Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Keuangan
2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut Nilasari dan Wiludjeng (2006:59) mengenai pengertian
manajemen yaitu :
“Proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya yang lain.”
Menurut Manullang (2004:3) mengenai pengertian manajemen ialah
sebagai berikut :
“Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan.”
Menurut Terry dan Rue (2003:1) mengenai pengertian manajemen ialah
sebagai berikut :
“Manajemen adalah suatu proses atau kerangka keja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuantujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan usaha untuk mencapai tujuan yang diingikan dengan mempergunakan
kegiatan orang lain, dimana kegiatan tersebut harus dibimbing dan diawasi agar
tujuan tersebut sesuai dengan apa yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
2.1.2 Pengertian Keuangan
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:42) mengenai pengertian keuangan
ialah sebagai berikut :
“Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang
mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.”
Menurut Irawati (2006:54) mengenai pengertian keuangan ialah sebagai
berikut :
“Keuangan merupakan proses suatu kegiatan yang berhubungan dengan
dana atau uang yang dilakukan demi tujuan tertentu oleh setiap individu
atau organisasi.”
Menurut Gitman (2012:4) mengenai pengertian keuangan ialah sebagai
berikut :
“Keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu seni dan ilmu pengetahuan
dari pengelolaan uang. Sesungguhnya setiap individu dan organisasi
menghasilkan uang dan membelanjakan atau mengnvestasikan uang.
Keuangan berhubungan dengan proses, institusi, pasar, dan instrument
yang terlibat dalam perpindahan atau transfer uang antar individu, bisnis,
dan pemerintah.”
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keuangan
merupakan suatu ilmu yang mempelajari pengelolaan uang, dimana keuangan
dapat berpengaruh langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi baik
yang bersifat besar atau kecil, mencari laba atau tidak mencari laba.
2.1.3 Pengertian Manajemen keuangan
Tujuan dari didirikannya perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaannya (value of firm). Untuk mencapai tujuannya, perusahaan harus
melakukan segala aktivitasnya dengan efektif dan efisien agar dapat menghasilkan
laba maksimal yang tentunya diharapkan pula dapat memaksimalkan kemakmuran
para investornya. Sedangkan nilai perusahaan itu sendiri, khususnya bagi
perusahaan yang sudah go public tercemin dari harga sahamnya.
Menurut Darsono (2006:1) pengertian manajemen keuangan adalah sebagai
berikut :
“Aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber
modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya seefektif, seefisien,
dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.”
Menurut Sutrisno (2009:2) pengertian
manajemen keuangan adalah
sebagai berikut :
“Semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha
mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk
menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”
Sedangkan menurut Riyanto (2001:4) menerangkan bahwa :
“Manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang bersangkutan
dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau
mengalokasikan dana.”
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Manajemen Keuangan
adalah salah satu fungsi manajemen terhadap segala aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan kegiatan memperoleh sumber dana, menggunakan dana, dan
manajemen aktiva untuk menciptakan kemakmuran bagi pemegang saham melalui
maksimalisasi nilai perusahaan.
2.1.4 Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Nilasari dan Wiludjeng (2006:146) ada tiga fungsi utama yang
harus dijalankan para manajer keuangan, yaitu :
1. Keputusan mengenai investasi, yang akan menentukan keseluruhan jumlah
aktiva yang ada dan komposisi aktiva dalam perusahaan.
2. Keputusan mengenai pemenuhan kebutuhan dana, meliputi sumber dana
yang digunakan, penentuan struktur modal yang optimal.
3. Keputusan mengenai deviden, bersangkutan dengan net profit yang akan
dibagikan sebagai deviden dan penentuan laba ditahan utuk re-investasi.
Menurut Sutrisno (2009:5) fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga
keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai berikut :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi yaitu masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.
2. Keputusan Pendanaan
Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan
dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi
perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta
kegiatan usahanya.
3. Keputusan Dividen
Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk
menentukan besarnya dividen, stabilitas dividen yang dibagikan, dividen
saham, pemecahan saham, serta penarikan kembali saham yang beredar,
yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran pemegang
saham.
