GSM

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Global System for Mobile Communication (GSM)
2.1.1 Perkembangan teknologi GSM
Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak
digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang
dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang
dikembangkan di Prancis, sistem nordic mobile telephone (NMT) yang
dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS
yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat
sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu
dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna
terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja. (Fernandes, 2007)
Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan
perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi
keterbatasannya. Negara - negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun
1982 yang bertujuan untuk menentukan standar - standar komunikasi selular yang
dapat digunakan di semua negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special
Mobile, oganisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang
kemudian dikenal dengan nama global system for mobile communication atau
GSM.
GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar
telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh european telecomunication
standard institute (ETSI). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai
pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks
dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada awal
pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya
yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah
perkembangan teknologi GSM adalah digital cellular system (DCS) pada alokasi
frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan
yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil
akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya
radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi.
Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk
Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang
bernama advances mobile phone system (AMPS) dan nordic mobile telephone
(NMT). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi
selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia,
tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah.
Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler
yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
2.1.2 Arsitektur jaringan GSM
Dengan karakteristik yang
open standard interface (memungkinkan
vendor - vendor untuk ikut mengembangkan instrumennya pada sisi jaringan),
jangkauan luas (roaming access), interoperabilitas serta kemudahan penggunaan
Subcriber Identification Module (SIM) card pada handset yang berbeda tanpa
mengurangi fungsi konektivitasnya, merupakan beberapa
faktor yang
menyebabkan perkembangan jaringan GSM sedemikian pesat pada kurun waktu
beberapa tahun terakhir. (Zacharias, 2005)
Unsur – unsur utama dari arsitektur GSM ditunjukkan pada gambar 2.1
(Scourias, 1999) :
Gambar 2.1 Layout Generic dari Jaringan GSM
( Sumber : http://ccnga.uwaterloo.ca/~jscouria/GSM/gsmreport.html )
Arsitektur GSM secara garis besar terdiri dari 4 subsistem yang terkoneksi
dan berinteraksi antar sistem dan dengan user melalui network interface,
subsistem tersebut adalah (Adiputra dkk, 2009) :
1. Mobile Station (MS)
2. Base Station Subsytem (BSS)
3. Network Switching Subsytem (NSS)
4. Operation and Support System (OSS)
2.1.2.1 Mobile station (MS)
Mobile Station (MS) merupakan bagian utama yang dipakai dalam
komunikasi selular dimana perangkat fisik ini dapat diinstal, portable dan mudah
dibawa kemana saja. MS dibuat dengan berbagai macam desain dan keunggulan
yang sesuai untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Jarak daerah cakupan
dari MS tergantung pada power output dari setiap tipe MS. Bagian terpenting dari
MS adalah Subscriber identity module (SIM) dan mobile equipment (ME). Tanpa
SIM, MS tidak dapat mengakses jaringan GSM kecuali untuk
emergency . (Budiyanto, 2010)
jalur traffic
2.1.2.2 Base station subsystem (BSS)
BSS bertanggung jawab atas semua fungsi - fungsi radio di dalam sistem.
BSS mengatur komunikasi radio dengan unit - unit mobile dan juga menangani
handover dari panggilan yang sedang berlangsung diantara sel - sel yang dikontrol
oleh BSC. BSS bertanggung jawab atas pengaturan semua sumber-sumber jaringan
radio dan data konfigurasi sel. BSS mampu menangani situasi kesalahan normal
tanpa harus dikontrol oleh OSS. Hal ini bermaksud apabila OSS tidak dapat
dijangkau, BSS dapat melaksanakan tindakan yang benar pada situasi yg tidak
normal.
Gambar 2.2 BSS pada Jaringan GSM
( Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id )
Pada gambar 2.2 diatas terlihat tiga komponen utama penyusun BSS yaitu
(Budiyanto, 2010) :
1. Base station controller (BSC)
Fungsi - fungsi kontrol dan saluran fisik antara MSC dan BTS ditangani oleh
BSC, BSC merupakan switch yang berkapasitas tinggi untuk menangani fungsi
seperti handover , data konfigurasi sel, dan mengendalikan level daya RF pada
BTS. Setiap BSC akan dikontrol oleh sebuah MSC. BSC mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan dan pemeliharaan BSC bagian dalam seperti prosesor
pengontrol muatan pada BSC
b. Penanganan dari hubungan MS selagi set-up dan semasa panggilan
c. Manajemen jaringan transmisi
d. Manajemen jaringan radio
e. Manajemen Radio Base Station (RBS) atau BTS
f. Transcoding dan adaptasi kecepatan pada BSC
2. Base transceiver station (BTS)
BTS menangani interface radio dengan MS. BTS merupakan perangkat radio
(transceiver dan antena) yang diperlukan untuk melayani sel dalam jaringan.
Beberapa BTS dikontrol oleh sebuah BSC. BTS juga biasa disebut dengan
nama RBS, RBS termasuk semua radio dan hubungan transmisi perangkat yang
dibutuhkan pada site untuk menghasilkan transmisi radio pada satu atau
beberapa sel. Adapun fungsi dari BTS (RBS), yaitu:
a. Menangani interface radio baik dari segi konfigurasi, transmisi ataupun
reiceiving
b. Penanganan pemeliharaan lokal
c. Pengaturan proses hubungan persinyalan
d. Pengolahan sinyal
e. Sinkronisasi
f. Pengaturan fungsional dan uji coba
3. Transcoder controller (TRC)
TRC menghasilkan BSS dengan kapabilitas untuk adaptasi kecepatan. Hal ini
sangat penting karena kecepatan tersebut digunakan untuk melewati alat
penghubung udara dan digunakan oleh visitor location register (VLR). Alat
yang melaksanakan adaptasi kecepatan yang disebut transcoder .
2.1.2.3 Network switching subsystem (NSS)
Proses panggilan serta fungsi - fungsi yang berhubungan dengan pelanggan
merupakan fungsi utama dari network switching subsystem (NSS). Arsitektur
NSS ditunjukkan pada gambar dibawah ini (Budiyanto, 2010) :
Gambar 2.3 Arsitektur NSS pada Jaringan GSM
( Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id )
1. Equipment identity register
(EIR) – EIR merupakan
database
yang
menyimpan informasi mengenai mobile equipment.
2. Home location register (HLR) – HLR merupakan database yang digunakan
untuk penyimpanan dan manajemen dari pelanggan. HLR merupakan database
yang paling penting karena menyimpan data permanen mengenai pelanggan,
profil layanan, informasi lokasi, dan status aktivitasnya
3. Mobile switching center (MSC) – MSC menangani fungsi - fungsi switching
telephony , network interfacing , common channel signaling , dan sebagainya.
4. Visitor location register (VLR) – VLR merupakan database
yang berisi
informasi sementara mengenai pelanggan yang diperlukan oleh MSC. VLR
selalu terintegrasi dengan MSC. Ketika MS berada di area MSC yang baru,
VLR akan meminta informasi kepada HLR mengenai MS tersebut.
5. Authentication center
(AuC) – AuC menyediakan fungsi autentikasi dan
enkripsi untuk mengkonfirmasikan identitas pelanggan dan menjamin
kerahasiaan pada setiap panggilan.
2.1.2.4 Operation and maintenance center (OMC)
Fungsi operation and maintenance center (OMC) adalah untuk mengawasi
beberapa jaringan seperti jaringan trafik. Perangkat ini terhubung dengan semua
perangkat yang ada di MSC dan BSC. Implementasi dari OMC disebut operation
and support system (OSS). OSS merupakan fungsional terpenting untuk
mengawasi dan mengontrol sistem. Tujuan dari OSS adalah untuk memberikan
efektivitas dalam operasional dan pemeliharaan yang diperlukan oleh jaringan
GSM. (Budiyanto, 2010)
2.1.3 Interface GSM
Sistem GSM memiliki empat buah antar muka standar yang terdiri dari
antarmuka udara (Air-interface) yang menghubungkan perangkat MS (mobile
station) dan BTS, antarmuka Abis (Abis-interface) yang menghubungkan BTS
dan BSC serta antarmuka A (A-interface) berupa PCM-line yang menghubungkan
BSC dan MSC. Aspek air interface dari sistem GSM antara lain penggunaan
frekuensi, modulasi, multiplexing, coding termasuk di dalamnya kanal fisik dan
kanal logic. Pengaruh dari air interface ini dapat mempengaruhi layanan yang
diberikan oleh jaringan.
Gambar 2.4 Interface Jaringan GSM
( Sumber : http://www.scribd.com/maharsijati )
2.1.3.1 A interface
A-interface adalah interface antara BSC dan MSC. Secara fisik, Ainterface terdiri dari satu atau lebih link PCM antara MSC dan BSC, dimana tiap tiap linknya berkapasitas 2 Mbps. A-interface dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
(Abusajid, 2011) :
1. Bagian antara BTS dan transcoding rate adaption. unit (TRAU), dimana data
yang ditansmisikan masih dalam bentuk yang data yang dikompress.
2. Bagian antara TRAU dan MSC, dimana data yang ditransmisikan sudah tidak
dikompressi.
