BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengelolaan persediaan suku cadang kendaraan bermotor (spare part) yang berjalan saat ini pada PT. PUTRATUNGGAL ANEKA, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pemesanan spare part dilakukan dalam jumlah yang tidak pasti, dengan berbagai jenis, tanpa memperhatikan jumlah dan jenis spare part aktual yang sesuai dengan kebutuhan, yang mengakibatkan sering terjadi kekurangan atau kelebihan persediaan spare part tertentu didalam gudang. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan menggunakan suatu sistem yang dapat mengidentifikasikan secara akurat jumlah dan jenis spare part yang akan dipesan, sesuai dengan kebutuhan. 2. Persediaan spare part pada jumlah terendah (minimum stock) sebagai persediaan cadangan atau penyelamat tidak ditentukan. Dengan demikian, terdapat kemungkinan pada suatu waktu perusahaan mengalami kekurangan persediaan spare part (stock out). Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan menggunakan suatu sistem yang dapat digunakan dalam menentukan jumlah spare part minimum yang harus dimiliki didalam gudang. 3. Pemesanan spare part tidak dilakukan pada suatu titik atau batas dari jumlah dan jenis spare part yang ada, yang mengharuskan diadakannya pemesanan kembali (Reorder Point (ROP)). Dengan demikian, terdapat kemungkinan perusahaan mengalami kekurangan atau kelebihan spare part pada suatu 162 waktu. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan menggunakan suatu sistem yang dapat menentukan titik pemesanan kembali (ROP) atas suatu item persediaan spare part agar persediaan spare part yang telah terpakai dapat tergantikan. 4. Terdapat perangkapan tugas oleh kepala bengkel, dimana kepala bengkel bertugas menentukan jenis, jumlah, dan waktu pemesanan spare part untuk persediaan, serta bertanggung jawab dalam hal pemesanan, penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian spare part seorang diri. Dengan demikian, tidak terdapat fungsi saling kendali (controlling) dalam hal pemesanan persediaan spare part. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan membentuk bagian logistik (gudang) dibawah manajer operasional yang bertanggung jawab atas segala hal yang berhubungan dengan pengelolaan persediaan spare part perusahaan. 5. Sistem pengelolaan persediaan spare part yang berjalan selama ini tidak menggunakan catatan atau dokumen pengawasan persediaan. Dengan demikian, perkembangan persediaan spare part sulit untuk diikuti dengan baik. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan menggunakan catatan atau dokumen pengawasan persediaan yang berhubungan dengan pencatatan mengenai pemesanan, penerimaan, dan pengeluaran atau pemakaian persediaan spare part. 163 6. Proses pengelolaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan terhadap halhal yang berhubungan dengan persediaan spare part tidak didukung oleh informasi yang akurat. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan menggunakan suatu sistem pengelolaan persediaan spare part yang dapat memperoleh, mengolah, dan menghasilkan informasi tentang persediaan spare part yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. 5.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PT. PUTRATUNGGAL ANEKA, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan tindak lanjut yang lebih baik dari hasil pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut : 1. Perusahaan sebaiknya menggunakan sistem yang diusulkan oleh penulis dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan saat ini, yaitu dalam hal pengelolaan persediaan spare part yang dimiliki perusahaan. 2. Perusahaan sebaiknya memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang diusulkan oleh penulis, dengan mengambil “tindakan nyata” dalam rangka mewujudkan pengelolaan persediaan spare part yang efektif dan efisien. 3. Kualifikasi staff gudang (logistik) yang akan direkrut sebagai pelaksana dan penanggung jawab dalam hal pengelolaan persediaan spare part sebaiknya memiliki kemampuan dasar komputer, untuk mempermudah pada saat pelatihan dan penggunaan sistem. 164 4. Perusahaan sebaiknya lebih berhati-hati dan waspada terhadap pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian persediaan spare part dalam jumlah (saldo) yang cukup besar, serta bersikap tegas kepada seluruh elemen perusahaan bilamana terbukti melakukan kecurangan yang merugikan perusahaan. 5. Kepada peneliti berikutnya yang hendak melakukan penelitian pada PT. PUTRATUNGGAL ANEKA, sebaiknya membahas masalah pemakaian spare part oleh setiap mobil angkutan umum yang dimiliki PT. PUTRATUNGGAL ANEKA, sehingga penggunaan spare part oleh masingmasing unit mobil angkutan umum dapat dikendalikan dengan baik.