Menurut Riyanto (2001:6) fungsi manajemen keuangan yaitu :
1. Fungsi
menggunakan
atau
mengalokasikan
dana
yang
dalam
pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan
alternatif investasi atau keputusan investasi.
2. Fungsi
memperoleh
dana
atau
fungsi
pendanaan
yang
dalam
pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan
alternatif pendanaan atau keputusan pendanaan.
Manajemen keuangan memiliki kesempatan kerja yang terluas karena setiap
perusahaan pasti membutuhkan seorang manajer keuangan yang menangani
fungsi-fungsi keuangan. Fungsi manajemen keuangan adalah salah satu fungsi
utama yang sangat penting di dalam perusahaan, disamping fungsi-fungsi lainnya
yaitu fungsi pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Walupun dalam
pelaksanaannya keempat fungsi-fungsi tersebut saling berhubungan satu sama
lainnya.
2.1.5 Tujuan Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yang
digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan
keuangan. Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar,
manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang
benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara
normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran para pemilik perusahaan
(pemegang saham).
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan
oleh manajer keuangan adalah merencanakan untuk, memperoleh, dan
menggunakan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan.
2.2
Laporan keuangan
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana
dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan dicatat, diklasifikasikan,
dikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Dimana
dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuntitatif dari harta, hutang,
modal, pendapatan dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian mengenai laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2007:1) adalah :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan.”
Menurut Harahap (2007:105) pengertiannya sebagai berikut :
“Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktutertentu.”
Sedangkan menurut Kasmir (2011:7) laporan keuangan adalah :
“Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu.”
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan
hasil akhir aktivitas suatu perusahaan yang dibuat oleh pemilik perusahaan, calon
investor, kreditur, pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk
melihat kinerja keuangan dan operasional perusahaan.
2.2.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan manajemen untuk semua pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi yang ada dalam laporan keuangan
ini dapat langsung digunakan oleh pemakai, namun ada juga yang harus dianalisis
lebih lanjut misalnya dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
Setiap pemakai mempunyai kebutuhan yang berbeda terhadap informasi
keuangan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, pemakai akan mencari informasi
mana yang paling dibutuhkan untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga laporan
keuangan perlu diklasifikasikan dalam berbagai jenis laporan keuangan.
Jenis laporan keuangan bermacam-macam baik berupa laporan utama
maupun laporan pendukung. Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2007:1) sebagai berikut:
“Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana),
catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan”.
Sedangkan Jenis-jenis Laporan Keuangan menurut Harahap (2007:106)
sebagai berikut:
Jenis-jenis laporan keuangan utama dan pendukung terdiri dari:
1. Daftar neraca, menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi, yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan
laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan sumber dan penggunaan dana, disini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode.
4. Laporan arus kas, disini digambarkan sumber dan penggunaan kas
dalam suatu periode.
5. Laporan harga pokok produksi, menggambarkan berapa unsur dan apa
yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.
6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak
dibagikan kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik
saham dalam PT atau modal dalam perusahaan perseroan.
8. Laporan kegiatan keuangan, menggambarkan transaksi laporan
keuangan perusahaan yang mempengaruhi kas atau ekuivalen kas.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan laporan keuangan yang
memuat informasi keuangan perusahaan sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak
terutama untuk mengetahui bagaimana kondisi finansial/keuangan perusahaan
saat ini, perkembangan historisnya dan bagaimana prospek bisnis perusahaan di
masa yang akan datang.
2.2.3 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pemakainya dalam hal pengambilan keputusan tentang
perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan atau pihak manajemen
perusahaan tersebut. Manfaat dari laporan keuangan itu sendiri terletak pada
interprestasi masing-masing pemakai laporan keuangan tersebut.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002:2-3), pemakai laporan
keuangan terdiri dari berbagai pihak dengan beberapa kepentingan, seperti yang
dinyatakan sebagai berikut :
“Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha
lainnya,
pelanggan,
pemerintah
beserta
lembaga-lembaganya
dan
masyarakat.”