A-interface menggunakan signalling system no. 7 (SS7) dengan signaling
connection control part (SCCP) sebagai user partnya. GSM menggunakan
signalling standar yang sudah ada (SS7 dan SCCP) pada A-interface dan sebuah
applikasi baru yaitu base station sub-system application part (BSSAP). BSSAP
dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : base station sub-system management
application part (BSSMAP) dan direct transfer application part (DTAP). Gambar
di bawah ini menunjukan diagaram A-interface dalam OSI layer.
Gambar 2.5 Blok diagram A-Interface pada OSI layer
( Sumber : http://mobileindonesia.files.wordpress.com )
BSSMAP terdiri dari informasi yang ditransmisikan antara BSC dan MSC,
dimana informasi tersebut diproses oleh BSC. Seperti PAGING, HND_CMD, dan
informasi RESET. Secara umum BSSMAP mengandung semua informasi yang
dipertukarkan sebagai radio resource management antara MSC dan BSC dan juga
message yang digunakan sebagai control task antara BSC dan MSC. DTAP
mengandung semua informasi yang dipertukarkan antara sebuah NSS dan MS.
Message - message ini transparan untuk BSS. Message - message ini meliputi
semua informasi yang digunakan untuk mobility management, kecuali
LOC_UPD_REQ, IMSI_DET_IND, dan CM_SERV_REQ.
2.1.3.2 Ater interface
Ater-interface adalah jalur antara TRC dan BSC. Pada TRC jalur bicara di
transkodekan dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. 13 Kbps untuk jalur informasi dan 3
Kbps untuk informasi pensinyalan in-band. (Maharsijati, 2010)
2.1.3.3 Abis interface
Abis-interface
adalah interface antara BTS dan BSC. Abis-interface
adalah sebuah interface PCM 32, sama seperti interface terestrial lainnya di GSM.
Kecepatan transmisi pada Abis-interface adalah 2.048 Mbps, yang dibagi dalam
32 kanal dengan kecepatan masing-masing kanal sebesar 64 Kbps. Protocol protocol di Abis-interface sangat bersifat vendor specifik, konsekuensinya,
sebuah BTS dari pabrikan vendor A tidak bisa dihubungkan dengan BSC dari
pabrikan vendor B. Gambar di bawah ini menunjukan stack protocol OSI pada
Abis-interface. (Abusajid, 2011)
Gambar 2.6 Blok diagram Abis-Interface pada OSI layer
( Sumber : http://mobileindonesia.files.wordpress.com/ )
2.1.3.4 Air interface
Air-interface menggunakan teknik time division multiple access (TDMA)
untuk jalur kirim dan terima dan pensinyalan informasi antara BTS dan MS.
Teknik TDMA digunakan untuk membagi tiap – tiap pembawa menjadi 8 slot
waktu. Slot waktu ini kemudian ditandai untuk pemakai tertentu, memungkinkan
dapat menangani 8 pembicaraan secara bersamaan pada pembawa yang sama.
Dengan lebar frame 4,616 ms dan lebar tiap slot waktu 0,577 ms. Kecepatan bit
pada media udara adalah 270 kbps, 33,8 kbps tiap pembicaraan.
2.1.4 Prinsip kerja GSM
GSM atau global system for mobile communications merupakan teknologi
digital yang bekerja dengan mengirimkan paket data berdasarkan waktu, atau
yang lebih dikenal dengan istilah timeslot. GSM sendiri merupakan turunan dari
teknologi time division multiple access (TDMA). Teknologi TDMA ini
mengirimkan data berdasarkan satuan yang terbagi atas waktu, artinya sebuah
paket data GSM akan dibagi menjadi beberapa timeslot. (Rusdiana, 2009)
Timeslot inilah yang akan digunakan oleh pengguna jaringan GSM secara
sementara. Maksud dan digunakannya timeslot secara sementara adalah timeslot
tersebut akan dimonopoli oleh pengguna selama mereka gunakan, terlepas dan
mereka sedang aktif berbicara atau sedang idle (diam).
Gambaran yang lebih mudah untuk memahami prinsip kerja GSM.
Analoginya seperti ini : andaikan sebuah armada taksi (dalam kasus ini berperan
sebagai operator) yang memiliki 100 armada taksi (armada sebagai timeslot).
Armada taksi (timeslot) tersebut disewa oleh penumpang (pengguna). Secara
otomatis, armada taksi tersebut tidak bisa digunakan oleh pengguna lain,
walaupun bisa jadi pengguna tadi sedang tidak berada di dalam taksi (seperti
sedang menunggu atau sedang bertamu ke suatu tempat sedangkan taksinya
disuruh menunggu). Dalam posisi seperti ini, sudah jelas bahwa taksi itu sudah dibooking oleh pengguna pertama dan tidak mungkin melayani penumpang lain.
Taksi tersebut baru bisa digunakan oleh penumpang lain ketika pengguna pertama
sudah selesai menggunakan taksi tersebut (sudah sampai tujuan dan sudah
dibayar). Inilah yang disebut prinsip monopoli sementara (temporary) pada
jaringan GSM.
Dari gambaran di atas terlihat jelas bahwa sistem GSM tidak mengizinkan
penggunaan ponsel jika sistemnya sudah penuh (saat seluruh armada taksi sudah
disewa, maka tidak ada lagi taksi kosong untuk disewa penumpang baru). Inilah
yang membuat pengguna akan mendengar nada sibuk dari ponselnya saat hendak
melakukan panggilan keluar (outgoing call). Namun, prinsip yang digunakan oleh
GSM juga memiliki kelebihan. Teorinya, timeslot dedicated yang disediakan ini
menjamin penggunanya bisa mendapatkan kualitas layanan komunikasi yang
lebih konstan, tidak naik turun.
Kekurangannya adalah ketika jaringan GSM sudah penuh, maka pemilik
ponsel biasanya akan mengalami kesulitan untuk melakukan panggilan atau
bahkan menerima panggilan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya timeslot
kosong yang bisa digunakan.
2.1.5 Metode access pada GSM
Metode Access dari GSM adalah Time Division Multiple Access (TDMA).
Teknik Time Division Multiple Access (TDMA) merupakan suatu metode
pengaksesan dimana semua stasiun bumi frekuensi carier yang sama dengan
berdasar pengaturan atau pembagian waktu (domain waktu). Jadi pada teknik
TDMA ini menekankan pada pembagian waktu. Sistem teknik TDMA merupakan
sebuah sistem hanya ada satu sinyal pembawa RF (single signal carier) dalam
bandwith transponder Satelit. Komunikasi diatur dengan dengan pembagian
waktu sesuai dengan penomoran dari Stasiun Bumi. (Prasetyo, 2006)
Dalam terminal stasiun bumi terdapat peralatan PCM (Pulse Code
Modulation), proses pengkodean (coding) untuk mengkodekan nomor kanal suara
(signal analog) dalam TDM (Time Division Multiplex). Hasil pengkodean ini,
kemudian dikirimkan sebagai sebuah group dala interval waktu yang cukup yang
telah disediakan untuk terminal tersebut. Pada terminal penerima melakukan
proses kebalikannya, memproses dan menterjamahkan kode – kode tersebut dan
mengembalikannya ke bentuk semula.
TDMA memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai beberapa Mobile
Station. Sehingga kanal – kanal komunikasi dirupakan dalam bentuk slot – slot
waktu. Slot waktu adalah berapa lama seorang pelanggan mendapatkan giliran
untuk memakai pita frekuensi. Satu slot waktu digunakan oleh satu pelanggan
atau mobile station. Dan slot – slot waktu ini dibingkai dalam satu periode yang
disebut satu frame.
Gambar 2.7 Struktur Frame GSM
( Sumber : http://www.scribd.com/doc/7483745/ )
TDMA memberikan penanda pada setiap panggilan menggunakan
pembagian porsi waktu yang didesain pada sebuah frekuensi. Jadi TDMA adalah
teknik digital yang membagi channel frekuensi ke dalam beberapa bagian waktu.
Dan setiap bagian ini mendukung conversation secara individual.
Narrow band dapat diartikan sebagai channel. Setiap percakapan dipecah
oleh radio menjadi satu hingga tiga kali pemecahan. Hal ini dapat dimungkinkan
sebab voice data telah dikonversikan ke informasi digital yang terkompresi
sehingga akan mengurangi secara signifikan besar transmisi yang dibutuhkan.
TDMA mempunyai kapasitas yang lebih besar dari sistem analog yang
menggunakan sejumlah channel yang sama. Sistem TDMA beroperasi pada band
frekuensi 800-MHz atau 1900 MHz .
2.1.6 Call setup pada jaringan GSM
Proses menerima panggilan dari mobile station (MS) ke mobile station
(MS), MS ke public switch telephone network (PSTN) ataupun sambungan
langsung dari luar negeri pada jaringan GSM disebut dengan mobile terminating
call (MTC), sedangkan sebaliknya proses melakukan panggilan keluar disebut
mobile originating call (MOC). (Prayoe, 2006)
2.1.6.1 Mobile terminating call (MTC)
Proses terjadinya MTC adalah sebagai berikut : pada saat pelanggan akan
melakukan panggilan kearah network kita, MSC akan meneruskan kearah MSC
yang akan dituju, MSC tersebut akan meneruskan ke BSC untuk mencari posisi
pelanggan yang akan dihubungi melalui BTS. BTS melakukan MTC dengan
melalui paging dari BTS ke MS. Dengan kata lain ketika ada panggilan kearah
pelanggan yang dituju, BTS memberikan informasi ke MS melalui paging.
