5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Dalam hidup, hampir selalu ada penghasilan dan pengeluaran. Terkadang pengeluaran kita tidak seimbang dengan penghasilan kita. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan kita untuk meminjam ataupun menabung untuk memaksimalkan manfaat jangka panjang dari penghasilan kita. Ketika penghasilan sekarang melebihi keinginan untuk mengkonsumsi, orang cenderung untuk menabung. Trade off antara konsumsi sekarang dengan tingkat konsumsi yang lebih tinggi di masa depan adalah alasan untuk menabung. Apa yang kita lakukan dengan tabungan kita untuk meningkatkan nilainya sejalan dengan waktu adalah investasi, dimana investor menukar sejumlah konsumsi saat ini untuk ekspektasi arus kas di masa depan yang akan lebih besar daripada pembiayaan saat ini. Jadi, jika kita melihat dari penjelasan diatas, investasi adalah komitment konsumsi saat ini yang ditabung dengan suatu jangka waktu tertentu untuk mendapatkan pembayaran di masa depan yang akan mengkompensasi investor atas: 1. Jangka waktu dana diinvestasikan 2. Ekspektasi tingkat inflasi 3. Ketidakpastian akan pembayaran di masa depan. 6 2.2 Aset rill dan aset finansial Kekayaan material dari suatu masyakat ditentukan oleh kapasitas produktif dari ekonomi, yaitu barang dan jasa yang bisa disediakan bagi anggotanya. Kapasitas produktif adalah fungsi dari aset riil di ekonomi: tanah, bangunan, pengetahuan, dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi barang; dan pekerja yang keahliannya dibutuhkan untuk menggunakan sumber daya tersebut. Secara bersama-sama aset fisik dan manusia menghasilkan keluaran produksi dan konsumsi dalam masyarakat. Kebalikan dari aset riil adalah aset finansial seperti saham, obligasi, deposito, dan mortgage. Aset ini tidak mewakili kekayaan masyarakat dan tidak memberikan kontribusi secara langsung pada kapasitas produktif dalam ekonomi. Tapi secara tidak langsung merupakan saran transfer dana dari investor kepada perusahaan dengan kesempatan investasi yang menarik. Ini dikarenakan aset finansial dapat mengklaimkan income yang dihasilkan oleh aset riil. Ketika aset riil digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan income, income tersebut dibagikan kepada investor sesuai dengan jumlah kepemilikan aset finansial mereka, atau sekuritas yang ditertibkan oleh perusahaan. Jadi aset finansial berasal dari dan tergantung pada nilai aset riil dari perusahaan. Aset riil menghasilkan barang dan jasa, sebaliknya aset finansial menentukan alokasi income atau kekayaan diantara investor. Individu bisa memilih antara mengkonsumsi kekayaan mereka sekarang atau investasi untuk masa depan. Ketika melakukan investasi, mereka dapat memilih untuk memiliki aset finansial dengan 7 membeli sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan, dengan imbal hasil hak klaim atas income yang dihasilkan oleh perusahaan dari aset riil. 2.3 Sekuritas derivative Pada pasar keuangan, sekuritas dan instrumennya mengenal aset dasar dan aset turunan (derivative). Aset dasar memberikan imbal hasil berdasarkan keadaan dari penerbit atau issuer (untung atau rugi), biasanya berupa saham dan obligasi. Sedangkan derivative adalah instrumen keuangan atau sekuritas yang imbal hasil dan nilainya tergantung pada nilai aset dasarnya. Jenis derivative pada pasar keuangan adalah forward, future, option, dan swap. Derivative telah menjadi bagian yang utuh dalam lingkungan investasi. Kegunaan utama derivative adalah untuk hedging risiko, tetapi dapat juga dipakai untuk tujuan spekulasi. 2.4 Pengertian Opsi Opsi adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli (opsi beli/call Options) atau menjual (opsi jual/put Options) suatu aset tertentu, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dari definisi diatas, kita dapat simpulkan bahwa opsi dapat dikatakan merupakan salah satu instrumen turunan (derivative) dalam pasar modal yang digunakan untuk memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang besar namun dengan risiko yang dapat diminimalkan. 