BAB II

advertisement
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Investasi
Dalam hidup, hampir selalu ada penghasilan dan pengeluaran. Terkadang
pengeluaran kita tidak seimbang dengan penghasilan kita. Ketidakseimbangan
tersebut
menyebabkan
kita
untuk
meminjam
ataupun
menabung
untuk
memaksimalkan manfaat jangka panjang dari penghasilan kita.
Ketika penghasilan sekarang melebihi keinginan untuk mengkonsumsi, orang
cenderung untuk menabung. Trade off antara konsumsi sekarang dengan tingkat
konsumsi yang lebih tinggi di masa depan adalah alasan untuk menabung. Apa yang
kita lakukan dengan tabungan kita untuk meningkatkan nilainya sejalan dengan
waktu adalah investasi, dimana investor menukar sejumlah konsumsi saat ini untuk
ekspektasi arus kas di masa depan yang akan lebih besar daripada pembiayaan saat
ini.
Jadi, jika kita melihat dari penjelasan diatas, investasi adalah komitment
konsumsi saat ini yang ditabung dengan suatu jangka waktu tertentu untuk
mendapatkan pembayaran di masa depan yang akan mengkompensasi investor atas:
1. Jangka waktu dana diinvestasikan
2. Ekspektasi tingkat inflasi
3. Ketidakpastian akan pembayaran di masa depan.
6
2.2
Aset rill dan aset finansial
Kekayaan material dari suatu masyakat ditentukan oleh kapasitas produktif
dari ekonomi, yaitu barang dan jasa yang bisa disediakan bagi anggotanya. Kapasitas
produktif adalah fungsi dari aset riil di ekonomi: tanah, bangunan, pengetahuan, dan
peralatan yang digunakan untuk memproduksi barang; dan pekerja yang keahliannya
dibutuhkan untuk menggunakan sumber daya tersebut. Secara bersama-sama aset
fisik dan manusia menghasilkan keluaran produksi dan konsumsi dalam masyarakat.
Kebalikan dari aset riil adalah aset finansial seperti saham, obligasi, deposito,
dan mortgage. Aset ini tidak mewakili kekayaan masyarakat dan tidak memberikan
kontribusi secara langsung pada kapasitas produktif dalam ekonomi. Tapi secara
tidak langsung merupakan saran transfer dana dari investor kepada perusahaan
dengan kesempatan investasi yang menarik. Ini dikarenakan aset finansial dapat
mengklaimkan income yang dihasilkan oleh aset riil.
Ketika aset riil digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan income,
income tersebut dibagikan kepada investor sesuai dengan jumlah kepemilikan aset
finansial mereka, atau sekuritas yang ditertibkan oleh perusahaan. Jadi aset finansial
berasal dari dan tergantung pada nilai aset riil dari perusahaan.
Aset riil menghasilkan barang dan jasa, sebaliknya aset finansial menentukan
alokasi income atau kekayaan diantara investor. Individu bisa memilih antara
mengkonsumsi kekayaan mereka sekarang atau investasi untuk masa depan. Ketika
melakukan investasi, mereka dapat memilih untuk memiliki aset finansial dengan
7
membeli sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan, dengan imbal hasil hak klaim
atas income yang dihasilkan oleh perusahaan dari aset riil.
2.3
Sekuritas derivative
Pada pasar keuangan, sekuritas dan instrumennya mengenal aset dasar dan
aset turunan (derivative). Aset dasar memberikan imbal hasil berdasarkan keadaan
dari penerbit atau issuer (untung atau rugi), biasanya berupa saham dan obligasi.
Sedangkan derivative adalah instrumen keuangan atau sekuritas yang imbal hasil dan
nilainya tergantung pada nilai aset dasarnya. Jenis derivative pada pasar keuangan
adalah forward, future, option, dan swap.
Derivative telah menjadi bagian yang utuh dalam lingkungan investasi.