Paging tersebut dikirimkan melalui paging channel (PCH) dan MS melakukan
jawaban terhadap paging yang dilakukan BTS melalui random access channel
(RACH). (Prayoe, 2006)
Selanjutnya MS memperoleh secara cepat kanal dari BTS melaui access
grand channel (AGCH). Pada proses ini dilakukan juga setup pada layer 2
connection, selanjutnya melakukan set asynchronous balance mode (SABM) pada
layer 3 message dan merespon paging, termasuk didalamnya pengecekan serial
number MS dan memberikan temporary mobile subscriber identity (TMSI).
Network akan mengakui proses tersebut sebagai positif paging dan menjawab
proses SABM melalui stane alone dedicated control channel (SDCCH). Proses
tersebut disebut dengan unnumbered acknowledge (UA) yang merupakan positive
acknowledgement dari SABM.
Sekarang BTS siap untuk melakukan authentication melalui information
frame yang melakukan permohonan autentikasi (authentication request) dan
melakukan respon terhadap autentikasi (authentication response). Selanjutnya
mulai mengaktifkan pengkodean (ciphering activation) melalui information frame
sebagai chiphering mode dan mode untuk pengkodean dinyatakan lengkap
(chiphering mode complete).
Selanjutnya dilakukan setup untuk mobility management dan pada proses
ini MS dapat melakukan call control connection dengan perantara message setup.
Message ini berisi transaction identifier yang dipilih oleh mobile subscriber mana
yang terbaik yang akan digunakan. BTS menjawab dengan menggunakan
informasi frame bagaimana proses call nya jika semuanya OK dalam arti sudah
tidak ada masalah maka MS akan merespon dan siap untuk menerima percakapan
(receive ready). Semua proses tersebut menggunakan SDCCH hingga network
menyediakan kanal traffik untuk kanal percapakan pengguna.
Gambar 2.8 Proses Mobile Terminating Call
( Sumber : http://atharissultanprayou.blogspirit.com )
2.1.6.2 Mobile originating call (MOC)
Proses melakukan panggilan hampir sama dengan proses yang terjadi saat
menerima telephone bedanya pada MOC, MS yang mempunyai inisiatif untuk
melakukan outgoing call. Radio resource connection harus di setup khusus untuk
melakukan panggilan. (Prayoe, 2006)
MS melakukan permohonan SDCCH melalui RACH yang tujuannya
adalah untuk outgoing call (MOC setup). BTS akan mengalokasikan SDCCH
melalui AGCH. Selanjutnya MS memperoleh secara cepat kanal dari BTS melalui
AGCH. Pada proses ini dilakukan juga setup pada layer 2 connection, selanjutnya
melakukan set asynchronous balance mode (SABM) pada layer 3 message dan
merespon paging, termasuk didalamnya pengecekan serial number MS dan
memberikan temporary mobile subscriber identity (TMSI). Network akan
mengakui proses tersebut sebagai positive paging dan menjawab proses SABM
melalui stane alone dedicated control channel (SDCCH). Proses tersebut disebut
dengan
unnumbered
acknowledge
(UA)
yang
merupakan
positive
acknowledgement dari SABM.
Tahap demi tahap yang terjadi pada MOC sama seperti yang terjadi pada
saat MTC, hingga MS siap melakukan panggilan terhadap nomor yang akan dituju
yang sampai pada akhirnya network memberikan kanal trafik untuk melakukan
percakapan. Jadi yang perlu digaris bawahi pada saat MOC adalah MS yang
mempunyai inisiatif melakukan panggilan sedangkan pada saat MTC yang
berperan adalah BTS melalui paging request dengan menggunakan paging
channel ( PCH ).
Gambar 2.9 Proses Mobile Orginating Call
( Sumber : http://atharissultanprayou.blogspirit.com )
2.1.7 Layanan pada jaringan GSM
Layanan pada jaringan GSM merupakan suatu bentuk realisasi dari
perkembangan tahap - tahap GSM yang telah dijelaskan sebelumnya. Layanan ini
dapat dibagi menjadi tiga jenis layanan, yaitu layanan pembicaraan (teleservice)
sebagai layanan dasar, bearer service dan beberapa layanan tambahan, seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini. (Budiyanto, 2010)
Gambar 2.10 Layanan Pada Jaringan GSM
( Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id )
2.1.7.1 Bearer services
Bearer service merupakan salah satu pelayanan yang diperuntukkan bagi
komunikasi data paket dengan kecepatan yang bervariasi antara 300 bps sampai
dengan 9600 bps, dan menyediakan kemampuan untuk mengirimkan informasi
antara dua atau lebih pelanggan jaringan interface. Bearer service terdiri dari
(Budiyanto, 2010) :
1. Data package duplex synchronous (PDS). Data package duplex synchronous
(PDS) dipergunakan untuk akses secara sinkron ke packet switched public data
network (PSPDN) transmisi data dengan kecepatan transmisi antara 2400-9600
bps
2. Data Circuit Duplex Syndrome (CDS). Data circuit duplex syndrome (CDS)
dipergunakan untuk akses secara sinkron ke PSTN / ISDN transmisi data
dengan kecepatan transmisi antara 2400 - 9600 bps
3. Data
package assembler disassembler
(PAD) . Data package assembler
disassembler (PAD) dipergunakan untuk akses secara sinkron ke fasilitas PAD
pada packet switched public data network (PSPDN) transmisi data dengan
kecepatan antara 300 - 9600 bps.
4. Data circuit duplex asynchronous (CDA). Data circuit duplex asynchronous
(CDA) dipergunakan untuk akses secara asinkron ke public switched telephone
network (PSTN) atau integrated service digital network (ISDN) transmisi data
dengan kecepatan transmisi antara 300 - 9600 bps
5. Speech followed dengan Data CDA Speech followed dengan Data CDA
dipergunakan untuk pemakaian transmisi data yang dapat dilakukan setelah
panggilan suara dilakukan.
2.1.7.2 Teleservice
Merupakan bentuk layanan dasar yang diberikan kepada semua pelanggan
tanpa memerlukan perlakuan khusus. Teleservice terdiri dari (Budiyanto, 2010) :
1. Layanan pembicaraan (telephony). Layanan pembicaraan merupakan suatu
layanan dasar yang berupa penyambungan hubungan dari dan ke pelanggan
untuk melakukan pembicaraan. Dapat berupa panggilan antar pelanggan public
line mobile network (PLMN) atau dengan pelanggan lain seperti PSTN dan
ISDN.
2. Layanan emergency call . Layanan emergency call merupakan suatu layanan
yang berfungsi untuk menghubungkan seorang pelanggan dengan pusat nomor
darurat (emergency) pada wilayah tersebut yang telah ditentukan rutenya oleh
operator tanpa memerlukan kartu SIM. Cukup dengan menekan tombol tertentu
yang ditentukan operator
3. Voice mail. Panggilan - panggilan yang datang ditampung pada voice mail box
jika pelanggan tidak dapat dihubungi (tidak aktif, sibuk, atau diluar area
jangkauan layanan). Kemudian ketika pelanggan mengaktifkan kembali MS,
pesan tersebut dapat diakses
4. Short message service (SMS). Menyediakan fasilitas pengiriman pesan sampai
dengan 160 karakter antar MS dan pusat pelayanan dalam suatu jaringan tetap
(PSTN) atau jaringan GSM. MS dapat menampilkan pesan tersebut pada layar
(LCD) MS tersebut.
2.1.7.3 Supplementary services
Supplementary services
atau layanan tambahan adalah bentuk layanan
yang dapat diaplikasikan baik pada
teleservice maupun bearer service.
Supplementary services (layanan tambahan) meliputi (Budiyanto, 2010) :
1. Layanan identifikasi Panggilan. Layanan identifikasi panggilan terdiri dari 2
jenis layanan :
a. Call line identification presentation (CLIP), yaitu layanan yang
memungkinkan pelanggan untuk memperoleh informasi pemanggil pada
saat
mendapatkan panggilan sehingga dapat mengetahui siapa yang
menghubunginya.
b. Call
line
identification
restriction
(CLIR)
yaitu
layanan
yang
memungkinkan pelanggan untuk menyembunyikan informasinya kepada
yang dihubunginya demi suatu kebutuhan keamanan.
2. Closed user group. Merupakan layanan bagi sekelompok pelanggan yang hanya
dapat berkomunikasi dengan anggota lain.
3. Advice of charge. Pelanggan dapat mengetahui informasi perkiraan tagihan dan
pentarifan dapat berupa suara maupun dengan fasilitas SMS.
4. Call hold. Pelanggan dapat menahan pembicaraan yang sedang berlangsung,
kemudian melanjutkan kembali tanpa terputus hubungan.
5. Multi party service. Pelanggan dapat membangun hubungan dan melakukan
percakapan bersama dengan 3 sampai 6 sambungan.
6. Layanan call waiting. Memungkinkan seorang pelanggan mendapat informasi
ada panggilan pada saat mempergunakan terminalnya, setelah itu pelanggan
dapat memutuskan apakah akan menerima atau memutuskan panggilan.
