BAB II

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa kita diadopsi dari bahasa inggris mass communication yang
merupakan kepedekan dari mass media communication. Artinya adalah komunikasi
yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,
televisi, internet) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang
ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan
heterogen. Pesan – pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serenak dan
selintas (khususnya media elektronik). (Mulyana, 2005: 75)
Pada dekade sebelum abad ke-20, alat – alat mekanik yang menyertai lahirnya
komunikasi massa adalah alat – alat percetakan (press printed) yang menghasilkan surat
kabar, buku – buku, majalah, brosur dan materi cetakan lainnya. Gejala ini semakin
meluas ketika film, dan radiopun mulai digunakan secara luas dan juga disusul televisi
pada dekade selanjutnya. Sampai saat ini kitapun sudah memasukin era telekomunikasi
dengan digunakannya sistem satelit ruang angkasa dan jaringan komputer.
Terdapat perbedaan yang cukup terlihat di dalam alat komunikasi yang
digunakan dalam komunikasi massa seperti dalam paradigma lama alat – alat
komunikasi massa hanya meliputi surat kabar, majalah, tabloid, buku, televisi, radio,
kaset dan film. Sedangkan dalam paradigma baru alat – alat tersebut menjadi surat kabar,
majalah, tabloid, televisi, radio dan internet. Perubahan tersebut dikarenakan
perkembangan teknologi komunikasi massa yang cepat.
12
13
Gambar 2.1
Media Massa dalam Paradigma Lama
Film
Televisi
Surat Kabar
Alat
Komunikasi
Massa
Radio
Majalah
Tabloid
Buku
Sumber : Mulyana, 2005
Gambar 2.2
Media massa dengan paradigma baru
Surat
Kabar
Televisi
Majalah
Alat
Komunikasi
massa
Radio
Tabloid
Internet
Sumber : Mulyana, 2005
Sebagian atau sejumlah besar dari peralatan mekanik itu dikenal sebagia alat –
alat komunikasi massa atau lebih populer dengan nama media massa, yang meliputi
14
semua (alat – alat) saluran, ketika narasumber (komunikator) menjangkau sejumlah
penerima (komunikan) yang luas secara serentak dengan kecepatan yang relatif tinggi.
Dalam Nurudin (2009: 12), Jay Black and Frederick C. Whitney menyebutkan,
“ Mass communication is a process where by mass-produced message are transmitted to
large, anonymous, anda heterogeneous masses of receivers.” Yang berarti komunikasi
massa adalah sebuah proses di mana pesan – pesan yang diproduksi secara massal atau
tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonym, dan
heterogen.
Menurut Alexis S. Tan dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah
organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara
serempak ke sejumlah orang banyak yang terpisah.(Nurudin, 2009: 11)
Dari definisi – definisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi
massa merupakan komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan suatu saluran media
untuk menjangkau target audience dalam jumlah yang besar dengan waktu yang serentak.
2.1.2
Unsur – Unsur Komunikasi Massa
Dalam Mulyana (2005: 136), Harold D. Laswell menjelaskan guna memahami
komunikasi massa, kita harus mengerti unsur – unsur yang terdapat di dalamnya.
Laswellpun memformulasikan unsur - unsur komunikasi massa itu ke dalam bentuk
pertanyaan ” who says what in which channel to whom and with what effect?”
15
Unsur – unsur dari pernyataan Laswell tersebut dapat dijabarkan, antara lain :
1. Who (sumber atau komunikator)
Sumber utama di sini adalah lembaga ataupun organisasi, dimana organisasi
yang merupakan perusahaan surat kabar atau berita, stasiun radio atau televisi
dan penerbit buku.
2. Say What (pesan)
Informasi atau berita yang bersifat umum dan ditujukan kepada khalayak dalam
waktu yang serentak dan menyeluruh dan berlangsung satu arah.
3. In Which Channel (saluran pesan)
Proses penyebaran informasi (pesan) dilakukan dengan menggunakan berbagai
alat media seperti melalui majalah, radio, televisi, ataupun internet.
4. To Whom (penerima atau komunikan)
Penerima pesan terdiri dari jumlah yang banyak, tersebar dan tidak saling
mengenal satu dan yang lainnya.
5. With what Effect (umpan balik)
Komunikator mendapatkan umpan balik dari informasi yang diberikan kepada
penerimanya secara tidak langsung.