Kegunaan utama derivative adalah untuk hedging risiko, tetapi dapat juga dipakai
untuk tujuan spekulasi.
2.4
Pengertian Opsi
Opsi adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban)
untuk membeli (opsi beli/call Options) atau menjual (opsi jual/put Options) suatu aset
tertentu, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
Dari definisi diatas, kita dapat simpulkan bahwa opsi dapat dikatakan
merupakan salah satu instrumen turunan (derivative) dalam pasar modal yang
digunakan untuk memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang
besar namun dengan risiko yang dapat diminimalkan.
8
Ada dua bentuk opsi yang dikenal, yaitu
1. Call Option
Opsi beli (call option) memberikan pemiliknya hak untuk membeli sejumlah
saham atau sejumlah aset lain pada harga tertentu selama masa tertentu. Berarti
jika harga dari saham atau aset lain yang ditetapkan naik, pembeli calls
mendapatkan uang. Pengaruhnya, opsi beli memberikan pemegangnya hak untuk
membeli, tetapi bukan janji untuk membeli.
2.
Put Option
Opsi jual (put option), memberikan hak untuk menjual sejumlah saham biasa
atau sejumlah aset pada harga tertentu dalam periode tertentu. Pembeli put
bertaruh bahwa harga saham atau aset lain akan turun. Begitu juga dengan call,
opsi jual memberikan pemegangnya hak untuk menjual, tetapi bukan janji untuk
menjual.
Untuk jenisnya opsi ada dua jenis, yaitu gaya Amerika dan gaya Eropa. Opsi
gaya Amerika merupakan kontrak opsi yang dapat di-exercise setiap saat dalam masa
waktu kontrak atau sebelum kontrak tersebut kadaluarsa. Sedangkan opsi gaya Eropa
merupakan kontrak opsi yang hanya dapat di-exercise pada hari terakhir atau saat
tanggal berakhirnya (expiration date) kontrak opsi tersebut.
9
2.5
Komponen Opsi
Komponen-komponen opsi adalah sebagai berikut:
1. Kontrak resmi
Opsi merupakan sebuah kontrak antara dua pihak dimana pihak yang membeli
kontrak (disebut Taker) mempunyai hak, namun bukan kewajiban, untuk membeli
atau menjual sejumlah tertentu instrumen yang menjadi dasar dari kontrak
tersebut, misalnya saham. Dengan demikian maka opsi tersebut disebut opsi
saham (stock option). Untuk mendapatkan hak tersebut, maka pihak Taker
membayar sejumlah premi kepada si penjual kontrak (disebut Writer).
2. Hak
Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada Taker untuk membeli
sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut. Put
Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada Taker untuk menjual
sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.
Penjual call option wajib untuk menyerahkan atau menjual saham acuan
dimaksud kepada call option karena telah menerima premium (harga call option)
dari pembeli call option tersebut.
Penjual put option, wajib untuk membeli saham acuan dimaksud kepada
pembeli put option karena telah menerima premium (harga put option) dari
pembeli put option tersebut.
10
3. Aset dasar (underlying assets)
Aset dasar (underlying assets) merupakan aset yang mendasari apa yang
diperjualbelikan dalam transaksi opsi. Aset dasar ini dapat berupa saham, obligasi
komoditi, dan lain-lain.
4. Harga perjanjian (excercise/strike price)
Exercise Price atau sering juga disebut Strike price merupakan harga yang
telah disepakati dalam kontrak opsi tersebut.
5. Jangka waktu tertentu (expiration date)
Expiration Date atau dapat diartikan sebagai waktu jatuh tempo, merupakan
waktu yang disepakati untuk transaksi opsi dapat dilaksanakan. Jika Taker
melaksanakan hak-nya untuk membeli atau menjual, maka dikenal dengan istilah
exercise.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Opsi
Harga premi sebuah opsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut:
1. Harga saham (underlying price)
Semakin tinggi harga saham, maka tentu saja semakin tinggi premi opsinya.
