peningkatan daya saing pengrajin industri kecil rumah

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
PERENCANAAN PROYEK PIPANISASI BBM SURABAYAKRATON-MALANG DAN CASH FLOW ANALYSIS-NYA
Rizally Nur Aditya, I Nyoman Pujawan
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penyaluran BBM dari Depot PERTAMINA Benteng Perak Surabaya menuju
Malang Kotalama selama ini dilayani oleh truk pengangkut BBM dan kereta api
pengangkut BBM yang terkendala masalah di sekitar Porong, yakni luberan lumpur
panas yang memutus jalan tol dan merusak jalur kereta api. Akibatnya sering terjadi
keterlambatan pengiriman BBM menuju Pasuruan dan Malang. Khusus rangkaian
kereta api, kondisi geografis petak antara stasiun Bangil dan Malang yang menanjak,
membuat proses pengiriman BBM harus dilakukan berulangkali karena keterbatasan
kemampuan lokomotifnya. Karena kontraktor hanya akan dibayar berdasarkan progres
pekerjaan yang telah dilakukan dalam jangka waktu periodik, maka harus
diperhitungkan modal kerja yang tersedia, biaya operasional, dan potensi keuntungan
yang akan diperoleh. Juga harus dipertimbangkan batas kemampuan perusahaan untuk
menjaga proyeknya tetap berjalan seandainya tidak terbayarkan tepat waktu.
Perhitungan akan menggunakan metode discounted cash flow.
Dari penelitian ini diharapkan dapat menganalisa cash flow sepanjang proyek
dan dari hasilnya dapat menentukan jadwal proyek yang paling mungkin dan dapat
memberikan arus kas yang baik bagi kontraktor.
Kata kunci: manajemen proyek, pipanisasi BBM, cash flow analysis, procurement
management
LATAR BELAKANG
Penyaluran BBM dari Depot PERTAMINA Benteng Perak Surabaya (Instalasi
Surabaya Group) menuju Malang Kotalama selama ini dilayani oleh truk pengangkut
BBM dan kereta api pengangkut BBM. Permasalahan yang dihadapi adalah kondisi di
sekitar Porong, yakni luberan lumpur panas yang memutus jalan tol dan merusak jalur
kereta api sehingga sering terjadi keterlambatan pengiriman BBM menuju Pasuruan dan
Malang. Khusus rangkaian kereta api, kondisi geografis antara Bangil – Malang yang
menanjak, membuat proses pengiriman BBM harus dilakukan berulangkali karena
keterbatasan kemampuan lokomotifnya.
Dalam sebuah proyek perlu diperhatikan mengenai pengadaan barang dan jasa,
terlebih bagi sebuah kontraktor yang mendapatkan pekerjaan dari instansi pemerintah
(BUMN). Diperlukan manajemen pengadaan barang dan jasa yang baik agar semua
sumber daya yang diperlukan bisa disediakan tepat waktu pada saat setiap kegiatan
proyek dimulai. Ketersediaan sumber daya menjadi salah satu faktor krusial dalam
memperhitungkan kelancaran setiap proyek, termasuk juga pipanisasi BBM ini.
Kontraktor hanya akan dibayar berdasarkan progres pekerjaan yang telah
dilakukan dalam jangka waktu periodik, maka harus diperhitungkan modal kerja yang
tersedia, biaya operasional, dan potensi keuntungan yang akan diperoleh sehingga dapat
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
dipastikan bahwa proyek ini tidak mengganggu arus kas perusahaan. Analisis cash flow
dibutuhkan karena sebagai perusahaan jasa, rasio cash inflow dan cash outflow yang
baik menjamin proyek terlaksana tepat waktu. Dalam konteks ini, cash inflow berasal
dari keuntungan jasa pelaksanaan proyek ditambah dengan keuntungan dari pengadaan
material lokal dan USD lokal yang telah disepakati akan diberikan kepada perusahaan
sesuai dengan kemajuan proyek setiap bulan berjalan yang telah disepakati oleh pihak
kontraktor dengan PERTAMINA pada waktu penandatanganan kontrak. Sementara
cash outflow adalah jasa pelaksanaan proyek ditambah dengan operasional perusahaan
(fixed cost).
Analisa diperlukan agar perusahaan dapat mengetahui seberapa banyak
keuntungan yang bisa didapatkan sesuai dengan kontrak dan progres pekerjaan.