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda, yang meliputi :
1. Investor
Penanaman modal beresiko tinggi dan mereka berkepentingan dengan
resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka
lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus
membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Para pemegang saham
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahhaan untuk membayar dividen.
2.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi Pinjaman
Pemberi
pinjaman
tertarik
dengan
informasi
keuangan
yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga
dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan Kreditur Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggang waktu lebih pendek dari pada pemberi
pinjaman, kecuali kalau sebagai pelanggan utama, mereka tergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang.
6. Pemerintah
Pemerintah dari berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan
statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan yang mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara,
misalnya perusahaan dapat membuktikan konstribusi yang berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan terhadap penanam modal domestik, laporan keuangan dapat
membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
(trend), dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktifitasnya.
Manfaat intern dari hasil interpetasi laporan keuangan dapat berupa tingkat
kinerja keuangan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan dibandingkan dengan
perusahaan saingan, efektifitas manajemen dalam pengoperasian perusahaan dan
sebagainya. Sedangkan manfaat ekstern dari hasil interpretasi laporan bagi
investor dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan untuk
menanamkan dana atau menarik modalnya pada perusahaan, bagi kreditur yaitu
untuk membantu pengambilan keputusan dalam pemberian pinjaman kepada
perusahaan.
Secara luas manfaat pokok yang diberikan oleh laporan keuangan adalah
informasi mengenai tingkat kinerja keuangan perusahaan yang mengeluarkan
laporan keuangan tersebut. Tingkat kinerja perusahaan dapat diketahui dengan
melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari analisis
tersebut, dapat diketahui potensi-potensi dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki
perusahaan, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat
menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2.3
Analisis Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Agar laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi yag berarti maka
perlu dilakukan interpretasi dan analisis yang memadai sehingga dapat membantu
bagi keputusan yang diambil.
Menurut Harahap (2007:190) analisis laporan keuangan diartikan sebagai
berikut :
“Menggunakan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
mempunyai makna antara satu dengan yang lain, baik antara data
kuantitatif maupundata non kuantitatif yang tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.”
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:128) analisis laporan keuangan
diartikan sebagai berikut :
“Suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai
kinerja dan status suatu perusahaan.”
Menurut Kasmir (2011:66) analisis laporan keuangan adalah :
“Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami
dan dimengerti oleh berbagai pihak.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan
adalah suatu alat analisis yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau
menjelaskan kinerja serta kondisi keuangan perusahaan yang bisa digunakan
untuk perencanaan keuangan perusahaan.
2.3.2 Metode Dan Teknik Analisis Laporan keuangan
Metode dan teknik analisis laporan keuangan digunakan untuk menentukan
serta mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan
sehingga dapat dimengerti oleh para pemakai informasi.
Metode Analisis Laporan Keuangan menurut Soemarso (2005:381) sebagai
berikut:
1. Analisis
horisontal,
merupakan
analisis
persentase
yang
membandingkan suatu pos laporan keuangan dengan pos sama laporan
keuangan sebelumnya;
2. Analisis vertikal, merupakan analisis yang membandingkan pos-pos
laporan keuangan dengan pos lain dalam laporan keuangan yang sama.
Teknik Analisis Laporan Keuangan menurut Harahap (2007:215) sebagai
berikut:
1. Perbandingan laporan keuangan (perubahan tahun ke tahun)
2. Seri trend atau angka indeks
3. Laporan keuangan Common Size (bentuk awam), merupakan analisis
struktur laporan keuangan
4. Analisis rasio
5. Analisis khusus: ramalan kas, analisis perubahan posis keuangan,
laporan variasi gross margin analisis break even, analisis dupont.
Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa metode dan teknik analisis laporan
keuangan manapun yang digunakan adalah merupakan suatu permulaan dari
proses analisis yang diperlukan dalam menganalisis laporan keuangan, pada
dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu membuat data dapat lebih
dimengerti, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
Teknik analisis apapun yang digunakan, kesemuanya itu adalah permulaan
dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan
setiap teknik analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar
data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
2.4
Analisis Rasio Keuangan
2.4.1 Rasio Sebagai Analisis
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang analis memerlukan adanya yardstick atau ukuran tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Rasio
keuangan memberi cara bagi analis untuk membuat perbandingan yang berarti
dari data keuangan perusahaan pada waktu yang berbeda, atau dengan perusahaan
yang berbeda.