2. Intrinsic value dan Time Value
Intrinsic value merupakan selisih antara harga strike price dengan harga
saham.
C = nilai sekarang dari opsi beli (call option)
P = nilai sekarang dari opsi jual (put option)
11
S = nilai sekarang dari aset dasar (underlying assets)
X = strike price
Jika S > X untuk call dan S < X untuk put, dapat dikatakan in the money.
Dapat dikatakan out of the money. Jika S < X untuk call dan S > X untuk put.
Sedangkan jika S = X dikatakan at the money.
Nilai dari time value akan semakin berkurang tiap harinya, dan pada saat
expiration date nilai time value akan sama dengan nol
3. Jangka waktu
Opsi berhubungan langsung dengan berapa sisa waktu yang dimiliki sebelum
expiration date.
4. Volatilitas
Volatilitas merupakan ukuran dalam persentase yang menyatakan seberapa
besar kemungkinan harga saham dapat bergerak naik atau turun dalam suatu
periode tertentu.
5. Suku bunga (interest rate)
Peningkatan suku bunga akan mendorong premi call option naik dan premi
put option turun.
6. Dividen
Bila dalam masa berlakunya opsi, perusahaan membagikan dividen, maka
premi call option akan menurun dan premi put option akan meningkat
dibandingkan jika tidak ada pembagian dividen pada periode tersebut
12
Harga Opsi dengan Rumus Black Scholes
Model yang cocok menggunakan perhitungan dari Black Scholes adalah jenis
European Options dengan tempo tiap satu bulan (hal 457, Hull C John). Dengan cara
melakukan estimasi dengan menggunakan rumus Black Scholes, yaitu:
Co = SoN(d1) - Xe-rTN(d2)
d1 = [ln(So/X) + (r + σ2/2)T] / ( σT1/2)
d2 = d1 + ( σT1/2)
dimana:
Co = Current call option value.
So = Current stock price.
N(d) = probability that a random draw from a normal dist. will be less than d.
X = Exercise price
e = 2.71828, the base of the natural log
r = Risk-free interest rate (annualizes continuously compounded with the same
maturity as the option)
T = time to maturity of the option in years
ln = Natural log function
σ = Standard deviation of annualized cont. compounded rate of return on the stock
Menurut Sembel, Roy dan Fardiansyah, Tedy dalam bukunya Sekuritas
Derivatid: Madu atau Racun, ada beberapa asumsi dalam penggunaan rumus Black
Scholes, yaitu:
13
1. Volatilitas dari aset dasarnya diketahui dan stabil selama periode opsi
2. Pergerakan harga aset dasarnya tidak secara mendadak
3. Suku bunga stabil
4. Investor bisa mendapat pinjaman dana tidak terbatas
5. Jual rugi (short selling) tidak dibatasi dan seluruh hasil jual rugi bisa digunakan
investor semuanya
6. Tidak ada biaya transaksi untuk aset dasar dan opsi
7. Tidak ada pajak dari transaksi opsi
8. Aset dasar tidak memberi dividen atau bunga
9. Opsi hanya dapat diexercise pada saat expiration date.
10. Tidak ada akuisisi atau kejadian lain yang membuat umur opsi menjadi lebih
pendek dari kontrak semula.
Strategi dasar Opsi
2.8.1 Strategi Dasar Opsi
Ada 4 dasar strategi opsi:
1. Long Call
Membeli sebuah call option adalah hal yang paling dasar dari semua strategi
opsi. Orang yang membeli call option dapat disebut juga sebagai call option
buyer. Jika membeli call option, maka kita berharap bahwa harga dari underlying
asset-nya akan naik. Kerugian maksimal kita adalah premi call, sedangkan untuk
keuntungan maksimal kita tidak terbatas.