Gambar 2.3
Sumber : Mulyana, 2005
16
Unsur – unsur komunikasi massa menurut (Nurudin, 2009: 95) adalah
komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan (saluran dan semantik), gatekeeper,
pengatur, filter, dan efek.
2.1.3
Ciri – Ciri Komunikasi Massa
Dalam bukunya Nurudin (2009: 19) ia memaparkan beberapa ciri dari
komunikasi massa, yaitu :
a. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
Artinya, gabungan dari berbagai orang dan bekerja satu sama lain dalam
sebuah lembaga.
b. Komunikan bersifat Heterogen
Dimana penerima pesan berasal dari berbagai kelompok masyarakat yang
berbeda, tidak saling mengenal, dan tidak berinteraksi satu sama lainnya.
c. Pesan bersifat umum
Pesan – pesan di dalam komunikasi massa tidak hanya ditunjukan kepada
satu orang atau kelompok tertentu saja, melainkan kepada masyarakat luas.
Oleh karenanya pesan – pesan yang disampaikanpun harus bersifat umum
agar diterima oleh semua penerimanya.
d. Komunikasi berlangsung satu arah
Karena
adanya
jarak
antara
pengirim
dan
penerima,
maka
alur
komunikasipun hanya berlangsung satu arah, yang berarti penerima pesan
tidak dapat langsung memberikan responnya.
17
e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Terdapat keserempakkan dalam proses penyebaran pesannya, keserempakkan
ini dapat dirasakan betul jika kita mengamati media komunikasi massa sperti
internet. Dengan internet berita lebih cepat disiarkan secara menyeluruh.
f. Mengandalkan Peralatan Teknis
Dalam menjangkau penerimanya, komunikasi massa memerlukan peralatan
teknis. Peralatan tersebut antara lain seperti alat pemancar yang digunakan
untuk media elektronik.
g. Dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang biasa disebut sebagai penjaga gawang adalah orang
yang sangat berperan dalam penyebaran informasi di media massa. Tugasnya
yaitu untuk menyunting, menganalisis dan mengemas pesan yang disebarkan
agar lebih mudah dipahami.
2.1.4
Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Jay Black dan Frederick dalam (Nurudin, 2009: 64), fungsi komunikasi
massa antara lain :
a.
to inform (menginformasikan)
b.
to entertain (memberi hiburan)
c.
to persuade (membujuk)
d.
transmission of the culture (transmisi budaya)
Fungsi komunikasi massa menurut Alexis S.Tan, yaitu :
a. memberi informasi
18
b. mendidik
c. mempengaruhi
d. menghibur.( Nurudin, 2009: 65)
2.2
Komunikasi Pemasaran
2.2.1
Pengertian Komunikasi Pemasaran
John E Kennedy (2009: 4) mendefinisikan bahwa ”komunikasi pemasaran adalah
aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah
perusahaan.” Pemasaran merupakan bagian penting dari perusahaan. Dengan adanya
pemasaran yang baik, perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan baik.
Bagi segelintir orang, pemasaran hanya diartikan sebagai proses memasarkan produk
dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan.
Banyak yang tidak menyadari bahwa pemasaran itu bukan hanya sekedar proses
memasarkan, mengenalkan, atau menginformasikan produk atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan kepada konsumen. Proses-proses tadi hanyalah satu dari berbagai
proses yang terdapat dalam pemasaran.
Pemasaran juga dapat diartikan ”sekumpulan rancangan kegiatan yang saling
terkait untuk mengenali kebutuhan konsumen dan mengembangkan, mendistribusikan,
mempromosikan, serta menetapkan harga yang tepat dari sebuah produk dan layanan
untuk mencapai kepuasan dari konsumen yang bertujuan untuk menghasilkan
keuntungan.”(Kennedy, 2009: 13)
Dari berbagai pernyataan tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa
pemasaran adalah suatu proses sosial dalam penciptaan produk atau jasa yang
melibatkan proses pemberian harga, promosi, dan pendistribusian yang bertujuan untuk
19
memenuhi kebutuhan konsumen serta keinginan perusahaan di masa sekarang dan juga
di masa yang akan datang.