Menurut Harahap (2007:297) menyatakan :
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti).”
Rasio Keuangan merupakan cara yang paling umum digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan. Analisis rasio menggambarkan hubungan
sistematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Perhintungan yang
digunakan dalam analisis ini sebenarnya sederhana, namun interpestasi terhadap
rasio tersebut merupakan masalah yang cukup kompleks. Oleh karena itu
diperlukan
kemampuan
dan
keahlian
analisis
dari
orang
yang
ingin
menginterpestasikan rasio tersebut.
2.4.2 Jenis Rasio Keuangan
Terdapat banyak jenis rasio keuangan. Karena rasio dibuat berdasarkan
kebutuhan analis dalam memahami kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan macam-macam rasio keuangan dalam hubungannya dengan
keputusan yang akan diambil oleh perusahaan, menurut Husnan (2001) analisis
rasio keuangan dibagi menjadi empat bagian yaitu :
1.
Rasio Leverage, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan
hutang. Beberapa analisis menggunakan istilah rasio solvabilitas, yang berarti
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Rasio
yang mungkin digunakan antara lain rasio utang, debt to equity ratio, times
interest earned, debt service coverage.
2.
Rasio Likuiditas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek. Rasio-rasio tersebut antara lain adalah
rasio modal kerja netto dengan total aktiva, current ratio, dan quick acid test
ratio.
3.
Rasio Profitabilitas atau efisiensi, rasio ini dimaksudkan untuk mengukur
efisiensi penggunaan aktiva perusahaan.
Rasio-rasio tersebut antara lain
adalah rentabilitas ekonomi, rentabilitas modal sendiri (return on equity),
return on investment, profit margin, perputaran profit margin, perputaran
piutang dan perputaran persediaan.
4.
Rasio Nilai Pasar, rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan
keuangan dan pasar modal. Beberapa rasio tersebut diantaranya adalah price
earning ratio dan market to book value ratio.
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Return On Equity (ROE)
dan Earning Per Share (EPS) yang apabila dikelompokan berdasarkan tujuannya
termasuk kedalam kelompok Profitability Ratios, karena digunakan untuk
mengukur dan menghitung tingkat kemampuan perusahaan dalam melakukan
operasinya.
2.4.3 Manfaat Analisis Rasio
Menurut Sartono (2001:113) analisis keuangan mencangkup analisis rasio
keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan dibidang financial akan sangat
membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa
datang. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki
kas yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan
pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.
Dari sudut investor, memperkirakan masa mendatang merupakan hal yang
terpenting dari menganalisis laporan keuangan, sehingga analisis laporan
keuangan bagi investor dapat bermanfaat dalam menentukan kebijaksanaannya
dalam melakukan antisipasi terhadap kemungkinan situasi yang buruk dimasa
yang akan datang. Dengan menganalisis laporan keuangan tersebut akan diketahui
kelebihan dan kekurangan perusahaan serta perkembangan perusahaan dimasa
sekarang yang dapat dijadikan sebagai pedoman bagi perencanaan perusahaan
dimasa yang akan datang.
2.5
Kinerja (Performance)
Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi
kebutuhan masyarakat sangat tergantung dari kinerja perusahaan dan manajer
perusahaan didalam melaksanakan tanggung jawabnya.
2.5.1 Pengertian Penilaian Kinerja
Performance diterjemahkan menjadi kinerja, yang juga berarti prestasi
kinerja, pencapaian kerja atau penampilan kinerja.
Menurut Darsono (2006:47) kinerja keuangan ialah :
“Hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angkaangka keuangan.”
Menurut Mulyadi (2001:415) penilaian kinerja ialah:
“Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas karyawan
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.”
