
dan suku bangsa
1.4. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
serta
kegiatan
Indonesia.
ekonomi di Indonesia
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
2.2 Kajian Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan
Metode SQ3R telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu antara lain adalah,
penelitian yang berjudul “Penerapan Metode SQ3R untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SDN Mayang I Kecamatan Cisalak Kabupaten
Subang” oleh Isma Hasanah, (2010). Hasilnya terjadi peningkatan kemampuan
membaca siswa pada Siklus I meningkat ketuntasan belajar menjadi 65% sedangkan
siklus II meningkat menjadi 90%. Kelebihan metode membaca tersebut adalah anak
dapat fokus dalam membaca materi sehingga dapat meningkatkan pemahamannya.
Kelemahannya adalah kurang baik diterapkan untuk anak yang memiliki kemampuan
membaca rendah. Solusi dari kelemahan tersebut adalah perlu pemetaan kemampuan
membaca sebelum diterapkan metode membaca SQ3R.
Penelitian yang berjudul Penerapan Metode SQ3R Untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD Negeri Gajahmungkur 02
Semarang oleh Hasan Triyakti, (2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran membaca pemahaman, aktivitas
siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman, dan keterampilan membaca
15
pemahaman siswa yang ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa mengalami
peningkatan yang signifikan pada masing-masing pertemuan pada tiap siklusnya. Ini
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan sebesar 75% telah terpenuhi
sehingga penelitian ini dinyatakan berhasil. Kelebihan metode membaca tersebut adalah
anak dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca pemahaman. Kelemahannya
adalah kurang baik diterapkan untuk anak yang memiliki kemampuan membaca rendah.
Solusi dari kelemahan tersebut adalah perlu pemetaan kemampuan membaca sebelum
diterapkan metode membaca SQ3R.
Penelitian yang berjudul Penerapan pembelajaran membaca cepat melalui
metode SQ3R untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bidang studi bahasa
Indonesia di kelas IV SDN Jatitengah 02 Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar
Burhannudin Aulia Prista, (2012), hasilnya adalah sebagai berikut: (1) hasil prestasi
belajar siswa dalam bentuk pengetahuan kebahasaan meningkat dari 69,64% pada pra
tindakan meningkat menjadi 73,92% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 76,43%
pada siklus II, (2) hasil prestasi belajar dalam bentuk informasi verbal yaitu, jumlah
penguasaan kata dari batas minimal yang ditentukan yaitu 150 kpm(kata per menit)
hanya 6 siswa yang mampu memenuhinya pada tahap pra tindakan. Jumlah siswa yang
mampu memenuhi kriteria minimal 150 kpm (kata per menit) meningkat menjadi 8 siswa
pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 10 siswa pada siklus II, dengan demikian
kriteria 75% telah terpenuhi karena 10 siswa dari total 14 siswa telah memenuhi batas
minimal 150 kpm(kata per menit), (3) hasil prestasi belajar siswa dalam bentuk
kemahiran intelektual yaitu, pemahaman isi bacaan, pada tahap pra tindakan hanya
mencapai 56,92% hal ini meningkat menjadi 70,85% pada siklus I, sedangkan pada
siklus II meningkat lagi menjadi 76,57%. Kelebihan metode membaca tersebut adalah
jika diterapkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan pengetahuan
kebahasaan, dan pemahaman isi bacaan. Kelemahannya adalah kurang baik diterapkan
untuk anak yang memiliki kecepatan membaca rendah. Solusi dari kelemahan tersebut
adalah perlu pelatihan dalam kecepatan membaca sebelum diterapkan metode
membaca SQ3R.
Dari berbagai penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keunggulannya adalah
16
penerapan pada siswa mudah karena hanya mengandalkan membaca pemahaman.
Pemahaman siswa akan terbentuk ketika mereka membaca berulang-ulang. Sedangkan
kelemahannya adalah sulit diterapkan pada anak yang mempunyai kemampuan
membaca yang rendah.
2.3 Kerangka Berfikir
Proses belajar mengajar IPS di kelas V SD Negeri Gulangpongge 01 selama ini
masih konvensional, sehingga proses pembelajaran kurang efektif bagi siswa. Disamping
itu aspek penilaian yang dilakukan hanya aspek kognitif saja. Sedangkan aspek afektif
dan psikomotorik siswa tidak ada penilaian.
Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari perilaku koqnitif , afektif,
dan psikomotorik. Pemahaman berupa koqnitif siswa akan diperoleh dengan membaca
berulang-ulang untuk memahami materi pelajaran. Hal ini dikarenakan materi IPS adalah
materi yang memiliki cakupan yang cukup luas sehingga membutuhkan ketekunan siswa
dalam membaca.
Dari proses pembelajaran dengan membaca di atas diharapkan ada konsep
yang tertanam dari proses membaca. Dengan adanya pemahaman dari hasil membaca
diharapkan akan meningkatkan hasil belajar (tes) siswa terhadap materi Peninggalan
Kerajaan Hindhu Budha dan Islam. Langkah-langkah pembelajaran pada SQ3R adalah
sebagai berikut:
1. Mencermati teks bacaan tentang Kerajaan Hindhu di Indonesia.
2. Mencatat kata kunci teks tentang Kerajaan Hindhu di Indonesia.
3. Membuat pertanyaan tentang teks Kerajaan Hindhu di Indonesia .
4. Membaca teks tentang tokoh-tokoh Kerajaan Hindhu di Indonesia.
5. Mencari jawaban dari teks tentang Kerajaan Hindhu di Indonesia.
6. Mencatat materi penting dari teks tentang Kerajaan Hindhu di Indonesia.
7. Diskusi bersama tentang tokoh-tokoh kerajaan Hindhu di Indonesia.
8. Menjelaskan tentang kerajaan Hindhu di Indonesia.
9. Tes Formatif.
17
Kegiatan pembelajaran dapat berhasil karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu model pembelajaran. Pada kenyataannya pada kegiatan pembelajaran masih
banyak guru yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran yang
berlangsung di kelas adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru mendominasi
seluruh waktu pembelajaran dengan menyampaikan materi IPS melalui metode
ceramah. Akibatnya pembelajaran yang berlangsung siswa menerima materi pelajaran
dengan pasif. Pada waktu guru menjelaskan materi pelajaran pada kondisi ini guru tidak
menyelipkan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa sehingga siswa
cenderung pasif, mengantuk dan bermain sendiri. Pada kondisi ini jika siswa diberi
pertanyaan atau tes, hasil belajar yang diperoleh siswa masih dibawah KKM <80 karena
siswa tidak dapat mengerjakan tes secara optimal. Melihat kenyataan tersebut perlu
dilakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menggunakan metode
SQ3R. Metode pembelajaran ini diterapkan karena dapat meningkatkan hasil belajar
dengan membaca menggunakan teknik yang tepat dan efektif yang akan berimbas pada
hasil belajar IPS yang meningkat. Berhubungan dengan hal di atas maka guru perlu
melakukan pemantapan tindakan yaitu mengulang kembali dengan menggunakan
Metode SQ3R untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal di atas KKM ≥80.
18
Pembelajaran IPS: KD 1.1. Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah
berskala
nasional dari masa Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia.
yang
Pembelajaran Konvensional
Hasil belajar rendah
Metode SQ3R
1. Mencermati teks bacaan tentang Kerajaan Hindhu
2. Mencatat kata kunci,teks Kerajaan Hindhu
2. Kerajaan Hindhu, Budha dan Islam di Indonesia.
3. Membuat pertanyaan tentang teks kerajaan
Hindhu
4. Membaca teks tentang tokoh-tokoh Kerajaan Hindhu
di Indonesia.
5. Mencari jawaban dari teks kerajaan Hindhu
6. Mencatat materi penting dari teks kerajaan Hindhu
9.
7. Diskusi bersama tentang tokoh-tokoh kerajaan
Hindhu
8. Menjelaskan kerajaan Hindhu
9. Tes Formatif
Lembar observasi
5 kata kunci teks kerajaan Hindhu
1 pertanyaan tentang teks kerajaan
Hindhu
Lembar observasi
1 jawaban tentang teks kerajaan
Hindhu
Lembar observasi
Lembar observasi
Lembar observasi
Pengukuran tes
Hasil belajar ≥ 80
Gambar 2.1
Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Membaca SQ3R
19
2.4 Hipotesis Tindakan
Diduga peningkatan hasil belajar IPS materi Peninggalan Kerajaan Hindu, Budha
dan Islam dapat diupayakan melalui metode membaca SQ3R siswa kelas V SDN
Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati semester I tahun
pelajaran 2013/2014.
Download