8 Ada dua bentuk opsi yang dikenal, yaitu 1. Call Option Opsi beli (call option) memberikan pemiliknya hak untuk membeli sejumlah saham atau sejumlah aset lain pada harga tertentu selama masa tertentu. Berarti jika harga dari saham atau aset lain yang ditetapkan naik, pembeli calls mendapatkan uang. Pengaruhnya, opsi beli memberikan pemegangnya hak untuk membeli, tetapi bukan janji untuk membeli. 2. Put Option Opsi jual (put option), memberikan hak untuk menjual sejumlah saham biasa atau sejumlah aset pada harga tertentu dalam periode tertentu. Pembeli put bertaruh bahwa harga saham atau aset lain akan turun. Begitu juga dengan call, opsi jual memberikan pemegangnya hak untuk menjual, tetapi bukan janji untuk menjual. Untuk jenisnya opsi ada dua jenis, yaitu gaya Amerika dan gaya Eropa. Opsi gaya Amerika merupakan kontrak opsi yang dapat di-exercise setiap saat dalam masa waktu kontrak atau sebelum kontrak tersebut kadaluarsa. Sedangkan opsi gaya Eropa merupakan kontrak opsi yang hanya dapat di-exercise pada hari terakhir atau saat tanggal berakhirnya (expiration date) kontrak opsi tersebut. 9 2.5 Komponen Opsi Komponen-komponen opsi adalah sebagai berikut: 1. Kontrak resmi Opsi merupakan sebuah kontrak antara dua pihak dimana pihak yang membeli kontrak (disebut Taker) mempunyai hak, namun bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu instrumen yang menjadi dasar dari kontrak tersebut, misalnya saham. Dengan demikian maka opsi tersebut disebut opsi saham (stock option). Untuk mendapatkan hak tersebut, maka pihak Taker membayar sejumlah premi kepada si penjual kontrak (disebut Writer). 2. Hak Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada Taker untuk membeli sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut. Put Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada Taker untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut. Penjual call option wajib untuk menyerahkan atau menjual saham acuan dimaksud kepada call option karena telah menerima premium (harga call option) dari pembeli call option tersebut. Penjual put option, wajib untuk membeli saham acuan dimaksud kepada pembeli put option karena telah menerima premium (harga put option) dari pembeli put option tersebut. 10 3. Aset dasar (underlying assets) Aset dasar (underlying assets) merupakan aset yang mendasari apa yang diperjualbelikan dalam transaksi opsi. Aset dasar ini dapat berupa saham, obligasi komoditi, dan lain-lain. 4. Harga perjanjian (excercise/strike price) Exercise Price atau sering juga disebut Strike price merupakan harga yang telah disepakati dalam kontrak opsi tersebut. 5. Jangka waktu tertentu (expiration date) Expiration Date atau dapat diartikan sebagai waktu jatuh tempo, merupakan waktu yang disepakati untuk transaksi opsi dapat dilaksanakan. Jika Taker melaksanakan hak-nya untuk membeli atau menjual, maka dikenal dengan istilah exercise. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Opsi Harga premi sebuah opsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1. Harga saham (underlying price) Semakin tinggi harga saham, maka tentu saja semakin tinggi premi opsinya. 2. Intrinsic value dan Time Value Intrinsic value merupakan selisih antara harga strike price dengan harga saham. C = nilai sekarang dari opsi beli (call option) P = nilai sekarang dari opsi jual (put option) 11 S = nilai sekarang dari aset dasar (underlying assets) X = strike price Jika S > X untuk call dan S < X untuk put, dapat dikatakan in the money. Dapat dikatakan out of the money. Jika S < X untuk call dan S > X untuk put. Sedangkan jika S = X dikatakan at the money. Nilai dari time value akan semakin berkurang tiap harinya, dan pada saat expiration date nilai time value akan sama dengan nol 3. Jangka waktu Opsi berhubungan langsung dengan berapa sisa waktu yang dimiliki sebelum expiration date. 4. Volatilitas Volatilitas merupakan ukuran dalam persentase yang menyatakan seberapa besar kemungkinan harga saham dapat bergerak naik atau turun dalam suatu periode tertentu. 5. Suku bunga (interest rate) Peningkatan suku bunga akan mendorong premi call option naik dan premi put option turun. 