Kinerja dapat dipergunakan manajemen untuk melakukan penilaian secara
periodik mengenai efektifitas suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan
berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian penilaian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan
manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah dilaksanakan, dibandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.5.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran perusahaan dan dalam mematuhi standar prilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan prilaku yang
tidak semestinya terjadi melalui umpan balik kinerja hasil kinerja pada waktunya
serta penghargaan.
Menurut Mulyadi (2001:416) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh
manajemen untuk :
1. Mengelolah operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
3. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenal bagaimana atasan
mereka dalam menilai kinerja bawahannya.
4. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
5. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
dan untuk menyediakan kinerja seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
2.5.3 Pengukuran Dalam Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001:434) terdapat tiga macam ukuran yang dapat
digunkan untuk mengukur kinerja secara kualitatif, yaitu ukuran kriteria tunggal
(single criteria), ukuran kinerja beragam (multiple criteria), dan ukuran kriteria
gabungan (composite criteria).
1. Kriteria Tunggal (Single Criteria)
Mengukur kinerja karyawan dimana orang akan cenderung memuaskan
usahanya kepada kriteria tersebut dengan akibat diabaikannya kriteria lain,
yang memungkinkan sama pentingnya dalam menentukan sukses atau
tidaknya suatu perusahaan atau bagiannya.
2. Kriteria Beragam (Multiple Criteria)
Aspek kinerja manajer dicari ukurannya, sehingga seorang manajer diukur
kriterianya dengan beragam kriteria. Tujuannya agar manajer yang diukur
kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagi kinerja.
3. Kriteria Gabungan (Composite Criteria)
Pembobotan angka tertentu kepada beraagam kriteria kinerja untuk
mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer, setelah memperhitungkan
bobot beragam kriteria kinerja masing-masing.
2.5.4 Alat Ukur Penilaian Kinerja Perusahaan
Penilaian kinerja dikembangkan untuk memberikan beberapa petunjuk bagi
para manajer untuk mengevaluasi kinerja. Perkembangan alat ukur penilaian
kinerja dan spesifikasi stuktur penghargaan merupakan hal utama dalam
organisasi atau perusahaan, karena alat ukur dan penilaian kinerja dapat
mempengaruhi prilaku para manajer. Penilaian kinerja dapat mendukung tingkat
keserasian tujuan. Dengan kata lain, penilaian kinerja mempunyai pengaruh dalam
mewujudkan tujuan perusahaan.
2.6
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan
investasi menurut Kasmir (2011:114).
Menurut Martono dan Harjito (2007:57) secara garis besar terdapat
empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan, yaitu :
a.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan
antara kas perusahaan dari aktiva lancar lainnya dengan hutang lanca. Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau
kewajiban jangka pendek.
b.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio), yaitu rasio yang mengukur efisiensi
perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.
c.
Rasio Solvablitas (Solvability Ratio), yaitu rasio yang mengukur seberapa
banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang utang (pinjaman).
d.
Rasio Keuntungan (Profitability Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan
modalnya.
2.7
Return On Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal
sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat,
demikian pula sebaliknya.
Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai
berikut :
ROE =
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:146), mengemukakan Return on
Equity (ROE) adalah ukuran hasil yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham
preferen atau saham biasa) atas investasi di perusahaan. Semakin tinggi hasil
semakin baik. ROE dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
ROE =
Menurut Rangkuti (2006:77), keuntungan modal sendiri disebut juga
dengan ROE (Return on Equity) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal dan dihitung berdasarkan
pembagian antara laba bersih (keuntungan neto sesudah pajak) dengan modal
sendiri. Rumus yang digunakan adalah:
ROE =
Dari pengertian diatas dapat diambil suatu simpulan bahwa Return On
Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai tingkat keuntungan
yang diperoleh pada periode waktu tertentu dibandingkan dengan modal yang
dimiliki perusahaan.
2.8
Earning Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang
rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham,
sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat.
Dengan pengertian lain, tingkat pengembalian yang tinggi.
