Peneliti UGM Temukan Metoda Deteksi Cepat Virus Jembrana

advertisement
Peneliti UGM Temukan Metoda Deteksi Cepat Virus
Jembrana
Kamis, 20 Oktober 2011 WIB, Oleh: Gusti
YOGYAKARTA – Sapi bali (bos javanicus) merupakan plasma nutfah Indonesia dengan karakter
reproduksi yang baik sehingga mudah dikembangkan dan disebarkan ke berbagai tempat sebagai
hewan ternak potensial. Namun, salah satu penyakit yang menyerang sapi bali dan menyebabkan
banyak kematian adalah penyakit jembrana atau Jembrana disease virus (JDV). Penyakit yang satu
ini dapat mengakibatkan angka kematian cukup tinggi. Bahkan dalam waktu 9 bukan menyebar
secara cepat ke berbagai daerah di Bali yang mengakibatkan kematian 60 ribu ekor sapi dan
dampak kerugian ekonomi cukup besar.
Diagnosa penyakt jembrana yang biasa digunakan adalah diagnosis klinis yang didasarkan pada
gejala klinis pada gejala penyakit dan teknik diagnosis imunologis. Untuk diagnosis secara klinis
sangat sulit dilakukan karena memiliki kemiripan dengan gejala penyakit lain. Itu pun hanya dapat
dilakukan terhadap terhadap penyakit jembrana akut. Sementara untuk diagnoa imunologis, yang
masih sering digunkan adalah secara serologik (ELISA dan antigen presipitasi) maupun secara
genomik (RT-PCR dan Real time RT-PCR).
Dosen bagian patologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM drh. Bambang Sutrisno, M.P.,
berhasil mengembangkan deteksi virus penyakit jembrana dengan teknik hibridasi dot blot. Desain
probe dapat dijadikan alat diagnosa dengan spesifisitas yang tinggi karena probe dapat mendeteksi
RNA virus dengan RNA total hasil isolasi. “Kandidat metode screening sampel ini yang cukup
baik jika dibandingkan dengan ELISA,” katanya.
Dia menjelaskan, teknik diagnostik inni didasarkan pada pendekatan genomik yang dapat
dikembangkan dan digunakan untuk deteksi cepat dan akurat. Dalam penelitiannya, Bambang
menggunakan teknik reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR). Namun primer yang
digunakan dalam teknik menggaunakan gen gag-ca yang merupakan salah satu sekuen gen yang
penting dalam proses infeksi virus.
Namun keberadaan copy gen gag-ca dalam sel hospes yang terinfeksi diduga cukup besar karena
berperan sebagai gen yang terlibat dalam pembentukan struktur virus dan menentukan kemampuan
virus menginfeksi sel target. “Makanya diperlukan hibridasi Dot-Blot sebagai teknik kedua yang
diterapkan secara pararael,” katanya.
Dengan teknik hibridasi dot blot ini, memungkinkan puluhan dan ratusan sampel dianalisis dalam
waktu bersamaan menggunakan satu membran. Sehingga teknik ini diharapkan dapat membantu
pemeriksaaan rutin kesehatan hewan dan aktivitas pengendalian penyakit jembrana.
Dalam ujian terbuka promosi doktor ini, bertindak sebagai promotor Dr. drh. Asmarani
Kusumawardani, M.P., dan Ko-promotor Prof. drh. Hastari Wuryastuty, M.Sc., Ph.D., dan Dr. Sri
Widodo. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
Berita Terkait
●
●
●
●
●
Imunohistokimia untuk Uji Diagnostik Avian Influenza
Kembangkan Cara Deteksi Dini Kanker Nasofaring, Susanna Raih Award
White Spot Syndrome Virus Penyebab Turunnya Produksi Udang Windu
PS Biotek UGM Berhasil Deteksi Cepat Virus H5N1 Pada Manusia
Raih Doktor Usai Teliti Kejayaan dan Keruntuhan Bupati Jembrana
Download