6. Dividen Bila dalam masa berlakunya opsi, perusahaan membagikan dividen, maka premi call option akan menurun dan premi put option akan meningkat dibandingkan jika tidak ada pembagian dividen pada periode tersebut 12 Harga Opsi dengan Rumus Black Scholes Model yang cocok menggunakan perhitungan dari Black Scholes adalah jenis European Options dengan tempo tiap satu bulan (hal 457, Hull C John). Dengan cara melakukan estimasi dengan menggunakan rumus Black Scholes, yaitu: Co = SoN(d1) - Xe-rTN(d2) d1 = [ln(So/X) + (r + σ2/2)T] / ( σT1/2) d2 = d1 + ( σT1/2) dimana: Co = Current call option value. So = Current stock price. N(d) = probability that a random draw from a normal dist. will be less than d. X = Exercise price e = 2.71828, the base of the natural log r = Risk-free interest rate (annualizes continuously compounded with the same maturity as the option) T = time to maturity of the option in years ln = Natural log function σ = Standard deviation of annualized cont. compounded rate of return on the stock Menurut Sembel, Roy dan Fardiansyah, Tedy dalam bukunya Sekuritas Derivatid: Madu atau Racun, ada beberapa asumsi dalam penggunaan rumus Black Scholes, yaitu: 13 1. Volatilitas dari aset dasarnya diketahui dan stabil selama periode opsi 2. Pergerakan harga aset dasarnya tidak secara mendadak 3. Suku bunga stabil 4. Investor bisa mendapat pinjaman dana tidak terbatas 5. Jual rugi (short selling) tidak dibatasi dan seluruh hasil jual rugi bisa digunakan investor semuanya 6. Tidak ada biaya transaksi untuk aset dasar dan opsi 7. Tidak ada pajak dari transaksi opsi 8. Aset dasar tidak memberi dividen atau bunga 9. Opsi hanya dapat diexercise pada saat expiration date. 10. Tidak ada akuisisi atau kejadian lain yang membuat umur opsi menjadi lebih pendek dari kontrak semula. Strategi dasar Opsi 2.8.1 Strategi Dasar Opsi Ada 4 dasar strategi opsi: 1. Long Call Membeli sebuah call option adalah hal yang paling dasar dari semua strategi opsi. Orang yang membeli call option dapat disebut juga sebagai call option buyer. Jika membeli call option, maka kita berharap bahwa harga dari underlying asset-nya akan naik. Kerugian maksimal kita adalah premi call, sedangkan untuk keuntungan maksimal kita tidak terbatas. 14 Long Call Option (Buyer/Taker) Unlimited Profit or Loss Profit Stock Price Loss -c Exercise Price Gambar 2.1 Long Call Options (Buyer/Taker) 2. Short Call Menjual sebuah call adalah salah satu strategi yang berbahaya. Short call memberikan gambaran tentang kerugian yang tidak terbatas jika harga saham meningkat drastis dan keuntungan kita hanya sebatas dari premi call. Investor yang melakukan strategi ini berkewajiban menjual saham sesuai dengan strike price bila dieksekusi oleh call option buyer selama jangka waktu berlakunya call option itu dan berapa pun nilai saham itu di pasar. Short Call Options (Writer/Inisiator) Profit or Loss +C Profit Stock Price Exercise Price Loss Unlimited Gambar 2.2 Short Call Options (Writer/Inisiator) 15 3. Long Put Membeli sebuah put adalah kebalikan dari membeli sebuah call, dimana strategi ini kita membeli put option. Dimana kita berhak untuk menjual aset pada harga perjanjian (strike price) sebelum opsi tersebut jatuh tempo. Kerugian maksimum adalah sebesar premi put dan keuntungan maksimum tidak terbatas. Long Put Options (Buyer/Taker) Profit or Loss -P X - P(max) Profit Exercise Price Loss Stock Price Gambar 2.3 Long Put Options (Buyer/ Taker) 4. Short Put Kita menjual put option yang telah kita beli pada saat melakukan long put. Jika kita melakukan strategi ini, maka kita berkewajiban untuk membeli saham sesuai dengan strike price bila dieksekusi oleh put option buyer sebelum tanggal jatuh tempo put option tersebut dan berapa pun nilai saham itu di pasar. Kerugian maksimal yang kita hadapi adalah tidak terbatas jika saham jatuh dan keuntungan maksimal adalah sebesar premi put. 16 Short Put Options (Writer/Inisiator) Profit or Loss -P Loss Profit Exercise Price Stock Price - (X – P) Gambar 2.4 Short Put Options (Writer/Inisiator) 2.8.2 Strategi Lanjutan Opsi 2.8.2.1Strategi Straddle Straddle adalah strategi dengan menggunakan komponen membeli call dan put dengan strike price, expiration date, dan underlying asset yang sama sehingga kita dapat memperoleh keuntungan dari penurunan dan peningkatan harga saham. Keuntungan dari strategi ini adalah menguntungkan dari pergerakan saham yang berfluktuasi di arah manapun, risikonya terbatas, dan potensi keuntungan tidak terbatas jika sahamnya bergerak naik atau turun. Kerugian dari strategi ini adalah mahal karena kita harus membeli ATM call dan put, membutuhkan pergerakan yang signifikan untuk mendapatkan keuntungan. 