Arus kas yang baik membuat proyek terlaksana tepat waktu, dan jika bisa dilakukan
penghematan waktu dengan crashing project, berarti fixed cost bulan yang bisa dihemat
bisa dihindari, sehingga menambah keuntungan bagi kontraktor. Sebagai
konsekuensinya, ada kemungkinan munculnya biaya yang harus ditanggung dengan
perubahan jadwal pelaksanaan proyek tersebut. Selama biaya tersebut tidak melebihi
dari cash inflow kontraktor, proyek masih akan memberi keuntungan.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
 Menemukan lintasan kritis proyek
 Menentukan jadwal pengadaan material sepanjang perjalanan proyek
 Membuat analisa finansial untuk mengetahui cash flow perusahaan selama
proyek berlangsung
 Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan cash inflow dengan mengubah
jadwal pelaksanaan proyek (crashing Project) beserta kemungkinan munculnya
biaya tambahan akibat pengubahan jadwal pelaksanaan proyek ini.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan observasi dan mengumpulkan data dan histori
proyek terdahulu di perusahaan, studi literatur, dan meninjau langusng kondisi
lapangan. Setelah semua data dikumpulkan, akan dilakukan pengolahan dan analisa.
Dimulai dengan membuat work breakdown structure, dilanjutkan dengan membuat
ketergantungan antar aktivitas, lalu dari situ akan dibuat network proyek yang
direncanakan. Dari Gantt chart akan didapatkan lintasan kritis proyek. Dari jadwal
perencanaan proyek akan didapatkan jumlah biaya pengadaan material dan pelaksanaan
proyek disesuaikan dengan pembobotan setiap kegiatan berdasar durasi waktu pekerjaan
proyek. Dengan memperhitungkan modal kerja ditambah disbursement dibandingkan
dengan pengeluaran untuk material dan jasa ditambah overhead perusahaan setiap
bulan, akan didapatkan keuntungan sebelum pajak setiap bulannya, lalu dianalisa
menggunakan metode Discounted Cash Flow. Jika cash flow negatif maka harus dibuat
jadwal pelaksanaan proyek yang lebih baik. Jika cash flow sudah positif, skenario
pemendekan waktu dapat digunakan untuk enambah keuntungan.
ANALISA KONDISI DAN PEMBAHASAN
Perencanaan Pipanisasi Surabaya-Kraton-Malang
PERTAMINA untuk memberi service level yang lebih baik agar pendistribusian
BBM dari Surabaya menuju Malang melalui Kraton dapat dilakukan dengan lebih
ISBN : 978-602-97491-2-0
A-49-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
aman, lancar, dan berkualitas tinggi. Oleh karenanya, dilakukan analisa untuk
menempatkan jalur pipa tersebut dari Surabaya menuju Malang. Salah satu keuntungan
pendirian depot PERTAMINA Kraton Pasuruan adalah memudahkan sistem distribusi
menuju ke wilayah pantura tapal kuda Jatim seperti Pasuruan, Probolinggo dan
sekitarnya.
Jalur pipa ditanam paling dangkal sedalam paling tidak 5 ft atau sekitar 1.5
meter, terdiri dari dua pipa paralel berukuran 12 inci, dengan satu pipa berisi premium,
dan pipa lainnya berisi solar bergantian dengan kerosin. Jalur pipa ditanam mengikuti
atau tidak jauh dari jalur jalan raya utama untuk memudahkan inspeksi dan perawatan.
Jika jalur pipa harus melintasi sungai, maka akan dibangun struktur bentang sebagai
support pipa.
Jika diperlukan, dalam jalur pipa dapat diperlengkapi dengan booster untuk
menjaga agar aliran BBM dapat dijaga konstan, terutama pada daerah-daerah dimana
aliran BBM bisa terpengaruh kondisi alam, seperti di daerah pegunungan.
Work Breakdown Structure
Berikut adalah kegiatan-kegiatan/aktivitas yang dilakukan sepanjang proyek
dalam bentuk work breakdown structure agar mudah untuk merencanakan dan
mengendalikan proyek.