Dalam prakteknya, proses pemasaran ini perlu dikelola atau diatur oleh
perusahaan agar menjadi mata rantai yang tidak pernah putus. Oleh karena itu proses
pemasaran ini perlu perencanaan, pelaksanaan dan juga pengawasan agar berjalan sesuai
keinginan perusahaan.
2.2.2
Bauran Komunikasi Pemasaran
Di dalam buku teknik dan strategi John E. Kennedy, Kotler menyebutkan bahwa
pemasaran terdiri dari product (produk), place (penempatan), price (harga), dan
promotion (promosi) atau yang biasa disebut dengan istilah four of
Ps
dan jika
digabung dengan aplikasi pemasaran disebut dengan four of Cs. Dimana product
berkaitan dengan customer Solution, price berkaitan dengan customer cost, place
berkaitan dengan convenience dan promotion berkaitan dengan communication.
Gambar 2.4
Bauran Pemasaran
Product
Customer
Solutions
Promotion
Communication
s
Marketing
mix
Place
Convenience
Sumber : John Kennedy, 2009
Price
Customer Cost
20
Kotlerpun juga mengatakan bahwa terdapat bauran promosi (promotion mix) di
dalam sebuah konsep pemasaran, yaitu terdiri atas lima perangkat utama, yakni :
1) Advertising
Merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau jasa
yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar.
2) Sales Promotion
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli
suatu produk atau jasa.
3) Public relation and publicity
Berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau
produk individualnya.
4) Personal Selling
Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi,
menjawab langsung dan menerima pesanan.
5) Direct marketing
Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk
berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan
tertentu dan calon pelanggan.
21
Gambar 2.5
Bauran Pemasaran dan Promosi
Sumber : John Kennedy, 2009
Dari penjelasan di atas untuk mempengaruhi konsumen, pemasar dapat
melakukan beberapa cara yaitu melalui advertising (periklanan), sales promotion
(promosi penjualan),
public relation dan publicity (hubungan masyarakat dan
publisitas), personal selling (penjualan personal) dan direct marketing (pemasaran
langsung). Dengan adanya elemen- elemen tersebut, pemasar dapat memberi tahu segala
sesuatu kepada konsumen.
Selain itu, kegiatan pemasaran tersebut dapat berpengaruh terhadap tingkat
kesadaran merek dengan menyamakan asosiasi yang benar tentang brand image pada
ingatan konsumen. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya kegiatan
komunikasi pemasaran ini, pemasar dapat membentuk brand image yang mereka
22
inginkan kedalam ingatan target pasarya masing – masing. Sehingga brand image yang
tercipta pada konsumen sama dengan brand image yang diinginkan oleh pemasar.
2.2.3
Tujuan Komunikasi Pemasaran
Menurut Shimp (2003: 3), tujuan komunikasi pemasaran diarahkan pada
beberapa tujuan seperti di bawah ini :
a. Membangkitkan keingian akan satu kategori produk.
b. Menciptakan kesadaran akan merek (brand awareness)
c. Mendorong sikap positif terhadap produk dan mempengaruhi niat
membeli (membaca).
d. Memfasilitasi pembelian ataupun penggunaan produk.
2.3
Periklanan
2.3.1
Pengertian Periklanan
Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui
berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan
mengikuti (Pujianto, 2001: 3)
Iklan menurut Kotler (2007: 363) adalah seluruh bayaran presentasi non-personal
dan promosi dari ide suatu barang atau jasa yang berasal dari sposor yang teridentifikasi.
Penulispun menarik kesimpulan bahwa periklanan adalah salah satu bentuk
khusus dari komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran, apa yang dilakukan dalam
kegiatan periklanan tentu lebih dari sekedar memberikan informasi pada khalayak.
Periklanan harus mampu membujuk khalayak untuk dapat berperilaku sesuai yang
diinginkan dari proses pemasaran itu sendiri.
23
Suatu iklan dapat dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh audience-nya sehingga dapat memberikan respon yang
diharapkan.
Agar suatu iklan tersebut dapat sampai dengan efektif, tentu harus dikemas
semenarik dan sekreatif mungkin. Prinsip utama dalam sebuah iklan yaitu harus
bertahan dan menonjol dari iklan lainnya. Untuk merealisasikan prinsip tersebut para
pemilik produk menggunakan strategi kreatif untuk mengemas produknya agar menarik
dan jelas ketika dikklankan.