Rumus untuk mencari Earning per share (EPS) dapat digunakan sebagai
berikut :
EPS =
Komponen penting yang pertama harus diperhatikan dalam analisis
perusahaan menurut Tandelilin (2001:241) adalah laba bersih setelah pajak per
lembar saham atau lebih dikenal dengan Earning Per Share (EPS), karena
Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan menentukan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
EPS =
Adapun pengertian Earning Per Share menurut Arifin (2007:87), adalah
sebagai berikut:
“Earning Per Share merupakan hasil perhitungan laba bersih dibagi
jumlah saham yang beredar. Jika pertumbuhan EPS suatu perusahaan
mengalami peningkatan, kemungkinan minat beli investor terhadap saham
perusahaan tersebut juga akan mengalami peningkatan. Laba yang
digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau Earning After Tax
(EAT)”.
Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
EPS =
Dari pengertian diatas dapat diambil suatu simpulan bahwa Earning Per
Share (EPS) merupakan rasio profitabilitas sebagai informasi yang digunakan
untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap
lembar saham yang dimiliki sehingga informasi yang dibuat bagi seorang
investor.
2.9
Indeks Harga Saham
Dalam mengukur kegiatan pasar modal biasanya digunakan angka indeks
yang memberikan gambaran mengenai perubahaan yang terjadi di pasar modal.
Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham.
Indeks merupakan gabungan harga saham yang ada di pasar. Menurut Tjiptono
dan Fakhruddin (2011:169) jenis indeks yang diperdagangkan di BEJ yang
sekarang bernama BEI terdapat enam jenis, yaitu :
1. Indeks individual
Indeks individual menggunakan indeks harga masing-masing saham
terhadap harga dasarnya atau indeks masing-masing saham yang tercatat
di BEJ yang sekarang bernama BEI.
2. Indeks harga saham sektoral
Indeks harga saham sektoral menggunakan semua saham yang termasuk
dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan,
properti dan lain-lain.
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan menggunakan semu saham yang tercatat
sebagai komponen penghitungan indeks.
4. Indeks LQ 45
Indeks LQ45 yaitu indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan
mengacu pada dua variabel, yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi
pasar. Setiap enam bulan, terdapat saham-saham baru yang masuk ke
dalam LQ 45 tersebut.
5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index)
JII (Jakarta Islamic Index) merupakan indeks yang terdiri atas 30 saham,
yang mengakomodsikan syariah investasi dalam Islam atau indeks yang
berdasarkan syariah Islam.
6. Indeks Papan Utama dan Papann Pengembangan
Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan yaitu indeks harga saham
yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEJ
yang sekarang bernama BEI, yaitu kelompok papan utama dan papan
pengembangan.
Dari jenis-jenis indeks tersebut diatas kita dapat mengethui situasi secara
umum berkaitan dengan pergerakan harga saham individual, pergerakan saham
sektoral, ataupun pergerakan harga saham secara keseluruhan. Indeks harga saham
merupakan ringkasa dari dampak simultan dan kompleks atas berbagai macam
faktor yang berpengaruh. Bila lebih di cermati, indeks harga saham yang
berkembang tidak saja memuat fenomena-fenomena ekonomi semata tetapi juga
memuat fenomena sosial dan politik.
Indeks harga saham yang mengalami penurunan menunjukkan kondisi pasar
yang mengalami kelesuan dan begitu juga sebaliknya. Untuk mencari angka
indeks harus tersedia data lebih dari satu, sebab harus ditentukan waktu dasar dan
waktu yang berlaku. Data pergerakan angka indeks di catat dari hari ke hari,
minggu ke minggu dan bulan ke bulan sehingga akan membentuk satu trend gerak
indeks harga saham.
Penentuan waktu dasar biasanya memilih periode tertentu sewaktu kondisi
pasar sedang stabil dan bergairah. Kondisi indeks yang sedang naik disebut
kondisi Bullish market, sedangkan kondisi indeks sedang turun disebut kondisi
Bearish market. Kondisi Bullish adalah saat yang tepat bagi investor untuk
melepas atau menjual sekuritas, sedangkan kondisi bearish market adalah saat
yang tepat untuk melakukan investasi atau membeli sekuritas.