Nomor
Kegiatan
1
Pekerjaan Persiapan
1.1
Survei dan Penyelidikan Tanah
1.2
Engineering
1.3
Direksi Keet, Stock yard, dan jalan sementara
1.4
Mobilisasi dan demobilisasi, listrik, komunikasi, kendaraan dan air kerja
2
Modifikasi Depot Pertamina Benteng Surabaya / Instalasi Surabaya Group
2.1
Pekerjaan Sipil
2.1.1
Modifikasi rumah pompa+genset+pondasi
2.1.2
Pengecatan bangunan dan peralatan
2.2
Pekerjaan mekanikal
2.2.1
Booster pump c/w gas turbine
2.2.2
System pipa, ball valve, dan lain-lain
2.3
Pekerjaan listrik / instrumentasi
2.3.1
Listrik
2.3.2
Instrumentasi
3
Pembangunan Depot Kraton
3.1
Pekerjaan Sipil
3.1.1
Pekerjaan tanah dan dinding penahan tanah
3.1.2
Jalan, pagar, bangunan, filling shed
3.1.3
Bund wall, deep well, bak pemadam, oil separator
3.1.4
Pondasi tangki
3.1.5
Mebelair, taman, rambu, dan pengecatan
3.2
Pekerjaan mekanikal
3.2.1
Tangki dan pompa
3.2.2
Sistem pipa
3.3
Pekerjaan listrik/instrumentasi/telekomunikasi
3.3.1
Listrik
ISBN : 978-602-97491-2-0
A-49-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
3.3.2
Instrumentasi dan telekomunikasi
3.3.3
Keselamatan kerja dan lindungan lingkungan
4
Modifikasi Depot Malang Kotalama
4.1
Pekerjaan Sipil
4.1.1
Rumah pompa dan pondasi
4.1.2
Pengecatan bangunan dan peralatan
4.2
Pekerjaan mekanikal
4.2.1
Booster pump
4.2.2
Sistem pipa, ball valve, dan lain-lain
4.3
Pekerjaan listrik/instrumentasi
4.3.1
Listrik
4.3.2
Instrumentasi
5
Pembangunan Jalur Pipa Surabaya – Malang
5.1
Pekerjaan Sipil
5.2
Pekerjaan Mekanikal
5.3
Pekerjaan listrik/instrumentasi
6
Inspeksi, Ujicoba, dan Sertifikasi
7
Pekerjaan lain-lain
8
Perijinan
9
Asuransi
Lintasan Kritis
Lintasan kritis berada pada kegiatan Pekerjaan Tanah dan Dinding Penahan
tanah – Pondasi tangki dan pompa – Pekerjaan mekanikal tangki dan pompa – Inspeksi,
Ujicoba, dan sertifikasi.
Material
Material/resources local didapat dengan pesan dahulu bayar belakangan,
kontraktor mendapat keuntungan dari pembelian material lokal sebesar 8 (delapan)
persen dari total material lokal yang diterima setiap bulannya mengikuti aturan dasar
bahwa untuk reimburse harus memenuhi 2 persen akumulasi progres bulanan. Nilai
tersebut akan dibayar di bulan berikutnya. Sementara material USD lokal merupakan
material yang tidak bisa diproduksi oleh perusahaan dalam negeri, tetapi sudah memiliki
vendor di Indonesia yang memiliki stok material yang secara berkala diinspeksi oleh
PERTAMINA untuk menjamin kelancaran suplai materialnya. Untuk material USD
lokal, berlaku aturan yang sama seperti material lokal. Untuk material impor, kontraktor
tidak mengeluarkan biaya dari nilai material yang diimpor. Pelaksanaan impor untuk
seluruh peralatan dan bahan akan dilakukan oleh PERTAMINA dengan membuka
Irrevocable Letter of Credit (L/C) setelah Performance Invoice dari Supplier yang
ditunjuk oleh Kontraktor dan Rencana Impor Barang (RIB) diterima oleh PERTAMINA
Komponen Biaya dan Cash Flow Proyek
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai komponen biaya yang terlibat serta cash
flow proyek.
 Komponen Biaya
o Cash Inflow
o Cash Outflow
o Working Capital Awal
o Working Capital Akhir
ISBN : 978-602-97491-2-0
A-49-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011

Jadwal Pelaksanaan Proyek
Proyek direncanakan akan diselesaikan dalam 30 bulan, tetapi jika
dimungkinkan akan dilakukan crashing untuk memperbesar pendapatan bagi
perusahaan. Skenario crashing akan dilakukan pada jalur kritis, yaitu pada
aktivitas inspeksi, ujicoba, dan sertifikasi. Direncanakan akan dilakukan
crashing untuk 1 dan 2 bulan. Dari hasil perhitungan didapatkan cash flow dari
ketiga skenario tersebut.
Berikut ini adalah gambar perbandingan antara PV terhadap waktu bagi setiap scenario
Cash Flow
Rp1.500.000.000,00
Rp1.000.000.000,00
Rp500.000.000,00
Rp0,00
1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
(Rp500.000.000,00)
(Rp1.000.000.000,00)
(Rp1.500.000.000,00)
Bulan
Cash Flow Normal
Cash Flow Crash 1 bulan
Cash Flow Crash 2 bulan
Gambar 1 Cash Flow dari ketiga scenario
Sedangkan dari cash flow dapat ditentukan present value dari proyek terhadap waktu.