14
Long Call Option (Buyer/Taker)
Unlimited
Profit
or
Loss
Profit
Stock Price
Loss
-c
Exercise Price
Gambar 2.1 Long Call Options (Buyer/Taker)
2. Short Call
Menjual sebuah call adalah salah satu strategi yang berbahaya. Short call
memberikan gambaran tentang kerugian yang tidak terbatas jika harga saham
meningkat drastis dan keuntungan kita hanya sebatas dari premi call. Investor
yang melakukan strategi ini berkewajiban menjual saham sesuai dengan strike
price bila dieksekusi oleh call option buyer selama jangka waktu berlakunya call
option itu dan berapa pun nilai saham itu di pasar.
Short Call Options (Writer/Inisiator)
Profit
or
Loss
+C
Profit
Stock Price
Exercise Price
Loss
Unlimited
Gambar 2.2 Short Call Options (Writer/Inisiator)
15
3. Long Put
Membeli sebuah put adalah kebalikan dari membeli sebuah call, dimana
strategi ini kita membeli put option. Dimana kita berhak untuk menjual aset pada
harga perjanjian (strike price) sebelum opsi tersebut jatuh tempo. Kerugian
maksimum adalah sebesar premi put dan keuntungan maksimum tidak terbatas.
Long Put Options (Buyer/Taker)
Profit
or
Loss
-P
X - P(max)
Profit
Exercise Price
Loss
Stock Price
Gambar 2.3 Long Put Options (Buyer/ Taker)
4. Short Put
Kita menjual put option yang telah kita beli pada saat melakukan long put.
Jika kita melakukan strategi ini, maka kita berkewajiban untuk membeli saham
sesuai dengan strike price bila dieksekusi oleh put option buyer sebelum tanggal
jatuh tempo put option tersebut dan berapa pun nilai saham itu di pasar. Kerugian
maksimal yang kita hadapi adalah tidak terbatas jika saham jatuh dan keuntungan
maksimal adalah sebesar premi put.
16
Short Put Options (Writer/Inisiator)
Profit
or Loss
-P
Loss
Profit
Exercise Price
Stock
Price
- (X – P)
Gambar 2.4 Short Put Options (Writer/Inisiator)
2.8.2 Strategi Lanjutan Opsi
2.8.2.1Strategi Straddle
Straddle adalah strategi dengan menggunakan komponen membeli call dan
put dengan strike price, expiration date, dan underlying asset yang sama sehingga
kita dapat memperoleh keuntungan dari penurunan dan peningkatan harga saham.
Keuntungan dari strategi ini adalah menguntungkan dari pergerakan saham
yang berfluktuasi di arah manapun, risikonya terbatas, dan potensi keuntungan tidak
terbatas jika sahamnya bergerak naik atau turun. Kerugian dari strategi ini adalah
mahal karena kita harus membeli ATM call dan put, membutuhkan pergerakan yang
signifikan untuk mendapatkan keuntungan.
17
A Straddle Combination
Profit
X
ST
Gambar 2.5 Strategi Straddle
2.8.2.2 Strategi Strangle
Strangle merupakan perubahan sederhana dari Straddle, dimana dengan
membeli lower strike put dan higher strike call dengan expiration date dan
underlying asset yang sama tetapi dengan strike price yang berbeda.
Keuntungan dari strategi ini adalah menguntungkan dari pergerakan saham
yang berfluktuasi di arah manapun, risiko terbatas, potensi keuntungan tidak terbatas
jika saham bergerak, dan lebih murah daripada Straddle. Kerugian dari strategi ini
sama seperti kerugian strategi Straddle.
A Strangle Combination
Profit
X1
X2
ST
Gambar 2.6 Strategi Strangle
18
2.8.2.3 Strategi Strip dan Strap
Strategi Strip adalah perubahan yang paling sederhana dari strategi Straddle,
dimana membeli satu long call dan dua long put dengan underlying asset, expiration
date, dan strike price yang sama.