7. Layanan pembatasan panggilan (call barring). Memungkinkan seorang
pelanggan untuk membatasi hubungan. Seperti pembatasan panggilan keluar,
pembatasan panggilan masuk, dan pembatasan panggilan internasional.
8. Layanan call forwarding. Memungkinkan pemindahan panggilan ke nomor lain
yang telah ditentukan oleh pelanggan, apabila MS-nya tidak dapat menerima
panggilan menurut kondisi yang dipilih, antara lain unconditional, onbusy, no
reply, unreachable.
2.1.8 Kualitas layanan voice
Dalam dunia telekomunikasi khususnya dalam rekayasa trafik , kualitas
dari layanan suara ditentukan oleh dua ukuran yaitu kelas pelayanan atau grade of
services (GOS) dan kualitas layanan atau quality of services (QoS).
2.1.8.1 Grade of services (GOS)
Grade of Service (GOS) adalah probabilitas dari sebuah panggilan dalam
suatu jaringan yang diblokir atau tertunda selama lebih dari satu interval waktu
tertentu, dinyatakan dalam bentuk fraksi decimal atau persen (%). GOS selalu
mengambil acuan pada jam sibuk saat lalu lintas traffic yang terbesar. Grade of
service ini dapat dilihat secara independen dari perspektif panggilan masuk
dibandingkan dengan panggilan keluar dan tidak selalu sama di setiap arah atau
antara sumber dan tujuan yang berbeda.
Sebagai contoh, ketika pengguna mencoba untuk membuat panggilan
telepon, routing jaringan atau router harus memilih untuk melakukan apa
,menerima panggilan, membelokkan panggilan dan dilihkan ke peralatan
alternatif, atau menolak panggilan sama sekali. Panggilan ditolak terjadi sebagai
akibat beban lalu lintas trafik penuh pada suatu sistem dan dapat mengakibatkan
panggilan ditunda atau hilang. Jika panggilan tertunda, pengguna harus menunggu
untuk lalu lintas menurun, namun jika panggilan hilang maka akan dihapus dari
system dan pengguna harus membuat koneksi baru.
Grade of services (GOS) adalah salah satu aspek dari kualitas pelayanan
yang diharapkan oleh pelanggan ketika membuat panggilan telepon. Dalam loss
system, grade of service digambarkan sebagai proporsi dari panggilan yang hilang
akibat kemacetan di jam sibuk. Untuk panggilan hilang dalam grade of services
(GOS) dapat diukur dengan menggunakan persamaan dibawah ini.
πΊπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘’ π‘œπ‘“ π‘†π‘’π‘Ÿπ‘£π‘–π‘π‘’ =
π‘›π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘œπ‘“ π‘™π‘œπ‘ π‘‘ π‘π‘Žπ‘™π‘™π‘ 
π‘›π‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿ π‘œπ‘“ π‘œπ‘“π‘“π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘ π‘π‘Žπ‘™π‘™π‘ 
Panggilan hilang menurut hukum erlang, diasumsikan sebagai berikut :
1. Semua traffic yang ada dan melalui jaringan traffic yang murni kebetulan,
contohnya kedatangan dan penghentian adalah peristiwa acak independen
2. Ada keseimbangan konstan, yaitu rata-rata jumlah panggilan tidak berubah
3. Ketersedian tempat untuk semua panggilan, yaitu pada setiap outlet dari switch
dapat diakses dari setiap inlet (link masukan)
4. Setiap panggilan bertubrukan akan segera hilang.
Untuk menentukan grade of services (GOS) dari jaringan ketika beban lalu
lintas dan jumlah sirkuit diketahui, operator telekomunikasi dapat menggunakan
persamaan Erlang-B sebagai berikut :
πΊπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘’ π‘œπ‘“ π‘†π‘’π‘Ÿπ‘£π‘–π‘π‘’ =
𝐴𝑁
( 𝑁! )
(∑𝑁
π‘˜=0
π΄π‘˜
)
π‘˜!
Dimana,
A
: intensitas trafik yang diharapkan dalam satuan erlang
N
: Jumlah dari jalan atau kanal yang ada pada suatu jaringan
Persamaan ini memungkinkan operator untuk menentukan apakah masing
- masing group circuit mereka telah memenuhi grade of services (GOS) yang
diperlukan sistem, hanya dengan pemantauan refrensi dari lau lintas trafik.
2.1.8.2 Quality of services (QOS)
Di bidang telepon, kualitas pelayanan didefinisikan dalam standar ITU
X.902 sebagai "Satu set persyaratan kualitas pada perilaku kolektif dari satu atau
lebih objek". Quality of Service terdiri dari persyaratan pada semua aspek
sambungan, seperti pelayanan waktu response, loss sinyal-to-noise ratio, crosstalk, echo, interrupt respon frekuensi, tingkat kenyaringan, dan seterusnya. Bagian
dari telephony QoS adalah persyaratan Grade of Service (GOS), yang terdiri dari
sambungan aspek yang berhubungan dengan kapasitas dan jangkauan jaringan,
misalnya menjamin probabilitas blocking maksimum dan probabilitas outage.
Quality of service (QoS) pada teleservice adalah parameter – parameter yang
menunjukkan kualitas paket data pada jaringan GSM, beberapa parameter yang
menyatakan QoS untuk teleservice jaringan GSM antara lain latency, delay, jitter,
packet loss dan error.
1. Latency. Latency adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu perangkat dari
meminta hak akses ke jaringan sampai mendapatkan hak akses itu. Ada dua
jenis latency, yaitu real dan induced. Real latency berhubungan dengan fisikal
jaringan dan karakteristik penyambungan dari media transmisinya, seperti
pensinyalan elektriknya dan clocked speed. Juga berhubungan dengan round
trip time (RTT) selama ditransmisikan dari sumber ke tujuan melalui berbagai
perubahan kecepatan transmisi.
Induced latency adalah delay yang terjadi akibat delay antrian pada peralatan
jaringan, delay proses pada end systems dan kongesti lain jaringan antara
sumber dan tujuan. Penanganan latency paling cepat adalah dengan menset
metode antrian pada tiap router.
2. Delay. Merupakan sebuah parameter yang paling penting dalam QoS dan delay
ini dapat disebabkan oleh kongesti, kekurangan pada metode traffic shaping,
penggunaan paket data dengan ukuran yang berbeda – beda, perubahan
kecepatan antar jaringan dan pemadapat bandwidth secara tiba – tiba.
Trafik suara merupakan trafik real time sehingga jika delay dalam pengiriman
paket suara terlalu besar, suara yang dikirimkan tidak akan dikenali. Delay
maksimum yang dapat ditolerir pada transmisi sinyal suara sesuai dengan
standar ITU G.114 yang merekomendasikan bahwa delay komulatif harus
lebih rendah atau sama dengan 260 ms (one way delay). Delay komulatif ini
terdiri dari :
a. Fixed delay, yang terbagi atas :
ο‚· Delay propagasi, adalah delay yang ditentukan oleh karakteristik jarak
antara sumber dan tujuan serta media transmisi yang digunakan untuk
pengiriman sinyal suara. Delay propagasi tergantung antara sumber dan
tujuan ataupun antara sumber dengan hop terdekat, dan juga dipengaruhi
oleh jenis saluran yang dilewatinya. Delay propagasi akan menjadi
masalah yang serius pada hubungan jarak jauh. (Gamma, 2009)
Tabel di bawah menunjukkan standar dari delay propagasi.
Tabel 2.1 Standar Delay Propagasi
Jenis Transmisi
Delay maksimum untuk
one-way
Keterangan
Terrestrail coaxial cable
or radio-relay
System : FDM and digital
4µs/km
transmission
Memungkinkan unutk
Optical fibre cable
delay di repeater dan
system, digital
5 µs/km
regenerator
transmission
Sunmarine optical coaxial
xable system
6 µs/km
Submarine optical fibre
system :
-transmit terminal
13 ms
-receive terminal
10ms
Kasus terburuk
Sattelite system :
-400 km altitude
12ms
-14.000 km altitude
110ms
-36.000 km altitude
260ms
Propagasi melalui udara
(Sumber : ITU-T G.114)
Nilai delay propagasi dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
𝑠
𝑑𝑝 =
𝑣
Dimana,
Tp
: delay propagasi (s)
S
: jarak total antara source dengan receiver (m)
V
: kecepatan popagasi informasi pada media atau saluran tranmisi
(m/s)
ο‚· Processing delay, adalah delay yang diakibatkan oleh coding, decoding,
kompresi dan dekompresi yang ditentukan oleh algoritma standar codec
ο‚· Delay packet,
sampel
adalah delay yang diakibatkan oleh pemrosesan pada
suara digital yang dibawa untuk ditempatkan pada payload
sampai paket terisi penuh. Untuk mengurangi delay paketisasi biasanya
digunakan beberapa skema kompresi seperti pembagian yang dapat
dikirim
b. Variable delay. Delay ini dibagi menjadi :
ο‚· Delay antrian adalah delay yang disebabkan oleh waktu tunggu paket
yang dilayani pada sebuah trunk
ο‚· Delay jitter buffer. Digunakan disisi penerima untuk melicinkan delay
variable dan untuk memungkinkan decoding dan dekompresi.