17 A Straddle Combination Profit X ST Gambar 2.5 Strategi Straddle 2.8.2.2 Strategi Strangle Strangle merupakan perubahan sederhana dari Straddle, dimana dengan membeli lower strike put dan higher strike call dengan expiration date dan underlying asset yang sama tetapi dengan strike price yang berbeda. Keuntungan dari strategi ini adalah menguntungkan dari pergerakan saham yang berfluktuasi di arah manapun, risiko terbatas, potensi keuntungan tidak terbatas jika saham bergerak, dan lebih murah daripada Straddle. Kerugian dari strategi ini sama seperti kerugian strategi Straddle. A Strangle Combination Profit X1 X2 ST Gambar 2.6 Strategi Strangle 18 2.8.2.3 Strategi Strip dan Strap Strategi Strip adalah perubahan yang paling sederhana dari strategi Straddle, dimana membeli satu long call dan dua long put dengan underlying asset, expiration date, dan strike price yang sama. Strategi Strap adalah perubahan yang paling sederhana dari strategi Straddle dan kebalikan dari strategi Strip, dimana membeli dua long call dan satu long put dengan underlying asset, expiration date, dan strike price yang sama. Keuntungan dari Strap dan Strip adalah menguntungkan dari pergerakan saham yang berfluktuasi di arah manapun dengan risiko terbatas. Kerugian dari Strap dan Strip adalah mahal karena kita harus membeli 2 call dan put dan membutuhkan pergerakan saham yang signifikan untuk mendapatkan keuntungan. Strip & Strap Profit Profit X X ST Strip ST Strap Gambar 2.7 Strategi Strip & Strap 19 2.8.2.4 Strategi Butterfly Spread Strategi Butterfly Spread adalah strategi yang melibatkan posisi pada Options dengan membeli call option dengan 3 strike price yang berbeda, yaitu kombinasi dua long call dan dua short call. Keuntungan dari strategi ini adalah menguntungkan dari pergerakan saham yang mendatar dengan biaya yang sedikit, risiko terbatas, dan tetap bisa menghasilkan untung dengan pergerakan saham yang mendatar. Kerugian dari strategi ini adalah potensi keuntungan tertinggi datang pada saat mendekati masa kadaluwarsa, dan potensi kerugian lebih besar dari jumlah keuntungan yang didapatkan. Butterfly Spread Using Calls Profit X1 X2 X3 ST Gambar 2.8 Strategi Buttefly Call Spread 20 2.8.2.5 Strategi Bull Call Spread Strategi ini dilakukan dengan cara membeli opsi dengan strike price lebih rendah dan menjual opsi dengan strike price lebih tinggi. Keuntungan dari strategi ini adalah kerugian terbatas premi yang dibayarkan dan keuntungan tidak terbatas jika harga aset dasar meningkat. Kerugian dari strategi ini adalah keuntungan yang diperoleh hanya jika harga aset dasar meningkat, tingkat pengembalian yang tidak terlalu tinggi karena harus membayar opsi salah satu yang mengalami kerugian. Bull Spread Using Calls Profit X1 X2 ST Gambar 2.9 Strategi Bull Call Spread 2.8.2.6 Strategi Bear Put Spread Strategi ini dilakukan dengan menjual short put dimana strike price yang rendah dan membeli long put dimana strike price yang lebih tinggi. Keuntungan dari strategi ini adalah kerugian sebatas premi yang dikeluarkan dan keuntungan tidak terbatas jika harga aset dasar mengalami penurunan. Kerugian 21 dari strategi ini adalah keuntungan yang diperoleh hanya jika harga aset dasar mengalami penurunan. Bear Spread Using Puts Profit X1 X2 ST Gambar 2.10 Bear Put Spread 2.9 Aset Dasar (Underlying Assets) Aset dasar (underlying assets) dapat berupa saham, obligasi, komoditi, dan lain-lain. Aset dasar adalah aset yang mendasari transaksi opsi diperjualbelikan. Aset dasar berupa saham adalah bentuk dari sejumlah bagian kepemilikan suatu perusahaan. Dasar perhitungan persentasi kepemilikan saham tersebut tergantung dari jumlah saham yam kita miliki dibagi dengan jumlah yang beredar. 