(Shimp, 2003: 10) menjelaskan ada tujuh aspek kreatif di dalam strategi kreatif
itu sendiri, yakni :
1. Fear Appeals (Ancaman, ketakutan); memotivasi konsumen untuk mengambil
tindakan.
2. Humor ; metode yang efektif untuk menarik perhatian konsumen pada iklan,
dan efektif digunakan untuk produk baru.
3. Comparative Ads ; iklan yang secara langsung maupun tidak langsung
melakukan perbandingan produk dengan produk kompetitor.
4. Subliminal Messages ; mengacu pada proses mental dari seseorang yang
berada pada posisi ketidaksadaran (unwareness) pada produk.
5. Sex Appeals ; bertindak sebagai penarik perhatian yang dapat mempertahankan
perhatian dalam jangka waktu yang lama dan biasanya memperlihatkan
keindahan dari sang model.
6. Endorser ; penggunaan orang pupuler atau tokoh yang ahli di bidang tertentu
untuk menguatkan tingat kepercayaan dari produk yang diiklankan.
24
7. Music ; merupakan komponen terpenting dalam sebuah iklan, sehingga dapat
menimbulkan perasaan senang/gembira dan mempengaruhi mood audience.
2.4
Endorser
2.4.1
Pengertian Endorser
Menurut Terence A. Shimp (2002: 455) endorser adalah pendukung iklan atau
juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang di iklankan.
Endorser merupakan bintang atau penguat atau seseorang yang memiliki
kelebihan dibandingkan orang lain, seperti selebritis, model, atlet bahkan mungkin
politikus, yang dapat di tampilkan dalam sebuah iklan. (Wells, 2007: 24)
Para pemasar dan biro – biro periklananpun bersedia membayar harga yang
tinggi kepada kaum selebriti tersebut yang sekiranya disukai dan dihormati oleh
khalayak agar menjadi sasaran yang diharapkan untuk mempengaruhi sikap dan prilaku
konsumen yang baik terhadap produk yang didukung. Karenanya, tak heran bila
endorser dari kalangan selebriti seringkali digunakan pemasar sebagai sumber pesan
dalam menyampaikan informasi produk mereka pada khalayak.
Keberadaan endorser sebagai sumber pesan dalam iklan, seringkali diperlukan
untuk memperkuat pesan yang disampaikan. Pemasar dengan bangga menggunakan
kaum selebriti di dalam periklanan atau sejumlah kegiatan promosi mereka karena
atribut populer yang mereka (selebriti) miliki seperti keahlian, keberanian, bakat, jiwa
olahraga, keanggunan, kekuasaan dan daya tarik seksual seringkali merupakan pemikat
yang diinginkan untuk merek – merek yang mereka dukung.
25
2.4.2 Karakteristik Endorser
Dalam memilih endorser, pemasar produk perlu memperhatikan karakteristik
yang dapat mempengaruhi keberhasilan endorsement yang dilakukan oleh perusahaan.
Adapun Model Viscap yang dikembangkan Ohanian (Royan, 2004: 132) ada tiga
karakteristik yang dibutuhkan oleh endorser. Ketiga karakteristik itu adalah daya tarik
(attractiveness), dapat dipercaya (trustworthiness), dan keahlian (expertise).
1. Attractiveness (Daya Tarik), bukan hanya berarti daya tarik fisik, tetapi meliputi
sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung:
kecerdasan, sifat-sifat kepribadian, gaya hidup, keatletisan tubuh, dan sebagainya
2. Trustworthiness (Kepercayaan), dimana tingkat kepercayaan, ketergantungan,
seperti seseorang yang dapat dipercaya.
3. Expertise (Keahlian), keahlian yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman,
atau keterampilan yang dimiliki seseorang pendukung yang berhubungan dengan
topik yang diwakilinya.
2.4.3
Fungsi dan Manfaat Penggunaan Selebriti ( Endorser )
Kelompok selebriti yang digunakan sebagai bintang iklan adalah para artis film,
sinetron, penyanyi, musisi, pelawak dan semua orang – orang terkenal yang bergerak
dan memiliki keahlian khusus di bidangnya masing – masing.