3. Jitter. Jitter adalah variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau
interval antar kedatangan paket di penerima. Pada proses pengiriman sebuah
paket data, secara teknis data tersebut tidak langsung dikirim secara utuh.
Tetapi data tersebut dilakukan pengiriman secara bertahap yaitu per satu bit.
Dalam proses pengiriman per satu bit, waktu pengiriman antara bit yang satu
dan bit selanjutnya disebut dengan variansi delay atau jitter. Timbulnya
variansi delay ini disebabkan karena adanya packet loss. Parameter ini dapat
ditangani dengan mengatur metode antrian pada router saat terjadi kongesti
atau saat perubahan kecepatan. Paket data yang datang dikumpulkan dulu
dalam jitter buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket yang
diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar. Hanya saja jitter tidak
mungkin dihilangkan sebab metode antrian yang paling baik tetap saja tidak
dapat mengatasi semua kasus antrian. Untuk meminimalisasi jitter ini,
diusahakan agar pengiriman tiap-tiap paket data melalui jalur yang sama dan
jangan sampai terjadi packet loss atau kongesti jaringan. Standar jitter yang
diijinkan oleh ITU-T G.114 adalah kurang dari 75 ms. Nilai jitter dapat dicari
menggunakan persamaan berikut :
π‘—π‘–π‘‘π‘‘π‘’π‘Ÿ = π·π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘–π‘ π‘‘π‘–π‘˜ π‘—π‘–π‘‘π‘‘π‘’π‘Ÿ x π‘…π‘Žπ‘›π‘‘π‘œπ‘š π‘—π‘–π‘‘π‘‘π‘’π‘Ÿ
Dimana,
Deterministik jitter
: Harga variansi delay pada saat data dikirimkan dari
ethernet menuju modem. Besarnya dipengaruhi oleh
frekuensi clock dari modem yang digunakan.
Random jitter
: Harga variansi delay yang timbul akibat dari pengaruh
elektris.
4. Packet loss. Packet loss pada teleservice jaringan GSM sangat besar
pengaruhnya, dimana jika terjadi packet loss akan menyebabkan fliker. Packet
loss makasimum yang masih bisa ditolerir adalah kurang dari 10 %. Packet
loss adalah merupakan besar dari paket yang hilang dalam jaringan karena
terjadi tabrakan atau collision. Dalam suatu jaringan packet loss akan selalu
mempunyai nilai dengan satuan persen (%). Yang menjadi faktor timbulnya
packet loss adalah kepadatan traffic dan bandwidth. Semakin besar bandwidth,
maka akan memperkecil terjadinya tabrakan data antara user yang satu dan
yang lainnya. Jika terjadi packet loss maka protokol network yang ada pada
router akan meminta pengirim untuk mengirim ulang paket data yang hilang
tersebut. Pada saat proses pengiriman ulang data yang hilang tersebut maka
akan menyebabkan meningkatnya nilai Jitter. Detektor dari packet loss berada
didalam router yang bernama carrier sense multiplexing and collision
detection (CSMA-CD). Nilai dari packet loss yang dihasilkan dalam suatu
komunikasi data dapat dirumuskan seperti pada persamaan berikut:
𝐿 = 100% ×
π‘›π‘‡π‘˜π‘–π‘Ÿπ‘–π‘š − π‘›π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž
π‘›π‘‡π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘Ž
Dimana,
nTterima
: jumlah dari T paket yang diterima
nTkirim
: jumlah dari T paket yang dikirim
T
: Tipe data dalam paket
Menurut ITU-T G.114 nilai packet loss maksimum yang dapat ditolerir adalah
kurang dari 10% dari paket yang dikirimkan.
5. Error. Dalam sebuah pengiriman aliran data, ada kemungkinan paket salah
arah ataupun rusak. Sehingga mengakibatkan paket mengambil route yang
berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Error ini memungkinkan terjadinya
packet loss.
2.2 Sistem Komunikasi Satelit IDR untuk Jaringan GSM
Perkembangan dunia telekomunikasi khususnya telekomunikasi satelit
sudah dapat mengatasi masalah pada komunikasi terestrial. Salah satunya adalah
jangkauan satelit yang luas dimana cakupannya adalah 1/3 bagian bumi sehingga
dapat diperoleh jaringan yang lebih luas dibandingkan dengan media terestrial.
(Trirezeki, 2008)
Keunggulan dari sistem komunikasi satelit adalah fleksibilitas dari stasiun
bumi pemancar dan penerima, yaitu dapat ditempatkan dimanapun tanpa ada
batasan jarak. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan jaringan
komunikasi yang bersifat tertutup (private) dan juga keandalan jaringan untuk
komunikasi data, komunikasi satelit telah menjadi pilihan utama. Banyak
perusahaan yang memanfaatkan keunggulan sistem komunikasi satelit, seperti
perusahaan - perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, stok marketing,
broadcasting, telekomunikasi, internet dan lain-lain. Salah satunya dengan sistem
komunikasi satelit intermediate data rate (IDR) yaitu sistem komunikasi satelit
yang menghubungkan stasiun bumi satu dengan stasiun bumi yang lain dengan
teknologi transmisi digital IDR yang mampu megirimkan data dengan kecepatan
64 Kbps - 44 Mbps. Komunikasi satelit IDR telah banyak dipergunakan oleh
operator telekomunikasi sebagai media dalam komunikasi jaringan mereka,
terutama sebagai jaringan backbone di daerah - daerah di pelosok dengan kondisi
geografis seperti pegunungan dan hutan - hutan yang membutuhkan biaya lebih
mahal jika menggunakan media terestrial.
Gambar 2.11 Komunikasi Satelit IDR untuk jaringan GSM
( Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id )
Sistem IDR menggunakan modulasi QPSK dengan laju informasi 64 Kbps
sampai 44 Mbps dan mampu menangani jaringan data dan suara. Dalam
pengoperasiannya sistem IDR menyesuaikan standar satellite system operation
guide (SSOG) 308 dimana pada dokumen ini dijelaskan persyaratan - persyaratan
stasiun bumi dalam transmisi IDR. Satu unit kanal IDR terdiri dari modulator dan
demodulator, FEC encoder dan decoder, pengacak (scrambler) dan anti pengacak
(descrambler) serta overhead unit (untuk laju informasi di atas 512 Kbps).
Modulator dan demodulator yang digunakan adalah jenis QPSK.
Forward error correction (FEC) adalah metode pengoreksi kesalahan
dengan menambahkan bit tambahan pada sistem redudansi di sisi pemancar. FEC
dibutuhkan untuk mengoptimalkan penggunaan daya dan lebar pita satelit dan
menyediakan kehandalan yang memungkinkan dengan terbatasnya sistem serta
mampu memperbaiki bit error rate (BER). Pengacak berfungsi menstabilkan daya
sinyal pembawa pada transponder satelit dan stasiun bumi agar tetap
memancarkan sinyal walaupun tidak ada sinyal informasi. Sedangkan anti
pengacak untuk membentuk kembali kode kode yang telah diacak. Unit overhead
pada sisi pemancar membawa sinyal data dan menambah bit overhead 96 kbps
untuk laju data di atas 2048 Mbps. Overhead framing unit ini terdiri dari unit
engineering service circuit (ESC) yang merupakan perlengkapan komunikasi
utama untuk menajemen, operasi dan pemeliharaan alarm.
Gambar 2.12 Unit Kanal Pemancar Satelit IDR
( Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id)
Gambar 2.13 Unit Kanal Pemancar Satelit IDR
( Sumber : http://www.lontar.ui.ac.id )
2.3 Next Generation Network (NGN) Wireless Backhaul
2.3.1 Teknologi next generation network (NGN)
Next generation network (NGN) dirancang untuk memenuhi kebutuhan
infrastruktur informasi dan komunikasi abad ke 21. Konsepnya lebih dari sekedar
Internet yang digabungkan dengan PSTN dan ISDN. Keunggulan NGN,
dibandingkan dengan PSTN dan Internet saat ini dipaparkan dalam tabel berikut
(Moradessi dkk, 2000)
Tabel 2.2 Keunggulan NGN dibanding PSTN dan Internet
PSTN/IN
Internet
NGN
Multimedia service
No
Yes
Yes
QoS-enabled
Yes (voice)
No
Yes
Network intelligence
Yes
No
Yes
Intellegence CPE
No
Yes
Yes
Undeslying transport network
TDM
Packet
Packet
Service architecture
Semi-distinct
Ad hoc
Distinct
Integrated control and management
No
Yes
Yes
Service reliability
High
Low
High
Service creation
Complex
Ad hoc
Systematic
Ease of use of service
Medium
High
High
Evovability / modularity
Low
Medium
High
Time to market services
Long
Short
Short
Architecture openness
Low
High
High
( Sumber : http://ikc.dinus.ac.id/umum/koen/koen-ngn.zip )
NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam trafik sesuai
kebutuhan customer yang terus berkembang. Jaringan tidak lagi diharapkan
bersifat TDM seperti PSTN sekarang, melainkan sudah dalam bentuk paket - paket
yang efisien, namun dengan keandalan dan kualitas (QoS) terjaga. Jika PSTN
meletakkan kecerdasan pada network, dan Internet meletakkannya pada host, maka
NGN menyebarkan kecerdasan pada network dan host. Feature layanan lintas
media menjadi dimungkinkan. (Wastuwibowo, 2004)
2.3.1.1 Arsitektur NGN
NGN disusun dalam blok - blok kerja yang terbuka, dan bersifat open
sistem, seperti dipaparkan dalam gambar di bawah. Empat blok utama adalah:
services and applications, control and signalling, transport dan network
management. Setiap blok memiliki pengembangan yang terbuka lebar, namun
harus selalu dapat dikomunikasikan dengan pengembangan blok - blok lainnya
untuk mendukung evolusi network secara bersama-sama. Dalam pengembangan
NGN, penting untuk menggunakan.acuan - acuan standar, yang menjamin
performansi yang lebih tinggi dan interoperabilitas yang lebih baik daripada
arsitektur ad-hoc yang tidak standar. (Wastuwibowo, 2004)
Gambar 2.14 Arsitektur Standar NGN
( Sumber : http://ikc.dinus.ac.id/umum/ )
Blok Transport membawa bukan hanya bagian media yang berupa data,
suara, dan gambar dari customer, tetapi juga membawa sinyal - sinyal dari blok blok lainnya. Transportasi data harus dioptimasi sesuai dengan beragam jenis trafik
yang akan dilewatkan. Termasuk di dalam blok ini adalah transport di core
network dan di access network, serta di mobile network.