Strategi Strap adalah perubahan yang paling sederhana dari strategi Straddle
dan kebalikan dari strategi Strip, dimana membeli dua long call dan satu long put
dengan underlying asset, expiration date, dan strike price yang sama.
Keuntungan dari Strap dan Strip adalah menguntungkan dari pergerakan saham
yang berfluktuasi di arah manapun dengan risiko terbatas. Kerugian dari Strap dan
Strip adalah mahal karena kita harus membeli 2 call dan put dan membutuhkan
pergerakan saham yang signifikan untuk mendapatkan keuntungan.
Strip & Strap
Profit
Profit
X
X
ST
Strip
ST
Strap
Gambar 2.7 Strategi Strip & Strap
19
2.8.2.4 Strategi Butterfly Spread
Strategi Butterfly Spread adalah strategi yang melibatkan posisi pada Options
dengan membeli call option dengan 3 strike price yang berbeda, yaitu kombinasi dua
long call dan dua short call.
Keuntungan dari strategi ini adalah menguntungkan dari pergerakan saham
yang mendatar dengan biaya yang sedikit, risiko terbatas, dan tetap bisa
menghasilkan untung dengan pergerakan saham yang mendatar. Kerugian dari
strategi ini adalah potensi keuntungan tertinggi datang pada saat mendekati masa
kadaluwarsa, dan potensi kerugian lebih besar dari jumlah keuntungan yang
didapatkan.
Butterfly Spread Using Calls
Profit
X1
X2
X3
ST
Gambar 2.8 Strategi Buttefly Call Spread
20
2.8.2.5 Strategi Bull Call Spread
Strategi ini dilakukan dengan cara membeli opsi dengan strike price lebih
rendah dan menjual opsi dengan strike price lebih tinggi.
Keuntungan dari strategi ini adalah kerugian terbatas premi yang dibayarkan
dan keuntungan tidak terbatas jika harga aset dasar meningkat. Kerugian dari strategi
ini adalah keuntungan yang diperoleh hanya jika harga aset dasar meningkat, tingkat
pengembalian yang tidak terlalu tinggi karena harus membayar opsi salah satu yang
mengalami kerugian.
Bull Spread Using Calls
Profit
X1
X2
ST
Gambar 2.9 Strategi Bull Call Spread
2.8.2.6
Strategi Bear Put Spread
Strategi ini dilakukan dengan menjual short put dimana strike price yang
rendah dan membeli long put dimana strike price yang lebih tinggi.
Keuntungan dari strategi ini adalah kerugian sebatas premi yang dikeluarkan
dan keuntungan tidak terbatas jika harga aset dasar mengalami penurunan. Kerugian
21
dari strategi ini adalah keuntungan yang diperoleh hanya jika harga aset dasar
mengalami penurunan.
Bear Spread Using Puts
Profit
X1
X2
ST
Gambar 2.10 Bear Put Spread
2.9
Aset Dasar (Underlying Assets)
Aset dasar (underlying assets) dapat berupa saham, obligasi, komoditi, dan
lain-lain. Aset dasar adalah aset yang mendasari transaksi opsi diperjualbelikan.
Aset dasar berupa saham adalah bentuk dari sejumlah bagian kepemilikan
suatu perusahaan. Dasar perhitungan persentasi kepemilikan saham tersebut
tergantung dari jumlah saham yam kita miliki dibagi dengan jumlah yang beredar.
2.10
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan atau Jakarta Composite Index (JCI)
merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Jakarta
(BEJ). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator
pergerakan harga saham di BEJ, dimana indeks ini mencakup pergerakan harga
seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEJ. Hari Dasar untuk
22
perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks
ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13
saham.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang
tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian
setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program
restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya
adalah sebagai berikut :
Dimana :
p
= Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham
d
= Nilai Dasar
Perhitungan indeks mewakili pergerakan harga saham di pasar/bursa yang
terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan mengalami penyesuaian
bila ada tambahan emiten baru, HMETD (right issue), partial/company listing,
warrant dan obligasi konversi demikian juga delisting. Jika terjadi stock split, dividen
saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak mengalami perubahan karena Nilai Pasar
tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan untuk menghitung IHSG adalah
harga saham di pasar regular yang didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan
proses lelang. Untuk perhitungan IHSG dihitung setiap hari setelah penutupan
perdagangan setiap hari.