2.9.1 Indeks Harga Saham Sektoral
Indeks harga saham sektoral adalah harga saham berdasarkan jenis usaha.
Pembagian
sektor
usaha
tersebut
dilakukan
oleh
bursa
efek
untuk
menggambarkan keadaan perdagangan saham pada sektor usaha tertentu dari
waktu ke waktu. Di Bursa Efek Indonesia ada 10 jenis indeks harga saham
sektoral yitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri,
konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan
manufaktur.
Ada kemungkinan pembagian sektor di bursa ini berbeda dengan pembagian
jenis usaha menurut lembaga lain, kendati begitu setidaknya indeks harga saham
sektoral ini cukup bermanfaat untuk menganalisis harga saham dari sektor tertentu
yang sudah go public. Perhitungan indeks harga saham sektoral ini hampir sama
dengan perhitungan IHSG maupun IHSI dengan memasukan saham-saham yang
tergabung dalam sektor yang dimaksud.
2.10 Pengaruh Kinerja Keuangan Yang Diukur Dengan Rasio Profiabilitas
(ROE dan EPS) Terhadap Indeks Harga Saham
Kondisi fundamental perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan
perusahaan yang dipublikasikan setiap periode tertentu. Didalam laporan
keuangan tersebut terdapat informasi-informasi yang dapat dipergunakan oleh
investor di dalam menilai kinerja perusahaan dan pengambilan keputusan untuk
membeli saham perusahaan. Informasi tersebut ada di dalam rasio-rasio keuangan.
Terdapat banyak rasio keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu
perusahaan, yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio Leverage, Rasio
Aktivitas, dan Rasio Penilaian menurut Husnan (2005:231).
Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat
sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya.
Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan
keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan
dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan tentu saja hal itu akan
mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.
Menurut Alfitriady Amries Rusli Tanjung & Edfan Darlis (2013) dalam
jurnalnya yang berjudul Pengaruh EVA, ROA, ROE, ROS, EPS, BEP Terhadap
Harga Saham Perusahaan Perbankan dan Asuransi di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2009 hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari hasil pengolahan data
menunjukkan bahwa t hitung variabel return on equity ratio adalah 2,321 dan t
tabel adalah 1,990 sehingga diperoleh kesimpulan t hitung > t tabel dan P value <
α, maka H2 diterima. Sementara itu tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
kecil dari 0,05. Hal ini berarti return on equity memiliki pengaruh signifikan
terhadap perubahan harga saham, sehingga hipotesis kedua (H2) dapat dibuktikan.
Sedangkan Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa t hitung variabel
earning per share adalah 4,651 dan t tabel adalah 1,990 sehingga diperoleh
kesimpulan t-hitung > t tabel dan P value < α, maka Ho ditolak dan H4 diterima.
Sementara itu tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti earning per
share memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sehingga hipotesis
keempat (H4) dapat dibuktikan.
Menurut Yanuar Bachtiar (2012) dalam jurnalnya yang berjudul Kinerja
Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Agriculture Di Bursa
Efek Indonesia hasilnya menunjukkan bahwa Hasil penelitian secara simultan
return on investment (ROI), return on equity (ROE), earning per share (EPS),
price earning ratio (PER), debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap harga
saham Fhitung> Ftabel, Fhitung (3.318.045,269) > Ftabel (2,901), maka Ho di-tolak.
Sedangkan Secara Parsial hanya EPS dan PER yang berpengaruh terhadap harga
saham karena thitung > ttabel (2.444,1 > 2,131).
Menurut Lia Rosalina, J. Kuleh, dan Maryam Nadir (2013) dalam
jurnalnya yang berjudul Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Pada Sektor Industri
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
BEI hasilnya
menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI),
Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Deviden per Share (DPS)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dengan nilai Fhitung =
53,901 > Ftabel = 2,59. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa
variabel Earning per Share (EPS) yang memiliki pengaruh paling dominan
terhadap harga saham dengan nilai thitung = 6,704 > ttabel =1,980.
Download