Blok Control and Signalling melakukan pengendalian dengan bertukar
informasi permintaan panggilan dan policy network serta mengirimkan perintah perintah yang sesuai kepada blok Transport untuk menyampaikan media data dan
sebagainya ke tujuan yang benar, sesuai policy yang ditetapkan.
Blok Services and Application berisi aplikasi - aplikasi network dalam
bentuk software yang mendefinisikan layanan yang diberikan, feature yang
disediakan dan pengaturan - pengaturan lain termasuk billing.
2.3.1.2 Layanan NGN
Layanan dan aplikasi NGN merupakan perbaikan dan pengembangan dari
implementasi intelligent network (IN) yang telah melengkapi PSTN masa kini. IN
pada PSTN bersifat sangat terbatas, karena faktor-faktor berikut:
1. Keterbatasan dalam melakukan pemrograman pada sentral-sentral PSTN lebih
dari yang diperbolehkan vendor.
2. Keterbatasan jumlah programmer dan programming tools yang mampu
melakukan pemrograman pada sentral.
3. Masalah interoperabilitas antar sentral PSTN, khususnya yang berbeda merk,
teknologi, atau platform.
Penyusunan framework layanan dan aplikasi pada NGN harus mengacu
pada target berikut:
1. Mendukung lingkungan pembangunan dan pengelolaan yang standar, tidak
tergantung pada vendor tertentu.
2. Mendukung pemrograman yang standar dan portabel untuk pengembangan
layanan atau penambahan layanan baru, yang memungkinkan penulisan
program satu kali untuk digunakan pada berbagai platform yang berbeda.
3. Mendukung application programming interface (API) yang standar dan terbuka
untuk melakukan akses pada fungsi-fungsi dalam platform maupun utilitinya.
4. Mampu dipasang pada berbagai jenis network dan protokol.
2.3.2 Migrasi next generation network (NGN)
NGN (next generation network) merupakan konvergensi antara jaringan
sirkuit (circuit network) dan jaringan paket (packet network), termasuk di
dalamnya jaringan seluler, yang akan menjadi kebutuhan di masa depan. Ini
dikarenakan komunikasi bukan lagi cuma melibatkan suara, namun juga data,
gambar, bahkan video. Migrasi dan konvergensi dari teknologi - teknologi yang
ada tersebut tentunya berujung pada satu teknologi baru yang diharapkan dapat
menghantarkan berbagai informasi secara efisien, scalable, memungkinkan
diferensiasi dalam satu sistem, serta mampu diakses secara mobile. (Megawati,
2011)
Standar untuk NGN adalah IEEE 802.16e yang di setujui pada 7 Desember
2005. Standard IEEE 802.16 merupakan turunan dari standar IEEE 802.11.
Teknologi IEEE 802.16 ini yang kemudian hari di kenal sebagai WiMAX. Sejak
berkembangnya VoIP (voice over IP) maka layanan komunikasi suara bukan
hanya bisa dilewatkan jaringan sirkuit namun juga oleh jaringan paket yang
berbasis IP (Internet Protocol). Dengan teknik packet voice, suara akan dikonversi
menjadi bentuk digital, kemudian dimampatkan (compress) dan akhirnya dibagi
menjadi beberapa paket suara untuk kemudian dikirim. Arsitektur migrasi next
generation network (NGN) dapat dilihat pada gambar berikut (Megawati, 2011) :
Gambar 2.15 Jaringan Exsiting
( Sumber : http://telcoplanet.wordpress.com/ )
Jaringan existing belum terkonvergensi secara penuh, terutama layanan
data, multimedia dan voice. Masing – masing dapat berkomunikasi pada level
signaling (antara teknologi fixed voice dengan wireless voice) sedangkan untuk
data belum konvergen. Sehingga tidak bisa berkomunikasi antar user device yang
berbeda.
Gambar 2.16 Model Migrasi NGN
( Sumber : http://telcoplanet.wordpress.com )
Dalam gambaran migrasi diatas, fungsi switch diambil alih oleh softswitch,
karena sentral lokal tidak mampu menangani packet voice traffic, sehingga
menghambat migrasi all services over IP. Skenario untuk jaringan telekomunikasi
masa depan (NGN) adalah transport dan teknik switching dilakukan dalam bentuk
paket dan voice service akan disediakan terpisah dari sistem switching
2.4 Cisco IP Radio Access Network (RAN)
Radio access network (RAN) mengacu pada bagian jaringan berbasis
wireless radio frequency (RF) yang menyediakan akses dari perangkat terminal
mobile (pemancar / penerima) ke jaringan core atau backbone jaringan penyedia
layanan radio dan akhirnya kepada public switched telephone network (PSTN),
internet atau layanan berbasis IP lainnya. IP RAN terdiri dari base station,
controller, dan link radio diantara base station dan controller. RAN dapat dalam
bentuk layanan berbasis time division multiplexing (TDM) selular 2G, misalnya
D-AMPS atau GSM, layanan seluler 3G misalnya EDGE, GPRS, dan UMTS,
ataupun layanan berlisensi dan tidak berlisensi lainnya misalnya WiMAX.
Solusi Cisco IP RAN adalah sebuah bagian dari solusi berbasis IP yang
memperluas kemampuan jaringan Cisco IP dari jaringan core ke jaringan edge
dengan menyiapkan transportasi semua trafik radio access network (RAN)
melalui pseudowires (PW) atau melalui carrier ethernet. Dengan menyediakan
akses platform agnostic, solusi Cisco IP RAN ini menciptakan biaya yang efektif,
kondisi yang terkendali untuk konvergensi jaringan dengan membentuk sebuah
backbone umum dari migrasi jaringan tradisional, konvergensi arsitektur jaringan
seluler ke dalam Cisco IP atau multiprotocol label switching (MPLS). Solusi
Cisco IP RAN ini menyediakan standar industri pseudowire (PW) untuk setiap
aplikasi protokol dan juga digunakan dalam optimalisasi jaringan radio access
network (RAN) GSM dan UMTS
Cisco menyediakan optimasi radio access network (RAN) yang dibangun
pada flatform Cisco MWR 2941. Platform ini dirancang untuk mengoptimalkan
arsitektur jaringan radio access network (RAN) GSM dan UMTS melalui
backhaul E1/T1 dan mengurangi beban lalu lintas bandwidth intensif seperti high
speed packet access (HSPA) melalui biaya media IP broadband yang efisien.
.
2.4.1 Radio access network (RAN) untuk layanan voice berbasis TDM 2G
Time division multiplexing (TDM) adalah suatu mekanisme untuk
menggabungkan dua atau lebih aliran data kecepatan rendah ke saluran
komunikasi tunggal berkecepatan tinggi. Dalam model ini, data dari berbagai
sumber dibagi menjadi segmen – segmen yang ditransmisikan dalam urutan yang
telah didefinisikan. Setiap aliran data yang masuk dialokasikan kedalam timeslot
dengan panjang yang tetap, dan data dari setiap aliran ditransmisikan pada
gilirannya. Sebagai contoh, data dari aliran data 1 ditransmisikan selama timeslot
1, data dari aliran data 2 ditransmisikan selama timeslot 2, dan seterusnya.
Kemudian setelah semua aliran masuk mempunyai data yang ditransmisikan,
siklus dimulai lagi dengan aliran data 1.