Endorser disini yang merupakan orang – orang terkenal yang digunakan untuk
mempromosikan produk mereka, dapat berfungsi untuk :
a. memberikan kesaksian (testimonial)
b. memberikan dorongan dan penguatan (endorsement)
c. bertindak sebagai aktor dalam topik (iklan) yang diwakilinya.
26
d. bertindak sebagai juru biacara perusahaan.
Selebriti tersebut akan memberikan manfaat kepada perusahaan dan juga produk
yang diperankannya karena selebriti tersebut memiliki popularitas, bakat, kharisma dan
juga kredibilitas. Dari keempat unsur itu, kredibilitas merupakan hal terpenting bagi
konsumen (pembaca).
Sumarwanpun menegaskan dalam buku Perilaku Konsumen (2003: 258), bahwa
kredibilitas selebriti itulah yang akan menggambarkan persepsi konsumen (pembaca)
terhadap keahlian dan pengetahuan selebriti mengenai produk yang diiklankan dan juga
kepercayaan dari selebriti itu sendiri (kejujuran mengenai produk yang diiklankan).
2.5 Brand Image
2.5.1
Pengertian Brand Image
Dalam Aura Merek (Simamora, 2003: 96) Aaker menyatakan bahwa ”citra
merek adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara para
pemasar.” Asosiasi – asosiasi itu menyatakan apa sesungguhnya merek dan apa yang
dijanjikan kepada konsumen.
Banyak pakar lain yang mendefinisikan brand image berdasarkan sudut
pandangnya masing – masing (Sitinjak dan Tumpal, 2005: 172), diantaranya menurut
Keller, brand image adalah sebagai persepsi atau kesan tentang suatu merek yang
direfleksikan oleh sekumpulan asosiasi yang menghubungkan pelanggan dengan merek
dalam ingatannya.
Aaker dan Joachimsthaler menjelaskan
brand image adalah identitas
(personality, symbol, proposi nilai, brand essence dan posisi merek) sedangkan brand
image menurut Davis memiliki dua komponen yaitu asosiasi merek (brand association)
27
dan pesona merek (brand pesona). Asosiasi merek membantu memahami manfaat merek
yang diterima konsumen dan pesona merek adalah deskripsi dari merek dalam konteks
karakteristik manusia. Hal ini membantu memahami kekuatan dan kelemahan merek.
Kotler dan Fox mendefinisikan citra sebagai jumlah dari gambaran – gambaran,
kesan – kesan, dan keyakinan – keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek.
Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan persepsi
terhadap suatu merek. (Sutisna, 2003: 83)
Dari berbagai pandangan tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa brand
image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.
Brand Image pada dasarnya memang terjadi di dalam alam pikiran masing –
masing individu, namun dalam kasus ini dari adanya sosok Pak Bondan pada setiap
kegiatan promosi dan juga iklan DetikFood diharapakan mampu meningkatkan brand
image yang positif dimata pembacanya.
Adapun empat dimensi yang membentuk brand image menurut Cheratony dan
McDonald yang dijelaskan dalam buku Strategic Brand Management : Building,
Measuring, and Managing Brand Equity (p.730) yang juga disunting oleh Dwi Andika
Oscaria dalam jurnalnya yaitu core product, actual product, augmented product dan
image product. Core product adalah produk itu sendiri. Actual product merupakan
dimensi product yang nyata yang merupakan nilai produk yang sesungguhnya. Dimensi
ini terdiri dari fungsi, desain, karakteristik nyata (feature), kualitas kemajuan (effiency),
harga (price), dan kemasan (packaging). Fungsi dan kualitas kemajuan merupakan
manfaat produk yang sesungguhnya sedangkan desain karakteristik yang nyata dan
kemasan merupakan aspek estetika produk.
28
Dimensi augmented product adalah dimensi produk yang tidak nyata (intangible)
yang diharapkan diterima oleh konsumen yang menjadi nilai tambahan produk. Dan
dimensi terakhir adalah image product, merupakan dimensi produk yang tidak nyata
(intangible) yang merupakan keseluruhan makna suatu penilaian terhadap produk.
Dimensi ini terdiri dari persepsi atas kualitas, persepsi nilai, pengaruh pengguna lain,
reputasi, citra perusahaan, nama merek, dan organisasi.