2.10 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan atau Jakarta Composite Index (JCI) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, dimana indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ. Hari Dasar untuk 22 perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut : Dimana : p = Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham d = Nilai Dasar Perhitungan indeks mewakili pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan mengalami penyesuaian bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing, warrant dan obligasi konversi demikian juga delisting. Jika terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak mengalami perubahan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan untuk menghitung IHSG adalah harga saham di pasar regular yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan proses lelang. Untuk perhitungan IHSG dihitung setiap hari setelah penutupan perdagangan setiap hari. 23 2.11 Sertifikat Bank Indonesia UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, salah satu tugas dari Bank Indonesia dengan otoritas moneter adalah membantu pemerintah untuk mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. BI menggunakan piranti moneter yang terdiri dari Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement), Fasilitas Diskonto, Himbauan Moral dan Operasi Pasar Terbuka untuk menjalankan tugasnya. Untuk Operasi Pasar Terbuka, BI dapat melakukan transaksi jual beli surat berharga termasuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. SBI diterbitkan untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut, yang dimana ini adalah kewajiban BI untuk memelihara kestabilan nilai rupiah. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No,31/67/KEP/DIR tanggal 23 Juli 1998 tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia serta Intervensi Rupiah adalah dasar hukum penerbitan SBI. Maka pembelian SBI dapat dilakukan oleh masyarakat walaupun tidak secara langsung ke BI tetapi harus melalui bank umum serta pialang pasar uang dan pialang pasar modal yang ditunjuk oleh BI. Karakteristik SBI: 1. Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan. 2. Denominasi: dari yang terendah Rp50 juta sampai dengan tertinggi Rp100 miliar. 3. Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp100 juta dan selebihnya dengan kelipatan Rp50 juta. 24 4. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar di muka. Besarnya diskonto adalah nilai nominal dikurangi dengan nilai tunai. 5. Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15%. 2.12 Tingkat Pengembalian (Rate of Return) Tingkat pengembalian digunakan untuk menghitung nilai pendapatan atau kerugian yang diperoleh atau diukur dari masing-masing investasi tersebut. Terdiri dari: 1. Tingkat pengembalian untuk opsi dapat diukur dengan melakukan perhitungan pembagian antara total laba rugi dengan nilai total investasi awal 2. Tingkat pengembalian untuk saham dan indeks dapat diukur melalui pengembalian selama periode kepemilikan saham atau indeks (Holding Period Yield). Formula perhitungannya adalah: HPR = Ending value investment Beginning value investment HPY = HPR – 1 2.13 Risiko Risiko adalah tolak ukur untuk tingkat volatilitas atas tingkat pengembalian suatu investas. Risiko ini dapat diukur dengan menghitung standar deviasi dari setiap pengembalian investasi itu sendiri. 25 2.14 Rumus Sharpe Sharpe digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian (return) dari investasi terhadap return bebas risiko untuk setiap unit risiko yang dimiliki oleh investasi tersebut. Rumus Sharpe banyak digunakan untuk mengukur kinerja karena memungkinkan investor untuk membuat perbandingan diantara banyak jenis investasi dengan memperhatikan faktor risikonya. Dimana : RP = nilai rata-rata tingkat pengembalian dari investasi atas suatu waktu tertentu RF = nilai pengembalian dari investasi bebas risiko dengan waktu yang sama dengan RP StDev = standar deviasi dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut yang dianggap sebagai risiko dari investasi. Jika investasi dengan hasil perhitungan Sharpe lebih tinggi dibandingkan yang lain, dapat dikatakan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan investasi yang lainnya.