Gambar 2.17 Arsitektur RAN dengan TDM Voice pada Jaringan 2G
( Sumber : www.cisco.com )
Urutan dari aliran data yang ditransmisikan tetap dijaga agar aliran data
yang masuk dapat disusun kembali setelah tiba di destination. Mobile transport
over packet (MToP) mengenkapsulasi aliran TDM untuk pengiriman melalui
jaringan packet-switching (PSNs) menggunakan metode berikut :
1. Structure-agnostic TDM over packet (SAToP). Sebuah metode untuk
enkapsulasi aliran bit-TDM E1 (2048 kbit/s), T1 (1544 kbit/s), E3 (34368
kbit/s) dan T3 (44736 kbit/s) sebagai pseudowires melalui jaringan packetswitching ( PSNs)
2. Circuit emulation services over PSN (CESoPSN). Sebuah metode untuk
encapsulasi terstruktur pada sinyal TDM sebagai pseudowires melalui jaringan
packet-switching ( PSNs)
Pseudowire (PW) sendiri merupakan sebuah mekanisme yang membawa
unsur - unsur penting dari layanan yang diemulasikan dari satu perangkat ke satu
atau lebih perangkat lain melalui jaringan packet switching (PSNs) Dalam konteks
seudowires (PW) digunakan IP atau jaringan MPLS sebagai mekanisme untuk
meneruskan paket. Adapun mappingnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.18 Blok Diagram Dasar Psuedowires
( Sumber : www.cisco.com )
2.4.2 Enkapsulasi aliran bit TDM GSM dengan point to point protocol (PPP)
Perangkat cisco MWR DC 2941 memanfaatkan teknologi MToP dengan
mengenkapsulasi aliran bit TDM dari GSM, enkapsulasi yang dipergunakan
adalah enkapsulasi point to point protocol (PPP). Point to point protocol (PPP)
dirancang untuk mengangkut multi-protocol-packet antara dua peers yang
dihubungkan dengan link. Dimana link tersebut menyediakan operasi full duplex
secara dua arah yang simultan. PPP terdiri dari 3 komponen utama antara lain :
1. Sebuah metode, untuk mengkapsulasi datagram dalam bentuk multi-protocolpacket. PPP mendukup asynchronous link dengan 8 bit data tanpa parity
ataupun synchronous link dengan sejumlah bit data yang terorientasi.
2. Sebuah link control protocol (LCP) untuk membangun, mengkonfigurasi, dan
menguji konektivitas data-link. Hal ini memungkinkan dua peers untuk
menegosiasikan beberapa pilihan link layer yang akan digunakan.
3. Sebuah
network
control
protocol
(NCP)
untuk
menetapkan
dan
mengkonfigurasi layer network yang berbrda . Hal ini memungkinkan dua
peers untuk menegosiasikan beberapa pilihan network layer yang akan
digunakan.
PPP sendiri beroperasi dengan beberapa tahapan atau urutan yang tidak
bisa dioverlapping. Sebelum kedua peers dapat mulai mengirim paket data, setiap
ujung
links
PPP
harus
terlebih
dahulu
mengirim
paket
LCP
untuk
mengkonfigurasi dan menguji data link. Setelah link yang akan dipergunakan
ditetapkan, peers dapat diotentikasi. Kemudian, PPP harus mengirim paket NCP
untuk memilih dan mengkonfigurasi satu atau lebih protokol network layer yang
akan digunakan. Setelah masing - masing protokol network layer yang dipilih
telah dikonfigurasi, aliran data atau datagrams dari setiap protokol network layer
dapat dikirim melalui link. Link ini akan tetap dikonfigurasi untuk komunikasi
sampai LCP atau NCP secara eksplisit berhenti mengirimkan paket, sehingga link
down, atau sampai terjadi suatu peristiwa eksternal (misalnya campur tangan
administrator network). Operasi PPP dapat dilihat pada ilustrasi gambar berikut :
Gambar 2.19 Operasi PPP
( Sumber : http://blog.unsri.ac.id/ )
Sedangkan untuk format enkapsulasi PPP dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.20 Format Enkapsulasi PPP
( Sumber : http://blog.unsri.ac.id/ )
Setiap frame dari PPP dimulai dan diakhiri dengan flag (0x7E) byte. Flag
pada awalframe adalah diikuti oleh address byte dan control byte. Nilai dari
address field adalah 0xFF yang menunjukkan broadcast address dan nilai control
field adalah 0x03 yang menunjukkan frame tersebut tidak bernomor dan tidak
memiliki flow control. Protocol field menunjukkan protokol jaringan (NLP) yang
digunakan untuk mentransfer data, atau jua menunjukan jenis LCP atau NCP
yang digunakan. Pada gambar di atas menunjukkan nilai protokol jaringan (NLP)
yang digunakan untuk transfer data berjenis IP versi 4 adalah 0x0021. Sedangkan
untuk protokol NLP cisco sistem nilainya adalah 0x0041.
2.4.3 Mobile wireless router (MWR) 2941
Cisco mobile wireless router (MWR) DC 2941 adalah sebuah platform
cell-site akses khusus yang dirancang untuk mengoptimalkan, mengumpulkan dan
mentransportasikan campuran trafik radio access network (RAN) dari generasi
jaringan yag berbeda. Router ini digunakan pada edge cell-site sebagai bagian dari
radio access network (RAN) 2G, 3G, atau 4G. Perangkat ini membantu
memungkinkan berbagai solusi radio access network (RAN) dengan memperluas
konektivitas IP untuk perangkat yang bekerja pada jaringan Global System for
Mobile Communications (GSM), General Packet Radio Service (GPRS),
Enhanced Data Rates for GSM Evolution (EDGE), Division Multiple Access
(CDMA), CDMA-2000, EVDO, WiMAX dan perangkat pada cell-site lainnya.
Cisco MWR 2941-DC memprioritaskan dan memproses cell-site untuk
layanan suara, data dan trafik signaling sebagai bagian dari solusi radio access
network (RAN) backhaul untuk transportasi yang handal di setiap jaringan
backhaul yang tersedia, termasuk E1/T1, ATM, carrier ethernet, microwave,
WiMAX dan jaringan satelit. Karena Cisco MWR 2941-DC memang dirancang
khusus untuk cell-site, maka perangkat ini memiliki ukuran yang relatif kecil,
fitur clocking yang baik, dapat beroperasi dengan baik pada suhu yang extrim dan
power dengan input tegangan direct current (DC). Prosesor router ini termasuk
prosesor dengan kinerja tinggi digabungkan dengan mesin pengolahan jaringan
yang kuat, switching dengan line-rate level 2 ,clocking dan sinkronisasi yang
tepat serta komprehensif dengan Cisco IOS Software yang telah disesuaikan
untuk aplikasi backhaul RAN.
Gambar 2.21 Cisco MWR 2941-DC Mobile Wireless Router
( Sumber : http://www.cisco.com )
Adapun manfaat utama dari penggunaan router Cisco MWR DC 2941
sebagai solusi RAN backhaul dengan cell-site gateway adalah sebagai berikut :
1. Segmentasi trafik. Memungkinkan untuk melakukan segmentasi trafik suara
pada backhaul jaringan 2G dan 3G melalui infrastruktur TDM (T1/E1), dimana
secara simultan dapat menggunakan jaringan high speed
seperti backhaul
carrier Ethernet high speed packet access (HSPA), Long-Term Evolution
(LTE), Code Division Multiple Access (CDMA), Evolution-Data Optimized
(EVDO) dan WiMAX
2. Penggabungan dan perluasan cell-site. Menggabungkan beberapa base station
melalui beberapa TDM, Ethernet dan interface IP
3. Pseudowire emulation edge to edge (PWE3). Mendukung transportasi trafik
kapasits tinggi seperti Global System for Mobile Communications (GSM),
CDMA, and Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) dengan
biaya yang rendah.
4. Jaminan kualitas. Memungkinkan untuk menerapkan kualitas layanan (QoS)
pada cell-site untuk meningkatkan jaminan tingkat layanan, bahkan walaupun
melalui links microwave yang memiliki noise serta mendukung link Metro
Ethernet
5. Mendukung cell-site. Memberikan fasilitas remote ke sisi far end, sehingga
dapat melakukan manajemen jaringan tanpa perlu onsite, hal ini tentu kan
memberikan biaya operasional yang lebih efisien.
6. Cell-site IP points of presence (POPs). Memungkinkan untuk memberikan
pelayanan dan aplikasi berbasis IP yang baru pada setipa cell-ste
2.4.3.1 Spesifikasi hardware dan software
1. Spesifikasi hardware
Spesifikasi sistem operasi dari Cisco MWR DC 2941 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.3 Spesifikasi Sistem Cisco MWR DC 2941
Description
Specification
Cisco IOS Software host processor, network processor, clocking and
Processor types
synchronization complex, integrated Layer 2
Switch
Flash memory (compact
flash
External: 128 MB
memory)
System memory
512 MB (DRAM default)
Integrated HWIC slots
2
Onboard T1/E1 ports
16
Onboard Ethernet ports
4 100/1000 RJ-45 Gigabit Ethernet ports
2 1000 SFP Gigabit Ethernet ports
Console and auxiliary port
1 (up to 115.2 Kbps)
External timing interfaces
BITS input port, 10-MHz input/output, 1 PPS input/output
Power
DC only
Dimensions (H x W x D)
1.72 x 17.5 x 12.5 in. (4.37 x 44.45 x 31.75 cm)
Weight (without network
modules or WICs)
Rack mounting
12 lb (5.44 kg)
19 in.