Present Value Terhadap Waktu
Rp1.500.000.000,00
Rp1.000.000.000,00
Rp500.000.000,00
Rp0,00
(Rp500.000.000,00)
1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
(Rp1.000.000.000,00)
(Rp1.500.000.000,00)
Bulan
PV Normal
PV crash 1 bulan
PV crash 2 bulan
Gambar 2 Present Value ketiga skenario terhadap waktu
Dari present value yang didapat dari cash flow, akan didapat NPV yang ditunjukkan
dalam tabel dibawah ini.
ISBN : 978-602-97491-2-0
A-49-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
Tabel 1 Perbandingan Cash Flow 30-29-28 bulan dan NPVnya
Crashing
0
1
2
Nominal
Rp557.141.832,26
Rp1.164.215.651,55
Rp1.267.235.392,41
NPV
Rp133.870.787,75
Rp657.998.543,05
Rp754.098.184,22
Durasi
30 bulan
29 bulan
28 bulan
KESIMPULAN DAN SARAN




Saran


Dari penelitian diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Lintasan Kritis proyek berada pada jalur pekerjaan tanah&dinding penahan
tanah – pondasi tangki dan pompa – pekerjaan mekanikal tangki dan pompa –
inspeksi, ujicoba, dan sertifikasi
Untuk pengadaan material lokal dan USD lokal dipesan langsung 1 bulan
sebelum aktivitas yang membutuhkannya dimulai, sedangkan untuk material
impor, pengadaannya dilakukan langsung oleh PERTAMINA, dimana
kontraktor hanya mempersiapkan agreement, urusan pabean, shipping and
handling setelah sampai, serta penyimpanan.
Direncanakan selama proyek berlangsung, cash flow diindikasikan positif
dengan kumulatif cash flow sebesar Rp. 557.141.832,26, dan analisa cash flow
menggunakan Discounted Cash Flow memberi nilai NPV dengan tingkat laju
bunga 10% sebesar Rp. 133.870.787,79. Oleh karenanya, proyek akan
memberikan keuntungan jika dilaksanakan.
Dalam skenario crashing proyek selama 1 bulan, didapatkan cash flow kumulatif
sebesar Rp. 1.164.215.651,55 dan analisa cash flow menggunakan Discounted
Cash Flow memberikan NPV sebesar Rp. 657.998.543,05. Dalam skenario
crashing proyek selama 2 bulan, didapatkan cash flow kumulatif sebesar Rp.
1.267.235.392,41 dan analisa cash flow menggunakan Discounted Cash Flow
memberikan NPV sebesar Rp. 754.098.184.22.
Dari penelitian, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut
Crashing jadwal pelaksanaan proyek memberi keuntungan tambahan bagi
kontraktor.
Jika mungkin, dalam penelitian berikutnya bisa disampaikan kemungkinan
mengubah cash flow untuk crashing proyek dengan waktu yang lebih lama lagi
DAFTAR PUSTAKA
Ardian, Y. (2005), Manajemen Proyek Perencanaan Pembangunan Gedung, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Coker, A. (2007), Ludwig’s Applied Process Design for Chemical and Petrochemical
Plants, 4th Edition, Gulf Professional Publishing, Burlington.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (2010), Refleksi Kinerja Sektor Energi
dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010, No. 73, Humas KESDM, Jakarta.
ISBN : 978-602-97491-2-0
A-49-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
Mehrotra, K., Chai, J., dan Pillutla, S., (1996), A Study of Approximating the Moments
of the Job Completion Time in PERT Networks, Journal of Operations
Management, Vol. 14, hal. 277-289.
McAllister, E. W. (1993), Pipe Lines Rules of Thumb Handbook, 3rd Edition, Gulf
Publishing Company, Houston.
Park, H.K., Han, S. H., dan Russel, J. S., (2005), Cash Flow Forecasting Model for
General Contractor using Moving Weight of Cost Categories, Journal of
Management in Engineering, hal 164-172.
Peters, M. dan Timmerhaus, K., (1968), Plant Design and Economics for Chemical
Engineers, 2nd Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Tokyo.
PMI, (2008), A Guide to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK
Guide), 4th Edition, Project Management Institute, Inc., Pennsylvania.
Riau Pos, (2010), Hatta: 2011, Konsumsi BBM Harus Dibatasi, [Online],
http://riaupos.com/news/2010/11/20/hatta-2011-konsumsi-bbm-harus-dibatasi/
[Diakses tanggal 5 Januari 2011]
Schwalbe, K. (2003), Information Technology Project Management, Course
Technology, Thomson Learning.
Vidianti, S. (2009), Model Matematika untuk Optimisasi Penyediaan BBM di
Indonesia, Department of Mathematics, Institut Teknologi Bandung.
Williams, M. (2008), The Principles of Project Management, 1st Edition, Site Point Pty.
Ltd., Australia
ISBN : 978-602-97491-2-0
A-49-7
Download