23
2.11
Sertifikat Bank Indonesia
UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, salah satu tugas dari Bank
Indonesia dengan otoritas moneter adalah membantu pemerintah untuk mengatur,
menjaga, dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. BI menggunakan piranti moneter
yang terdiri dari Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement), Fasilitas Diskonto,
Himbauan Moral dan Operasi Pasar Terbuka untuk menjalankan tugasnya. Untuk
Operasi Pasar Terbuka, BI dapat melakukan transaksi jual beli surat berharga
termasuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI adalah surat berharga atas unjuk
dalam rupiah yang diterbitkan oleh BI sebagai pengakuan hutang berjangka waktu
pendek dengan sistem diskonto. SBI diterbitkan untuk mengurangi kelebihan uang
primer tersebut, yang dimana ini adalah kewajiban BI untuk memelihara kestabilan
nilai rupiah.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No,31/67/KEP/DIR tanggal 23 Juli
1998 tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia serta Intervensi
Rupiah adalah dasar hukum penerbitan SBI. Maka pembelian SBI dapat dilakukan
oleh masyarakat walaupun tidak secara langsung ke BI tetapi harus melalui bank
umum serta pialang pasar uang dan pialang pasar modal yang ditunjuk oleh BI.
Karakteristik SBI:
1. Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan
untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan.
2. Denominasi: dari yang terendah Rp50 juta sampai dengan tertinggi Rp100 miliar.
3. Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp100 juta dan selebihnya dengan
kelipatan Rp50 juta.
24
4. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar di muka. Besarnya
diskonto adalah nilai nominal dikurangi dengan nilai tunai.
5. Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15%.
2.12
Tingkat Pengembalian (Rate of Return)
Tingkat pengembalian digunakan untuk menghitung nilai pendapatan atau
kerugian yang diperoleh atau diukur dari masing-masing investasi tersebut. Terdiri
dari:
1. Tingkat pengembalian untuk opsi dapat diukur dengan melakukan perhitungan
pembagian antara total laba rugi dengan nilai total investasi awal
2. Tingkat pengembalian untuk saham dan indeks dapat diukur melalui
pengembalian selama periode kepemilikan saham atau indeks (Holding Period
Yield). Formula perhitungannya adalah:
HPR =
Ending value investment
Beginning value investment
HPY = HPR – 1
2.13
Risiko
Risiko adalah tolak ukur untuk tingkat volatilitas atas tingkat pengembalian
suatu investas. Risiko ini dapat diukur dengan menghitung standar deviasi dari setiap
pengembalian investasi itu sendiri.
25
2.14
Rumus Sharpe
Sharpe digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian (return) dari
investasi terhadap return bebas risiko untuk setiap unit risiko yang dimiliki oleh
investasi tersebut. Rumus Sharpe banyak digunakan untuk mengukur kinerja karena
memungkinkan investor untuk membuat perbandingan diantara banyak jenis investasi
dengan memperhatikan faktor risikonya.
Dimana :
RP
= nilai rata-rata tingkat pengembalian dari investasi atas suatu waktu tertentu
RF
= nilai pengembalian dari investasi bebas risiko dengan waktu yang sama
dengan RP
StDev = standar deviasi dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut yang
dianggap sebagai risiko dari investasi.
Jika investasi dengan hasil perhitungan Sharpe lebih tinggi dibandingkan
yang lain, dapat dikatakan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan
investasi yang lainnya.
Download