Front-to-back airflow
Standard components
1-RU-high chassis
Front-panel access cabling and LED indicators
( Sumber : http://www.cisco.com)
Sedangkan untuk spesifikasi powernya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.4 Spesifikasi Power MWR DC 2941
Description
DC-input power and power
Dissipation
Specification
45W nominal (no HWIC), 65W maximum
DC-input voltage rating
20 to 60 VDC, 27 VDC or –48 VDC nominal, 60 VDC maximum
DC-input current rating
3.25A maximum
4 Position Euro Style Connector, A & B DC Power, AMPHENOL
Power connector
ELFP04210, MOLEX 0395300004 (P1 = + A PWR,
P2 = -A PWR, P3 = -B PWR, P4 = +B PWR.
( Sumber : http://www.cisco.com)
Spesifikasi environmentnya sebagai berikut :
Tabel 2.5 Environment Specifications MWR DC 2941
Description
Specification
Operating temperature
–4 to 140°F (–20 to 60°C)
Non-operating temperature
–40 to 185°F (–40 to 85°C)
Relative humidity
5 to 90 percent noncondensing, ±5 percent
Operation altitude
13,800 ft (4000m) maximum 104°F (40°C) ambient
Noise level
63.5 Dba
Airflow
18 cfm
( Sumber : http://www.cisco.com )
Pada perangkat Cisco MWR DC 2941 terdapat module card yang merupakan
interface yang mendukung wide area network (WAN) kecepatan tinggi,
adapun module tersebut sebagai berikut :
Tabel 2.6 HWIC Module MWR DC 2941
WIC and VWIC Part Number
Description
HWIC-4T1/E1
4-port T1/E1 HWIC
HWIC-4SHDSL
4-port G.SHDSL HWIC
HWIC-1ADSL
1-port ADSL-over-POTS HWIC
HWIC-1GE-SFP
GE high-speed WIC with 1 SFP slot
HWIC-D-9ESW
9-port 10/100 Ethernet switch interface card
( Sumber : http://www.cisco.com )
2. Spesifikasi software
Sofware untuk Cisco MWR 2941-DC disesuaikan untuk transportasi IP RAN
dan mencakup beberapa fitur Cisco IOS yang khusus dikembangkan untuk
aplikasi tersebut. Fitur tertsebut termasuk adaptive clock recovery (ACR),
IEEE 1588-2008, ITU-T synchronous ethernet (SynchE), and IETF ATM,
TDM dan ethernet pseudowire emulation edge to edge (PWE3). Fitur lain yang
tak kalah penting adalah routing permanent virtual circuit (PVC) Cisco ATM,
yang menyediakan kemampuan routing pada traffic 3G yang berbeda melalui
media backhaul yang berbeda, dengan tetap memberikan load-balancing dan
path cadangan untuk transportasi trafiknya. Sofware pada Cisco MWR DC
2941 ini mendukung Cisco IOS yang didesain dengan prosesor untuk
meningkatkan kinerja protocol PWE3 , multilink point-to-point protocol
(MLPPP), multiprotocol label switching (MPLS) dan layanan jaringan ATM
seperti segementasi cell segmentation and reassembly (SAR) dan atm adaption
layer 0 (AAL0) untuk AAL2 suara dan data
2.4.3.2 Konfigurasi Cisco MWR DC 2941
Berikut beberapa contoh konfigurasi pada Cisco MWR DC 2941 dengan
command line interface (CLI) :
controller E1 1/0 – 1/3
controller E1 2/0 – 2/3
clock source internal οƒ  untuk site BSC
clock source line οƒ  untuk site BTS
channel-group 1 timeslots 1-31
description Backhaul to BSC/BTS <Nama site> <Nama ISP>
no shut
interface Serial 1/0:1 – 1/3:1
interface serial 2/0:1 – 2/3:1
description Backhaul to BSC /BTS <Nama Site> <Nama ISP>
no ip address
encapsulation ppp
keepalive 1 1
ppp multilink
ppp multilink group 1
max-reserved-bandwidth 100
Kode 2.1 Konfigurasi Controller dan Interface Backhaul Cisco MWR DC 2941
Konfigurasi diatas merupakan contoh konfigurasi untuk konektifitas
antarmuka (interface) backhaul E1 Cisco MWR DC 2941 pada masing – masing
site BSC dan BTS. Backhaul (BH) merupakan istilah dalam NGN yang mengacu
pada infrastruktur jaringan utama (backbone). Sedangkan shorthaul (SH)
merupakan jaringan ditingkat distributionnya, misalnya pada interkoneksi
antarmuka Abis, maka backhaulnya adalah antarmuka yang menghubungkan
router near end dan far end dan shorthaulnya adalah antarmuka router dengan
BSC atau BTS. Untuk konfigurasi SH dapat dilihat pada konfigurasi dibawah ini :
controller E1 0/0 – 0/15
clock source line οƒ  untuk site BSC
clock source internal οƒ  untuk site BTS
channel-group 1 timeslots 1-31
description Shorthaul to BSC/BTS <Name site> <Tipe machine ;
GSM/DCS>
no shut
interface Serial 0/0:1 – 0/15:1
description shorthaul to BSC/BTS <Name Site> <Tipe machine ;
GSM/DCS>
no ip address
encapsulation gsm-abis
gsm-abis local <IP lokal / near end> <4000 – 4015> οƒŸport
gsm-abis remote <IP remote / far end> <4000 – 4015> οƒŸport
gsm-abis set dscp ef
Kode 2.2 Konfigurasi Controller dan Interface Shorthaul Cisco MWR DC 2941
Network-clock-select 1 E1 0/0 – 0/15 οƒ  diambil dari shorthaul E1
site BSC
Network-clock-select 1 E1 1/0 – 1/3, 2/0 – 2/3 οƒ  diambil dari
backhaul E1site BTS
Kode 2.3 Konfigurasi Network Select Cisco MWR DC 2941
Konfigurasi network clock select berfungsi untuk memetakan urutan
peering untuk koneksi shorthaul (SH) dan backhaul (BH) antar site BSC dan
BTS. Dalam Cisco MWR DC 2941 dikenal istilah multilink, dimana multilink
disini dimaksudkan untuk membundle link microwave kedalam sebuah “logical”
dengan diberikan alamat IP untuk tujuan optimasi link transport.
Adapun
konfigurasi dasarnya dapat dilihat sebagai berikut :
interface Multilink1 οƒ  alokasi multilink number
description peering to <peering hostname>
ip address <xx.xx.xx.xx/30>
ip tcp header-compression ietf-format
keepalive 1
ppp pfc local request
ppp pfc remote apply
ppp acfc local request
ppp acfc remote apply
ppp multilink
ppp multilink interleave
ppp multilink group 1
ppp multilink fragment delay 0 1
ppp multilink multiclass
ppp timeout multilink lost-fragment 1
max-reserved-bandwidth 100
ip rtp header-compression ietf-format
Kode 2.4 Konfigurasi Multilink Cisco MWR DC 2941
2.4.3.3 Mobile wireless transport manager (MWTM)
Mobile wireless transport manager (MWTM) adalah sebuah produk
perangkat lunak untuk manajemen jaringan yang memungkinkan admin sebuah
jaringan untuk menemukan, mengelola dan memecahkan masalah jaringan yang
termasuk Cisco radio access network optimization (RAN-O). MWTM
menyediakan fitur utama sebagai berikut :
1.
Menggunakan arsitektur client-server
2.
Beroperasi pada standar jaringan yang terhubung dengan IP melalui virtual
private networks (VPN). Juga dapat dijalankan di jaringan NAT, firewall,
port-forwarding dan secure socket layer (SSL) dengan konfigurasi tambahan
yang minimal. MWTM dapat digunakan dalam masing-masing jaringan /
system secara individual atau dengan kombinasi apapun.
3.
Merupakan software berbasis Java, yang mudah digunakan dengan navigasi
berupa “pohon” sebagai graphical user interface (GUI) untuk menampilkan
semua object pada sebuah jaringan.
4.
Juga dapat digunakan dengan command line interface (CLI) pada server
5.
Dapat menemukan jaringan RAN-O dari perangkat RAN-O manapun secara
otomatis dan dapat membuat topologi (graphical) dan tabular / text untuk
menampilkan jaringan tersebut.
6.
Memungkinkan disesuaikan hampir disetiap aspek GUI baik itu topologi
ataupun tabular untuk memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan. GUI yang di
sesuaikan tersebut juga dapat disimpan referensi bagi pengguna lain dan
penggunaan di masa depan
7.
Secara otomatis dapat menyimpan preferensi yang kita atur, seperti ukuran
window, urutan kolom pada
window dan secara otomatis menggunakan
preferensi tersebut setiap kali MWTM klien dijalankan.
8.
Dapat melakukan monitoring baik itu on demand atau sesuai dengan interval
waktu yang dikehendaki. Dan dapat melakukuan report status monitoring
jaringan secara realtime
9.
Dapat menambahakan detail pada report seperti deskripsi, lokasi, sejarah
layanan, yang menyebabkan event, seberapa sering peristiwa itu terjadi dan
sebagainya
10. Dapat mensetting suara untuk jika terjadi alarm, bias mengirimkan email
secara otomatis jika ada alarm ini dapat disetting di MWTM server
11. Mendukung uptime tinggi pada multiple server, dynamic routing, manajemen
prosese secara otomatis, kostumisasi termasuk aplikasi untuk diagnosis
realtime
Gambar 2.22 Capture Saat Monitoring Backhaul selama 24 jam
( Sumber : http://10.1.176.102:17850 )
BAB IiI
MATERI DAN METODE
Download