Kualitas pada dimensi image product yaitu kualitas yang dipersepsikan oleh
konsumen dalam hal ini pembaca. Nilai yaitu ketika konsumen merasakan, mendapatkan
manfaat atas pengorbanan yang dilakukan atas suatu produk, reputasi merupakan kinerja
merek menurut penilaian konsumen, sedangkan citra perusahaan merupakan suatu
penilaian konsumen akan merek dengan melihat kinerja perusahaan merek tersebut.
2.5.2
Manfaat Brand Image
Menurut Sutisna (2003: 83) ada beberapa manfaat dari brand image yang positif,
antara lain :
1. Konsumen dengan citra yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan
untuk melakukan pembelian.
2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif
yang telah terbentuk terhadap merek produk lama.
29
2.6 Kerangka Teori
Gambar 2.6
John
E
Kennedy
(2009:
4)
mendefinisikan bahwa ”komunikasi
pemasaran adalah aplikasi komunikasi
yang bertujuan untuk membantu kegiatan
pemasaran sebuah perusahaan.”
Detikcom adalah portal media
online yang memiliki berbagai
produk
dan
salah
satu
produknya adalah Detik Food
Marekting Mix :
1. product (produk)
2. place (penempatan)
3. price (harga)
4. promotion (promosi)
Periklanan, (Shimp, 2003: 10) menjelaskan
ada tujuh aspek kreatif di dalam strategi
kreatif periklanan ;
1.Fear Appeals (Ancaman,
ketakutan)
2. Humor
3. Comparative Ads
4. Subliminal Messages
5. Sex Appeals
6. Endorser
7. Music
Model Viscap yang dikembangkan
Ohanian (Royan, 2004: 132) Endorser
Detik Food ; Bondan Winarno dengan
karakteristik
1. Attractiveness (Daya Tarik),
2. Trustworthiness (Kepercayaan),
3. Expertise (Keahlian),
Tidak Berhasil
Melakukan kembali proses
pemilihan endorser dan evaluasi
terhadap endorser sebelumnya
Promotion Mix :
1. advertising (periklanan)
2. sales promotion (promosi
penjualan)
3. public relation dan publicity
(hubungan masyarakat dan
publisitas)
4. personal selling (penjualan
personal)
5. direct marketing (pemasaran
langsung).
Brand Image Detik Food
Berhasil
Detik Food mendapatkan manfaat berupa :
1. Pembentukan brand image yang positif terhadap
suatu merek, lebih memungkinkan konsumen
(pembaca) untuk melakukan tindakan seperti memilih
produk tersebut (memilih DetikFood sebagai referensi
acuan kulinernya).
2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk
dengan memanfaatkan citra positif yang telah
terbentuk terhadap merek produk lama.
30
2.7
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian
yang relevan. Kerangka ini berguna untuk menggambarkan hubungan yang berbeda –
beda dari variabel penelitian yang akan diteliti, juga mendukung dan menjelaskan latar
belakang dari penelitian yang akan digambarkan seperti berikut :
Gambar 2.7
Endorser (X)
Brand Image (Y)
Trustworthiness
( Kepercayaan )
Attractiveness
( Daya Tarik)
Brand Image
DetikFood
Expertise
( Keahlian )
Tiga aspek yang terdapat dalam endorser yakni trustworthiness, attractivenes,
dan expertise merupakan kesatuan dan berlaku sebagai variabel bebas dan brand image
DetikFood sebagai variabel terikat.
Aspek kepercayaan yang dimiliki endorser sangat berperan untuk meningkatkan
kredibilitas produk di mata konsumen (pembaca), jika endorser yang dipakai suatu
produk memiliki reputasi yang baik maka produk yang dibintangipun akan memiliki
31
reputasi yang baik pula. Attractiveness atau daya tarik adalah juga salah satu aspek
dalam endorser yang dapat mempengaruhi minat konsumen untuk memilih atau
menggunakan sesuatu produk. Jika sosok endorser memiliki daya tarik fisik dan
penampilan yang baik maka akan menarik minat dari konsumennya. Dan aspek expertise
atau keahlian juga mempengaruhi minat konsumen, dimana jika endorser suatu produk
memiliki keahlian khusus di bidang yang sesuai dengan produk itu maka akan
meningkatkan minat konsumen terdahap produk. Hal ini memperlihatkan adanya
keterikatan antara komponen endorser tersebut dengan image produk.
Download